Anda di halaman 1dari 43

Perpajakan

Indonesia
Muhamad Rifais Utomo, S.Pd., M.Ak.

Tlp/WA : 087886533607
Email : mrifais.utama@gmail.com
Agenda

Konsep Pajak

Regulasi Pajak

Diskusi

3
Mengapa Belajar Pajak ??

Kewajiban
Individu

Pertumbuhan Kewajiban
ekonomi Pajak Perusahaan
(Makro) (AK)

Penerimaan
Negara
(ASP)

4
Karir di Bidang Pajak

Tax
manajemen

Tax officer
Lainnya Karir
(DJP)

Tax
Consultant

5
Pajak - Perusahaan

Transaksi

Pajak
Keputusan Kewajiban
dalam
Manajemen Perusahaan
Perusahaan

Laporan
Keuangan

6
PERTANYAAN MENDASAR
 Bagaimana Anda membayar pajak ??
 Bagaimana mencatat ?
– Penjualan
– Pembayaran gaji
– Pembayaran sewa
– Penerimaan pendapatan jasa?
 Dari mana pos-pos pajak dalam Laporan Keuangan
diperoleh ?
– Beban pajak penghasilan
– Utang pajak penghasilan / pajak dibayar dimuka
– Aset dan liabilitas pajak tangguhan
 Bagaimana pengungkapan dalam laporan
keuangan?
– Catatan atas laporan keuangan  koreksi fiskal

7
Pajak Perusahaan
Dipotong
PPh 23 atas
penghasilan jasa
Badan
Memotong
PPh 21
atas gaji

PPN atas
PBB penyerahan
Penghasilan Meterai barang/jasa
BPHTB
Beban yang dapat dikurangkan Pajak Daerah
Penghasilan kena pajak
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal Lapor
Kredit pajak KPP
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23) Setor
• Pajak luar negeri (24) Kas negara
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
8
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1

Undang-
PSAK
Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer

Penelitian: Pajak Tangguhan:


 Aktiva/utang
Book tax Gap
 Beban/Pendapatan
Eff Tax Rate
9
Pengertian Pajak

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H


iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum
(Dasar-dasar hukum pajak dan
pajak pendapatan 1990:5)

10
PENGERTIAN PAJAK
Prof.Dr.P.J.A.Adriani
Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat
prestasi kembali yg langsung dpt ditunjuk dan gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan

Mr. DR. N. J. Feldmann


Pajak adalah prestasi yang dilaksanakan oleh dan terutang
kepada Pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata2
digunakan untuk menutup pengeluaran2 umum.

Prof. Edwin R. A. Seligman


“Tax is compulsory contribution from the person to the
government to defray the expenses incurred in the common
interest of all, without reference to special benefit conferred.”
11
Definisi Pajak

• Dipungut berdasarkan undang-undang


• Tidak menunjukkan adanya kontraprestasi
• Dipungut negara baik pemerintah pusat dan daerah
• Diperuntukkan pengeluaran pemerintah  public
investment
• Mempunyai tujuan lain  reguler

12
PERBEDAAN PAJAK
• RETRIBUSI
Mendapat
kontraprestasi
langsung

Unsur yang melekat pada pengertian retibusi adalah:


1. Pemungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang.
2. Sifat pemungutannya dapat dipaksakan
3. Pemungutannya dilakukan oleh negara
4. Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum
5. Kontraprestasi langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi
13
PERBEDAAN PAJAK

 SUMBANGAN
Yang mendapat manfaat
penerima sumbangan

• Sumbangan tidak diartikan untuk kepentingan pengeluaran2 yang


dikelola oleh pemerintah,tetapi dilaulan oleh dan untuk kepentingan
sekelompok masyarakat tertentu dan tidak memerlukan dasar hukum
pungutannyaberdasarkan UU serta unsur pelaksanaannya pun tidak
ada
• Sumbangan pungutannya tidak berdasarkan UU tetapi lebih bersifat
gotong royong

14
Fungsi Pajak

• Budgetair  sumber
penerimaan utama
• Reguler  PPnBM
Minimun keras, PPh
pengusahan kecil lebih
rendah,
 Redistribusi
 Demokrasi
15
Azas pajak

• EQUALITY  Pajak  CONVINIENCE  tidak


adil dan merata menyulitkan, Pay as
– Adil secara vertikal you earn,
– Adik horisontal ex:withholding system

 ECONOMY 
efisien ex:self
assesment
 CERTAINTY  tidak
sewenang-wenang, Adam Smith dalam
berdasarkan undang- An Inquiri into the
undang yang dilaksanakan nature and cause of
the wealth of
nations
16
Azas Pemungutan
Azas Menurut Falsafah Hukum Azas yuridis
• Teori Asuransi (melindungi) Hukum pajak harus
• Teori Kepentingan memberikan jaminan
• Teori daya pikul hukum  UU
• Teori Bakti
• Teori azas daya beli
Azas untuk memungut
 Azas tempat tinggal
Azas ekonomi
Negara  perekonomian  Azas kebangsaan
meningkat. Pajak tidak  Azas sumber
menghambat ekonomi

