Anda di halaman 1dari 35

PENGERTIAN DASAR MANAJEMEN PAJAK

Create by:
Dr. Yohanes, CA., ASEAN CPA., CSRS., CSA., CTA., CMA., CPA., CertSF
PENGERTIAN PAJAK
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro pajak adalah:
“Iuran rakyat kepada Kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani, pajak adalah:


“Iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) terutama oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturanperaturan dengan tidak mendapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara menyelenggarakan
pemerintahan”.
DEFINISI PAJAK
1. Dipungut berdasarkan undang-undang
2. Tidak menunjukkan adanya kontraprestasi
3. Dalam penerapannya bersifat dapat dipaksakan
4. Dipungut negara baik pemerintah pusat dan daerah
5. Diperuntukkan pengeluaran pemerintah
FUNGSI PAJAK

• Budgetair  sumber penerimaan utama


• Reguleren  alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan
AZAS PAJAK
 EQUALITY  Pajak  CONVINIENCE  tidak
adil dan merata menyulitkan, Pay as you
 Adil secara vertikal earn, ex:withholding
 Adil horisontal system
Adam Smith dalam
An Inquiri into the
nature and cause of
the wealth of nations
 CERTAINTY  tidak  ECONOMY 
sewenang-wenang, efisien ex:self
berdasarkan undang-undang assesment
yang dilaksanakan
HUKUM PAJAK
Kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak

Hukum Pajak mengatur hubungan antara pemerintah


dengan Wajib Pajak (WP).
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
1. HUKUM PAJAK MATERIAL
mengatur tentang obyek pajak, subyek pajak, besar pajak yang
dikenakan timbul dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum
antara pemerintah dan WP
UU PPh dan UU PPN
2. HUKUM PAJAK FORMAL
tata cara untuk mewujudkan hukum material menjadi kenyataan
UU KUP, UU PPSP, UU Pengadilan Pajak
JENIS PAJAK

Pajak

Sifat Obyek Pemungutnya

Pajak Pajak
Subyektif Obyektif

Pajak Pajak Tidak Pajak Pusat Pajak


Langsung Langsung Daerah
MENURUT SIFATNYA

• PAJAK LANGSUNG • PAJAK TIDAK


LANGSUNG
PEMBEBANANNYA
TIDAK DAPAT PEMBEBANANYA
DILIMPAHKAN KPD DAPAT DILIMPAHKAN
PIHAK LAIN KEPADA PIHAK LAIN

PPh PPN
MENURUT OBYEKNYA

• PAJAK SUBYEKTIF • PAJAK OBYEKTIF

BERDASARKAN SUBYEK BERDASARKAN OBYEK


BARU DICARI OBYEKNYA BARU DICARI SUBYEKNYA

PPh PPN, PPnBM


MENURUT PEMUNGUTANNYA
• PAJAK DAERAH
• PAJAK PUSAT
Pajak Reklame,
Pajak Hiburan, Pajak
PPh,PPN PPnBM,
Rumah
PBB, Bea Materai Makan/Restoran dan
Hotel
JENIS-JENIS PAJAK
• Pajak Penghasilan
• Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
• Bea Meterai
PAJAK PUSAT • Pajak Bumi dan Bangunan
• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan

PAJAK • Bea Balik Nama


PROPINSI • Pajak Kendaraan
PAJAK DAERAH
• Pajak Hotel & Restoran
PAJAK
• Pajak Hiburan
KABUPATEN
• Pajak Radio
PERLAWANAN PAJAK

• PASIF

• Struktur Ekonomi
• Sistem Pemungutan
• Moral dan Intelektual • AKTIF
penduduk

• Tax Avoidance
• Tax Evasion
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

 Sistem pemungutan
 Official assessment  SKP, PBB
 Self assessment  PPh tahunan
 Withholding system  PPh 21, 23,
PENGERTIAN MANAJEMEN
• Manajemen adalah suatu proses tertentu yang
terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan dan mencapai tujuan2 tertentu
dg menggunakan SDM dan SDA yang ada

• Manajemen merupakan ilmu tentang upaya


manusia untuk memanfaatkan semua sumber
daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yg
diinginkan secara efektif dan efisien
SKEMA PENGERTIAN MANAJEMEN

Efektif
Efektif

Memanfaatkan
Memanfaatkan SumberDaya
Sumber Daya TUJUAN

Efisien
Efisien
MANAJEMEN PERPAJAKAN

• Upaya-upaya sistematis yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, dan pengendalian di bidang perpajakan untuk mencapai
pemenuhan kewajiban perpajakan yang minimum.
• Sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak
yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan (Lumbantoruan,1994)
TUJUAN MANAJEMEN PAJAK

• Umum:
• Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
• Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang
seharusnya.
• Manfaat Manajemen Pajak
• Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali
• Menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun berjalan
• Menunda pengakuan penghasilan
• Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain
MANAJEMEN PAJAK

