Anda di halaman 1dari 131

NUR AZIZAH JAMIL [085755130123]

“ Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang


terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat


(Pasal 1 (1) UU KUP )
FUNGSI PAJAK

• Fungsi Budgeter
sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran - pengeluaran pemerintah. Misal:
dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan
dalam negeri
• Fungsi Reguler (mengatur)
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
dibidang sosial dan ekonomi. Misal: pajak yang tinggi
dikenakan kepada minuman keras, dengan tujuan untuk
mengurangi konsumsi minuman keras
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)

1. Equality

• Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu


pajak dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding
dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan
sesuai dengan manfaat yang diterima

• 2. Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang


Oleh karena itu, Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas
dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus
dibayar serta batas waktu pembayaran
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)

• 3. Convenience

Pemungutan pajak harus “nyaman” bagi Wajib Pajak


Baik terkait dengan waktu dan tempat pembayaran maupun
pelaporan, pelayanan dll

4. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya


pemenuhan kewajiban pajak bagi Wajib Pajak
diharapkan seminimum mungkin
Sistem Pemungutan Pajak

A. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM


- Fiskus berwenang menentukan besarnya pajak terutang
- WP bersifat pasif
- Utang pajak timbul setelah diterbitkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus
B. SELF ASSESSMENT SYSTEM
- Wewenang
- Kepercayaan diberikan kepada
- Tanggung jawab wajib pajak
C. WITHHOLDING SYSTEM
Wewenang diberikan kepada pihak ketiga untuk
memotong/memungut besarnya pajak terutang oleh WP
Stelsel Pajak

A. STELSEL NYATA (RIIL STELSEL)


- Penggunaan pajak berdasarkan obyek (penghasilan
yang nyata)
- Pemungutan dilakukan pada akhir tahun pajak
B. STELSEL FIKTIF (FICTIVE STELSEL)
Pengenaan pajak berdasarkan suatu anggapan yang diatur
Undang-undang
C. STELSEL CAMPURAN
Kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan
Tarif Pajak

1. Tarif sebanding / proporsional


Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun
jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang
terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai
pajak
Contoh:
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah
pabean akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar
10%
Tarif Pajak

2. Tarif tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun
jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang
terutang tetap
Contoh :
Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro dengan
nilai nominal berapapun adalah Rp 3.000
Tarif Pajak

3. Tarif progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah
yang dikenai pajak semakin besar

4. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar
Jenis Pajak Berdasarkan Golongan

 Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain
Contoh: Pajak Penghasilan
 Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada
pihak lain
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
Jenis Pajak Berdasarkan Wewenang
Pemungut

 Pajak Pusat
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara
Contoh: PPh, PPN
 Pajak Daerah
pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah
Pajak Daerah terdiri atas :
 Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
 Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame
Jenis Pajak Berdasarkan Sifat

 Pajak Subjektif
Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak
Contoh: PPh
 Pajak Objektif
Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak
Contoh: PPN dan PPnBM
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

HUKUM FORMAL HUKUM MATERIAL


Mengatur prosedur / tata Mengatur
cara menjalankan hukum -Subyek
material [UU KUP] -Obyek
-Tarif
-Cara Hitung
[UU PPh, UU PPN]

HUKUM PAJAK
OVERVIEW KUP
FASE TIMBULNYA FASE
FASE SELF FASE
HAK DAN FASE SENGKETA PENYELESAIAN
ASSESSMENT PENGAWASAN
KEWAJIBAN SENGKETA

Daftar NPWP Pemeriksaan Keberatan Pengadilan S


Berlakunya UU Pajak
dan PKP Ps. 36
E
Timbul Hak
Banding +
L
dan Kewajiban Hitung SKP SK
5
Thn
Setor Keberatan Gugatan E
Lapor
S
Setuju Setuju
A
Diperiksa? Putusan I
YA TIDAK YA TIDAK
Banding
TIDAK YA
“ Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak


dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
“ Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984
dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak
PENDAFTARAN NPWP

MENDAFTARKAN DIRI
1. Elektronik (e Registration)
2. Secara Langsung ke KPP/KP2KP
3. Melalui Pos atau Jasa Ekpedisi
- KE KPP ATAU KP2KP
MEMENUHI - TEMPAT LAIN YANG
SYARAT SUBJEKTIF DITENTUKAN OLEH DIR
DAN OBJEKTIF PAJAK
Sesuai wilayah tempat
tinggal atau tempat
kedudukan

Orang Pribadi
atau Badan
SYARAT SUBYEKTIF

Orang Pribadi Badan

Dalam Bertempat tinggal di Indonesia , berada di Didirikan atau bertempat kedudukan di


Negeri Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu Indonesia
12 bulan atau yang dalam satu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia

Tidak bertempat tinggal di Indonesia , Tidak didirikan dan tidak bertempat


berada di Indonesia tidak lebih dari 183 kedudukan di Indonesia yang :
hari dalam jangka waktu 12 bulan yang : - menjalankan usaha atau melakukan
- menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di di Indonesia dan
Luar Indonesia dan - Dapat menerima/memperoleh
Negeri - Dapat menerima/memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari
penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha/ melakukan
menjalankan usaha/ melakukan kegiatan kegiatan melalui BUT di Indonesia
melalui BUT di Indonesia
SUBJEK PAJAK

Subjek Pajak Subjek Pajak


Orang Pribadi Badan

1 2 “ Sekumpulan ORANG dan/atau MODAL


WP OP yang WP OP yang tidak
melakukan usaha melakukan qusaha atau yang merupakan kesatuan baik yang
pekerjaan bebas melakukan usaha maupun yang tidak
e.g.: Karyawan, PNS,
TNI/Polri melakukan usaha yang meliputi:
- Perseroan Terbatas
WP OP yang melakukan 3 - Perseroan Komanditer
usaha - Perseroan Lainnya
pekerjaan yang dilakukan oleh
orang pribadi yang - BUMN/BUMD dengan nama dan dalam
mempunyai keahlian khusus bentuk apapun
sebagai usaha untuk
memperoleh penghasilan
Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
yang tidak terikat oleh suatu Persekutuan, Perkumpulan,
hubungan kerja Yayasan, Ormas, Orsospol, atau Organisasi
e.g. Pengacara, Akuntan, Lainnya, Lembaga, BUT,
Konsultan, Penilai, Arsitek, Dan bentuk badan lainnya termasuk
Notaris, Dokter, Aktuaris; Kontrak Investasi Kolektif

PASAL 1 ANGKA 6 UU KUP
“ Nomor Pokok Wajib Pajak
adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya

YANG DIWAJIBKAN MENDAFTARKAN DIRI

ORANG PRIBADI

Tidak menjalankan usaha atau pekerjaan


bebas dan memperoleh penghasilan diatas
PTKP
Paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah
penghasilan Wajib Pajak tersebut pada suatu
bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP

Menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,


termasuk WP OPPT
Paling lambat 1 (satu) bulan setelah saat usaha,
atau pekerjaan bebas nyata-nyata mulai
dilakukan
WANITA KAWIN YANG YANG DIWAJIBKAN MENDAFTARKAN DIRI
MEMILIKI PENGHASILAN

