Anda di halaman 1dari 59

CA REVIEW

MANAJEMEN PERPAJAKAN
EMOTIONAL PERPAJAKAN

 WAJIB PAJAK BERUSAHA MEMBAYAR


PAJAK SEKECIL MUNGKIN
 TAX DISCIMINATION
 TAX COMPLIENCE TIDAK TEGAS
 PRAKTIK TAX EVASION
Definisi Manajemen Pajak

• Upaya-upaya manajemen dalam memenuhi kewajiban


perpajakan yang benar, tetapi jumlah pajak dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan.
• SARANA MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN
DENGAN BENAR, TETAPI JUMLAH PAJAK YANG
DIBAYAR DAPAT DITEKAN SERENDAH MUNGKIN
UNTUK MEMPEROLEH LABA DAN LIKUIDITAS
YANG DIHARAPKAN (Lumbantoruan,1994)
Tujuan Manajemen Pajak
• Umum:
• Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
• Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang
seharusnya.

• Manfaat Manajemen Pajak


– Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali
– Menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun berjalan
– Menunda pengakuan penghasilan
– Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain
Strategi Manajemen Pajak
• Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha
dalam bentuk badan usaha baru
• Menghindari pengenaan pajak berganda
• Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau
teratur atau membentuk, memperbanyak atau
mempercepat pengurangan pajak.
• manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari:
– Perencanaan Pajak (Tax Planning)
– Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax
Implemetation)
– Pengendalian Pajak (Tax Control)
TAX AVOIDANCE

 MANIPULASI PENGHASILAN SECARA LEGAL


YANG MASIH SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERUNDANG – UNDANGAN PERPAJAKAN
UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH PAJAK
TERUTANG (Barr NA, 1977)

 PENGATURAN SUATU PERISTIWA UNTUK


MEMINIMUMKAN PAJAK SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERPAJAKAN
TAX SAVING

 USAHA MEMINIMALISASI JUMLAH UTANG PAJAK YANG


TIDAK TERMASUK DALAM LINGKUP PERPAJAKAN
(Zain, 2003)

 MENGHINDARI UTANG PAJAK DENGAN TIDAK MEMBELI


ATAU MENJUAL YANG ADA PPN ATAU MENGURANGI
JAM KERJA
TAX HEAVENS

 FASILITAS PAJAK YANG DAPAT DINIKMATI DENGAN


ADANYA KETENTUAN PERPAJAKAN YANG BERLAKU
 JUSTIFIKASI :
 DOMISILI TIDAK ADA PAJAK YANG HARUS DIPUNGUT
 PAJAK HANYA DIPUNGUT UNTUK INTERNATIONAL
TAXABLE EVENT
 PERLAKUAN KHUSUS, MIS TAX HOLIDAYS
 EKSPANSI PASAR MELALUI PENDIRIAN KANTOR
TAX EVASION

MANIPULASI SECARA ILEGAL ATAS PENGHASILANNYA


UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH PAJAK TERUTANG
(Barr NA, 1997)

PENYELUNDUPAN PAJAK YANG MELANGGAR


UNDANG-UNDANG PAJAK (Anderson, dalam Zain, 2003)

Termasuk……………..
KATEGORI TAX EVASION...

 IGNORANCE ( KETIDAKTAHUAN )

 ERROR ( KESALAHAN )

 NEGLIGENCE ( KEALPAAN )

 MISSUNDERSTANDING ( KESALAHPAHAMAN )
TAX PLANNING
 TINDAKAN LEGAL PENGENDALIAN TRANSAKSI
TERKAIT DENGAN KONSEKUENSI POTENSI PAJAK
PAJAK YANG DAPAT MENGEFISIENSIKAN JUMLAH
PAJAK YANG DITRANSFER KE PEMERINTAH.
 TRANSAKSI TERKENA PAJAK DIUPAYAKAN DIKURANGI
JUMLAH PAJAK ATAU DITUNDA SECARA LEGAL
 ASPEK FORMAL DAN ADMININISTRATIF
 HUKUM PAJAK FORMIL
 NPWP DAN NPKP, PEMBUKUAN, MEMBAYAR PAJAK
 SELF ASSESMENT SYSTEM
 PAYMENT SYSTEM
 ASPEK MATERIIL : OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DANA
MANAJEMEN AGAR PEMBAYARAN PAJAK EFEKTIF
TAX PLANNING

