UU Pajak Indonesia
Sebagai gejala sosial pajak sudah ada sejak adanya masyarakat. Sehingga adalah sesuatu
yang lazim apabila ada yang mengatakan “ada masyarakat, ada pajak” (ubi societas, ibi
aerarium).
Pajak ada karena adanya masyarakat. Jika tidak ada masyarakat, tidak mungkin ada pajak
3
Fungsi pemerintahan negara :
4
Fungsi pemerintahan negara
1. Melaksanakan penertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama
dan mencegah bentrokan - bentrokan dalam masyarakat .
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan negara untuk menjaga serangan dari luar.
4. Menegakkan keadilan badan – badan peradilan
Negara memerlukan:
5
SLOGAN PAJAK
Oliver Wendell Holmes Jr.(1841-1935) mengatakan bahwa : “ the taxes
are the price we pay for civilization” .
6
Pajak belasting ( belast om te betalen ) : beban yang harus dibayar.
Prof.P.J.A.Adriani
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
7
• Beberapa definis pajak memperkuat unsur pemaksaan kepada warga negara:
- Leroy Beaulieu: 1906: pajak adalah kontribusi yang dapat dipaksakan oleh
kekuasaan publik terhadap masyarakat maupun atas barang untuk pembelanjaan
negara.
- Mr Dr NJ Flieldmann(1949): pajak adalah utang –prestasi- kepada pemerintah
yang dapat dipaksakan berdasar norma-norma umum tanpa kontraprestasi yang
digunakan untuk menutupi pengeluaran pemerintah
- Prof Dr Rachmat Soemitro:” Pajak adalh iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa timbal balik untuk
membayar pengeluaran umum
8
R.Santoso Brotodihardjo
• Hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang
pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali kepada
masyarakat dengan melalui kas negara sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik
yang emngatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-
badan yang berkewajiban membayar pajak.
Prof Dr MJH Smeets:
• Pajak adalah prestasi kepada Pemerintah yang terutang melalui norma- norma umum dan
yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yan
individual untukm,embiayai pengeluaran pemerintah
Sommerfeld Ray M, Anderson Herschel M dan Brock Horace R:
• Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta kepada sektor pemerintah, bukan
akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar
pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”.
9
Unsur- unsur pajak :
1. Iuran kepada negara ,
2. Yang dapat dipaksakan,
3. Berdasarkan undang-undang,
4. Dengan tidak mendapat imbalan prestasi secara langsung yang dapat dirasakan
pembayar pajak
5. Pemungutan oleh pemerintah Pusat dan Daerah ( bukan swasta),
6. Digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan
tugas negara untuk kepentinmgan masyarakat umum.
10
FUNGSI PAJAK
Menurut Richard A.Musgrave
1. Fungsi Budgeter ,
2. Fungsi Regulerend,
13
• Harus ada non-discrimination : Orang asing dan warga negara Indoneia
diperlakukan sama dengan pajak yang sama besar
• Harus ada kepastian hukum dalam UU Pajak
1.Horizontal Equity: pemungutan pajak harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak dan sesuai manfaat yang diterima dari Negara.
Musgrave, Richard (1989): pendekatan keadilan berdasarkan: (1) asas manfaat
(benefit principle): kontribusi yang dibayar WP sepadan dengan manfaaty yang
diterimanya dari pemerintah melalui jasa publik “ to allocate the cost of public
service rendered, not to charge for costless benefit”
Permasalahannya sulit mengaitkan secara langsung pembiayaan kegiatan
pemerintah dengan penerimaan pajak
14
(2) Vertical Equity: Orang dengan kemmpuan lebih harus dikenakan pajak lebih
besar fair rate structure to calculate tax.
• WP yang mempunyai kemampuan lebih besar harus membayar pajak lebih besar
• pengenaan tarif pajak PPh didasarkan atas jumlah seluruh penghasilan atau seluruh
tambahan kemampuan ekonomis
-tarif pajak secara progresif yaitu: WP yang mempunyai jumlah penghasilan lebih
besar dikenakan tarif pajak lebih besar
Taxation according to abiility to pay calls for pepople with equal capacity to pay the
same and for peeple with greater ability to pay:
• Pelaksanaan pemungutan harus memperhatikan kedaan ekonomis WP.
15
(2) Vertical Equity: Orang dengan kemmpuan lebih harus dikenakan pajak lebih
besar fair rate structure to calculate tax.
• WP yang mempunyai kemampuan lebih besar harus membayar pajak lebih besar
• pengenaan tarif pajak PPh didasarkan atas jumlah seluruh penghasilan atau seluruh
tambahan kemampuan ekonomis
-tarif pajak secara progresif yaitu: WP yang mempunyai jumlah penghasilan lebih
besar dikenakan tarif pajak lebih besar
Taxation according to abiility to pay calls for pepople with equal capacity to pay the
same and for peeple with greater ability to pay:
• Pelaksanaan pemungutan harus memperhatikan kedaan ekonomis WP.
