Anda di halaman 1dari 17

Pajak penghasilan (PPh21/26)

Yudono adi nugroho 162114005


Vincentius oksha f. 162114006
Erico dwi setyawan 162114024
Agustinus jati setiawan 162114025
Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
pasal 21

 Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21


berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa
pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
subyek pajak dalam negeri.
Ketentuan Umum

 Ketentuan umum berguna untuk memberikan


kemudahan dalam membahas tata cara perhitungan
pph pasal 21 dan / atau pasal 26.
Pemotongan pajak (pph21)

 Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan


dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama
dan dalam bentuk apapun yang diterima atau
diperoleh WPOP dalam negeri wajib dilakukan oleh :
a. Pemberi kerja
b. Pemegang kas pemerintah/ bendahara
c. Badan penyelenggara, termasukBadan pemerintah
yg bersifat nasional atau internasional
d. Badan penyelenggara jaminan sosial,dll.
Subjek pajak PPh 21

 Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 :


a. Pegawai
b. Penerima pensiun,tunjangan hari tua,dll.
c. Tenaga ahli (dokter,pengacara,notaris,dll)
Objek pajak PPh 21

 Penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 :


a. Penghasilan yang diterima pegawai tetap
b. Penghasilan yang diterima oleh penerima jaminan
sosial
c. Penghasilan yang diterima tenaga ahli/bebas berupa
upah harian,mingguan,dll.
d. Imbalan yang diterima pejabat negara
 Penghasilan yang tidak dipotong PPh 21
a. Pembayaran santunan(beasiswa,kesehatan, dll)
b. Zakat yang diterima orang pribadi
c. beasiswa
Pengecualian sebagai penerima
penghasilan

a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsultanatau


pejabat lain negara
b. Pejawab perwakilan organisasi internasional seperti
dimaksud dalam pasal 3 ayat 1
Tarif PPh 21 bagi WP yang memiliki
dan tidak memiliki NPWP

 Tarif pajak yang digunakan sebagai tarif pemotongan


penghasilan yaitu diatur dalam pasal 17 ayat (1) UU
PPh, kecuali ditetapkan lain dengan peraturan
pemerintah. Besarnya tarif PPh 21 bagi WP yang tidak
memiliki NPWP menjadi lebih tinggi 20%.
 Jumlah PPh yang harus dipotong sebesar 120% dari
jumlah PPh 21 yang seharusnya dipotong dalam hal
yang bersangkutan memiliki NPWP
Contoh perhitungan PPH 21/ PPh 26

 Perhitungan bagi WP yang memiliki NPWP :


PKP sebesar Rp75.000.000 pajak yang harus dipotong:
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
15%x Rp25.000.000 = Rp 3.750.000
jumlah Rp 6.250.000
 Perhitungan bagi WP yang tidak memiliki NPWP :
PKP sebesar Rp75.000.000 pajak yang harus dipotong:
5% x 120 % x Rp50.000.000 = Rp 3.000.000
15%x 120 % x Rp25.000.000 = Rp 4.500.000
jumlah Rp 7.500.000
 total pajak WP yang memiliki NPWP sebesar Rp
6.250.000
 Total pajak WP yang tidak memiliki NPWP sebesar Rp
7.500.000 (lebih tinggi 20%)
Perhitungan PPh 21

 Pegawai tetap
Cara menentukan penghasilan neto yaitu mengkurangkan
penghasilan bruto dengan :
a. Biaya jabatan yakni biaya untuk
mendapatkan,menagih,dan memelihara penghasilann yg
besarnya 5% dari penghasilan bruto setinggi-tingginya 6
juta setahun atau 500 ribu sebulan.
b. Iuran terkait dengan gaji yg dibayar oleh pegawai kepada
dana pensiun yg pendirinya telah disahkan oleh Menkeu/
badan penyelenggara tabungan haritua,dll.
 Pegawai tidak tetap
1. Tidak dilakukan pemotongan PPh 21 jika dalam hal
penghasilan sehari rata-rata belum melebihi
Rp450.000
2. Dilakukan pemotongan PPh 21 jika rata-rata
penghasilan sehari melebihi Rp 450.000 dan jumlah
sebesar Rp450.000 tersebut jumlah yang dapat
dikurangkan dengan penghasilan bruto
 Penerima pensiun
Cara menentukan penghasilan neto yaitu
mengkurangkan penghasilan bruto berupa uang
pensiun dengan biaya pensiun yakni biaya untuk
mendapatkan,menagih,dan memelihara uang pensiun
yg besarnya 5% dari penghasilan bruto setinggi-
tingginya 2,4 juta setahun atau 200 ribu sebulan
 Pegawai yg menerima upah
harian,mingguan,santunan,borongan,dll.
tarif lapis pertama dalam Pasal 17 ayat 1 (satu) UU pajak
penghasilan diterapkan atas :
a. Jumlah penghasilan bruto sehari yang melenihi 300 ribu
b. Jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP dalam hal
jumlah penghasilan kumulatif dalam satu bulan kalender
telah lebih dari 4,5 juta
dalam hal jumlah penghasilan kumulatif dalam satu bulan
kalender lebih dari 6 juta , PPh 21 dihitung dengan
menerapkan tarif pasal 17 ayat 1.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai