Anda di halaman 1dari 19

Manuela Joice P. Br.

Delila LumbanRaja Chintia Permatasari Gladis Aiyra Safitri Muthia Varah Alfita Michelle Flora Estetika. H
Sembiring

Tiara Nabila Mayra Nurfatihah Shinta Fadilah Roma Sari Sihite Nur lestari Ridho Ramadan

Ruth Tiarnauli Tarigan Lusiana Tambun Ana Valenia Unike Br. Barus Nathanael Sitompul Zacky Alghafachri Marcilino Lefrans Purba
Nama kelompok 1
Delila LumbanRaja Gladis Aiyra Safitri
Chintia Permatasari Shinta Fadilah
Manuela Joice P. Br. Sembiring Marcilino Lefrans Purba
Ana Valenia Unike Br. Barus Michelle Flora Estetika. H
Nur lestari Zacky Alghafachri
Ridho Ramadan
Ruth Tiarnauli Tarigan
Mayra Nurfatihah
Tiara Nabila
Muthia Varah Alfita
Roma Sari Sihite
Lusiana Tambun
Nathanael Sitompul
KONSEP DASAR
PAJAK

Merupakan bentuk peran serta


masyarakat dalam rangka
mendukung pembangunan
ekonomi. Melalui pajak
masyarakat ikut membiayai
pembangunan.
Pajak menurut para
Ahli
1. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran
masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.

2. Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, Pajak


adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang
di- pungut oleh penguasa berdasarkan norma-
norma hukum guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa kolektip dalam mencapai
kesejahteraan umum.
3. Menurut Prof.S.I. Djajadiningrat, Pajak sebagai
suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada
kekayaan kepada negara disebabkan suatu
keadaan, kejadian.

4. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH,


pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontra prestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
TARIF PAJAK
AZAZ
PEMUNGUTAN
PAJAK
Azaz pemungutan pajak yang
dikemukakan Adam Smith dalam Wealth
of Nation 1.Asas equality, yaitu
pentingnya keseimbangan
kemampuan masing-maisng
subjek pajak

2. Asas certainty, yaitu


pentingnya kepastian
pemungutan pajak , misalnya
kepastian hukum
3. Asas convenience of payment,
yaitu pentingnya waktu yang tepat
memnuhi kewajiban pajak

4. Asas economics , yaitu


pentingnya prinsip ekonomi dalam
pemungutan pajak
1. SIFAT PAJAK
~ Pajak Subjektif

Pajak Subjektif dalam pengenaannya


memperhatikan keadaan atau kondisi
pribadi wajib pajak (berstatus kawin
PENGELOMPOKAN atau tidak kawin, dan sebagainya). Pada
dasarnya setiap orang yang bertempat
PAJAK tinggal di wilayah Indonesia memiliki
kewajiban untuk membayar pajak.

~ Pajak Objektif

Pajak objektif hanya memperhatikan


sifat obyek pajak tanpa memperhatikan
keadaan maupun kondisi wajib pajak
bersangkutan. Pajak objektif dikenakan
pada setiap Warga Negara Indonesia
(WNI) apabila penghasilan yang dimiliki
telah memenuhi syarat sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.
2. PIHAK PENANGGUNG PAJAK

~ Pembayaran pajak langsung tidak dapat dialihkan


kepada orang lain. Contohnya, seorang suami tidak dapat PENGELOMPOKA
mengalihkan pajak yang menjadi tanggung jawabnya terhadap
istri. N PAJAK
~ pembayaran pajak tidak langsung dalam pelunasannya
tidak harus dilunasi oleh wajib pajak. Mengapa demikian?
Karen pajak tidak langsung diberlakukan pada objek pajak
tertentu, bukan pada wajib pajak.
3. PIHAK PEMUNGUT PAJAK

~ Pajak Negara
Pajak negara (Pajak pusat) merupakan pajak yang
dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai seluruh kebutuhan rumah tangga.
PENGELOMPOKAN Pemungutan pajak negara memiliki tujuan pemerataan
penghasilan bagi pemerintah daerah di Indonesia.
PAJAK Jenis-Jenis Pajak Negara
4. Pajak penghasilan
2. Pajak Pertambahan Nilai(PPN)
3. Bea Materai
4. Cukai
5. Pajak Bumi dan Bangunan
6. Bea perolehan Hakatas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
~ Pajak Daerah

Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan


daerah (APBD) yang penting untuk membiayai
pelaksanaan pemerintahan daerah dan pembangunan. PENGELOMPOKA
N PAJAK
Pajak daerah adalah iuran wajib terutang yang dilakukan
oleh wajib pajak orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang.
Prinsip Keadilan (Equity) Prinsip Kecocokan/Kelayakan
(Convience)
Prinsip keadilan intinya memperhatikan
pengenaan pajak secara umum serta Pajak yang dipungut hendaknya tidak
sesuai dengan kemampuan Wajib Pajak memberatkan Wajib Pajak serta
atau sebanding dengan tingkat hendaknya sejalan dengan sistem
penghasilannya. self assessment. Artinya, pemerintah
mengutamakan serta memperhatikan
layak atau tidaknya seseorang
Keadilan vertikal dikenakan pajak, sehingga orang
yang dikenai pajak akan senang hati
Keadilan horizontal dan tulus memenuhi dan membayar