 HAL YANG PENTING :


 TIDAK MELANGGAR KETENTUAN PERPAJAKAN
 SECARA BISNIS MASUK AKAL
 BUKTI PENDUKUNG MEMADAI
(MIS. PERJANJIAN; FAKTUR; KEBIJAKAN AKUNTANSI)
 PENGENDALIAN PAJAK (TAX CONTROL)
 PERSYARATAN FORMAL DAN MARIIL
 PENGENDALIAN PEMBAYARAN PAJAK
 DOING THING RIGHT, DOING THE RIGHT THING AND
WORK SMART
Perencanaan Pajak
• Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen
pajak dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud
dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan
dilakukan.
• Tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban
pajak (Tax Burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan
peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan
Undang-undang maka tax planning disini sama dengan tax
avoidance karena secara hakikat ekonomis kedua-duanya
berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak
(after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang
laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang
saham maupun diinvestasikan kembali.
STRUKTUR TAX PLANNING

ENTITAS BISNIS

TAX PLANNING

TAX TAX TAX


POLICY LAW ADMNST
Motivasi Perencanaan Pajak
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju
dalam sistem perpajakan.
Faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, yaitu:
− Pajak yang akan dipungut
− Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
− Apa saja yang merupakan objek pajak
− Berapa besarnya tarif pajak
− Bagaimana prosedurnya
2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)  mengatur setiap permasalahan secara sempurna,
maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan pelaksana. Tidak jarang
ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu karena disesuaikan
dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin
dicapainya.
3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Motivasi perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut
mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan
untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan
peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi
hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:
− Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
− Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)
− Loopholes, Shelters dan Havens
Tahap-tahap Perencanaan Pajak
Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka
perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan
tahap-tahap berikut:
– Analisis informasi yang ada
– Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya
pajak
– Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
– Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali
rencana pajak
– Mutakhirkan rencana pajak

16
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PAJAK

• Legal, tidak bertentangan dengan peraturan perpajakan yang


berlaku
• Integral, merupakan bagian integral dari perencanaan
menyeluruh perusahaan
• Valid, didukung dengan bukti-bukti yang memadai, misalnya:
agreement. invoice dan accounting treatment.
• Cash flow, berhubungan dengan kegiatan mengendalikan
cash flow.
• Net Present Value, memaksimalkan net present value.
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PAJAK

1. Tahap Pemahaman
a. Memahami Peraturan Perpajakan.
b. Memahami Kondisi Internal.
c. Memahami Kondisi Eksternal.
d. Memahami Variabel-variabel Perencanaan Pajak.
- Variabel Entitas
1) Memindahkan Penghasilan
2) Memindahkan Biaya
3) Melakukan Transfer Pricing
- Variabel Waktu
- Variabel Peraturan Perpajakan
- Variabel Karakteristik (Kekhususan) Peraturan P18jak
2. Tahap Penentuan Tujuan
3. Tahap Pemilihan Strategi
4. TahapPenentuanTeknik
5. Tahap Implementasi
6. Tahap Evaluasi
ASPEK STRATEGIS PERENCANAAN PAJAK

1. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Bentuk Entitas Usaha Wajib Pajak


2. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Tujuan Wajib Pajak
a. Mengoptimalkan Beban Pengeluaran
b. Menghindari Sanksi Perpajakan
c. Menunda atau Mengangsur Pembayaran Pajak
d. Memaksimalkan Sumber Pendanaan Perusahaan
f. Memaksimalkan Transaksi Dalam Satu Group Perusahaan
g. Memaksimalkan Pembayaran Pajak-Pajak, dan Zakat, Sebagai Pengurang
Penghasilan
3. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Internal Wajib Pajak
a. Memaksimalkan Kompensasi Kerugian
b. Melakukan Merger
c. Penentuan Metode Penyusutan Aktiva Tetap
4. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Eksternal Wajib Pajak
SISTIM PERPAJAKAN

