Misalnya Pak Kusrin adalah seorang pengusaha yang menyediakan jasa kontrakan dan rumah kos untuk
disewakan kepada mahasiswa di sekitar universitas terkemuka di Indonesia. Ketika bulan September 2013
Pak kusrin menerima uang pembayaran dari mahasiswa yang mengontrak salah satu kontrakannya
sebesar Rp 120.000.000 untuk satu tahun. Dari contoh ini maka dapat diketahui bahwa pak kusrin telah
menerima pendapatan diterima dimuka sebesar 120.000.000 juta untuk satu tahun dimulai dari september
2013 hingga agustus 2014. Namun uang yang diterima pak kusrin sebesar 120 juta tersebut sampai
dengan akhir periode yaitu 31 desember 2013 yang benar-benar menjadi pendapatan pak kusrin hanya
sebesar 40.000.000, hal ini karena mahasiswa yang mengontrak rumah tersebut baru menempati
kontrakan selama 4 bulan yaitu bulan september hingga desember 2013, sedangkan bulan januari sampai
agustus 2014 belum menjadi pendapatan karena belum dirasakan manfaat jasa kontrak rumah tersebut
oleh mahasiswa, sehingga tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi pak kusrin melainkan diakui
sebagai pendapatan diterima dimuka atau disebut juga hutang pendapatan.
Pendapatan diterima dimuka harus disesuaikan setiap ahir periode dengan dibuatkan jurnal penyesuaian.
Penyesuaian pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dicatat sebagai utang
(pendekatan neraca) dan dicatat sebagai pendapatan (pendapatan laba-rugi). Penggunaan salah satu
pendekatan dalam penyesuaian tersebut didasarkan pada catatan pada ketika melakukan pencatatan
dalam jurnal umum. Untuk memudahkan pemahaman anda tentang pendekatan neraca dan pendekatan
laba-rugi dalam penyesuaian pendapatan diterima dimuka, simaklah ilustrasi berikut:
Sebuah perusahaan menyewakan sebuah ruangan kepada konsumennya untuk jangka waktu 1 tahun
dengan tarif sewa senilai 12.000.000 rupiah. Pada 1 Oktober 2012 perusahaan tersebut menerima uang
sewa dari konsumennya secara tunai untuk 1 tahun dari bulan oktober 2012 sampai bulan september
2014. Berdasarkan ilustrasi ini, bantulah perusahaan tersebut mencatat pendapatan diterima dimuka atas
jasa sewa ruangan dari konsumennya tersebut untuk tahun 2013!
Nah untuk mencatat pendapatan diterima dimuka dapat dilakukan dengan dua pendekatan sebagaimana
sebutkan diatas. Silahkan pahami proses pencatatan pendapatan diterima dimuka dengan kedua
pendekatan tersebut dibawah ini:
Pada tanggal 1-10-2013 ketika perusahaan menerima pembayaran sewa dari pelanggannya apabila
perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka transaksi penerimaan uang tunai dari pelanggan
dicatat sebagai berikut:
(Db) Kas .............................IDR 12.000.000
(Kr) Pendapatan Sewa diterima dimuka (utang pendapatan) ...........IDR 12.000.000
Kas ada diposisi debet hal ini karena telah terjadi penambahan kas akibat adanya penerimaan uang tunai
dari pelanggan, pendapatan sewa diterima dimuka atau dapat ditulis utang pendapatan posisinya kredit
karena telah terjadi penambahan hutang, dalam hal ini hutang pendapatan.
Jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan pendapatan diterima dimuka
Jurnal penyesuaian ini disusun pada akhir periode akuntansi dalam ilustrasi ini pada 31 desember 2013.
Perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian karena sebenarnya saldo pendapatan diterima dimuka
atau hutang pendapatan yang menjadi tanggungan perusahaan sampai dengan akhir periode adalah
sebesar 9.000.000 rupiah sementara perusahaan telah mencatatnya sebesar 12.000.000 rupiah ketika
terjadi transaksi tanggal 1-10-2013. Yang menjadi utang pendapatan hanya 9 juta rupiah hal ini karena
saldo sebesar 3 jutra rupiah telah dapat diakui sebagai pendapatan perusahaan yaitu selama 3 bulan dari
oktober-desember 2013. Oleh karena itu perlu dibuatkan jurnal penyesuaian agar dalam laporan keuangan
pendapatan sewa diterima dimuka menunjukan saldo yang sebenarnya yaitu Rp 9000.000 dan pendapatan
sewa sebesar 3.000.000. Jurnal penyesuaian yang dibuat dengan pendekatan neraca adalah sebagai
berikut:
Pada tanggal 1-10-2013 ketika perusahaan menerima pembayaran sewa dari pelanggannya apabila
perusahaan menggunakan pendekatan laba-rugi maka transaksi penerimaan uang tunai dari pelanggan
dicatat sebagai berikut:
(Db) Kas .............................IDR 12.000.000
(Kr) Pendapatan Sewa ...........IDR 12.000.000
Kas posisi debet karena telah terjadi penambahan kas akibat adanya penerimaan uang tunai dari
pelanggan, pendapatan sewa posisinya kredit karena telah terjadi penambahan pendapatan, dalam hal ini
pendapatan sewa ruangan.
Setelah tahu apa itu perlengkapan, sekarang pertanyaan saya bagaimanakah pencatatan perlengkapan
secara tepat sesuai ilmu akuntansi? Jika anda sudah memahaminya maka silahkan memahami artikel
berikutnya tentang pencatatan beban dibayar dimuka, jika anda belum memahami pencatatan
perlengkapan maka silahkan pahami penjelasan berikut ini:
Pada bulan januari 2014 tepatnya tanggal 1, Zhafira salon membeli beberapa shampo secara tunai
seharga Rp 300.000 untuk keperluan usahanya selama bulan januari. Buatlah pencatatan perlengkapan
(shampo) ke dalam jurnal umum dengan pendekatan harta (disebut juga pendekatan neraca) dan
pendekatan laba-rugi (disebut juga pendekatan laba-rugi).
Alasan yang kedua jika perlengkapan diakui sebagai beban perlengkapan ketika pembelian, maka
perlengkapan yang "belum terpakai" selama periode bersangkutan tidak boleh diakui sebagai beban
perlengkapan tetapi diakui sebagai perlengkapan. Jadi sesuai ilustrasi Zhafira salon yang diketahui ketika
tanggal 1 januari dibeli perlengkapan dan dicatat dalam jurnal umum sebagai beban perlengkapan sebesar
Rp 300.000. Nah... saldo beban perlengkapan tidak boleh dilaporkan dalam laporan laba rugi sebesar Rp
300.000 tetapi harus dilaporkan sebesar Rp 250.000 hal ini karena yang benar-benar telah terpakai dalam
bulan januari sebesar Rp 250.000, sedangkan Rp 50.000 belum boleh diakui sebagai beban tapi harus
diakui sebagai perlengkapan karena belum dipakai. Jadi diperlukan jurnal penyesuaian agar pelaporan
beban perlengkapan dilaporkan dengan benar.
Ketika perusahaan membayar biaya tertentu (misal biaya iklan, biaya sewa dll) yang dibayarkan dimuka,
maka ketika perusahaan membayar biaya tersebut, perusahaan belum merasakan manfaat pembayaran
biaya tersebut secara keseluruhan, misalnya perusahaan pada bulan november 2013 membayar biaya
sewa mesin jahit untuk masa satu tahun, maka ketika bulan november bahkan sampai akhir periode
akuntansi yaitu 31 desember 2013 perusahaan belum merasakan manfaat dari sewa mesin jahit secara
keseluruh, tetapi perusahaan baru akan merasakan manfaat dari penyewaan mesin jahit secara
keseluruhan ketika sudah mencapai masa satu tahun yaitu pada bulan oktober 2014.
Dalam ilmu akuntansi khususnya pada pembahasan jurnal penyesuaian, beban dibayar dimuka dicatat
dengan dua pendekatan pendekatan yang pertama adalah pencatatan beban dibayar dimuka dengan
pendekatan neraca disebut juga pendekatan harta, pendekatan yang kedua adalah pendekatan laba-rugi
yang disebut juga pendekatan beban. Apabila perusahaan sejak awal pencatatan beben-beban dibayar
dimuka dilakukan dengan pendekatan laba-rugi maka untuk seterusnya perusahaan tersebut harus
melakukan pencatatan terhadap beban dibayar dimuka dengan pendekatan laba-rugi secara konsisten
begitu juga sebaliknya. Misalnya pada saat melakukan transaksi pembayaran biaya iklan untuk satu tahun,
perusahaan mengakui biaya tersebut sebagai beban yaitu beban iklan sehingga dijurnal debet beban
iklan dan kredit kas, maka ketika akhir tahun perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian dengan
metode laba-rugi dengan menjurnal debet iklan dibayar dimuka dan kredit beban iklan sejumlah beban
iklan yang belum berlaku dalam periode itu. Agar lebih jelas silahkan pahami ilustrasi berikut ini
Beban sewa gudang yang dibayarkan perusahaan Zhafira pada tanggal 1-10-2013 sampai dengan akhir
periode akuntansi yaitu 31-12-2013 baru dirasakan manfaat dari penyewaan gudang tersebut selama tiga
bulan yaitu bulan oktober, november, dan desember, Jadi yang sebenarnya telah diakui sebagai beban
sewa gudang sampai akhir periode di tahun 2013 adalah sebesar 9.000.000 rupiah saja dengan
perhitungan; 3/12 x 36.000.000. Padahal pada saat pembayaran yaitu tanggal 1-10-2013 beban sewa
gudang telah tercatat sebesar 36.000.000, sehingga jelaslah bahwa beban sewa gudang belum dicatat
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, jadi perlu dilakukan penyesuaian terhadap beban sewa gudang.
Dalam menyesuaikan beban sewa gudang maka perusahaan Zhafira harus menggunakan pendekatan
laba-rugi, hal ini karena sejak awal yaitu ketika pembayaran beban tersebut Zhafira melakukannya dengan
pendekatan laba-rugi sebagaimana jurnal khusus di atas. Adapun jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan
beban sewa dibayar dimuka dengan pendekatan laba-rugi adalah sebagai berikut
Angka 27.000.000 rupiah didapat dari sejumlah beban sewa gudang yang dibayarkan dimuka yaitu
36.000.000 dikurangi beban sewa yang diakui dalam periode akuntansi yang bersangkutan (dalam contoh
ini dari 1-10-2013 s/d 31-12-2013) yaitu sebesar 9000.000. Dengan dilakukan penyesuaian sebagaimana
ditunjukan dengan jurnal penyesuaian maka akun beban sewa gudang dapat menunjukan jumlah yang
sebenarnya pada neraca saldo disesuaikan (neraca lajur) maupun hingga pada laporan laba rugi yaitu
sebesar Rp 9.000.000. Jika masih belum jelas lihatlah penjelasan dibawah ini:
Awalnya (pada tanggal 1-10-2013) beban sewa gudang dicatat disebelah debet senilai 36.000.000, Lalu
disesuaikan (pada tanggal 31-12-2013) dengan jurnal penyesuaian dimana posisi beban sewa gudang ada
diposisi kredit senilai 27.000.000, nahh dengan demikian jika digabung maka beban sewa gudang ada
diposisi debet senilai 9000.000, yang diperoleh dari debet 36.000.000 dikurangi kredit 27.000.000 sehingga
hasilnya debet 9000.000. Mudah-mudahan dengan artikel ini saudara dapat lebih paham tentang
penyesuaian beban dibayar dimuka dengan pendekatan laba-rugi, jika masih binggung silahkan bertanya
dalam kotak komentar
Jurnal penyesuaian yang ditujukan untuk menyesuaikan asuransi dibayar dimuka dapat dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi atau juga bisa disebut pendekatan
harta dengan pendekatan beban. Dalam artikel ini akan diulas pendekatan yang pertama yaitu pendekatan
neraca atau pendekatan harta.
Pada saat terjadi transaksi pembayaran yaitu tanggal 1 oktober 2013 maka perusahaan Zhafira
mencatatnya kedalam jurnal umum berikut ini
Asuransi dibayar dimuka............................Rp 49.000.000
Kas................................................................Rp 49.000.000
Pada tanggal 31 desember 2013 yaitu akhir periode akuntansi Perusahaan Zhafira wajib membuat jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Beban Asuransi.........................................Rp 21.000.000
Asuransi dibayar dimuka..............................Rp 21.000.000
Penjelasan:
Selama bulan oktober sampai desember 2013 (3 bulan), asuransi dibayar dimuka yang dibayarkan
Perusahaan Zhafira pada tanggal 1 oktober telah diakui sebagai beban sebesar 3/7 dari 49.000.000 yaitu
21.000.000 harus dipindahkan dari akun asuransi dibayar dimuka ke akun beban asuransi. Dengan
demikian akun asuransi dibayar dimuka (harta) berkurang jumlahnya sebesar 21.000.000 sehingga
posisinya berada di sebelah kredit sedangkan beban asuransi bertambah karena adanya pengakuan
beban asuransi selama 3 bulan tersebut sehingga posisinya debet.
Setelah dilakukan penyesuaian dengan pembuatan jurnal penyesuaian maka dalam neraca tahun 2013
akun asuransi dibayar dimuka akan berjumlah Rp 28.000.000 sedangkan dalam laporan laba rugi beban
asuransi akan berjumlah Rp 21.000.000. Demikianlah pemaparan akuntansi untuk asuransi dibayar
dimuka yang dicatat dengan pendekatan neraca.
Seperti apakah saldo normal akun?? dan bagaimana cara menguasainya? hal inilah yang akan dibahas
dalam blog akuntansi pendidik dalam artikel yang berjudul Tips menghafal saldo normal akun.
Ide pebuatan artikel tips menghafal saldo normal akun berasal dari adanya fakta bahwa dalam kalangan
peserta didik baik siswa maupun mahasiswa masih terjadi kebingungan ketika menganalisa bukti transaksi
keuangan. Misalnya ketika diberi pertanyaan "apabila perusahaan menerima pendapatan dari jasa yang
diberikannya kepada pelanggan, maka posisi pendapatan debit atau kredit?" atau pertanyaan "apakah
saldo normal pendapatan?"
apabila pertanyaan tersebut diberikan kepada siswa yang baru mempelajari mata pelajaran akuntansi
kemudian pertanyaan tersebut dijawab dengan jawaban yang salah maka masih dianggap wajar, namun
apabila pertanyaan tersebut diberikan kepada siswa kelas XII IPS atau mahasiswa akuntansi yang
seharusnya sudah memiliki pengetahuan akuntansi yang mumpuni, akan tetapi pertanyaan tersebut
dijawab dengan jawaban yang salah maka ini adalah sangat keterlaluan.
Namun fakta menunjukan masih banyak para siswa dan mahasiswa yang masih belum tepat atau tidak
tepat dalam menentukan saldo normal akun, atas dasar ini maka penulis berinisiatif memberi tips
sederhana untuk menghafal saldo normal akun, dengan harapan dapat meningkatkan penguasaan tentang
saldo normal akun, baik akun harta, utang, modal, pendapatan maupun beban.
Sebelum dibahas tentang tips dalam menghafal saldo normal akun, terlebih dahulu akan dipaparkan
tentang kelompok akun-akun yang dipergunakan dalam pencatatan akuntansi secara garis besar. Dalam
akuntansi dikenal lima Kelompok akun yaitu Harta, Utang, Modal, Pendapatan dan Biaya atau Beban.
Kelima kelompok akun tersebut masing-masing memiliki golongan akun dan jenis akun serta saldo normal
masing-masing rekening, untuk lebih jelasnya simaklah pemaparan berikut ini:
Dari pemaparan tentang golongan akun harta (H), utang (U), Modal (M), Pendapatan (P) dan Beban (B) di
atas maka secara disngkat dapat disimpulkan saldo normal dari akun-akun tersebut yaitu sebagai berikut:
Harta memiliki saldo normal Debit
Utang memiliki saldo normal Kredit
Modal memiliki saldo normal Kredit
Pendapatan memiliki saldo normal Kredit
Biaya atau beban memiliki saldo normal Debit
Setelah dipaparkan secara lengkap tentang pemahaman saldo normal akun, selanjutnya akan dipaparkan
tips untuk menghafal saldo normal akun, diharapkan dengan tips ini saudara tidak akan lupa saldo normal
setiap akun sehingga saudara dapat menganalisis bukti transaksi keuangan secara tepat.
Gambar jari tangan diatas bermakna ibu jari sebagai lambang akun harta dan jari kelingking sebagai
lambang beban memiliki saldo normal Debit, sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis yang
melambangkan akun utang, modal dan pendapatan memiliki saldo kredit. Dengan demikian apabila
saudara lupa dengan saldo normal akun H,U,M,P,B maka saudara tinggal membuka telapak tangan
kemudian melipat jari telunjuk, jari tengah dan jari kelingking seperti gambar di atas serta menerjemahkan
bahwa ibu jari dan jari kelingking sebagai lambang harta dan beban saldo normalnya "debit" sehingga
apabila terjadi penambahan pada harta atau beban dicatat pada posisi debit, sedangkan jari yang dilipat
yang terdiri dari jari telunjuk, jari tengah dan jari manis melambangkan akun utang, modal dan
pendapatan memiliki saldo normal "kredit", sehingga apabila terjadi penambahan pada utang, modal dan
pendapatan dicatat pada posisi kredit. Dengan kalimat yang lebih singkat jari yang tidak dilipat (Harta dan
beban) saldo normalnya debit sedangkan jari yang dilipat (U, M, P) saldo normalnya kredit. Setelah
menguasai tips ini disarankan untuk menguatkan pemahaman saudara tentang saldo normal akun dengan
latihan menyusun jurnal umum. Demikianlah pembahasan tips menghafal saldo normal akun dengan
menggunakan jari tangan, semoga bermanfaat untuk anda.
Laporan keuangan dapat disusun melalui beberapa cara yaitu melalui daftar persamaan akuntansi, melalui
siklus akuntansi dan melalui bantuan teknologi. Dari ketiga cara penyusunan laporan keuangan baik
melalui daftar persamaan akuntansi, melalui siklus akuntansi maupun melalui teknologi, semua memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusunan laporan keuangan melalui persamaan dasar akuntansi maksudnya
adalah kita menyusun laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan neraca berdasarkan data
keuangan yang terdapat pada daftar persamaan akuntansi yang telah dibuat, apabila menyusun laporan
keuangan melalui daftar persamaan akuntansi kelebihannya adalah lebih sederhana atau lebih mudah
prosesnya, kekurangannya adalah membutuhkan media atau lembar kertas yang panjang apabila dalam
perusahaan terdapat banyak transaksi sehingga penyusunan laporan keuangan dengan persamaan dasar
akuntansi hanya cocok untuk perusahaan kecil yang masih sederhana jenis transaksinya dan frekuensinya
masih relatif sedikit.
