Anda di halaman 1dari 8

KLIPING

MATERI ADMINISTRASI PAJAK

Disusun untuk memenuhi tugas remidi administrasi pajak

Disusun oleh :
Nama : Yousheca Reva Maharani
No. Absen : 36
Kelas : XI AKL 2
Mapel : Administrasi Pajak
BAB 1
KONSEP DASAR PERPAJAKAN

A. Definisi Pajak
Pajak adalah iuran wajib dari rakyat kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan
undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara lansung dan digunakan untuk
keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

B. Pungutan Selain Pajak


Pungutan lain yang serupa dengan pajak tetapi mempunyai perlakuan dan sifat yang
berbeda dengan pajak, antara lain:
1. Bea materai, yaitu pungutan yang dikenakan atas dokumen dengan menggunakan benda
materai.
2. Bea masuk dan bea keluar
Bea masuk adalah pungutan yang dimasukkan ke dalam daerah pabean berdasarkan
harga/nilai barang atau tarif tertentu. Bea keluar adalah pungutan yang dilakukan atas
barang yang dikeluarkan dari daerah pabean berdasarkan tarif yang sudah ditentukan.
3. Cukai, yaitu pungutan yang dikenakan atas barang tertentu yang sudah ditetapkan untuk
masing-masing jenis barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.
4. Retribusi, yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas
yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada pembayar.

C. Fungsi Pajak
Pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran. Fungsi
pajak yang dipungut oleh negara, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi anggaran (budgetair)

Pajak berfungsi sebagai sumber keuangan negara yang diperuntukan bagi


pembiayaanpengeluaran pemerintah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan sarana umum.

2. Fungsi mengatur (regularend)


Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur kebijakan tertentu di bidang ekonomi, politik,
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.

3. Fungsi pemerataan pendapatan (redistribution)

Pajak yang dipungut oleh negara selanjutnya akan dikembalikan kepada masyarakat dalam
bentuk penyediaan fasilitas publik di seluruh wilayah negara.

4. Legalitas pemerintahan (representation)

Slogan revolusioner di Inggris yang menyerukan "No taxation without representation", dan di
Amerika Serikat yang berbunyi "Taxation without representation is robbery"
mengimplikasikan bahwa pemerintah membebani pajak atas warga negara dan sebaliknya
warga negara berhak meminta akuntabilitas dari pemerintah sebagai bagian dari kesepakatan.

5.Fungsi stabilitas

Pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas
harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, antara lain dengan cara mengatur peredaran uang
di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

D. Kedudukan Hukum Pajak

1. Hukum Pajak Formal


2. Hukum Pajak Material
3. Berakhirnya Utang Pajak
4. Perlawanan Terhadap Pajak

E. Jenis Pajak
1. Berdasarkan Lembaga Pemungutan
a. Pajak pusat
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara pada umumnya. Pengelolanya adalah Direktorat Jenderal Pajak
dan Direktorat Jenderal Bea Cukai. Jenis pajak yang dipungut, antara lain Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPn-BM, Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Mulai
tahun 2011 untuk PBB dan BPHTB menjadi pajak daerah.
b. Pajak daerah
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk pembiayaan
rumah tangga daerah.

2. Berdasarkan Cara Pemungutan


a. Pajak langsung
Yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak
dilimpahkan kepada orang lain (secara ekonomis) dan dipungut secara berulang pada
waktu tertentu, misalnya setiap bulan atau tahun (berkala). Contoh: PPh dan PBB.

b. Pajak tidak langsung


Yaitu pajak yang pemungutanya tidak didaftar berdasarkan nomor kohir, tetapi jika
ada peristiwa, perbuatan tertentu, pembayar pajak dapat melimpahkan beban
pajaknya kepada orang lain. Contoh: PPN, PPnBM, Bea Cukai dan Bea Meterai.

3. Berdasarkan Sifat Pemungutan


a. Pajak subjektif
Yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan kondisi/keadaan Wajib Pajak.
Penentuan pajak harus disertai alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan
materialnya, yaitu daya pikul.
b. Yaitu pajak yang pengenaannya pertama-tama memperhatikan objeknya (benda,
keadaan, perbuatan, peristiwa) yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar
pajak, kemudian ditetapkan subjeknya. Contoh: PPN, PPnBM.

F. Tata Cara Pemungutan Pajak


1. Cara pemungutan pajak
a. Stelsel nyata (riil stelsel)
b. Stelsel anggaran (fictive stelsel)
c. Stelsel campuran
2. Sistem pemungutan pajak
a. Official Assesment System
b. Self Assesment System
c. Withholding Tax System
3. Syarat pemungutan pajak
a. Syarat keadilan
b. Syarat yuridis
c. Syarat ekonomis
d. Syarat finansial
e. Sederhana

G. Asas Pemungutan Pajak


1. Menurut Adam Smith
Menurut Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, asas pemungutan pajak
adalah sebagai berikut.

a. Asas kesesuaian (equality), artinya pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara
harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan Wajib Pajak. Negara tidak boleh
bertindak diskriminatif terhadap Wajib Pajak.