• Untuk dapat meminimalisasi kewajiban pajak,


dapat dilakukan berbagai cara, baik yang masih
memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun
yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful),
seperti tax avoidance dan tax evasion.
MANAJEMEN PAJAK
• Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan
apakah suatu transaksi atau kejadian mempunyai dampak
perpajakan.
• Apabila kejadian tersebut mempunyai dampak pajak, apakah
dampak tersebut dapat diupayakan untuk dikecualikan atau
dikurangi jumlah pajaknya.
• Selanjutnya, apakah pembayaran pajak tersebut dapat ditunda.
MANAJEMEN PAJAK

Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi


syarat-syarat berikut:
1.Tidak melanggar ketentuan perpajakan,
2.Secara bisnis dapat diterima, dan
3.Bukti-bukti pendukungnya memadai.
STRATEGI MANAJEMEN PAJAK
• Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha
dalam bentuk badan usaha baru
• Menghindari pengenaan pajak berganda
• Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin
atau teratur atau membentuk, memperbanyak atau
mempercepat pengurangan pajak.
• manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari:
– Perencanaan Pajak (Tax Planning)
– Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implemetation)
– Pengendalian Pajak (Tax Control)
TUJUAN MANAJEMEN PAJAK
• Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali
• Menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun berjalan
• Menunda pengakuan penghasilan
• Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain
• Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dalam bentuk badan
usaha baru
• Menghindari pengenaan pajak berganda
• Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau teratur atau
membentuk, memperbanyak atau mempercepat pengurangan pajak
PERENCANAAN PAJAK

• Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk


kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak
agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi
masih dalam bingkai peraturan perpajakan.
• Perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai
perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara
lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara
optimal menghindari pemborosan sumber daya.
PERENCANAAN PAJAK

• Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen


pajak.
• Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi
kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang
dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh
laba dan likuiditas yang diharapkan.
• Optimalisasi pembayaran pajak dan likuiditas yang diharapkan.
PERENCANAAN PAJAK

• Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan


(tax implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada
tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan.
• Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan
pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan
perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimimalisasi
kewajiban pajak.
KARAKTERISTIK TAX PLANNING
1. Legal, tidak bertentangan dengan peraturan perpajakan
yang berlaku
2.Integral, merupakan bagian integral dari perencanaan
menyeluruh perusahaan
3. Valid, didukung dengan bukti-bukti yang memadai,
misalnya: agreement. invoice dan accounting treatment.
4.Cash flow, berhubungan dengan kegiatan
mengendalikan cash flow.
5. Net Present Value, memaksimalkan net present value.
ASPEK PERENCANAAN PAJAK

• Aspek Formal dan Administratif


• Mengacu pada pelaksanaan Ketentuan Umum dan Tatacara
Perpajakan
• Aspek Material
• Mengacu pada pelaksanaan Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai
STRATEGI PERENCANAAN PAJAK

• Tax Saving
• Tax Avoidance
• Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
• Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
TAX SAVING

• Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui


pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih
rendah.
• Misalnya, perusahaan yang memiliki penghasilan kena pajak lebih
dari Rp. 100 juta dapat melakukan perubahan pemberian natura
kepada karyawan menjadi tunjangan dalam bentuk uang.
• Penghematan pajak atas perubahan ini berkisar antara 5%-25%
untuk penghasilan karyawan sampai dengan Rp. 200 juta.
TAX SAVING

• Usaha meminimalisasi jumlah utang pajak yang tidak


termasuk dalam lingkup perpajakan (Zain, 2003)
• Menghindari utang pajak dengan tidak membeli atau
menjual yang ada ppn atau mengurangi jam kerja
TAX AVOIDANCE

• Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan


menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan
merupakan objek pajak.
• Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu
mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi
pemberian natura karena natura bukan merupakan objek pajak
PPh Pasal 21.
• Dengan demikian, terjadi penghematan pajak antara 5%-35%.
TAX AVOIDANCE

• Manipulasi penghasilan secara legal yang masih sesuai


dengan ketentuan perundang – undangan perpajakan
untuk memperkecil jumlah pajak terutang (Barr NA,
1977)
• Pengaturan suatu peristiwa untuk meminimumkan
pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan
MENGHINDARI PELANGGARAN ATAS
PERATURAN PERPAJAKAN

Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku,


perusahaan dapat menghindari timbulnya sanksi
perpajakan berupa:
1. Sanksi administrasi: denda, bunga, atau kenaikan;
2.Sanksi pidana: pidana atau kurungan.
MENGOPTIMAL KREDIT PAJAK YANG
DIPERKENANKAN
• Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang
dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas
pembelian solar dan/atau impor dan Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas pegawai.
• Dalam kredit pajak PPN (Pajak Masukan), Pengusaha Kena Pajak dapat menggunakan
dokumen lain yang fungsinya sama dengan faktur pajak standar, seperti SPPB atau
Surat Perintah Pengiriman Barang (delivery order) yang dikeluarkan oleh Bulog untuk
penyaluran tepung terigu, PNBP (Faktur Nota Bon Penyerahan) yang dikeluarkan oleh
Pertamina untuk penyerahan BBM dan/atau bukan BBM, dan tanda pembayaran atau
kuitansi telepon.

Anda mungkin juga menyukai