Anda di halaman 1dari 63

PEMBAGIAN DAN CARA

PEMUNGUTAN PAJAK
PEMBAGIAN PAJAK
Pajak

Golongan Wewenang Sifat

Langsung Pusat Subjektif

Tidak Langsung Daerah Objektif


Pajak PEMBAGIAN PAJAK

Golongan

Administratif: dikenakan secara


berulang-ulang
Langsung
Ekonomis: tidak dapat dialihkan

Tidak Administratif: dikenakan satu kali


Langsung Ekonomis: dapat dialihkan
PajakPEMBAGIAN PAJAK

Wewenang
•PPh
•PPN & PPn BM
•Bea Meterai
Pusat •PBB

▪ BPHTB
▪ Pajak Kendaraan Bermotor
Daerah Pajak Hotel dan Restoran
PEMBAGIAN PAJAK
Pajak Daerah
PEMBAGIAN PAJAK
Pajak Daerah
Pajak PEMBAGIAN PAJAK
▪ memperhatikan keadaan/kondisi WP
penetapan pajaknya harus ada alasan yang
Sifat ▪
obyektif yang berhubungan dengan keadaan
materialnya (gaya pikul)

Subjektif ▪ pada awalnya melihat obyeknya (benda,


keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
menyebabkan timbulnya kewajiban
membayar, kemudian dicari subyeknya
(orang atau badan hukum) yang
bersangkutan langsung, dengan tidak
Objektif mempersoalkan apakah subyek ini
berkediaman di Indonesia atau tidak
▪ tidak dipengaruhi oleh keadaan subjek
pajaknya
• Berdasarkan tempat tinggal WP
• sumber penghasilan
• kewarganegaran

Asas
Domisili
• Berdasarkan sumber • Berdasarkan pada
penghasilan kewarganegaran
• Domisili • sumber penghasilan
• Kewarganegaran Cara • domisili
Pemungutan
Pajak

Asas Asas
Sumber Kebangsaan
ASAS APA
YANG DIANUT INDONESIA
WORLD WIDE INCOME
Pasal 4 ayat (1) UU
PPh
“yang menjadi objek pajak
adalah penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk
apa pun”.
Sistem Pemungutan

Self assessment
system
▪ Kewenangan pada WP untuk
menentukan sendiri besarnya
pajak terutang
▪ WP aktif menghitung,
menyetor & melapor
▪ Fiskus tidak ikut campur,
hanya mengawasi
Sistem Pemungutan

Konsekuensi Self assessment


▪ Tanggung jawab pemungutan pajak
sepenuhnya pada WP
▪ Kemungkinan terjadinya perlawanan berupa
Tax Avoidance atau Tax Evasion
▪ Peran penting DJP pada kemampuannya
untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan
penegakan hukum atas terjadinya segala
bentuk penyimpangan pemenuhan kewajiban
perpajakan baik berupa pelanggaran
administratif maupun pidana
Sistem Pemungutan

Official assessment
system
▪Kewenangan pada fiskus untuk
menentukan besarnya pajak terutang
▪Wajib Pajak pasif
▪Utang pajak timbul setelah ada
surat ketetapan pajak
Sistem Perpajakan
Apa Yang Diterapkan Di
Indonesia?
Sistem Pemungutan

Withholding tax system

Provisional Final

dapat tidak dapat


diperhitungkan diperhitungkan
Sistem Pemungutan

Withholding tax system


a. Kewenangan pada pihak ketiga,
selain Fiskus dan WP, untuk
menentukan besarnya pajak
terutang
b. Memotong atau memungut
suatu prosentase tertentu
misalnya 20%, 15%, 10%, 5%
terhadap jumlah pembayaran
atau transaksi yang dilakukannya
dengan penerima penghasilan
WP
Asas-asas
pemungutan pajak
Asas-asas pemungutan pajak

Aristoteles → Rhetorica
• Hukum bertugas membuat
adanya keadilan
• Keadilan → relatif
• Keadilan pajak dapat ditempuh
dengan mengusahakan
pemungutan pajak secara
umum dan merata

R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, hal.26


Asas-Asas Pemungutan Pajak Hukum

The Four Maxim


1. Asas Equality → keseimbangan
dengan kemampuan atau asas keadilan
dan didefinisikan bahwa pemungutan
pajak yang dilakukan harus adil, sesuai
dengan kemampuan dan penghasilan
wajib pajak, tanpa memihak- mihak dan
diskriminatif