SISTEM DAN PRINSIP


kewajiban pajaknya

Prinsip Kepastian (Certainty)


PEMUNGUTAN PAJAK Prinsip Ekonomi (Economy)

Pada saat menetapkan dan memungut


Pemungutan pajak harus dilakukan pajak harus mempertimbangkan biaya
dengan tegas, jelas, dan terdapat
pemungutan pajak dan harus
kepastian dan jaminan hukum.
Prinsip kepastian memberikan proporsional. Pemerintah akan
kemudahan bagi Wajib Pajak menerapkan sistem perpajakan yang
mengenai objek pengenaan pajak, efektif dan efisien, seperti biaya
besaran pajak atau dasar pemungutan pajak yang rendah.
pengenaan pajak, serta segala tata Jangan sampai biaya pemungutan
cara dalam memenuhi kewajiban lebih tinggi dari beban pajak yang
perpajakan. dikenakan.
OBJEK PAJAK
A. Objek Pajak Penghasilan
B. Objek Pajak Pertambahan Nilai
Pengertian penghasilan menurut istilah
perpajakan adalah setiap tambahan Objek PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah
kemampuan ekonomi yang diterima atau penyerahan atau kegiatan yang dilakukan oleh
diperoleh, baik dari dalam negeri maupun dari PKP (Pengusaha Kena Pajak).
luar negeri yang digunakan, baik untuk
berinvestasi maupun dikonsumsi. Lebih lanjut,
UU PPh telah mengatur lebih rinci tentang OP
yang masuk kategori,

C. Objek Pajak Bumi dan Bangunan


D. Objek Bea Perolehan Hak Atas Tanah
Objek PBB adalah benda tidak bergerak, berupa bumi dan Bangunan
(bisa termasuk permukaan bumi, tanah dan perairan
pedalaman serta laut wilayah Indonesia serta segala Objek BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah
yang terkandung di dalamnya) dan bangunan (dalam dan Bangunan) adalah perolehan hak atas
istilah perpajakan bangunan diartikan sebagai suatu tanah dan bangunan yang dapat berupa
konstruksi tehnik yang ditanam dan dilihatkan secara tanah (bahkan termasuk tanaman diatasnya,
tetap pada tanah/perairan). tanah dan bangunan).
OBJEK PAJAK
E. Objek Bea Materai

OP yang bisa dikenakan bea materai adalah dokumen.


Dokumen sendiri dalam istilah perpajakan dapat diartikan
sebagai kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti
dan maksud tentang perbuatan, keadaan, atau kenyataan
bagi seseorang dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

Contoh dokumen yang bisa dikenakan bea materai antara


lain:

● Akta-akta notaris termasuk salinannya.

● Akta-akta yang dibuat PPAT termasuk rangkap-


rangkapnya.

● Surat berharga.

● Dokumen yang akan digunakan sebagai alat bukti di


depan pengadilan.
ALUR ADMINISTRASI
PERPAJAKAN di
INDONESIA
1. Wajib pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh nomor pokok wajib pajak
(NPWP) secara langsung ke kantor pelayanan pajak atau melalui e-Registration
secara online.
2. Setelah terdaftar, wajib pajak harus menghitung jumlah pajak yang terutang.
Wajib pajak segera membayar ke Bank Persepsi atau kantor pos.
3. Wajib pajak mengisi surat pemberitahuan (SPT) dan melaporkannya secara
langsung ke kantor pelayanan pajak atau mengirimkannya melalui jasa
pengiriman pajak atau dokumen.
4. Setelah menyerahkan SPT yang sudah diisi, wajib pajak akan mendapatkan
tanda terima penyampaian SPT tersebut
TANTANGAN
PEMUNGUTAN PAJAK
Realita pemungutan pajak pasti akan menemui berbagai hambatan. Bagi sebagian orang
dan pelaku dunia usaha, pajak merupakan sebuah beban yang akan mengurangi
pendapatan mereka. Penghindaran dan perlawanan terhadap pemungutan pajak
merupakan suatu bentuk hambatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya penerimaan
kas negara.
1. Perlawanan Pasif

Perlawanan terhadap pajak berarti


melibatkan para wajib pajak. Perlawanan
pasif adalah perlawanan yang inisiatifnya
atau bukan kemauan dan usaha dari para

1 wajib pajak itu sendiri. Perlawanan pasif ini


disebabkan oleh struktur ekonomi,
perkembangan moral, intelektual penduduk,
dan teknik pemungutan pajak itu sendiri.

2. Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif adalah perlawanan yang

2 inisiatifnya berasal dari wajib pajak itu


sendiri. Hal ini merupakan usaha yang
secara langsung dan bertujuan untuk
menghindari pajak atau mengurangi
kewajiban pajak yang seharusnya dibayar.

Anda mungkin juga menyukai