Anda di halaman 1dari 114

MATERI TERBARU

Akuntansi Pendapatan Diterima dimuka atau Prepaid


Income
Pengertian Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka (Prepaid Income) dapat dimaknai sebagai suatu pendapatan (baik
pendapatan dari usaha jasa maupun pendapatan dari hasil penjualan barang) yang sudah diterima oleh
perusahaan, tetapi pendapatan tersebut belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan dalam periode
tersebut. Pendapatan diterima dimuka dikatakan belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan hal ini
karena secara umum pendapatan tersebut merupakan pendapatan untuk beberapa periode akuntansi baik
dua periode maupun lebih. Atau dengan kata lain ketika perusahaan menerima pendapatan diterima
dimuka dari peanggannya maka perusahaan telah menerima uang tetapi perusahaan belum memberikan
pelayanan jasa atau penyediaan barang dagang kepada pelanggannya secara penuh dalam periode
akuntansi tersebut.

Misalnya Pak Kusrin adalah seorang pengusaha yang menyediakan jasa kontrakan dan rumah kos untuk
disewakan kepada mahasiswa di sekitar universitas terkemuka di Indonesia. Ketika bulan September 2013
Pak kusrin menerima uang pembayaran dari mahasiswa yang mengontrak salah satu kontrakannya
sebesar Rp 120.000.000 untuk satu tahun. Dari contoh ini maka dapat diketahui bahwa pak kusrin telah
menerima pendapatan diterima dimuka sebesar 120.000.000 juta untuk satu tahun dimulai dari september
2013 hingga agustus 2014. Namun uang yang diterima pak kusrin sebesar 120 juta tersebut sampai
dengan akhir periode yaitu 31 desember 2013 yang benar-benar menjadi pendapatan pak kusrin hanya
sebesar 40.000.000, hal ini karena mahasiswa yang mengontrak rumah tersebut baru menempati
kontrakan selama 4 bulan yaitu bulan september hingga desember 2013, sedangkan bulan januari sampai
agustus 2014 belum menjadi pendapatan karena belum dirasakan manfaat jasa kontrak rumah tersebut
oleh mahasiswa, sehingga tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi pak kusrin melainkan diakui
sebagai pendapatan diterima dimuka atau disebut juga hutang pendapatan.
Pendapatan diterima dimuka harus disesuaikan setiap ahir periode dengan dibuatkan jurnal penyesuaian.
Penyesuaian pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dicatat sebagai utang
(pendekatan neraca) dan dicatat sebagai pendapatan (pendapatan laba-rugi). Penggunaan salah satu
pendekatan dalam penyesuaian tersebut didasarkan pada catatan pada ketika melakukan pencatatan
dalam jurnal umum. Untuk memudahkan pemahaman anda tentang pendekatan neraca dan pendekatan
laba-rugi dalam penyesuaian pendapatan diterima dimuka, simaklah ilustrasi berikut:
Sebuah perusahaan menyewakan sebuah ruangan kepada konsumennya untuk jangka waktu 1 tahun
dengan tarif sewa senilai 12.000.000 rupiah. Pada 1 Oktober 2012 perusahaan tersebut menerima uang
sewa dari konsumennya secara tunai untuk 1 tahun dari bulan oktober 2012 sampai bulan september
2014. Berdasarkan ilustrasi ini, bantulah perusahaan tersebut mencatat pendapatan diterima dimuka atas
jasa sewa ruangan dari konsumennya tersebut untuk tahun 2013!
Nah untuk mencatat pendapatan diterima dimuka dapat dilakukan dengan dua pendekatan sebagaimana
sebutkan diatas. Silahkan pahami proses pencatatan pendapatan diterima dimuka dengan kedua
pendekatan tersebut dibawah ini:

Pendekatan neraca untuk mencatat pendapatan diterima dimuka


Jurnal umum untuk mencatat pendapatan diterima dimuka diakui sebagai utang

Pada tanggal 1-10-2013 ketika perusahaan menerima pembayaran sewa dari pelanggannya apabila
perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka transaksi penerimaan uang tunai dari pelanggan
dicatat sebagai berikut:
(Db) Kas .............................IDR 12.000.000
(Kr) Pendapatan Sewa diterima dimuka (utang pendapatan) ...........IDR 12.000.000

Kas ada diposisi debet hal ini karena telah terjadi penambahan kas akibat adanya penerimaan uang tunai
dari pelanggan, pendapatan sewa diterima dimuka atau dapat ditulis utang pendapatan posisinya kredit
karena telah terjadi penambahan hutang, dalam hal ini hutang pendapatan.
Jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan pendapatan diterima dimuka

Jurnal penyesuaian ini disusun pada akhir periode akuntansi dalam ilustrasi ini pada 31 desember 2013.
Perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian karena sebenarnya saldo pendapatan diterima dimuka
atau hutang pendapatan yang menjadi tanggungan perusahaan sampai dengan akhir periode adalah
sebesar 9.000.000 rupiah sementara perusahaan telah mencatatnya sebesar 12.000.000 rupiah ketika
terjadi transaksi tanggal 1-10-2013. Yang menjadi utang pendapatan hanya 9 juta rupiah hal ini karena
saldo sebesar 3 jutra rupiah telah dapat diakui sebagai pendapatan perusahaan yaitu selama 3 bulan dari
oktober-desember 2013. Oleh karena itu perlu dibuatkan jurnal penyesuaian agar dalam laporan keuangan
pendapatan sewa diterima dimuka menunjukan saldo yang sebenarnya yaitu Rp 9000.000 dan pendapatan
sewa sebesar 3.000.000. Jurnal penyesuaian yang dibuat dengan pendekatan neraca adalah sebagai
berikut:

(Db) Pendapatan Sewa diterima dimuka............................IDR 3000.000


(Kr) Pendapatan sewa......................................................IDR 3000.0000

Pendekatan laba-rugi untuk mencatat pendapatan diterima dimuka


Jurnal umum pencatatan pendapatan diterima dimuka diakui sebagai pendapatan

Pada tanggal 1-10-2013 ketika perusahaan menerima pembayaran sewa dari pelanggannya apabila
perusahaan menggunakan pendekatan laba-rugi maka transaksi penerimaan uang tunai dari pelanggan
dicatat sebagai berikut:
(Db) Kas .............................IDR 12.000.000
(Kr) Pendapatan Sewa ...........IDR 12.000.000
Kas posisi debet karena telah terjadi penambahan kas akibat adanya penerimaan uang tunai dari
pelanggan, pendapatan sewa posisinya kredit karena telah terjadi penambahan pendapatan, dalam hal ini
pendapatan sewa ruangan.

Pencatatan perlengkapan sesuai prosedur akuntansi


Perlengkapan dalam akuntansi diartikan sebagai barang atau benda habis pakai yang berfungsi sebagai
penunjang keberhasilan operasional atau kegiatan usaha suatu perusahaan. Perlengkapan diartikan
sebagai benda habis pakai karena perlengkapan dapat habis baik secara fisiknya maupun manfaat
ekonomisnya, contohnya dalam usaha salon kecantikan Zhafira terdapat perlengkapan shampo, shampo
merupakan salah satu contoh dari perlengkapan karena shampo mempunyai fungsi untuk menunjang
usaha jasa salon kecantikan Zhafira dan shampo dapat habis ketika sudah dipakai. Secara umum
perlengkapan mempunyai ciri harganya relatif terjangkau, barangya berukuran kecil, pemakaiannya dalam
satu periode dan dapat habis. Contoh perlengkapan lainnya misalnya tinta untuk ngeprin, lembaran kertas
yang digunakan dalam operasional usaha dan sebagainya.

Setelah tahu apa itu perlengkapan, sekarang pertanyaan saya bagaimanakah pencatatan perlengkapan
secara tepat sesuai ilmu akuntansi? Jika anda sudah memahaminya maka silahkan memahami artikel
berikutnya tentang pencatatan beban dibayar dimuka, jika anda belum memahami pencatatan
perlengkapan maka silahkan pahami penjelasan berikut ini:

Pencatatan perlengkapan dalam jurnal umum saat pembelian


Ketika membeli perlengkapan, maka kita akan mengeluarkan uang atau dapat juga utang terlebih dahulu.
Nah ketika terjadi transaksi pembelian tersebut maka perusahaan dapat mengakuinya sebagai harta
ataupun sebagai beban. Namun pada umumnya perusahaan mengakuinya sebagai harta yaitu
perlengkapan, meskipun demikian tidak salah jika perusahaan mengakuinya sebagai beban yaitu beban
perlengkapan. Lalu bagaimana mencatat pembelian perlengkapan dalam jurnal umum? Agar lebih jelas
silahkan simak ilustrasi berikut ini:

Pada bulan januari 2014 tepatnya tanggal 1, Zhafira salon membeli beberapa shampo secara tunai
seharga Rp 300.000 untuk keperluan usahanya selama bulan januari. Buatlah pencatatan perlengkapan
(shampo) ke dalam jurnal umum dengan pendekatan harta (disebut juga pendekatan neraca) dan
pendekatan laba-rugi (disebut juga pendekatan laba-rugi).

Jurnal pencatatan pembelian perlengkapan sebagai harta

(Db) Perlengkapan Salon ......................Rp 300.000


(Kr) Kas/utang......................................Rp 300.000

Jurnal pencatatan pembelian perlengkapan sebagai beban

(Db) Beban perlengkapan .............Rp 300.000


(Kr) Kas/utang........................................Rp 300.000
Sekarang saya harap saudara sudah paham cara menjurnal perlengkapan, sekarang saatnya memahami
penyesuaian untuk perlengkapan. Sebelum belajar menyusun jurnal penyesuaian khususnya jurnal
penyesuaian terkait perlengkapan, maka perlu dipahami dalam logika anda mengapa harus menyesuaikan
akun perlengkapan.

Alasan disusun penyesuaian untuk akun perlengkapan


Akun perlengkapan harus disesuaiakan saldonya pada akhir periode akuntansi, hal ini karena dua alasan
utama, yang pertama apabila perlengkapan diakui sebagai harta saat pembelian maka seiring dilakukan
pemakaian perlengkapan tersebut maka beberapa bagian dari perlengkapan yang terpakai harus diakui
sebagai beban perlengkapan. Jadi jika pada 1 januari Zhafira salon mempunyai saldo perlengkapan senilai
Rp 300.000, seiring berjalannya usaha salon dalam bulan itu telah dipakai perlengkapan untuk jasa
pemeliharaan rambut pelanggannya sebesar 250.000 sehingga pada ahir periode bulan januari diketahui
perlengkapan (shampo) tersisa Rp 50.000. Maka berdasarkan informasi tersebut Zhafira salon tidak dapat
mengakui saldo perlengkapannya dalam laporan keuangan bulan januari sebesar Rp 300.000 tetapi saldo
perlengkapan harus diakui sebesar Rp 50.000, hal ini karena perlengkapan yang terpakai sebesar Rp
250.000 tidak lagi diakui sebagai perlengkapan melainnkan harus diakui sebagai beban perlengkapan.
Dengan demikian diperlukan suatu alat agar saldo perlengkapan dapat menunjukan saldo perlengkapan
yang sebenarnya yaitu Rp 50.000 bukan Rp 300.000, nah dalam akuntansi alat itu dinamakan jurnal
penyesuaian

Alasan yang kedua jika perlengkapan diakui sebagai beban perlengkapan ketika pembelian, maka
perlengkapan yang "belum terpakai" selama periode bersangkutan tidak boleh diakui sebagai beban
perlengkapan tetapi diakui sebagai perlengkapan. Jadi sesuai ilustrasi Zhafira salon yang diketahui ketika
tanggal 1 januari dibeli perlengkapan dan dicatat dalam jurnal umum sebagai beban perlengkapan sebesar
Rp 300.000. Nah... saldo beban perlengkapan tidak boleh dilaporkan dalam laporan laba rugi sebesar Rp
300.000 tetapi harus dilaporkan sebesar Rp 250.000 hal ini karena yang benar-benar telah terpakai dalam
bulan januari sebesar Rp 250.000, sedangkan Rp 50.000 belum boleh diakui sebagai beban tapi harus
diakui sebagai perlengkapan karena belum dipakai. Jadi diperlukan jurnal penyesuaian agar pelaporan
beban perlengkapan dilaporkan dengan benar.

Penyesuaian yang disusun untuk akun perlengkapan


Jurnal penyesuaian akun perlengkapan dengan pendekatan Neraca

Beban perlengkapan .........................Rp 250.000


Perlengkapan Salon.............................Rp 250.000

Jurnal penyesuaiana akun perlengkapan dengan pendekatan laba-rugi

Perlengkapan Salon.............................Rp 50.000


Beban perlengkapan.............................Rp 50.000
Demikianlah penjelasan prosedur akuntansi dalam pencatatan akun perlengkapan dari proses pembelian
sampai penyesuaian, Semoga pembahasan materi akuntansi dalam blog akuntansi pendidik khususnya
artikel terkait pencatatan perlengkapan ini bermanfaat untuk anda.

