Equality Certainty
Pajak bersifat adil dan merata Penetapan pajak tidak ditentukan
sewenang-wenang
Pajak dikenakan
saat tidak menyulitkan WP
Biaya pemungutan dan pemenuhan
Convenience kewajiban minimal
Economical
Pay As You Earn (PAYE)
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
Terbagi dua
1. Sanksi administrasi
a. Sanksi bunga
b. Denda Administrasi
c. Sanksi Kenaikan
2. Sanksi Pidana
a. Denda Pidana
b. Pidana kurungan
c. Pidana penjara
Jenis Pajak
• Menurut Golongan
Pajak Langsung : Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak
lain, sehingga harus menjadi beban langsung WP, seperti PPh.
Pajak Tidak Langsung : Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak
lain, seperti PPN
• Menurut Sifatnya
Pajak Subjektif : Pajak dikenakan berdasarkan subjeknya untuk kemudian diperhatikan
syarat objektifnya yang melekat (PPh).
Pajak Objektif : Pajak yang didasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan
Subjek (PPN)
• Menurut Pemungutnya
Pajak Pusat : Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat (APBN) PPh, PPN, PPnBM, PBB
P3, Bea Materai)
Pajak Daerah : Pajak yang dipungut oleh pemprov (pajak kendaraan bermotor, air tanah)
dan Pemkot/Pemkab (Pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, galian C,
parker, BPHTB, PBB P2 perkotaan dan pedesaan).
Cara Pemungutan Pajak
• Stelsel Nyata : Pengenaan Pajak didasarkan pada objek
penghasilan yang telah diperoleh (nyata)
• Stelsel Anggapan : Pengenaan Pajak didasarkan pada
suatu anggapan yang diatur UU, misalnya penentuan PPh
tahun berjalan berdasarkan penghasilan tahun sebelumnya
• Stelsel Campuran : kombinasi stelsel nyata dan
anggapan
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
OFFICIAL • Fiskus Aktif
ASSESSMENT • Wajib Pajak pasif
SYSTEM • Utang timbul karena SKP/SPPT
SELF • Menghitung,
• memperhitungkan,
ASSESSMENT • membayar,
SYSTEM • melaporkan oleh WAJIB PAJAK
Kewajiban mendaftarkan
NPWP dan pengukuhan PKP Pembukuan & Himbauan-konseling &
pencatatan Pemeriksaan pajak
Pembayaran pajak
Wajib Pajak
Upaya Hukum
Pengembalian kelebihan
pembayaran pajak
Ketentuan khusus Tindak pidana perpajakan &
penyidikan
Imbalan bunga
UU No. 6 Th. 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan
UU No. 16 Th. 2009 tentang
KETENTUAN UMUM DAN
TATA CARA PERPAJAKAN
MENGATUR
KETENTUAN FORMAL
BAGI
1. KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP (memenuhi syarat subjektif dan
Objektif:
WP tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh penghasilan diatas
PTKP
WP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
Wanita Kawin yg dikenakan pajak secara terpisah karena :
- Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim
- dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta
- Memilih terpisah
Semua badan
Setiap WP hanya diberikan satu NPWP.
KUP 4
FUNGSI
NPWP Bagi WP NPWP / PPKP
OP Penduduk
Indonesia Penjelasan Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU KUP
menggunakan
Nomor Induk
Kependudukan
(NIK)
SEBAGAI SARANA
KUP 5
NIK = NPWP
www.pajak.go.id
NPWP = NIK 1
1
Sejak tanggal 14 Juli 2022, NIK digunakan sebagai NPWP bagi Wajib Pajak orang pribadi
penduduk dan NIK dengan format 16 digit bagi Wajib Pajak orang pribadi bukan penduduk,
Wajib Pajak badan serta Wajib Pajak instansi pemerintah
www.pajak.go.id
TEMPAT PENDAFTARAN
WAJIB PAJAK
Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3) UU KUP
WAJIB PAJAK
TEMPAT TINGGAL
TEMPAT KEDUDUKAN
DAN TEMPAT
KEGIATAN USAHA
Modul Kuliah KUP 6
TEMPAT
PELAPORAN USAHA
Pasal 2 ayat (2) UU KUP
WP SEBAGAI PENGUSAHA
YANG DIKENAKAN PAJAK MENURUT UU PPN
ORANG
BADAN
PRIBADI
DIRJEN PAJAK
MENERBITKAN
NPWP DAN ATAU PPKP
SECARA JABATAN
SECARA
Jabatan dan Self Assessment
DIMULAI SEJAK SAAT WAJIB PAJAK MEMENUHI PERSYARATAN
SUBJEKTIF OBJEKTIF
NPWP PKP
WP ORANG PRIBADI
• Apabila hasil lolos validasi NIK dan nomor KK, persyaratan diatas tidak
perlu dilampirkan
• Proses NPWP dan PKP 1 hari kerja setelah permohonan diterima lengkap
KUP 11
SYARAT-SYARAT UNTUK MENDAPATKAN NPWP/ PPKP
WP BADAN & PEMUNGUT/PEMOTONG DAN JANGKA
WAKTU PENERBITAN
PMK-147/PMK.03/2017 PER-04/PJ/2020
WAJIB PAJAK
PEMUNGUT/
BADAN JO
PEMOTONG
MENGISI DAN MENANDATANGANI SENDIRI/
FORMULIR PENDAFTARAN
KUP 13
PENGHAPUSAN NPWP
Pasal 2 ayat (6)
Wanita kawin yang memiliki NPWP berbeda dengan suami dan pelaksanaan
Kewajiban perpajakannya digabung dengan suami
KUP 14
