Capaian Pembelajaran
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, mahasiswa mampu:
Mengetahui dasar hukum dan definisi PPh pasal 21
Menghitung PPh 21
Melakukan pencatatan Akuntansi PPh pasal 21
Tarif yang dipakai adalah tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Pajak
Penghasilan, yaitu:
TABEL 4.1
Tarif untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
42
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan atau badan penyelenggara
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan
c. PTKP
2. Penerima Pensiun Penghasilan Kena Pajak =
Berkala seluruh jumlah penghasilan bruto dikurangi
dengan:
a.biaya pensiun, sebesar 5% dari penghasilan
bruto, setinggi-tingginya Rp 200.000,00
sebulan atau Rp 2.400.000,00 setahun.
b. PTKP
3. Pegawai tidak tetap Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan bruto -
yang penghasilannya
PTKP
dibayar secara
bulanan atau jumlah
kumulatif penghasilan
yang diterima dalam 1
bulan kalender telah
melebihi Rp.
4.500.000
4. Pegawai tidak tetap Penghasilan Kena Pajak =
yang menerima upah
Penghasilan bruto - Rp 450.000
harian, upah
mingguan, upah
satuan atau upah
borongan, sepanjang
penghasilan kumulatif
yang diterima dalam 1
bulan kalender belum
melebihi Rp 4.500.000
5. Bukan pegawai yang Penghasilan Kena Pajak =
menerima imbalan
50% dari jumlah penghasilan bruto – PTKP
yang bersifat
berkesinambungan perbulan
6. Bukan pegawai yang 50% dari jumlah penghasilan bruto
menerima imbalan
yang tidak bersifat
berkesinambungan
7. Selain di atas Jumlah penghasilan bruto
43
4.4. AKUNTANSI PPH PASAL 21
Akuntansi PPh pasal 21 dilakukan dalam rangka menyesuikan kondisi
umum akuntansi bisnis dengan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah,
khususnya tentang peraturan perpajakan. Dalam membuat jurnal, bagian akuntansi
harus memahami konsep bahwa semua transaksi yang dicatat harus valid,
terotorisasi dan akurat. Valid maksudnya bahwa setiap transaksi yang dicatat harus
didasarkan pada dokumen sumber yang memadai. Terotorisasi maksudnya bahwa
semua dokumen transaksi harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Akurat
maksudnya pencatatan dilakukan dengan teliti dan benar. Tabel berikut ini adalah
contoh penerapan dari konsep tersebut (Purwono, 2010).
TABEL 4.3
DOKUMEN SUMBER UNTUK PENCATATAN TRANSAKSI PERPAJAKAN
Berikut ini adalah contoh perhitungan PPh pasal 21 untuk Pegawai tetap yang
menerima penghasilan teratur setiap bulan (diambil dari Lampiran PER
16/PJ/2016 dengan beberapa penyesuaian).
Contoh 1:
Retto sejak tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh
gaji sebulan Rp5.750.000,00. Retto setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar
Rp200.000,00. Retto menikah tetapi belum mempunyai anak.
44
PPh Pasal 21 bulan Januari yang dipotong PT Jaya Abadi adalah :
Penghasilan bruto:
Gaji 5.750.000,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan 5% X Rp 5.750.000,00 287.500,00
Iuran Pensiun 200.000,00 487.500,00
Penghasilan neto sebulan 5.262.500,00
Transaksi berikutnya adalah penyetoran PPh 21 ke bank kas negara melalui bank
atau kantor pos dan menyetor uran pensiun ke lembaga dana pensiun
45
Apabila Retto ingin mencatat pendapatan gaji tersebut dalam pembukuannya,
maka retto akan mencatat jurnal sebagai berikut:
Dari jurnal di atas dapat dilihat bahwa uang riil (Take Home Pay/ THP) yang dibawa
pulang Retto adalah Rp 5.530.625,00. Bagi Retto, PPh 21 yang bukan PPh final yang
dipotong oleh PT Jaya Abadi merupakan uang muka PPh yang bisa dikreditkan di
akhir tahun ketika akan melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi Retto sendiri dan
penghasilan ini dapat digabung dengan penghasilan lain yang diterima Retto pada
tahun pajak yang sama.
Apabila pembayaran gaji dilakukan pada setiap tanggal 1 bulan berikutnya, maka
jurnalnya adalah :
Tanggal Ayat Jurnal DEBET KREDIT
Jurnal yang dibuat pada tanggal 1 Februari ketikan dilakukan pembayarn gaji:
Contoh 2:
46
Bambang Eko pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak,
memperoleh gaji sebulan Rp8.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program BPJS
Ketenagakerjaan, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji.
PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70%
dari gaji sedangkan Bambang Eko membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00%
dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program
pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk
Bambang Eko ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan, setiap bulan sebesar Rp200.000,00, sedangkan Bambang Eko membayar
iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Pada bulan Januari 2020 Bambang Eko
hanya menerima pembayaran berupa gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Januari
2020 adalah sebagai berikut:
Gaji 8.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 40.000,00
Premi Jaminan Kematian 24.000,00
Penghasilan bruto 8.064.000,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan 5% X Rp 8.064.000,00 403.200,00
Iuran Pensiun 100.000,00
Iuran Jaminan Hari Tua 160.000,00
663.200,00
Penghasilan neto sebulan 7.400.800,00
Penghasilan neto setahun adalah 12 X Rp 7.400.800,00 88.809.600,00
PTKP setahun
- untuk Wajib Pajak sendiri 54.000.000,00
- tambahan karena menikah 4.500.000,00
58.500.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun 30.309.600,00
PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 30.309.000,00 1.515.450,00
PPh Pasal 21 bulan Januari Rp 1.515.480,00 : 12 126.290,00
47
tanggal 10 bulan berikutnya. Maka jurnal pembayaran gaji yang dibuat oleh PT
Chandra Kirana adalah:
Sebelum pencatatan dimulai, sebaiknya dilakukan perincian pembayaran untuk
mempermudah pencatatan sebagai berikut:
GAJI 8.000.000
PREMI JKK 0,50% 40.000,00
PREMI JKM 0,30% 24.000,00
Transaksi berikutnya adalah penyetoran PPh 21 ke bank kas negara melalui bank
atau kantor pos dan menyetor uran pensiun ke lembaga dana pensiun
48
pembukuannya, maka Bambang Eko akan mencatat jurnal sebagai berikut:
Dari jurnal di atas dapat dilihat bahwa uang riil (Take ome Pay/ THP) yang dibawa
pulang Bambang Eko adalah Rp 7.613.712,00. Bagi Bambang Eko, PPh 21 yang bukan
PPh final yang dipotong oleh PT Chandra Kirana merupakan uang muka PPh yang
bisa dikreditkan di akhir tahun ketika akan melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi
Bambang Eko sendiri dan penghasilan ini dapat digabung dengan penghasilan lain
yang diterima Bambang Eko pada tahun pajak yang sama.
Apabila pembayaran gaji dilakukan pada setiap tanggal 1 bulan berikutnya, maka
jurnalnya adalah :
Tanggal Ayat Jurnal DEBET KREDIT
49
bulan Januari)
LATIHAN SOAL:
PT Almas Bersaudara Smart (ABS) yang bergerak di bidang industry elektronik,
selama bulan April 2022 memiliki beberapa transaksi pembayaran gaji dan imbalan
lain baik yang diberikan kepada pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tuan Rayhan, berusia 40 tahun berstatus menikah dan memiliki 2 anak, adalah
direktur Utama PT ABS memperoleh gaji sebesar Rp 30.000.000,00/ bulan serta
menerima tunjangan jabatan, transport dan makan dengan total keseluruhan Rp
20.000.000,00. Untuk pegawai tetapnya PT ABS mengikutkan program
JAMSOSTEK yaitu premi jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian yang
dibayar oleh perusahaan dengan jumlah masing-masing 0,40%, dan 0,20% dari
gaji pokok. Di samping itu PT ABS menanggung iuran jaminan hari tua setiap bulan
sebesar 2,5% dari gaji pokok. PT ABS juga mengikuti program pensiun untuk
pegawainya ke dana pensiun setiap bulan, untuk Tuan Rayhan sebesar Rp
200.000,00/ bulan. Setiap bulan Tuan Rayhan membayar iuran JHT sebesar 2%
dari gaji pokok dan iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00.
2. Dibayarkan fee sebesar US$3,000.00 kepada Mr. Ronald Duck dari Inggris yang
memberikan jasa konsultasi pemasaran produk selama 5 hari (Kurs Menkeu
1US$=Rp 14.500,00)
3. Diserahkan kepada Saudara Syafik Abdullah, pemenang utama atas hadiah
undian berupa uang tunai Rp 10.000.000,00
4. Dr. Rashif, yang beralamat di Jl Sawit Jingga adalah seorang dokter yang
bekerja paruh waktu di klinik kesehatan milik PT ABS, pada bulan April menerima
pembayaran uang konsultasi Rp 15.000.000,00.
5. Gunaris, pada bulan April mengundurkan diri karena sakit parah dan diberi
pesangon Rp 50.000.000,00.
50
6. Bandi, berstatus belum menikah adalah karyawan kontrak PT ABS dengan dasar
upah harian yang akan dibayarkan setiap tanggal 30 tiap bulannya, dalam bulan
April bekerja selama 17 hari kerja dengan upah harian Rp 550.000,00/hari.
7. Pembayaran jasa notaries kepada Bapak Afghan, SH sebesar Rp 30.000.000,00
PERTANYAAN:
1. Hitunglah PPh ps 21 yang dipotong PT ABS bulan April atas transaksi di atas,
kapan disetor dan kapan dilaporkan, dan kepada siapa PT ABS memberikan
bukti potong PPh Ps 21 bulan April 2022!
2. Buatkan jurnal atas transaksi tersebut!
50