Pencatatan Beban dibayar dimuka dengan pendekatan


Laba-rugi
Beban dibayar dimuka dalam akuntansi dapat diartikan sebagai semua biaya dan beban yang telah
dibayarkan, namun sesungguhnya sebagian dari beban tersebut harus dibayarkan pada periode akuntansi
yang akan datang. Seperti yang kita ketahui bahwa adakalanya perusahaan harus membayar sejumlah
biaya untuk keperluan usahanya, padahal biaya untuk keperluan tersebut seharusnya dibebankan
dalam periode selanjutnya, misalnya biaya asuransi yang harus dibayarkan perusahaan diawal pemakaian
jasa asuransi, beban sewa yang dibayarkan dimuka ketika perusahaan akan menyewa sesuatu, beban
iklan dan sebagainya, nah beban-beban inilah yang disebut beban dibayar dimuka.

Ketika perusahaan membayar biaya tertentu (misal biaya iklan, biaya sewa dll) yang dibayarkan dimuka,
maka ketika perusahaan membayar biaya tersebut, perusahaan belum merasakan manfaat pembayaran
biaya tersebut secara keseluruhan, misalnya perusahaan pada bulan november 2013 membayar biaya
sewa mesin jahit untuk masa satu tahun, maka ketika bulan november bahkan sampai akhir periode
akuntansi yaitu 31 desember 2013 perusahaan belum merasakan manfaat dari sewa mesin jahit secara
keseluruh, tetapi perusahaan baru akan merasakan manfaat dari penyewaan mesin jahit secara
keseluruhan ketika sudah mencapai masa satu tahun yaitu pada bulan oktober 2014.

Dalam ilmu akuntansi khususnya pada pembahasan jurnal penyesuaian, beban dibayar dimuka dicatat
dengan dua pendekatan pendekatan yang pertama adalah pencatatan beban dibayar dimuka dengan
pendekatan neraca disebut juga pendekatan harta, pendekatan yang kedua adalah pendekatan laba-rugi
yang disebut juga pendekatan beban. Apabila perusahaan sejak awal pencatatan beben-beban dibayar
dimuka dilakukan dengan pendekatan laba-rugi maka untuk seterusnya perusahaan tersebut harus
melakukan pencatatan terhadap beban dibayar dimuka dengan pendekatan laba-rugi secara konsisten
begitu juga sebaliknya. Misalnya pada saat melakukan transaksi pembayaran biaya iklan untuk satu tahun,
perusahaan mengakui biaya tersebut sebagai beban yaitu beban iklan sehingga dijurnal debet beban
iklan dan kredit kas, maka ketika akhir tahun perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian dengan
metode laba-rugi dengan menjurnal debet iklan dibayar dimuka dan kredit beban iklan sejumlah beban
iklan yang belum berlaku dalam periode itu. Agar lebih jelas silahkan pahami ilustrasi berikut ini

Contoh soal pencatatan beban dibayar dimuka


Pada tahun 2013 tepatnya pada tanggal 1 bulan Oktober, perusahaan Zhafira malakukan pembayaran
biaya sewa gudang sebesar Rp 36.000.000 selama satu tahun secara tunai, gudang tersebut akan
digunakan perusahaan Zhafira untuk menampung barang dagangannya.

Pencatatan transaksi biaya sewa dibayar dimuka sebagai beban


Pada tanggal 1-10-2013 perusahaan Zhafira yang bergerak dalam bidang perdagangan sembako
melakukan pencatatan pembayaran biaya sewa gudang ke dalam jurnal khusus pengeluaran kas sebagai
berikut:
(Db) Beban sewa gudang.........................Rp 36.000.000
(Kr) Kas.....................................................Rp 36.000.000

Penyesuaian Biaya sewa dibayar dimuka dengan pendekatan laba-rugi

Beban sewa gudang yang dibayarkan perusahaan Zhafira pada tanggal 1-10-2013 sampai dengan akhir
periode akuntansi yaitu 31-12-2013 baru dirasakan manfaat dari penyewaan gudang tersebut selama tiga
bulan yaitu bulan oktober, november, dan desember, Jadi yang sebenarnya telah diakui sebagai beban
sewa gudang sampai akhir periode di tahun 2013 adalah sebesar 9.000.000 rupiah saja dengan
perhitungan; 3/12 x 36.000.000. Padahal pada saat pembayaran yaitu tanggal 1-10-2013 beban sewa
gudang telah tercatat sebesar 36.000.000, sehingga jelaslah bahwa beban sewa gudang belum dicatat
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, jadi perlu dilakukan penyesuaian terhadap beban sewa gudang.
Dalam menyesuaikan beban sewa gudang maka perusahaan Zhafira harus menggunakan pendekatan
laba-rugi, hal ini karena sejak awal yaitu ketika pembayaran beban tersebut Zhafira melakukannya dengan
pendekatan laba-rugi sebagaimana jurnal khusus di atas. Adapun jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan
beban sewa dibayar dimuka dengan pendekatan laba-rugi adalah sebagai berikut

(Db) Sewa gudang dibayar dimuka......................Rp 27.000.000


(Kr) Beban sewa gudang.........................................................Rp 27.000.0000

Angka 27.000.000 rupiah didapat dari sejumlah beban sewa gudang yang dibayarkan dimuka yaitu
36.000.000 dikurangi beban sewa yang diakui dalam periode akuntansi yang bersangkutan (dalam contoh
ini dari 1-10-2013 s/d 31-12-2013) yaitu sebesar 9000.000. Dengan dilakukan penyesuaian sebagaimana
ditunjukan dengan jurnal penyesuaian maka akun beban sewa gudang dapat menunjukan jumlah yang
sebenarnya pada neraca saldo disesuaikan (neraca lajur) maupun hingga pada laporan laba rugi yaitu
sebesar Rp 9.000.000. Jika masih belum jelas lihatlah penjelasan dibawah ini:

Awalnya (pada tanggal 1-10-2013) beban sewa gudang dicatat disebelah debet senilai 36.000.000, Lalu
disesuaikan (pada tanggal 31-12-2013) dengan jurnal penyesuaian dimana posisi beban sewa gudang ada
diposisi kredit senilai 27.000.000, nahh dengan demikian jika digabung maka beban sewa gudang ada
diposisi debet senilai 9000.000, yang diperoleh dari debet 36.000.000 dikurangi kredit 27.000.000 sehingga
hasilnya debet 9000.000. Mudah-mudahan dengan artikel ini saudara dapat lebih paham tentang
penyesuaian beban dibayar dimuka dengan pendekatan laba-rugi, jika masih binggung silahkan bertanya
dalam kotak komentar

Pencatatan asuransi dibayar dimuka dalam akuntansi


Asuransi dibayar dimuka atau dapat juga disebut piutang asuransi termasuk salah satu jenis aktiva atau
harta lancar. Dalam pelaporan keuangan, asuransi dibayar dimuka disajikan dalam neraca. Asuransi
dibayar dimuka dalam akuntansi diartikan sebagai bagian dari premi asuransi yang dibayarkan dimuka
oleh perusahaan pemakai jasa asuransi kepada perusahaan penyedia jasa asuransi, tetapi pembayaran
tersebut belum berlaku pada tanggal pelaporan neraca periode tersebut. Hal ini karena pada umumnya
pembayaran asuransi tersebut pembebanannya bukan hanya pada periode tersebut namun sampai
periode selanjutnya. Apabila sejumlah asuransi telah berlaku dalam periode itu maka biaya pembayaran
asuransi tersebut dipindahkan dari akun Asuransi dibayar dimuka ke akun Beban Asuransi. Pemindahan
biaya pembayaran asuransi dari akun asuransi dibayar dimuka ke beban asuransi ini dilakukan melalui
jurnal penyesuaian yang disiapkan setiap akhir periode akuntansi.

Jurnal penyesuaian yang ditujukan untuk menyesuaikan asuransi dibayar dimuka dapat dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi atau juga bisa disebut pendekatan
harta dengan pendekatan beban. Dalam artikel ini akan diulas pendekatan yang pertama yaitu pendekatan
neraca atau pendekatan harta.

Ilustrasi Pencatatan asuransi dibayar dimuka


Pada bulan Oktober 2013 tepatnya tanggal 1 Perusahaan Zhafira yang bergerak dibidang jasa melakukan
pembayaran premi asuransi secara tunai untuk jangka waktu 7 bulan sebesar 49.000.000 rupiah.
Berdasarkan ilustrasi di atas apabila dalam pencatatannya menggunakan pendekatan neraca maka dapat
dicatat sebagai berikut:

Pencatatan Asuransi dibayar dimuka ketika pembayaran

Pada saat terjadi transaksi pembayaran yaitu tanggal 1 oktober 2013 maka perusahaan Zhafira
mencatatnya kedalam jurnal umum berikut ini
Asuransi dibayar dimuka............................Rp 49.000.000
Kas................................................................Rp 49.000.000

Penyesuaian asuransi dibayar dimuka pada ahir periode

Pada tanggal 31 desember 2013 yaitu akhir periode akuntansi Perusahaan Zhafira wajib membuat jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Beban Asuransi.........................................Rp 21.000.000
Asuransi dibayar dimuka..............................Rp 21.000.000

Penjelasan:
Selama bulan oktober sampai desember 2013 (3 bulan), asuransi dibayar dimuka yang dibayarkan
Perusahaan Zhafira pada tanggal 1 oktober telah diakui sebagai beban sebesar 3/7 dari 49.000.000 yaitu
21.000.000 harus dipindahkan dari akun asuransi dibayar dimuka ke akun beban asuransi. Dengan
demikian akun asuransi dibayar dimuka (harta) berkurang jumlahnya sebesar 21.000.000 sehingga
posisinya berada di sebelah kredit sedangkan beban asuransi bertambah karena adanya pengakuan
beban asuransi selama 3 bulan tersebut sehingga posisinya debet.

Setelah dilakukan penyesuaian dengan pembuatan jurnal penyesuaian maka dalam neraca tahun 2013
akun asuransi dibayar dimuka akan berjumlah Rp 28.000.000 sedangkan dalam laporan laba rugi beban
asuransi akan berjumlah Rp 21.000.000. Demikianlah pemaparan akuntansi untuk asuransi dibayar
dimuka yang dicatat dengan pendekatan neraca.

Tips menghafal saldo normal akun dengan jari tangan


Saldo Normal Akun -Bagi seseorang yang bergelut dalam akuntansi wajib hukumnya Paham tentang
saldo normal setiap akun atau rekening. Kedudukan saldo normal akun dalam akuntansi sangat penting
karena saldo normal rekening menjadi cikal bakal proses akuntansi, apabila saldo normal akun dikuasai
dengan baik maka bukti transaksi keuangan dapat dianalisa dengan tepat sehingga akan menghasilkan
informasi keuangan yang akurat, sebaliknya apabila saldo normal akun tidak dikuasai dengan baik maka
memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam menganalisa bukti transaksi sehingga mengakibatkan
terjadinya kekeliruan pada informasi keuangan yang dihasilkan.
Begitu pentingnya penguasaan saldo normal akun sehingga apabila dibuat perumpamaan saldo normal
akun seperti hati dalam tubuh manusia, apabila hati manusia itu baik maka akan menghasilkan perbuatan
yang terpuji namun apabila hati manusia rusak maka akan menghasilkan perbuatan yang tercela.

Seperti apakah saldo normal akun?? dan bagaimana cara menguasainya? hal inilah yang akan dibahas
dalam blog akuntansi pendidik dalam artikel yang berjudul Tips menghafal saldo normal akun.