Penyusunan laporan keuangan melalui siklus akuntansi maksudnya adalah kita menyusun laporan
keuangan melalui tahap-tahap yang terdapat dalam siklus akuntansi mulai dari tahap analisa bukti
transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal, pempostingan ke buku besar sampai pada penyusunan
neraca saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik. Kelebihan menyusun laporan keuangan melalui siklus
akuntansi adalah menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan dapat dan dapat terkontrol
dengan baik trial and erornya sedangkan kekurangannya adalah prosesnya lebih rumit dibandingkan
dengan menyusun laporan keuangan melalui persamaan dasar akuntansi. Penyusunan laporan keuangan
dengan bantuan teknologi maksudnya adalah bahwa dalam penyusunan laporan keuangan kita
mengandalkan komputer dan aplikasi atau software tertentu yang dirancang secara khusus untuk
kepentingan pembuatan laporan keuangan, misalnya dengan bantuan aplikasi atau software myob atau
aplikasi yang lainnya. Penyusunan laporan keuangan dengan bantuan teknologi banyak sekali diterapkan
dalam perusahaan-perusahaan menengah dan perusahaan besar. Kelebiahan penyusunan laporan
keuangan dengan bantuan teknologi adalah dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dalam
waktu yang cepat sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan keterampilan dalam menjalankan atau
mengoperasikan aplikasi yang bersangkutan. Sebagai Salah satu contoh bentuk laporan keuangan adalah
laporan keuangan PLN yang dapat anda pelajari untuk bentuk real dari laporan keuangan.
Seperti yang tertulis dalam judul artkel ini, maka dalam artikel ini akan dibahas tentang cara menyusun
laporan keuangan melalui persamaan akuntansi, Agar dapat memahaminya dengan baik tentang teknik
atau proses penyusunan laporan keuangan melalui persamaan akuntansi berikut ini diberikan ilustrasi
sebagai berikut ini.
Pada Awal bulan April 2013 Pak Amat Ansor mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
pengiriman barang dengan nama "Jaya Expres" adapun transaksi selama bulan April adalah sebagai
berikut:
Pada tanggal 1 April pak Amat sebagai pemilik perusahaan menyetorkan uang kas sebesar Rp 4.800.000
sebagai modal awal.
Pada tanggal 5 April Jaya expres membeli peralatan kantor seharga Rp 1.250.000 dibayar dengan kas
sebesar Rp 750.000 dan sisanya dibayar bulan Mei 2013
Pada tanggal 8 April Pak Amat membeli perlengkapan kantor secara tunai dengan harga Rp 75.000
Pada tanggal 10 April Jaya Expres melunasi hutangnya pada kreditur dengan uang tunai sebesar Rp
250.000
Pada tanggal 15 April dibayar beban sewa kantor untuk bulan januari sebesar Rp 400.000
Pada tanggal 17 April Jaya expres membayar beban sewa kendaraan Rp 300.000
Pada tanggal 20 April Jaya expres menerima pendapatan jasa angkut sebesar Rp 1000.000
Pada tanggal 22 April Pak amat mengambil sebagian modal untuk kepentingan pribadi senilai Rp 600.000
Pada tanggal 25 April Jaya expres menerima pendapatan jasa angkut sebesar 1.500.000
Pada tanggal 31 April diperkirakan beban penyusutan peralatan kantor sebesar Rp 30.000 dan
perlengkapan kantor yang tersisa senilai Rp 15.000
Daftar persamaan dasar akuntansi perusahaan jasa
Berdasarkan transaksi di atas maka pak Amat menyusun sebuah daftar persamaan akuntansi sebagai
berikut:
Setelah disusun daftar persamaan akuntansi maka selanjutnya dapat dibuat laporan keuangan, yang
meliputi laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan neraca sebagai berikut:
Laporan Perubahan modal dapat disusun dengan mengutip saldo yang mempengaruhi perubahan modal
perusahaan seperti prive dan sebagainya, serta mengutip saldo laba atau rugi dalam laporan laba-rugi.
Kesimpulan
Laporan keuangan dapat disusun dengan mudah melalui daftar persamaan dasar akuntansi. Pada
umumnya cara penyusunan laporan keuangan melalui persamaan dasar akuntansi dipraktikan pada
perusahaan yang jenis transaksinya masih sederhana dan frekuensi terjadinya transaksi masih sedikit. Cara
menyusun laporan keuangan melalui daftar persamaan dasar akuntansi dilakukan dengan mengutip data
keuangan yang berada pada daftra persamaan akuntansi, misalnya laporan laba rugi mengutip semua
pendapatan dan beban yang ada dalam daftar persamaan akuntansi. Demikianlah pembahasan
penyusunan laporan keuangan melalui persamaan akuntansi dalam blog akuntansi pendidik, semoga
bermanfaat.
Dalam persamaan ini hanya terdapat dua elemen persamaan yaitu aktiva dan modal. Aktiva adalah segala
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan modal adalah sumber kekayaan perusahaan yang
berasal dari pemilik perusahaan. Dengan demikian persamaan Aktiva (harta) = Modal mempunyai arti
bahwa kekayaan yang dimiliki perusahaan semuanya bersumber dari pemilik perusahaan.
Persamaan AKTIVA = UTANG + MODAL
Dalam persamaan ini terdapat tiga elemen persamaan yaitu aktiva, utang dan modal. Persamaan ini
bermakna bahwa kekayaan yang dimiliki perusahaan berasal dari dua sumber yaitu sumber yang pertama
adalah dari pihak lain (kreditur) dalam hal ini berbentuk Hutang sedangkan sumber yang kedua adalah
pemilik perusahaan dalam hal ini berbentuk modal. Persamaan dasar akuntansi yang telah menyajikan tiga
elemen ini merupakan persamaan yang sempurna, artinya didalam persamaan ini telah memuat seluruh
kekayaan perusahaan dan seluruh sumber kekayaan perusahaan yaitu bersumber dari Hutang dan Modal.
Persamaan Akuntansi dalam bentuk Aktiva = Hutang + Modal dapat dikembangkan lagi menjadi bentuk
AKTIVA = UTANG + MODAL + (PENDAPATAN - BEBAN)
Persamaan AKTIVA =UTANG+MODAL+(PENDAPATAN-BEBAN)
Dalam pengembangan ini terlihat dua elemen tambahan yaitu pendapatan dan beban. Elemen pendapatan
dan beban menunjukan laba-atau rugi perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain Sumber
kekayaan perusahaan bertambah yaitu laba atau keuntungan yang diperoleh dalam periode tertentu.
Namun apabila terjadi kerugian maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu kerugian akan mengurangi
kekayaan perusahaan. Selain pengembangan diatas masih ada pengembangan lain yaitu apabila terjadi
prive dalam periode tertentu sehingga persamaan dasar akuntansi menjadi AKTIVA = UTANG + (MODAL-
PRIVE) + (PENDAPATAN - BEBAN).
Persamaan dasar akuntansi seperti yang telah dijelaskan di atas akan mempengaruhi setiap transaksi
keuangan yang terjadi dalam perusahaan, Pengaruh tersebut minimal terjadi pada dua akun. Macam-
macam pengaruh misalnya dalam transaksi penerimaan pendapatan akan mempengaruhi akun kas
(menambah kas) dan akun modal (menambah modal), dalam transaksi pembayaran gaji akan
mempengaruhi akun kas (mengurangi kas) dan modal (mengurangi modal). Untuk memperjelas
pemahaman tentang persamaan dasar akuntansi silahkan pahami ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi pencatatan transaksi ke daftar persamaan akuntansi
Pada tanggal 1 januari 2013 Pak Solikhin mendirikan sebuah jasa servis elektronika yang diberi nama likhin
servis. Untuk modal awalnya pak solikhin menyetorkan uang kas sebesar Rp 5000.000.
Pada tanggal 15 Januari 2013 Pak Solikhin membeli peralatan elektronika untuk keperluan usahanya
seharga Rp 300.000 dibayar per kas Rp200.000 sedangkan sisanya dibayar satu minggu yang akan datang.
Pada tanggal 20 diterima jasa servise televisi dan sound system sebesar Rp 500.000
Pada tanggal 30 Januari dibayar beban listrik sebesar Rp 50.000
Dalam Bentuk persamaan dasar akuntansi seperti yang ada di atas, dapat terlihat saldo setiap terjadi
transaksi hal ini karena setiap kali terjadi transaksi akan langsung dijumlahkan atau dikurangkan dengan
saldo sebelumnya. Saldo total persamaan dasar akuntansi harus menunjukan jumlah total saldo aktiva dan
pasiva yang sama atau balance, apabila jumlahnya tidak sama maka persamaan dasar akuntansi yang
dibuat atau disusun masih kurang tepat.
Setelah memahami penafsiran persamaan dasar akuntansi, maka untuk menuntaskan pemahaman tentang
persamaan dasar akuntansi silahkan latihan untuk mengerjakan soal-soal tentang persamaan dasar
akuntansi secara mandiri, sebagai pemantapan bagi saudara untuk memahami persamaan dasar akuntansi
silahkan pahami artikel tentang proses pencatatan transaksi ke dalam daftar persamaan dasar akuntansi .
Demikianlah pembahasan tentang Persamaan dasar akuntansi dalam blog akuntansi pendidik semoga
bermanfaat bagi saudara dalam memahami konsep akuntansi.
Dalam laporan perubahan modal PD Zafira di atas menggambarkan bahwa terjadi kenaikan modal dari Rp
75.000.000 menjadi Rp 168.000.000 kenaikan modal ini terjadi karena adanya penambahan laba usaha
yang diraih PD Zafira yaitu sebesar Rp 109.824.000 serta dari adanya pengurangan karena adanya prive
sebesar Rp 16.250.000
Kesimpulan
Laporan perubahan modal adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal yang terjadi
pada ahir periode akuntansi. Perubahan tersebut dapat terjadi karena adanya laba yang diraih perusahaan
atau rugi yang diderita perusahaan, perubahan juga dapat terjadi karena adanya prive. Tujuan disusunya
laporan perubahan modal adalah untuk memberikan informasi tentang saldo modal perusahaan secara
akurat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Demikianlah pembahasan cara menyusun laporan
perubahan modal secara lengkap dalam blog akuntansi pendidik, semoga bermanfaat
Berdasarkan neraca lajur PD Zafira diatas dapat diketahui saldo modal adalah Rp 75.000.000, Saldo Prive
Rp 16.250.000 dan saldo laba Rp 109.824.000. Berdasarkan saldo-saldo tersebut maka dapat disusun
laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas sebagai berikut:
PD Zafira
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2012
Dalam laporan perubahan modal PD Zafira di atas menggambarkan bahwa terjadi kenaikan modal dari Rp
75.000.000 menjadi Rp 168.000.000 kenaikan modal ini terjadi karena adanya penambahan laba usaha
yang diraih PD Zafira yaitu sebesar Rp 109.824.000 serta dari adanya pengurangan karena adanya prive
sebesar Rp 16.250.000
Kesimpulan
Laporan perubahan modal adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal yang terjadi
pada ahir periode akuntansi. Perubahan tersebut dapat terjadi karena adanya laba yang diraih perusahaan
atau rugi yang diderita perusahaan, perubahan juga dapat terjadi karena adanya prive. Tujuan disusunya
laporan perubahan modal adalah untuk memberikan informasi tentang saldo modal perusahaan secara
akurat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Demikianlah pembahasan cara menyusun laporan
perubahan modal secara lengkap dalam blog akuntansi pendidik, semoga bermanfaat
Neraca atau balance sheet disusun untuk memberi informasi tentang kekayaan dan sumber kekayaan suatu
perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Untuk lebih jelasnya tentang
pihak yang membutuhkan informasi keuangan silahkan pahami artikel pihak-pihak yang membutuhkan
informasi laporan keuangan. Dalam artikel ini tidak akan dibahas secara mendetail tentang makna atau
teori terkait neraca, tetapi akan membahas cara menyusun neraca.
Neraca disusun setelah laporan laba-rugi dan perubahan modal disusun, jadi neraca menempati urutan
ketiga dalam penyusunan laporan keuangan sedangkan urutan yang ke empat adalah penyusunan laporan
arus kas. Neraca disusun setelah penyusunan laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal hal ini
karena dalam neraca akan disajikan modal ahir suatu perusahaan, modal ahir adalah modal yang dimiliki
perusahaan setelah ditambah laba periode berjalan atau adanya transaksi penambahan modal dan telah
dikurangi dengan prive pemilik pada periode berjalan. Modal ahir dapat diketahui pada laporan perubahan
modal sedangkan laporan perubahan modal sendiri dapat disusun setelah diketahui laba atau rugi
perusahaan periode berjalan, besarnya laba atau rugi dapat diketahui pada laporan laba-rugi, dengan
demikian neraca atau balance sheet dapat disusun setelah laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal
disusun.
Dari gambar neraca lajur PD Zafira di atas, silahkan saudara perhatikan kolom neraca yang terletak pada
kolom terahir dalam neraca lajur. Saldo-saldo yang berada dalam kolom neraca (kolom terahir dalam
neraca lajur) tersebut adalah saldo-saldo akun rill yang akan menjadi elemen-elemen laporan neraca atau
balance sheet.
Berdasarkan saldo tersebut maka dapat disusun laporan neraca dengan mudah yaitu dengan mengutipnya
dan mengelompokan kedalam kelompok masing-masing, semua akun harta atau aktiva baik harta lancar
atau harta tetap merupakan kelompok kekayaan sedangkan akun modal dan semua akun hutang adalah
kelompok sumber kekayaan. Setelah saudara memperhatikan gambar neraca lajur dan mengutip saldo-
saldo dalam kolom neraca pada neraca lajur PD Zafira yang dikelompokan sesuai dengan masing-masing
akun, maka akan didapatkan bentuk laporan neraca sebagai berikut:
PD Zafira
Neraca
31 Desember2012
AKTIVA KEWAJIBAN
AKTIVA LANCAR
Kas.....................................Rp 80.024.000 Utang dagang........... Rp 28.200.000
Piutang Dagang...................Rp 15.075.000 Utang Gaji................ Rp 1.800.000+
Piutang Wesel.....................Rp 13.100.000 Jumlah Utang...........Rp 30.000.000
Persediaan Brg.dag............Rp 28.125.000
Asuransi dbyr. dimuka......Rp 1.100.000+
Jumlah aktiva lancar Rp 137.424.000
Berdasarkan Neraca PD Zafira diatas yang disusun dalam bentuk scontro atau bentuk T, dapat terlihat
bahwa laporan neraca tersebut disusun berdasarkan neraca lajur kolom neraca.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam artikel ini maka dapat disimpulkan bahwa Neraca
merupakan salah satu jenis laporan keuangan yang utama disamping laporan laba-rugi, laporan perubahan
modal dan laporan arus kas. Neraca atau balance sheet menyajikan segala kekayaan yang dimiliki
perusahaan dan sumber kekayaan tersebut. Penyusunan neraca dapat dilakukan dengan mudah jika
disusun berdasarkan data dalam neraca lajur. Neraca disusun dengan mengutip saldo-saldo akun rill yang
berada dalam neraca lajur tepatnya pada kolom neraca. Setelah dikuti saldo-saldo akun rill tersebut
dikelompokan sesuai kelompoknya yaitu pada kelompok aktiva (Kekayaan yang dimiliki perusahaan) atau
kelompok Pasiva (sumber kekayaan perusahaan) Neraca dapat disusun kedalam dua bentuk yaitu bentuk
scontro dan bentuk staffel. Bentuk scontro menyajikan kelompok aktiva sebelah kiri sedangkan kelompok
pasiva sebelah kanan, sedangkan bentuk staffel atau disebut juga bentuk laporan menyajikan kelompok
aktiva diatas sedangkan kelompok pasiva dibawahnya. Demikianlah pembahasan cara menyusun neraca
atau balance sheet dalam blog akuntansi pendidik semoga bermanfaat
PD Zafira
Laporan Laba-Rugi
Periode 31 Desember 2012
I. PENDAPATAN
Penjualan : Rp 381.500.000
Potongan Penjualan :(Rp 20.700.000)
Penjualan Bersih : Rp 360.800.000
Pendapatan Bungan : Rp 1.533.000 +
TOTAL PENDAPATAN Rp 362.333.000
II. HARGA POKOK PENJUALAN
Persediaan awal barang dagang :Rp 16.175.000
Pembelian :Rp 186.400.000
Retur Pembelian :Rp 1.550.000
Pot.pembelian :Rp 1.366.000-
Pembelian Bersih :Rp 183.484.000+
Barang Tersedia dijual :Rp 199.659.000
Persediaan Ahir barang dagang :Rp 28.125.000-
Harga Pokok Penjualan Rp 171.534.000-
Laba Kotor Rp 190.799.000
III. BEBAN USAHA
Beban listrik dan telpon : Rp 6.250.000
Beban Asuransi : Rp 275.000
Gaji Karyawan : Rp 25.550.000
Beban Pemeliharaan Gedung : Rp 16.325.000
Beban Peny. peralatan Kantor : Rp 7.825.000
Beban Peny. Peralatan toko : Rp 16.500.000
Beban Peny. Gedung : Rp 8.250.000
TOTAL BEBAN RP 80.975.000-
LABA BERSIH Rp 109.824.000
Keterangan
Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data
pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat
disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada neraca
lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog
akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda
Cara Menyusun Laporan Arus Kas dengan mudah
Andi Pujianto
Add Comment
Akuntansi dasar
13 June 2013
Apakah anda sedang belajar cara menyusun laporan arus kas? jika iya maka saudara tidak salah
berkunjung ke blog akuntansi pendidik ini, karena insyaAllah disinai akan dibahas tentang cara menyusun
laporan arus kas dengan mudah. sebagai review sebelum kita mulai belajar menyusun laporan arus kas,
maka disarankan untuk memahami makna laporan keuangan dan apa manfaat laporan keuangan dalam
post laporan keuangan.
Menurut pernyataan Standar Akuntasi keuangan no 2 (PSAK-02), laporan arus kas harus melaporkan
aliran kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi investasi dan pendanaan.
Dengan demikian Laporan arus kas menggambarkan arus kas yang masuk dan keluar dari suatu
perusahaan selama periode tertentu. Tujuan dibuatnya laporan arus kas, di antaranya untuk memberikan
gambaran kegiatan manajemen dalam operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi tersebut berguna
untuk memprediksi arus kas perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam artikel ini tidak membahas
makna atau teori tentang arus kas tetapi akan membahas cara menyusun laporan arus kas dengan
penalaran yang mudah dipahami.