2. Asas Certainty → kepastian


hukum dimana setiap pungutan pajak
yang dilakukan harus berdasarkan UU dan
tidak boleh ada penyimpangan
Asas-Asas Pemungutan Pajak Hukum

The Four Maxim


3. Asas Convinience of
Payment → pajak dipungut saat
wajib pajak berada di saat yang baik dan
sedang bahagia, misalnya saat baru
menerima penghasilan atau
memperoleh hadiah

4.Asas Eficiency → biaya


pemungutan pajak dilakukan seefisien
mungkin sehingga tidak terjadi biaya
administratif pemungutan pajak lebih
besar daripada penerimaan pajak itu
sendiri
Asas-Asas Pemungutan Pajak Hukum

1. Asas Politik Finansial → Asas


politik financial berarti pemungutan pajak yang
dilakukan oleh negara harus memadai sehingga
dapat membiaya pembangunan dan
mendorong perekonomian negara

2. Asas Ekonomi → Asas ini


mengemukakan bahwa penentuan objek pajak
harus tepat sasaran, seperti pada penetapan
pajak pendapatan dan pajak barang mewah

3. Asas Keadilan → Pemungutan pajak


harus berlaku secara umum, adil dan tidak
diskriminatif
Adolph Wagner
(25 March 1835 – 8 November 1917)
Asas-Asas Pemungutan Pajak Hukum

4.Asas Administrasi → mengatur


segala permasalah yang berhubungan dengan
perpajakan seperti bagaimana cara membayar
pajak, besar biaya pajak dan dimana tempat
membayar pajak

5. Asas Yuridis → segala pungutan pajak


harus dilakukan berdasarkan UU

Adolph Wagner
(25 March 1835 – 8 November 1917)
Asas-Asas Pemungutan Pajak Hukum
W.J Langen
1. Asas Daya Pikul → penyesuaian besar pungutan pajak terhadap
penghasilan wajib pajak. Seorang yang berpenghasilan besar maka akan
membayar pajak yang lebih besar juga daripada wajib pajak yang
berpenghasilan lebih kecil

2.Asas Manfaat → pajak yang dipungut harus benar- benar


dimanfaatkan untuk pembangunan dan kepentingan umum

3.Asas Kesejahteraan Rakyat → digunakan sebesar- besarnya


untuk mensejahterakan rakyat

4.Asas Kesamaan → setiap wajib pajak diberlakukan sama dalam hal


tarif pemungutan pajak

5.Asas Beban Sekecil- kecilnya → Pemungutan pajak tidak boleh


memberatkan wajib pajak, maka dari itu nilai yang dikenakan harus rendah
jika dibandingkan dengan nilai objek pajak itu sendiri
Asas-asas
pemungutan pajak
1. Asas-asas Menurut Falsafah Hukum
a. Teori Asuransi
b. Teori Kepentingan
c. Teori Gaya Pikul
d. Teori Bakti
e. Teori Gaya Beli
2. Asas Yuridis
3. Asas Ekonomis
4. Asas Finansial
R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, hal.29-42
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

1. Teori Asuransi
2. Teori Kepentingan
3. Teori Bakti/ Kewajiban
Mutlak
4. Teori Gaya Beli
5. Teori Gaya Pikul
6. Teori Pancasila
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

Teori Asuransi
• Pembayaran pajak = Pembayaran premi
• Masyarakat seakan mempertanggungjawabkan
keselamatan dan keamanan jiwanya kepada
negara

TEPATKAH INI?
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

TEORI
KEPENTINGAN
▪ Negara melindungi kepentingan
jiwa & harta benda warganya
▪ Lebih memperhatikan pembagian
beban pajak yang harus dipungut
▪ Besarnya pajak = besar
kepentingan WP yang dilindungi
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

Teori Bakti/ Kewajiban Mutlak


• Negara merupakan satu kesatuan,
yang di dalamnya setiap WN
terikat (Organische Staatsleer)
• Negara memberi hidup kepada
warganya, maka dapat
membebani warganya dengan
kewajiban-kewajiban