EQUITY
CERTAINTY
HORIZONTAL
CONVENIENCE DAN
ECONOMY VERTICAL

• GLOBAL INCOME TAXATION


SISTIM
PERPAJAKAN • TERITORIAL INCOME TAXES

KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI


DAN KEBIJAKAN PUBLIK
INCOME TAXATION

 GLOBAL INCOME TAXATION


UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK ATAS
SELURUH PENGHASILAN DARI SETIAP NEGARA DI
SELURUH DUNIA (WORLD-WIDE INCOME)--ZAIN
(2003)
 TERITORIAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK ATAS
PENGHASILAN YANG DIPEROLEH DALAM DAERAH
YURISDIKSINYA (REGIONAL INCOME)--ZAIN (2003)
JENIS PUNGUTAN

PAJAK
PPN & PPnBM PBB BEA MATERAI
PENGHASILAN

CUKAI BEA MASUK

ENTITAS
BISNIS

PAJAK
RETRIBUSI
DAERAH
PAJAK DAERAH
 Pemerintah Propinsi
 Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di
Atas Air
 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan
 Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan

 Pemerintah Kotamadya / Kabupaten


 Pajak Hotel dan Restoran
 Pajak Hiburan dan Reklame
 Pajak Penerangan Jalan
 Pajak Penggalian Bahan Galian Golongan C
 Pajak Parkir
RETRIBUSI DAERAH
 Jasa Umum
 Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil
 Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Mayat
 Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
 Pelayanan Pasar
 Pengujian Kendaraan Bermotor
 Pemisahan Alat Pemadam Kebakaran
 Penggantian Biaya Cetak Peta
 Pengujian kapal Perikanan
RETRIBUSI DAERAH…..
 Jasa Usaha
 Pemakaian Kekayaan Daerah
 Pasar Grosir dan atau Pertokoan
 Tempat Pelelangan
 Terminal
 Tempat Khusus Parkir
 Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
 Penyedotan Kakus
 Rumah Potong Hewan
 Pelayanan Pelabuhan Kapal
 Tempat Rekreasi dan Olah Raga
 Penyebaran di Atas Air
 Pengolahan Limbah Air
 Penjualan Produksi Usaha Daerah
RETRIBUSI DAERAH
 Perijinan Tertentu
 Izin Mendirikan Bangunan
 Izin Tempat Penjualan Minuman Berakohol
 Ijin Gangguan
 Ijin Trayek
SELF-ASSESMENT SYSTEM
Menghitung Tarip x DPP Pajak Terutang

Memperhitungkan Pelunasan Pajak Kredit Pajak

WP PT - KP

Membayar PT > KP PT = KP PT < KP

Melaporkan
SKPKB SKPN SKPLB

SPT SKPKBT
HUKUM PAJAK

UU PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH

ENTITAS
BISNIS

KEP. / SE DIRJEN PAJAK KEP. MENKEU


TAX POLICY

 PAJAK YANG DIPUNGUT


 PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PERORANGAN
 PAJAK CAPITAL GAINS
 WITHOLDING TAX (GAJI, DIVIDEN, SEWA, BUNGA, dst)
 PAJAK IMPOR, EKSPOR DAN BEA MASUK
 PAJAK UNDIAN / HADIAH
 CAPITAL TRANSFER / TRANSFER DUTIES
 BUSINESS LICENCE DAN TRADE TAXES
 SIAPA SUBJEK PAJAK
 BADAN USAHA VS PEMEGANG SAHAM
 OBJEK PAJAK DAN TARIF PAJAK
 SELF ASSESMENT SYSTEM & PAYMENT SYSTEM
TAX LAW
 UNDANG - UNDANG PERPAJAKAN
 TIDAK MENGATUR SEMUA PERMASALAHAN PAJAK
 TIDAK MENGATUR SECARA TEKNIS