Penghasilan NPWP isteri = NPWP bila telah memiliki NPWP bila belum memiliki
isteri suami sebelum kawin maka NPWP sebelum kawin
digabung (Hak & kewajiban harus mengajukan maka tidak perlu
dgn suami perpajakan digabung) penghapusan mendaftarkan diri lagi

hidup terpisah berdasarkan


keputusan hakim atau dikehendaki
secara tertulis berdasarkan
perjanjian pemisahan penghasilan & Isteri &suami masing-masing memiliki
harta NPWP,
(Hak & kewajiban perpajakan terpisah)
ingin melaksanakan hak &
memenuhi kewajiban perpajakan
terpisah dari hak & kewajiban
perpajakan suami
YANG DIWAJIBKAN MENDAFTARKAN DIRI

Anak yang belum dewasa

“anak yang belum


dewasa atau orang yang
berada dalam
pengampuan oleh wali

atau pengampunya ”
belum berumur 18 tahun
&
belum pernah menikah
YANG DIWAJIBKAN MENDAFTARKAN DIRI

BADAN BENDAHARAWAN
Sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak
Sebagai pembayar pajak, pemotong
sesuai ketentuan peraturan perundang-
dan/atau pemungut pajak, termasuk BUT
undangan perpajakan
dan kontraktor dan/atau operator di bidang
usaha hulu minyak dan gas bumi
Paling lambat sebelum melakukan pemotongan
Sebagai pemotong dan/atau pemungut, dan/atau pemungutan pajak
termasuk bentuk kerjasama operasi (JO)

Paling lambat 1 (satu) bulan setelah


saat pendirian
YANG DIWAJIBKAN MENDAFTARKAN DIRI

Warisan yg belum terbagi sebagai


satu kesatuan menggantikan yg
berhak

menggunakan

NPWP dari orang pribadi yg


meninggalkan warisan

diwakili oleh

o salah seorang ahli waris;


o pelaksana wasiat; atau
o pihak yang mengurus harta
peninggalan.
PENGHAPUSAN NPWP

DIAJUKAN PERMOHONAN PENGHAPUSAN NPWP oleh WAJIB PAJAK


dan/atau AHLI WARISNYA apabila WAJIB PAJAK SUDAH TIDAK
MEMENUHI PERSYARATAN SUBJEKTIF DAN/ATAU OBJEKTIF
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

WAJIB PAJAK BADAN


DILIKUIDASI karena PENGHENTIAN atau PENGGABUNGAN USAHA

WAJIB PAJAK BENTUK USAHA TETAP


MENGHENTIKAN USAHANYA DI INDONESIA

DIANGGAP PERLU oleh DIRJEN PAJAK untuk MENGHAPUSKAN


NPWP dari WAJIB PAJAK yang SUDAH TIDAK MEMENUHI
PERSYARATAN SUBJEKTIF DAN/ATAU OBJEKTF
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
PENGHAPUSAN NPWP

a.OP telah meninggal dunia & tidak meninggalkan warisan;


b.Bendahara Pemerintah yg tidak lagi memenuhi syarat sebagai WP;
c.OP yg telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
d.WP memiliki lebih dari 1 NPWP untuk menentukan NPWP yg dapat digunakan
sebagai sarana administratif dlm pelaksanaan hak & pemenuhan kewajiban
perpajakan;
e.WP badan kantor perwakilan perusahaan asing yg tidak mempunyai kewajiban
PPh Badan yg telah menghentikan kegiatan usahanya;
f. Warisan yg belum terbagi dlm kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai
dibagi;
g.Wanita yg sebelumnya telah memiliki NPWP & menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta & penghasilan serta tidak ingin melaksanakan hak &
memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya;
h.WP BUT yg telah menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia;
PENGHAPUSAN NPWP

Wajib pajak tidak memenuhi persyaratan


Subjektif Objektif

Permohonan WP
1. Secara Elektronik (e Registration)
2. Secara langsung ke KPP atau KP2KP
3. Melalui pos atau jasa ekspedisi
Pemeriksaan
• Utang pajak Jabatan
• Proses hukum atau proses
administrasi *)
• Status NPWP Cabang

Keputusan
Pasal 2 ayat 2

KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA


Pasal 2 ayat (2)

SETIAP WAJIB PAJAK SEBAGAI PENGUSAHA


YANG DIKENAI PAJAK BERDASARKAN UU PPN 1984 DAN PERUBAHANNYA

WAJIB WAJIB MELAPORKAN USAHANYA PADA KANTOR


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK YANG WILAYAH KERJANYA
MELIPUTI:

TEMPAT
TEMPAT
TEMPAT TINGGAL KEGIATAN USAHA
KEDUDUKAN
DILAKUKAN

DIKUKUHKAN MENJADI PENGUSAHA KENA PAJAK


MELAPORKAN USAHA SEBAGAI PKP

WAJIB PAJAK SEBAGAI PENGUSAHA


Melakukan penyerahan yang dikenai PPN atau
PPnBM berdasarkan UU PPN

Omzet melebihi batasan pengusaha kecil


[>Rp4,8M] PMK-197/2013

Dalam hal omzet < Rp4,8M dapat memilih


untuk melaporkan usahanya

MAKSIMAL AKHIR BULAN


BERIKUTNYA SETELAH OMSET >4,8
MILYAR
PENCABUTAN PKP

Wajib pajak tidak memenuhi persyaratan


Subjektif Objektif

Permohonan WP
1. Secara Elektronik (e Registration)
2. Secara langsung ke KPP atau KP2KP
3. Melalui pos atau jasa ekspedisi
Pemeriksaan

Jabatan
Keputusan

6 BULAN SEJAK TANGGAL


PERMOHONAN DITERIMA
SECARA LENGKAP
PENERBITAN NPWP DAN PKP SECARA JABATAN


Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor
Pokok Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan
Pengusaha Kena Pajak secara jabatan apabila
Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak tidak
melaksanakan kewajibannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (2).

Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan


Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau yang dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan dimulai
sejak saat Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum
diterbitkannya Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak
WP CABANG

WP Badan Pusat di Malang PPh tahunan, PPN, PPh pot put

Cabang : - Ponorogo
- Ngawi Harus memiliki PPN
- Surabaya NPWP PPh pot put
- Pasuruan

Khusus PPN WP bisa melakukan permohonan pemusatan PPN


PEMINDAHAN WAJIB PAJAK

Wajib Pindah tempat tinggal 1. KPP Lama


Pajak Permohonan
Pindah tempat 2. Melalui KPP Baru
kedudukan

Catatan:
1. Pindah hanya berlaku untuk wajib pajak pusat (NPWP 000)
2. Tidak ada pemindahan wajib pajak cabang (NPWP 001) !!!
PEMBUKUAN
DAN PENCATATAN
PEMBUKUAN DAN
PENCATATAN
“ Pembukuan adalah suatu proses
pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data
dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta
jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca, dan
laporan laba rugi untuk periode
Tahun Pajak tersebut.


Pasal 1 angka 29 UU KUP
PEMBUKUAN DAN
PENCATATAN
“ Pencatatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terdiri atas data yang
dikumpulkan secara teratur
tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang, termasuk
penghasilan yang bukan objek
pajak dan/atau yang dikenai pajak
yang bersifat final.