Cara membuat Laporan Arus Kas dengan benar
Salah satu cara penyusunan Laporan arus kas adalah dengan membandingkan neraca dua periode. Dari
neraca dua periode yang dibandingkan maka dapat diketahui data perubahan dalam pos-pos neraca. Cara
untuk mendapatkan data hasil perubahan pos-pos neraca tersebut adalah dengan membandingkan data
setiap pos neraca akhir suatu periode dengan pos yang sama dalam neraca akhir periode sebelumnya atau
dapat juga dilakukan dengan membandingkan masing-masing pos dalam neraca awal dan neraca akhir
suatu periode, hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya neraca akhir suatu periode akan menjadi
neraca awal periode berikutnya.
Untuk memperjelas penjelasan di atas, berikut ini di ilustrasikan penyusunan laporan arus kas pada suatu
perusahaan dagang, silahkan dipahami dengan baik. PD Surya sakti merupaka suatu perusahaan yang
bergerak dalam perdagangan sepeda motor bekas. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun 2010.
Berdasarkan Neraca tahun 2010 dan tahun 2011 ini berikut, buatlah laporan arus kas untuk periode 31
desember 2011.
Berdasarkan neraca diperbandingkan seperti yang terlihat pada gambar di atas maka dapat dibuat laporan
arus kas, tahap pertama untuk menyusun laporan arus kas berdasarkan neraca diperbandingkan adalah
mencari perubahan terhadap pos-pos dalam neraca. Perubahan tersebut bisa naik (meningkat) atau turun.
Perubahan naik artinya dalam neraca tahun berjalan terjadi kenaikan saldo akun dibandingkan neraca
tahun sebelumnya sebaliknya perubahan menurun artinya terjadi penurunan saldo akun dalam neraca
tahun sekarang dibanding neraca tahun sebelumnya. Dari hasil perbandingan neraca tahun 2010 dan
tahun 2011 PD Surya sakti maka didapat perubahan-perubahan masing-masing akun dalam neraca yang
dilihat dalam gambar berikut ini:
Setelah dihitung perubahan saldo masing-masing akun dalam neraca diperbandingkan, maka laporan arus
kas PD Surya Sakti tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Laba bersih Rp 109.824.000, berasal dari perubahan kenaikan saldo modal dari tahun 2010 ke tahun
2011 sebesar Rp 93.574.000 ditambah saldo prive Rp16.250.000 (saldo prive dapat diketahui dari buku
jurnal saat terjadi transaksi)
2. Akumulasi penyusutan baik penyusutan gedung maupun penyusutan lainnya akan menambah laba
bersih hal ini karena dua alasan yaitu, alasan pertama bahwa Akumulasi penyusutan tidak mengurangi kas
tetapi hanya mengurangi nilai aktiva yang bersangkutan misalya nilai gedung atau peralatan, sedangkan
dalam laporan arus kas hanya akan menyajikan hal-hal yang menambah atau mengurangi kas. Nilai aktiva
tersebut berkurang karena telah terpakai nilai ekonomisny. alasan kedua, ketika proses perhitungan laba
bersih beban penyustan baik penyusutan gedung maupun peralatan telah mengurangi laba bersih sehingga
untuk menghilangkan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan laba bersih harus ditambahkan
dengan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan.
3. Kenaikan utang menambah laba bersih, karena ketika perusahaan berhutang akan mendapat uang kas
yang bersumber dari utang tersebut. Sehingga apabila utang naik maka akan menambah kas perusahaan.
4. Penurunan utang mengurangi laba bersih, karena ketika terjadi penurunan utang berarti telah terjadi
pelunasan utang yang menyebabkan kas berkurang.
5. Kenaikan Piutang mengurangi laba bersih karena saat terjadi piutang berarti terjadi penjualan sepeda
motor oleh PD Surya sakti tetapi PD Surya sakti tidak menerima kas hasil penjualan tersebut tetapi terjadi
piutang, padahal dalam perhitungan laba bersih saldo piutang telah menambah laba bersih dalam bentuk
penjualan, sehingga untuk menghilangkan saldo piutang tersebut dalam laporan arus kas piutang
mengurangi laba bersih.
6. Pembelian barang dagang sebesar Rp3.125.000, dapat diketahui dari adanya peningkatan persediaan
barang dagang atau dengan kata lain apabila persediaan barang dagang meningkat berarti telah terjadi
pembelian barang dagang.
7. Pembelian peralatan kantor sebesar Rp11.000.000 dapat diketahui dari adanya peningkatan saldo
peralatan kantor.
8. Pengambilan prive dapat diketahui dari jurnal umum saat terjadi transaksi prive.
Demikianlah pembahasan cara menyusun laporan arus kas dengan mudah. Semoga artikel ini dapat
menambah pemahaman anda tentang materi akuntansi khususnya tentang penyusunan laporan arus kas.
Jurnal untuk membenarkan kekeliruan yang terjadi dalam catatan akuntansi disebut jurnal koreksi.
Apakah jurnal koreksi itu sama dengan jurnal penyesuaian? tidak sama, jurnal koreksi berbeda dengan
jurnal penyesuaian. Jurnal koreksi ini disusun apabila terjadi kekeliruan dalam pencatatan yang telah
dilakukan. Dengan demikian penyusunan jurnal koreksi besifat wajib atau harus, apabila terjadi kekeliruan
dalam pencatatan, namun apabila tidak ada kekeliruan berati tidak ada penyusunan jurnal koreksi.
Tahap pembuatan jurnal penghapusan merupakan tahap yang bertujuan untuk menghapus jurnal yang
keliru dicatat. Tahap ini dibuat dengan cara membalik posisi akun dan saldonya, misalkan akun kas
awalnya ada diposisi debit maka untuk menghapus akun kas ini dirubah posisinya menjadi kredit.
Tahap pembuatan jurnal yang benar yang seharusnya dibuat
Dalam tahap ini akan dimunculkan jurnal yang benar yang seharusnya dicatat sebagai pengganti jurnal
yang keliru. Jadi setelah sebelumnya dalam tahap pertama telah dibuat jurnal penghapusan yang bertujuan
menghapus jurnal yang keliru maka ditahap kedua dibuatkan jurnal yang benar.
Tahap pembuatan jurnal koreksi
Tahap pembuatan jurnal koreksi merupakan tahap pembuatan jurnal yang dibuat berdasarkan
penggabungan dari tahap pertama yaitu pembuatan jurnal penghapusan dan tahap kedua tentang
pembuatan jurnal yang sebenarnya. Jadi dalam pembuatan jurnal koreksi antara tahap pertama dan tahap
kedua ditandingkan sehingga menghasilkan jurnal koreksi.
1. Dibeli barang dagangan dari pemasok secara tunai sebesar Rp 1000.000, keliru dicatat sebagai
pembelian peralatan kantor.
2. Dibeli peralatan kantor secara tunai sebesar Rp 200.000, keliru dicatat sebagai perlengkapan kantor.
3. Penerimaan piutang dari debitur pak joyo sebesar Rp 100.000 dicatat sebagai pembayaran utang kepada
pak abdullah sebesar Rp 1000.000
Berdasarkan kekeliruan pencatatan yang terjadi pad UD Zafira maka harus dibuat jurnal koreksi untuk
membenarkan catatan, adapun jurnal koreksi yang dibuat adalah sebagai berikut:
Kekeliruan pertama
Dalam kekeliruan pada kasus 1 menyatakan bahwa Ud zafira telah membeli barang dagangan, tetapi dicatat
sebagai pembelian peralatan kantor padahal seharusnya dicatat sebagai pembelian barang dagangan.
Dalam buku UD Zafira telah dicatat kekeliruan sebagai berikut:
(Db) Peralatan Kantor.............................Rp 1000.000
(Kr) Kas ..........................................................Rp 1000.000
Berdasakan kesalahan pencatatan yang dilakukan UD Zafira maka harus dilakukan Pembuatan jurnal
koreksi , adapun proses pembuatannya untuk kekeliruan 1 adalah sebagai berikut
tahap 1 pembuatan jurnal penghapusan:
(Db) Kas ....................................................Rp 1000.000
(Kr)Peralatan Kantor.....................................Rp 1000.000
Penjelasan:
Pada tahap 3 yaitu pembuatan jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan antara jurnal penghapusan
dengan jurnal yang seharusnya dicatat, Dalam jurnal penghapusan akun kas posisi Debit sebesar 1000.000
sedangkan pada jurnal yang benar akun kas posisi kredit sebesar 1000.000 sehingga jika akun kas
ditandingkan akan menghasilkan saldo nol, dengan demikian yang tersisa adalah akun pembelian bersaldo
debit 1000.000 dan akun peralatan bersaldo kredit 1000.000
Sehingga jurnal koreksi yang dibuat adalah Debit pembelian dengan saldo 1000.000 dan kredit peralatan
kantor dengan saldo 1000.000.
Kekeliruan Kedua
Dalam kekeliruan pada kasus 2 menyatakan bahwa UD Zafira telah membeli peralatan kantor, tetapi telah
keliru dicatat sebagai pembelian perlengkapan kantor padahal seharusnya dicatat sebagai pembelian
peralatan kantor.
Dalam UD Zafira telah dicatat kekeliruan sebagai berikut:
(Db) Perlengkapan kantor.....................Rp 200.000
(Kr) Kas..........................................................Rp 200.000
Berdasakan kesalahan pencatatan yang dilakukan UD Zafira maka harus dibuat jurnal koreksi adapun
proses pembuatan jurnal koreksi untuk kekeliruan 2 adalah sebagai berikut
tahap 1 pembuatan jurnal penghapusan:
(Db) Kas .................................................Rp 200.000
(Kr) Perlengkapan Kantor ..........................Rp 200.000
Penjelasan
Pada tahap 3 yaitu pembuatan jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan antara jurnal penghapusan
dengan jurnal yang seharusnya dicatat, Dalam jurnal penghapusan akun kas posisi Debit sebesar 200.000
sedangkan pada jurnal yang benar akun kas posisi kredit sebesar 200.000 sehingga jika akun kas
ditandingkan akan menghasilkan saldo nol, dengan demikian yang tersisa adalah akun peralatan kantor
bersaldo debit 200.000 dan akun perlengkapan kantor bersaldo kredit 200.000. Sehingga jurnal koreksi
yang dibuat adalah Debit peralatan kantor dengan saldo 200.000 dan kredit perlengkapan kantor dengan
saldo 200.000.
Kekeliruan ketiga
Dalam kekeliruan ketiga menyatakan bahwa UD Zafira telah menerima piutang dari pak joyo, tetapi dicatat
sebagai pembayaran utang kepada pak abdullah padahal seharusnya dicatat sebagai penerimaan piutang.
Dalam UD Zafira telah dicatat kekeliruan sebagai berikut:
(Db) Utang........................Rp 1000.000
(Kr) Kas...........................................Rp 1000.000
Berdasakan kesalahan pencatatan yang dilakukan UD Zafira maka harus dibuat jurnal koreksi adapun
proses pembuatan jurnal koreksi untuk kekeliruan 3 adalah sebagai berikut
Tahap 1 pembuatan jurnal penghapusan:
Penjelasan
Pada tahap 3 yaitu pembuatan jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan antara jurnal penghapusan
dengan jurnal yang seharusnya dicatat, Dalam jurnal penghapusan akun kas posisi Debit sebesar 1000.000
sedangkan pada jurnal yang benar akun kas posisi debet sebesar 100.000 sehingga jika akun kas
ditandingkan akan menghasilkan saldo debit 1.100.000, sementara utang bersaldo kredit 1000.000 dan
piutang dagang bersaldo kredit 100.000. Sehingga jurnal koreksi yang dibuat adalah Debit kas sebesar
1.100.000 dan kredit utang sebesar 1000.000 dan piutang dagang sebesar 100.000.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang pembuatan jurnal koreksi dengan benar seperti yang dipaparkan di atas
maka dapat diambil kesimpulan bahwasannya jurnal koreksi adalah jurnal yang dibuat dengan tujuan
membenarkan pencatatan yang keliru. Jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan jurnal
penghapusan dan jurnal yang benar atau jurnal yang seharusnya dibuat. Setelah jurnal koreksi dibuat maka
jurnal koreksi dapat diposting ke buku besar sehingga pencatatan yang semula keliru akan menjadi benar.
Jurnal penghapusan dan jurnal yang benar merupakan alat bantu dalam menyusun jurnal koreksi sehingga
tidak perlu diposting ke buku besar.
Sahabat pada kesempatan ini akan dibahas tentang Posting jurnal penutup ke buku besar.
Sebelum memulai pembahasan saya ucapkan salam penghormatan kepada anda, semoga anda senantiasa
diberi kemudahan oleh sang pencipta dalam menuntut ilmu. Oke, kita mulai pembahasanya: Posting jurnal
penutup ke buku besar merupakan tahap ke dua dalam proses tutup buku setelah tahap pertama yaitu
penyusunan jurnal penutup.
Sebelum kita mempelajari proses posting jurnal penutup ke buku besar, marilah kita review terlebih dahulu
pembahasan sebelumnya tentang penyusunan jurnal penutup. Jurnal penutup merupakan jurnal yang
disusun dengan tujuan menutup atau menihilkan (mengenolkan) akun atau rekening nominal. Akun
nominal harus ditutup atau dinihilkan karena akun nominal bersifat sementara, akun nominal bersifat
sementara maksudnya adalah bahwa akun nominal hanya berlaku untuk satu periode akuntansi saja dan
tidak berlaku untuk periode berikutnya ataupun periode sebelumnya, karena tidak berlaku untuk periode
berikutnya maka akun nominal harus bersaldo nol (0) pada periode berikutnya. Apa saja yang termasuk
akun nominal? Contoh akun nominal yang ditutup atau dinihilkan dalam perusahaan jasa adalah akun
pendapatan, akun beban-beban yang terjadi, dan akun prive sedangkan dalam perusahaan dagang akun
nominal yang ditutup adalah akun penjualan, akun pembelian, akun beban-beban yang terjadi dan akun
prive.
Demikian untuk sedikit review tentang jurnal penutup, selanjutnya marilah kita memulai pembahasan
tentang proses posting jurnal penutup ke buku besar. Pada ahir periode akuntansi, suatu perusahaan atau
organisasi ekonomi harus memposting jurnal penutup ke buku besar hal ini dilakukan karena perusahaan
harus menutup akun-akun nominal dalam periode tersebut, dengan adanya proses posting jurnal penutup
ke buku besar maka semua buku besar akun atau rekening nominal akan bersaldo nol (0) sedangkan akun
atau rekening rill akan bersaldo sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Buku besar akun-akun nominal
yang telah bersaldo nol (0) tidak akan diikhtisarkan dalam neraca saldo penutup sedangkan buku besar
akun atau rekening rill di ikhtisarkan atau dipindahkan ke neraca saldo setelah penutup.
Cara posting jurnal penutup ke buku besar pada dasarnya sama dengan ketika melakukan posting jurnal
umum ke buku besar, yaitu dengan cara memindahkan akun beserta saldonya ke masing-masing buku
besar akun tersebut tanpa merubah posisi debet atau kredit saldo akun tersebut. Jadi apabila akun dalam
jurnal penutup bersaldo debit maka diposting ke buku besar juga bersaldo debit dan sebaliknya. Untuk
lebih jelasnya tentang proses posting jurnal penutup ke buku besar berikut ini akan disajikan ilustrasi
tentang proses posting, silahkan pahami.
Efi Tailor merupakan salah satu jenis perusahaan persorangan yang bergerak dibidang jasa jahit pakaian
wanita modern. Perusahaan ini melakukan penyusunan laporan keuangannya per bulan, berikut ini adalah
data pendapatan jasa efi tailor dalam bulan januari:
Tanggal 10 januari diterima tunai pendapatan jasa sebesar 2.000.000 dari pelanggan atas baju muslimah
yang telah dibuatnya.
Tanggal 15 januari diterima tuanai pendapatan jasa sebesar Rp 1.000.000 atas baju pengantin yang telah
dibuatnya
Tanggal 25 Januari diterima tunai pendapatan jasa sebesar Rp 1000.000 dari pelanggan atas kebaya yang
telah dijahitnya.
Berdasarkan Data di atas maka pemilik usaha efi tailor menyusun jurnal sebagai berikut:
Gambar buku besar setelah posting jurnal penutup mengakibatkan saldo pendapatan 0
Kesimpulan:
Posting jurnal penutup ke buku besar merupakan salah satu tahap tutup buku, proses ini dilakukan secara
rutin oleh perusahaan setiap ahir periode akuntansi. Proses posting jurnal penutup ke buku besar
bertujuan untuk memindahkan saldo akun-akun yang berada dalam jurnal penutup ke buku besar masing-
masing akun tersebut, sehingga dengan proses posting ini akan terlihat saldo buku besar akun-akun
nominal setelah pemostingan jurnal penutup akan memiliki saldo nol (0). Saldo akun nominal pada ahir
periode harus dinihilkan atau ditutup atau dengan kata lain akun nominal harus mempunyai saldo nol
pada ahir periode karena akun nominal bersifat sementara atau hanya berlaku pada periode berjalan,
sehingga harus ditutup sebelum memasuki periode akuntansi berikutnya.
Neraca saldo setelah penutupan berbeda dengan neraca saldo maupun neraca saldo saldo setelah
disesuaikan, perbedaan tersebut dapat terlihat pada kandungan atau isi akun dan saldonya. Pada neraca
saldo terkandung akun-akun riil (aktiva, kewajiban dan modal) maupun akun-akun nominal (penjualan
atau pendapatan dan pembelian maupun beban-beban serta prive) yang belum disesuaikan dengan
keadaan yang sebenarnya sampai dengan ahir periode berjalan, dengan demikian dalam neraca saldo
masih terkandung akun-akun nominal periode tersebut misalnya akun pendapatan atau penjualan dan
pembelian atau beban-beban, atau dengan kata lain pada neraca saldo memuat saldo akun atau rekening
yang ada pada buku besar sebelum jurnal penyesuaian diposting ke buku besar. Pada neraca saldo setelah
penyesuaian memuat daftar akun-akun rill maupun akun nominal yang sudah disesuaikan dengan keadaan
yang sebenarnya sampai dengan ahir periode akuntansi berjalan yaitu dengan penyusunan jurnal
penyesuaian yang disusun berdasarkan bukti memorial suatu perusahaan atau organisasi ekonomi atau
dengan kata lain neraca saldo setelah disesuaikan memuat saldo akun atau rekening buku besar setelah
jurnal penyesuaian diposting ke buku besar. Sedangkan neraca saldo setelah penutupan hanya berisi atau
terkandung akun-akun rill yang nilainya telah disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya, jadi dalam
neraca saldo setelah penutupan hanya menampilkan saldo-saldo dari akun aktiva perusahaan baik aktiva
lancar maupun aktiva tetap, akun kewajiban atau hutang-hutang dan akun modal ahir perusahaan atau
dengan kata lain neraca saldo setelah penutupan memuat saldo akun atau rekening buku besar setelah
jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke dalam buku besar.