PENGHAPUSAN NPWP YANG SUDAH TIDAK MEMENUHI
SYARAT SUBJEKTIF DAN ATAU / OBJEKTIF
Dilakukan dalam hal :
anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah,
yang telah memiliki NPWP
Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi dalam hal warisan telah selesai dibagi
Wajib Pajak cabang yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi atau ditutup, atau tempat
kegiatan usahanya pindah ke wilayah kerja KPP lain
Wajib Pajak Badan dilikuidasi atau dibubarkan karena penghentian atau penggabungan usaha
Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang telah menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia
Penghapusan NPWP harus diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan untuk OP dan
12 bulan untuk Badan sejak tanggal diterimanya permohonan secara lengkap
KUP 14
KEPUTUSAN atas PERMOHONAN
PENGHAPUSAN NPWP
Pasal 2 ayat (7)
PEMERIKSAAN
HARUS MEMBERIKAN KEPUTUSAN ATAS PERMOHONAN
PENGHAPUSAN NPWP DALAM JANGKA WAKTU
6 BULAN 12 BULAN
WP OP WP BADAN
PERMOHONAN
JABATAN
WP
PEMERIKSAAN
KEPUTUSAN 6 BULAN
WAKIL/
KUASA
PASAL 32 UU KUP
Ayat 1
Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam hal :
Badan Pengurus
Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
Ayat (3a)
Seorang kuasa yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus mempunyai
kompetensi tertentu dalam aspek perpajakan (Kompetensi tertentu antara lain jenjang
pendidikan tertentu, sertifikasi, dan/atau pembinaan olehasosiasi atau Kementerian
Keuangan)., kecuali kuasa yang ditunjuk merupakan suami, istri, atau keluarga sedarah atau
semenda sampai dengan derajat kedua
PMK 229 Tahun 2014 (Kuasa WP)
Kuasa WP
1
Konsultan Pajak
Karyawan Wajib Pajak
2 Persyaratan Kuasa
Persyaratan Umum :
• Menguasai Ketentuan Peraturan Perundang-undangan dibidang perpajakan
• Memiliki Surat Kuasa Khusus dari Wajib Pajak yang memberi kuasa
• Memiliki NPWP
• Telah menyampaikan SPT PPh Tahun Pajak terakhir
• Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
Persyaratan tertentu :
• Untuk konsultan pajak harus memiliki izin praktik konsultan pajak dan menyerahkan surat
pernyataan sebagai konsultan pajak
• Untuk Karyawan memiliki sertifikat brevet perpajakan, ijazah pendidikan formal di bidang
perpajakan min D3 akreditasi A, Atau sertifikat konsultan Pajak dari panitia penyelenggara
sertifikasi konsultan pajak
• Untuk karyawan masuk dalam daftar karyawan tetap yang dilakukan pemotongan PPh Pasal
21 dalam SPT Masa PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan WP
WP OP yang tidak
melakukan usaha atau
pekerjaan bebas
e.g.: Karyawan, PNS, TNI/Polri
1 WP OP yang
melakukan usaha
WP OP yang melakukan
pekerjaan bebas
pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang
mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk
memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu
hubungan kerja
e.g. Pengacara, Akuntan, Konsultan, Penilai,
Arsitek, Notaris, Dokter, Aktuaris;
Subjek Pajak Badan
Sekumpulan ORANG dan/atau MODAL yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi:
PERSEROAN TERBATAS
PERSEROAN KOMANDITER
PERSEROAN LAINNYA
e-SPT diambil secara langsung oleh Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak atau
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan; atau
secara langsung;
melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
dengan cara lain, meliputi :
melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat; atau
Saluran tertentu yang ditetapkan DJP (e-filling)
Untuk SPT MasaApabila batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur,
maka pelaporan dapat dilakukan paling lambat hari kerja berikutnya
Batas Waktu Penyampaian SPT
Disampaikan Jenis SPT
PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong oleh Pemotong Pajak Penghasilan
PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
PPh Pasal 15 yang dipotong oleh Pemotong PPh
PPh Pasal 15 yang harus dibayar sendiri
PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong PPh
PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh
PPh Pasal 25
PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada
paling lama 20 (dua
penyalur/agen atau industri yang dipungut oleh Wajib Pajak badan yang bergerak
puluh) hari setelah dalam bidang produksi bahan bakar minyak, gas, dan pelumas
Masa Pajak berakhir
PPh pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak badan tertentu
sebagai Pemungut Pajak
PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa Masa
Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa
Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP yang
melaporkan beberapa masa pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa
Batas Waktu Penyampaian SPT
paling lama pada hari kerja PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut
terakhir minggu berikutnya oleh DJBC
APABILA DIANGGAP
SURAT PEMBERITAHUAN TIDAK DISAMPAIKAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 3 AYAT (7)
SPT dianggap tidak disampaikan
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA
Pasal 7 ayat (1)
Jika hari hari libur termasuk hari Sabtu, minggu atau hari libur nasional
1 2
1 2
Sanksi bunga = 2 bulan x 1 % x Rp10.000.000,00
= Rp200.000,00
Contoh
Bunga Pasal 9 ayat (2b)
• PT ABC menyetorkan PPh Pasal 29 Badan Tahun Pajak
2020 tanggal 31 Agustus 2021 Rp 10.000.000
• Apabila pada tanggal 2 November 2020 diterbitkan Surat
Tagihan Pajak dan tarif bunga perbulan yang ditetapkan
Menteri Keuangan sebesar 1% (lihat tarif bunga per 1 Mei
2021) maka sanksi bunga Pasal 9 ayat (2b) dalam Surat
Tagihan Pajak dihitung
Mei Jun Jul Agustus = 4 bulan
DENGAN MENYAMPAIKAN
SURAT PERNYATAAN
SYARAT :
BELUM DILAKUKAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
oleh DIREKTUR JENDERAL PAJAK.
PEMBETULAN SPT
Pasal 8 ayat (1a)
RUGI ATAU
LEBIH BAYAR
TIDAK YA
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a) dihitung berdasarkan suku bunga acuan
ditambah 5% (lima persen dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi.
PEMBETULAN SPT MASA
Pasal 8 ayat (2a)
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a) dihitung berdasarkan suku bunga acuan
ditambah 5% (lima persen dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi
Contoh
Bunga Pasal 8 ayat (2)
• PT ABC melaporkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2020 tanggal 1
April 2021 dengan PPh terutang 100.000.000
• Pada tanggal 8 Oktober 2021 PT ABC membetulkan SPT Tahunan PPh
Badan Tahun 2020 dengan PPh terutang menjadi 150.000.000,
sehingga ada kurang bayar (KB) Rp50.000.000,- karena pembetulan
dan telah dilakukan penyetoran KB tgl 8 Oktober 2021
• Apabila pada tanggal 2 Nov 2021 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dan
apabila tarif bunga perbulan yang ditetapkan Menteri Keuangan sebesar
1% (lihat tarif bunga per 1 Mei 2021) , maka sanksi bunga Pasal 8 ayat
(2) dalam Surat Tagihan Pajak dihitung sbb
mei juni Juli Agustus September Oktober = 6 bulan
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih
kecil;
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih
besar;
c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil
• Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri disampaikan beserta sanksi
administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dari pajak yang kurang dibayar, yang dihitung sejak:
a.batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan berakhir sampai dengan
tanggal pembayaran, untuk pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan Tahunan; atau
b.jatuh tempo pembayaran berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, untuk
pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan Masa,
dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dihitung berdasarkan suku bunga acuan ditambah 10% (sepuluh persen)
dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PENGISIAN SPT
108
Pasal 8
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN
Pasal 8 ayat (3)
•
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (1)
Pengungkapan Wajib
Ketidakbenaran Pajak
Perbuatan
Tidak sesuai
dengan Usulan
keadaan yg Penyidikan
sebenarnya
Dirjen Pemeriksaan
Pajak Bukper
Terbuka tetap
dilanjutkan sesuai
Pemeriksaan > dengan Temuan
dengan
Pemeriksaan Bukper
Bukper keadaan yg
Terbuka sebenarnya
Laporan Hasil Pemberitahuan
Pemeriksaan Tidak
Bukper Dilakukan
Penyidikan
Pemeriksaan terdapat
Bukper data lain
110
Pasal 7
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (2)
Syarat:
Kemauan sendiri
Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis
penghitungan kekurangan pajak dalam
Sepanjang mulainya penyidikan belum format SPT
diberitahukan kpd penuntut umum
SSP Kurang Bayar
SSP denda sebesar 100%
Dirjen Pajak
111
Pasal 7
STP
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi administrasi berupa bunga
dan/atau denda.