Pasal 28 ayat 9 UU KUP
SUBJEK PAJAK

Subjek Pajak Subjek Pajak


Orang Pribadi Badan

1 2 “ Sekumpulan ORANG dan/atau MODAL


WP OP yang WP OP yang tidak
melakukan usaha melakukan qusaha atau yang merupakan kesatuan baik yang
pekerjaan bebas melakukan usaha maupun yang tidak
e.g.: Karyawan, PNS,
TNI/Polri melakukan usaha yang meliputi:
- Perseroan Terbatas
WP OP yang melakukan 3 - Perseroan Komanditer
usaha - Perseroan Lainnya
pekerjaan yang dilakukan oleh
orang pribadi yang - BUMN/BUMD dengan nama dan dalam
mempunyai keahlian khusus bentuk apapun
sebagai usaha untuk
memperoleh penghasilan
Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
yang tidak terikat oleh suatu Persekutuan, Perkumpulan,
hubungan kerja Yayasan, Ormas, Orsospol, atau Organisasi
e.g. Pengacara, Akuntan, Lainnya, Lembaga, BUT,
Konsultan, Penilai, Arsitek, Dan bentuk badan lainnya termasuk
Notaris, Dokter, Aktuaris; Kontrak Investasi Kolektif

WAJIB PAJAK

BADAN ORANG PRIBADI


WAJIB
PEMBUKUAN OP OP
KARYAWAN PENGUSAHA
TDK PERLU
PEMBUKUAN
OMSET <4,8 OMSET >4,8
MILYAR MILYAR
BOLEH WAJIB
PENCATATAN PEMBUKUAN
KARAKTERISTIK PEMBUKUAN (Pasal 28 UU KUP)

memperhatikan iktikad baik dan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,


mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha kecuali peraturan perpajakan menentukan
yang sebenarnya lain

diselenggarakan di Indonesia dengan Pembukuan dengan menggunakan bahasa


menggunakan huruf Latin, angka Arab, asing dan mata uang selain Rupiah dapat
satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam diselenggarakan oleh Wajib Pajak
bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing setelah mendapat izin Menteri Keuangan
yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi
atau stelsel kas dasar pembukuan atau pencatatan dan
dokumen lain termasuk hasil pengolahan
sekurang-kurangnya terdiri atas catatan data dari pembukuan yang dikelola secara
mengenai harta, kewajiban, modal, elektronik atau secara program aplikasi on-
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan line wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
pembelian sehingga dapat dihitung besarnya tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan
pajak yang terutang. atau tempat tinggal Wajib Pajak orang
pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib
Pajak badan
Pembukuan Dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat

DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 Tentang Tata


Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing
Dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 24/PMK.11/2012

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2010 Tentang


Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Dan Pembatalan Izin
Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Inggris
Dan Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Sebagaimana Telah
Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
10/PJ/2012
Pembukuan Dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat

WP dalam rangka PMA


WP dalam rangka kontrak karya
Bentuk Usaha tetap
WP Kontraktor KKS
Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
WP yang mendaftarkan emisi sahamnya di bursa efek
LN
WP yang berafiliasi langsung dengan perusahaan
induk di Luar Negeri
WP yang menyajikan laporan keuangan dengan mata
uang fungsional USD sesuai PSAK
SANKSI TERKAIT PEMBUKUAN

Sanksi Administratif (Pasal 13 ayat (3) UU KUP)

Tidak memenuhi kewajiban terkait pembukuan sehingga tidak dapat diketahui besarnya
pajak terutang:
Penghasilan Kena Pajak dihitung secara jabatan dan atas SKPKB terbit, pokok pajak
yang kurang ditambah sanksi kenaikan sebesar 50% untuk PPh dan 100% untuk PPh
Potput, PPN & PPNBM dari pajak yang tidak/kurang dibayar/dipotong/
dipungut/disetor
Sanksi Pidana (Pasal 39 ayat (1) UU KUP)
•Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen yang palsu/dipalsukan;
•Tidak menyelenggarakan pembukuan di Indonesia/tidak meminjamkan buku, catatan atau
dokumen; maka
dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun
dan didenda paling sedikit 2 kali jumlah pajak tidak/kurang bayar dan paling banyak 4
kali kali jumlah pajak tidak/kurang bayar
PEMBAYARAN
PAJAK
Dilampiri dengan Asli SSP (lembar - Antar jenis pajak yang
Pemindahbukuan ke-1), asli SSPCP (lembar ke-1), sama atau berlainan
asli Bukti Pbk (lembar ke-1), - Dari masa atau tahun
dokumen BPN, atau asli bukti pajak yang sama atau
pembayaran Pajak Penghasilan berlainan
PEMBAYARAN Dalam Mata Uang Dollar Amerika - Untuk WP yang sama
PAJAK Serikat yang dimohonkan untuk atau berlainan
dipindahbukukan - Dalam KPP yang sama
atau berlainan

Potongan SPMKP
(PMK –
244/PMK.03/2015 PRODUK HUKUM NYA ADALAH
) - BUKTI PEMINDAHBUKUAN YANG DITERBITKAN OLEH
KEPALA KPP
- BUKTI PEMBAYARAN LEBAR 1 ASLI YANG DIBUBUHI CAP
DAN DITANDATANGANI OLEH KEPALA KPP
PERATURAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR
242/PMK.03/2014
242/PMK.03/2014

WP Sendiri Paling lambat akhir bulan berikutnya


PPN atas kegiatan membangun sendiri paling
lambat tanggal 15 bulan berikutnya
PPN Bendahara Paling lambat tanggal 7 bulan berikutnya

Pemungut
Paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
selain
bendahara

Importir Sebelum penyelesaian dokumen impor (PIB)

DJBC Satu hari kerja


PPh ps 22
Bendaharawan Hari yang sama dengan
pembayaran
Pemungut Pot
Paling lambat tanggal 10 bulan
put
berikutnya
Paling lambat
Bayar Sendiri tanggal 15 bulan
berikutnya
PPh ps 25, PPh 4(2) PP
PPh Masa 23, PPh 4 (2) PPhTB
Paling lambat
Pot Put tanggal 10 bulan
berikutnya
PPh 21, 22, 23,
4 (2) potput

Paling lambat 3 bulan


OP setelah Tahun Pajak berakhir
PPh Sebelum SPT
Tahunan Tahunan disampaikan
Paling lambat 4 bulan
Badan setelah Tahun Pajak berakhir
Semua Jenis
Surat Ketetapan
SKPKB, SKPKBT, STP, SK
Keberatan, Putusan
Banding, SK Pembetulan,
Putusan PK

Maksimal 1 bulan
sejak diterbitkan

(PASAL 9 AYAT 3 UU KUP)


Untuk dihitung dari tanggal jatuh tempo
Masa pembayaran sampai dengan tanggal
Pajak pembayaran, dan bagian dari bulan
dikenai sanksi dihitung penuh 1 (satu) bulan
(Pasal 9 ayat (2)
administrasi
berupa bunga Untuk dihitung mulai dari berakhirnya batas
PPh waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
sebesar 2% (dua Setahun Tahunan sampai dengan tanggal
persen) per bulan pembayaran, dan bagian dari bulan penuh
1 (satu) bulan
(Pasal 9 ayat (2a)
Pembayaran Pajak jika hari libur

hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional


termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan
Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti
bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah

pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan


pada hari kerja berikutnya

[Pasal 9 PMK NOMOR 242/PMK.03/2014]