Tujuan penyusunan Neraca Saldo setelah penutupan
Tujuan dari penyusunan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastikan kebenaran buku besar
pada ahir periode yang telah disusun. Buku besar pada ahir periode yang telah disusun dinyatakan benar
apabila setelah disusun neraca saldo penutupan total saldo dalam neraca saldo setelah penutupan
menunjukan angka yang seimbang atau balance antara total saldo debet dan total saldo kredit dalam
neraca saldo penutupan. Apabila dalam neraca saldo setelah penutupan telah menunjukan jumlah saldo
yang seimbang maka dapat dikatakan buku besar penutup yang telah disusun telah benar, dengan
demikian neraca saldo setelah penutupan ini dapat digunakan sebagai acuan pencatatan transaksi
keuangan pada periode selanjutnya.
Berdasarkan penjelasan diatas yaitu tentang tujuan penyusunan neraca saldo penutup maka dapat
disimpulkan bahwa ada 3 (tiga) fungsi dari penyusunan neraca saldo setelah penutupan yaitu sebagai alat
untuk koreksi kebenaran buku besar pada ahir periode, sebagai pencatatan akun-akun rill perusahaan dan
sebagai dasar pembukuan pada periode selanjutnya.
Cara Penyusunan Neraca Saldo setelah penutupan
Setelah mengetahui pengertian dari neraca saldo setelah penutupan dan tujuan dari penyusunan neraca
saldo setelah penutupan, maka selanjutnya adalah pemahaman tentang cara penyusunan neraca saldo
setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan merupakan salah satu tahap dari proses tutup buku
dalam siklus akuntansi. Dalam proses tutup buku dimulai dari pembuatan jurnal penutup dalam periode
berjalan adapun tujuan dari penyusunan jurnal penutup ini adalah untuk menihilkan akun-akun nominal
seperti penjualan atau pendapatan, pembelian atau beban-beban, dan privei periode berjalan. Pengaruh
dari penyusunan jurnal penutup tersebut adalah akun-akun penjualan, pembelian, laba atau rugi dan prive
mempunyai saldo 0, namun sebenarnya saldo tersebut tidak hilang begitu saja namun saldo tersebut
dipindahkan ke akun Modal pemilik dengan demikian adanya pembuatan jurnal penutup akan
mengakibatkan modal pemilik menjadi bertambah apabila dalam perusahaan tersebut mengalami laba
atau menjadi berkurang jika dalam periode persebut mengalami rugi. Setelah jurnal penutup disusun maka
proses tutup buku dilanjutkan dengan pempostingan jurnal penutup ke buku besar yang telah disusun
sebelumnya, dengan pempostingan jurnal penutup ke buku besar tersebut maka akan terlihat jelas fungsi
dari jurnal penutup seperti yang telah diterangkan diatas. Tahap terahir dari proses tutup buku adalah
disusunya neraca saldo setelah penutup yang selanjutnya disusun pula jurnal pembalik dari beberapa
jurnal penyesuaian tertentu antara lain pendapatan yang masih harus diterima, beban yang masih harus
dibayar, pendapatan diterima di muka (jika menggunakan pendekatan laba-rugi) dan beban dibayar
dimuka (jika menggunakan pendekatan laba-rugi), untuk lebih jelasnya tentang jurnal pembalik dapat
dibaca dan dipahami dalam post Hakikat jurnal pembalik, post fungsi jurnal pembalik dan post memahami
jurnal pembalik secara komprehensif
Penyusunan neraca saldo setelah penutup dilakukan dengan memindahkan saldo total masing-masing
akun yang terdapat pada buku besar ahir, yaitu buku besar setelah pempostingan jurnal penyesuaian dan
jurnal penutup kedalam suatu daftar yang berisi kolom nomor akun, nama akun dan saldo akun yang
diposisikan dalam posisi debit atau posisi kredit. Untuk lebih jelasnya proses penyusunan neraca saldo
setelah penutupan diperlihatkan dalam gambar berikut ini:
Demikianlah pembahasan tentang neraca saldo setelah penutupan semoga dapat menambah pemahaman
saudara tentang neraca saldo setelah penutupan khususnya dan akuntansi pada umumnya
Bagaimana cara menyusun jurnal penutup perusahaan dagang? jika itu yang menjadi
pertanyaan saudara, maka saudara tepat sekali berkunjung ke blog akuntansi pendidik, karena disini akan
dijelaskan tentang penyusunan jurnal penutup perusahaan dagang. jurnal penutup perusahaan dagang
dengan jurnal penutup perusahaan jasa pada khakikatnya adalah sama hanya berbeda dari beberapa sudut,
misalnya dalam perusahaan jasa terdapat penutupan pendapatan jasa sedangkan dalam perusahaan
dagang terdapat penutupan penjualan dan sebagainya. untuk memahami jurnal penutup perusahaan
dagang ini maka disarankan kepada anda untuk memahami artikel sebelumnya terkait jurnal penutup
antara lain : hakikat jurnal penutup dan penyusunan jurnal penutup perusahaan jasa diantaranya jurnal
penutup dalam perusahaan perseorangan, Jurnal Penutup dalam perususahaan yang berbentuk CV
maupun PT. Seperti yang saya katakan diawal bahwa sebenarnya jurnal penutup perusahaan dagang tidak
jauh berbeda dengan jurnal penutup perusahaan jasa, perbedaannya hanya sedikit diantaranya adalah
tentang penutupan pemasukan atau penghasilan utama, dalam perusahaan jasa pemasukan utamanya
disebut pendapatan jasa sehingga saat dilakukan tutup buku dibuat jurnal penutup untuk menutup akun
pendapatan jasa yaitu dengan mendebet akun pendapatan jasa dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi
sedangkan dalam perusahaan dagang pemasukan utamanya disebut penjualan sehingga saat dilakukan
tutup buku disusun jurnal penutup untuk menutup akun penjualan yaitu dengan mendebet akun penjualan
dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi. Dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan dagang
terdapat empat ayat jurnal penutup yang dibuat yaitu sebagai berikut:
Ayat jurnal penutup yang pertama Menutup Penjualan
Hal yang pertama harus ditutup adalah akun-akun sementara yang bersaldo kredit, seperti akun penjualan,
Pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Cara menutup akun penjualan adalah dengan mendebet akun
penjualan dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi. jurnal penutup penjualan dapat dilihat dibawah ini:
Penjualan..................Rp xxx
Ikhtisar laba rugi...........Rp xxx
Kondisi Laba
Ikhtisar laba-rugi............Rp xxx
Modal..........................Rpxxx
Kondisi Rugi
Modal.........................Rp xxx
Ikhtisar laba-rugi............Rp xxx
Kesimpulan
Jurnal penutup perusahaan dagang merupakan jurnal yang berfungsi menihilkan atau menghabiskan
(meng-enolkan) akun-akun sementara atau akun nominal dalam perusahaan dagang dengan tujuan agar
pada periode selanjutnya akun-akun nominal pada periode sebelumnya bersaldo 0. Akun-akun sementara
atau akun nominal harus bernilai 0 pada periode selanjutnya karena akun nominal hanya sesuai pada
periode berjalan dan tidak relevan atau tidak sesuai lagi dengan periode berikutnya. Akun-akun nominal
yang harus ditutup dalam perusahaan dagang adalah akun penghasilan (pemasukan) seperti penjualan dan
pendapatan bunga atau pendapatan lainnya, akun beban-beban, akun retur penjualan, akun potongan
penjualan, diskon penjualan, harga pokok penjualan, akun ikhtisar laba-rugi, dan akun prive. Demikianlah
pembahasan penyusunan jurnal penutup perushaan dagang dalam blog akuntansi pendidik, semoga
membawa manfaat untuk anda.
3. Retur Pembelian
Akun retur pembelian sebesar Rp 1.350.000 berada diposisi debet, karena akun retur pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagai berikut:
Retur Pembelian Rp 1.350.000
HPP Rp 1.350.000
4. Potongan Pembelian
Potongan pembelian sebesar Rp 276.000, Berada diposisi kredit, karena akun potongan pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:
Potongan pembelian Rp 276.000
HPP Rp 276.000
5. Persediaan ahir barang dagangan
Akun persediaan ahir barang dagangan didebet, karena persediaan ini belum dicatat dalam neraca saldo,
akun ini juga akan mengurangi HPP sehingga dalam akun HPP dicatat disisi kredit. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:
Persediaan Barang dagangan Rp 7.900.000
HPP Rp 7.900.000
6. Penyusutan inventaris
Beban penyusutan inventaris terjadi karena terpakainya inventaris tersebut sepanjang periode operasi
perusahaan, dilain pihak, penurunan nilai inventaris ini dicatat dalam akumulasi penyusutan inventaris
dengan jumlah yang sama.
Perhitungan penyusutan inventaris bulan september 2012 adalah:
Penyusutan dalam 1 tahun:
15% x 4000.000 = Rp 600.000
Penyusutan dalam 1 bulan:
Rp 600.000 : 12 = Rp 50.000.
Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan Inventaris Rp 50.000
Akl. Penyusutan Inventaris Rp 50.000
7. Penyesuaian Perlengkapan
Perlengkapan yang telah terpakai selama periode operasi perusahaan diperlakukan sebagai beban, bukan
lagi sebagai harta sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi saldo perlengkapan
tersebut.
Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaiakan perlengkapan adalah sebagai berikut:
Beban Perlengkapan Rp 192.000
Perlengkapan Rp 192.000
8. Penyesuaian Sewa dibayar dimuka
Beban sewa yang dibayarkan sebesar Rp 500.000, Namun beban sewa yang terjadi selama satu periode
bejalan (1 bulan) adalah sebesar Rp 250.000, Hal ini berarti Saldo beban sewa dibayar dimuka berkurang
sebesar jumlah saldo beban sewa yang telah terjadi, sehingga perlu dibuat penyesuaian.
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebgai berikut:
Sewa gudang dibayar dimuka Rp 250.000
Beban sewa gudang Rp 250.000
9. Biaya Iklan yang belum dibayar
Biaya iklan yang menjadi beban dalam periode akuntansi tersebut adalah Rp 20.000 karena belum dibayar,
sehingga terjadi utang iklan dengan jumlah yang sama.
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Beban Iklan Rp 20.000
Utang iklan Rp 20.000
Setelah memahami penyusunan jurnal penyesuaian baik dengan pendekatan aba-rugi maupun HPP,
disarankan kepada anda untuk memahami cara menghitung Harga Pokok Penjualan dalam laporan laba
rugi. Demikianlah pembahasan Cara menyusun jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP semoga
bermanfaat
2 Comments
Akuntansi dasar
25 October 2012
Jurnal Penyesuaian merupakan jurnal yang harus disusun karena terdapat kondisi keuangan yang
perlu disesuaiakan. Kondisi keuangan yang perlu disesuaikan tersebut terkait dengan berkurangnya atau
bertambahnya nilai suatu akun. Misalnya saja terdapat penyusutan nilai mesin atau gedung, ataupun adaya
penambahan utang gaji dan sebagainya, untuk lebih jelas silahkan baca postingan sebelumnya tentang
Hakikat jurnal penyesuaian.
Dalam Postingan ini akan di jelaskan tentang:
Tips menganalisis ayat jurnal penyesuaian dengan benar
Agar lebih memahami teknik penyusunan jurnal penyesuaian maka dalam pembahasan ini akan dilakukan
dengan menyediakan soal dan pembahasan penyusunan jurnal penyesuaian, Silahkan anda baca dan
pahami dahulu soal (transaksi dan ayat jurnal penyesuaian dibawah ini)
Jika anda bertanya mengapa dalam jurnal penyesuaian nilai sewa dibayar dimuka dan beban sewa sebesar
RP 550.000 Bukan Rp 50.000????
Maka jawabnya adalah:
Karena pada saat transaksi pembayaran sewa ruangan pada tanggal 3 mei sebesar 600.000 dijurnal umum
dicatat sebagai beban, untuk jelasnya sbb:
Beban sewa ruangan ....... Rp 600.000
Kas .......................Rp 600.000
Sedangkan beban sewa ruangan yang dicatat tersebut diatas untuk satu tahun padahal sekarang baru
berjalan satu bulan, sehingga agar dalam laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi akun beban sewa
menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000
maka disusun Jurnal Penesuaian sebagai berikut:
Nah jika kita perhatikan akun beban sewa dalam jurnal umum posisinya adalah Debit sebaliknya akun
beban sewa dalam jurnal penyesuaian posisinya Kredit, sehingga saldo beban sewa diperoleh dari nilai
beban sewa debit dikurangi nilai beban sewa kredit. Jadi dalam laporan laba rugi nilai akun beban sewa
adalah:
Rp 600.000 - Rp 550.000 = Rp 50.000. Dengan demikian akun beban sewa dalam laporan laba-rugi
menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000.
1 Comment
Akuntansi dasar
21 September 2012
Selamat pagi sahabat blog akuntansi pendidik yang saya banggakan, saudara pasti sedang berusaha
memahami jurnal penyesuaian, sebagian orang berpendapat bahwa jurnal penyesuaian merupakan
salah satu materi akuntansi dasar yang sulit, saya harap saudara tidak berpendapat seperti itu, apabila saat
ini saudara berpendapat seperti itu ayo segera rubah mind set saudara yakinkan dalam pikiran saudara
bahwa jurnal penyesuaian itu mudah untuk dipahami. Untuk memulai memahami materi jurnal
penyesuaian di artikel ini akan dibahas tentang apa itu jurnal penyesuaian, mengapa harus menyusun
jurnal penyesuaian dan bagaimana cara menyusun jurnal penyesuaian. secara lebih detail silahkan pahami
pemaparan berikut ini.
Jurnal penyesuaian diartikan sebagai jurnal yang disusun untuk menyesuaikan saldo akun atau rekening
yang belum menunjukan saldo sebenarnya ke saldo yang sebenarnya pada ahir periode akuntansi.
Berdasarkan pengertian jurnal penyesuaian tersebut dapat dipahami bahwa jurnal penyesuaian bertujuan
untuk menyesuaikan saldo akun tertentu pada suatu periode, bukan membenarkan kesalahan dalam
pencatatan.
Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penjurnalan atau pencatatan transaksi keuangan maka
kesalahan tersebut dapat diselesaikan dengan "jurnal koreksi", jadi jurnal penyesuaian berbeda dengan
jurnal koreksi. untuk memahami tentang jurnal koreksi lebih lanjut silahkan baca artikel menyusun jurnal
koreksi. Dengan penyusunan jurnal penyesuaian maka akan membuat pengukuran laba-rugi periode
tersebut lebih akurat dan membuat nilai aktiva dan kewajiban yang sesuai dengan periode tersebut
sehingga akan menghasilkan laporan keuangan yang benar dan penyajian aktiva dan pasiva dalam neraca
saldo setelah penutup juga menampilkan saldo yang benar dan sesuai dengan kondisi perusahaan.
Contoh :
Tanggal 31 Desember sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa kamar sebesar Rp 500.000; karena
pembayaran baru dilakukan pada saat check out.
Dari kondisi tersebut maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
B. Biaya yang masih harus dibayar atau utang biaya
Merupakan biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat oleh perusahaan dan
belum dibayarkan secara tunai atau per kas.
Contoh :
Suatu perusahaan belum membayar gaji karyawan sebesar Rp 500.000;
Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Dalam akuntansi, penerimaan uang yang jasanya belum diberikan kepada pihak pembayar disebut
"Pendapatan Diterima Dimuka". Terdapat 2 cara pencatatan atas "Pendapatan Diterima Dimuka", yaitu:
Pendekatan Hutang dan Pendekatan Pendapatan. Misalkan untuk pembahasan berikut, Maskapai
Penerbangan Garuda pada tanggal 1 Desember th X menjual tiket pesawat dengan total harga Rp
15.000.000,00. Sampai dengan 31 Desember th X harga tiket atas penumpang yang sudah diberangkatkan
berjumlah Rp 9.000.000,00.
1. Pendekatan Hutang
Jurnal yang dibuat adalah mendebet rekening Kas dan mengkredit rekening Pendapatan Diterima Dimuka.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan tiket pada tanggal 1 Desember (Jurnal Umum) adalah:
Selanjutnya pada tanggal 31 Desember, karena maskapai penerbangan tersebut telah menerbangkan
penumpang dengan nilai Rp 9.000.000,00 maka perusahaan tersebut akan mengakui pendapatan tiket
sebesar Rp 9.000.000,00. Jumlah ini akan dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Sementara itu harga tiket
sebesar Rp 6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih berstatus "Pendapatan Diterima Dimuka"
dan jumlah ini akan dilaporkan dalam neraca.
Untuk itu jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah:
2. Pendekatan Pendapatan
Dengan pendekatan ini, Jurnal transaksi pada tanggal 1 Desember adalah sbb:
1. Pendekatan Harta
Rekening harta dalam ilustrasi ini adalah "Iklan dibayar di muka
Jurnal saat terjadi transaksi yaitu tanggal 1 Agustus 2012
Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2012, perusahaan A baru menikmati jasa iklan selama 5 bulan
terhitung dari bulan Agustus sampai bulan desember, sehingga biaya iklan untuk 5 bulan (Rp
5.000.000,00) harus dicatat di rekening "Biaya iklan" untuk dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi
sedangkan sisanya yaitu Rp 7.000.000 belum diakui sebagai biaya tetapi diakui sebagai piutang iklan atau
disebut juga iklan dibayar di muka.
Dengan demikian jurnal penyesuaian yang disusun oleh perusahaan A adalah sebagai berikut:
2. Pendekatan Beban
Rekening beban maupun biaya dalam ilustrasi di atas adalah biaya iklan
Jurnal saat transaksi yaitu pada tanggal 1 agustus 2012 adalah sebagai berikut:
Perlengkapan perlu dibuatkan jurnal penyesuaian karena perlengkapan yang sudah terpakai dicatat atau
diakui sebagai beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi.
Contoh :
Pada neraca saldo tanggal januari 1988 Saldo perlengkapan sebesar 137.450 Perlengkapan yang masih
tersisa tanggal 31 Desember 1998 sebesar Rp. 47.900.
Jawab :
Jumlah perlengkapan yang tersisa Rp. 47.900, berarti pemakaian perlengkapan tahun 1998 adalah Rp.
89.550 (Rp. 137.450 Rp. 47.900),
Maka jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sbb:
Merupakan penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
Semua aktiva tetap selain tanah sesuai dengan prosedur dalam akuntansi akan mengalami penyusutan atau
pengurangan nilai sehingga harus dibuatkan akumulasi penyusutan untuk mecatat nilai aktiva tetap yang
telah disusutkan. Dalam menghitung nilai penyusutan aktiva tetap dikenal beberapa metode , salah satunya
adalah metode garis lurus.
Contoh :
Sebuah aktiva tetap dalam hal ini kendaraan dibeli dengan harga Rp 126.000.000,- diperkirakan umur
ekonomis mobil tersebut adalah 14 tahun, apabila perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam
menghitung nilai penyusutan aktiva tetap, berapa beban penyusutan mobil tersebut setiap tahun? buatlah
jurnal penyesuaian untuk penyusutan mobil tersebut!
