Anda di halaman 1dari 17

BAB II

Perpajakan dalam Pembangunan


Ekonomi Indonesia

Apa saja jenis pajak? Apa manfaat pajak bagi


pemerintah? Bagaimana cara menghitung pajak?
Tujuan Pembelajaran:
1. Setelah membaca materi, Anda mampu menjelaskan konsep
perpajakan dengan tepat.
2. Setelah melakukan kegiatan analisis, Anda mampu mengidentifikasi
manfaat pajak bagi pembangunan dengan tepat.
3. Setelah membaca materi, Anda mampu menghitung pajak
penghasilan, pajak bumi dan bangunan, serta pajak pertambahan
nilai dengan tepat.
4. Setelah melakukan kegiatan analisis, Anda mampu mendeskripsikan
tantangan pemungutan pajak di Indonesia dengan tepat.

Perpajakan Pemungutan Pajak


Ciri-Ciri Pajak

Iuran wajib yang dapat dipaksakan

Dipungut oleh pemerintah berdasarkan undang-undang

Tidak memberikan balas jasa secara langsung

Digunakan untuk membiayai kepentingan umum


• Orang atau badan yang menurut
perundang-undangan perpajakan
Subjek Pajak wajib membayar pajak kepada
negara

• Segala sesuatu yang dapat dikenai


Objek Pajak pajak

• Tarif tetap
Tarif Pajak • Tarif proporsional
• Tarif progresif
Fungsi Pajak

Fungsi
Fungsi Fungsi Fungsi
Redistribusi
Anggaran Regulasi Stabilisasi
Pendapatan
Manfaat Pajak bagi Pembangunan

• Belanja pegawai negeri sipil (PNS) sebagai penyelenggara kegiatan


negara.
• Pembangunan sarana umum.
• Sumber pembiayaan alat-alat keamanan negara.
• Memberi subsidi.
• Membayar utang pemerintah.
• Menyediakan fasilitas bantuan beras, kesehatan, dan pendidikan gratis.
• Menciptakan proyek lapangan pekerjaan.
• Transfer daerah.
Pajak Pungutan Resmi Lain

• Dipungut berdasarkan • Dipungut berdasarkan


undang-undang. peraturan pemerintah atau
• Tidak memberikan imbalan peraturan kepala daerah.
secara langsung kepada • Imbalan secara langsung.
masyarakat. • Penghitungan pungutan
• Penghitungan tarif pajak resmi dilakukan oleh
dilakukan oleh wajib pajak. pemerintah.
• Jatuh tempo pembayaran • Pembayaran pungutan resmi
pajak pada tahun fiskal. disesuaikan dengan
• Pelaksanaan pemungutan pemakaian.
pajak bersifat memaksa. • Pungutan lain sesuai dengan
kebijakan.
Asas Sistem
Pemungutan Pemungutan Pajak
Pajak di Indonesia

Official
Asas
Assessment
keadilan
System

Self
Asas
Assessment
kepastian
System

Asas With Holding


kelayakan System

Asas
ekonomi
Cara Pembayaran Pajak di Indonesia

Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak melalui KPP


atau secara daring

Wajib pajak menerima NPWP

Wajib pajak menghitung sendiri jumlah pajak

Wajib pajak mengisi surat setoran pajak

Pilih metode pembayaran. Setelah proses


pembayaran, wajib pajak mendapatkan arsip surat
setoran pajak (SSP)
Jenis-jenis Pajak

Berdasarkan
lembaga yang Berdasarkan
melakukan Berdasarkan sifat pihak yang
pemungutan menanggung
pajak

Pajak
Pajak pusat Pajak subjektif
langsung

Pajak tidak
Pajak daerah Pajak objektif
langsung
Tarif Pajak Pribadi

Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp50.000.000,00 5%

Rp50.000.000,00–Rp250.000.000,00 15%

Rp250.000.000,00–Rp500.000.000,00 25%

Di atas Rp500.000.000,00 30%


Tarif Pajak Badan

Peredaran Bruto (Omzet) Tarif

Kurang dari Rp4,8 miliar per tahun 1% × peredaran bruto (omzet)

[0,25 – (0,6 miliar/peredaran bruto


Rp4,8 miliar–Rp50 miliar per tahun (omzet)] × penghasilan kena pajak
(PKP)

