Disusun oleh :
Nama : Yousheca Reva Maharani
No. Absen : 36
Kelas : XI AKL 2
Mapel : Administrasi Pajak
BAB 1
KONSEP DASAR PERPAJAKAN
A. Definisi Pajak
Pajak adalah iuran wajib dari rakyat kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan
undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara lansung dan digunakan untuk
keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
C. Fungsi Pajak
Pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran. Fungsi
pajak yang dipungut oleh negara, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi anggaran (budgetair)
Pajak yang dipungut oleh negara selanjutnya akan dikembalikan kepada masyarakat dalam
bentuk penyediaan fasilitas publik di seluruh wilayah negara.
Slogan revolusioner di Inggris yang menyerukan "No taxation without representation", dan di
Amerika Serikat yang berbunyi "Taxation without representation is robbery"
mengimplikasikan bahwa pemerintah membebani pajak atas warga negara dan sebaliknya
warga negara berhak meminta akuntabilitas dari pemerintah sebagai bagian dari kesepakatan.
5.Fungsi stabilitas
Pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas
harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, antara lain dengan cara mengatur peredaran uang
di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
E. Jenis Pajak
1. Berdasarkan Lembaga Pemungutan
a. Pajak pusat
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara pada umumnya. Pengelolanya adalah Direktorat Jenderal Pajak
dan Direktorat Jenderal Bea Cukai. Jenis pajak yang dipungut, antara lain Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPn-BM, Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Mulai
tahun 2011 untuk PBB dan BPHTB menjadi pajak daerah.
b. Pajak daerah
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk pembiayaan
rumah tangga daerah.
a. Asas kesesuaian (equality), artinya pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara
harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan Wajib Pajak. Negara tidak boleh
bertindak diskriminatif terhadap Wajib Pajak.
b. Asas kepastian hukum (certainty), artinya semua pemungutan pajak harus berdasarkan
undang-undang sehingga yang melanggar dikenai sanksi hukum.
c. Asas pemungutan pajak tepat waktu (convenience of payment), artinya pajak harus
dipungut pada saat yang tepat bagi Wajib Pajak. Contoh: saat menerima penghasilan
ataupun menerima hadiah.
d. Asas efisiensi, artinya biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan
sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
2. Teori kepentingan
Menurut teori ini, pembayaran pajak mernpunyai hubungan dengan kepentingan individu
yang diperoleh dari pekerjaan negara. Penganggur dan orang miskin yang memperoleh
bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa dari pekerjaan negara, tetapi
mereka justru tidak membayar pajak.
I. Tarif Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan tarif pajak dan dasar pengenaan
pajak. Jenis tarif pajak antara lain sebagai berikut.
1. Tarif Tetap
2. Tarif Degresif
Yaitu penetapan tarif yang persentasenya semakin menurun jika dasar pengenaan
pajaknya semakin besar.
3. Tarif Proporsional
Yaitu, pengenaan tarif pajak dengan persentase tertentu yang sifatnya tetap (tidak
berubah): semakin besar dasar pengenaan pajaknya, semakin besar pula jumlah utang
pajak yang harus dibayar, namun persentasenya tetap sama.
4. Tarif Progresif
Yaitu, penetapan tarif pajak dengan persentase tertentu yang semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya semakin besar. Pengenaan tarif pajak progresif dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
a. Progresif progresif
b. Progresif proporsional
c. Progesif degresif