TUGAS KELOMPOK :
NAMA KELOMPOK :
1. ANGGA F. CANDAR
2. AGUNG P. RINATA
3. NOVIAR F.
4. INTAN PERMATA SARI
5. RUDIANSYAH
6. RISTA DIANRINI
B. Fungsi Pajak
Ada beberapa fungsi pajak yaitu:
Fungsi pajak yang pertama adalah sebagai fungsi anggaran atau penerimaan (budgetair):
pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan pemerintah
dan bermanfaat untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran. Penerimaan negara dari
sektor perpajakan dimasukkan ke dalam komponen penerimaan dalam negeri pada APBN.
Fungsi pajak yang kedua adalah sebagai fungsi mengatur (regulerend) : pajak sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi. Contohnya adalah pengenaan pajak yang lebih tinggi kepada barang mewah dan
minuman keras.
Fungsi pajak yang ketiga adalah sebagai fungsi stabilitas : pajak sebagai penerimaan
negara dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah. Contohnya
adalah kebijakan stabilitas harga dengan tujuan untuk menekan inflasi dengan cara
mengatur peredaran uang di masyarakat lewat pemungutan dan penggunaan pajak yang
lebih efisien dan efektif.
Fungsi pajak yang keempat adalah fungsi redistribusi pendapatan : penerimaan negara dari
pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan pembangunan nasional
sehingga dapat membuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Balas jasa Tidak langsung Langsung dan nyata Langsung kepada golongan
kepada individu tersebut tertentu
D. Pembagian Pajak
Pembagian pajak ada 3 yaitu berdasarkan golongan, fungsi dan pemungutan
1. Berdasarkan Golongan
A. Pajak Langsung
Pajak Langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak (wp) dan tidak
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada oranglain.
Contoh : pajak penghasilan (PPh)
B. Pajak Tidak Langsung
Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang dapat dibebankan dab dilimpahkan kepada orang
lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
2. Berdasarkan Sifat
A. Pajak Subjektif
Pajak yang memperhatikan keadaan Wajib Pajak dalam menentukan pajaknya, harus ada
alasan obyektif yang berhubungan erat dalam keadaan materialnya.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).
B. Pajka Obyektif
Pajak yang pada awalnya memerhatikan Obyek yang menytebabkan timbulnya kewajiban
membayar baru dicari subyeknya.
Contoh : Pajak Pertambahn Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).
3. Berdasarkan Wewenang
A. Pajak Pusat / Pajak Negara
Pajak yang wewenangnya ada pada pemerintahan pusat pelaksanaannya dilakukan oleh
Departemen Keuangan Melalui Direktorat Jendral Pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bnangunan (PBB), Bea Materai dan Bea
Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
B. Pajak Daerah
Pajak yang wewenang pemungutanya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya
dilakukan pada dinas pendapatan daerah.
C. Pajak Provinsi
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air
Pajak Bahan bakar Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan
Pajak Pengambil;an dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air permukaan
D. Pajak Kabupaten / Kota
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Reklame
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
Pajak Parkir
2. Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa
memperhatikan tempat tinggal wajib pajak (WP)
3. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara, misalnya pajak bangsa asing
di indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan indonesia yang
bertempat tinggal di indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN).
B. Sistem pemungutan pajak
1. Official assessment system
Official assessment system adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untung mengetahu besarnya pajak terurtang.
Ciri-cirinya :
Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada pemerintah
(fiskus)
Wajib pajak (WP) Bersifat pasif
Utang Pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh pemerintah (fiskus)
2. Self assessment system
Self assessment system adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
wajib pajak (WP) untuk menghjitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang harus dibayar.
Ciri-cirinya :
Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak (WP)
sendiri.
wajib pajak (WP) aktif memulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri
pajak terutang
pemerintah (fiskus) tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3. Withholding system
Withholding system adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga untuk memotong atau memotong besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak
(WP).
F. Perlawanan pajak
Perlawanan Pajak adalah hambatan-hambatan dalam pemungutan pajak baik yang
disebabkan oleh kondisi negara dan rakyatnya maupun disebabkan oleh usaha-usaha wajib
pajak yang disadari ataupun tidak disadari mempersulit pemasukan pajak sebagai sumber
penerimaan negara. Walaupun pajak tidak bisa dipungut tanpa adanya persetujuan dari
rakyat, pemerintah selalu berusaha untuk memberikan penerangan dan penyuluhan agar
rakyat mempunyai kesadaran akan kewajibannya membayar pajak.
Menurut R. Santoso Brotodihardjo dalam bukunya “ Pengantar Ilmu Hukum Pajak
“ perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan antara Perlawanan Pasif dan Perlawanan Aktif.
Perlawanan Pasif
Perlawanan Pasif terdiri dari hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan pajak
yang erat hubungannya dengan struktur ekonomi, perkembangan intelektual dan moral
penduduk serta system pemungutan pajak itu sendiri. Misalnya antara negara industri dengan
negara agraris, akan berbeda dalam hal melaksanakan pencatatan pembukuan. Demikian
pula dalam kemajuan tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat di negara industri telah
terorientasi “ bank minded “.
Perlawanan Aktif
Perlawanan Aktif adalah meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung
ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak.
Usaha perlawanan aktif dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga ) cara, yaitu :
Melalaikan Pajak
Melalaikan pajak meliputi tindakan menolak untuk membayar pajak yang telah ditetapkan
oleh fiskus atau menolak untuk memenuhi formalitas-formalitas yang harus dipenuhi
berdasarkan ketentuan perundang-undangan..
G. Cara pemungutan
Pemungutan Pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 (tiga) stelse yaitu :
A.Stelsel nyata (Riel stelsel)
Pengenaan pajak berdasarkan pada obyek pajak (penghasilan yang nyata) sehingga
pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan
sesungguhnya telah dapat diketahui.
B.Stelsel anggapan (fictieve stelel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu yang diatur oleh undang-undang, misalnya
penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun
pajak telah dapat ditetapkan besarnya terutang.
C.Stelsel campuran
Stelse ini merupakan kombinasi antara stelse nyata dengan stelse anggapan pada awal
tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatau anggapan, kemudian pada akhir tahun
besar pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnaya.
H. Tarif Pajak
Tarif Pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.