16
(2) certainty: menjamin setiap orang untuk tidak ragu membayar pajak karena
sesuatu sudah jelas
• Kepastian hukum mengeani subjek pajak, onjek pajak dan tata cara
pemungutannya
• Adanya kesamaam bahasa dan pengertiamn hukum seperti: lex specialist
derogat lex generalis;non diskrimantif; asas domisili dan sumber; asas world wide
income; asas kontiunitas;
• Tidak menimbulkan multi tafsir undang-undang;
• Harus ada tafsiran teleologia yang dikaitkan dengan keadaan lingkungan
masyarakat; tafsiran gramatikal: berdasarkan tata bahasa; tafsiran analigis
17
(3)Convenience of payment : saat yang tepat bagi WP untuk memenuhhi
kewajiban perpajakannya
• Pungutlah pajak saat wp mempunyai penghasilan dan sesuai penghasilan
yang dimiliki)(pay as you earn)
• Pemerintah memiliki sumber dana menjalankan roda pemerintahan lebih awal
sehingga tidak kesulitan keuangan.
• Pemerintah harus memiliki sistem pemajakan yang mudah dimengerti oleh
masyarakat.
• Biaya adminsitrasi pemungutan pajak harus sebanding dengan target
penerimaan pajak ( USA: 48 cent for $ 100)
• Sistem pajak memudahkan masyarakat WP menghitung pajak dengan pasti
dan mudah melaporkan SPT.
18
(4) Economic of collection (efficiency): pentingnya efisiensi pemungutan pajak
sehingga biaya pemungutan pajak tidak boleh lebih besar dari jumlah yang
dipungut.
• Mekanisme pemungutan pajak harus mampu mendatangkan pemasukan
pajak sebesar besarnya bagi Negara dengan biaya seminimal mungkin;
• Sistem perajakan memberi dampak minimal kepada operasional bisnis wajib
pajak.
• Pajak harus mampu menjadi isntrumen kebijakan fiskal pemerintah yang dapat
meciptakan transfer dana dari masyarakat ke sektor privat.
19
Dasar Teori Pemungutan Pajak
NEGARA
NEGARA MEMBERI
PERLINDUNGAN JIWA
DAN HARTA
PERSEORANGAN PAJAK
MASYARAKAT
Teori gaya pikul
• Memiliki asas utama keadilan
• Dibayar menurut gaya pikul seseorang,
• masyarakat akan membayar pajak menurut daya pikul seseorang.
• Faktor yang mempengaruhi gaya pikul:
a. keadaan keuangan negara
b. pembagian pendapatan nasional
c. daya beli uang atau nilai mata uang
Pajak Pajak
negara
banyak sedikit
Asas Domisili
Asas Sumber
Yuridikasi
Pemungutan Pajak
Asas Kebangsaan
Azas Pengenaan Pajak
• Azas penduduk (residence principle) pengenaan pajak kepada resident (Subjek
Pajak Dalam Negeri) atas seluruh penghasilan (worldwide income), dan kepada bukan
penduduk (non-residents) atas penghasilan yang bersumber dari negara itu.
• Azas sumber (source principle) pengenaan pajak atas penghasilan yang bersumber
dari negara itu tanpa memandang dari status residency dari penerima penghasilan.
• Azas kewarganegaraan (citizenship) pengenaan pajak berdasarkan status
warganegara.
Residence Principal √ √
Source Principle X √
Citizenship Principle √ X
29
JENIS PAJAK
Jenis Pajak
(menurut Lembaga Pemungut)
Syarat Objektif
Syarat Subjektif
Penghasilan isteri digabung dgn hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara
suami tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan & harta
bila telah memiliki NPWP sebelum kawin Isteri &suami masing-masing memiliki NPWP,
maka tidak perlu mendaftarkan diri lagi (Hak & kewajiban perpajakan terpisah)
Pasal 2
HITUNG
(PPh pasal 21*/29)
WP OP
WP OP WP OP Usaha / WP BADAN
Karyawan Pekerjaan Bebas USAHA
Gaji/Honor/Tunjangan Omzet/Pengh. Bruto Omzet/Pengh. Bruto
- - -
PTKP HPP + Biaya/beban usaha HPP + Biaya/beban usaha
Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Netto Penghasilan Netto
X - X
Tarif pasal 17 PTKP Tarif pasal 17
Pajak Terutang Penghasilan Kena Pajak Pajak Terutang
- X -
Kredit Pajak (bukti potong) Tarif pasal 17 Kredit Pajak (bukti potong)
Pajak yang masih harus dibayar Pajak Terutang Pajak yang masih harus dibayar
-
*) untuk penghasilan yang bersifat rutin Kredit Pajak (bukti potong)
berupa (gaji/tunjangan)
Pajak yang masih harus dibayar
Kewajiban Pembayaran Pajak
Membayar angsuran PPh
bulanan
Membayar sendiri
pajak terutang Pembayaran kekurangan
PPh selama setahun
PPh Pasal 15
WP OP
WP OP WP OP Usaha / WP BADAN
Karyawan Pekerjaan Bebas USAHA
Pembukuan Pencatatan
WP Badan
Banding Inkraacht
• 3 bulan
PK
Self assesment
Penetapan DJP
Penyelesaian Sengketa Inkraacht
41
Alur Sistem Perpajakan
Pemeriksaan Oleh
DJP WP SETUJU
Lebih Bayar
Surat Ketetapan Kurang Bayar WP TIDAK SETUJU
Pajak (SKP)
Nihil
KEBERATAN
42
Hak Kerahasiaan bagi Wajib Pajak
• Surat Pemberitahuan, Laporan Keuangan, dan dokumen lainnya yang
dilaporkan oleh WP.
• Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia
• Dokumen atau rahasia WP lainnya sesuai ketentuan perpajakan yang
berlaku.
44
Subjek Pajak (1)
Subjek Pajak Orang Pribadi Badan
45
Subjek Pajak (2)
Subjek Pajak Orang Pribadi Badan
46
Subjek Pajak (3)
Subjek Pajak Orang Pribadi Badan
BUT Bentuk usaha tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh:
orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, SPLN Orang Pribadi
atau
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia SPLN Badan,
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
47
Bukan Subjek Pajak
1. Badan perwakilan negara asing, pejabatnya, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka dengan syarat:
a. Bukan WNI, dan
b. Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, dan
c. Negara ybs memberikan perlakuan timbal balik,
2. Organisasi internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan, dengan syarat:
a. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut,
b. Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman
kepada Pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota
3. Pejabat perwakilan organisasi internasional butir 2, dengan syarat sama seperti butir 1 a dan 1 b.
48
Objek Pajak (1)
Objek Pajak SPDN adalah Penghasilan, yaitu:
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan WP yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)
1. Semua jenis penghasilan dalam pengertian ekonomis, (Global income taxation: semua jenis
penghasilan juridis)
2. Semua saat pengakuan (cash basis atau accrual basis),
3. Semua sumber geografis penghasilan (worldwide income),
4. Semua jenis cara pemanfaatannya,
5. Menerapkan konsep substance over form.
49
Objek Pajak (2)
Objek Pajak SPLN non BUT (taxing the foreigner):
• Bentuk penerapan Source Principle.
• Karakteristik Outbound Income:
1.Penghasilan tertentu (positive list),
2.Dengan nama dan dalam bentuk apapun (substance over form),
3.Yang dibayarkan atau yang terutang (cash atau accrual basis),
4. Dari badan pemerintah, SPDN, penyelenggara kegiatan, BUT, atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya,
5.Diperoleh WPLN selain BUT di Indonesia.
Pajak terutang: 20% dari jumlah bruto
20% dari perkiraan penghasilan neto
Mekanisme pelunasan:
pemotongan (withholding) oleh pihak yang wajib membayarkan.
Penghasilan
Penghasilan dari
kegiatan melakukan
Penghasilan dari non pekerjaan (employment
kegiatan (passive income = income from Penghasilan dari pekerjaan bebas
income) personal services) (profesional income- self employed
income = income from independent
personal services)
51
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)
Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yg diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, kec. ditentukan lain
dlm UU ini
Hadiah dari undian atau pekerjaan/kegiatan dan penghargaan
Laba usaha
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :
1. keuntungan krn pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sbg pengganti
saham/penyertaan modal;
2. keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya krn pengalihan harta kpd pemegang saham,
sekutu atau anggota;
3. keuntungan krn likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha;
4. keuntungan krn pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kec. yang diberikan kpd keluarga sedarah
dlm garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau
pengusaha kecil termasuk koperasi yg ditetapkan oleh Menkeu, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yg bersangkutan
5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan , tanda turut serta dalam
pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan. ( Tambahan )
Ditpenpa 2000 52
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya & pembayaran tambahan pengembalian
pajak.
53
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas. ( Tambahan )
Tambahan kekayaan netto yang berasal dari Penghasilan yang belum dikenakan pajak. ( Tambahan )
54
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
PT I bergerak dibidang jasa pengiriman barang dalam negeri tahun 2016 mempunyai komponen penghasilan
sebagai berikut:
a. Penerimaan jasa pengriman barang sebesar Rp 20 miliar
b. Penghasilan jasa giro sebesar Rp 50 juta -
c. Laba atas penjualan tanah Rp 1, 2 miliar
d. Penghasilan atas persewaan angkutan brg Rp 500 juta
e Penghasilan dividen dari afiliasi ( saham dimiliki 40 % dan tidak di jual publik Rp 500 juta (PPh pasal 4 ayat 3-
f Dividen dari investasi saham PT Telkom,Tbk Rp 200
g. Keuntungan Selisih penjualan saham di bursaRp 100 juta
h. Terdapat kontrak pengiriman brg antar pulau tg 30 des16 dan telah dilunasi 50 % sebesar Rp 250 juta , brg baru
dikirim 4 januari 17.
i. terdapat penerimaan royalti penggunaan merk angkutan dari sub agen incld PPN sebesar Rp 220 juta.
Diminta:
1. Identifikasikan jenis- jenis penghasilan yang merupakan Objek pajak baik Final maupun non final.
2. Hitunglah besarnya penghasilan yang merupakan objek pajak sesuai dengan pasal 4 ayat (1) UU No 36 Th 2008.
09/23/2020 56