Anda di halaman 1dari 15

Sumber Penerimaan Negara

1) Pajak
2) Penerimaan Bukan Pajak (PNBP)
3) Hibah
4) Lain lain
Pengertian Pajak ?

 Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan


undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
 Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin
dan “surplusnya” digunakan untuk “public saving” yang
merupakan sumber utama untuk membiayai “public
investment”.
UNSUR-UNSUR PAJAK
1. Iuran dari rakyat kepada negara
2. Berdasarkan undang-undang
3. Tanpa jasa timbal balik yang secara langsung dapat
ditunjuk
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara
Syarat-Syarat Pemungutan Pajak

1. Syarat keadilan, yaitu pemungutan pajak harus adil.


2. Syarat yuridis, yaitu pemungutan pajak harus berdasarkan
undang-undang.
3. Syarat ekonomis, yaitu pemungutan pajak tidak
mengganggu perekonomian .
4. Syarat finansial, yaitu pemungutan pajak harus efisien.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak

1) Teori asuransi, pembayaran premi karena mendapat jaminan


dari negara.
2) Teori kepentingan, Pembagian beban pajak kepada negara
didasarkan pada “kepentingan” atau “perlindungan” masing-
masing orang. Oleh karena itu, semakin besar “kepentingan”
seseorang terhadap negara, maka semakin besar pula pajak
yang harus dibayar
3) Teori daya pikul, Beban pajak untuk semua orang harus sama
beratnya. Hal ini mengandung makna bahwa pajak harus di
bayarkan sesuai dengan “daya pikul” masing-masing orang.
4) Teori bakti
5) Teori asas daya beli
Fungsi pajak

1) Fungsi Anggaran (Budgetair), berfungsi untuk membiayai


pengeluaran-pengeluaran negara. Pemerintah bisa mengatur
pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur,
pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam
rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi
produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk
produk luar negeri
2) Fungsi Mengatur (Regulerend), Pemerintah bisa mengatur
pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan
fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring
penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam
rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
Hierarkhi dan Dasar Hukum Pemungutan Pajak

1) Undang-Undang Dasar 1945


2) Undang-Undang Perpajakan
3) Peraturan Pemerintah
4) Keputusan Menteri Keuangan
5) Keputusan Dirjen Pajak
Kedudukan Hukum Pajak :
1) Hukum Pajak Materil
2) Hukum Pajak Formil

 Hukum Pajak Materil Adalah hukum pajak yang memuat


norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan,
perbuatan, persitiwa hukum yang dikenai pajak (objek
pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa
besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang
timbul dan hapusnya hutang pajak dan hubungan hukum
antara pemerintah dan wajib pajak.
Contoh
Hukum Pajak Materil

1) UU Pajak Penghasilan.
2) UU Pajak Pertambahan Nilai & Penjualan Atas Barang
Mewah.
3) UU Pajak Bumi dan Bangunan.
4) UU Pajak Bea materai.
Hukum Pajak Formil

 Adalah hukum pajak yang mengatur suatu aturan yang


memuat tata cara untuk mewujudkan / melaksanakan hukum
pajak materil.
Contoh Hukum Pajak Formil

1) UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.


2) UU Badan Penyelesaian Sengketa Pajak yang telah diubah
menjadi UU Badan Peradilan Pajak.
3) UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Pengelompokan Pajak
I. Menurut golongannya :
- Pajak Langsung, pajak yang bebannya harus ditanggung
sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain. Dengan kata lain, pajak langsung
harus dibayar sendiri oleh wajib pajak bersangkutan.
- Pajak Tidak langsung, adalah pajak yang bebannya dapat
dialihkan atau digeser kepada pihak lain. Dengan kata lain,
pembayarannya dapat diwakilkan kepada pihak lain.
 Contoh Pajak langsung : Pajak penghasilan (PPh), Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB).Pajak Kendaraan Bermotor.
 Contoh Pajak Tidak langsung : Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak bea masuk, Pajak ekspor.
Pengelompokan Pajak

II. Menurut Sifatnya :


- Pajak Subjektif, adalah pajak yang dalam pengenaannya
mempertimbangkan keadaan diri wajib pajak. Contohnya,
pajak penghasilan dan PBB
- Pajak Objektif, adalah pajak yang dikumpulkan
berdasarkan jenis objeknya. Biasanya dikenakan terhadap
barang-barang mewah. Contohnya, pajak bea cukai dan pajak
penjualan.
III. Menurut Lembaga Pemungutnya :
- Pajak Pusat, pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat.
- Pajak Daerah, Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
Pengelompokan Pajak

 Contoh pajak Pusat :PPh, PPN & PPN BM


 Contoh pajak Daerah Provinsi :
1) Pajak Kendaraan Bermotor;
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
4) Pajak Air Permukaan;
5) Pajak Rokok.
Pengelompokan Pajak

 Contoh Pajak Pemerintah Kota/kabupaten :


1) Pajak Hotel;
2) Pajak Restoran;
3) Pajak Hiburan;
4) Pajak Reklame;
5) Pajak Penerangan Jalan;
6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.
7) Pajak Parkir;
8) Pajak Air Tanah;
9) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Anda mungkin juga menyukai