PAJAK SEBAGAI BUKTI TANDA BAKTI


MASYARAKAT KE NEGARA
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

TEORI GAYA BELI


• Tidak mempersoalkan asal mula Negara
memungut pajak hanya melihat ke efeknya
& memandang efek yang baik sebagai
keadilan
• Pajak untuk pneyelenggaraan kepentingan
masyarakat Pajak lebih dititikberatkan pada
fungsi mengatur
• Fungsi pemungutan pajak = pompa
• Mengambil gaya beli dari masyarakat untuk
negara dan menyalurkannya kembali ke
masyarakat
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

TEORI GAYA BELI


• Tidak mempersoalkan asal mula Negara
memungut pajak hanya melihat ke efeknya
& memandang efek yang baik sebagai
keadilan
• Pajak untuk pneyelenggaraan kepentingan
masyarakat Pajak lebih dititikberatkan pada
fungsi mengatur
• Fungsi pemungutan pajak = pompa
• Mengambil gaya beli dari masyarakat untuk
negara dan menyalurkannya kembali ke
masyarakat
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

TEORI GAYA PIKUL


 Tiap orang dikenakan pajak dengan
bobot yang sama (adil) sesuai gaya pikul
dengan ukuran besarnya penghasilan &
pengeluaran seseorang
 Prof. W.J. de Langen: asas kenikmatan
 Ir. Mr. A.J.Cohen Stuart: gaya pikul =
Jembatan
Asas-Asas Menurut Falsafah Hukum

TEORI PANCASILA
• sifat kekeluargaan dan gotong royong Pajak adalah salah satu bentuk
gotong royong yang tidak perlu dipersyaratkan
• Gotong royong/pajak tidak lain dari pengorbanan setiap anggota
keluarga (anggota masyarakat) untuk kepentingan keluarga
(bersama) tanpa mendapatkan imbalan
• pungutan pajak dapat dibenarkan karena pembayaran pajak
dipandang sebagai uang yang tidak keluar dari lingkungan
masyarakat tempat wajib pajak hidup.
Asas-asas
pemungutan pajak

Asas Yuridis
• Hukum Pajak harus memberi jaminan hukum yang
perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik
untuk Negara maupun untuk warganya
• Psl 23A Amandemen Keempat UUD 1945 “pajak
dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan UU
• UU Perpajakan

R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, hal.29-42


Asas-asas
pemungutan pajak

Sumber Hukum Materiil:


• Filosofis
• Sosiologis
• Yuridis:
1.Syarat Keadilan
2.Syarat Yuridis/ Aspek hukum
3.Syarat Ekonomis
4.Syarat Finansial
Asas-asas
pemungutan pajak
Asas Ekonomis
• Secara Mikro: pajak mengurangi penghasilan
individu, yang tidak ada imbalannya, sehingga
mengurangi harta wajib pajak. Pajak merupakan
beban rakyat.
• Pajak digunakan sebagai alat untuk menentukan
politik perekonomian, maka politik pemungutan
pajaknya harus diusahakan tidak:
1. menghambat lancarnya produksi dan
perdagangan.
2. menghalang-halangi rakyat dalam usahanya
menuju kebahagiaan dan jangan sampai
merugikan kepentingan umum
Asas-asas
pemungutan pajak

Asas Finansial
Sesuai dengan fungsi budgetair, maka sudah tentu
bahwa biaya-biaya untuk mengenakan dan
memungut pajak harus sekecil-kecilnya,
dibandingkan dengan pendapatannya
Kepatuhan WP Dan Perlawanan
Terhadap Pemungutan Pajak
Kepatuhan WP

• Wajib Pajak → memenuhi semua kewajiban


perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya

• Kepatuhan Formil → WP memenuhi


kewajiban perpajakan secara formal sesuai
dengan ketentuan dalam UU Perpajakan

• Kepatuhan materiil → WP secara


substantive memenuhi semua ketentuan
materiil perpajakan sesuai dengan isi atau jiwa
UU Perpajakan
Perlawanan Pajak

• Pajak dipandang sebagai sesuatu


yang membebani sehingga perlu
dihindari
• Penghindaran pajak atau
perlawanan terhadap pajak
adalah hambatan-hambatan yang
terjadi dalam pemungutan pajak
sehingga mengakibatkan
berkurangnya penerimaan kas
negara
Perlawanan Pajak
Perlawanan Pasif
▪ Perlawanan yang inisiatifnya bukan
dari Wajib Pajak itu sendiri tetapi
terjadi karena keadaan yang ada di
sekitar Wajib Pajak itu
▪ Hambatan-hambatan tersebut berasal
dari struktur ekonomi, perkembangan
moral, intelektual penduduk, dan
teknik pemungutan pajak itu sendiri
Perlawanan Pajak
Perlawanan Aktif
▪ Perlawanan aktif adalah perlawanan
yang inisiatifnya berasal dari Wajib
Pajak itu sendiri.