Mengangsur atau Menunda Pembayaran PPh Tahunan
Pasal 9 ayat (4) UU KUP
Pasal 10 & 11 PMK Nomor: 184/PMK.03/2007

Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan


persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk
kekurangan pembayaran yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh
paling lama 12 (dua belas) bulan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan PMK
Permohonan diajukan paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum saat
jatuh tempo pembayaran utang pajak berakhir disertai alasan dan jumlah
pembayaran pajak yang dimohon diangsur atau ditunda, kecuali karena
keadaan di luar kekuasaannya
surat keputusan berupa menerima seluruhnya, menerima sebagian, atau
menolak, paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya
permohonan
Mengangsur atau Menunda Pembayaran PPh Tahunan
Pasal 9 ayat (4) UU KUP
Pasal 10 & 11 PMK Nomor: 184/PMK.03/2007

 Apabila jangka waktu tersebut telah lewat, Direktur Jenderal Pajak tidak memberi
suatu keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap diterima
 Terhadap utang pajak yang telah diterbitkan surat keputusan tidak dapat lagi
diajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran
 Terhadap Wajib Pajak yang diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran
pajak juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan dari
jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh satu
bulan berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (2) UU KUP
PELAPORAN
PAJAK
Pelaporan Pajak SPT (Surat Pemberitahuan)

KEWAJIBAN WAJIB
• Mengisi dengan BENAR, LENGKAP, dan JELAS
PAJAK • Menandatangani
• Menyampaikan
BENAR
Benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam
menerapkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, dalam penulisan, dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;

LENGKAP
Adalah memuat semua unsur-unsur yang
berkaitan dengan obyek pajak dan unsur-unsur
lain yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan; dan

JELAS
Adalah melaporkan asal-usul atau sumber
dari obyek pajak dan unsur-unsur lain yang
harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan.
Paling lambat 20 hari setelah
PPh masa pajak berakhir
Masa Paling lambat akhir bulan
PPN berikutnya
Jatuh Tempo
Penyampaian SPT Orang Paling lambat 3 bulan setelah
Pribadi tahun pajak berakhir
Tahunan
Paling lambat 4 bulan setelah
Badan tahun pajak berakhir

Diperpanjang selama 2 bulan, syarat:

• Permohonan tertulis
• Menyampaikan SPT Tahunan sementara
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh
Pasal 3 ayat (5)

SELAIN PEMBERITAHUAN sebagaimana dimaksud


PASAL 3 AYAT (4), SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN ADALAH :
1. PEMBERITAHUAN HARUS DISERTAI DENGAN
PENGHITUNGAN SEMENTARA PAJAK YANG TERUTANG
DALAM 1 (SATU) TAHUN,
2. SURAT SETORAN PAJAK SEBAGAI BUKTI PELUNASAN
KEKURANGAN PEMBAYARAN PAJAK YANG TERUTANG.
SURAT TEGURAN
KETERLAMBATAN “ APABILA SURAT PEMBERITAHUAN
PENYAMPAIAN SPT (SPT) :
Pasal 3 ayat (5a)
TIDAK DISAMPAIKAN PADA WAKTU
YANG TELAH DITENTUKAN, ATAU
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN TERLAMPAUI,

DIRJEN PAJAK DAPAT MENERBITKAN


SURAT TEGURAN


SURAT
“ APABILA :
1. SPT TIDAK DITANDATANGANI,
PEMBERITAHUAN 2. SPT TIDAK SEPENUHNYA
DIANGGAP TIDAK DILAMPIRI KETERANGAN
sebagaimana dimaksud ayat (6),
DISAMPAIKAN 3. SPT YANG MENYATAKAN LEBIH
Pasal 3 ayat (7 BAYAR DISAMPAIKAN SETELAH 3
(TIGA) TAHUN SESUDAH
BERAKHIRNYA MASA PAJAK,
BAGIAN TAHUN PAJAK ATAU
TAHUN PAJAK, DAN WAJIB PAJAK
TELAH DITEGUR SECARA
TERTULIS, ATAU
4. SPT DISAMPAIKAN SETELAH
DIRJEN PAJAK MELAKUKAN
PEMERIKSAAN ATAU
MENERBITKAN SURAT KETETAPAN
PAJAK.

SPT Masa PPh Rp 100.000,-

SPT Masa PPN Rp 500.000,-


Sanksi
apabila terlambat
/tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh
Rp 100.000,-
OP

SPT Tahunan PPh Rp 1.000.000,-


Badan
Case Study;
PT ABC melaporkan SPT Tahunan 2018 tanggal 30
Juli 2019 dengan kurang bayar SPT Tahunan
sebesar Rp10.000.000 yang dibayar tanggal 29
Juli 2019. Hitunglah Sanksi Pajaknya

Sanksi:
Telat Lapor  Rp1.000.000,-
Telat bayar  2% x 3 bulan x Rp10.000.000,- = Rp 600.000,-
Pasal 17 PMK 243 TAHUN 2014 SANKSI DENDA TIDAK DILAKUKAN TERHADAP

Wajib Pajak orang pribadi yang telah Wajib Pajak badan yang tidak melakukan
meninggal dunia kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak Bendahara yang tidak melakukan
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan pembayaran lagi
bebas
Wajib Pajak yang terkena bencana, yang
Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus ketentuannya diatur dengan Peraturan
sebagai warga negara asing yang tidak tinggal Menteri Keuanga
lagi di Indonesia
Wajib Pajak lain [karena kerusuhan massal,
Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kebakaran, ledakan bom atau aksi terorisme,
kegiatan lagi di Indonesia perang antarsuku, kegagalan sistem informasi
administrasi penerimaan negara atau
perpajakan, keadaan lain berdasarkan
pertimbangan Direktur Jenderal Pajak]
PEMBETULAN SPT
DAN
PENGUNGKAPAN
KETIDAKBENARAN
PEMBETULAN SPT Pasal 8 ayat (1)

WAJIB PAJAK DENGAN KEMAUAN SENDIRI DAPAT


MEMBETULKAN SPT YANG TELAH DISAMPAIKAN,

DENGAN MENYAMPAIKAN
SURAT PERNYATAAN

SYARAT :
BELUM DILAKUKAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
oleh DIREKTUR JENDERAL PAJAK.
PEMBETULAN SPT Pasal 8 ayat (1a)

DALAM HAL PEMBETULAN SPT MENYATAKAN :

RUGI ATAU
LEBIH BAYAR

PEMBETULAN SPT HARUS DISAMPAIKAN


PALING LAMA 2 (DUA) TAHUN
SEBELUM DALUWARSA PENETAPAN
PEMBETULAN SPT Pasal 8 ayat (2)

DALAM HAL WAJIB PAJAK MEMBETULKAN SENDIRI


SPT TAHUNAN YANG MENGAKIBATKAN UTANG PAJAK MENJADI LEBIH
BESAR,
DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA SEBESAR 2% (DUA
PERSEN) PER BULAN ATAS JUMLAH PAJAK YANG KURANG DIBAYAR,