Kesimpulan
Jurnal Penesuaian merupakan jurnal yang dibuat untuk menyesuaiakan saldo rekening-rekening yang
belum menunjukan saldo yang sebenarnya ke saldo yang sebenarnya sampai dengan ahir periode
akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun setelah kita menyusun Neraca Saldo, setelah neraca saldo disusun
maka disusunlah jurnal penyesuaian, jika terdapat akun atau rekening yang belum sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Jika neraca saldo dan jurnal penyesuaian telah tersusun maka akan dapat disusun neraca
saldo yang telah disesuaikan, yang kemudian akan dijadikan sumber dalam penyusunan laporan keuangan.
Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan maka dibuatlah Neraca Lajur atau Kertas Kerja, Jika
anda sudah memahami hakikat jurnal penyesuaian saya sarankan untuk berlatih menyusun jurnal
penyesuaian untuk mengetes kemampuan anda. jika anda memerlukan soal dan pembahasan tentang jurna
penyesuaian silahkan baca studi kasus jurnal penesuaian
Demikianlah pembahasan cara penyusunan jurnal penyesuaian dengan penalaran, semoga dapat
membantu anda
Add Comment
Akuntansi dasar
28 December 2012
Penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan dagang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
penyusunan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa. Namun dalam perusahaan dagang terdapat ayat
jurnal penyesuaian yang tidak terdapat dalam perusahaan jasa, yaitu ayat jurnal penyesuaian untuk
persediaan barang dagangan. Persediaan barang dagangan harus dilakukan penyesuaian karena pada ahir
periode akuntansi jumlah persediaan awal barang dagangan disesuaikan menjadi persediaan ahir barang
dagangan.
Dalam pencatatan ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan terdapat dua pendekatan
yang ada dalam teori akuntansi yaitu pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan HPP. Ketika
perusahaan memutuskan untuk menggunakan pendekatan ikhtisar laba-rugi dalam pencatatan ayat jurnal
penyesuaian persediaan barang dagangan, maka ada dua langkah yang dilakukan yaitu:
1. Memindahkan jumlah persediaan awal barang dagangan ke akun baru, yaitu akun ikhtisar laba-rugi.
Akibat dari langkah ini adalah terjadi perubahan status akun persediaan barang dagangan yang tergolong
dalam akun rill menjadi akun ikhtisar laba rugi yang tergolong dalam akun nominal, hal ini karena
persediaan awal merupakan bagian dari harga pokok barang yang telah terjual.
2. Menimbulkan (mendebet) jumlah akun persediaan ahir barang dagangan dan mengkredit akun ikhtisar
laba rugi untuk melihat pengurangan nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.
Apabila dilakukan pencatatan, maka kedua langkah diatas dibuatkan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
langkah 1
Ikhtisar laba-rugi..................RP xxx
Persediaan barang dagangan........Rp xxx
Langkah 2
Persediaan barang dagangan .........Rp xxx
Ikhtisar laba-rugi ...............Rp xxx
Jurnal diatas merupakan jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaian akun persediaan barang
dagangan menggunakan pendekatan ikhtisar laba-rugi, apabila anda telah memahami postingan ini
silahkan pahami penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP.
Seperti yang dikatakan diawal bahwa sebenarnya cara menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang
tidak jauh berbeda dengan penyusunan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa, adapun ayat jurnal
penyesuaian yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi penyesuaian untuk akun persediaan barang
dagangan, akun beban dibayar dimuka, pemakaian aktiva lancar (misalnya pemakaian perlengkapan),
penyusutan aktiva tetap, dan beban yang belum dibayar.
Untuk memperjelas pemahaman tentang jurnal penyesuaian perusahaan dagang silahkan anda pahami
ilustrasi berikut ini:
Buatlah ayat jurnal penyesuaian berdasarkan data diatas dengan menggunakan pendekatan ikhtisar laba-
rugi!
b. Penyusutan inventaris
Beban penyusutan inventaris terjadi karena terpakainya inventaris tersebut sepanjang periode operasi
perusahaan, dilain pihak, penurunan nilai inventaris ini dicatat dalam akun baru yaitu akumulasi
penyusutan inventaris dengan jumlah yang sama.
Perhitungan penyusutan inventaris bulan september 2012 adalah:
Penyusutan Inventaris dalam 1 tahun
Penyusutan inventaris sebesar 15% pertahun dari nilai inventaris dalam neraca,
Perhitungan 15% x 4000.000 = Rp 600.000
Penyusutan inventais 1 bulan berjalan (september)
Perhitungan Rp 600.000 : 12 = Rp 50.000.
Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan Inventaris Rp 50.000
Akl. Penyusutan Inv Rp 50.000
c. Penyesuaian Perlengkapan
Perlengkapan yang telah terpakai selama periode operasi perusahaan diperlakukan sebagai beban, bukan
lagi sebagai harta sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi saldo perlengkapan
tersebut.
Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaiakan perlengkapan adalah sebagai berikut:
Beban Perlengkapan Rp 192.000
Perlengkapan Rp 192.000
Buku besar pembantu dapat diartikan sebagai buku besar yang disusun untuk membantu merinci
Akun piutang, utang dan persediaan barang dagangan yang terdapat pada buku besar utama.
Pencatatan ke dalam buku besar pembantu berdasarkan data dalam jurnal khusus yang bersangkutan atau
langsung dari bukti transaksi, apabila pencatatan dilakukan berdasarkan bukti transaksi, maka saat terjadi
transaksi keuangan yang melibatkan akun piutang, utang atau persediaan dilakukan pencatatan ke dalam
buku besar pembantu. Transaksi yang melibatkan munculnya,bertambah atau berkurannya piutang, utang
atau persediaan barang antara lain pembelian barang dagangan secara kredit, penjualan barang dagangan
secara kredit dan sebagainya.
Buku besar pembantu mempunyai 3 (tiga) jenis yaitu buku besar pembantu piutang, buku besar pembantu
utang dan buku besar pembantu persediaan barang dagangan. Secara lebih detail berikut ini dijelaskan
tentang jenis buku besar pembantu.
1. Buku besar pembantu piutang
Buku besar pembantu piutang merupakan buku besar yang digunakan untuk mencatat besarnya piutang
yang terdapat pada buku besar utama, berdasarkan nama-nama orang atau pihak yang berhutang (debitur)
2. Buku besar pembantu Utang
Buku besar pembantu utang merupakan buku besar yang digunakan untuk mencatat rincian besarnya
utang yang terdapat pada buku besar utama, berdasarkan nama-nama orang atau pihak yang memberi
utang (kreditur)
3. Buku besar pembantu persediaan barang dagangan
Buku besar pembantu persediaan barang dagangan merupakan buku besar yang dgunakan untuk mecatat
rincian nama barang dagangan berdasarkan jenis barang.
Sebagai contoh berikut ini diambilkan data yang terdapat pada postingan sebelumnya tentang Penyusunan
Jurnal Khusus Berdasarkan data yang terdapat dalam jurnal penerimaan kas, jurnal penjualan dan jurnal
umum yang terdapat pada jurnal khusus, maka disusun buku besar pembantu piutang sebagai berikut:
Apabila saudara telah memahami pembahasan ini silahkan anda memahami pembahasan selanjutnya
tentang penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang ada dalam blog ini. Demikianlah
pembahasan Khakikat buku besar pembantu dalam blog akuntansi pendidik
Proses Posting Buku Besar pada Perusahaan Dagang
Dalam Akuntansi terdapat dua jenis Buku besar, yaitu Buku besar utama atau general ledger dan
buku besar pembantu.
Buku besar utama merupakan buku besar yang berisi tentang kumpulan dari beberapa akun yang saling
berhubungan dan merupakan satu kesatuan tersendiri. Sedangkan buku besar pembantu adalah buku
besar yang dibuat untuk mempermudah dalam merinci informasi yang terdapat dalam salah satu akun
buku besar utama. Untuk lebih jelas tentang buku besar pembantu dapat anda baca dalam postingan
Hakikat dan fungsi buku besar pembantu.
Dalam postingan ini akan dibahas tentang Buku besar utama lebih khususnya tentang Pempostingan jurnal
khusus ke Buku Besar. Untuk dapat memindahkan atau pempostingan jurnal khusus ke dalam buku besar
utama ada beberapa langkah mudah yang harus dilakukan, Langkah-langkah pempostingan jurnal khusus
ke dalam buku besar antara lain sebagai berikut:
1. Menjumlahkan saldo-saldo setiap kolom yang terdapat pada jurnal khusus
2. Memindahkan saldo-saldo dalam jurnal khusus yang telah dijumlahkan tadi ke akun yang bersangkutan,
dimana jika saldo dalam jurnal khusus berada diposisi debet maka dipindahkan ke dalam buku besar juga
harus pada posisi debet, begitu juga sebaliknya jika saldo dalam jurnal khusus berada diposisi kredit maka
dipindahkan ke dalam buku besar juga harus pada posisi kredit.
3. Menuliskan nomor kode akun yang bersangkutan dalam buku besar sebagai tanda pemindah bukuan.
4. Menuliskan Kode Halaman jurnal khusus ke dalam kolom Ref dalam buku besar.
5. Ketika melakukan pemindahbukuan akun-akun yang ada dalam kolom serba-serbi jurnal khusus, maka
tulislah nomor kode akun pada kolom ref yang ada dikolom serba-serbi, sebagai tanda pemindah bukuan.
Agar lebih mudah dalam memahami penjelasan di atas silahkan anda lihat gambar Proses
pemindahbukuan Jurnal khusus ke buku besar berikut ini:
Demikianlah pembahasan Proses Posting Buku Besar pada Perusahaan Dagang dalam blog akuntansi
pendidik, Pembahasan yang telah dipaparkan merupakan pembahasan bagaimana proses pempostingan
jurnal khusus ke dalam buku besar, proses pempostingan ini pada umumnya diterapkan pada perusahaan
dagang, sedangkan pempostingan jurnal umum ke dalam buku besar secara umum diterapkan oleh
perusahaan jasa. Baik pempostingan yang diterapkan oleh perusahaan dagang maupun perusahaan jasa
pada prinsipnya adalah sama hanya berbeda sedikit saja, jika ingin mengetahui lebih jelas tentang
pempostingan jurnal umum ke dalam buku besar silahkan baca "buku besar".
Kesimpulan
Setelah Melakukan pencatatan transaksi keuangan kedalam jurnal khusus maka dilanjutkan dengan
rekapitulasi jurnal khusus untuk mengetahui apakah jurnal khusus yang disusun sudah tepat atau belum,
atau tahap rekapitulasi dapat diabaikan dan langsung melakukan posting ke buku besar utama. Buku besar
utama merupakan buku besar yang berisi tentang kumpulan dari beberapa akun yang saling berhubungan
dan merupakan satu kesatuan tersendiri. Demikianlah pembahasan proses posting buku besar pada
perusahaan dagang, semoga bermanfaat
Kesimpulan
Rekapitulasi merupakan rangkuman dari jurnal khusus yang menunjukan adanya keseimbangan atau
ketidakseimbangan antara saldo debet dan saldo kredit. Tujuan dilakukan rekapitulasi jurnal khusus
adalah untuk mengecek apakah jurnal khusus yang disusun sudah benar atau belum. Jurnal khusus
dikatakan sudah benar apabila setelah dilakukan rekapitulasi menunjukan adanya keseimbangan saldo
debet dan saldo kredit, sebaliknya jika terdapat ketidakseimbangan saldo debet dan kredit maka dapat
dikatakan jurnal khusus yang disusun belum benar. Rekapitulasi jurnal khusus tidak wajib dilakukan,
dengan kata lain dalam siklus akuntansi rekapitulasi boleh disusun namun boleh juga tidak disusun karena
tujuan rekapitulasi hanya untuk mengecek kebenaran suatu jurnal khusus, jadi jika telah dapat dipastikan
dalam jurnal khusus tidak terdapat kekeliruan kita boleh langsung memposting ke dalam buku besar tanpa
menyusun rekapitulasi. Setelah anda menguasai makna, tujuan dan cara menyusun rekapitulasi, maka
disarankan kepada anda untuk memahami pembahasan materi akuntansi berikutnya akan tentang
pempostingan jurnal khusus ke dalam buku besar. Demikian pembahasan tentang Makna dan tujuan
rekapitulasi jurnal khusus, dalam blog akuntansi pendidik, semoga dapat menjadi media belajar anda.
6 Comments
Akuntansi dasar
12 December 2012
Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan sebagai tempat pencatatan transaksi keuangan
berdasarkan kelompok transaksi yang sejenis. Seperti yang telah dibahas dalam postingan Khakikat Jurnal
Khusus dalam akuntansi bahwa jurnal khusus menjadi strategi pencatatan yang dipilih perusahaan atau
organisasi ekonomi tertentu karena dengan jurnal khusus pencatatan yang dilakukan akan lebih efektif
ketika perusahaan tersebut dihadapkan pada jumlah transaksi keuangan yang banyak namun transaksi-
teransaksi tersebut masih sejenis. Dalam pembahasan ini penulis akan membahas proses pencatatan
jurnal khusus pada perusahaan dagang, metode yang digunakan dalam pembahasan ini bersifat
praktik.
Maksud dari metode praktik disini adalah pembahasan yang didahului dengan pemahaman ilustrasi yang
disampaikan kemudian pembaca diberi kesempatan untuk berusaha menyusun jurnal khusus berdasarkan
ilustrasi tersebut, diahir pembahasan penulis jelaskan pembahasan tentang penyusunan jurnal penutup
secara tepat yang dapat pembaca jadikan rujukan setelah pembaca berusaha menyusun jurnal khusus
secara mandiri berdasarkan ilustrasi yang diberikan. Baik langsung saja, silahkan saudara pahami ilustrasi
berikut ini:
Pada tanggal 1 September 2012, PT Gemilang jaya mempunyai data sebagai berikut:
Kas Rp 8.200.000
Piutang Rp 2.600.000
Perlengkapan Rp 250.000
Persedian barang dagangan Rp 7.500.000
Inventaris Rp 9.000.000
Akumulasi penyusutan Inventaris Rp ( 650.000)+
Total Rp 26.900.000
Utang Rp 12.900.000
Modal, Andi Rp 14.000.000+
Total Rp 26.900.000
Berdasarkan ilustrasi diatas sekarang cobalah untuk menyusun jurnal khusus yang diperlukan!!!
Setelah anda memahami data dan transaksi dalam ilustrasi di atas disarankan untuk berusaha terlebih
dahulu untuk menyusun jurnal khusus yang diperlukan sesuai dengan kemampuan anda, Setelah selesai
menusun jurnal khusus tersebut, dipersilahkan bagi saudara untuk mencocokan jawaban anda dengan
pembahasan berikut ini:
Pembahasan soal jurnal khusus Perusahaan Dagang
Penyusunan Jurnal Khusus Penjualan
Transaksi yang dicatat dalam jurnal penjualan adalah transaksi penjualan barang dagangan secara kredit,
dimana transaksi ini mengakibatkan saldo piutang dagang bertambah dan saldo penjualan bertambah.
Pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan piutang dagang adalah dengan mendebet
piutang dagang, sedangkan pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan penjualan adalah
mengkredit Penjualan. Dengan demikian jurnal khusus penjualan disusun sebagai berikut:
.
Syarat pembayaran dalam perdagangan
Andi Pujianto
4 Comments
Akuntansi dasar
05 December 2012
Syarat pembayaran atau dikenal juga dengan termin pembayaran dapat diartikan sebagai perjanjian
antara penjual dan pembeli dalam hal pembayaran utang-piutang dengan tujuan untuk mempercepat
proses utang-piutang. Jadi dengan adanya syarat pembayaran ini diharapkan dapat mempercepat
penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan yang timbul karena adanya penjualan kredit. Disamping
untuk mempercepat penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan yang timbul karena adanya penjualan
kredit keberadaan syarat pembayaran ini juga menjadi cara untuk meningkatkan volume penjualan, karena
dengan adanya syarat pembayaran tersebut akan memudahkan dan merangsang konsumen dalam membeli
barang yang dijual oleh suatu perusahaan dagang meski uang yang dimiliki belum cukup, karena
pembelian dilakukan dengan kredit disertai adanya potongan harga yang diberikan penjual. Dengan
meningkatnya volume penjualan maka diharapkan laba perusahaan akan meningkat.Agar anda dapat
menguasai pembahasan tentang syarat pembayaran ini, maka disarankan memahami materi tentang
macam-macam transaksi keuangan dalam perusahaan dagang pada post sebelumnya.
Pemahaman tentang syarat pembayaran dalam perdagangan merupakan hal yang penting karena jika
salah dalam memaknai arti dari sebuah syarat pembayaran akan berakibat kekeliruan dalam informasi
keuangan yang dihasilkan perusahaan. Untuk memahami arti dari syarat pembayaran, silahkan anda
pahami contoh dan makna syarat pembayaran berikut ini:
5/10, n/30 Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian kredit yang
dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut mendapat
potongan harga 5% dari harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 10
atau selambat-lambatnya hari ke 30 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak mendapat
potongan harga.
5/10, 3/15, n/30 Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian kredit yang
dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut mendapat
potongan harga 5% dari harga barang yang dibeli, jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 10
sampai hari ke 15 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut mendapat potongan harga 3% dari
harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 15 atau selambat-
lambatnya hari ke 30 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak mendapat potongan harga.
3/10, n/60 Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian kredit yang
dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut mendapat
potongan harga 3% dari harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 10
atau selambat-lambatnya hari ke 60 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak mendapat
potongan harga.
Pembahasan:
Dalam transaksi tanggal 1 Oktober 2012 diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Pembelian yang dilakukan adalah pembelian secara kredit, hal ini terlihat dalam transaksi tersebut
terdapat syarat pembayaran (3/10, n/30).
b. Syarat pembayaran 3/10,n/30 bermakna Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian
kredit yang dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut
mendapat potongan harga 3% dari harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah
hari ke 10 atau selambat-lambatnya hari ke 30 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak
mendapat potongan harga
c. Perusahaan melakukan pembayaran pada tanggal 10 oktober, dengan demikian masih dalam rentan
waktu pembayaran dengan mendapat potongan harga sebesar 3%.
Potongan Harga yang didapatkan perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:
Potongan Harga = 3% x 1.450.000
= Rp 43.500
Jurnal yang dibuat perusahaan adalah sebagai berikut:
Jurnal tanggal 1 Oktober 2012
Pembelian Rp 1.450.000
Utang Dagang Rp 1.450.000
Kesimpulan
Syarat pembayaran dibuat dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan uang dari Piutang dagang yang
timbul karena penjualan kredit. Jika dalam transaksi pembelian terdapat syarat pembayaran maka dapat
dipastikan transaksi pembelian tersebut dilakukan secara kredit. Bentuk syarat pembayaran bervariasi
sesuai kebijakan masing-masing perusahaan, contohnya 6/12. n/30 atau yang lainnya.Terimakasih telah
membaca postingan di blog akuntansi pendidik, semoga pengetahuan anda semakin meningkat setelah
membaca postingan ini khususnya tentang syarat pembayaran dalam perdagangan. Wasalamualaikum
wr.wb.
