Anda di halaman 1dari 13

PERPAJAKAN

Evi Mustikawati, S.Pd


SMAN 6 MALANG
Undang-undang No. 28 tahun 2007 pasal 1 ayat (1)

Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang


pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

 Iuran dari rakyat kepada negara


 Dipungut berdasarkan undang-undang
 Tidak ada kontraprestasi secara langsung
 Digunakan untuk membiayai pengeluaran negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
FUNGSI PAJAK

FUNGSI BUDGETER FUNGSI REGULASI

FUNGSI
FUNGSI ALOKASI FUNGSI DISTRIBUSI
STABILITAS
PROGRESIF

PROPORSIONAL

TARIF PAJAK
REGRESIF /
TETAP

DEGRESIF
TARIF PAJAK PROGRESIF
tarif pajak yang prosentasenya semakin naik sebanding dengan naiknya
dasar pengenaan pajak.

Contoh: tarif Pajak penghasilan (PPh)

Penghasilan Kena Pajak (dalam setahun) Tarif pajak

s.d Rp50.000.000 5%
Di atas Rp50.000.000-Rp250.000.000 10%
Di atas Rp250.000.000-Rp500.000.000 25%
Di atas Rp500.000.000 30%
TARIF PAJAK PROPORSIONAL
Tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan terhadap dasar pengenaan
pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan tetap.

Contoh : Tarif Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa
pun objek pajaknya.
TARIF PAJAK REGRESIF/TETAP
Tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan
dasar pengenaan pajaknya.

Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap
sesuai dengan peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai dengan
nilai atau nominal sebesar Rp6.000 dan Rp10.000.
TARIF PAJAK DEGRESIF
Tarif pajak yang prosentasenya semakin menurun sebanding dengan
naiknya nilai dasar pengenaan pajak.

Contoh : Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak


Rp 10.000.000 15 %
Rp 20.000.000 10 %
Rp 30.000.000 5%
PERBEDAAN PAJAK DENGAN PUNGUTAN RESMI LAINNYA

ASPEK PEMBEDA PAJAK PUNGUTAN RESMI


LAINNYA
DASAR PEMUNGUTAN Undang-Undang
. Peraturan pemerintah,
peraturan Menteri/kepala
daerah
BALAS JASA Tidak langsung langsung
PERHITUNGAN Dilakukan oleh wajib pajak Dilakukan oleh pemerintah
JATUH TEMPO Sesuai dengan tahun fiscal Sesuai dengan pemakaian
SIFAT PUNGUTAN Memaksa Sesuai kebijakan
SANKSI HUKUM Diatur dengan undang-undang Diatur melalui kebijakan
pemerintah
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
• Pemungutan pajak didasarkan pada domisili/tempat tinggal
ASAS DOMISILI seseorang
• Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan sumber atau
ASAS SUMBER tempat penghasilan berada.
• Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan kebangsaan
ASAS KEBANGSAAN seseorang
• hasil pemungutan pajak di Indonesia harus digunakan sesuai
ASAS EKONOMIS dengan kepentingan umum
• pungutan pajak dilakukan sesuai dengan kondisi keuangan
ASAS FINANSIAL atau besaran pendapatan yang diterima oleh wajib pajak.

ASAS YURIDIS • Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan UNDANG-UNDANG

• pemungutan pajak di Indonesia didasarkan atas keadilan


ASAS UMUM umum.
JENIS JENIS PAJAK
SISTEM • PAJAK LANGSUNG
PEMUNGUTAN • PAJAK TIDAK LANGSUNG

LEMBAGA • PAJAK PUSAT


PEMUNGUTAN • PAJAK DAERAH

• PAJAK PERSEORANGAN
SUBJEK PAJAK • PAJAK BADAN

• PAJAK DALAM NEGERI


ASAL • PAJAK LUAR NEGERI
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA

OFFICIAL ASSESMENT
SELF ASSESMENT SYSTEM WITHOLDING SYSTEM
SYSTEM
• Pajak dihitung oleh • Pajak dihitung oleh wajib • Pajak dihitung oleh pihak
petugas pajak pajak ketiga (bukan wajib pajak
• Wajib pajak pasif • Wajib pajak aktif dan bukan petugas
• Pajak terutang timbul • Pemerintah tidak perlu pajak/fiskus)
setelah surat ketetapan mengeluarkan surat • Contoh : Pemotongan
pajak diterbitkan ketetapan pajak pajak penghasilan
karyawan yang dilakukan
oleh bendahara instansi
terkait
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai