Anda di halaman 1dari 25

Hukum Pajak

Pertemuan 1
Dasar Perpajakan
DEFINISI PAJAK

Adannya peralihan
kekayaan kepada
negara

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang


oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(Pasal 1 angka 1 UU KUP)
Mengapa Pajak Bersifat Memaksa?
Jika seseorang sudah
memenuhi syarat subjektif
dan objektif,
PERTANYAAN MENDASAR
▪ Bagaimana Anda membayar pajak ??

▪ Dari transaksi apa saja yng dapat menimbulkan


pajak?
– Penjualan
– Pembayaran gaji
– Pembayaran sewa
– Penerimaan pendapatan jasa
FUNGSI PAJAK
sumber penerimaan utama
Budgeter pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran - pengeluaran negara.

Mengatur = dana dari pajak digunakan


Regulasi untuk membantu perekonomian
negara.

➢ Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.


➢ Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti
pajak ekspor barang.
➢ Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi
dari dalam negeri, contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
➢ Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu
perekonomian agar semakin produktif
Azas pajak
• EQUALITY → Pajak adil dan merata

Sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak

▪ CERTAINTY → tidak sewenang-wenang, berdasarkan


undang-undang yang dilaksanakan

▪ CONVINIENCE OF PAYMENT→ tidak menyulitkan, Pajak


Dipungut secara tepat Waktu, pada saat menerima
penghasilan ex:withholding system

▪ Efficiency → Biaya Pemungutan Pajak Sehemat


Mungkin, ex:self assesment
Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak
➢ Teori Asuransi (melindungi)
➢ Teori Kepentingan
➢ Teori gaya pikul
➢ Teori Bakti
➢ Teori gaya beli

Azas untuk memungut


➢ Azas tempat tinggal
➢ Azas kebangsaan
➢ Azas sumber
pembayaran pajak diibaratkan
seperti membayar premi dalam
Teori perusahaan asuransi dengan
harapan mendapatkan
Asuransi perlindungan dari kejadian tidak
terduga di masa yang akan
datang.

Negara melindungi
TEORI kepentingan harta dan jiwa
KEPENTINGAN warga negara dengan
memperhatikan beban yang
harus dipungut dari
masyarakat
Tiap orang dikenakan pajak dengan
Teori bobot yang sama (adil) sesuai dengan
gaya pikul:
Gaya Pikul Unsur Obyektif (besarnya penghasilan)
Unsur Subyektif

fungsi pemungutan pajak adalah


mengambil daya beli dari rumah tangga
Teori Gaya masyarakat untuk rumah tangga
Beli negara, kemudian menyalurkan kembali
ke masyarakat dengan maksud untuk
memelihara kehidupan masyarakat dan
untuk membawa ke arah tertentu (misal
kesejahteraan).
Teori Bakti

➢ Pajak dianggap sebagai bentuk bakti rakyat


kepada negara
➢ Teori kewajiban pajak mutlak.
➢ Pada jaman kerajaan, pajak= upeti sebagai
bentuk kesetiaan rakyat pada raja.
Raja=wakil Dewa
Jenis Pajak

Pajak

Golongan Sifat Lemb.


Pemungutnya

Pajak Pajak
Subyektif Obyektif

Pajak pajak tdk Pajak Pajak


Langsung langsung Pusat Daerah

PPh, PBB, PPN, Bea


Pajak Masuk, Pajak
Kendaraan ekspor
Apakah Boleh Pajak dilawan / dihindari?
Perlawanan Pajak
PASIF = perlawanan yang inisiatifnya bukan dari wajib pajak
itu sendiri tetapi terjadi karena keadaan yang ada di sekitar
wajib pajak itu
➢ Struktur Ekonomi
➢ Teknik Pemungutan Pajak

AKTIF
➢ Tax Avoidance (Legal)
➢ Tax Evasion (ilegal)
CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN PAJAK
▪ Stelsel
▪ Fictive Stelsel→ Didasarkan pada Anggapan = PPh ps 25
▪ Riil Stelsel → Didasarkan pada Objek Nyata = PPh ps 21, 23
▪ Stelsel Campuran → Didasarkan Pada Anggapan dan pada akhir
tahun pajak disesikan pada keadaan sebenarnya PPh ps 29