17
HUKUM PAJAK

Kumpulan peraturan-peraturan yang


mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak

18
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK MATERIAL

mengatur tentang obyek pajak, subyek


pajak, besar pajak yang dikenakan
timbul dan hapusnya utang pajak dan
hubungan hukum antara pemerintah dan
WP HUKUM PAJAK FORMAL

• UU Pajak Penghasilan tata cara untuk mewujudkan hukum


• UU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak material menjadi kenyataan
Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
• UU Bea Meterai • UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
• UU Pajak dan Retribusi Daerah Perpajakan,
• UU Pajak Bumi dan Bangunan • UU Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa,
• UU Pengadilan Pajak

19
UU PAJAK PENGHASILAN (UU 36/2008)
Perubahan keempat dari UU 7/1983

Subyek Pajak

Obyek Pajak
• Obyek; bukan obyek; pengurang dan bukan pengurang

Cara Menghitung Pajak


• Tarif, struktur modal, harga transaksi, revaluasi

Pelunasan pajak dalam Tahun Berjalan


• PPh 21; 22; 23; 24; 25

Perhitungan pajak akhir tahun


• PPh 28; PPh 29

20
Subjek Pajak
Pasal 2 Ayat (1 dan 1a)

Orang Pribadi (OP)

Warisan yang belum terbagi sebagai satu


kesatuan, bersifat menggantikan yang berhak.

Badan
Bentuk usaha tetap (BUT), merupakan
subyek pajak yang perlakuan pajaknya
dipersamakan dengan subyek pajak badan.
21
Definisi Penghasilan
Pasal 4 Ayat (1)

Merupakan setiap tambahan kemampuan


ekonomis yang:
- Diterima atau diperoleh wajib pajak.
- Berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia.
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak.
Dengan nama dan dalam bentuk apapun

22
Ketentuan Pembukuan
Pasal 28 Ayat (1), (7) dan Penjelasan (7)

23
Standar Akuntansi Indonesia

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan - PSAK


Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
signifikan - SAK-ETAP

Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah - SAK EMKM

Standar Akuntansi Syariah ISAK 35 Penyajian laporan


• Mengatur transaksi Syariah keuangan entitas berorientasi non
• Pelaporan organisasi Syariah laba menggantikan PSAK 45 Standar
• Diterapkan bersamaan dengan Akuntansi Organisasi Nirlaba
PSAK / SAK ETAP / EMKM • Mengatur pelaporan
tergantung entitasnya. • Ekuitas = Net aset
• Diterapkan bersamaan PSAK /
SAK ETAP

Standar
Standar Akuntansi
Akuntansi Pemerintahan
Pemerintahan (SAP),
(SAP), PP
PP 71
71 tahun
tahun 2010,
2010, digunakan
digunakan untuk
untuk entitas
entitas
Pemerintah
Pemerintah Pusat
Pusat dan
dan Daerah
Daerah dalam
dalam menyusun
menyusun laporan
laporan keuangan.
keuangan. Standar
Standar berbasis
berbasis
Akrual,
Akrual, dengan
dengan referensi
referensi utama
utama IPSAS
IPSAS // International
International Public
Public Sector
Sector Accounting
Accounting
Standards.
Standards.
24
UU PPN & PPnBM (UU 42/2009)
Perubahan keempat dari UU 8/1983

Pengukuhan pengusaha kena pajak

Kewajiban melaporkan usaha, memungut dan


menyetor dan melaporkan pajak terutang

Obyek Pajak

Tarif dan Cara Menghitung Pajak

Saat dan tempat terutang

Laporan Perhitungan pajak

Ketentuan Khusus - pemungut

25
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK

WAJIB PAJAK FISKUS


c
Pemeriksaan
Pendaftaran
(NPWP-NPPKP)
c Penetapan
(SKP)
Pembukuan/
Pencatatan
Keberatan

Pembayaran
(SSP) BPP
Banding

Pelaporan
(SPT)
MA
Kasasi

26
Fase Fase self Fase Fase Fase
timbulnya assessment Pengawasa Sengketa Penyelesai
hak dan an
n
kewajiban Sengketa
Ber-NPWP Pengadilan
Berlakunya & PKP Pajak
Pemeriksaan
UU
Keberatan S
E
BANDING L
Pembukuan
E
Ketetapan Surat Kep. S
Menyampai-
Hak dan Pajak Keberatan A
kan SPT
kewajiban I
PUTUSAN
Diperiksa ? Setuju? Setuju? BANDING
Tidak Tidak
5 Th Ya Ya
Ya
Tidak
Pendaftaran

Wajib Pajak
adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
KUP Pasal 1 ayat 2

Nomor Pokok Wajib


Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya.

Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


Setiap pengusaha yang dikenakan PPN berdasarkan ketentuan
undang-undang perpajakan, wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP dan kepadanya diberikan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pembukuan
• Pembukuan merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga
perolehan atau penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi pada setiap
tahu pajak berakhir
• Wajib Pajak yang Wajib menyelenggarakan Pembukuan:
• WP pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
• WP badan di Indonesia
• WP pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
diperbolehkan menghitung dengan penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. WP pribadi yang
tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
– Orang yang dikecualikan menyelenggarakan pembukuan wajib
melakukan pencatatan
Ilustrasi Hukum Formal:
Surat Administratif

Keterangan SPT SKP STP

Definisi Surat untuk Surat keterangan Surat untuk


pelaporan, berupa SKPKB, menagih pajak dan
perhitungan, dan SKPKBT, SKPLB, sanksi administrasi.
pembayaran pajak SKPN.
terutang.
Fungsi Pelaporan dan Alat koreksi, sarana Alat koreksi pajak
pertanggungjawab mengenakan sanksi, terutang, sarana
an penghitungan dan alat menagih mengenakan
jumlah pajak pajak. sanksi, dan alat
terutang, menagih pajak.
pembayaran
sendiri,
pemotongan.

30
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

• Hukum Perdata • Hukum Pidana


Mencari dasar Adanya sanksi atas
kemungkinan pemungutan kealpaan dan
atas kejadian,keadaan dan kesengajaan terhadap
perbuatan hukum yang WP yang melanggar
bergerak dalam
peraturan
lingkungan perdata

31
Kedudukan Hukum Pajak

• Hukum Pidana
Mengenakan sanksi atas kealpaan dan kesengajaan
terhadap WP yang melanggar peraturan.

• Hukum Perdata
Mencari dasar kemungkinan pemungutan atas
kejadian,keadaan dan perbuatan hukum yang
bergerak dalam lingkungan perdata.

32
Ilustrasi Ketentuan Pidana:
(Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2000)

• Karena kealpaan
– Tidak menyampaikan SPT; atau
– Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara .
• Dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/
atau denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.

33
Ilustrasi Ketentuan Pidana:
(Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2000)

• Kesalahan Disengaja
– Tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan NPWP; atau
– Tidak menyampaikan SPT; atau
– Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar
atau tidak lengkap; atau
– Menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau
– Menolak memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen
lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; atau
– Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau
dokumen lainnya; atau
– Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
• Dipidana paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling tinggi
4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar.

34
Hutang pajak

• Saat timbul hutang pajak


– Materiil : saat diberlakukannya UU
– Formal : saat ditagih / ditetapkan oleh
fiskus
• Berakhirnya utang pajak
– Pembayaran
– Kompensasi
– Daluwarsa
– Pembebasan / penghapusan

35
Jenis Pajak

Pajak

Golongan Sifat Lemb.


Pemungutnya

Pajak Pajak
Subyektif Obyektif

Pajak pajak tdk Pajak Pusat Pajak


Langsung langsung Daerah

36
Perlawanan Pajak

• PASIF

• Struktur Ekonomi
• Sistem Pemungutan
• Moral dan Intelektual • AKTIF
penduduk
• Tax Avoidance
• Tax Evasion

37
CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN PAJAK

 Stelsel
 Fiktif  PPh ps 25
 Riil  PPh ps 21, 23
 Campuran  PPh ps 29

Pembayaran Angsuran PPh 25 (fiktif) Penghitungan


Pemotongan pajak oleh pihak lain (PPh 21, 22, 23, 24) kembali
PPh ps 29

38
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

 Sistem pemungutan
 Official assessment  SKP, PBB
 Self assessment  PPh tahunan
 Withholding system  PPh 21, 23,

39
YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK

 Azas pemungutan pajak


 Domisili / tempat tinggal
 Sumber
 Kebangsaan

40
TARIF PAJAK

PRESENTASE TARIF STRUKTUR TARIF

1. MARGINAL 1. PROPORSIONAL (PPN)


2. EFEKTIF 2. PROGRESIF :
progresif progresif
Progresif degresif
3. DEGRESIF
4. TETAP (materai)

41
Penelitian Bidang Pajak

• Perusahaan:
– Ketaatan perusahaan memenuhi kewajiban pajak
– Pajak dalam laporan keuangan  book tax difference;
earning management; pajak tangguhan.
– Tax management, tax avoidance, tax evasion
– Pajak internasional  transfer pricing, heaven countries,
thin capitalization
• Kebijakan pajak – menguji efektivitas kebijakan yang
telah dilakukan
• Penelitian individu – ketaatan / tax compliance

42
TERIMA KASIH

43

Anda mungkin juga menyukai