+ SANKSI
PPh dalam tahun berjalan Tidak atau Kurang Bayar
BUNGA sesuai
Tarif perbulan
Terdapat Kurang Bayar akibat salah tulis &/hitung
Menkeu
PENYEBAB Sesuai Pasal yg
DITERBITKANNYA WP dikenai sanksi berupa Bunga atau Denda
mengatur
DENDA
+ SANKSI
Terdapat Imbalan Bunga yang seharusnya tidak BUNGA sesuai
Diberikan kepada Wajib Pajak berdasarkan keputusan Tarif perbulan
Menkeu
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung
berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% (lima persen) dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada
tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan 112
PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP
Pasal 8 ayat (2) KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Tahunan yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar;
Pasal 8 ayat (2a) KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Masa yang mengakibatkan
utang pajak menjadi lebih besar;
Pasal 9 ayat (2a) KUP : pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang dalam suatu
Masa Pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo;
Pasal 9 ayat (2b) KUP : pembayaran atau penyetoran kekurangan pajak yang terutang
berdasarkan SPT Tahunan PPh dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian SPT
Tahunan
Pasal 19 ayat (1) KUP: dalam hal jumlah pajak yang masih harus dibayar menurut
ketetapan, pada saat jatuh tempo tidak atau kurang dibayar;
Pasal 19 ayat (2) KUP: dalam hal WP diperbolehkan mengangsur atau menunda
pembayaran pajak;
Pasal 19 ayat (3) KUP: dalam hal WP menunda penyampaian SPT Tahunan yang
penghitungan sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya
terutang.
Pasal 14 ayat (1) huruf g: PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian
Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN 1984 dan
perubahannya.
PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP
Pasal 14 ayat 1 huruf d: pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau terlambat membuat Faktur Pajak;
Pasal 14 ayat 1 huruf e : pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi
faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984
dan perubahannya, selain: identitas pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena
Pajak serta nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b
dan huruf g Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya dalam hal
penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran;;
Terhadap Pengusaha atau PKP tsb, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 1% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.
(Pasal 14 ayat 4 UU KUP)
Pasal 7 ayat 1 KUP yaitu sanksi administrasi berupa denda apabila SPT tidak disampaikan
dalam jangka waktunya;
Penerbitan STP (Lanjutan)
Surat Tagihan Pajak diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak.
KETETAPAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan
atau keterangan lain
Surat Ketetapan
Pajak
Contoh
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-
barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama
tahun 2008 dan kredit pajaknya dalam SPT PPh badan Tahun 2008, dengan
perincian sbb:
Penghasilan Neto: Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
124
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL
(SKPN)
(Pasal 1 Angka 18)
(SKPKB)
(Pasal 1 Angka 16)
SKPKB
Pokok PPh Terutang 150.000.000,-
Kredit Pajak 100.000.000,- (termasuk PPh 29)
Pajak yang Kurang Dibayar 50.000.000,-
Sanksi Adm 20.000.000,-
Jumlah PPh Ymh Dibayar 70.000,000,-
Ps 13 KUP
Ps 13 (2)
SKPKB DJP dapat menerbitkan SKPKB Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak,
atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak apabila :
• Terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar • Pengusaha Kena Pajak tidak melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
• WP diterbitkan NPWP &/ dikukuhkan PKP secara jabatan sesuai pasal 2 Jasa Kena Pajak dan/atau ekspor Barang
ayat (4a) Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
dan telah diberikan pengembalian Pajak
Masukan atau telah mengkreditkan Pajak
Masukan sebagaimana dimaksud dalam
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Pasal 9 ayat (6e) Undang-Undang Pajak
Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana Pertambahan Nilai 1984 dan
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah perubahannya.
dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif
bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dihitung
bulan. (Pasal 13 ayat 2) sejak saat jatuh tempo pembayaran kembali berakhir sampai dengan
tanggal diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dan
dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan (Pasal 13 (2a))
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a) dihitung berdasarkan suku bunga acuan
ditambah 15% (lima belas persen) dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada
tanggal dimulainya penghitungan sanksi. (Pasal 13 (2b))
Bunga Pasal 13 ayat (2)
• PT ABC melaporkan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2019
tepat waktu dengan PPh terutang Rp 100.000.000
• Pada tanggal 12 Desember 2020 berdasarkan pemeriksaan
diterbitkan SKPKB dengan PPh terutang berdasarkan SKPKB
menjadi Rp150.000.000,-
1/1 1/2 1/3 1/4 1/5 1/6 1/7 1/8 1/9 1/10 1/11 1/12 = 12 bulan
• Tarif bunga perbulan bulan November 2020 ditetapkan sebesar 1,5% ((lihat tarif
bunga per 2 Nov 2020 karena masa dan tahun pajak sebelum UU Cipta Kerja
berlaku)
• Pokok Pajak yang Kurang Bayar = 50.000.000,-
• Bunga Pasal 13 ayat (2)
50.000.000 x 1,5% x 12 bulan = Rp9.000.000
• Pajak YMH dibayar = 50.000.000,- + 9.000.000,- = 59jt
Bunga Pasal 13 ayat (2)
• PT ABC melaporkan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2020
tepat waktu dengan PPh terutang Rp 100.000.000
• Pada tanggal 12 November 2021 berdasarkan pemeriksaan
diterbitkan SKPKB dengan PPh terutang berdasarkan SKPKB
menjadi Rp150.000.000,-
1/1 1/2 1/3 1/4 1/5 1/6 1/7 1/8 1/9 1/10 12/11 = 11 bulan
• Tarif bunga perbulan bulan Januari 2021 ditetapkan sebesar 1,5% (lihat tarif
bunga tanggal 1 Januari 2021 sebagai tgl dimulainya perhitungan sanksi)
• Pokok Pajak yang Kurang Bayar = 50.000.000,-
• Bunga Pasal 13 ayat (2)
50.000.000 x 1,5% x 11 bulan = Rp8.250.000
• Pajak YMH dibayar = 50.000.000,- + 8.250.000,- = 58,25jt
Ps 13
SKPKB DJP dapat menerbitkan SKPKB Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak, atau
Ps 13 (3) KUP
berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak apabila
• apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;
• apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata
tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen);
• apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui
besarnya pajak yang terutang
Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf
d ditambah dengan sanksi administrasi berupa :
a. bunga dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam 1 (satu) Tahun Pajak;
b. bunga dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong atau dipungut
c. Kenaikan 75% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah yang tidak atau kurang dibayar.
d. Kenaikan 75% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor;
ayat 3a Dalam hal terdapat penerapan sanksi Ayat 3b Bunga sebagaimana dimaksud pada
administrasi berupa bunga dan kenaikan ayat (3) huruf a dan huruf b sebesar tarif bunga
berdasarkan hasil pemeriksaan Pajak Ayat 3c Tarif bunga per bulan yang
per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Keuangan dihitung sejak saat terutangnya pajak
Barang Mewah sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat (3b)
atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun
ayat (1) huruf a dan huruf c, dihitung berdasarkan suku bunga acuan
Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
hanya diterapkan satu jenis sanksi ditambah 20% (dua puluhpersen) dan dibagi
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
administrasi yang tertinggi nilai besaran 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
Bayar, dan dikenakan paling lama 24
sanksinya. dimulainya penghitungan sanksi.
(dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan
Bunga Pasal 13 ayat (3) huruf a
• PT ABC Tidak melaporkan SPT Tahunan PPh
Badan tahun 2018 dan sudah disampaikan teguran
tertulis
• Pada tanggal 12 Desember 2021 berdasarkan
pemeriksaan diterbitkan SKPKB dengan PPh
terutang berdasarkan SKPKB Rp 150.000.000
• Pokok Pajak yang Kurang Bayar = 150.000.000,-
• Sanksi Pasal 13 ayat (3) berupa bunga dengan tarif
bunga per bulan 2%
24 bulan x 2% x 150.000.000,- = Rp72.000.000,-
• Pajak YMH dibayar = 150.000.000,- + 72.000.000,- = 222jt
Bunga Pasal 13 ayat (3) huruf b
• PT ABC Tidak melakukan pemotongan PPh Pasal 21 dan
tidak melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21 masa januari
tahun 2018 serta sudah disampaikan teguran tertulis
• Pada tanggal 12 Desember 2021 berdasarkan pemeriksaan
diterbitkan SKPKB dengan PPh psal 21 terutang berdasarkan
SKPKB Rp 150.000.000
• Pokok Pajak yang Kurang Bayar = 150.000.000,-
• Sanksi Pasal 13 ayat (3) berupa bunga dengan tarif bunga
per bulan 2%
24 bulan x 2% x 150.000.000,- = Rp72.000.000,-
• Pajak YMH dibayar = 150.000.000,- + 72.000.000,- = 222jt
Bunga Pasal 13 ayat (3) huruf d
• PT ABC melakukan pemotongan PPh Pasal 21 namun
tidak menyetorkan dan melaporkan SPT Masa PPh Pasal
21 masa januari tahun 2018 serta sudah disampaikan
teguran tertulis
• Pada tanggal 12 Desember 2021 berdasarkan pemeriksaan
diterbitkan SKPKB dengan PPh psal 21 terutang berdasarkan
SKPKB Rp 150.000.000
• Pokok Pajak yang Kurang Bayar = 150.000.000,-
• Sanksi Pasal 13 ayat (3) berupa kenaikan 75%
75% x 150.000.000,- = Rp112.500.000,-
• Pajak YMH dibayar = 150.000.000,- + 72.000.000,- = 262,5jt
Daluarsa Penetapan (Pasal 13 (4)
Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan
oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan
menjadi pasti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan apabila dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak tidak diterbitkan surat ketetapan pajak,
kecuali Wajib Pajak melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak dimaksud.
