KOMPETENSI ABSOLUT&RELATIF,

ALUR PENDAFTARAN, ALUR

PERSIDANGAN, PASAL 118 HIR DAN
ECOURT & E-LITIGASI

MOH. IKHWAN MUFTI

KOMPETENSI ABSOLUT
• KEWENANGAN PENGADILAN DALAM MENGADILI SUATU PERKARA YANG
MENJADI KEWENANGAN MUTLAK DARI SUATU LEMBAGA PERADILAN
PADA TINGKAT PERTAMA;
• KEWENANGAN ABSOLUT INI BISA JUGA DISEBUT SEBAGAI KEWENANGAN
ANTAR LEMBAGA PERADILAN. CONTOHNYA: KEWENANGAN PERKARA
ORANG-ORANG ISLAM DI ADILI DI PENGADILAN AGAMA SEBAGAIMANA
PERKARA-PERKARA YANG TERCANTUM DALAM UU PERADILAN AGAMA.
BEGITU JUGA DENGAN PENGADILAN NEGERI MENGADILI SENGKETA-
SENGKETA YANG MENJADI KEWENANGAN YANG MUTLAKNYA YAITU
SEPERTI PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM, WANPRESTASI,
HUTANG-PIUTANG DAN LAIN SEBAGAINYA;
KOMPETENSI RELATIF
• KOMPETENSI RELATIF MERUPAKAN KOMPETENSI BERKAITAN DENGAN
WILAYAH HUKUM/YURISDIKSI PENGADILAN NEGERI/AGAMA TERSEBUT;
• KOMPETENSI RELATIF INI TERKAIT KEWENANGAN PENGADILAN YANG SAMA
ANTARA PENGADILAN NEGERI YANG SATU DAN YANG LAINNYA MAUPUN
PENGADILAN AGAMA YANG SATU DENGAN PENGADILAN AGAMA LAINNYA;
• PADA INTINYA PENGADILAN MANA YANG BERHAK MENANGANI PERKARA
TERSEBUT KARENA APABILA SALAH DALAM MENGAJUKAN PERKARA KE
PENGADILAN YANG TIDAK TEPAT MAKA BERPOTENSI PERKARA TERSEBUT
AKAN DI EKSEPSI DAN SELANJUTNYA PERKARA TERSEBUT AKAN DI
NYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA APABILA TERBUKTI SALAH DALAM
PENGAJUANNYA;
ALUR ADMINISTRASI PENDAFTARAN
PERKARA
NO.
1
PENDAFTARAN PERKARA MANUAL
PEMBUATAN GUGATAN/PERMOHONAN
E-COURT
1. PIHAK PENGGUGAT TERDAFTAR (ADVOKAT)
SENDIRI ATAU DIBANTU OLEH POSBAKUM MENDAFTARKAN GUGATAN SECARA LANGSUNG VIA
PN ECOURT DENGAN MENGAPLOUD SURAT KUASA DAN
GUGATAN SERTA DATA-DATA PARA PIHAK.
2. BAGI PENGGUNA LAIN YAITU MASYARAT DAN BADAN
HUKUM HARUS MEMBUAT AKUN DI POJOK E-COURT
DENGAN MENGISI FORMULIR YANG MENYIAPKAN
ALAMAT EMAIL AKTIF, NOMOR HP DAN NOMOR
REKENING BANK SETELAH MEREKA MEMBUAT GUGATAN
BAIK SENDIRI MAUPUN BANTUAN POSBAKUM
2 PENDAFTARAN PERKARA KE-MEJA I SETELAH LENGKAP AKAN KELUAR NAMANYA E-SKUM
3 SKUM DARI MEJA I UNTUK DI BAYARKAN DI SETELAH KELUAR E-SKUM MAKA DI LANJUT DENGAN
KASIR/BANK PEMBAYARAN (E-PAYMENT)
4 MENYERAHKAN BUKTI PEMBAYARAN SETELAH PEMBAYARAN TERSEBUT TINGGAL MENUNGGU
REGISTER PERKARA UNTUK MENDAPATKAN DAN MENUNGGU
PANGGILAN SIDANG
5 MEJA DUA AKAN MEREGISTER PERKARA
DAN MEMBERIKAN NOMOR PERKARA DAN
SELANJUTNYA TUNGGU PANGGILAN SIDANG
6
7
ALUR PERSIDANGAN PERKARA
PERDATA
AGENDA SIDANG
PN
PENGGUGAT TERGUGAT
1 HADIR DI PERSIDANGAN DAN MEDIASI HADIR PERSIDANGAN DAN
MEDIASI
2 LAPORAN MEDIASI PEMBACAAN LAPORAN MEDIASI
GUGATAN/PERBAIKAN
3 - EKSEPSI, JAWABAN, REKONVENSI
4 REPLIK KONVENSI DAN JAWABAN REKONVENSI -
5 DUPLIK KONVENSI DAN REPLIK
REKONVENSI
6 DUPLIK REKONVENSI APABILA TIDAK ADA
REKONVENSI LANJUT PEMBUKTIAN
7 PEMBUKTIAN DARI PENGGUGAT TERTULIS. PEMBUKTIAN EKSEPSI APABILA
NAMUN APABILA ADA EKSPESI MAKA ADA EKSEPSI TERKAIT DENGAN
PEMBUKTIAN EKSEPSI DARI TERGUGAT KEWENANGAN
DILANJUTKAN PADA AGENDA SELANJUTNYA
YAITU PUTUSAN SELA
ALUR PERSIDANGAN PERKARA
PERDATA
AGENDA PENGGUGAT TERGUGAT
8 PEMBUKTIAN TERTULIS DARI TERGUGAT
9 PEMBUKTIAN SAKSI DARI PENGGUGAT
10 PEMBUKTIAN SAKSI DARI TERGUGAT
11 KESIMPULAN PENGGUGAT KESIMPULAN TERGUGAT
12 MUSYARAWAH MAJELIS/PUTUSAN MUSYARAWAH MAJELIS/PUTUSAN
13
14
PASAL 118 HIR
(1) Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan pengadilan Negeri, harus dimasukkan dengan