- Pada tanggal 13 Januari 2011 dibayar pembelian tanggal 3 januari 2011 pada toko maju.
- Pada tanggal 21 Januari 2011 diterima pembayaran sebagai pelunasan transaksi tanggal 15 januari 2011
dari toko Jaya.
Dalam penyusunan jurnal penutup bagian pertama ini, akan dijelaskan cara penyusunan jurnal penutup
pada perusahaan yang berbentuk perseorangan. Dalam perusahaan perseorangan terdapat 4 (empat)
jurnal penutup yang harus dibuat yaitu menutup rekening pendapatan, Rekening beban, rekening laba atau
rugi yang dialami selama satu periode dan rekening Prive. Metode atau cara yang akan digunakan untuk
menjelaskan penyusunan jurnal penutup dalam pembahasan ini adalah dengan metode penalaran dengan
memanfaatkan logika yang mudah diterima. Untuk memulai pembahasan ini terlebih dahulu silahkan anda
baca dan pahami data berikut ini:
Salon efi pada ahir bulan Mei 2012 memiliki data-data pendapatan jasa yang diperoleh, beban-beban yang
dikeluarkan dan prive yang dilakukan selama satu bulan, adapun jumlah dari masing-masing akun tersebut
adalah sebagai berikut:
Data diatas dapat diambil dari kolom Neraca Saldo yang telah disesuaikan dalam neraca lajur atau kertas
kerja, selain itu data tersebut juga dapat dilihat dari jurnal umum dan jurnal penyesuaian yaitu dengan cara
mengelompokan saldo pendapatan, saldo beban dan prive. Dari data tersebut maka dapat ditemukan
besarnya laba atau rugi yaitu dengan membandingkan antara saldo pendapatan dan saldo beban, dengan
cara ini didapatkan saldo laba Rp 1.450.000 yang diperoleh dari perhitungan:
Laba = Pendapatan - Beban
Laba = 3.250.000 - 1.800.000
Laba = Rp 1.450.000
Setelah didapatkan saldo-saldo rekening atau akun yang harus dibuatkan jurnal penutup selanjutnya akan
dibahas secara mudah dan cepat cara penyusunan jurnal penutup, silahkan baca dan pahami
pembahasan berikut ini:
Cara Menyusun Jurnal Penutup Perusahaan Perseorangan
1. Menutup Rekening atau akun Pendapatan.
Saldo normal pendapatan (saat terjadi penerimaan atau penambahan pendapatan) berada diposisi kredit,
sehingga karena kita akan menutup saldo pendapatan atau meng-enolkan (0) saldo pendapatan maka kita
rubah posisinya menjadi kebalikannya yaitu "Debit"
Sedangkan yang berada diposisi Kredit adalah ikhtisar laba-rugi dengan jumlah saldo yang sama dengan
saldo pendapatan.
Jadi Jurnal penutup untuk menutup rekening pendapatan salon efi pada bulan mei 2012 adalah :
Pendapatan .............. Rp 3.250.000
Ikhtisar laba-rugi ........Rp 3.250.000
Setelah memahami cara membuat jurnal penutup pada perusahaan perseorangan, maka disarankan
kepada saudara memahami juga cara menyusun jurnal penutup persekutuan dan perusahaan perseroan
b. Hasil pembagian laba atau rugi dipindahkan dari akun laba rugi ke akun modal melalui akun prive
masing-masing.
d. Para sekutu diperbolehkan melakukan penarikan (prive) dalam batas tertentu, sehingga akun prive juga
lebih dari satu.
Dengan kondisi diatas maka dalam perusahaan persekutuan akan memiliki perbedaan dalam penyusunan
jurnal penutup khususnya dalam "penutupan struktur modal", sedangkan penutupan pendapatan dan
beban penyusunan jurnal penutupnya sama dengan perusahaan perorangan.
Agar lebih memahami tentang jurnal penutup pada perusahan persekutuan berikut ini diberi contoh proses
penutupan yang terjadi di CV Tiga putri kembar. CV Tiga Putri kembar dengan anggota sekutu Efi,
Mayla dan Shofa, selama periode 2012 memperoleh laba bersih Rp. 600.000.000,-. Dalam perjanjian,
laba bersih akan dibagi sama rata untuk setiap sekutu sekutu. Saldo akun prive dalam buku besar
sebelum penutupan, terlihat sebagai berikut: Prive, Efi senilai Rp. 5.000.000,-, Prive Mayla senilai Rp.
40.000.000,- dan Prive Shofa senilai Rp. 25.000.000.
Setelah dipindahkan ke akun ikhtisar laba rugi maka saldo ikhtisar laba rugi sebesar Rp. 600.000.000,-
dan saldo ini akan dibagi ke para sekutu. Laba/rugi sebesar Rp. 600.000.000,- dipindahkan ke akun prive
masing- masing sekutu dengan jurnal penutup sebagai berikut:
Berdasarkan jurnal penutup ini terlihat bahwa Hasil pembagian laba atau rugi dipindahkan dari akun
laba rugi ke akun modal melalui akun prive masing-masing.
Setelah jurnal penutup di atas diposting maka saldo akun prive masing- masing sekutu sebagai berikut:
Prive, Efi : Rp. 200.000.000 - Rp. 55.000.000 = Rp. 145.000.000
Prive, Mayla : Rp. 200.000.000 - Rp. 40.000.000 = Rp. 160.000.000
Prive, Shofa : Rp. 200.000.000 - Rp. 25.000.000 = Rp. 175.000.000
Jurnal Penutup untuk perusahaan Perseroan
Pada perusahaan perseroan penutupan akun pendapatan dan akun beban akan sama seperti
perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan.
Perbedaannya terletak pada:
a.Penutupan akun laba rugi karena struktur modal pada perusahaan perseroan berupa saham.
b.Para pemegang saham tidak diperkenankan mengambil prive. Bagian laba yang diambil oleh pemegang
saham disebut dividen.
c.Sedangkan laba yang tidak dibagikan ke pemegang saham ditampung dalam akun yang disebut
akun saldo laba/ laba ditahan.
Berikut ini gambaran cara membuat jurnal penutup pada perusahaan perseroan:
Selama tahun 2012 PT Bima sakti telah memperoleh laba sebesar Rp. 5.000.000.000,-. Dari laba yang
diperoleh tersebut, jumlah yang dibagikan kepada pemegang saham adalah Rp. 2.000.000.000,-. Jurnal
yang dibuat sebagai berikut:
Sahabat sekarang blog akuntansi pendidik akan membahas bentuk-bentuk laporan keuangan.
Artikel ini merupakan kelanjutan artikel sebelumnya tentang laporan keuangan yang membahas tentang
deskripsi laporan keuangan yang meliputi sifat-sifat laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan,
tujuan laporan keuangan maupun fungsi laporan keuangan dalam dunia usaha.
Pada umumnya laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis yang utama
antara lain :
1. Laporan laba rugi
Laporan Laba-rugi merupakan jenis laporan keuangan yang menyajikan penghasilan yang diperoleh
perusahaan, biaya-biaya maupun beban yang ditanggung perusahaan, rugi yang diderita atau laba yang
diraih perusahaan dalam periode tertentu (umumnya satu tahun).
2. Laporan perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal suatu
perusahaan dalam periode tertentu.
3. Neraca
Neraca merupakan jenis laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan tentang aktiva (assets),
hutang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada periode tertentu.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan jenis laporan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah perusahaan atau organisasi ekonomi untuk periode
akuntansi tertentu.
Setelah kita mengenal jenis-jenis atau macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan atau
organisasi, agar lebih familiar dengan laporan keuangan maka selanjutnya akan dipaparkan tentang bentuk
laporan keuangan, atau dengan ilustrasi lain dapat diilustrasikan sebagai berikut: Terdapat seorang anak
yang bertanya kepada ibunya tentang kondisi ruang kelas yang baru kepada ibunya, anak itu bertanya
benda-benda apa saja yang ada dalam ruang kela? lalu sang ibu menjawab pertanyaan anaknya bahwa
dalam suatu ruangan kelas terdapat macam-macam benda antara lain meja, kursi, papan tulis dan
sebagainya, namun sang anak belum mengetahui bentuk dari meja, kursi dan papan tulis yang bicarakan
ibunya, tetapi anak tersebut hanya mengetahui bahwa diruangan tersebut ada benda-benda seperti yang
disebutkan ibunya, maka tak lengkap rasanya bagi anak tersebut apabila hanya sekedar mengetahui
macam-macam benda yang dikasih tahu ibunya tanpa mengetahui bentuk-bentuk dari benda yang
dibicarakan ibunya. Nah seperti halnya laporan keuangan apabila dalam artikel ini hanya membahas
macam-macam atau jenis laporan keuangan saja maka dapat dibilang pembahasanya tidak lengkap,
sehingga untuk melengkapi pembahasan artikel ini, dibahas juga tentang bentuk-bentuk laporan keuangan.
Dalam awal pembahasan telah disebutkan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa jenis antara lain
laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, Neraca atau balance sheet dan laporan arus kas. Agar sahabat
dapat memahami dengan baik tentang jenis laporan keuangan tersebut, maka dibawah ini akan dipaparkan
bentuk dari jenis laporan keuangan secara urut. silahkan dipahami dengan baik.
BENTUK LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang menggambarkan secara sistematis tentang penghasilan
perusahaan dalam periode tertentu, biaya-biaya dan beban-beban yang ditanggung perusahaan, laba usaha
yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu atau rugi yang diderita perusahaan dalam periode
tertentu.
Laporan laba-rugi terdiri dari beberapa unsur-unsur penting antara lain:
Dalam perusahaan Jasa:
1. Pendapatan usaha
2. Biaya dan beban operasi usaha
3. Penghasilan dan biaya diluar usaha
4.Pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extra ordinary items)
Perbedaan laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan perusahaan jasa adalah pada unsur harga
pokok penjualan. Dalam perusahaan dagang dalam perhitungan harga pokok penjualan terdapat
perhitungan pembelian bersih sedangkan dalam perusahaan manufaktur tidak terdapat pembelian bersih
tetapi terdapat perhitungan harga pokok produk.
Penghasilan Utama
Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa atau perusahaan manufaktur adalah
berupa hasil penjualan barang dan jasa kepada pembeli, langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.
Harga Pokok Penjualan
Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli
yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi.
Bagi para perusahaan manufaktur harga pokok penjualan meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang atau
produk yang kemudian berhasil di jual selama suatu periode akuntansi.
Biaya Usaha
Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dan penyelenggaraan
fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dipisahkan
menjadi dua bagian yakni biaya penjualan dan biaya umum dan administrasi.
Penghasilan dan Biaya diluar Usaha Pokok
Penghasilan-penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya
dengan usaha pokok perusahaan. Contoh penghasilan diluar usaha pokok antara lain pendapatan bunga
sedangkan biaya diluar usaha pokok misalnya biaya bunga.
Pos-pos Luar Biasa
Pos-pos luar biasa adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang dilakukan atau transaksi
yang bersifat insidentil.
Misalnya : laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap.
Laporan laba-rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu bentuk single step dan bentuk multiple step.
Pada bentuk single step, semua penghasilan darimanapun sumbernya dijumlahkan menjadi satu. Jumlah
ini kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan dan semua biaya yang terjadi selama periode
akuntansi. Sedangkan pada bentuk multiple step,terdapat beberapa tahap yang perlu diikuti sebelum
diperoleh angka atau saldo pendapatan bersih, jadi dalam bentuk multiple step terdapat pemisahan antara
penghasilan yang bersumber dari penghasilan usaha dengan penghasilan diluar usaha. Struktur bentuk
laporan laba rugi yang disajika dalam bentuk multiple step adalah sebagai berikut:
Bentuk Laporan perubahan Modal
Laporan Perubahan modal merupakan jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal suatu
perusahaan dalam periode tertentu. Bentuk laporan perubahan modal antara perusahaan perseroan (PT)
berbeda dengan bentuk laporan perubahan modal untuk Firma, perseorangan dan CV, berikut ini adalah
format untuk laporan perubahan modal untuk perusahaan perseorangan, CV dan firma, sedangkan untuk
melihat bentuk laporan perubahan modal perusahaan perseroan terbatas, dapat diliaha dalam artikel
bentuk laporan keuangan perusahaan manufaktur
BENTUK NERACA
Neraca merupakan jenis laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan tentang aktiva (assets),
hutang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Neraca
disusun pada ahir periode, dalam satu periode akuntansi dapat berahir dalam satu bulan, satu triwulan,
atau satu tahun.
Neraca terdiri dari tiga unsur penting atau utama, yaitu :
a. Aktiva (assets)
b. Kewajiban (liabilities)
c. Modal (owners equity)
Dari ke tiga bagian utama neraca tersebut, dapat dijabarkan lagi bagian- bagian atau komponen-komponen
dari neraca yaitu :
Aktiva (Assets)
Aktiva merupakan sumber-sumber ekonomi perusahaan, baik berupa uang, barang dan hak-hak yang
dijamin oleh udang-undang atau pihak-pihak tertentu yang timbul dari transaksi dan peristiwa masa lalu.
Termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, tetapi akan
dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Aktiva terdiri dari :
1.Aktiva lancar
Yaitu uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi
menjadi uang kas.
2.Investasi Jangka Panjang
Beberapa macam investasi yang bisa berbentuk surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka
panjang yang lain.
3.Aktiva tetap berwujud
Aktiva ini tergantung pada jenis perusahaannya. Yang sering dipakai adalah aktiva tetap. Yaitu aktiva
yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung, mesin dan alat-alat, kendaraan dan
lain-lain.
4.Aktiva tetap tak berwujud
Hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan seperti goodwill, hak
paten, merk dagang, hak cipta dan lain- lain.
5.Aktiva lain-lain
Aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok lain misalnya titipan kepada penjual untuk
menjamin kontrak, bangunan dalam pengerjaan, piutang jangka panjang, uang muka kepada pejabat
perusahaan dan lain- lain.
Kewajiban (liabilities)
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang
disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai akibat
dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
Kewajiban dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu :
1.Kewajiban lancar (current liabilities)
2.Kewajiban jangka panjang ( long term liabilities)
Modal / Ekuitas (owners equity)
Dalam standar akuntansi keuangan ekuitas didefinisikan Ekuitas merupakan bagian hak pemilik
dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak
merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Neraca dapat disajikan dalam skontro (account from) atau dapat juga disebut bentuk T. Bentuk Vertikal
(Report form) atau disebut juga bentuk laporan. Bentuk skontro merupakan bentuk neraca dimana aktiva
disusun dibagian kiri dan passiva disusun dibagian kanan, pasiva terdiri dari kewajiban (hutang) dan
modal. Sedangkan bentuk Vertikal (Report form)
merupakan bentuk penyajian neraca dimana aktiva, hutang dan modal disusun dengan urutan ke bawah
(vertikal). Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, passiva maupun hutang dilakukan
dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T. Bentuk neraca dalam bentuk skontro
adalah sebagai berikut:
BENTUK LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu atau laporan yang menggambarkan arus masuk dan arus keluar
kas atau setara dengan kas pada suatu periode tertentu. Yang dimaksud dengan setara kas adalah investasi
yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Tujuan menyajikan laporan arus kas
adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu.
Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan dalam 3 (tiga) kegiatan sebagai
berikut :
1.Kegiatan operasi perusahaan (operating activity)
2.Kegiatan investasi (investing activity)
3.Kegiatan pembiayaan ( financing activity)
Contoh betuk arus kas yang disajikan dalam metode indirect method adalah sebagai berikut:
Penggolongan Perusahaan dalam dunia usaha
Penggolongan perusahaan dalam dunia usaha merupakan hal yang penting, hal ini karena dalam
dunia bisnis terdapat berbagai jenis perusahaan sehingga untuk mempermudah dalam mengenal,
memahami dan mempelajarinya dalam ilmu ekonomi dan akuntansi dikelompokan atau digolongkan
kedalam beberapa golongan. Untuk lebih detainya tentang pembahasan penggolongan perusahaan silahkan
simak uraian berikut. Perusahaan merupakan suatu kumpulan manusia atau organisasi yang jelas, baik
sistem kerja perusahaan maupun struktur kepengurusannya yang didalamnya terkadung kegiatan ekonomi
baik itu produksi, distribusi maupun konsumsi dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh
keuntungan secara ekonomi bagi pelaku usaha dan memenuhi kebutuhan ekonomi manusia secara umum.
Dalam dunia usaha terdapat beberapa jenis perusahaan yang beroperasi, secara detail penggolongan
perusahaan dalam dunia usaha dapat dipahami dalam ulasan berikut ini:
Penggolongan Perusahaan menurut jenis Usahanya
Perusahaan Jasa
Merupakan jenis perusahaan yang usahanya bergerak dalam bidang pemberian jasa kepada pihak lain.
Perusahaan Dagang
Merupakan jenis perusahaan yang dalam operasinya membeli barang-barang kemudian dijual kembali
kepada pihak lain untuk mendapat laba tanpa melalui proses pengolahan.
Perusahaan Industri / Manufaktur
Merupakan jenis perusahaan yang dalam kegiatanya berusaha mengolah bahan baku hingga menjadi
barang jadi.
Penggolongan Perusahaan Menurut Badan usahanya
Perusahaan Perseorangan
Merupakan bentuk perusahaan yang dimiliki oleh orang perseorangan, dimana pemilik perusahaan
sekaligus berperan sebagai manager perusahaan.
Perusahaan Firma (Fa)
Merupakan bentuk perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih dan semuanya ikut bertanggung
jawab terhadap perusahaan secara bersama-sama.
Perusahaan Komanditer (CV)
Perusahaan komanditer atau Comanditaire Vennootschap merupakan bentuk perusahaan yang
dimliki oleh dua orang atau lebih, namun hanya satu atau beberapa orang saja yang bekerja aktif dalam
perusahaan,sedang yang lainnya bersifat pasif.
Perusahaan Terbatas (PT)
Merupakan bentuk perusahaan yang bukti kepemilikanya berupa saham, atau bentuk perusahaan yang
modalnya dijabarkan dengan mengeluarkan bukti-bukti kepemilikan yang dijual kepada umum.
Koperasi
Prinsip dasar Akuntansi yang diterapkan di dunia
Andi Pujianto
Add Comment
Akuntansi dasar
16 November 2012
Dalam proses akuntansi yang dipraktikan dalam dunia usaha, terkandung prinsip dasar akuntansi
dan sifat-sifat yang INHEREN (melekat/menyatu), dengan memahami prinsip dasar akuntansi tersebut
dan menerapkannya dalam proses akuntansi maka proses akuntansi yang dilakukan akan menghasilkan
informasi akuntansi yang akurat dan dapat diperbandingkan.