SURAT KETETAPAN PAJAK
KURANG BAYAR TAMBAHAN (SKPKBT)
(Pasal 1 Angka 17)
140
PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP
ayat 1
Data Baru
Pengakuan
dimiliki Dirjen Pajak
WP
Verifikasi/
Pemeriksaan/
Pemeriksaan/ Verifikasi Verifikasi
Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan Ulang
data baru selain Putusan pengadilan, hasil Putusan Pengadilan yang dapat hasil klarifikasi/ Keterangan tertulis
klarifikasi/ konfirmasi faktur pajak, menimbulkan kerugian pada konfirmasi faktur pajak dari WP atas
keterangan tertulis dari WP atas kehendak pendapatan negara kehendak sendiri
sendiri
Sanksi 100% bila terbit dalam jangka Sanksi kenaikan 100% Sanksi 0%
Sanksi kenaikan 100%
waktu 5 tahun
Dirjen Pajak dapat menerbitkan
SKPKBT lebih dari 5 tahun
dengan sanksi bunga 48%
SKPKBT
Kenaikan Pasal 15 ayat (2)
• Jumlah kekurangan pajak yang terutang
dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak
tersebut
DATA BARU
data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk menghitung
belum
besarnya jumlah pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak
diberitahukan pada waktu penetapan semula,
baik dalam Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya maupun dalam
pembukuan perusahaan yang diserahkan pada waktu pemeriksaan.
(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)
DATA BARU
(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)
Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah data yang semula belum
terungkap, yaitu data yang:
Walaupun Wajib Pajak telah memberitahukan data dalam Surat Pemberitahuan atau
mengungkapkannya pada waktu pemeriksaan, tetapi apabila memberitahukannya atau
mengungkapkannya dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat fiskus tidak mungkin
menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang secara benar sehingga jumlah pajak yang
terutang ditetapkan kurang dari yang seharusnya, hal tersebut termasuk dalam pengertian
data yang semula belum terungkap.
Data yang semula belum terungkap
misalnya
Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya biaya
iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut terdiri dari
Rp5.000.000,00 biaya iklan di media masa dan Rp5.000.000,00 sisanya adalah
sumbangan atau hadiah.
misalnya
Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan disebutkan
pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa disertai dengan perincian
harta pada setiap kelompok yang dimaksud, demikian pula pada saat
pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan
perincian tersebut, sehingga fiskus tidak dapat meneliti kebenaran
pengelompokan dimaksud.
Dalam pengelompokan tersebut sesungguhnya terdapat kesalahan, misalnya
harta yang seharusnya termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan
bangunan kelompok 3 namun dikelompokkan ke dalam kelompok 2.
Pemeriksaan
149
Pasal-Pasal dalam UU KUP yang berkaitan dengan restitusi
150
Pasal 17 (1) KUP
PENERBITAN SKPLB
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan,
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila jumlah
kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar
daripada jumlah pajak yang terutang.
untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang,
untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.
Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yang terutang
dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut oleh
Pemungut PPN tersebut
untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang
terutang.
SKPLB tersebut diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT yang disampaikan WP yang
menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak. Apabila WP setelah menerima SKPLB dan menghendaki pengembalian
kelebihan pembayaran pajak, wajib mengajukan permohonan tertulis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2).
PENERBITAN SKPLB Pasal 17 (2) KUP
PPh yang salah dipotong atau dipungut tsb dapat diminta kembali oleh Wajib Pajak yang
dipotong/dipungut dengan surat permohonan, sepanjang belum dikreditkan.
PPN dan PPnBM yang salah dipungut tsb dapat diminta kembali oleh PKP yang dipungut
dengan surat permohonan, sepanjang belum dikreditkan atau belum dibebankan
sebagai biaya.