▪ Merupakan usaha dan perbuatan yang


secara langsung ditujukan terhadap
fiskus dan bertujuan untuk
menghindari pajak atau mengurangi
kewajiban pajak yang seharusnya
dibayar
Perlawanan Pajak
Perlawanan Aktif
▪ Perlawanan aktif adalah perlawanan
yang inisiatifnya berasal dari Wajib
Pajak itu sendiri.

▪ Merupakan usaha dan perbuatan yang


secara langsung ditujukan terhadap
fiskus dan bertujuan untuk
menghindari pajak atau mengurangi
kewajiban pajak yang seharusnya
dibayar
Perlawanan Pajak

Perlawanan Aktif
1. Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance)
2. Pengelakan Pajak (Tax
Evasion)
3. Melalaikan Pajak
Perlawanan Pajak
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
▪ suatu skema transaksi yang
meminimalkan beban pajak
dengan memanfaatkan
kelemahan-kelemahan dalam
ketentuan perpajakan suatu
negara

▪ WP tidak secara jelas melanggar


UU sekalipun kadang-kadang
dengan jelas menafsirkan UU
tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan pembuat UU
Perlawanan Pajak
Pengelakan Pajak (Tax Evasion)
1. Menahan Diri → WP tidak melakukan sesuatu yang
dapat dikenai pajak. Contoh: Tidak merokok agar
terhindar dari cukai tembakau.

2. Pindah Lokasi → Memindahkan lokasi usaha atau


domisili dari lokasi yang tarif pajaknya tinggi ke loksi yang
tarif pajaknya rendah. Contoh: Di Indonesia, diberikan
keringanan bagi investor yang ingin menanamkan
modalnya di Indonesia Timur.

3. Yuridis → memanfaatkan kekosongan atau ketidak


jelasan UU yang memberikan dasar potensial
penghindaran pajak secara yuridis. Celah undang-undang
merupakan dasar potensial penghindaran pajak secara
yuridis
Perlawanan Pajak
Pengelakan Pajak (Tax Evasion)

suatu skema memperkecil pajak yang


terutang dengan cara melanggar
ketentuan perpajakan secara illegal.
Contoh: Tidak melaporkan penjualan atau
memperbesar biaya dengan cara fiktif
Perlawanan Pajak

Melalaikan Pajak
menolak membayar pajak
yang telah ditetapkan dan
menolak memenuhi
formalitas-formalitas yang
harus dipenuhi oleh WP
Agar setiap orang
PENGUNDANGAN MENGETAHUI-nya

1. Lembaran Negara RI
Setiap Peraturan Perundang-
2. Berita Negara RI
undangan HARUS diundangkan
3. Lembaran Daerah
dengan menempatkannya
4. Berita Daerah
dalam →
Penjelasan Peraturan
- UU / PERPU Perundang-undangan
- PP yang dimuat dalam LN
- Peraturan
Presiden

LEMBARAN TAMBAHAN
NEGARA LEMBARAN
NEGARA

Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut peraturan perundang-undangan


yang berlaku harus diundangkan dalam BERITA NEGARA RI, sedangkan
penjelasannya dimuat di TAMBAHAN BERITA NEGARA.
PENYEBARLUASAN

Agar khalayak ramai MENGETAHUIi Peraturan Perundang-undangan tsb &


MENGERTI/MEMAHAMI isi serta maksud-maksud yang terkandung di dalamnya.
→ Media yg dipakai : Media Elektronik (TVRI/RRI) dan Media Cetak & Cara Lain.
Partisipasi
Masyarakat

Masyarakat berhak untuk memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam
rangka penyiapan atau pembahasan rancangan undang-undang dan rancangan
peraturan daerah.

Pelaksanaannya sesuai dengan Tatib DPR / DPRD setempat.

Anda mungkin juga menyukai