Ide pebuatan artikel tips menghafal saldo normal akun berasal dari adanya fakta bahwa dalam kalangan
peserta didik baik siswa maupun mahasiswa masih terjadi kebingungan ketika menganalisa bukti transaksi
keuangan. Misalnya ketika diberi pertanyaan "apabila perusahaan menerima pendapatan dari jasa yang
diberikannya kepada pelanggan, maka posisi pendapatan debit atau kredit?" atau pertanyaan "apakah
saldo normal pendapatan?"
apabila pertanyaan tersebut diberikan kepada siswa yang baru mempelajari mata pelajaran akuntansi
kemudian pertanyaan tersebut dijawab dengan jawaban yang salah maka masih dianggap wajar, namun
apabila pertanyaan tersebut diberikan kepada siswa kelas XII IPS atau mahasiswa akuntansi yang
seharusnya sudah memiliki pengetahuan akuntansi yang mumpuni, akan tetapi pertanyaan tersebut
dijawab dengan jawaban yang salah maka ini adalah sangat keterlaluan.
Namun fakta menunjukan masih banyak para siswa dan mahasiswa yang masih belum tepat atau tidak
tepat dalam menentukan saldo normal akun, atas dasar ini maka penulis berinisiatif memberi tips
sederhana untuk menghafal saldo normal akun, dengan harapan dapat meningkatkan penguasaan tentang
saldo normal akun, baik akun harta, utang, modal, pendapatan maupun beban.
Sebelum dibahas tentang tips dalam menghafal saldo normal akun, terlebih dahulu akan dipaparkan
tentang kelompok akun-akun yang dipergunakan dalam pencatatan akuntansi secara garis besar. Dalam
akuntansi dikenal lima Kelompok akun yaitu Harta, Utang, Modal, Pendapatan dan Biaya atau Beban.
Kelima kelompok akun tersebut masing-masing memiliki golongan akun dan jenis akun serta saldo normal
masing-masing rekening, untuk lebih jelasnya simaklah pemaparan berikut ini:

Saldo Normal Akun Harta (Aktiva atau asset)


Akun Harta merupakan kelompok akun yang pertama sehingga diberikan kode angka satu (1). Akun harta
memiliki beberapa golongan akun antara lain golongan harta lancar, harta tetap dan harta tak berwujud.
Dari golongan akun harta memiliki masing-masing jenisnya antara lain harta lancar jenisnya meliputi kas,
piutang, perlengkapan dan sebagainya, harta tetap jenisnya meliputi tanah, gedung, kendaraan, mesin
produksi dan sebagainya, harta tak berwujud jenisnya meliputi hak paten, good will, trade mark dan
sebagainya.
Semua akun yang termasuk kelompok harta memiliki saldo normal "Debit", sehingga setiap terjadi
transaksi yang menyebabkan penambahan atau peningkatan harta akan dicatat dalam jurnal pada posisi
debit begitu juga sebaliknya apabila terjadi transaksi yang mengakibatkan pengurangan harta atau
penurunan harta dicatat dalam jurnal pada posisi kredit. Contohnya pada tanggal 3 januari 2013 CV Efi
tailor membeli mesin jahit secara tunai dengan harga Rp 4.000.000.
Analisa transaksi:
Transaksi yang dilakukan CV Efi tailor mengakibatkan akun harta bertambah dan akun harta berkurang.
Akun harta yang bertambah dalam hal ini yaitu "mesin jait" sedangkan akun harta yang berkurang berjenis
"kas".
Karena akun harta yang berjenis mesin jahit bertambah maka dicatat di posisi debit sedangkan akun kas
diposisi kredit karena terjadi pengurangan, Sehingga jurnal umum yang dibuat adalah sebagai berikut:
Mesin jahit................Rp 4.000.000
Kas ..................................Rp 4.000.000

Saldo Normal Akun utang (Liability)


Akun utang merupakan kelompok akun yang kedua sehingga diberikan kode angka dua (2). Akun utang
memiliki beberapa golongan antara lain utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka
pendek jenisnya antara lain utang gaji, utang usaha, utang bank kurang dari satu tahun dan utang jangka
panjang jenisnya antara lain utang bank lebih dari satu tahun, utang obligasi dan sebagainya.
Semua akun yang termasuk kelompok utang memiliki saldo normal Kredit, sehingga setiap terjadi
transaksi yang menyebabkan penambahan utang atau peningkatan utang akan dicatat dalam jurnal pada
posisi kredit begitu juga sebaliknya apabila terdapat penurunan utang atau pelunasan utang maka utang
akan dicatat diposisi debit.
Contoh Pada tanggal 4 januari 2013 CV efi membeli perlengkapan jahit secara kredit dengan nominal Rp
1000.000
Analisa transaksi:
Transaksi pembelian perlengkapan jahit secara kredit mengakibatkan utang bertambah sehingga ketika
dicatat dalam jurnal akun utang berada diposisi kredit. Jurnal umum yang dibuat adalah sebagai berikut:
Perlengkapan jahit .............Rp 1000.000
Utang usaha ............................Rp 1000.000

Saldo Normal Akun Modal (Ekuity)


Akun modal merupakan kelompok akun yang ketiga, sehingga diberi kode angka tiga (3). Akun Modal
memiliki saldo normal kredit, sehingga apabila terjadi peningkatan modal akan dicatat pada posisi kredit
sebaliknya apabila terjadi transaksi yang menurunkan modal maka modal akan dicatat pada posisi debit.
Contoh transaksi yang menambah atau meningkatkan modal adalah transaksi penyetoran modal pemilik.
Contohnya pada tanggal 5 januari 2013 sekutu pasif CV efi tailor menyetorkan modal tambahan berupa
uang tunai sebesar Rp 10.000.000.
Analisa Transaksi:
Transaksi penyetoran penambahan modal mengakibatkan modal bertambah sehingga ketika dicatat dalam
jurnal umum akun modal dicatat pada posisi kredit. Jurnal umum yang dibuat adalah sebagai berikut:
Kas .......................Rp 10.000.000
Modal Pemilik ...............Rp 10.000.000

Saldo Normal Akun Pendapatan (Income)


Akun Pendapatan merupakan kelompok akun yang ke empat, sehingga diberi kode angka empat (4). Akun
pendapatan memiliki dua golongan yaitu golongan pendapatan usaha, jenisnya antara lain pendapatan
service dan pendapatan diluar usaha, jenisnya antara lain pendapatan bunga bank. Pada perusahaan jasa
pendapatan atau penghasilan utama berasal dari pendapatan jasa sedangkan pada perusahaan dagang
pendapatanya atau penghasilan berasal dari penjualan barang dagangan.
Semua akun yang termasuk pada kelompok pendapatan memiliki saldo normal kredit, sehingga apabila
terjadi peningkatan atau penambahan pendapatan dicatat dalam jurnal umum pada posisi kredit.
Contohnya Pada tanggal 15 januari CV efi tailor menerima pendapatan jasa dari pelanggan sebesar Rp
500.000.
Analisa transaksi:
Transaksi penerimaan pendapatan mengakibatkan pendapatan meningkat sehingga ketika dicatat dalam
jurnal umum akun pendapatan jasa dicatat pada posisi kredit. Jurnal umum yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Kas ..................Rp 500.000
Pendapatan Jasa........Rp 500.000

Saldo Normal Akun Biaya dan beban (Cost dan expense)


Akun biaya dan beban merupakan kelompok akun yang kelima, sehingga diberi kode angka lima (5). Akun
biaya dan beban memiliki dua golongan yaitu biaya atau beban usaha, jenisnya antara lain biaya angkut,
biaya gaji, biaya pembelian peralatan dan sebagainya dan biaya atau beban diluar usaha, jenisnya antara
lain beban bunga, beban penyusutan dan sebagainya. Semua akun yang termasuk kelompok biaya atau
beban memiliki saldo normal debit, sehingga apabila terjadi peningkatan biaya atau beban dicatat dalam
jurnal umum pada posisi debet.
Contohnya pada tanggal 30 januari CV efi tailor membayar biaya gaji karyawan sebesar Rp 2000.000.
Analisa transaksi:
Transaksi pembayaran biaya gaji mengakibatkan biaya meningkat atau bertambah sehingga ketika dicatat
dalam jurnal umum akun biaya gaji dicatat pada posisi debet. Jurnal umum yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Biaya Gaji ................Rp 2000.000
Kas.........................Rp 2000.000

Dari pemaparan tentang golongan akun harta (H), utang (U), Modal (M), Pendapatan (P) dan Beban (B) di
atas maka secara disngkat dapat disimpulkan saldo normal dari akun-akun tersebut yaitu sebagai berikut:
Harta memiliki saldo normal Debit
Utang memiliki saldo normal Kredit
Modal memiliki saldo normal Kredit
Pendapatan memiliki saldo normal Kredit
Biaya atau beban memiliki saldo normal Debit

Setelah dipaparkan secara lengkap tentang pemahaman saldo normal akun, selanjutnya akan dipaparkan
tips untuk menghafal saldo normal akun, diharapkan dengan tips ini saudara tidak akan lupa saldo normal
setiap akun sehingga saudara dapat menganalisis bukti transaksi keuangan secara tepat.

Inilah Tips Menghafal Saldo Normal Akun dengan 5 jari Tangan


Tips untuk menghafal saldo normal akun yang akan dibahas diartikel ini merupakan tips yang sederhana
yaitu dengan memanfaatkan jari-jari tangan, sehingga apabila kita lupa saldo normal akun maka kita dapat
segera mengingatnya dengan melihat jari tangan kita.
Tahap pertama untuk menghafal tips ini adalah kita umpamakan ibu jari kita adalah akun harta, jari
telunjuk sebagai akun utang, jari tengah sebagai akun modal, jari manis adalah akun pendapatan dan
terahir jari kelingking sebagai akun biaya dan beban. Lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:
Tahap berikutnya kita tarik atau lipat jari telunjuk sebagai akun utang, jari tengah sebagai akun modal dan
jari manis sebagai akun pendapatan ke dalam telapak tangan, sehingga tangan kita posisinya seperti
gambar berikut ini:

Gambar jari tangan diatas bermakna ibu jari sebagai lambang akun harta dan jari kelingking sebagai
lambang beban memiliki saldo normal Debit, sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis yang
melambangkan akun utang, modal dan pendapatan memiliki saldo kredit. Dengan demikian apabila
saudara lupa dengan saldo normal akun H,U,M,P,B maka saudara tinggal membuka telapak tangan
kemudian melipat jari telunjuk, jari tengah dan jari kelingking seperti gambar di atas serta menerjemahkan
bahwa ibu jari dan jari kelingking sebagai lambang harta dan beban saldo normalnya "debit" sehingga
apabila terjadi penambahan pada harta atau beban dicatat pada posisi debit, sedangkan jari yang dilipat
yang terdiri dari jari telunjuk, jari tengah dan jari manis melambangkan akun utang, modal dan
pendapatan memiliki saldo normal "kredit", sehingga apabila terjadi penambahan pada utang, modal dan
pendapatan dicatat pada posisi kredit. Dengan kalimat yang lebih singkat jari yang tidak dilipat (Harta dan
beban) saldo normalnya debit sedangkan jari yang dilipat (U, M, P) saldo normalnya kredit. Setelah
menguasai tips ini disarankan untuk menguatkan pemahaman saudara tentang saldo normal akun dengan
latihan menyusun jurnal umum. Demikianlah pembahasan tips menghafal saldo normal akun dengan
menggunakan jari tangan, semoga bermanfaat untuk anda.

Penyusunan laporan keuangan melalui persamaan


akuntansi
Apakah bisa laporan keuangan disusun hanya melalui daftar persamaan akuntansi? Jawabannya adalah
Bisa. Setelah kita membahas konsep dasar persamaan akuntansi dan dilanjutkan dengan soal dan
pembahasan tentang persamaan akuntansi, maka pada artikel ini akan dipaparkan cara menyusun laporan
keuangan melalui daftar persamaan dasar akuntansi.

Laporan keuangan dapat disusun melalui beberapa cara yaitu melalui daftar persamaan akuntansi, melalui
siklus akuntansi dan melalui bantuan teknologi. Dari ketiga cara penyusunan laporan keuangan baik
melalui daftar persamaan akuntansi, melalui siklus akuntansi maupun melalui teknologi, semua memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusunan laporan keuangan melalui persamaan dasar akuntansi maksudnya
adalah kita menyusun laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan neraca berdasarkan data
keuangan yang terdapat pada daftar persamaan akuntansi yang telah dibuat, apabila menyusun laporan
keuangan melalui daftar persamaan akuntansi kelebihannya adalah lebih sederhana atau lebih mudah
prosesnya, kekurangannya adalah membutuhkan media atau lembar kertas yang panjang apabila dalam
perusahaan terdapat banyak transaksi sehingga penyusunan laporan keuangan dengan persamaan dasar
akuntansi hanya cocok untuk perusahaan kecil yang masih sederhana jenis transaksinya dan frekuensinya
masih relatif sedikit.

Penyusunan laporan keuangan melalui siklus akuntansi maksudnya adalah kita menyusun laporan
keuangan melalui tahap-tahap yang terdapat dalam siklus akuntansi mulai dari tahap analisa bukti
transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal, pempostingan ke buku besar sampai pada penyusunan
neraca saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik. Kelebihan menyusun laporan keuangan melalui siklus
akuntansi adalah menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan dapat dan dapat terkontrol
dengan baik trial and erornya sedangkan kekurangannya adalah prosesnya lebih rumit dibandingkan
dengan menyusun laporan keuangan melalui persamaan dasar akuntansi. Penyusunan laporan keuangan
dengan bantuan teknologi maksudnya adalah bahwa dalam penyusunan laporan keuangan kita
mengandalkan komputer dan aplikasi atau software tertentu yang dirancang secara khusus untuk
kepentingan pembuatan laporan keuangan, misalnya dengan bantuan aplikasi atau software myob atau
aplikasi yang lainnya. Penyusunan laporan keuangan dengan bantuan teknologi banyak sekali diterapkan
dalam perusahaan-perusahaan menengah dan perusahaan besar. Kelebiahan penyusunan laporan
keuangan dengan bantuan teknologi adalah dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dalam
waktu yang cepat sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan keterampilan dalam menjalankan atau
mengoperasikan aplikasi yang bersangkutan. Sebagai Salah satu contoh bentuk laporan keuangan adalah
laporan keuangan PLN yang dapat anda pelajari untuk bentuk real dari laporan keuangan.