2021

Penghitungan
Pembayaran Angsuran PPh 25 (fiktif) kembali
Pemotongan pajak oleh pihak lain (PPh 21, 22, 23, 24) PPh ps 29
[s 28A (LB)
SISTEM
PEMUNGUTAN PAJAK
1. SELF ASSESMENT SYSTEM

PPh PASAL 25, 29

2. OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM



PASAL 12 [ 3 ] U.U. No. 36 /2008

3. WITH HOLDING SISTEM



PPh PASAL 21; 22; 23; 26
PENGERTIAN HUKUM PAJAK
Keseluruhan Dari Peraturan-peraturan Yang Meliputi
Kewenangan Pemerintah Untuk Mengambil Kekayaan
Seseorang & Meyerahkannya Kembali Kepada
Masyarakat Dengan Melalui Kas Negara.

Tujuan / Guna Hukum Pajak


Membuat Adanya Keadilan Dalam Soal
Pemungutan Pajak, Dalam Arti Adil Pada
Perundang-undangannya Maupun
Pelaksanaannya.
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK MATERIIL
[ OBJEK, SUBJEK, TARIF ]

U.U. N0.36 /2008 ; U.U.No. 42 /2009

HUKUM PAJAK FORMIL


[ KEWAJIBAN, HAK, SANKSI ]

U.U. No. 16 / 2009


HUKUM PAJAK MATERIIL
Jika Isinya Memuat Tentang Norma-norma Yang
Menerangkan Tentang ;

1. Objek Daripada Suatu Pajak [ Keadaan, Perbuatan Dan


Peristiwa Hukum Yang Dapat Dikenakan Pajak ]

2. Subjek Daripada Pajak Yaitu Yang Menerangkan


Siapa Yang Harus Dikenakan Pajak

3. Peraturan Yang Memuat Tarif Pajak

Contoh : U.U. N0.36 /2008 ; U.U.No. 42 /2009


HUKUM PAJAK FORMIL
Dalam Hukum Pajak Formil Dimuat Tentang :

1. Tatacara Penyelenggaraan Penetapan Suatu Utang


Pajak
2. Hak-hak Fiskus Untuk Mengadakan Pengawasan
Kepada
3. Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak
4. Sanksi Apabila Wp Tidak Melaksanakan Kewajiban
Perpajakan

U.U. No. 16 / 2009


PEMBAGIAN KEWAJIBAN PAJAK

WAJIB PAJAK c FISKUS


Pemeriksaan
Pendaftaran
(NPWP-NPPKP)
c Penetapan
(SKP)
Pembukuan/
Pencatatan
Keberatan

Pembayaran
Pembayaran(e-
billing)
(SSP)
Banding

Pelaporan
(SPT)
PK
TIMBULNYA UTANG PAJAK
1. AJARAN MATERIIL
Utang Pajak Timbul Bukan Karena Adanya
Ketetapan Dari Fiskus , Melainkan Karena Undang-
undang yang berlaku . Tanpa Skp Pun Utang Pajak
dapat timbul. Penerbitan Skp Hanya Merupakan
Formalitas
Perhatikan Ps. 12 [ 1 ] U.U. No. 16 Tahun 2009
2. AJARAN FORMIL
Utang Pajak Baru Akan Timbul Jika Sudah Ada
Surat Ketetapan Pajak, contoh SPPT Untuk PBB
dari Fiskus
Perhatikan Ps. 10 [ 1 ] U.U. No. 12 Tahun 1994
BERAKHIRNYA
UTANG PAJAK

1. Pembayaran  Ps. 10 [1] Kup


2. Kompensasi  Ps. 11 [1] Kup
3. Penghapusan  Ps. 16 Kup
4. Pembebasan  Ps. 16 Kup
5. Daluwarsa  Ps. 22 Kup
PERADILAN DALAM
HUKUM PAJAK
SANKSI ADMINISTRASI

Denda, Bunga, Kenaikan
Ps. 7; 8; 13; 13A; 14; 15; 17B; 17C; 17D; 19;
U.U.No.16 TAHUN 2009
SANKSI PIDANA

Kurungan Denda
Ps. 38; 39; 39A; 41; 41A; 41B; 41C
U.U.No. 16 TAHUN 2009

Anda mungkin juga menyukai