DIHITUNG SEJAK PENYAMPAIAN SPT BERAKHIR SAMPAI DENGAN


TANGGAL PEMBAYARAN,
BAGIAN DARI BULAN DIHITUNG PENUH
1 (SATU) BULAN.
PEMBETULAN SPT Pasal 8 ayat (2a)

DALAM HAL WAJIB PAJAK MEMBETULKAN SENDIRI


SPT MASA YANG MENGAKIBATKAN UTANG PAJAK MENJADI LEBIH
BESAR,
DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA SEBESAR 2% (DUA
PERSEN) PER BULAN ATAS JUMLAH PAJAK YANG KURANG DIBAYAR,

DIHITUNG SEJAK JATUH TEMPO PEMBAYARAN SAMPAI DENGAN


TANGGAL PEMBAYARAN,
BAGIAN DARI BULAN DIHITUNG PENUH
1 (SATU) BULAN.
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PENGISIAN SPT
Pasal 8 ayat 4 UU KUP

• Syarat:
- Sudah dilakukan pemeriksaan
- Sebelum terbit SKP sebelum terbit SPHP

MENIMBULKAN KURANG BAYAR

Sanksi administrasi
Kenaikan 50%
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN
Pasal 8 ayat 3 UU KUP

• Syarat:
- Sudah dilakukan pemeriksaan
- Belum dilakukan penyidikan

MENIMBULKAN KURANG BAYAR

Sanksi administrasi
Kenaikan 150%
WAKIL
ATAU KUASA
PASAL 32 UU KUP

Ayat 1
Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam hal :

Badan Pengurus

Badan yang dinyatakan pailit Kurator

orang atau badan yang ditugasi


Badan dalam pembubaran untuk melakukan pemberesan

Badan dalam likuidasi Likuidator

salah seorang ahli warisnya,


suatu warisan yang pelaksana wasiatnya atau yang
belum terbagi mengurus harta peninggalannya

anak yang belum dewasa atau orang wali atau pengampunya


yang berada dalam pengampuan
PASAL 32 ayat 4 UU KUP

Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang


dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
kegiatan perusahaan, misalnya berwenang
menandatangani kontrak dengan pihak ketiga,
menandatangani cek, dan sebagainya walaupun
orang tersebut tidak tercantum namanya dalam
susunan pengurus yang tertera dalam akte
“Termasuk dalam pengertian pendirian maupun akte perubahan, termasuk
pengurus sebagaimana dalam pengertian pengurus. Ketentuan pada ayat
dimaksud pada ayat (1) huruf a ini berlaku pula bagi komisaris dan pemegang
saham mayoritas atau pengendali
adalah orang yang nyata-nyata
mempunyai wewenang ikut
menentukan kebijaksanaan
dan/atau mengambil keputusan Penjelasan Pasal 32 ayat 4
dalam menjalankan
perusahaan”
Ayat (2) Ayat (3)
“ “Orang
Wakil sebagaimana dimaksud pribadi atau badan
pada ayat (1) bertanggung jawab dapat menunjuk seorang kuasa
secara pribadi dan/atau secara dengan surat kuasa khusus
renteng atas pembayaran pajak
untuk menjalankan hak dan
yang terutang, kecuali apabila dapat
membuktikan dan meyakinkan memenuhi kewajiban sesuai
Direktur Jenderal Pajak bahwa dengan ketentuan peraturan
mereka dalam kedudukannya benar- perundang-undangan
benar tidak mungkin untuk dibebani perpajakan
tanggung jawab atas pajak yang “
terutang tersebut.

Pasal 3 PMK 229 Tahun 2014

1 Persyaratan Kuasa (Bukan Konsultan Pajak)


Dalam hal seorang kuasa bukan konsultan pajak, persyaratan menguasai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c dibuktikan dengan kepemilikan
sertifikat brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan yang diterbitkan oleh Perguruan tinggi
negeri atau swasta dengan status terakreditasi A, sekurang-kurangnya tingkat Diploma III yang dibuktikan
dengan menyerahkan fotokopi sertifikat brevet atau ijazah

2 Persyaratan Kuasa (Konsultan Pajak)


Dalam hal seorang kuasa adalah konsultan pajak, persyaratan menguasai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c dibuktikan
dengan kepemilikan Surat Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak
atas nama Menteri Keuangan dan menyerahkan fotokopi Surat Izin Praktek Konsultan Pajak yang
dilengkapi dengan Surat Pernyataan Sebagai Konsultan Pajak dengan format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini
KETETAPAN
PAJAK
PENETAPAN

“Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan
pajak.”
[Pasal 12 ayat 1 UU KUP]

“Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang


disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”.
(Pasal 12 ayat 2 UU KUP)
jumlah pajak yang
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan terutang sesuai
kegiatan usaha perdagangan barang-barang dengan ketentuan
elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh peraturan
penghasilan yang diperoleh selama tahun perundang-undangan
2008 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh perpajakan
badan Tahun 2008, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Pembayaran oleh WP tanpa

]
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00 didahului dengan surat
Pajak yang ketetapan pajak, yaitu
melalui
kurang dibayar Rp 80.000.000,00 pemotongan/pemungutan pihak
ketiga dan dibayar sendiri.
KETETAPAN

Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak


yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak
menetapkan jumlah pajak yang terutang.
(Pasal 12 ayat 3 UU KUP)

Berdasarkan hasil
KETETAPAN pemeriksaan atau
keterangan lain

Surat
Ketetapan
Pajak
CONTOH
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-
barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh
selama tahun 2016 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan Tahun 2016,
dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa pajak yang
dihitung dan dilaporkan PT XYZ dalam SPT PPh Tahun 2016
tidak benar, misalnya pembebanan biaya ternyata melebihi
yang sebenarnya sehingga PPh terutang kurang dilaporkan.

maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan besarnya Surat


pajak yang terutang sebagaimana mestinya menurut Ketetapan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pajak
Surat Ketetapan Pajak
(SKP)

SKPKB SKPKBT SKPLB SKPN


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Pasal 1 Angka 16

SURAT KETETAPAN PAJAK yang MENENTUKAN BESARNYA JUMLAH


POKOK PAJAK,
JUMLAH KREDIT PAJAK,
JUMLAH KEKURANGAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK, BESARNYA
SANKSI ADMINISTRASI,
dan JUMLAH PAJAK yang MASIH HARUS DIBAYAR
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Pasal 1 Angka 17

SURAT KETETAPAN PAJAK


yang MENENTUKAN
TAMBAHAN
ATAS JUMLAH PAJAK yang TELAH DITETAPKAN
Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

Pasal 1 Angka 18

SURAT KETETAPAN PAJAK yang MENENTUKAN JUMLAH POKOK


PAJAK
SAMA BESARNYA DENGAN
JUMLAH KREDIT PAJAK
atau
PAJAK TIDAK TERUTANG
dan TIDAK ADA KREDIT PAJAK
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

Pasal 1 Angka 19

SURAT KETETAPAN PAJAK yang MENENTUKAN JUMLAH


KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK KARENA
JUMLAH KREDIT PAJAK LEBIH BESAR
DARIPADA
PAJAK YANG TERUTANG atau
SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG
SKPKB