Seperti yang tertulis dalam judul artkel ini, maka dalam artikel ini akan dibahas tentang cara menyusun
laporan keuangan melalui persamaan akuntansi, Agar dapat memahaminya dengan baik tentang teknik
atau proses penyusunan laporan keuangan melalui persamaan akuntansi berikut ini diberikan ilustrasi
sebagai berikut ini.

Pada Awal bulan April 2013 Pak Amat Ansor mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
pengiriman barang dengan nama "Jaya Expres" adapun transaksi selama bulan April adalah sebagai
berikut:

Pada tanggal 1 April pak Amat sebagai pemilik perusahaan menyetorkan uang kas sebesar Rp 4.800.000
sebagai modal awal.
Pada tanggal 5 April Jaya expres membeli peralatan kantor seharga Rp 1.250.000 dibayar dengan kas
sebesar Rp 750.000 dan sisanya dibayar bulan Mei 2013
Pada tanggal 8 April Pak Amat membeli perlengkapan kantor secara tunai dengan harga Rp 75.000
Pada tanggal 10 April Jaya Expres melunasi hutangnya pada kreditur dengan uang tunai sebesar Rp
250.000
Pada tanggal 15 April dibayar beban sewa kantor untuk bulan januari sebesar Rp 400.000
Pada tanggal 17 April Jaya expres membayar beban sewa kendaraan Rp 300.000
Pada tanggal 20 April Jaya expres menerima pendapatan jasa angkut sebesar Rp 1000.000
Pada tanggal 22 April Pak amat mengambil sebagian modal untuk kepentingan pribadi senilai Rp 600.000
Pada tanggal 25 April Jaya expres menerima pendapatan jasa angkut sebesar 1.500.000
Pada tanggal 31 April diperkirakan beban penyusutan peralatan kantor sebesar Rp 30.000 dan
perlengkapan kantor yang tersisa senilai Rp 15.000
Daftar persamaan dasar akuntansi perusahaan jasa
Berdasarkan transaksi di atas maka pak Amat menyusun sebuah daftar persamaan akuntansi sebagai
berikut:

Penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa

Setelah disusun daftar persamaan akuntansi maka selanjutnya dapat dibuat laporan keuangan, yang
meliputi laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan neraca sebagai berikut:

Penyusunan Laporan Laba-Rugi melalui daftar persamaan dasar akuntansi


Laporan laba rugi disusun dengan mengutip Semua pendapatan dan beban yang ada dalam daftar
persamaan dasar akuntansi.

Laporan perubahan modal yang disusun melalui daftar persamaan dasar


akuntansi

Laporan Perubahan modal dapat disusun dengan mengutip saldo yang mempengaruhi perubahan modal
perusahaan seperti prive dan sebagainya, serta mengutip saldo laba atau rugi dalam laporan laba-rugi.

Neraca yang disusun melalui daftar persamaan dasar akuntansi


Neraca disusun dengan mengutip saldo total dari masing-masing akun, letak saldo total ada pada baris
terahir pada setiap akun.

Kesimpulan
Laporan keuangan dapat disusun dengan mudah melalui daftar persamaan dasar akuntansi. Pada
umumnya cara penyusunan laporan keuangan melalui persamaan dasar akuntansi dipraktikan pada
perusahaan yang jenis transaksinya masih sederhana dan frekuensi terjadinya transaksi masih sedikit. Cara
menyusun laporan keuangan melalui daftar persamaan dasar akuntansi dilakukan dengan mengutip data
keuangan yang berada pada daftra persamaan akuntansi, misalnya laporan laba rugi mengutip semua
pendapatan dan beban yang ada dalam daftar persamaan akuntansi. Demikianlah pembahasan
penyusunan laporan keuangan melalui persamaan akuntansi dalam blog akuntansi pendidik, semoga
bermanfaat.

Menafsirkan persamaan dasar akuntansi


Sebelum memahami tentang akuntansi lebih mendalam maka perlu dikuasai dahulu persamaan dasar
akuntansi. Konsep persamaan dasar akuntansi merupakan cikal bakal proses dalam akuntansi yang
menerapkan sistem berpasangan (double entry). Persamaan dasar akuntansi menunjukan hubungan
antara aktiva, kewajiban, dan modal. Adapun bentuk persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut:
Bentuk persamaan dasar akuntansi
Bentuk persamaan AKTIVA = MODAL

Dalam persamaan ini hanya terdapat dua elemen persamaan yaitu aktiva dan modal. Aktiva adalah segala
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan modal adalah sumber kekayaan perusahaan yang
berasal dari pemilik perusahaan. Dengan demikian persamaan Aktiva (harta) = Modal mempunyai arti
bahwa kekayaan yang dimiliki perusahaan semuanya bersumber dari pemilik perusahaan.
Persamaan AKTIVA = UTANG + MODAL

Dalam persamaan ini terdapat tiga elemen persamaan yaitu aktiva, utang dan modal. Persamaan ini
bermakna bahwa kekayaan yang dimiliki perusahaan berasal dari dua sumber yaitu sumber yang pertama
adalah dari pihak lain (kreditur) dalam hal ini berbentuk Hutang sedangkan sumber yang kedua adalah
pemilik perusahaan dalam hal ini berbentuk modal. Persamaan dasar akuntansi yang telah menyajikan tiga
elemen ini merupakan persamaan yang sempurna, artinya didalam persamaan ini telah memuat seluruh
kekayaan perusahaan dan seluruh sumber kekayaan perusahaan yaitu bersumber dari Hutang dan Modal.
Persamaan Akuntansi dalam bentuk Aktiva = Hutang + Modal dapat dikembangkan lagi menjadi bentuk
AKTIVA = UTANG + MODAL + (PENDAPATAN - BEBAN)
Persamaan AKTIVA =UTANG+MODAL+(PENDAPATAN-BEBAN)

Dalam pengembangan ini terlihat dua elemen tambahan yaitu pendapatan dan beban. Elemen pendapatan
dan beban menunjukan laba-atau rugi perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain Sumber
kekayaan perusahaan bertambah yaitu laba atau keuntungan yang diperoleh dalam periode tertentu.
Namun apabila terjadi kerugian maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu kerugian akan mengurangi
kekayaan perusahaan. Selain pengembangan diatas masih ada pengembangan lain yaitu apabila terjadi
prive dalam periode tertentu sehingga persamaan dasar akuntansi menjadi AKTIVA = UTANG + (MODAL-
PRIVE) + (PENDAPATAN - BEBAN).

Persamaan dasar akuntansi seperti yang telah dijelaskan di atas akan mempengaruhi setiap transaksi
keuangan yang terjadi dalam perusahaan, Pengaruh tersebut minimal terjadi pada dua akun. Macam-
macam pengaruh misalnya dalam transaksi penerimaan pendapatan akan mempengaruhi akun kas
(menambah kas) dan akun modal (menambah modal), dalam transaksi pembayaran gaji akan
mempengaruhi akun kas (mengurangi kas) dan modal (mengurangi modal). Untuk memperjelas
pemahaman tentang persamaan dasar akuntansi silahkan pahami ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi pencatatan transaksi ke daftar persamaan akuntansi
Pada tanggal 1 januari 2013 Pak Solikhin mendirikan sebuah jasa servis elektronika yang diberi nama likhin
servis. Untuk modal awalnya pak solikhin menyetorkan uang kas sebesar Rp 5000.000.

Pada tanggal 15 Januari 2013 Pak Solikhin membeli peralatan elektronika untuk keperluan usahanya
seharga Rp 300.000 dibayar per kas Rp200.000 sedangkan sisanya dibayar satu minggu yang akan datang.

Pada tanggal 20 diterima jasa servise televisi dan sound system sebesar Rp 500.000
Pada tanggal 30 Januari dibayar beban listrik sebesar Rp 50.000

Berdasarkan ilustrasi di atas buatlah pencatatan dalam persamaan dasar akuntansi!

Penjelasan langkah penyusunan daftar persamaan dasar


akuntansi
Langkah awal untuk membuat pencatatan ke dalam persamaan dasar akuntansi adalah menganalisis bukti
transaksi atas transaksi yang dilakukan. Bagaimana cara menganalisisnya? Cara untuk menganalisi
transaksi ada dua tahap yang pertama adalah Menentukan akun-akun yang muncul dari transaksi tersebut,
langkah kedua adalah menentukan pengaruhnya terhadap harta, utang dan modal. pengaruh bisa
menambah atau mengurangi.

Berdasarkan transaksi di atas maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut:


Tanggal 1 Januari 2013
Analisis yang dapat dilakukan untuk transaksi tanggal 1 Januari adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Menentukan akun-akun yang timbul atau akun-akun yan terlibat dalam transaksi.
Dalam transaksi penyetoran modal oleh pak solikhin dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 5000.000, maka
akun yang terlibat adalah akun kas dan akun Modal.
Langkah 2 Menentukan pengaruhnya terhadap Harta, Utang dan Modal.
Dalam transaksi tanggal 1 maka dapat diketahui bahwa Kas dan modal yang dimiliki perusahaan servis
milik pak solikhin bertambah. Akun kas bertambah akibat adanya uang tunai yang disetorkan ke dalam
perusahaan oleh pemilik, Sedangkan modal bertambah karena uang yang disetorkan tersebut sebagai
modal awal usaha. Dengan demikian pada satu sisi harta bertambah berupa kas Rp 5000.000 dan
diimbangi dengan akun modal Rp 5000.000 sehingga pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi
adalah terjadinya perubahan antara harta dan modal.

Tanggal 15 Januari 2013


Analisis yang dapat dilakukan untuk transaksi tanggal 15 Januari adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Menentukan akun-akun yang timbul atau akun-akun yan terlibat dalam transaksi.
Dalam transaksi Pembelian peralatan elektonika yang dilakukan sebagian secara tunai dan sebagian kredit,
maka akun yang muncul atau terlibat adalah akun peralatan, akun kas dan akun Hutang usaha.

Langkah 2 Menentukan pengaruhnya terhadap Harta, Utang dan Modal.


Dalam transaksi tanggal 15 maka dapat diketahui bahwa akun peralatan bertambah karena telah dilakukan
pembelian, akun Kas berkurang karena telah digunakan untuk membeli peralatan elektonika seharga dan
akun Hutang bertambah karena sebagian pembelian peralatan dilakukan secara kredit. Peralatan
bertambah Rp 300.000 dan kas berkurang Rp 200.000 dan utang bertambah Rp 100.000. Dengan
demikian pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi, yaitu Harta bertambah berupa peralatan Rp
300.000 dan harta berkurang berupa kas Rp 200.000 diimbangi dengan bertambahnya utang Rp 100.000

Tanggal 20 Januari 2013


Analisis yang dapat dilakukan untuk transaksi tanggal 20 Januari adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Menentukan akun-akun yang timbul atau akun-akun yan terlibat dalam transaksi.
Dalam transaksi Penerimaan pendapatan jasa servise per kas dari pelanggan sebasar Rp 500.000, maka
dapat diketahui bahwa akun yang muncul adalah akun kas dan akun pendapatan jasa.

Langkah 2 Menentukan pengaruhnya terhadap Harta, Utang dan Modal.


Dalam transaksi tanggal 20 maka dapat diketahui bahwa Kas dan Pendapatan yang dimiliki perusahaan
servis milik pak solikhin bertambah. Akun kas bertambah akibat adanya uang tunai yang diterima pak
solikhin dari pelangganya atas jasa servis yang diberikannya, sedangkan akun pendapatan bertambah
karena uang kas yang diterima oleh pak solihin atas pemberian jasa servise diakui sebagai pendapatan jasa.
Dengan demikian pada satu sisi harta bertambah berupa kas Rp 500.000 dan diimbangi dengan
bertambahnya akun pendapatan jasa sebesar Rp 500.000, karena penambahan pendapatan adalah akun
yang memiliki pengaruh menambah modal sehingga pengaruh transaksi tanggal 20 terhadap persamaan
akuntansi adalah terjadinya perubahan antara harta dan modal.

Tanggal 30 Januari 2013


Analisis yang dapat dilakukan untuk transaksi tanggal 30 Januari adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Menentukan akun-akun yang timbul atau akun-akun yan terlibat dalam transaksi.
Dalam transaksi pembayaran beban listrik sebesar Rp 50.000 yang dilakukan jasa servis milik pak solihin,
dapat diketahui akun yang muncul adalah akun beban listrik dan akun kas.