SKPN
PERMOHONAN
WP
12 SKPKB
bulan
SKPLB
1
bulan
SKPLB
Pengembalian
PEMERIKSAAN
ketentuan 12 bulan tidak berlaku terhadap WP yang sedang dilakukan pemeriksaan Buper
Permohonan WP
Penelitian
Pasal 17C (1) UU KUP Pasal 17D (1) UU KUP Pasal 9 (4c) UU PPN
Ps. 11 (1) UU
diperhitungkan dengan utangKUP
pajak Ps. 26 PP 74
SKPKPP
1 bulan sejak tanggal SKPPKP
Pasal 25 & 26
SKPPKP
WP KRITERIA TERTENTU
155
PENCABUTAN WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU
Pasal 27
SKPPKP
PASAL 17C WP KRITERIA TERTENTU
SK
PERMOHONAN Pengembalian
WP
PENELITIAN
Pendahuluan
DAPAT
DIPERIKSA skp
Kelebihan Pajak
PPh 3 Bulan
PPN 1 Bulan
tahun
SANKSI
SKPKB KENAIKAN
100%
157
SKP
Kenaikan Pasal 17C ayat (5)
• Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan {atas WP yg
telah diberikan pengembalian pendahuluan WP
Patuh} Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan
pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah
kekurangan pembayaran pajak
SKPPKP Persyaratan Tertentu (Pasal 17D)
159
SKPPKP
PASAL 17D WP PERSYARATAN TERTENTU
SK
PERMOHONAN Pengembalian DAPAT
WP
PENELITIAN
Pendahuluan DIPERIKSA skp
Kelebihan Pajak
PPN 1 Bulan
SANKSI
SKPKB KENAIKAN
100%
160
SKP
Kenaikan Pasal 17D ayat (5)
• Jika berdasarkan hasil pemeriksaan {atas WP
diberikan pengembalian pendahuluan WP
tertentu} Direktur Jenderal Pajak menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah
pajak yang kurang dibayar ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100% (seratus persen)
Batas waktu pengembalian kelebihan Pembayaran Pajak
Untuk menjamin kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan ketertiban administrasi, batas waktu
pengembalian kelebihan pembayaran pajak ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan:
a. untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1),
dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan tertulis tentang pengembalian kelebihan
pembayaran pajak;
b. untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
dan Pasal 17B , dihitung sejak tanggal penerbitan;
c. untuk Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal l7C dan Pasal 17D, dihitung sejak tanggal penerbitan;
d. untuk Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat
Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak atau
Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga, dihitung sejak tanggal penerbitan;
e. untuk Putusan Banding dihitung sejak diterimanya Putusan Banding oleh Kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang berwenang melaksanakan putusan pengadilan; atau
f. untuk Putusan Peninjauan Kembali dihitung sejak diterimanya Putusan Peninjauan Kembali
oleh Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang melaksanakan putusan pengadilan,
sampai dengan saat diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak.
Pemeriksaan
• Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
• Direktur Jenderal Pajak dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan berwenang melakukan pemeriksaan untuk:
a. menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; dan/atau
b. tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
• Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor (Pemeriksaan Kantor) atau di tempat Wajib Pajak
(Pemeriksaan Lapangan) yang ruang lingkup pemeriksaannya dapat meliputi satu jenis
pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun-tahun yang lalu
maupun untuk tahun berjalan.
• Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk terhadap instansi pemerintah
dan badan lain sebagai pemungut pajak atau pemotong pajak.
• Pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka menguji pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak dilakukan dengan menelusuri kebenaran Surat Pemberitahuan, pembukuan atau
pencatatan, dan pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya dibandingkan dengan keadaan
atau kegiatan usaha sebenarnya dari Wajib Pajak.
Pidana Pajak
Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa
keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya
dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang
perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara.
Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana di bidang perpajakan
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan
bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya
Pasal 38 Pidana Pajak
Setiap orang yang karena kealpaannya:
a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana denda paling sedikit 1
(satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar, atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali dipidana
kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun.
Pasal 39 Pidana Pajak
Setiap orang yang dengan sengaja:
a. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
b. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
c. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan;
d. menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap;
e. menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29;
f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan
seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya;
g. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan
atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain;
h. tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (11); atau i. tidak menyetorkan pajak yang telah
dipotong atau dipungut.
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar
UPAYA HUKUM
PEMBETULAN-KEBERATAN-
BANDING-GUGATAN-PENGURANGAN
PEMBATALAN- PENINJAUAN
KEMBALI
(UPAYA HUKUM)
UPAYA PENYELESAIAN
SENGKETA PAJAK
DJP Pengadilan
Pajak MA
UU KUP terdapat
(Pasal 34 PP 74/2011)
kesalahan tulis, kesalahan hitung,dan/atau kekeliruan
penerapan ketentuan per-UU-an Pajak
DJP dalam jangka waktu paling lama 6 bulan harus memberi keputusan atas170
permohonan pembetulan
PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN
SALAH TULIS
171
PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN
CARA PENGAJUAN
Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia disertai dengan alasan yang
2
mendukung
Ditandatangani oleh WP, dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan WP, harus
4
dilampiri dengan surat kuasa khusus
172
PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN
BENTUK KEPUTUSAN
menambahkan
173
KEBERATAN
Bila WP berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan / pemungutan pajak
tidak sebagaimana mestinya, WP dapat mengajukan keberatan hanya kepada Dirjen Pajak.