Dikenakan sanksi Sanksi administrasi bunga sebesar


administrasi berupa bunga 48% dari Pajak yang Kurang dibayar
sebesar 2% sebulan paling
lama 24 bulan
Dikenakan sanksi administrasi
kenaikan:
Setelah lewat waktu 5 tahun 
 50% dr PPh yg tdk/kurang dibayar
• Berdasarkan hasil pemeriksaan apabila WP dipidana karena tindak
pidana perpajakan/ lainnya yang 100% dr PPh yg tdk/kurang;
atau keterangan lain terdapat
pajak yang tidak atau kurang dapat menimbulkan kerugian pada dipotong,dipungut, disetor &
bayar pendapatan negara berdasarkan dipot/dipungut ttpi tdk/kurang disetor
• WP diterbitkan NPWP &/ putusan pengadilan yang dr PPN & PPnBM tdk/krng dibayar
dikukuhkan PKP secara jabatan mempunyai kekuatan hukum
tetap

• SPT tidak disampaikan dan telah disampaikan


Dalam jangka waktu teguran secara tertulis
5 tahun setelah saat • Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan
terutangnya pajak, lain mengenai PPN atau PPnBM ternyata tidak
seharusnya dikompensasikan
SKPKB dapat • apabila WP tidak melaksanakan pembukuan dan/
diterbitkan apabila atau pencatatan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Pasal 15 UU KUP

dalam jangka waktu 5 th


S Ditemukan data
baru yg Sanksi Administrasi
mengakibatkan Kenaikan Sebesar
K penambahan jumlah SKPKBT 100% dari Pajak yg
pajak terutang kurang dibayar
setelah pemeriksaan
P dalam rangka setelah lewat waktu 5 th
penerbitan SKPKBT

Dipidana karena melakukan


Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan / lainnya yg dapat
Sanksi Administrasi Bunga menimbulkan kerugian pd
sebesar 48% dari Pajak pendapatan negara
yang Kurang dibayar
PENERBITAN SKPKBT

Pasal 15 ayat 1 UU KUP


Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang
mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang
setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

Apabila skp terdahulu terbit


termasuk data
sudah pernah berdasarkan pemeriksaan maka
baru adalah
diterbitkan dilakukan pemeriksaan ulang. Apabila
data yang
surat ketetapan skp terbit berdasarkan keterangan lain
semula belum
pajak maka dilakukan pemeriksaan, bukan
terungkap
pemeriksaan ulang
Data Baru (Penjelasan Pasal 15 UU KUP)

data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk


menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak
belum diberitahukan pada waktu
penetapan semula, baik dalam Surat Pemberitahuan
dan lampiran-lampirannya maupun dalam pembukuan
perusahaan yang diserahkan pada waktu pemeriksaan.
(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)
Data yang semula belum terungkap (Penjelasan Pasal 15 UU
KUP)

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya


biaya iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut
terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di media masa dan
Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau hadiah.

Apabila pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak


mengungkapkan perincian tersebut sehingga fiskus
tidak melakukan koreksi atas pengeluaran berupa
sumbangan atau hadiah, sehingga pajak yang terutang
tidak dapat dihitung secara benar, maka data mengenai
pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah tersebut
adalah tergolong data yang semula belum terungkap.
Data yang semula belum terungkap (Penjelasan Pasal 15 UU
KUP)

misalnya
Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan disebutkan
pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa disertai dengan
perincian harta pada setiap kelompok yang dimaksud, demikian pula pada
saat pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak
mengungkapkan perincian tersebut, sehingga fiskus tidak dapat meneliti
kebenaran pengelompokan dimaksud.
Dalam pengelompokan tersebut sesungguhnya terdapat kesalahan,
misalnya harta yang seharusnya termasuk dalam kelompok harta berwujud
bukan bangunan kelompok 3 namun dikelompokkan ke dalam kelompok 2.

Oleh karena pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak


mengungkapkan perincian yang dimaksud maka tidak dilakukan
koreksi atas kesalahan pengelompokan harta tersebut, dan
sebagai akibatnya pajak yang terutang tidak dapat dihitung
secara benar. Apabila kemudian diketahui adanya kesalahan,
maka data pengelompokan harta tersebut adalah data yang
semula belum terungkap.
Surat Ketetapan Pajak NIHIL

Pemeriksaan

Jumlah kredit pajak atau jumlah


pajak yg dibayar sama dgn
jumlah pajak yang terutang,
atau pajak tidak terutang &
tidak ada kredit pajak atau tidak
ada pembayaran pajak

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL


Pasal-Pasal dalam UU KUP yang berkaitan dengan restitusi

kredit pajak / jml pajak yg


PASAL 17(1) PEMERIKSAAN dibayar > jml pajak yg terutang

WP MENGAJUKAN Pajak yang seharusnya


PASAL 17(2) RESTITUSI tidak terutang

PASAL 17B WP MENGAJUKAN RESTITUSI (selain 17C & 17 D)

PASAL 17C WP KRITERIA TERTENTU

PASAL 17D WP PERSYARATAN TERTENTU

Beli BKP di dalam Daerah


PASAL 17E OP BUKAN SPDN Pabean namun tidak
dikonsumsi di DP
SKPLB

PASAL 17 Dirjen Pajak menerbitkan SKPLB dalam hal:

jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang


PEMERIKSAAN
dibayar > jumlah pajak yang terutang

PERMOHON kelebihan pembayaran pajak yang


PENELITIAN
AN WP seharusnya tidak terutang
Pasal 17 (1) KUP
PENERBITAN SKPLB
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan,
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih
besar daripada jumlah pajak yang terutang.

untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang,
untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.
Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yang
terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak
yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut

untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang.

SKPLB tersebut diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT yang disampaikan WP
yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Apabila WP setelah menerima SKPLB dan
menghendaki pengembalian kelebihan pembayaran pajak, wajib mengajukan permohonan
tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).
SKPLB
PASAL 17B WP MENGAJUKAN RESTITUSI

SKPN SKPLB
PERMOHONAN
WP
12 SKPKB
1
bulan =
bulan
SPT
SKPLB
PEMERIKSAAN

ketentuan 12 bulan tidak berlaku terhadap WP yang sedang dilakukan pemeriksaan Buper

BILA DITERBITKAN LEWAT JANGKA WAKTU 1 BULAN


WP mendapatkan imbalan bunga 2 % sebulan s.d. diterbitkan SKPLB

104
SKPPKP
(SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK)

Permohonan WP

Penelitian

Pasal 17C (1) UU KUP Pasal 17D (1) UU KUP Pasal 9 (4c) UU PPN

PPh & PPN PPh & PPN PPN

PPh 3 bulan PPN 1 bulan


SKPPKP

diperhitungkan dengan utang pajak Ps. 11 (1) UU KUP


Ps. 26 PP 74

SKPKPP
1 bulan sejak tanggal SKPPKP
SKPPKP
WP KRITERIA TERTENTU

Tepat waktu dalam menyampaikan SPT

PASAL 17C Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua


jenis pajak, kecuali tunggakan tsb telah
memperoleh izin untuk mengangsur/menunda

LK diaudit dengan pendapat WTP selama 3 tahun


berturut-turut

Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak


pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 5
tahun terakhir.
SKPPKP
PASAL 17C WP KRITERIA TERTENTU

SK
PERMOHONAN Pengembalian DAPAT
WP
PENELITIAN
Pendahuluan DIPERIKSA skp
Kelebihan Pajak

PPh
PPN
3 Bulan
1 Bulan 5 tahun

SANKSI
SKPKB KENAIKAN

100%
PENCABUTAN WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU

WP dengan kriteria tertentu


17C (3) UU KUP

dicabut penetapannya dalam hal :


1. dilakukan Pemeriksaan Bukper secara
terbuka atau tindakan Penyidikan pidana
pajak;
2. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk
suatu jenis pajak tertentu 2 Masa Pajak
berturut-turut;
3. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk
suatu jenis pajak tertentu 3 Masa Pajak
dalam 1 tahun kalender; atau
4. terlambat menyampaikan SPT Tahunan.
WAJIB PAJAK PERSYARATAN TERTENTU (Ps.17D UU KUP)

WP OP WP OP
tidak menjalankan menjalankan
kegiatan usaha / kegiatan usaha /
pekerjaan bebas pekerjaan bebas
(contoh: karyawan)

nilai LB di SPT Tahunan nilai LB di SPT Tahunan


PPh PPh
tidak dibatasi maks. Rp100 juta

WP Badan Pengusaha
Kena Pajak

nilai LB di SPT Tahunan PPh nilai LB di SPT Masa PPN


maks. Rp 1 miliar maks. Rp 1 miliar
“untuk menjadi WP Persyaratan Tertentu tidak
diperlukan penetapan terlebih dahulu”
SKPPKP
PASAL 17D WP PERSYARATAN TERTENTU

SK
PERMOHONAN Pengembalian DAPAT
WP PENELITIAN
Pendahuluan DIPERIKSA skp
Kelebihan Pajak

PPh
PPN
Badan 1 Bulan, OP 15
hari 1 Bulan
5 tahun

SANKSI
SKPKB KENAIKAN

100%
110
GAMBARAN UMUM PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
Penelitian, bagi: Prosedur penelitian:
1. WP Kriteria Tertentu  kewajiban formal (khusus WP dapat
(Ps.17C UU KUP)  Kriteria Tertentu dan PKP SKPPKP
(bila dilakukan
kepatuhan perpajakan Berisiko Rendah)
 kebenaran penulisan & terdapat Post Audit
baik
2. WP Persyaratan penghitungan pajak lebih bayar)
Tertentu (Ps.17D UU  kebenaran pengkreditan pajak /
KUP)  nilai lebih Pajak Masukan
bayar tertentu
3. PKP Berisiko Rendah
(Ps.9(4c) UU PPN 
PKP tertentu dg
kepatuhan perpajakan Proses:
baik  PPh maks. 3 bulan
 PPN maks. 1 bulan
Mekanisme SKPKPP
Pengembalian Persetujuan Pelaksanaan Pelaporan &
Kelebihan Pemeriksaan: Pemeriksaan: penetapan:
Pembayaran  Usulan  Peminjaman  Laporan Hasil SPMKP
pemeriksaan berkas Pemeriksaan
Pajak  Permintaan  Penerbitan
 Persetujuan
keterangan SKP SP2D
Pemeriksaan  Pengujian
sesuai Ps.17B UU KUP Persiapan
Pemeriksaan:
Penerbitan SP2
Pembahasan Hasil
Akhir:
SKPLB
Pemberitahuan  Tanggapan WP (bila terdapat
Pemeriksaan &  Pembahasan dg lebih bayar)
panggilan Pemeriksa

proses maks. 12 bulan


STP
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.

PPh dalam tahun berjalan Tidak atau Kurang Bayar


+ SANKSI
BUNGA 2%/bln
Terdapat Kurang Bayar akibat salah tulis &/hitung

PENYEBAB Sesuai Pasal yg


DITERBITKANNYA WP dikenai sanksi berupa Bunga atau Denda
mengatur

STP Tidak membuat FP atau membuat FP tapi


tidak tepat waktu
SANKSI
(Ps.14) Tidak mengisi FP secara lengkap DENDA
PKP

2% x DPP
Melaporkan FP ≠ masa
penerbitan FP

Gagal berproduksi & telah diberikan SANKSI


pengembalian PM BUNGA 2%/bln

Diterbitkan berdasarkan penelitian atau


pemeriksaan
PENERBITAN STP surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa
Pasal 14 UU KUP
bunga
Pasal 8 ayat (2) KUP: dalam hal WP Pasal 19 ayat (1) KUP: dalam hal jumlah
membetulkan sendiri SPT Tahunan yang pajak yang masih harus dibayar menurut
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih ketetapan, pada saat jatuh tempo tidak
besar; atau kurang dibayar;

Pasal 8 ayat (2a) KUP: dalam hal WP Pasal 19 ayat (2) KUP: dalam hal WP
membetulkan sendiri SPT Masa yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih diperbolehkan mengangsur atau menunda
besar; pembayaran pajak;
Pasal 19 ayat (3) KUP: dalam hal WP
Pasal 9 ayat (2a) KUP : pembayaran atau menunda penyampaian SPT Tahunan yang
penyetoran pajak yang terutang dalam suatu penghitungan sementara pajak yang terutang
Masa Pajak dilakukan setelah tanggal jatuh kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya
tempo; terutang.

Pasal 14 ayat (1) huruf g: PKP yang


Pasal 9 ayat (2b) KUP : pembayaran atau gagal berproduksi dan telah diberikan
penyetoran kekurangan pajak yang terutang pengembalian Pajak Masukan sebagaimana
berdasarkan SPT Tahunan PPh dilakukan setelah dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN
tanggal jatuh tempo penyampaian SPT Tahunan 1984 dan perubahannya.
PENERBITAN STP surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi
Pasal 14 UU KUP
berupa denda

Pasal 14 ayat 1 huruf d: pengusaha yang


telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Terhadap Pengusaha atau PKP tsb, selain
Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai
membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;
sanksi administrasi berupa denda
Pasal 14 ayat 1 huruf e: pengusaha yang sebesar 2% (dua persen) dari
telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak
mengisi faktur pajak secara lengkap Dasar Pengenaan Pajak. (Pasal 14
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) ayat 4 UU KUP)
UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1.
identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan
perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta
nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU
PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal
penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang
eceran;
Pasal 7 ayat 1 KUP yaitu sanksi
Pasal 14 ayat 1 huruf f: PKP melaporkan administrasi berupa denda apabila SPT
faktur pajak tidak sesuai dengan masa tidak disampaikan dalam jangka waktunya;
penerbitan faktur pajak; atau
Penagihan Pajak

115
UNDANG – UNDANG KUP

Pasal 18 Pasal 20
(Dasar Penagihan Pajak) (Penagihan Pajak dengan Surat Paksa)

STP Atas dasar penagihan pajak yang tidak


dibayar pada saat jatuh tempo
SKPKB dilaksanakan penagihan dengan Surat
Paksa
SKPKBT

SK Pembetulan Yang
menyebabkan
SK Keberatan jumlah pajak
Putusan Banding yang masih
harus dibayar
Peninjauan Kembali bertambah
ALUR DAN JADWAL
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK

3 bulan -> 2 x 24 Jam


SKP keberatan
SKPKB SURAT SURAT Lunas Pencabutan
PENYITAAN
SKPKBT TEGURAN PAKSA sita
dll Jatuh
tempo 1 7 hari 21 hari 14 hari tidak
bulan Lunas

Pengumuman
Penyanderaan lelang
Pemblokiran Pencegahan
14 hari
• Syarat:
Utang pajak > Rp100jt Pelaksanaan
Diragukan itikad baik lelang
• Jangka waktu:
6 bulan dapat diperpanjang mak 6 bulan
• Akibat:
Utang pajak tidak dihapus & penagihan tetap dilaksanakan
• Kep/Izin Menkeu
BUNGA PENAGIHAN Pasal 19 (1) UU KUP

“Apabila SKPKB atau SKPKBT, serta Surat Keputusan


Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding
atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada
saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar,
atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu
dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per
bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh
tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 bulan”
CASE STUDY
Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan surta ketetapan
pajak kurang bayar sebebsar Rp10.000.000,- yang diterbitkan tanggal 7
Oktober 2018, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 Nopember 2018.
Jumlah pembayaran sampai dengan tanggal 6 November 2018 sebesar
Rp6.000.000,-.
Pada tanggal 1 Desember 2018 diterbitkan surat tagihan pajak dengan
perhitungan sebagai berikut:

Pajak yang masih harus dibayar = Rp10.000.000,-


Dibayar sampai dengan jatus tempo pelunasan = Rp 6.000.000,-
Kurang dibayar = Rp 4.000.000,-
Bunga 1 bulan (1 x 2% x Rp4.000.000,-) = Rp 80.000,-
Penundaan dan Pengangsuran
Pembayaran

Atas permohonan wajib


pajak dapat diberikan
persetujuan untuk Paling lama 12 bulan
mengangsur atau
PMK –
menunda pembayaran yang pelaksanaannya
242/PMK.03/2014
pajak termasuk diatur dengan atau
kekurangan pembayaran berdasarkan PMK
yang terutang
berdasakan SPT Tahunan
MENGANGSUR ATAU MENUNDA
Pasal 19 ayat 2 UU KUP

Dalam hal wajib pajak diperbolehkan MENGANGSUR atau


MENUNDA pembayaran pajak juga dikenai SANKSI
ADMINISTRASI berupa bunga sebesar 2% PER BULAN dari
jumlah pajak yang masih harus dibayar

Bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan


CASE STUDY
Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp
1.120.000.00 yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas
akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2009.

Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran


pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap
sebesar Rp 224.000,00.

Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung sebagai


berikut:

angsuran ke-1:2% x Rp1.120.000.00= Rp 22.400,00.


angsuran ke-2:2% x Rp 896.000.00= Rp 17.920,00.
angsuran ke-3:2% x Rp 672.000,00= Rp 13.440,00.
angsuran ke-4:2% x Rp 448.000.00= Rp 8.960.00.
angsuran ke-5:2% x Rp 224.000,00= Rp 4.480,00
CASE STUDY

Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam huruf a diperbolehkan untuk


menunda pembayaran pajak sampai dengan tanggal 30 Juni 2009.

Sanksi administrasi berupa bunga atas penundaan pembayaran Surat


Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut sebesar
5 x 2% x Rp1.120.000,00= Rp112.000.00.
Penghapusan Piutang Pajak
Pasal 24

Menteri Keuangan Mengatur Tata Cara Penghapusan dan Menentukan


Besarnya Jumlah Piutang Pajak yang Tidak Dapat Ditagih Lagi

Daluarsa Sebab Lain


Piutang Pajak yang dapat dihapus
PMK 68/2012

WP Orang Pribadi:
a. Wajib pajak dan/atau penanggung pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai harta
warisan atau kekayaan
b. Wajib pajak dan/atau penangging pajak tidak dapat ditemukan
c. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah kadaluarsa
d. Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan
penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
perpajakan
e. Hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisi
tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkan
pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Piutang Pajak yang dapat dihapus
PMK 68/2012

WP Badan:
a. Wajib pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan penanggung pajak tidak dapat ditemukan
b. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah kadaluarsa
c. Dokumen sebagi dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan
penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
perpajakan
d. Hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisi
tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkan
pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Tindak Pidana
Perpajakan

127
UU KUP

Asas
Administrasi Pidana Ultimum
Remidium

Sanksi Administrasi Sanksi Pidana

Denda Bunga Penjara Kurungan Denda


Kenaikan
SANKSI PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PADA WP

Terlambat
Transaksi Pemotongan Pembayaran SPT Masuk
bayar (STP)

Data Pemotongan/ Data Pemotongan/


Data Pembayaran
pemungutan pemungutan/ pembayaran

Terutang
PPh/PPN Pemeriksaan

Sengaja tidak benar Sengaja mengulangi Alpa tidak SPT, atau Alpa tidak SPT, atau SPT
Mencoba tidak benar
tidak benar SPT salah salah yg pertama kali

Pasal 39 ayat 1 Pasal 39 ayat 2 Pasal 39 ayat 3 Pasal 38 Pasal 13A

Minimum Maksimum Minimum Maksimum


Minimum Maksimum Minimum Maksimum

Penjara Penjara
Penjara Penjara Penjara Denda 1x Denda 2x
6 bulan 1 tahun Penjara 2
6 tahun 12 tahun 6 bulan atau atau
& & tahun & Kenaikan 200%
& denda & denda & denda kurungan kurungan
denda denda denda 4x
4x 8x 2x 3 bulan 1 tahun
2x 4x
SANKSI PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PADA SELAIN WP ATAU PKP

Lembaga, dll Konsultan, dll Setiap orang Punya hubungan Wakil, kuasa, dll

Sengaja Sengaja Sengaja Sengaja Menyuruh


melakukan, ikut
melakukan
Setiap Setiap orang Setiap
Menyebabkan
orang tidak tidak Menyalahgunakan orang tidak
lembaga tidak
memberi memberi data memberi
memberi data
data data keterangan

Ps 41C (1) Ps 41C (2) Ps 41C (3) Ps 41C (4) Ps 44B (2) Ps 43 (1) Ps 43 (2)

Sanksi ps 39 Sanksi ps
Maks
Maks Maks Maks & ps 39A 41A & ps
Kurungan 1 Maks Kurungan
Kurungan 10 Kurungan 10 Kurungan 1 sama 41B sama
Tahun / 1 tahun/ denda
bulan / bulan / tahun/ dikenakan dikenakan
denda 25jt
denda 800jt denda 800jt denda 500jt pd yg pd yg
1Milyar
menyuruh menyuruh
SANKSI PETUGAS PAJAK

Kurungan 1 Tahun dan


Alpa
Pidana & denda 25jt
Mengungkap
denda kan rahasia Kurungan 2 Tahun dan
Sengaja
WP denda 50jt

SANKSI Menetapkan
PADA Sesuai pajak tidak Sanksi sesuai peraturan Perundang-
PETUGAS pertauran sesuai UU undangan
PAJAK DAN perundang Sanksi sesuai peraturan Perundang-
Bertindak diluar
TENAGA -undangan undangan
kewenangannya
AHLI

Pemerasan 368 KUHP


Pidana
Korupsi Pidana Korupsi

Anda mungkin juga menyukai