Langkah 2 Menentukan pengaruhnya terhadap Harta, Utang dan Modal.


Dalam transaksi tanggal 30 maka dapat diketahui bahwa Beban dalam hal ini beban listrik bertambah
sedangkan akun kas berkurang. Akun kas Berkurang sebesar Rp 50.000 karena telah digunakan untuk
membayar beban listrik sedangkan beban listrik bertambah sebesar Rp 50.000 hal ini akibat dari adanya
tagihan listrik yang menjadi tanggungan jasa servis milik pak solihin selama bulan januari. Dengan
demikian pada satu sisi harta berkurang berupa kas sebesar Rp 50.000 dan diimbangi dengan
bertambahnya akun beban listrik Rp 50.000, karena penambahan beban listrik adalah akun yang memiliki
pengaruh mengurangi modal sehingga pengaruh transaksi tanggal 30 terhadap persamaan akuntansi
adalah terjadinya perubahan antara harta dan modal.

Contoh Daftar persamaan dasar akuntansi


Berdasarkan analisis di atas maka transaksi selama bulan januari 2013 pada jasa servis Likhin dapat dicatat
ke dalam bentuk persamaan dasar akuntansi sebagian berikut ini:

Dalam Bentuk persamaan dasar akuntansi seperti yang ada di atas, dapat terlihat saldo setiap terjadi
transaksi hal ini karena setiap kali terjadi transaksi akan langsung dijumlahkan atau dikurangkan dengan
saldo sebelumnya. Saldo total persamaan dasar akuntansi harus menunjukan jumlah total saldo aktiva dan
pasiva yang sama atau balance, apabila jumlahnya tidak sama maka persamaan dasar akuntansi yang
dibuat atau disusun masih kurang tepat.

Setelah memahami penafsiran persamaan dasar akuntansi, maka untuk menuntaskan pemahaman tentang
persamaan dasar akuntansi silahkan latihan untuk mengerjakan soal-soal tentang persamaan dasar
akuntansi secara mandiri, sebagai pemantapan bagi saudara untuk memahami persamaan dasar akuntansi
silahkan pahami artikel tentang proses pencatatan transaksi ke dalam daftar persamaan dasar akuntansi .
Demikianlah pembahasan tentang Persamaan dasar akuntansi dalam blog akuntansi pendidik semoga
bermanfaat bagi saudara dalam memahami konsep akuntansi.

Cara menyusun laporan perubahan modal


Selamat datang sahabat, dalam artikel ini akan di bahas cara menyusun laporan perubahan
modal. Sebelumnya saya sampaikan terimakasih kapada anda sebagai generasi tangguh yang selalu
berupaya menambah ilmunya khususnya ilmu akuntansi. Laporan perubahan modal merupakan salah satu
jenis laporan keuangan disamping laporan laba-rugi, laporan neraca dan laporan arus kas.

Pengertian Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan informasi terkait modal yang
dimiliki suatu perusahaan serta menyajikan pula hal-hal yang menyebabkan modal tersebut bertambah
atau berkurang sampai pada ahir periode akuntansi, sehingga dalam laporan perubahan modal ini akan
diketahui modal ahir suatu perusahaan dalam periode tertentu. Secara lebih terperinci dalam laporan
perubahan modal suatu perusahaan yang bentuk badan usahanya berbentuk Perseorangan, CV atau firma
terdiri atas modal awal perusahaan, laba yang diraih atau rugi yang diderita dan prive serta di ahir laporan
akan diketahui modal ahir perusahaan. Laba yang diraih perusahaan bersifat menambah modal awal
sedangkan rugi yang diderita perusahaan bersifat mengurangi modal awal, prive bersifat mengurangi
modal awal dari adanya penambahan atau pengurangan terhadap modal awal tersebut maka akan
diperoleh modal ahir perusahaan.
Laporan perubahan modal dalam badan usaha yang berbetuk perseroan terbatas sedikit berbeda hal ini
karena dalam perseroaan terbatas atau biasa disingkat PT modalnya berupa saham dan laporan perubahan
modal dalam perseroan terbatas biasa disebut laporan laba ditahan. Secara lebih detail laporan perubahan
modal atau laporan laba ditahan dalam badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas terdiri dari laba
ditahan awal, laba bersih, dividen yang diumumkan dan laba ditahan ahir. Laba bersih bersifat menambah
laba ditahan awal sedangkan dividen yang diumumkan bersifat mengurangi dari penambahan atau
pengurangan tersebut maka akan diperoleh laba ditahan ahir. Untuk lebih jelasnya tentang bentuk laporan
perubahan modal atau laporan laba ditahan badan usaha yang berbentuk perseroan dapat dilihat
formatnya dalam artikel bentuk laporan keuangan.
Cara Membuat laporan perubahan modal
Penyusunan laporan perubahan modal sangatlah mudah, Sama seperti halnya penyusunan laporan laba-
rugi dan penyusunan neraca, laporan perubahan modal juga dapat disusun dengan mudah dari neraca
lajur. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah gambar neraca lajur PD Zafira berikut ini:
PD Zafira
Neraca Lajur
Periode 31 Desember 2012
Berdasarkan neraca lajur PD Zafira diatas dapat diketahui saldo modal adalah Rp 75.000.000, Saldo Prive
Rp 16.250.000 dan saldo laba Rp 109.824.000. Berdasarkan saldo-saldo tersebut maka dapat disusun
laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas sebagai berikut:
PD Zafira
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2012

Modal Awal Rp 75.000.000


Laba usaha Rp 109.824.000
Prive (Rp 16.250.000)
jumlah Rp 93. 574.000+
Modal ahir Rp 168.574.000

Dalam laporan perubahan modal PD Zafira di atas menggambarkan bahwa terjadi kenaikan modal dari Rp
75.000.000 menjadi Rp 168.000.000 kenaikan modal ini terjadi karena adanya penambahan laba usaha
yang diraih PD Zafira yaitu sebesar Rp 109.824.000 serta dari adanya pengurangan karena adanya prive
sebesar Rp 16.250.000
Kesimpulan
Laporan perubahan modal adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal yang terjadi
pada ahir periode akuntansi. Perubahan tersebut dapat terjadi karena adanya laba yang diraih perusahaan
atau rugi yang diderita perusahaan, perubahan juga dapat terjadi karena adanya prive. Tujuan disusunya
laporan perubahan modal adalah untuk memberikan informasi tentang saldo modal perusahaan secara
akurat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Demikianlah pembahasan cara menyusun laporan
perubahan modal secara lengkap dalam blog akuntansi pendidik, semoga bermanfaat

Cara menyusun laporan perubahan modal


Selamat datang sahabat, dalam artikel ini akan di bahas cara menyusun laporan perubahan
modal. Sebelumnya saya sampaikan terimakasih kapada anda sebagai generasi tangguh yang selalu
berupaya menambah ilmunya khususnya ilmu akuntansi. Laporan perubahan modal merupakan salah satu
jenis laporan keuangan disamping laporan laba-rugi, laporan neraca dan laporan arus kas.

Pengertian Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan informasi terkait modal yang
dimiliki suatu perusahaan serta menyajikan pula hal-hal yang menyebabkan modal tersebut bertambah
atau berkurang sampai pada ahir periode akuntansi, sehingga dalam laporan perubahan modal ini akan
diketahui modal ahir suatu perusahaan dalam periode tertentu. Secara lebih terperinci dalam laporan
perubahan modal suatu perusahaan yang bentuk badan usahanya berbentuk Perseorangan, CV atau firma
terdiri atas modal awal perusahaan, laba yang diraih atau rugi yang diderita dan prive serta di ahir laporan
akan diketahui modal ahir perusahaan. Laba yang diraih perusahaan bersifat menambah modal awal
sedangkan rugi yang diderita perusahaan bersifat mengurangi modal awal, prive bersifat mengurangi
modal awal dari adanya penambahan atau pengurangan terhadap modal awal tersebut maka akan
diperoleh modal ahir perusahaan.
Laporan perubahan modal dalam badan usaha yang berbetuk perseroan terbatas sedikit berbeda hal ini
karena dalam perseroaan terbatas atau biasa disingkat PT modalnya berupa saham dan laporan perubahan
modal dalam perseroan terbatas biasa disebut laporan laba ditahan. Secara lebih detail laporan perubahan
modal atau laporan laba ditahan dalam badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas terdiri dari laba
ditahan awal, laba bersih, dividen yang diumumkan dan laba ditahan ahir. Laba bersih bersifat menambah
laba ditahan awal sedangkan dividen yang diumumkan bersifat mengurangi dari penambahan atau
pengurangan tersebut maka akan diperoleh laba ditahan ahir. Untuk lebih jelasnya tentang bentuk laporan
perubahan modal atau laporan laba ditahan badan usaha yang berbentuk perseroan dapat dilihat
formatnya dalam artikel bentuk laporan keuangan.
Cara Membuat laporan perubahan modal
Penyusunan laporan perubahan modal sangatlah mudah, Sama seperti halnya penyusunan laporan laba-
rugi dan penyusunan neraca, laporan perubahan modal juga dapat disusun dengan mudah dari neraca
lajur. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah gambar neraca lajur PD Zafira berikut ini:
PD Zafira
Neraca Lajur
Periode 31 Desember 2012

Berdasarkan neraca lajur PD Zafira diatas dapat diketahui saldo modal adalah Rp 75.000.000, Saldo Prive
Rp 16.250.000 dan saldo laba Rp 109.824.000. Berdasarkan saldo-saldo tersebut maka dapat disusun
laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas sebagai berikut:
PD Zafira
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2012

Modal Awal Rp 75.000.000


Laba usaha Rp 109.824.000
Prive (Rp 16.250.000)
jumlah Rp 93. 574.000+
Modal ahir Rp 168.574.000

Dalam laporan perubahan modal PD Zafira di atas menggambarkan bahwa terjadi kenaikan modal dari Rp
75.000.000 menjadi Rp 168.000.000 kenaikan modal ini terjadi karena adanya penambahan laba usaha
yang diraih PD Zafira yaitu sebesar Rp 109.824.000 serta dari adanya pengurangan karena adanya prive
sebesar Rp 16.250.000
Kesimpulan
Laporan perubahan modal adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal yang terjadi
pada ahir periode akuntansi. Perubahan tersebut dapat terjadi karena adanya laba yang diraih perusahaan
atau rugi yang diderita perusahaan, perubahan juga dapat terjadi karena adanya prive. Tujuan disusunya
laporan perubahan modal adalah untuk memberikan informasi tentang saldo modal perusahaan secara
akurat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Demikianlah pembahasan cara menyusun laporan
perubahan modal secara lengkap dalam blog akuntansi pendidik, semoga bermanfaat

Cara menyusun Neraca atau balance sheet


Penyusunan Neraca atau balance sheet dilakukan perusahaan atau organisasi ekonomi dalam
ahir periode akuntansi. Neraca merupakan salah satu bentuk dari laporan keuangan sebagaimana yang
telah dibahas dalam artikel sebelumnya tentang pengenalan laporan keuangan bahwa laporan keuangan
terdiri dari empat laporan utama yaitu laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan neraca dan
laporan arus kas. Terkait dengan penyusunan laporan keuangan dalam artikel sebelumnya telah
dipaparkan tentang cara penyusunan laporan keuangan laba-rugi, dalam kesempatan ini akan dipaparkan
cara penyusunan salah satu laporan keuangan yaitu neraca.

Pengertian Neraca atau balance sheet


Neraca merupakan salah satu jenis laporan keuangan utama yang disusun perusahaan atau organisasi
ekonomi. Dalam neraca disajikan semua kekayaan yang dimiliki perusahaan dan disajikan pula sumber
dari kekayaan tersebut. Kekayaan suatu perusahaan yang disajikan dalam neraca terdiri dari aktiva lancar,
aktiva tetap maupun aktiva lainnya sedangkan sumber kekayaan suatu perusahaan dapat berasal dari
modal dan hutang, Modal pada dasarnya adalah pinjaman dari pemilik sedangkan hutang pada dasarnya
adalah pinjaman dari selain pemilik misalnya hutang yang berasal dari bank, kreditor maupun lembaga
keuangan lainnya. Jadi dapat dikatakan bahwa Segala kekayaan perusahaan itu berasal dari dua sumber
yatu modal dan hutang.

Neraca atau balance sheet disusun untuk memberi informasi tentang kekayaan dan sumber kekayaan suatu
perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Untuk lebih jelasnya tentang
pihak yang membutuhkan informasi keuangan silahkan pahami artikel pihak-pihak yang membutuhkan
informasi laporan keuangan. Dalam artikel ini tidak akan dibahas secara mendetail tentang makna atau
teori terkait neraca, tetapi akan membahas cara menyusun neraca.

