Anda di halaman 1dari 6

UJIAN SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2020/2021

NAMA :WAHYU IMAM ARIFIN


NPM :
KELAS :N1
MAKUL :HUKUM PAJAK

1. a. Beri pengertian yg dimaksud retribusi dan zakat!


- Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
- Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap
muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan.

b. Sebutkan persamaan dan perbadaan antara pajak, retribusi, dan zakat!

 Persamaan : Merupakan perintah mengeluarkan sebagian harta ini dijalankan


menurut aturan tertentu yang menaungi sebuah kelompok masyarakat.
 Perbedaan antara pajak, zakat, dan retribusi :

Pajak Zakat Retribusi


Besarnya pajak dihitung Besarnya zakat Besarnya retribusi diatur
sendiri oleh wajib pajak ditentukan oleh Alquran oleh pemerintah
sesuai peraturan
Dipungut oleh Kewajiban yang setiap Dipungut oleh
pemerintah pusat umat muslim dari sejak pemerintah daerah
lahir
Ditetapkan oleh undang- Ditetapkan oleh Alquran Ditetapkan oleh
undang peraturan daerah
Bersifat wajib yang Bersifat wajib Bersifat tidak wajib
dapat dipaksakan
Tidak mendapat imbalan Tidak mendapat imbalan Mendapat imbalan jasa
secara langsung

2. a. Sebutkan tarif pajak beserta penjelasannya!


Ada 4 macam tarif pajak:
1) Tarif sebanding/proporsional
Tarif berupa presentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai
pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya
nilai yang dikenai pajak.
Contoh: Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%.
2) Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
Contoh: Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai
nominal berapapun adalah Rp 3.000.
3) Tarif Progresif
Presentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak
semakin besar.
Contoh: pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
Di atas Rp 50.000.000 s.d Rp 250.000.000 15%
Di atas Rp 250.000.000 s.d Rp 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30%

Menurut kenaikan presentase tarifnya, tarif progresif dibagi:


a. Tarif progresif progresif : kenaikan presentase semakin besar
b. Tarif progresif tetap :kenaikan presentase tetap
c. Tarif progresif degresif :kenaikan presentase semakin kecil
4) Tarif Degresif
Presentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak
semakin besar.

b. Sebutkan beberapa stelsel pajak yang bisa digunakan dalam pemungutan pajak!
1) Stelsel Nyata (riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga
pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
2) Stelsel Anggaran (fictieve stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh UU.
Misalnya penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya,
sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang
terutang untuk tahun pajak berjalan.
3) Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada
awal tahum, besarnya dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada
akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.

3. a. Sebutkan hak dan kewajiban wajib pajak!


- Hak” wajib pajak
1) Hak dalam hal wajib pajak dilakukan pemeriksaan
2) Hak mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali
3) Hak atas kelebihan pembayaran pajak
4) Hak pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak
5) Hak untuk pengangsuran atau penundaan pembayaran
6) Hak kerahasiaan
7) Hak pengurangan PBB
8) Hak pembebasan pajak
9) Hak pengurangan PPh pasal 25
10) Hak mendapatkan insentif perpajakan
11) Hak mendapatkan pajak ditanggung pemerintah
- Kewajiban wajib pajak
1) Kewajiban mendaftarkan diri
2) Kewajiban memberi data
3) Kewajiban pembayaran, pelaporan, pemungutan/pemotongan pajak
4) Kewajiban pemeriksaan

b. Sebutkan berakhirnya hutang pajak beserta penjelasannya!


Dalam Pasal 1381 BW menyebutkan 10 cara tentang hapusnya utamg pajak
1) Pembayaran (BW Pasal 1392)
2) Penawaran pembayaran yang diikuti dengan penetapan (BW 1404)
3) Pembaharuan utang (BW 14113)
4) Pencampuran utang (BW 1436)
5) Kompensasi utang (BW 1425)
6) Pembebasan utang (BW 1438)
7) Musnahnya barang yang terutang (BW 1444)
8) Pembatalan atau batal demi hukum (BW 1446)
9) Dipenuhi syarat batal (BW 1265)
10) Daluwarsa (BW 1946)

4. a. Sebutkan asas yang terdapat dalam pajak!


1) Asas falsafah hukum
2) Asas yuridis
3) Asas ekonomi
4) Asas finansial

b. Terangkan mengenai asas yg dibawakan oleh Adam Smith yang masih bisa
dijalankan sampai sekarang dan jelaskan!

1) Asas Equality (kesetaraan atau keseimbangan)


Dalam asas ini, Negara harus menyesuaikan besar pajak yang dikenakan
kepada setiap wajib pajak agar sebanding dengan kemampuannya. Negara
tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap setiap wajib pajak yang
memiliki kemampuan standar.
2) Asas Centainly (landasan hukum)
Asas ini menjelaskan bahwa pemungutan pajak harus diatur dalam undang-
undang yang jelas dan memiliki kekuataan yang mengikat. Tujuannya adalah
agar pemungutan pajak tetap dalam bingkai yang benar.
3) Asas Convenience of Payment (tepat waktu)
Asas ini mendasari bahwa pajak yang dipungut dari wajib pajak harus dalam
kurun waktu yang tepat. Misalnya, ketika sang wajib pajak menerima upah
kerja. Tujuannya adalah agar wajib pajak tidak keberatan saat membayar
pajak sehingga proses pelunasan pajak dapat berjalan dengan lancer.
4) Asas Efficiency (efisiensi atau ekonomis)
Dalam asas ini dijelaskan bahwa pemungutan pajak harus dilakukan secara
efisien. Maksudnya adalah dana yang terkumpul harus lebih besar dari dana
yang dikeluarkan saat melakukan pemungutan pajak.

5. Apa yang dimaksud dengan kealpaan dan kesengajaan di dalam pajak tersebut,
serta sanksi apa yang bisa diberikan bila Wajib Pajak melakukan hal tersebut!

Definisi kealpaan dan kesengajaan dalam pajak dalam pasal 38 dan pasal 41 (1)
UU KUP juga tampaknya mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dengan
kealpaan dalam administrasi perpajakan.
1) tidak sengaja; (pasal 38)
2) lalai; (pasal 38/ pasal 41 (1))
3) tidak hati-hati; (pasal 38/ pasal 41 (1)) dan
4) kurang mengindahkan kewajibannya (pasal 38/ pasal 41 (1))

Berdasarkan pasal 38 UU KUP, seseorang atau wajib pajak dapat dikenai


hukuman pidana berupa denda atau kurungan (karena kealpaannya) .

Anda mungkin juga menyukai