 PERATURAN PEMERINTAH, KEPMENKEU, SE DIRJEN PAJAK


 KETENTUAN BERTENTANGAN DENGAN UU
 PENYESUAIAN KEBIJAKAN TERTENTU
 ANALISIS CELAH (LOOPHOLES)
 PERBEDAAN TARIF PAJAK (TAX RATES)
 PERBEDAAN PERLAKUAN OBJEK PAJAK SEBAGAI
DASAR PENGENAAN PAJAK (TAX BASE)
 KESEMPATAN PENGHEMATAN PAJAK
TAX ADMINISTRATION

 PERSYARATAN ADMINISTRASI PAJAK


 MENGHINDARI SANKSI ADMINISTRASI & PIDANA
 PENGISIAN SPT DAN PEMBAYARAN PAJAK
 PENGAWASAN IMPLEMENTASI TAX PLANNING
PELAKSANAAN TAX PLANNING

 PRINSIP FORMULA PAJAK PENGHASILAN


 UNSUR PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
 PRINSIP DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE
 BIAYA DAPAT DIKURANGKAN
 PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK
 PEMECAHAN USAHA
 PEMBENTUKAN ENTITAS BARU--HOLDING COMPANY
 PENYEBARAN PENGHASILAN DAN BIAYA
 ALTERNATIF KEBIJAKAN MANAJEMEN & AKUNTANSI
 FAKTOR PAJAK
 PENINGKATAN BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN
 PERUBAHAN PENGERTIAN PENGHASILAN YANG TIDAK
KENA PAJAK
FORMULA PAJAK PENGHASILAN

NO KOMPONEN PERHITUNGAN KETENTUAN


1 Jumlah seluruh penghasilan Pasal 4 ayat 1
2 Penghasilan tidak objek pajak penghasilan (-) Pasal 4 ayat 3
3 Penghasilan bruto (=) (1-2)
4 Biaya fiskal boleh dikurangkan (-) Pasal 6 ayat 1
Koreksi : Pasal 11
Biaya yang tidak boleh dikurangkan (-) Pasal 11A
Pasal 9 ayat 1 dan 2
5 Penghasilan neto (=) (3-4)
6 Kompensasi kerugian (-) Pasal 6 ayat 2
7 Penghasilan Tidak Kena Pajak ( Wajib Pajak (-) Pasal 7 ayat 1
Orang Pribadi )
8 Penghasilan Kena Pajak (=) (5-6-7)
9 Tarip pajak (x) Pasal 17
10 Pajak Penghasilan Terutang (=) (8-9)
11 Kredit pajak (-) Pasal 21; 22, 23, 24
dan pasal 25
12 Pajak Penghasilan Kurang Bayar / Lebih Bayar / ( 10 - 11 )
Nihil Bayar Pasal 28, 28 A dan 29
BIAYA DAPAT DIKURANGKAN

 BIAYA UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN


 PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
 IURAN DANA PENSIUN YANG DISAHKAN MENKEU
 KERUGIAN PENJUALAN HARTA
 KERUGIAN SELISIH KURS
 BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
 BIAYA BEA SISWA, MAGANG DAN PELATIHAN
 PIUTANG YANG TIDAK TERTAGIH, syarat :
a. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA
b. DISERAHKAN BADAN URUSAN PIUTANG DAN LELANG
NEGARA (BUPLN)
c. DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN
d. MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG TIDAK TERTAGIH
KEPADA DIRJEN PAJAK
PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK

 BANTUAN ATAU SUMBANGAN


 WARISAN
 SETORAN TUNAI PENYERTAAN SAHAM DITERIMA BADAN
 IMBALAN DALAM BENTUK NATURA
 PENERIMAAN ASURANSI KEPADA ORANG PRIBADI
 DEVIDEN YANG DITERIMA BADAN, syarat :
a. BERASAL DARI LABA DITAHAN
b. BAGI PT, BUMN DAN BUMD PENERIMA DEVIDEN PALING
RENDAH 25% DAN MEMPUNYAI USAHA AKTIF DILUAR
KEPEMILIKAN SAHAM
 IURAN PENSIUN
 PENGHASILAN MODAL YANG DITANAMKAN
 BAGIAN LABA YANG TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
 BUNGA OBIGASI DITERIMA PERUSAHAAN REKSADANA
 PENGHASILAN YANG DITERIMA PERUSAHAAN VENTURA
PRINSIP TAXABLE & DEDUCTIBLE