Neraca disusun setelah laporan laba-rugi dan perubahan modal disusun, jadi neraca menempati urutan
ketiga dalam penyusunan laporan keuangan sedangkan urutan yang ke empat adalah penyusunan laporan
arus kas. Neraca disusun setelah penyusunan laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal hal ini
karena dalam neraca akan disajikan modal ahir suatu perusahaan, modal ahir adalah modal yang dimiliki
perusahaan setelah ditambah laba periode berjalan atau adanya transaksi penambahan modal dan telah
dikurangi dengan prive pemilik pada periode berjalan. Modal ahir dapat diketahui pada laporan perubahan
modal sedangkan laporan perubahan modal sendiri dapat disusun setelah diketahui laba atau rugi
perusahaan periode berjalan, besarnya laba atau rugi dapat diketahui pada laporan laba-rugi, dengan
demikian neraca atau balance sheet dapat disusun setelah laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal
disusun.

Cara Membuat Neraca berdasarkan Kertas Kerja


Seperti halnya laporan laba-rugi, neraca juga dapat disusun dengan mudah dengan bantuan neraca lajur
atau kertas kerja. Neraca dapat disusun dengan mengutip akun rill beserta saldonya yang terdapat dalam
kolom neraca pada neraca lajur. Untuk lebih jelasnya tentang cara penyusunan neraca dengan berbantuan
neraca lajur atau kertas kerja dapat dipahami ilustrasi berikut ini:
PD Zafira
Neraca Lajur
31 Desember2012

Klik gambar untuk memperjelas tampilan

Dari gambar neraca lajur PD Zafira di atas, silahkan saudara perhatikan kolom neraca yang terletak pada
kolom terahir dalam neraca lajur. Saldo-saldo yang berada dalam kolom neraca (kolom terahir dalam
neraca lajur) tersebut adalah saldo-saldo akun rill yang akan menjadi elemen-elemen laporan neraca atau
balance sheet.

Berdasarkan saldo tersebut maka dapat disusun laporan neraca dengan mudah yaitu dengan mengutipnya
dan mengelompokan kedalam kelompok masing-masing, semua akun harta atau aktiva baik harta lancar
atau harta tetap merupakan kelompok kekayaan sedangkan akun modal dan semua akun hutang adalah
kelompok sumber kekayaan. Setelah saudara memperhatikan gambar neraca lajur dan mengutip saldo-
saldo dalam kolom neraca pada neraca lajur PD Zafira yang dikelompokan sesuai dengan masing-masing
akun, maka akan didapatkan bentuk laporan neraca sebagai berikut:

PD Zafira
Neraca
31 Desember2012
AKTIVA KEWAJIBAN
AKTIVA LANCAR
Kas.....................................Rp 80.024.000 Utang dagang........... Rp 28.200.000
Piutang Dagang...................Rp 15.075.000 Utang Gaji................ Rp 1.800.000+
Piutang Wesel.....................Rp 13.100.000 Jumlah Utang...........Rp 30.000.000
Persediaan Brg.dag............Rp 28.125.000
Asuransi dbyr. dimuka......Rp 1.100.000+
Jumlah aktiva lancar Rp 137.424.000

AKTIVA TETAP MODAL


Peralatan Kantor............Rp 39.125.000 Modal Zafira..............Rp 168.574.000
Akml.Peny.Per.Kantor (Rp 27.475.000)
Peralatan Toko...............Rp 82.700.000
Akml.Peny.Per.Toko (Rp 66.000.000)
Gedung...........................Rp 82.500.000
Akml.Peny.Gedung (Rp 49.500.000)+
Jumlah aktiva tetap.......Rp 61.150.000

TOTAL AKTIVA Rp 198.574.000 TOTAL PASIVA Rp 198.574.000

Berdasarkan Neraca PD Zafira diatas yang disusun dalam bentuk scontro atau bentuk T, dapat terlihat
bahwa laporan neraca tersebut disusun berdasarkan neraca lajur kolom neraca.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam artikel ini maka dapat disimpulkan bahwa Neraca
merupakan salah satu jenis laporan keuangan yang utama disamping laporan laba-rugi, laporan perubahan
modal dan laporan arus kas. Neraca atau balance sheet menyajikan segala kekayaan yang dimiliki
perusahaan dan sumber kekayaan tersebut. Penyusunan neraca dapat dilakukan dengan mudah jika
disusun berdasarkan data dalam neraca lajur. Neraca disusun dengan mengutip saldo-saldo akun rill yang
berada dalam neraca lajur tepatnya pada kolom neraca. Setelah dikuti saldo-saldo akun rill tersebut
dikelompokan sesuai kelompoknya yaitu pada kelompok aktiva (Kekayaan yang dimiliki perusahaan) atau
kelompok Pasiva (sumber kekayaan perusahaan) Neraca dapat disusun kedalam dua bentuk yaitu bentuk
scontro dan bentuk staffel. Bentuk scontro menyajikan kelompok aktiva sebelah kiri sedangkan kelompok
pasiva sebelah kanan, sedangkan bentuk staffel atau disebut juga bentuk laporan menyajikan kelompok
aktiva diatas sedangkan kelompok pasiva dibawahnya. Demikianlah pembahasan cara menyusun neraca
atau balance sheet dalam blog akuntansi pendidik semoga bermanfaat

Cara membuat Laporan Laba Rugi perusahaan dagang


Laporan laba rugi merupakan salah satu jenis laporan keuangan suatu perusahaan, baik perusahaan
jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Struktur laporan laba rugi berbeda-beda sesuai
dengan bentuk perusahaan.
Struktur laporan laba rugi pada perusahaan jasa secara garis besar terdiri dari pendapatan jasa dan beban-
beban yang terjadi dalam suatu periode, struktur laporan laba rugi perusahaan dagang secara garis besar
terdiri dari penjualan, Harga pokok penjualan (yang didalamnya terdapat perhitungan pembelian bersih
dalam penentuan HPP) dan biaya-biaya dan beban-beban yang terjadi dalam periode tersebut sedangkan
laporan laba rugi perusahaan manufaktur secara garis besar terdiri dari penjualan, harga pokok penjualan
(yang didalamnya terdapat perhitungan harga pokok produksi), dan biaya-biaya dan beban-beban selain
biaya dan beban produksi. untuk mengetahui bentuk laporan laba rugi perusahaan manufaktur dapat
dipahami dalam artikel bentuk laporan perusahaan manufaktur.
Cara Menyusun Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang
Laporan laba-rugi dapat disusun dengan mudah dengan bantuan neraca lajur atau kertas kerja.
Penyusunan laporan laba-rugi dilakukan dengan mengutip saldo-saldo akun nominal seperti pendapatan
dan biaya-biaya yang berada pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Agar lebih jelas berikut ini akan
dibahas proses penyusunan laporan laba-rugi berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira.
PD Zafira
Neraca Lajur
Periode 31 Desember 2012

klik gambar untuk memperjelas gambar.


Saldo Debit Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 202.575.000 dalam kolom penyesuaian berasal dari
penjumlahan pembelian barang dagang awal Rp 16.175.000 dan pembelian 186.400.000 sedangkan saldo
HPP pada posisi kredit sebesar Rp 31.041.000 berasal dari seluruh rekening HPP yang dikredit dalam
penyesuaian persediaan barang dagang ahir Rp 28.125.000, retur pembelian Rp Rp 1.550.000 dan
potongan pembelian Rp 1.366.000.
Contoh Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang
Berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira maka dapat disusun laporan laba rugi berikut ini:

PD Zafira
Laporan Laba-Rugi
Periode 31 Desember 2012
I. PENDAPATAN
Penjualan : Rp 381.500.000
Potongan Penjualan :(Rp 20.700.000)
Penjualan Bersih : Rp 360.800.000
Pendapatan Bungan : Rp 1.533.000 +
TOTAL PENDAPATAN Rp 362.333.000
II. HARGA POKOK PENJUALAN
Persediaan awal barang dagang :Rp 16.175.000
Pembelian :Rp 186.400.000
Retur Pembelian :Rp 1.550.000
Pot.pembelian :Rp 1.366.000-
Pembelian Bersih :Rp 183.484.000+
Barang Tersedia dijual :Rp 199.659.000
Persediaan Ahir barang dagang :Rp 28.125.000-
Harga Pokok Penjualan Rp 171.534.000-
Laba Kotor Rp 190.799.000
III. BEBAN USAHA
Beban listrik dan telpon : Rp 6.250.000
Beban Asuransi : Rp 275.000
Gaji Karyawan : Rp 25.550.000
Beban Pemeliharaan Gedung : Rp 16.325.000
Beban Peny. peralatan Kantor : Rp 7.825.000
Beban Peny. Peralatan toko : Rp 16.500.000
Beban Peny. Gedung : Rp 8.250.000
TOTAL BEBAN RP 80.975.000-
LABA BERSIH Rp 109.824.000

Keterangan
Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data
pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat
disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada neraca
lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog
akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda
Cara Menyusun Laporan Arus Kas dengan mudah
Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

13 June 2013
Apakah anda sedang belajar cara menyusun laporan arus kas? jika iya maka saudara tidak salah
berkunjung ke blog akuntansi pendidik ini, karena insyaAllah disinai akan dibahas tentang cara menyusun
laporan arus kas dengan mudah. sebagai review sebelum kita mulai belajar menyusun laporan arus kas,
maka disarankan untuk memahami makna laporan keuangan dan apa manfaat laporan keuangan dalam
post laporan keuangan.

Menurut pernyataan Standar Akuntasi keuangan no 2 (PSAK-02), laporan arus kas harus melaporkan
aliran kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi investasi dan pendanaan.
Dengan demikian Laporan arus kas menggambarkan arus kas yang masuk dan keluar dari suatu
perusahaan selama periode tertentu. Tujuan dibuatnya laporan arus kas, di antaranya untuk memberikan
gambaran kegiatan manajemen dalam operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi tersebut berguna
untuk memprediksi arus kas perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam artikel ini tidak membahas
makna atau teori tentang arus kas tetapi akan membahas cara menyusun laporan arus kas dengan
penalaran yang mudah dipahami.
Cara membuat Laporan Arus Kas dengan benar
Salah satu cara penyusunan Laporan arus kas adalah dengan membandingkan neraca dua periode. Dari
neraca dua periode yang dibandingkan maka dapat diketahui data perubahan dalam pos-pos neraca. Cara
untuk mendapatkan data hasil perubahan pos-pos neraca tersebut adalah dengan membandingkan data
setiap pos neraca akhir suatu periode dengan pos yang sama dalam neraca akhir periode sebelumnya atau
dapat juga dilakukan dengan membandingkan masing-masing pos dalam neraca awal dan neraca akhir
suatu periode, hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya neraca akhir suatu periode akan menjadi
neraca awal periode berikutnya.

Untuk memperjelas penjelasan di atas, berikut ini di ilustrasikan penyusunan laporan arus kas pada suatu
perusahaan dagang, silahkan dipahami dengan baik. PD Surya sakti merupaka suatu perusahaan yang
bergerak dalam perdagangan sepeda motor bekas. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun 2010.
Berdasarkan Neraca tahun 2010 dan tahun 2011 ini berikut, buatlah laporan arus kas untuk periode 31
desember 2011.
Berdasarkan neraca diperbandingkan seperti yang terlihat pada gambar di atas maka dapat dibuat laporan
arus kas, tahap pertama untuk menyusun laporan arus kas berdasarkan neraca diperbandingkan adalah
mencari perubahan terhadap pos-pos dalam neraca. Perubahan tersebut bisa naik (meningkat) atau turun.
Perubahan naik artinya dalam neraca tahun berjalan terjadi kenaikan saldo akun dibandingkan neraca
tahun sebelumnya sebaliknya perubahan menurun artinya terjadi penurunan saldo akun dalam neraca
tahun sekarang dibanding neraca tahun sebelumnya. Dari hasil perbandingan neraca tahun 2010 dan
tahun 2011 PD Surya sakti maka didapat perubahan-perubahan masing-masing akun dalam neraca yang
dilihat dalam gambar berikut ini:
Setelah dihitung perubahan saldo masing-masing akun dalam neraca diperbandingkan, maka laporan arus
kas PD Surya Sakti tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Laba bersih Rp 109.824.000, berasal dari perubahan kenaikan saldo modal dari tahun 2010 ke tahun
2011 sebesar Rp 93.574.000 ditambah saldo prive Rp16.250.000 (saldo prive dapat diketahui dari buku
jurnal saat terjadi transaksi)
2. Akumulasi penyusutan baik penyusutan gedung maupun penyusutan lainnya akan menambah laba
bersih hal ini karena dua alasan yaitu, alasan pertama bahwa Akumulasi penyusutan tidak mengurangi kas
tetapi hanya mengurangi nilai aktiva yang bersangkutan misalya nilai gedung atau peralatan, sedangkan
dalam laporan arus kas hanya akan menyajikan hal-hal yang menambah atau mengurangi kas. Nilai aktiva
tersebut berkurang karena telah terpakai nilai ekonomisny. alasan kedua, ketika proses perhitungan laba
bersih beban penyustan baik penyusutan gedung maupun peralatan telah mengurangi laba bersih sehingga
untuk menghilangkan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan laba bersih harus ditambahkan
dengan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan.
3. Kenaikan utang menambah laba bersih, karena ketika perusahaan berhutang akan mendapat uang kas
yang bersumber dari utang tersebut. Sehingga apabila utang naik maka akan menambah kas perusahaan.
4. Penurunan utang mengurangi laba bersih, karena ketika terjadi penurunan utang berarti telah terjadi
pelunasan utang yang menyebabkan kas berkurang.
5. Kenaikan Piutang mengurangi laba bersih karena saat terjadi piutang berarti terjadi penjualan sepeda
motor oleh PD Surya sakti tetapi PD Surya sakti tidak menerima kas hasil penjualan tersebut tetapi terjadi
piutang, padahal dalam perhitungan laba bersih saldo piutang telah menambah laba bersih dalam bentuk
penjualan, sehingga untuk menghilangkan saldo piutang tersebut dalam laporan arus kas piutang
mengurangi laba bersih.
6. Pembelian barang dagang sebesar Rp3.125.000, dapat diketahui dari adanya peningkatan persediaan
barang dagang atau dengan kata lain apabila persediaan barang dagang meningkat berarti telah terjadi
pembelian barang dagang.
7. Pembelian peralatan kantor sebesar Rp11.000.000 dapat diketahui dari adanya peningkatan saldo
peralatan kantor.
8. Pengambilan prive dapat diketahui dari jurnal umum saat terjadi transaksi prive.