surat permintaan yang ditandatangani oleh penggugat atau oleh wakilnya menurut pasal 123, kepada ketua
pengadilan negeri di daerah hukum siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak diketahui tempat diamnya,
tempat tinggal sebetulnya.
(2) Jika tergugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak tinggal di dalam itu dimajukan kepada ketua pengadilan
negeri di tempat tinggal salah seorang dari tergugat itu, yang dipilih oleh penggugat. Jika tergugat-tergugat satu
sama lain dalam perhubungan sebagai perutang utama dan penanggung, maka penggugatan itu dimasukkan
kepada ketua pengadilan negeri di tempat orang yang berutang utama dari salah seorang dari pada orang
berutang utama itu, kecuali dalam hal yang ditentukan pada ayat 2 dari pasal 6 dari reglemen tentang aturan
hakim dan mahkamah serta kebijaksanaan kehakiman (R.O.).
(3) Bilamana tempat diam dari tergugat tidak dikenal, lagi pula tempat tinggal sebetulnya tidak diketahui, atau jika
tergugat tidak dikenal, maka surat gugatan itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggal
penggugat atau salah seorang dari pada penggugat, atau jika surat gugat itu tentang barang gelap, maka surat
gugat itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri di daerah hukum siapa terletak barang itu. (
(4) Bila dengan surat syah dipilih dan ditentukan suatu tempat berkedudukan, maka penggugat, jika ia suka, dapat
memasukkan surat gugat itu kepada ketua pengadilan negeri dalam daerah hukum siapa terletak tempat
kedudukan yang dipilih itu.
Pasal 142 RBG
1) Gugatan-gugatan perdata dalam tingkat pertama yang menjadi wewenang pengadilan negeri dilakukan
oleh penggugat atau oleh seorang kuasanya yang diangkat menurut ketentuan-ketentuan tersebut dalam
pasal 147, dengan suatu surat permohonan yang ditanda-tangani olehnya atau oleh kuasa tersebut dan
disampaikan kepada ketua pengadilan negeri yang menguasai wilayah hukum tempat tinggal tergugat
atau, jika tempat tinggalnya tidak diketahui di tempat tinggalnya yang sebenarnya.
2) alam hal ada beberapa tergugat yang tempat tinggalnya tidak terletak di dalam wilayah satu pengadilan
negeri, maka gugatan diajukan kepada ketua pengadilan negeri yang berada di wilayah salah satu di
antara para tergugat, menurut pilihan penggugat. Dalam hal para tergugat berkedudukan sebagai debitur
dan penanggungnya, maka sepanjang tidak tunduk kepada ketentuan-ketentuan termuat dalam ayat (2)
pasal 6 Reglemen Susunan Kehakiman dan Kebijaksanaan Mengadili di Indonesia (selanjutnya disingkat
RO.) gugatan diajukan kepada ketua pengadilan negeri tempat tinggal orang yang berutan pokok (debitur
pokok) atau seorang diantara para debitur pokok.
3) Bila tempat tinggal tergugat tidak dikenal, dan juga tempat kediaman yang sebenarnya tidak dikenal atau
maka gugatan diajukan kepada ketua pengadilan negeri ditempat tinggal salah satu dari para penggugat.
4) jika telah dilakukan pilihan tempat tinggal dengan suatu akta, maka penggugat dapat memajukan
gugatannya kepada ketua pengadilan negeri di tempat pilihan itu.
5) Dalam gugatannya mengenai barang tetap maka gugatan diajukan kepada ketua pengadilan negeri di
wilayah letak barang tetap tersebut; jika barang tetap itu terletak di dalam wilayah beberapa pengadilan
negeri gugatan itu diajukan kepada salah satu ketua pengadilan negeri tersebut atas pilihan penggugat.
(IR. 119.)