 MERUBAH DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE


 BEBAN YANG TIDAK DAPAT DIKURANGKAN MENJADI
DAPAT DIKURANGKAN
 PENGHASILAN SEBAGAI OBJEK PAJAK MENJADI BUKAN
OBJEK PAJAK
 ILUSTRASI !!
PT. DHANA MEMPEROLEH PENGHASILAN Rp10,000,000 RIBU
DAN BEBAN KOMERSIAL Rp7,500,000 RIBU, TERMASUK
KEBIJAKAN MENYEDIAAN DOKTER DAN OBAT-OBATAN
SEJUMLAH RP180,000,000 RIBU
PERHITUNGAN FISKAL
KETERANGAN TANPA PERENCANAAN TAX PLANNING

Penghasilan 10,000,000,000.00 10,000,000,000.00


Beban komersial (7,500,000,000.00) (7,500,000,000.00)
Laba sebelum pajak 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00
Koreksi :
Biaya tidak boleh
dikurangkan 180,000,000.00
Laba Fiskal 2,680,000,000.00 2,500,000,000.00

Pajak penghasilan (786,500,000.00) (732,500,000.00)

Laba setelah pajak 1,893,500,000.00 1,767,500,000.00

PENGHEMATAN PAJAK Rp54,000,000.00


Pemecahan usaha

 PEMANFAATAN TARIF PAJAK


 PERGESERAN PENGHASILAN AGAR TIDAK TERMASUK
TARIF PAJAK TERTINGI (TOP RATE BRACKETS)
 PENGHEMATAN TARIF PAJAK RATA-RATA
 ILLUSTRASI !!
LABA SEBELUM KENA PAJAK Rp450,000,000.00

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 350,000,000.00 = 105,000,000.00

Pajak pajak terutang 117,500,000.00

ENTITAS DIPECAH MENJADI 2 BADAN HUKUM DENGAN


MASING-MASING Rp225,000,000.00
 ENTITAS “ A “

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 125,000,000.00 = 37,500,000.00

Pajak pajak terutang 50,000,000.00

 ENTITAS “ B “

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 125,000,000.00 = 37,500,000.00

Pajak pajak terutang 50,000,000.00


Penyebaran penghasilan & biaya

 PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENGENAAN PAJAK


 PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT
 PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
 PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
 BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL
 DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG
 PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
MANAJEMEN PAJAK

 PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT


 PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
 PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
 BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL

 DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG


 PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
Pemilihan sumber Dana – Aset tetap

1. Dampak dari menahan laba (pendanaan internal).


2. Dampak dari pendanaan melalui modal (equity
financing) dan distribusi laba (distributing
dividend).
3. Dampak dari pendanaan melalui utang (debt
financing) terutama oleh pemegang sahamnya.
4. Factoring and leasing.
5. Hybrid financial instruments.

42
Penghasilan
1. Foreign exchange loss.
2. Capital expenditure versus revenue expenditure.
3. Pemilihan metode persediaan.
4. Pemilihan metode penyusutan.
5. Menyiasati SE-46/PJ.4/1995
6. Cadangan kerugian piutang tak tertagih.
7. Biaya entertainment.
8. Persyaratan-persyaratan beban promosi sesuai
peraturan perpajakan.
9. Berbagai pengujian untuk menguji kebenaran beban
pokok penjualan.
10. Ekualisasi beban pokok penjualan dan beban
operasional dengan DPP PPN Masukan.
43
Unsur Beban
1. Tax planning pengelompokkan jenis penghasilan untuk
menghitung angsuran masa PPh Pasal 25.
2. Foreign exchange revenue.
3. Rekonsiliasi peredaran usaha dan penghasilan lainnya
dengan DPP PPN Keluaran dan DPP PPh yang
dipotong/dipungut.
4. Berbagai pengujian untuk menguji kebenaran
perhitungan peredaran usaha.
5. Pengendalian atas bea keluar (pajak ekspor) atas
penjualan ekspor yang terutang bea keluar.
Beda waktu.
Beda tetap.