Demikianlah pembahasan cara menyusun laporan arus kas dengan mudah. Semoga artikel ini dapat
menambah pemahaman anda tentang materi akuntansi khususnya tentang penyusunan laporan arus kas.

Membuat Jurnal koreksi dengan benar


Bagaimana membuat jurnal koreksi? jangankan membuatnya mendengarnya-pun baru kali ini.
Mungkin itu keluhan dari beberapa saudara yang baru mengenal jurnal koreksi. Kapan dan mengapa jurnal
koreksi dibuat? untuk mengetahui dan memahaminya dengan baik simaklah uraian berikut ini dengan
seksama. Catatan dalam proses akuntansi dimulai dengan Pencatatan bukti transaksi keuangan ke dalam
jurnal umum atau jurnal khusus. Jurnal umum atau jurnal khusus dicatat oleh suatu perusahaan secara
historis atau sesuai dengan urutan waktu terjadinya transaksi keuangan. Baik jurnal umum maupun jurnal
khusus harus dicatat dengan benar agar dapat menghasilkan informasi keuangan (salah satunya laporan
keuangan) yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Apabila terdapat kekeliruan
dalam pencatatan jurnal umum atau jurnal khusus bagaimana cara membenarkannya? inilah yang saat ini
akan dibahas dalam blog akuntansi pendidik.
Pengertian Jurnal Koreksi dalam Akuntansi

Jurnal untuk membenarkan kekeliruan yang terjadi dalam catatan akuntansi disebut jurnal koreksi.
Apakah jurnal koreksi itu sama dengan jurnal penyesuaian? tidak sama, jurnal koreksi berbeda dengan
jurnal penyesuaian. Jurnal koreksi ini disusun apabila terjadi kekeliruan dalam pencatatan yang telah
dilakukan. Dengan demikian penyusunan jurnal koreksi besifat wajib atau harus, apabila terjadi kekeliruan
dalam pencatatan, namun apabila tidak ada kekeliruan berati tidak ada penyusunan jurnal koreksi.

Tahap Penyusunan Jurnal Koreksi


Langkah penyusunan jurnal koreksi terdiri dari tiga tahap yaitu sebagai berikut:
Tahap pembuatan jurnal penghapusan

Tahap pembuatan jurnal penghapusan merupakan tahap yang bertujuan untuk menghapus jurnal yang
keliru dicatat. Tahap ini dibuat dengan cara membalik posisi akun dan saldonya, misalkan akun kas
awalnya ada diposisi debit maka untuk menghapus akun kas ini dirubah posisinya menjadi kredit.
Tahap pembuatan jurnal yang benar yang seharusnya dibuat

Dalam tahap ini akan dimunculkan jurnal yang benar yang seharusnya dicatat sebagai pengganti jurnal
yang keliru. Jadi setelah sebelumnya dalam tahap pertama telah dibuat jurnal penghapusan yang bertujuan
menghapus jurnal yang keliru maka ditahap kedua dibuatkan jurnal yang benar.
Tahap pembuatan jurnal koreksi

Tahap pembuatan jurnal koreksi merupakan tahap pembuatan jurnal yang dibuat berdasarkan
penggabungan dari tahap pertama yaitu pembuatan jurnal penghapusan dan tahap kedua tentang
pembuatan jurnal yang sebenarnya. Jadi dalam pembuatan jurnal koreksi antara tahap pertama dan tahap
kedua ditandingkan sehingga menghasilkan jurnal koreksi.

Ilustrasi Penyusunan Jurnal Koreksi


Untuk memperjelas pemaparan di atas tentang tahap atau langkah penyusunan jurnal koreksi, silahkan
dipahami ilustrasi berikut ini:
UD Zafira merupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang penjualan pakaian wanita, dalam pencatatan
transaksi keuangannya UD Zafira menggunakan metode fisik. Ketika dilakukan pengecekan terhadap
jurnal yang dicatat petugas akuntansi menemukan beberapa kekeliruan dalam pencatatan yang telah
dilakukan, kekeliruan-kekeliruan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Dibeli barang dagangan dari pemasok secara tunai sebesar Rp 1000.000, keliru dicatat sebagai
pembelian peralatan kantor.

2. Dibeli peralatan kantor secara tunai sebesar Rp 200.000, keliru dicatat sebagai perlengkapan kantor.

3. Penerimaan piutang dari debitur pak joyo sebesar Rp 100.000 dicatat sebagai pembayaran utang kepada
pak abdullah sebesar Rp 1000.000

Berdasarkan kekeliruan pencatatan yang terjadi pad UD Zafira maka harus dibuat jurnal koreksi untuk
membenarkan catatan, adapun jurnal koreksi yang dibuat adalah sebagai berikut:

Kekeliruan pertama
Dalam kekeliruan pada kasus 1 menyatakan bahwa Ud zafira telah membeli barang dagangan, tetapi dicatat
sebagai pembelian peralatan kantor padahal seharusnya dicatat sebagai pembelian barang dagangan.
Dalam buku UD Zafira telah dicatat kekeliruan sebagai berikut:
(Db) Peralatan Kantor.............................Rp 1000.000
(Kr) Kas ..........................................................Rp 1000.000
Berdasakan kesalahan pencatatan yang dilakukan UD Zafira maka harus dilakukan Pembuatan jurnal
koreksi , adapun proses pembuatannya untuk kekeliruan 1 adalah sebagai berikut
tahap 1 pembuatan jurnal penghapusan:
(Db) Kas ....................................................Rp 1000.000
(Kr)Peralatan Kantor.....................................Rp 1000.000

tahap 2 pembuatan jurnal yang benar atau yang seharusnya dicatat


(Db)Pembelian........................................Rp 1000.000
(Kr) Kas...........................................................Rp 1000.000

tahap 3 pembuatan jurnal koreksi


(Db)Pembelian......................................Rp 1000.000
(Kr) Peralatan Kantor.............................Rp 1000.000

Penjelasan:
Pada tahap 3 yaitu pembuatan jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan antara jurnal penghapusan
dengan jurnal yang seharusnya dicatat, Dalam jurnal penghapusan akun kas posisi Debit sebesar 1000.000
sedangkan pada jurnal yang benar akun kas posisi kredit sebesar 1000.000 sehingga jika akun kas
ditandingkan akan menghasilkan saldo nol, dengan demikian yang tersisa adalah akun pembelian bersaldo
debit 1000.000 dan akun peralatan bersaldo kredit 1000.000
Sehingga jurnal koreksi yang dibuat adalah Debit pembelian dengan saldo 1000.000 dan kredit peralatan
kantor dengan saldo 1000.000.

Kekeliruan Kedua
Dalam kekeliruan pada kasus 2 menyatakan bahwa UD Zafira telah membeli peralatan kantor, tetapi telah
keliru dicatat sebagai pembelian perlengkapan kantor padahal seharusnya dicatat sebagai pembelian
peralatan kantor.
Dalam UD Zafira telah dicatat kekeliruan sebagai berikut:
(Db) Perlengkapan kantor.....................Rp 200.000
(Kr) Kas..........................................................Rp 200.000

Berdasakan kesalahan pencatatan yang dilakukan UD Zafira maka harus dibuat jurnal koreksi adapun
proses pembuatan jurnal koreksi untuk kekeliruan 2 adalah sebagai berikut
tahap 1 pembuatan jurnal penghapusan:
(Db) Kas .................................................Rp 200.000
(Kr) Perlengkapan Kantor ..........................Rp 200.000

tahap 2 pembuatan jurnal yang benar atau yang seharusnya dicatat


(Db) Peralatan kantor............................Rp 200.000
(Kr) Kas.........................................................Rp 200.000
tahap 3 pembuatan jurnal koreksi
(Db) Peralatan kantor..........................Rp 200.000
(Kr) Perlengkapan Kantor..........................Rp 200.000

Penjelasan
Pada tahap 3 yaitu pembuatan jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan antara jurnal penghapusan
dengan jurnal yang seharusnya dicatat, Dalam jurnal penghapusan akun kas posisi Debit sebesar 200.000
sedangkan pada jurnal yang benar akun kas posisi kredit sebesar 200.000 sehingga jika akun kas
ditandingkan akan menghasilkan saldo nol, dengan demikian yang tersisa adalah akun peralatan kantor
bersaldo debit 200.000 dan akun perlengkapan kantor bersaldo kredit 200.000. Sehingga jurnal koreksi
yang dibuat adalah Debit peralatan kantor dengan saldo 200.000 dan kredit perlengkapan kantor dengan
saldo 200.000.

Kekeliruan ketiga
Dalam kekeliruan ketiga menyatakan bahwa UD Zafira telah menerima piutang dari pak joyo, tetapi dicatat
sebagai pembayaran utang kepada pak abdullah padahal seharusnya dicatat sebagai penerimaan piutang.
Dalam UD Zafira telah dicatat kekeliruan sebagai berikut:
(Db) Utang........................Rp 1000.000
(Kr) Kas...........................................Rp 1000.000

Berdasakan kesalahan pencatatan yang dilakukan UD Zafira maka harus dibuat jurnal koreksi adapun
proses pembuatan jurnal koreksi untuk kekeliruan 3 adalah sebagai berikut
Tahap 1 pembuatan jurnal penghapusan:

(Db) Kas.............................Rp 1000.000


(Kr) Utang........................................Rp 1000.000

Tahap 2 pembuatan jurnal yang benar atau yang seharusnya dicatat


(Db) Kas..............................Rp 100.000
(Kr) Piutang dagang.......................Rp 100.000

Tahap 3 pembuatan jurnal koreksi


(Db) Kas............................... Rp 1.100.000
(Kr) Utang...........................................Rp 1000.000
(Kr) Piutang dagang...........................Rp 100.000

Penjelasan
Pada tahap 3 yaitu pembuatan jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan antara jurnal penghapusan
dengan jurnal yang seharusnya dicatat, Dalam jurnal penghapusan akun kas posisi Debit sebesar 1000.000
sedangkan pada jurnal yang benar akun kas posisi debet sebesar 100.000 sehingga jika akun kas
ditandingkan akan menghasilkan saldo debit 1.100.000, sementara utang bersaldo kredit 1000.000 dan
piutang dagang bersaldo kredit 100.000. Sehingga jurnal koreksi yang dibuat adalah Debit kas sebesar
1.100.000 dan kredit utang sebesar 1000.000 dan piutang dagang sebesar 100.000.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang pembuatan jurnal koreksi dengan benar seperti yang dipaparkan di atas
maka dapat diambil kesimpulan bahwasannya jurnal koreksi adalah jurnal yang dibuat dengan tujuan
membenarkan pencatatan yang keliru. Jurnal koreksi dibuat berdasarkan penandingan jurnal
penghapusan dan jurnal yang benar atau jurnal yang seharusnya dibuat. Setelah jurnal koreksi dibuat maka
jurnal koreksi dapat diposting ke buku besar sehingga pencatatan yang semula keliru akan menjadi benar.
Jurnal penghapusan dan jurnal yang benar merupakan alat bantu dalam menyusun jurnal koreksi sehingga
tidak perlu diposting ke buku besar.