Lebih dari Rp50 miliar per tahun 25% × penghasilan kena pajak (PKP)
PTKP Sesuai Daftar Tanggungan
Keterangan Status Besaran PTKP
Wajib pajak tidak kawin tanpa tanggungan Tidak Kawin/TK0 Rp 54.000.000,00
Wajib pajak tidak kawin dengan satu Tidak Kawin/TK1 Rp 58.500.000,00
tanggungan
Wajib pajak kawin dengan dua tanggungan Tidak Kawin/TK2 Rp 63.000.000,00
Wajib pajak kawin dengan tiga tanggungan Tidak Kawin/TK3 Rp 67.500.000,00
Keterangan Status Besaran PTKP
Wajib pajak kawin tanpa tanggungan Kawin/K0 Rp 58.500.000,00
Wajib pajak kawin dengan satu tanggungan Kawin/K1 Rp 63.000.000,00
Wajib pajak kawin dengan dua tanggungan Kawin/K2 Rp 67.500.000,00
Wajib pajak kawin dengan tiga tanggungan Kawin/K3 Rp 72.000.000,00

Keterangan Status Besaran PTKP


Wajib pajak kawin dan penghasilan istri
Kawin/K/I/0 Rp 108.000.000,00
digabung dengan penghasilan suami
Wajib pajak kawin dan penghasilan istri
digabung dengan penghasilan suami dengan Kawin/K/I/1 Rp 112.500.000,00
satu tanggungan
Wajib pajak kawin dan penghasilan istri
digabung dengan penghasilan suami dengan Kawin/I/2 Rp 117.000.000,00
dua tanggungan
Wajib pajak kawin dan penghasilan istri
digabung dengan penghasilan suami dengan Kawin/I/3 Rp 121.500.000,00
tiga tanggungan
• PPh pasal 21 menyebutkan biaya pengurang penghasilan bruto
terdiri atas biaya jabatan, biaya pensiun, dan penghasilan tidak
kena pajak (PTKP).
• Besar biaya jabatan adalah 5% dari penghasilan bruto atau
setinggi-tingginya Rp500.000,00 per bulan atau Rp6.000.000,00 per
tahun.
• Selain biaya jabatan, komponen pengurang pajak penghasilan lain
adalah dana iuran pensiun (Tunjangan Hari Tua/THT).
• Besar iuran dana pensiun ditetapkan 5% dari penghasilan kotor
atau setinggi-tingginya Rp200.000,00 per bulan atau
Rp2.400.000,00 per tahun.
Pajak Bumi dan Bangunan

 NJOP-TKP PBB pusat paling tinggi Rp12.000.000,00 dan NJOP‑TKP PBB


daerah ditetapkan pemerintah daerah masing-masing dan paling rendah
Rp10.000.000,00.
 Besar nilai jual objek pajak (NJOP), yaitu luas objek dikalikan harga jual per
meter persegi
 Tarif PBB pusat tarif tunggal sebesar 0,5%. Tarif PBB daerah paling tinggi
0,3% (tergantung peraturan tiap-tiap daerah)

 Besar nilai jual kena pajak (NJKP) sebagai dasar penghitungan pajak bumi
dan bangunan sebagai berikut.
a. Objek pajak perkebunan 40%.
b. Objek pajak kehutanan sebesar 40%.
c. Objek pajak pertambangan sebesar 40%.
d. Untuk PBB daerah tidak ada NJKP.
 Rumus menghitung PBB pusat: 0,5% × NJKP × (NJOP – NJOP-TKP)
 Rumus menghitung PBB daerah: 0,3% (maksimal) × (NJOP – NJOP-TKP)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

• Penetapan tarif PPN sebesar 10% dari harga jual atau nilai impor
barang, sementara tarif untuk barang ekspor 0%. Besar tarif PPN
dapat diubah dengan peraturan pemerintah serendah-rendahnya
5% dan setinggi-tingginya 15%.
• Rumus penghitungan PPN sebagai berikut.

PPN = Dasar Pengenaan Pajak × Tarif Pajak (10%)


Tantangan Pemungutan Pajak di Indonesia

1. Pengetahuan masyarakat tentang pajak masih rendah.


2. Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak masih kurang.
3. Penindakan hukum bagi orang yang tidak membayar pajak
belum tegas.
4. Direktorat Jenderal Pajak kesulitan memperoleh data wajib pajak
secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai