ajak
"Sementara pajak lainnya mencapai Rp3,9 triliun atau 103,3% dari target Rp3,8 triliun,"
ujar Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak M. Iqbal Alamsjah di
Jakarta, Selasa (4/1/2011).
Dia juga mengungkapkan, penerimaan pajak non migas tercatat sebesar Rp590,1 triliun
atau 97,4% dari target Rp606,1 triliun.
Sementara untuk PPh migas, realisasi penerimaannya mencapai Rp58,8 triliun atau
106,3% dari target Rp55,3 triliun. "Jadi keseluruhan penerimaan pajak plus migas Rp
649,042 triliun atau 98,1 persen dari target Rp 661,4 triliun. Secara keseluruhan naik
19,2 persen dibanding tahun lalu. kbc9
•
Sumber: : http://www.kabarbisnis.com
HUKUM
HUKUM
PAJAK
Free Powerpoint Templates
Page 9
istem Pemungutan Pajak:
Ada 3 sistem :
1. Self Assesment (PPh dan PPN)
Wajib Pajak berperan aktif sendiri menghitung, menetapkan, menyetorkan
dan melaporkan pajak yang terutang.
Kantor Pajak berperan mengawasi kebenaran atau tidak laporan yang
disampaikan dan bila perlu melakukan pemeriksaan tingkat kepatuhan
wajib pajak dengan hasil akhir menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak.
2. Official Assesment (PBB)
Kantor Pajak menghitung, menetapkan besarnya pajak terutang dalam
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
3. System Witholding
Adanya pihak ketiga yang menghitung, menetapkan, menyetorkan dan
melaporkan pajak yang sudah dipotong/dipungut misalnya : PPh atas gaji,
Imbalan jasa dari bendaharawan pemerintah dan lainnya.
Dasar Pemungutan :
UU No. 17 Tahun 2000, tentang Pajak Penghasi
lan.
Obyek Pajak:
Barang Pribadi penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomi yan
g diterima atau diperoleh wajib pajak baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
Catatan: atau untuk menambah kelengkapan wajib
pajak yang atau
Ada beberapa macam penghasilan bersangkutan.
pendapatan yang tidak
dikenakan
pajak, antara lain bantuan sumbangan, hibah, warisan, pembayaran
asuransi karena kecelakaan atau sakit atau meninggal, keuntungan
yayasan atau badan yang digunakan untuk kepentingan umum, dan
lain-lain
Free Powerpoint Templates
Page 20
Ph:
Subyek Pajak:
1) Barang Pribadi
2) Warisan yang belum terbagi sebagi satu kesatu
an
3) Badan usaha
4) bentuk usaha tetap
Subyek pajak terbagi menjadi dua, Yaitu:
1. Subyek Pajak Dalam Negeri
2. Subyek Pajak Luar Negeri.
Contoh Bentuk Pajak Penghasilan:
1. Pajak upah atau gaji, pensiun, komisi, atau penghasilan lain yang diperol
eh karena pekerjaan seseorang (wajib pajak).
2. Pajak honorarium dan royalti.
3. Pajak hadiah atau penghargaan.
4. Pajak keuntungan berusaha.
5. Pajak bunga simpanan atau tabungan di bank.
6. Pajak dividen yang diterima oleh pemegang saham perusahaan .
7. Pajak sewa tanah, rumah, atau harta kekayaan lain.
8. Pajak pembayaran asuransi.
No Peruntukan Besaran
1. Wajib Pajak 13.200.000,-
2. Tambahan wajib pajak yang menikah 1.200.000,-
3. Tambahan seorang istri yang penghasilannya 13.200,000,-
digabung dengan penghasilan suami.
4. tambahan untuk setiap anggota keluarga sedar 1.200.000,-
ah dan keluarga semenda dalam garis keturuna
n lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak tiga
orang untuk setiap keluarga
Wajib Pajak =
13.200.000,-
Tambahan menikah =
1.200.000,-
Tambahan anak (max3) = 3 x 1.200.000 =
Jumlah PTKP3.600.000,- =
Pendapatan Kena Pajak (PKP). 18.000.000
Penghasilan Netto 1 Tahun – PTKP =
PPh Terhutang 1 tahun 78.000.000
5% X 25.000.000,- = 1.250.000,-
10% X 25.000.000,- = 2.500.000,-
15% X 28.000.000,- = 4.200.000,-
Jumlah PPh Sulthan 1 Tahun = 7.950.000
PPh Terhutang 1 Bulan
7.950.000 : 12 = 662.500
Free Powerpoint Templates
Page 24
CONTOH:
PERHITUNGAN DI ATAS BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER
2008
DAN
SEJAK TANGGAL 1 JANUARI 2009
BERLAKU TARIF BARU
BERDASARKAN UU No. 36
Tahun 2008, tentang
Perubahan keempat Pajak
Pengahsilan Pasal
Free Powerpoint Templates
7
Page 25
Ph: BERLAKU SEJAK 1 JANUARI 2009
Tarif Pajak Progresif:
Ditetapkan sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008, tentang
Perubahan keempat Pajak
Pengahsilan Pasal 17, sebagai
Berikut:
1). Wajib pajak perorangan atau pribadi dalam negeri.
No Lapisan Penghasilan Kena pajak Tarif Pajak
1. 0 – 50.000.000 5%
2. 50.000.000 – 250.000.000 15%
3. 250.000.000 – 500.000.000 25%
4. 500.000.000 – seterusnya 30%
2). Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen).
No Peruntukan Besaran
1. Wajib Pajak 15.840.000,-
2. Tambahan wajib pajak yang menikah 1.320.000,-
3. Tambahan seorang istri yang penghasilannya 15.840,000,-
digabung dengan penghasilan suami.
4. tambahan untuk setiap anggota keluarga sedar 1.320.000,-
ah dan keluarga semenda dalam garis keturuna
n lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak tiga
orang untuk setiap keluarga
Wajib Pajak =
15.840.000,-
Tambahan menikah =
1.320.000,-
Tambahan anak (max3) = 3 x 1.320.000 =
Jumlah PTKP3.960.000,- = 21.120.000
Pendapatan Kena Pajak (PKP).
Penghasilan Netto 1 Tahun – PTKP =
PPh Terhutang 1 tahun 74.880.000
5% X 50.000.000,- = 2.500.000,-
15% X 24.880.000,- = 3.732.000,-
Dasar Pemungutan :
UU No. 12 Tahun 1994.
Obyek Pajak:
Bumi dan atau bangunan.
Catatan:
Ada beberapa macam obyek pajak yang tidak dikenakan
pajak, antara lain:
• Bangunan yang digunakan untuk melayani kepentingan umum seperti tempat ibadah, rumah
sakit, gedung sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan.
• Kuburan, peninggalan purbakala, dan sejenisnya.
• Hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
• Bangunan yang digunakan oleh perwakilan diplomatik.
• Bangunan yang digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan
oleh Menteri Keuangan
Tarif Pajak.
0,5 % dari obyek pajak