44
PPh 21 & withholding lain
1. Kompensasi karyawan: tunai versus natura.
2. Gross method, net method, dan gross-up method.
3. Konsep taxable dan deductible terkait dengan unsur-
unsur biaya karyawan.
4. Rekonsiliasi objek pph pasal 21 dengan unsur-unsur
biaya karyawan:
5. Identifikasi atas objek-objek withholding tax.
6. Rekonsiliasi SPT masing-masing withholding tax
dengan biaya-biaya yang terkait dengan objek
withholding tax.

45
PPN
1. Kapan seharusnya mendaftar sebagai PKP?
2. Pengendalian atas faktur pajak keluaran maupun
faktur pajak masukan agar memenuhi syarat formil
dan materil.
3. Tax planning pemilihan tempat pajak terutang.
4. Strategi menghadapi temuan pemeriksa tentang
konfirmasi PPN yang dinyatakan ”tidak ada”.
5. Rekonsiliasi DPP PPN dengan peredaran usaha dalam
SPT PPh Badan.

46
Pajak Internasional

1. Konsep dasar perpajakan internasional.


2. Konsep juridical versus economic double taxation.
3. Konsep anti-tax avoidance.
4. Pengertian dan tujuan penghindaran pajak berganda
(P3B).
5. Transfer pricing.

47
Soal 1
Makan siang bagi seluruh pegawai yang diterima oleh karyawan
akan bersifat...
a. Menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan pemberi kerja.
b. Tidak menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan pemberi
kerja.
c. Menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat dibebankan pemberi
kerja.
d. Tidak menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat dibebankan
pemberi kerja.

B. Makan siang bagi seluruh pegawai bersifat


non taxable bagi karyawan dan deductible bagi
pemberi kerja.
Soal 2

Dalam melakukan tax planning perlu memperhatikan keberadaan hubungan


istimewa. Hubungan istimewa dianggap ada apabila OP saling memiliki
hubungan keluarga...
a. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus.
b. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat.
c. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping.
d. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping satu
derajat.

D. Hubungan istimewa meliputi hubungan keluarga


sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau
ke samping satu derajat.
Soal 3
WP dapat melakukan penghematan pajak dengan mempercepat pemeriksaan
dengan memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran
pajak. WP dengan kriteria tertentu berhak diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, atas pertimbangan...
a. Skala usaha WP yang masih kecil, guna menstimulasi penambahan PKP
berstatus UMKM.
b. Kekhususan akibat sifat usaha WP yang menyebabkan pengembalian
kelebihan lama dipulihkan melalui kompensasi pengkreditan.
c. Pemberian insentif bagi WP yang berkegiatan usaha di daerah tertinggal.
d. Kepatuhan WP dalam melaporkan SPT Masa.

D. WP dengan kriteria tertentu merupakan WP yang


memiliki kepatuhan pelaporan SPT Masa dan berbagai
ketentuan formal lain.
Soal 4
Dalam melakukan perencanaan pajak, perlu memperhatikan
sanksi pidana akibat dari pelanggaran ketentuan perpajakan.
Berikut merupakan tindakan yang dapat dikenai sanksi pidana,
kecuali…
A. Terlambat menyampaikan SPT.
B. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
C. Menyampaikan SPT yang isinya tidak lengkap.
D. Menyampaikan SPT yang isinya tidak benar.

A. Terlambat menyampaikan SPT bukan merupakan


tindak pidana.
Soal 5
Perencanaan pajak dilakukan dengan mengupayakan agar beban
yang dapat dikurangkan optimal. Sumbangan yang tidak dapat
dikurangkan dari penghasilan adalah yang diberikan terhadap…
A. Bencana nasional.
B. Kegiatan sosial.
C. Fasilitas pendidikan.
D. Pembinaan olahraga.