b. Asas kepastian hukum (certainty), artinya semua pemungutan pajak harus berdasarkan
undang-undang sehingga yang melanggar dikenai sanksi hukum.

c. Asas pemungutan pajak tepat waktu (convenience of payment), artinya pajak harus
dipungut pada saat yang tepat bagi Wajib Pajak. Contoh: saat menerima penghasilan
ataupun menerima hadiah.

d. Asas efisiensi, artinya biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan
sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

2. Menurut W.J. Langen


a. Asas daya pikul, artinya besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan
penghasilan Wajib Pajak: semakin tinggi penghasilan, semakin tinggi pajak yang
dibebankan.
b. Asas manfaat, artinya pajak yang dipungut harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat bagi kepentingan umum.
c. Asas kesejahteraan, artinya pajak yang dipungut digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
3. Menurut Adolf Wagner
a. Asas politik finansial, artinya pajak yang dipungut negara jumlahnya memadai
sehingga dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara.
b. Asas ekonomi, artinya penentuan Objek Pajak harus tepat. Contoh: PPN, PPn-BM.
c. Asas keadilan, artinya pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi.

4. Asas Pemungutan Pajak di Indonesia


Berdasarkan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, segala pajak untuk
keuangan negara ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Dasar Pengenaan Pajak, yaitu:
a. Asas domisili/asas kependudukan (domicile/residence principle) Artinya, pengenaan
Pajak Penghasilan orang pribadi atau badan adalah penduduk (resident) yang
berdomisili di negara itu.
b. Asas sumber
Artinya, pengenaan pajak penghasilan yang diperoleh orang pribadi atau badan
adalah Objek Pajak yang timbul dari negara itu. Contoh: tenaga kerja asing yang
bekerja di Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.
c. Asas kebangsaan (nationality/citizenship principle)

Artinya, pembebanan pajak berdasarkan status kewarganegaraannya, yang dilakukan


dengan cara menggabungkan asas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas
worldwide income.

H. Teori Pemungutan Pajak


1. Teori asuransi
Menurut teori ini, tugas negara adalah melindungi jiwa, raga, dan harta benda
perseorangan. Dalam kerangka itu, untuk mendapat perlindungan, warga negara
membayar pajak sebagai premi. Teori ini sudah lama ditinggalkan dan sekarang praktis
tidak ada pembelanya lagi. Perbandingan ini tidak cocok dengan kenyataan dan tidak
mengganti kerugian seperti halnya dalam asuransi. Pada kenyataannya, tidak ada
hubungan langsung antara pembayaran pajak dan nilai perlindungannya terhadap
pembayar pajak.

2. Teori kepentingan
Menurut teori ini, pembayaran pajak mernpunyai hubungan dengan kepentingan individu
yang diperoleh dari pekerjaan negara. Penganggur dan orang miskin yang memperoleh
bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa dari pekerjaan negara, tetapi
mereka justru tidak membayar pajak.

3. Teori daya pikul


Menurut teori ini, pemungutan pajak harus sesuai dengan kekuatan membayar dari Wajib
Pajak. Tekanan pajak harus sesuai dengan daya pikul Wajib Pajak dengan memperhatikan
besarnya penghasilan dan pengeluaran belanja Wajib Pajak tersebut.

4. Teori kewajiban mutlak atau teori bakti


Organisasi negara (organische staatsleer) mengajarkan bahwa negara mempunyai tugas
menyelenggarakan kepentingan umum. Negara harus mengambil tindakan yang
diperlukan termasuk keputusan di bidang pajak. Negara mempunyai hak mutlak untuk
memungut pajak dari rakyat sebagai tanda buktinya.

5. Teori daya beli


Teori ini tidak mempersoalkan asal mula suatu negara memungut pajak, tetapi lebih
melihat "efeknya", dan memandang efek yang baik itu sebagai dasar keadilannya.
Menyelenggarakan kepentingan masyarakat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan
pajak, bukan kepentingan individu maupun kepentingan negara, melainkan kepentingan
masyarakat yang meliputi keduanya itu. Teori ini menyatakan keadilan pemungutan pajak
oleh negara sehingga para ahli atau pemikir menamakannya sebagai asas menurut
falsafah hukum, yang tercantum dalam "the four maxims".

I. Tarif Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan tarif pajak dan dasar pengenaan
pajak. Jenis tarif pajak antara lain sebagai berikut.

1. Tarif Tetap

Yaitu, tarif berupa jumlah atau angka yang tetap.

2. Tarif Degresif
Yaitu penetapan tarif yang persentasenya semakin menurun jika dasar pengenaan
pajaknya semakin besar.

3. Tarif Proporsional
Yaitu, pengenaan tarif pajak dengan persentase tertentu yang sifatnya tetap (tidak
berubah): semakin besar dasar pengenaan pajaknya, semakin besar pula jumlah utang
pajak yang harus dibayar, namun persentasenya tetap sama.

4. Tarif Progresif
Yaitu, penetapan tarif pajak dengan persentase tertentu yang semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya semakin besar. Pengenaan tarif pajak progresif dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
a. Progresif progresif
b. Progresif proporsional
c. Progesif degresif

Anda mungkin juga menyukai