SKPKB
SKPN
SKPLB SK
KEBERATAN
KEBERATAN
SKPKBT
Pemotongan/
Pemungutan Pihak III
175
(Pasal 25 KUP)
KEBERATAN
176
KEBERATAN
mengabulkan
seluruhnya
Mengabulkan sebagian
SANKSI Jumlah pajak
KEPUTUSAN DENDA dalam SK
Keberatan
KEBERATAN menolak 30% dikurangi pajak
menambah besarnya
(STP) yang telah
dibayar sebelum
jumlah pajak yang Pasal mengajukan
masih harus dibayar 25 (9) keberatan
177
KEBERATAN
1 Pengurangan/Penghapusan Sanksi
KONSEKUENSI Administrasi
BAGI WP YANG MENGAJUKAN
KEBERATAN 2
Pengurangan/Pembatalan skp
178
HAL-HAL
sehubungan dengan pengajuan KEBERATAN
179
ILUSTRASI
Asumsi: Wajib Pajak tidak mengajukan Banding
MENERIMA SELURUHNYA 0 0
SKPKB DIBAYAR
100.000.000
MENERIMA SEBAGIAN
600.000.000 30% x 500.000.000 650.000.000
(500 jt + 150 jt)
1.000.000.000
MENOLAK 1.170.000.000
30% x 900.000.000
1.000.000.000 (900 jt + 270 jt)
180
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
KEBERATAN
BULAN
SEJAK PERMOHONAN
DITERIMA
181
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK
skp
SK
KEBERATAN
Jatuh Tempo
1
bulan
Sejak SK Keberatan
diterbitkan
Jangka waktu pelunasan pajak tertangguh sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK
Keberatan
182
PENGURANGAN-PENGHAPUSAN -
PEMBATALAN
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI
186
PENGURANGAN/PEMBATALAN skp/STP
187
PENGURANGAN/PEMBATALAN skp/STP
4 Ditandatangani oleh WP. Jika kuasa WP, harus diampiri surat kuasa khusus.
189
PENGURANGAN/PEMBATALAN skp/STP
SYARAT LAINNYA
190
PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN atau SKP HASIL PEMERIKSAAN
Pengurangan/Penghapusan Sanksi
Administrasi
Pengurangan/Pembatalan KEPUTUSAN
Ketetapan Pajak
BULAN
Pembatalan Hasil Pemeriksaan sejak tgl terima
atau skp Hasil Pemeriksaan surat permohonan
Apabila dalam jangka waktu tersebut telah lewat & Dirjen Pajak tidak memberi suatu
keputusan, permohonan yang diajukan oleh WP dianggap dikabulkan dan Dirjen Pajak harus
menerbitkan keputusan sesuai dengan permohonan yang diajukan.
Wajib Pajak dapat meminta secara tertulis kepada Dirjen Pajak mengenai alasan yang menjadi
dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan WP
193
BANDING & GUGATAN
BANDING DAN GUGATAN
Pelaksanaan Banding dan Gugatan
dilaksanakan di Pengadilan Pajak.
BANDING
SKPKB
SKPN
SKPLB SK
KEBERATAN
SKPKBT
BANDING
Pemotongan/ PENGADILAN
Pemungutan Pihak III PAJAK
196
UU No 14 Tahun 2002
Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan
oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap
suatu keputusan yang dapat diajukan Banding,
berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku
Pasal 1 angka 6 UU PP
UPAYA PENYELESAIAN
DI PENGADILAN PAJAK
BANDING
1 Ditulis dalam bahasa Indonesia
PERSYARATAN
FORMAL
Apabila diminta oleh WP untuk keperluan pengajuan permohonan banding, Dirjen Pajak wajib
memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar SK-Keberatan yang
diterbitkan
HAL-HAL
sehubungan dengan pengajuan BANDING
Jumlah pajak yang belum dibayar tertangguh hingga 1 bulan sejak tanggal Putusan
2
Banding
Jumlah pajak yang diajukan banding belum merupakan utang pajak sehingga tidak
3
ditagih dengan surat paksa
Pasal 27 KUP
199
UPAYA PENYELESAIAN
DI PENGADILAN PAJAK
BANDING
dikabulkan seluruhnya
dikabulkan sebagian
PERMOHONAN SANKSI Jumlah pajak dalam
Putusan Banding
BANDING DENDA dikurangi Pajak yang
ditolak 60% telah dibayar
sebelum mengajukan
(STP) keberatan
ditambah
200
Pasal 27 KUP
ILUSTRASI
SKPKB hasil pemeriksaan Rp100.000.000,00
Setuju Hasil Pemeriksaan Rp 30.000.000,00
Keputusan Keberatan, SKPKB menjadi Rp 80.000.000,00
Pajak Kurang Dibayar (80.000.000 - 30.000.000) Rp 50.000.000,00
Mengajukan Banding
[Tidak ada keharusan membayar sejumlah yang tidak disetujui (Ps.27 (5d)]
201
UPAYA PENYELESAIAN
DI PENGADILAN PAJAK
GUGATAN
Atas Keputusan selain
SKPKB yg sesuai dg prosedur
SK Pembetulan
SK Keberatan yg telah sesuai prosedur