Pasal 21 dan 26
2
Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan
pemotongan pajak atas penghasilan terkait dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh
WP OP dalam negeri
3
Ilustrasi:
PT. Adiguna membayarkan penghasilan kepada ketiga pihak di bawah ini
atas pekerjaan yang telah mereka lakukan untuk PT. Adiguna
4
Pemotong Pajak PPh 21
▷ Pemberi kerja, baik Orang Pribadi maupun Badan yang membayar gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai
▷ Bendahara atau pemegang kas di lembaga-lembaga pemerintah, baik pusat
maupun daerah, Lembaga negara lainnya, Kedutaan besar Republik Indonesia
di Luar Negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jabatan, jasa dan kegiatan
5
Pemotong Pajak PPh 21
▷ Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-
badan lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan
hari tua
▷ Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat
nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi, atau Lembaga lainnya
yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada WP OP Dalam Negeri berkenaan
dengan suatu kegiatan
6
Bukan Pemotong Pajak PPh 21
▷ Kantor Perwakilan Negara Asing
▷ Organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf c
UU PPh, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan
▷ Pemberi kerja Orang Pribadi yang tidak melakukan usaha atau pekerjaan bebas
yang semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas
7
Penghasilan yang dipotong PPh ps. 21
▷ Penghasilan yang diterima oleh Pegawai tetap, baik penghasilan yang teratur
maupun tidak teratur
▷ Penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun secara teratur, berupa uang
pensiun atau penghasilan sejenis
▷ Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua,
jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus
▷ Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian,
upah mingguan, upah satuan, upah Borongan, atau upah yang dibayarkan
secara bulanan
▷ Imbalan kepada Bukan pegawai, berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan
sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan
dengan jasa yang dilakukan.
8
Penghasilan yang dipotong PPh ps. 21
▷ Imbalan kepada peserta kegiatan, berupa uang saku, uang representasi, uang
rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan atau imbalan sejenis dengan nama
dan dalam bentuk apapun
▷ Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang
diterima anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang lama
▷ Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, atau imbalan lain
yang bersifat tidak teratur yang diterima oleh mantan pegawai
▷ Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang
masih berstatus sebagai pegawai dan dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
9
Pengurang penghasilan yang diperbolehkan
▷ Biaya jabatan bagi pegawai tetap sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp6.000.000
(enam juta rupiah) setahun atau Rp500.000 (lima ratus ribu rupiah) sebulan
▷ Iuran pensiun/Jaminan Hari Tua
▷ Biaya pensiun sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp2.400.000 (dua juta empat
ratus ribu rupiah) setahun atau Rp200.000 (dua ratus ribu) rupiah sebulan.
▷ Biaya jabatan dan PTKP tidak boleh dikurangkan terhadap penghasilan berikut:
Bukan pegawai yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah Borongan
yang tidak memperoleh pendapatan secara berkesinambungan
Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang Jaminan Hari Tua dan pembayaran lain sejenis
Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun,
komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,
dan kegiatan yang dilakukan oleh WP dalam negeri
Penghasilan yang diperoleh WP luar negeri
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 54.000.000
Tambahan bagi Wajib Pajak kawin Rp 4.500.000
Tambahan bagi istri yang memiliki penghasilan dan Rp 54.000.000
digabung dengan penghasilan suami
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah Rp 4.500.000
atau semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang dalam
setiap keluarga
11
Tarif Pajak Penghasilan (PPh)
0 – Rp 60.000.000 5% (lima persen)
> Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah) 35% (tiga puluh lima persen)
12
Perhitungan PPh pasal 21 atas pegawai
tetap
Perhitungan PPh pasal 21
Contoh 1: Pegawai tetap dan Penghasilan sebulan 6.000.000
(4 minggu x Rp1.500.000)
menerima penghasilan sejak
awal tahun pajak (bulan Pengurang:
januari) Biaya jabatan (5%, maks. Rp500.000) 300.000
Iuran JHT 200.000
Tuan Bambang telah menikah, tapi Iuran pensiun (5%, maks. Rp200.000) 200.000
tidak mempunyai anak, bekerja Jumlah pengurang yang diperbolehkan 700.000
pada PT. Bangunan dan menerima Penghasilan neto sebulan 5.300.000
gaji mingguan sebesar Rp1.500.000.
Jumlah penghasilan neto setahun 63.600.000
Tuan Bambang membayar iuran
PTKP (K/-) 58.500.000
JHT sebesar Rp200.000 setiap Penghasilan Kena Pajak 5.100.000
bulan. Tuan Bambang juga
membayar iuran pensiun. Berapa PPh terutang setahun
PPh 21 terutang Tuan Bambang? 5% x Rp5.100.000 255.000
18
Perhitungan PPh pasal 21
Gaji Pokok 10.500.000
Tunjangan asuransi kecelakaan kerja 120.000
Tunjangan asuransi kematian 150.000
Tunjangan pensiun 400.000
Jumlah penghasilan bruto sebulan 11.170.000
Pengurang:
Biaya jabatan (5%, maks. Rp6.000.000)
500.000 500.000
Iuran pensiun 200.000 Contoh 4: Perhitungan PPh
Jumlah pengurang yang diperbolehkan 700.000 untuk karyawati kawin dengan
Penghasilan neto sebulan 10.470.000 catatan suami tidak bekerja
Jumlah penghasilan neto setahun 125.640.000
PTKP (K/0) 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak 67.140.000
Pak Bayu (TK/0) merupakan bekerja sebagai pada PT. Pembangunan dan
memperoleh penghasilan harian sebesar Rp300.000 yang dibayarkan secara
bulanan. Pak Bayu rata-rata bekerja selama 22 hari dalam sebulan. Berapa
PPh 21 Pak Bayu?
Pak Bayu (TK/0) merupakan bekerja sebagai pada PT. Pembangunan dan memperoleh
penghasilan harian sebesar Rp480.000. Pak Bayu bekerja selama 15 hari untuk pekerjaan
renovasi saluran air di jalan Arteri Pondok Cabe. Berapa PPh 21 Pak Bayu?
Batas tidak kena PPh adalah Rp450.000. Oleh karena penghasilan Pak Bayu telah diatas
Rp480.000 per hari maka perhitungan PPh adalah…
Untuk setiap pembayaran imbalan kepada Bukan pegawai yang tidak bersifat
berkesinambungan maka tarif pasal 17 ayat (1) huruf a diterapkan atas 50% (lima puluh
persen) dari jumlah penghasilan bruto
25
Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan
26
Penghitungan PPh pasal 21 dari Penghasilan Bruto
Tarif pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh diterapkan atas jumlah kumulatif dari penghasilan:
a. Honorarium atau imbalan yang tidak bersifat teratur yang diterima oleh anggota
dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap
pada perusahaan yang sama
b. Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur
yang diterima atau diperoleh mantan pegawai
c. Penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus pegawai
dari Dana Pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan
d. Jumlah penghasilan bruto untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak
dipecah, yang diterima oleh peserta kegiatan.
27
Penghitungan PPh pasal 21 (final) atas uang pesangon
28
Penghitungan PPh pasal 21 (final) atas uang manfaat pensiun, uang Jaminan
Hari Tua dan Tunjangan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus.
29
Terima Kasih
30