B. Sumbangan bencana nasional, fasilitas pendidikan,


dan pembinaan olahraga besifat deductible.
Soal 6
Natura berupa pakaian keselamatan kerja yang diharuskan akibat
sifat pekerjaan merupakan natura yang...
A. Dapat dibebankan oleh perusahaan.
B. Tidak dapat dibebankan oleh perusahaan.
C. Menambah penghasilan karyawan.
D. Menambah penghasilan karyawan, apabila diberikan oleh
Wajib Pajak (WP) yang dikenai deemed profit.

A. Pakaian keselamatan kerja yang diharuskan akibat


sifat pekerjaan bersifat deductible bagi pemberi dan
non taxable bagi penerima.
Soal 7
Biaya berikut dapat dikurangkan dari penghasilan Bentuk Usaha
Tetap (BUT), kecuali...
A. Biaya terkait penjualan kantor pusat yang serupa penjualan
BUT.
B. Biaya terkait penghasilan kantor pusat sepanjang ada
hubungan efektif antara BUT dengan penghasilan.
C. Biaya administrasi kantor pusat berkaitan dengan usaha atau
kegiatan BUT.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat bersifat non
deductible.
Soal 8
Perolehan aset akibat pemecahan usaha bagi entitas yang baru
dibentuk diukur berdasarkan...
A. Nilai sisa buku.
B. Nilai wajar.
C. Nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak.
D. Nilai sisa yang telah disusutkan sesuai penyusutan fiskal

B. Aset diperoleh akibat pemecahan usaha diukur


berdasarkan nilai wajar bagi penerima.
Soal 9
Menkeu atau Dirjen Pajak memiliki kewenangan menetapkan perihal berikut,
kecuali...
A. Besarnya perbandingan antara utang dan modal perusahaan.
B. Saat diperolehnya dividen oleh WPDN atas semua penyertaan modal
pada badan usaha di luar negeri yang tidak diperdagangkan di bursa efek.
C. Besarnya penghasilan bagi WP yang terlibat transaksi dengan WP lain
dengan hubungan istimewa.
D. Subjek yang dianggap melaksanakan pengalihan saham special purpose
company di tax haven country.
B. Menkeu berwenang menetapkan saat
diperolehnya dividen oleh WPDN atas penyertaan
modal pada badan usaha di luar negeri yang tidak
diperdagangkan di bursa efek apabila memiliki
kepemilikan minimal 50%.
Soal 10
Syarat agar WP Badan memperoleh penurunan tarif 5% adalah...
A. Minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan di bursa
efek di Indonesia.
B. Dimiliki oleh minimal 300 pemegang saham dengan
kepemilikan masing – masing maksimal 5%, selama periode 6
bulan dalam satu tahun.
C. Salah satu syarat (a) atau (b) dipenuhi.
D. Kedua syarat (a) dan (b) dipenuhi.
C. WP Badan memperoleh penurunan tarif 5% apabila
minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan di
bursa efek di Indonesia, atau dimiliki minimal 300
pemegang saham dengan kepemilikan maksimal 5%,
selama periode 6 bulan.
Contoh Soal
PT. ABC merencanakan akan melakukan penggabungan dengan PT. XYZ, dimana pada
tanggal efektif penggabungan tersebut, PT. ABC akan mengambil alih seluruh harta dan
menanggung semua kewajiban dari PT. XYZ. Adapun perhitungan dari transaksi
tersebut adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN HARGA JUAL NILAI BUKU


(MILYAR) (MILYAR)
1. Aktiva lancar 500 500
2. Aktiva tetap (bersih) 2.000 1.750
3. Aktiva lain 100 50
4. Harga beli kotor (1 | 2 | 3) 2.600 2.300
Dikurangi :
5. Kewajiban yang diambil alih 600 600
6. Harga beli bersih (4-5) 2.000 1.700
Pertanyaan :
Bagaimana aspek PPh dilihat dari sisi PT. ABC dan PT. XYZ apabila :
1. Transaksi pengambilan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran tunai (cash for assets)
2. Transaksi pengambil alihan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran saham (stock for
assets)
58
Profesi untuk
Mengabdi pada
TERIMA KASIH Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Anda mungkin juga menyukai