Jadi, sangat penting untuk memahami prinsip dasar akuntansi agar proses akuntansi yang dipraktikan
dalam bisnis perusahaan berjalan dengan benar sehingga menghasilkan informasi akuntansi yang dapat
dipertanggungjawabkan, taat azaz, akurat dan dapat diperbandingkan,
11 Prinsip Dasar Akuntansi yang dipraktikan dalam bisnis
Prinsip Accounting Entity (Kesatuan Usaha Khusus)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity tertentu yang harus jelas terpisah dari badan atau
entity yang lain. perusahaan dianggap berdiri sendiri terpisah dari orang atau pihak lain.
Prinsip Going Concern (Kontinuitas Usaha)
Dalam menyusun laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan
terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang, tidak untuk berhenti beroperasi.
Akuntansi adalah sebagai pengukuran sumber-sumber ekonomi
(economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perobahannya, yang disebabkan transaksi
penerimaan hasil dan pengeluaran biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
Prinsip Time Period (Tepat Waktu)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu. Jadi setiap laporan
harus memberikan periode atau tanggal tertentu.
Prinsip Pengukuran dalam bentuk uang
Transaksi perusahaan dilaporkan dalam ukuran moneter, bukan ukuran kuantitas lainnya seperti : kg, ha,
km, dan sebagainya.
Prinsip Accrual Basis
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah
transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Jadi diakui adanya utang - piutang.
Prinsip Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang terjadi
antara perusahaan dengan pihak lain. Harga inilah yang menjadi cost atau harga perolehan.
Prinsip Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran, pertimbangan, analogi, dan lain
sebagainya.
Prinsip Judgement
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan- pertimbangan berdasarkan
keahlian yang dimiliki sebagai ahli akuntansi.
Prinsip General Purpose
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan
ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus, seperti untuk pajak, bank, pemilik
saja.
Prinsip Interrelated Statement
Neraca, daftar laba rugi, dan laporan sumber dan penggunaan dana mempunyai hubungan yang
sangat erat dan berkaitan. Sehingga jika salah satu laporan dikoreksi maka akan mengharuskan perbaikan
laporan lain
Add Comment
Akuntansi dasar
16 November 2012
Akuntansi merupakan suatu proses pengolahan input (data transaksi keuangan suatu perusahaan)
menjadi output, dalam hal ini out put akuntansi adalah Informasi keuangan yang terdiri dari dua pilar
pokok yakni Laporan Keuangan dan informasi keuangan lainnya. Out put akuntansi ini sangat penting dan
dibutuhkan oleh beberapa pihak yang berkepentingan, adapun pihak yang membutuhkan informasi
Keuangan tersebut secara garis besar dapat bedakan menjadi dua yaitu pihak intern dan pihak ekstern,
secara lebih detail berikut ini dibahas pihak-pihak tersebut.
1. Manajemen Perusahaan, memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kemajuan perusahaan yang
dipimpinya, untuk dijadikan dasar perumusan kebijakan perusahaan dan untuk dijadikan dasar
penyusunan anggaran.
2. Karyawan, untuk dijadikan dasar dalam menilai kemampuan perusahaan dalam hal usaha-usaha
perbaikan gaji, bonus karyawan dan menilai prospek perusahaan dimasa depan sehingga dapat
memutuskan apakah akan tetap bekerja di perusahaan itu atau bersiap-siap untuk cari tempat kerja lain.
Pihak Ekstern yang membutuhkan Informasi Keuangan
Pihak Pemilik perusahaan
Adalah orang atau lembaga yang telah menanamkan uangnya atau kekayaannya didalam
perusahaan,sebagai pihak yang telah menanamkan uangnya di dalam perusahaan, pemilik perusahaan
harus mendapatkan imbalan atas kekayaan yang telah ditanamkannya, imbalan tersebut berupa
pembagian atas sebagian atau seluruh laba usaha yang telah diperoleh perusahaan. Atau dengan kata lain
tujuan pemilik atas laporan keuangan adalah untuk mengetahui keuangan perusahaanya, sebagai dasar
penilaian prestasi kerja manajemen. Informasi yang diperlukan mencakup :Laba usaha yang diperoleh
dan Perubahan kekayaan perusahaan dalam beberapa tahun.
Pihak Investor
Untuk memastikan bahwa modal yang ditanamkan akan memperoleh keuntungan atau tidak. Informasi
yang diperlukan mencakup :
a. Laba usaha yang diperoleh dalam beberapa tahun terahir
b. Pertumbuhan Kekayaan Perusahaan
Pihak Pemerintah
Untuk dijadikan dasar penetapan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan dan untuk mengetahui
apakah perusahaan telah benar-benar memenuhi ketentuan pemberian UMR bagi karyawan dan
pemberian fasilitas-fasilitas yang menunjang kesejahteraan karyawan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Informasi yang diprlukan meliputi:
a. Laba usaha yang diperoleh
b. Beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
Pihak-Pihak lain
Misalnya mahasiswa sebagai bahan penyusunan skripsi, lembaga-lembaga social penghimpun dana
masyarakat untuk menentukan perusahaan yang akan diminta menjadi donator, calon patner usaha untuk
menentukan apakah akan bekerjasama atau tidak.
Demikianlah pembahasan terkait pihak yang membutuhkan informasi keuangan, semoga bermanfaat
Add Comment
Akuntansi dasar
16 November 2012
Secara sederhana Akuntansi adalah suatu ilmu yang mempelajari pengeluaran dan pemasukan
keuangan. Secara umum Akuntansi merupakan suatu proses kegiatan mengolah data keuangan (input)
untuk menghasilkan informasi keuangan (output) yang bermanfaat bagi pihak-pihak pemakai informasi
akuntansi. Profesi yang menggeluti ilmu akuntansi dikenal dengan sebutan akuntan, Jika saudara ingin
menjadi seorang akuntan yang handal maka kuasailah akuntansi dengan maksimal, setelah itu ikutilah rute
menjadi akuntan profesional. Pada hakikatnya manusia mengenal akuntansi dimulai sejak manusia
mengenal uang, sejak manusia dapat mencatat dan sejak manusia dapat menghitung. Adapun pengertian
akuntansi sendiri Secara khusus dapat dilihat dari beberapa segi antara lain:
Banyak orang merasa binggung dan belum mengerti tentang perbedaan antara akuntansi dan
pembukuan.Seringkali orang berfikir bahwa akuntansi adalah persamaan kata dari pembukuan.Padahal
antara akuntansi dan pembukuan memiliki banyak perbedaan pengertian.
PEMBUKUAN
Pembukuan merupakan aktivitas pencatatan data usaha suatu perusahaan dengan suatu cara tertentu.
Seorang pemegang pembukuan mungkin bertanggung jawab terhadap seluruh catatan usaha suatu
perusahaan, tetapi mungkin juga hanya bertanggung jawab pada suatu bagian kecil tertentu, seperti
catatan penjualan kepada pelanggan perusahaan saja.Sebagian besar pekerjaan pembukuan adalah
pekerjaan klerikal, dan kalaupun terjadi peningkatan biasanya akan dibantu dengan bantuan computer.
AKUNTANSI
Akuntansi lebih memfokuskan pada aktivitasnya desain system pencatatan, mempersiapkan laporan
keuangan berdasarkan data yang ada, dan menginterpretasikan (menafsirkan) laporan tersebut. Akuntan
seringkali memeriksa pekerjaan para pemegang pembukuan.Diperusahaan besar akuntan memiliki
tanggung jawab dan otoritas yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang pembukuan.Memang
pekerjaan akuntansi pada tahap awal juga mencakup pembukuan, tetapi pada tahap berikutnya seorang
akuntan harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak, pemahaman konsep yang lebih baik, dan
kemampuan analitis yang lebih tinggi disbanding seorang pemegang pembukuan.
1 Comment
Akuntansi dasar
07 November 2012
Kode akun adalah simbol atau tanda yang diberikan pada tiap-tiap akun dengan tujuan agar mudah
dimengerti, dipahami, dicari, dan mudah diingat.
Karakteristik kode akun
a. Luwes, mudah disisipkan bila terdapat penambahan akun baru
b. Sederhana, sesuai dengan tujuan akun mudah dimengerti
c. Setiap akun mempunyai kode masing-masing
d. Penempatan atau urutan akun sesuai dengan akun Rill(akun neraca/ akun tetap) dan Nominal (akun R/l
atau akun sementara)
Penggolongan kode akun
Kode Akun dapat digolongkan menjadi empat golongan, antara lain sebagai berikut:
1. Desimal, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan angka nol (0) sampai Sembilan (9).
Contoh - KAS kode akunnya 0 atau 1
- MESIN kode akunnya 10 atau 11
2. Numerial, yaitu pemberian kode akun dengan memberikan kode berupa angka pada kelompok,
golongan, dan jenis akun tersebut.
Contoh : - KAS kode akunnya 1.1.1 atau 1.0.1
- MESIN kode akunya 1.2.5 atau 1.1.5
4. Kombinasi, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan angka dan huruf
Contoh : - KAS kode akunya 1.1.a atau 1.1.kas atau A.a.1 atau H.L.1
- MESIN kode akunya 1.2.e atau 1.2.mesin atau A.b.5 atau H.T.5
Dari empat golongan akun diatas, dalam postingan ini akan dibahas lebih lanjut penggolongan akun secara
Numerial. Penggolongan akun secara numerial ini merupakan penggolongan yang sering digunakan dalam
praktik akuntansi baik perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
Penggolongan akun secara numerial secara teknis dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa kode yang pertama (A) merupakan kodekelompok Akun, kode
kedua (B) merupakan kode golongan akun dan kode ketiga (C) merupakan kode Jenis akun. penggolongan
akun secara numerial yang dibahas di blog akuntansi pendidik ini terdiri dari tiga digit namun sebenarnya
kode akun juga bisa terdiri dari empat digit, hal ini tergantung dari banyaknya jenis akun yang digunakan
perusahaan. dengan kata lain mungkin saja suatu perusahaan menggunakan kode akun tiga digit namun
perusahaan lainnya menggunakan kode akun empat digit. Contoh penggolongan akun secara numerial ini
adalah kode untuk kas 1.1.1 dimana kode 1 pertama merupakan kelompok akun yaitu Kelompok harta, kode
1 kedua merupakan golongan akun yaitu golongan harta lancar sedangkan kode 1 ketiga merupakan jenis
akun yaitu jenis kas.
Untuk memperjelas pemahaman saudara silahkan lihat tabel tentang kode akun berikut ini:
Setelah memposting tentang hakikat jurnal pembalik dan cara menyusun jurnal pembalik, sekarang blog
akuntansi pendidik akan membahas mengenai pengaruh tidak menyusun jurnal pembalik terhadap
ketepatan informasi keuangan yang dihasilkan. Sebelumnya saya telah menjelaskan bahwa penyusunan
jurnal pembalik dalam proses atau siklus akuntansi adalah opsional, artinya kita boleh membuat jurnal
pembalik namun kita juga boleh tidak membuat jurnal pembalik. Agar pembahasan tentang pengaruh atau
dampak ketika kita tidak menyusun jurnal pembalik pada awal periode akuntansi terhadap ketepatan
informasi keuangan yang dihasilkan khusunya laporan keuangan, maka dalam pembahasan ini akan
diberikan contoh antara dua kondisi yang berbeda, kondisi yang pertama akan diberikan proses akuntansi
dengan menerapkan atau dilakukan penyusunan jurnal pembalik sedangkan kondisi yang kedua akan
diberikan proses akuntansi tanpa adanya penyusunan jurnal pembalik, untuk memulai pembahasan
silahkan perhatikan ilustrasi berikut ini:
Misalkan "perusahaan saya" membayar gaji pegawai tanggal 10 September 2006 Rp. 350.000,- dengan
rincian Rp. 240.000,- untuk bulan Agustus 2006 dan Rp. 110.000 untuk sepuluh hari pada bulan
September 2006.
a) Apabila Jurnal Penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Agustus disesuaikan kembali/dibalik ( ada
proses penyusunan jurnal pembalik)
saat perusahaan memmutuskan untuk menyusun jurnal pembalik dalam proses akuntansinya maka pada
awal periode akan dibuatkan jurnal pembalik, untuk ilustrasi ini maka pada tanggal 1 september 2006
"perusahaan saya" membuat jurnal pembalik sebagai berikut:
Hutang Gaji............Rp 240.000
Beban Gaji..............Rp 240.000
Dengan adanya jurnal pembalik, maka akun utang gaji akan memiliki saldo nol, dan sebaliknya akun
beban gaji akan bersaldo kredit sebesar Rp. 240.000,-. Pembayaran gaji pada tanggal 10 September 2006
dapat dicatat tanpa memperhatikan ada tidaknya utang gaji.
maka jurnal yang umum yang dibuat pada tanggal 10 september 2006 (saat pembayaran gaji) dicatat
sebagai berikut:
Beban Gaji............Rp 350.000
Kas......................Rp 350.000
b.Apabila jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Agustus tidak disesuaikan kembali/ dibalik
(tidak ada proses penyusunan jurnal pembalik)
Maka jurnal umum yang dibuat tanggal 10 September 2006 (saat pembayaran gaji) dicatat sebagai berikut:
Beban Gaji.............Rp 110.000
Hutang Gaji............Rp 240.000
Kas......................Rp 350.000
Jurnal tanggal 10 September 2006 di atas memerlukan dua akun yang di debit yaitu akun beban gaji dan
akun utang gaji. Hal ini bertujuan yang pertama menghilangkan akun utang gaji pada periode sebelumnya
dan mencatat beban gaji untuk periode September 2006. Meskipun jurnal yang dibuat tidak rumit namun
masih bisa disederhanakan. Untuk mencapai hal tersebut di atas maka pada hari pertama yaitu tanggal 1
September 2006 dibuatlah jurnal pembalik. Tujuannya adalah menghilangkan jurnal penyesuaian untuk
akun yang bersangkutan, sehingga pembayaran gaji dapat dicatat (dalam jurnal umum) dengan cara
yang sama (Normal) yaitu mendebit beban gaji dan mengkredit kas. Dengan demikian akan memperkecil
resiko kesalahan dan dapat menyederhanakan pencatatan.
2. Pendapatan yang masih harus diterima
Pada kasus ini akan diilustrasikan kondisi perusahaan yang menginvestasikan uangnya ke obligasi.
Sebagai contoh perusahaan Purnama berinvestasi dalam bentuk obligasi. Bunga obligasi yang
diterima sebesar Rp. 3.000.000,- setiap 6 bulan sekali. Perusahaan Purnama berinvestari mulai 1
Oktober 2006. Laporan keuangan perusahaan dibuat 31 Desember. Mulai tanggal 1 Oktober sampai
dengan 31 Desember 2006 (selama 3 bulan) ada bunga yang menjadi hak perusahaan yaitu sebesar Rp.
1.500.000,-. Karena bunga sebesar Rp. 1.500.000,- pada tanggal 31 Desember 2006 belum diterima tunai,
maka akan menjadi piutang bunga. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk peristiwa ini adalah:
a. Apabila jurnal penyesuaian di atas tidak disesuaikan kembali atau dibuat jurnal pembalik,
Maka jurnal yang dibuat untuk penerimaan bunga 1 April 2007 (penerimaan bunga obligasi yang disebut
kupon) adalah sebagai berikut:
Kas........Rp 3.000.000
Pendapatan bunga...........Rp 1.500.000
Piutang bunga..............Rp 1.500.000
Dalam jurnal di atas terdapat dua pengkreditan, yaitu menghapus piutang bunga dan mencatat pendapatan
bunga tiga bulan di tahun 2007. Walaupun tidak rumit tetapi pencatatan ini akan lebih baik jika
disederhanakan. Caranya yaitu membuat jurnal pembalik (membalik jurnal penyesuaian) di awal periode.
Apabila jurnal tanggal 1 April 2007 diposting ke buku besar akan nampak bahwa akun pendapatan akan
bersaldo Rp. 1.500.000,-. Jumlah ini sesuai dengan pendapatan bunga yang diterima selama 3 bulan, yaitu
tanggal 1 Januari sampai dengan 1 April 2007 di tahun 2007.
3. Beban dibayar di muka (bila dicatat sebagai beban)
Ilustrasi: Pada Tanggal 1 Oktober 1990 dibayar premi asuransi untuk masa 1 tahun sebesar Rp. 120.000
,jadi per bulan 120.000: 12 = Rp 10.000
Jurnal saat transaksi adalah sbb:
Beban Asuransi............Rp 120.000
Kas.................Rp 120.000
dari ilustrasi ini maka perlu dibuat jurnal penyesuaian pada ahir periode yaitu 31 desember 1990, jumlah
saldo yang telah menjadi beban adalah Rp 30.000 karena periode yang telah berjalan baru 3 bulan (1/10-
1990 - 31/12- 1990) selebihnya masih diakui sebagai harta (asuransi dibayar dimuka). dengan dimikian
jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 desember 1990 adalah:
Asuransi dibayar dimuka..............Rp 90.000
Beban Asuransi.........................Rp 90.000
Untuk mengurangi resiko kesalahan dan untuk menyederhanakan pencatatan pada awal periode
selanjutnya dibuat jurnal pembalik sebagai berikut:
Beban Asuransi.................Rp 90.000
Asuransi dibayar dimuka.............Rp 90.000
Dengan adanya jurnal pembalik ini maka pada periode akuntansi berikutnya akun asuransi dibayar dimuka
akan menunjukan saldo 0 dan akun beban asuransi akan menunjukan saldo sebenarnya sebesar Debit Rp
90.000.
4. Pendapatan diterima di muka (bila dicatat sebagai
pendapatan)
Ilustrasi: :
Maskapai Penerbangan Garuda pada tanggal 1 Desember th X menjual tiket pesawat dengan total harga Rp
15.000.000,00. Sampai dengan 31 Desember th X harga tiket atas penumpang yang sudah diberangkatkan
berjumlah Rp 9.000.000,00. Jurnal Umumnya pada tanggal 1 desember tahun X:
Kas..................Rp 15.000.000
Pendapatan Tiket diterima dimuka.........Rp 15.000.000
Selanjutnya pada tanggal 31 Desember, karena maskapai penerbangan tersebut telah menerbangkan
penumpang dengan nilai Rp 9.000.000,00 maka perusahaan tersebut akan mengakui pendapatan tiket
sebesar Rp 9.000.000,00. Jumlah ini akan dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Sementara itu harga tiket
sebesar Rp 6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih berstatus "Pendapatan Diterima Dimuka"
dan jumlah ini akan dilaporkan dalam neraca. Jurnal Penyesuaian bila dicatat sebagai pendapatan yang
dibuat pada 31 Desember adalah sbb:
Dari awal transaksi pendapatan tiket diakui sebagai pendapatan tiket (terlihat di jurnal umumnya) maka
dalam neraca saldo yang muncul juga akun pendapatan tiket, sehingga akun pendapatan tiket diterima
dimuka (golongan akun utang) dalam jurnal penyesuian adalah akun riil yang baru. Oleh karena itu jurnal
penyesuian ini memerlukan jurnal pembalik, yaitu :
Kesimpulan:
Dalam postingan ini terungkap sudah bahwa jurnal pembalik merupakan suatu solusi atau cara untuk
menyederhanakan pencatatan transaksi dalam akuntansi (dalam hal ini jurnal umum), selain itu jurnal
pembalik juga berfungsi untuk mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam pencatatan transaksi yang
terjadi. Meskipun demikian penyusnan jurnal pembalik tidaklah wajib atau opsional tergantung pada
kebijakan masing-masing perusahaan.
Perlu di ingat bahwa yang menjadi dasar penyusunan jurnal pembalik adalah jurnal penyesuaian yang
memunculkan akun riil yang baru (belum muncul di neraca saldonya).
Untuk lebih memahami jurnal penyesuaian yang perlu dibuatkan jurnal pembalik (Jurnal Penyesuaian yang
memunculkan akun rill yang baru) , maka dalam pembahasan ini diberikan ilustrasi sebagai berikut:
Diketahui salon efi telah menyusun jurnal penyesuaian untuk periode Mei 2012, yang dapat anda lihat
dibawah ini (Klik Gambar untuk Memperjelas tampilan)
Bagi anda yang ingin mengetahui cara menyusun jurnal penyesuaian silahkan baca postingan tentang cara
praktis menyusun jurnal penyesuaian dengan benar dan hakikat penyusunan jurnal penyesuaian.
Dari Jurnal Penyesuaian pada salon efi maka jurnal penyesuaian yang perlu dibuatkan jurnal pembalik
adalah;
1.Jurnal Penyesuaian Beban yang masih harus dibayar
dalam hal ini " beban Bunga"
Jurnal Penyesuaian Beban Bunga perlu dibuatkan jurnal pembalik karena jurnal penyesuaian ini
memunculkan akun riil atau disebut juga akun neraca atau akun permanen yang baru yaitu beban yang
masih harus dibayar (Utang Bunga), akun ini dikatakan baru karena dalam neraca saldo belum muncul
atau belum pernah tercatat.
Jurnal Pembalik yang disusun salon efi pada periode selanjutnya yaitu 1 Juni 2012 adalah:
Kesimpulan:
Jurnal Pembalik disusun untuk mempermudah pencatatan akuntansi pada periode selanjutnya, Jurnal
pembalik disusun berdasarkan jurnal penyesuaian yang mengakibatkan munculnya akun riil atau akun
neraca baru. Penyusunan Jurnal Pembalik adalah optional, artinya kita boleh menyusun jurnal pembalik
namun juga boleh jika kita tidak menyusun jurnal pembalik. Untuk memperjelas pemahaman anda
pahamilah pembahasan "Fungsi Jurnal Pembalik" dalam blog akuntansi Pendidik.
Terimakasih telah membaca hasil pemikiran saya tentang "Memahami makna jurnal pembalik secara
komprehensif" dalam blog ini,semoga tulisan ini membawa manfaat bagi saudara
Add Comment
Akuntansi dasar
13 September 2012
Analisis Bukti Transaksi Keuangan merupakan Kegiatan yang dilakukan pertama kali dalam suatu
siklus akuntansi. Setiap transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan akan memunculkan bukti
transaksi, bukti transaksi tersebut harus dianalisis sebelum dilakukan pencatatan dalam jurnal umum yang
selanjutnya dari analisis ini akan menghasilkan informasi keuangan diahir tahap Siklus Akuntansi.
Transaksi Keuangan adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha
dan juga sebagai hal yang handal atau wajar untuk dicatat. Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan
adanya dokumen, sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran
rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan
lain sebagainya.Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang
mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan
transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.
Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi
harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya
pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan
keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut, jadi dapat disimpulkan bahwa
bukti transaksi adalah bukti adanya peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan keuangan yang
berfungsi sebagai dasar pencatatan akuntansi, sebagai bukti tertulis bila terjadi peristiwa hukum dimasa
yang akan datang dan sebagai dasar pencatatan, penerimaan dan pengeluaran keuangan.
Untuk dapat mencatat bukti transaksi kedalam buku jurnal maka bukti-bukti ini harus dianalisis sehingga
dapat diketahui debet atau kredit perlakuan yang tepat untuk akun yang terkait dengan bukti transaksi
tersebut, jadi fungsi Analisis Bukti Transaksi yaitu untuk mempermudah pencatatan dalam
pengelompokan akun debet atau kredit. Untuk dapat mengnalisis suatu akun masuk debet atau kredit
maka harus mengetahui aturan-aturan yang diperkenankan dalam akuntansi yaitu sebagai berikut:
Bukti transaksi adalah bukti adanya peristiwa yang berhubungan dengan keuangan, fungsi Bukti Transaksi
adalah sebagai dasar pencatatan akuntansi,sebagai bukti tertulis bila terjadi peristiwa hukum dimasa yang
akan datang, dan sebagai dasar pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran keuangan. Bukti-bukti asli
yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksi- transaksi antara lain : kuitansi, faktur dan bentuk-
bentuk lain.
a. Kuitansi
Kuitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai
b.Faktur Penjualan atau Pembelian
Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut
merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur
pembelian.
c. Bukti-bukti lain
Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota
kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang
Kesimpulan
Bukti transaksi keuangan merupakan bukti adanya peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan
keuangan yang berfungsi sebagai dasar pencatatan akuntansi, Bukti transaksi ini harus dianalisis untuk
mempermudah pencatatan dalam pengelompokan akun debet atau kredit. Setelah diadakan analisis yang
tepat maka dilanjutkan dengan pencatatan ke dalam Jurnal Umum. Demikian Pembahasan Analisis Bukti
Transaksi, Mohon maaf jika ada kesalahan,silahkan baca artikel lainnya di Akuntansi Pendidik.
Neraca Saldo
Andi Pujianto
Add Comment
Akuntansi dasar
13 September 2012
Neraca Saldo merupakan pengelompokkan saldo akhir didalam buku besar, atau daftar yang berisi
kumpulan seluruh rekening/perkiraan buku besar. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode
atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan
Neraca Saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Fungsi neraca saldo adalah
mengevaluasi adanya kesalahan posting atau penjurnalan melalui ketidaksamaan antara debet dan kredit,
atau untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa
jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti
catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan
hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu
periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk
itu diperlukan jurnal penyesuaian. Saldo setiap rekening disusun berurutan dari rekening Neraca dan
rekening Rugi Laba sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar
2. Aktiva Tetap
3. Aktiva Lain-lain
4. Hutang Lancar
5. Hutanng Tidak Lancar
6. Ekuitas
7. Pendapatan Operasi
8. Pendapatan Non Operasi
9. Beban Operasi
10. Beban Non Operasi
Bentuk atau Format Neraca Saldo dapat dilihat pada gambar berikut ini:
(klik Gambar Untuk Memperjelas Tampilan)
Keterangan :
- Kolom Nomor Rekening digunakan untuk menampung nomor-nomor rekening buku besar.
- Kolom nama Rekening Digunakan untuk menampung nama-nama rekening buku besar
- Kolom debet dan kredit digunakan untuk menampung jumlah saldondari rekening yang bersangkutan.
Kesimpulan
Tujuan Penyusunan Neraca Saldo adalah mengevaluasi adanya kesalahan posting atau penjurnalan
melalui ketidaksamaan antara debet dan kredit, atau untuk memastikan bahwa Buku Besar secara
matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-
saldo kredit. Sumber penyusunan Neraca saldo adalah dari Buku besar, jadi Kode akun, ama dan jumlah
saldo akun diperoleh dari buku besar. Neraca saldo yang benar akan memunculkan jumlah saldo di sisi
Debet dan sisi Kredit yang sama. Setelah anda menguasai neraca saldo maka disarankan anda untuk
membaca dan memahami cara menyusun jurnal penyesuaian. Demikianlah pembahasan Neraca saldo di
Akuntansi Pendidik
Neraca Lajur
Andi Pujianto
1 Comment
Akuntansi dasar
13 September 2012
Neraca Lajur merupakan alat bantu untuk menyusunan laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik, dan
neraca. Neraca Lajur (Working Paper) adalah kertas yang digunakan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal
penyesuaian dan sldo akun untuk penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur bermanfaat untuk
memahami arus data akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan ke laporan keuangan, neraca
lajur terdiri dari 10 kolom, yaitu: Neraca saldo, AJP, Neraca saldo setelah penyesuaian, Laporan laba-rugi,
Neraca, masing-masing terdiri dari sisi debet dan kredit. Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-
data Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian.
Bentuk Neraca lajur 10 Kolom
Keterangan :
Kolom nomor Akun
Digunakan untuk menampung nomor-nomor rekening buku besar. Pengisian nomor ini hanya
memindahkan secara langsung nomor-nomor rekening yang tercantum dalam kolom nomor rekening
neraca saldo.
Kolom Penyesuaian
Digunakan untuk menampung angka rupiah dari tiap-tiap rekening yang diambilkan dari jurnal
penyesuaian.
Kolom rugi-laba
Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuaian, yang
termasuk dalam kelompok rekening nominal ( rekening beban dan pendapatan).
Kolom Neraca
Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuain,yang
termasuk dalam kelompok rekening rill (rekening harta, utang, modal,prive dan akumulasi penyusutan).
Setelah memahami makna neraca lajur dan bentuk-bentuk neraca lajur, maka disarankan untuk untuk
melanjutkan pembahasan lebih lanjut tentang penyusunan neraca lajur akan dibahas di postingan yang
berjudul Cara menyusun Neraca Lajur dengan benar. Demikianlah Pembahasan awal dari neraca lajur
atau kertas kerja dalam blog akuntansi pendidik
Neraca Lajur
Andi Pujianto
1 Comment
Akuntansi dasar
13 September 2012
Neraca Lajur merupakan alat bantu untuk menyusunan laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik, dan
neraca. Neraca Lajur (Working Paper) adalah kertas yang digunakan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal
penyesuaian dan sldo akun untuk penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur bermanfaat untuk
memahami arus data akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan ke laporan keuangan, neraca
lajur terdiri dari 10 kolom, yaitu: Neraca saldo, AJP, Neraca saldo setelah penyesuaian, Laporan laba-rugi,
Neraca, masing-masing terdiri dari sisi debet dan kredit. Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-
data Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian.
Bentuk Neraca lajur 10 Kolom
Keterangan :
Kolom nomor Akun
Digunakan untuk menampung nomor-nomor rekening buku besar. Pengisian nomor ini hanya
memindahkan secara langsung nomor-nomor rekening yang tercantum dalam kolom nomor rekening
neraca saldo.
Kolom Penyesuaian
Digunakan untuk menampung angka rupiah dari tiap-tiap rekening yang diambilkan dari jurnal
penyesuaian.
Kolom rugi-laba
Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuaian, yang
termasuk dalam kelompok rekening nominal ( rekening beban dan pendapatan).
Kolom Neraca
Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuain,yang
termasuk dalam kelompok rekening rill (rekening harta, utang, modal,prive dan akumulasi penyusutan).
Setelah memahami makna neraca lajur dan bentuk-bentuk neraca lajur, maka disarankan untuk untuk
melanjutkan pembahasan lebih lanjut tentang penyusunan neraca lajur akan dibahas di postingan yang
berjudul Cara menyusun Neraca Lajur dengan benar. Demikianlah Pembahasan awal dari neraca lajur
atau kertas kerja dalam blog akuntansi pendidik
Laporan Keuangan
Andi Pujianto
Add Comment
Akuntansi dasar
13 September 2012
Laporan keuangan merupakan salah satu dari bagian informasi keuangan atau informasi akuntansi.
Laporan keuangan mempunyai peran yang sangat penting dalam bisnis, hal ini tidak lain karena akuntansi
adalah bahasa bisnis, akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk
menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti
bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola
keuangan.
DESKRIPSI LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah salah satu hasil atau out put dari proses akuntansi keuangan yang dapat
memberikan informasi tentang keadaan atau kinerja suatu perusahaan sekaligus merupakan alat
komunikasi antara pihak perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan informasi atau
aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan bersifat historis karena laporan keuangan merupakan
akumulasi dari transaksi yang telah terjadi dalam suatu perusahaan dalam masa yang bersangkutan,
dan bersifat menyeluruh karena merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan usaha yang dapat diukur atau
dinyatakan dengan uang.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Pada dasarnya akuntansi keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu
badan usaha, informasi keuangan tersebut akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan usahanya. Tujuan
laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 digolongkan sebagai berikut:
1.Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil
usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya dalam periode tertentu secara wajar dan sesuai dengan
General Accepted Accounting Principle (GAAP).
2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan
dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, Untuk menunjukkan posisi keuangan
dan investasinya, untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang- utangnya dan
Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
b. Memberikan informasi tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha.
Disini Laporan keuangan ditujukan untuk memberikan gambaran tentang deviden yang yang
menjadi hak pemegang saham, Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan, Memberikan
informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanan fungsi perencanaan dan pengawasan,
Menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang, Memeberikan
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba, Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan
kewajiban, Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan
keuangan.
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Ada beberapa keterbatasan laporan keuangan, yaitu :
1.Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report yang dibuat
antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan yang final. 2.Laporan
keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya
dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3.Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari
berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin
menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin
besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin jug diikuti
kenaikan tingkat harga-harga.
4.Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau
keadaan keuangan perusahaan karena faktor- faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
Demikianlah pembahasan tentang laporan keuangan pada tahap awal, jika anda ingin memperdalam
pemahaman tentang laporan keuangan silahkan baca postingan tentang mengenal bentuk-bentuk laporan
keuangan dalam blog akuntansi pendidik, diharapkan setelah membaca artikel ini, saudara semakin paham
tentang laporan keuangan
Jurnal Pembalik
Andi Pujianto
2 Comments
Akuntansi dasar
13 September 2012
Hakikat Jurnal Pembalik
Setelah berakhirnya satu periode akuntansi, maka langkah awal memasuki periode akuntansi berikutnya
adalah membuat ayat jurnal pembalik. Jurnal pembalik pada hakekatnya adalah jurnal untuk membalikan
ayat jurnal penyesuaian, artinya jika di jurnal penyesuaian ayat jurnal menunjukkan debit maka untuk
jurnal pembalik ayat jurnal ini diletakkan sebelah kredit dan sebaliknya. namun tidak semua ayat jurnal
penyesuaian harus dibalikan. Disamping itu pembuatan ayat jurnal pembalik ini bukan suatu keharusan
tergantung sistem pencatatan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan harta atau beban dan
utang atau pendapatan atau dengan kata lain yang dibuatkan jurnal pembalik hanya beban akrual
(beban yang ditangguhkan pembayarannya) sehingga muncul utang dan pendapatan akrual
(pendapatan yang masih harus diterima) muncul piutang. Dasar penyusunan ayat jurnal pembalik adalah
dari jurnal penyesuaian, indikator suatu ayat jurnal penyesuaian memerlukan jurnal pembalik adalah jika
suatu ayat jurnal penyesuaian memunculkan akun riil yang baru (belum muncul di neraca saldonya).
Tujuan Pembuatan Jurnal Pembalik
Tujuan pembuatan jurnal balik ini adalah:
1. Untuk menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya. Pembuatan jurnal balik ini akan
bermanfat jika perusahan membuat jurnal yang banyak jumlahnya.
2. Meminimalkan kekeliruan yang mungkin terjadi (untuk menghindari pengakuan pendapatan dan beban
berganda karena penyusunan AJP)
Jurnal Penyesuaian yang perlu dibuat Jurnal pembalik
Jadi dapat diuraikan bahwa Hal-hal yang memerlukan Jurnal Pembalik, antara lain:
Demikianlah Pembahasan Jurnal Pembalik dalam blog akuntansi pendidik, semoga bermanfaat. Silahkan
anda baca postingan Memahami makna jurnal pembalik secara komprehensif untuk menambah
pemahaman anda tentang jurnal pembalik
Apabila saudara telah memahami pembahasan ini silahkan anda memahami pembahasan selanjutnya
tentang penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang ada dalam blog ini. Demikianlah
pembahasan Khakikat buku besar pembantu dalam blog akuntansi pendidik, semoga postingan ini
memberi manfaat bagi anda.
Buku besar memiliki kegunaan yaitu untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada
pihak- pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan maka perkiraan- perkiraan yang
sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah- pisahkan atau digolongkan menurut
jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku
besar, jadi buku besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya. Jumlah buku besar yang
dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-
transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.
Keterangan :
a. Kolom Tanggal
Digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi sesuai dengan tanggal yang ada pada buku jurnal
b.Kolom Keterangan
Digunakan untuk memberi penjelasan singka tentang alasan bertambah atau berkurangnya nilai rupiah
rekening yang bersangkutan.
c. Kolom Referensi
Digunakan untuk menampung nomor halaman jurnal yang angkanya telah diposting kedalam rekening
buku besar yang bersangkutan. Fungsi kolom sebagai petunjuk bagi petugas pembukuan atau auditor jika
akan mengecak dari jurnal hal berapa angka yang tertera pada rekening buku besar tersebut diambil.
d. Kolom Debet dan kredit
Digunakan untuk menamung jumlah rupiah yang akan menambah atau mengurangi nilai rekening yang
bersangkutan. Pengisian kolom ini harus sesuai dengan pencatatan debet kredit yang telah dilakukan pada
buku jurnal. Jika didalam buku jurnal dicatat pada kolom debet maka dalam buku besar rekening tersebut
juga dicatat pada kolom debet dan sebaliknya.
Sebelum posting angka-angka jurnal kedalam buku besar dilakukan, harus dipastikan terlebih dahulu saldo
rekening-rekening buku besar telah terisi seluruhnya. Jika ternyata belum terisi, maka sebelum kegiatan
posting buku jurnal dimulai terlebih dahulu harus dilakukan pengisian saldo awal rekening buku besar,
Angka-angka saldo awal rekening buku besar dapat diambilkan dari daftar neraca awal perusahaan
( neraca ahir periode yang lalu ).
Jawab :
Kesimpulan
Buku Besar merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya, tujuan disusun buku besar adalah
untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak- pihak yang memerlukannya
terutama pimpinan perusahaan maka perkiraan- perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian
tersebut harus pula dipisah- pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya.
Demikianlah Pembahasan buku besar di Akuntansi Pendidik, Setelah anda memahami hakikat dan cara
pempostingan buku besar maka selanjutnya ada dapat mempelajari Neraca Saldo.