Posting jurnal penutup ke buku besar

Sahabat pada kesempatan ini akan dibahas tentang Posting jurnal penutup ke buku besar.
Sebelum memulai pembahasan saya ucapkan salam penghormatan kepada anda, semoga anda senantiasa
diberi kemudahan oleh sang pencipta dalam menuntut ilmu. Oke, kita mulai pembahasanya: Posting jurnal
penutup ke buku besar merupakan tahap ke dua dalam proses tutup buku setelah tahap pertama yaitu
penyusunan jurnal penutup.

Sebelum kita mempelajari proses posting jurnal penutup ke buku besar, marilah kita review terlebih dahulu
pembahasan sebelumnya tentang penyusunan jurnal penutup. Jurnal penutup merupakan jurnal yang
disusun dengan tujuan menutup atau menihilkan (mengenolkan) akun atau rekening nominal. Akun
nominal harus ditutup atau dinihilkan karena akun nominal bersifat sementara, akun nominal bersifat
sementara maksudnya adalah bahwa akun nominal hanya berlaku untuk satu periode akuntansi saja dan
tidak berlaku untuk periode berikutnya ataupun periode sebelumnya, karena tidak berlaku untuk periode
berikutnya maka akun nominal harus bersaldo nol (0) pada periode berikutnya. Apa saja yang termasuk
akun nominal? Contoh akun nominal yang ditutup atau dinihilkan dalam perusahaan jasa adalah akun
pendapatan, akun beban-beban yang terjadi, dan akun prive sedangkan dalam perusahaan dagang akun
nominal yang ditutup adalah akun penjualan, akun pembelian, akun beban-beban yang terjadi dan akun
prive.

Demikian untuk sedikit review tentang jurnal penutup, selanjutnya marilah kita memulai pembahasan
tentang proses posting jurnal penutup ke buku besar. Pada ahir periode akuntansi, suatu perusahaan atau
organisasi ekonomi harus memposting jurnal penutup ke buku besar hal ini dilakukan karena perusahaan
harus menutup akun-akun nominal dalam periode tersebut, dengan adanya proses posting jurnal penutup
ke buku besar maka semua buku besar akun atau rekening nominal akan bersaldo nol (0) sedangkan akun
atau rekening rill akan bersaldo sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Buku besar akun-akun nominal
yang telah bersaldo nol (0) tidak akan diikhtisarkan dalam neraca saldo penutup sedangkan buku besar
akun atau rekening rill di ikhtisarkan atau dipindahkan ke neraca saldo setelah penutup.
Cara posting jurnal penutup ke buku besar pada dasarnya sama dengan ketika melakukan posting jurnal
umum ke buku besar, yaitu dengan cara memindahkan akun beserta saldonya ke masing-masing buku
besar akun tersebut tanpa merubah posisi debet atau kredit saldo akun tersebut. Jadi apabila akun dalam
jurnal penutup bersaldo debit maka diposting ke buku besar juga bersaldo debit dan sebaliknya. Untuk
lebih jelasnya tentang proses posting jurnal penutup ke buku besar berikut ini akan disajikan ilustrasi
tentang proses posting, silahkan pahami.
Efi Tailor merupakan salah satu jenis perusahaan persorangan yang bergerak dibidang jasa jahit pakaian
wanita modern. Perusahaan ini melakukan penyusunan laporan keuangannya per bulan, berikut ini adalah
data pendapatan jasa efi tailor dalam bulan januari:
Tanggal 10 januari diterima tunai pendapatan jasa sebesar 2.000.000 dari pelanggan atas baju muslimah
yang telah dibuatnya.
Tanggal 15 januari diterima tuanai pendapatan jasa sebesar Rp 1.000.000 atas baju pengantin yang telah
dibuatnya
Tanggal 25 Januari diterima tunai pendapatan jasa sebesar Rp 1000.000 dari pelanggan atas kebaya yang
telah dijahitnya.
Berdasarkan Data di atas maka pemilik usaha efi tailor menyusun jurnal sebagai berikut:

Jurnal Umum pencatatan transaksi penerimaan


pendapatan
Transaksi tanggal 10 januari:
Kas Rp 2.000.000
Pendapatan jasa Rp 2000.000
Transaksi tanggal 15 Januari
Kas Rp 1000.000
Pendapatan Jasa Rp 1000.000
Transaksi tanggal 25 Januari
Kas Rp 1000.000
Pendapatan jasa Rp 1000.000

Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup pendapatan


Pada ahir periode akuntansi dalam hal ini bulan januari 2012 maka harus dibuat jurnal penutup untuk
menutup akun pendapatan selama bulan januari yaitu sebagai berikut:
Pendapatan Jasa Rp 4000.000
Ikhtisar Laba-rugi Rp 4000.000

Buku Besar yang disusun Efi Tailor


Setelah jurnal disusun baik jurnal umum maupun jurnal penutup maka jurnal tersebut harus diposting ke
buku besar. Proses posting jurnal umum ke buku besar boleh dilakukan pada saat terjadi transaksi ataupun
dapat diposting pada ahir periode dengan kata lain tidak ada ketentuan baku tentang waktu pempostingan
jurnal umum ke buku besar, tetapi proses posting jurnal penutup ke buku besar dilakukan pada ahir
periode hal ini karena jurnal penutup dibuat pada ahir periode sehingga proses postingnya juga pada ahir
periode. Adapun Buku besar hasil proses posting jurnal umum dan jurnal penutup untuk akun pendapatan
adalah sebagai berikut:

Gambar buku besar setelah posting jurnal penutup mengakibatkan saldo pendapatan 0
Kesimpulan:
Posting jurnal penutup ke buku besar merupakan salah satu tahap tutup buku, proses ini dilakukan secara
rutin oleh perusahaan setiap ahir periode akuntansi. Proses posting jurnal penutup ke buku besar
bertujuan untuk memindahkan saldo akun-akun yang berada dalam jurnal penutup ke buku besar masing-
masing akun tersebut, sehingga dengan proses posting ini akan terlihat saldo buku besar akun-akun
nominal setelah pemostingan jurnal penutup akan memiliki saldo nol (0). Saldo akun nominal pada ahir
periode harus dinihilkan atau ditutup atau dengan kata lain akun nominal harus mempunyai saldo nol
pada ahir periode karena akun nominal bersifat sementara atau hanya berlaku pada periode berjalan,
sehingga harus ditutup sebelum memasuki periode akuntansi berikutnya.

Membuat Neraca Saldo setelah penutupan dengan


benar
Pada pembahasan kali ini akan dibahas tentang neraca saldo setelah penutupan. Pembahasan
neraca saldo setelah penutupan dalam artikel ini meliputi deskripsi neraca saldo setelah penutup, tujuan
penyusunan neraca saldo setelah penutupan dan cara penyusunan neraca saldo setelah penutupan,
diharapkan artikel ini dapat memberi kemudahan kepada saudara dalam memahami tentang neraca saldo
setelah penutupan secara komprehensif.
Deskripsi Neraca Saldo setelah penutupan
Setelah akun nominal atau akun sementara ditutup atau dinihilkan saldonya dengan cara membuat jurnal
penutup yang kemudian dilanjutkan dengan memindahbukukan (posting) ke buku besar, tahap berikutnya
dari siklus akuntansi adalah membuat neraca saldo setelah penutupan.
Neraca saldo setelah penutupan merupakan daftar yang memuat saldo masing-masing akun rill yang
bersumber dari buku besar pada ahir periode setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting atau
dipindahkan saldonya ke buku besar. Neraca saldo setelah penutupan hanya berisi akun riil (akun yang
dilaporkan pada neraca). Secara lebih detail akun-akun yang dicantumkan dalam neraca saldo setelah
penutupan yaitu akun aktiva (harta), kewajiban, dan modal akhir suatu perusahaan atau organisasi
ekonomi. Akun nominal, misalnya pendapatan jasa dan beban-beban dalam perusahaan jasa atau
penjualan, pembelian, beban-beban dalam perusahaan dagang dan prive tidak dimasukkan ke dalam
Neraca Saldo setelah penutupan karena sebelumnya saldo akun nominal tersebut telah dinihilkan (ditutup)
dengan bantuan jurnal penutup yang telah dikerjakan. Akun nominal harus dinihilkan (di-enolkan) karena
akun nominal adalah akun-akun yang bersifat sementara atau nilainya hanya berlaku untuk periode
tertentu saja (periode berjalan) dan tidak relevan dengan periode selanjutnya sehingga untuk periode
berikutnya harus bernilai nol.

Neraca saldo setelah penutupan berbeda dengan neraca saldo maupun neraca saldo saldo setelah
disesuaikan, perbedaan tersebut dapat terlihat pada kandungan atau isi akun dan saldonya. Pada neraca
saldo terkandung akun-akun riil (aktiva, kewajiban dan modal) maupun akun-akun nominal (penjualan
atau pendapatan dan pembelian maupun beban-beban serta prive) yang belum disesuaikan dengan
keadaan yang sebenarnya sampai dengan ahir periode berjalan, dengan demikian dalam neraca saldo
masih terkandung akun-akun nominal periode tersebut misalnya akun pendapatan atau penjualan dan
pembelian atau beban-beban, atau dengan kata lain pada neraca saldo memuat saldo akun atau rekening
yang ada pada buku besar sebelum jurnal penyesuaian diposting ke buku besar. Pada neraca saldo setelah
penyesuaian memuat daftar akun-akun rill maupun akun nominal yang sudah disesuaikan dengan keadaan
yang sebenarnya sampai dengan ahir periode akuntansi berjalan yaitu dengan penyusunan jurnal
penyesuaian yang disusun berdasarkan bukti memorial suatu perusahaan atau organisasi ekonomi atau
dengan kata lain neraca saldo setelah disesuaikan memuat saldo akun atau rekening buku besar setelah
jurnal penyesuaian diposting ke buku besar. Sedangkan neraca saldo setelah penutupan hanya berisi atau
terkandung akun-akun rill yang nilainya telah disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya, jadi dalam
neraca saldo setelah penutupan hanya menampilkan saldo-saldo dari akun aktiva perusahaan baik aktiva
lancar maupun aktiva tetap, akun kewajiban atau hutang-hutang dan akun modal ahir perusahaan atau
dengan kata lain neraca saldo setelah penutupan memuat saldo akun atau rekening buku besar setelah
jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke dalam buku besar.
Tujuan penyusunan Neraca Saldo setelah penutupan
Tujuan dari penyusunan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastikan kebenaran buku besar
pada ahir periode yang telah disusun. Buku besar pada ahir periode yang telah disusun dinyatakan benar
apabila setelah disusun neraca saldo penutupan total saldo dalam neraca saldo setelah penutupan
menunjukan angka yang seimbang atau balance antara total saldo debet dan total saldo kredit dalam
neraca saldo penutupan. Apabila dalam neraca saldo setelah penutupan telah menunjukan jumlah saldo
yang seimbang maka dapat dikatakan buku besar penutup yang telah disusun telah benar, dengan
demikian neraca saldo setelah penutupan ini dapat digunakan sebagai acuan pencatatan transaksi
keuangan pada periode selanjutnya.
Berdasarkan penjelasan diatas yaitu tentang tujuan penyusunan neraca saldo penutup maka dapat
disimpulkan bahwa ada 3 (tiga) fungsi dari penyusunan neraca saldo setelah penutupan yaitu sebagai alat
untuk koreksi kebenaran buku besar pada ahir periode, sebagai pencatatan akun-akun rill perusahaan dan
sebagai dasar pembukuan pada periode selanjutnya.
Cara Penyusunan Neraca Saldo setelah penutupan
Setelah mengetahui pengertian dari neraca saldo setelah penutupan dan tujuan dari penyusunan neraca
saldo setelah penutupan, maka selanjutnya adalah pemahaman tentang cara penyusunan neraca saldo
setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan merupakan salah satu tahap dari proses tutup buku
dalam siklus akuntansi. Dalam proses tutup buku dimulai dari pembuatan jurnal penutup dalam periode
berjalan adapun tujuan dari penyusunan jurnal penutup ini adalah untuk menihilkan akun-akun nominal
seperti penjualan atau pendapatan, pembelian atau beban-beban, dan privei periode berjalan. Pengaruh
dari penyusunan jurnal penutup tersebut adalah akun-akun penjualan, pembelian, laba atau rugi dan prive
mempunyai saldo 0, namun sebenarnya saldo tersebut tidak hilang begitu saja namun saldo tersebut
dipindahkan ke akun Modal pemilik dengan demikian adanya pembuatan jurnal penutup akan
mengakibatkan modal pemilik menjadi bertambah apabila dalam perusahaan tersebut mengalami laba
atau menjadi berkurang jika dalam periode persebut mengalami rugi. Setelah jurnal penutup disusun maka
proses tutup buku dilanjutkan dengan pempostingan jurnal penutup ke buku besar yang telah disusun
sebelumnya, dengan pempostingan jurnal penutup ke buku besar tersebut maka akan terlihat jelas fungsi
dari jurnal penutup seperti yang telah diterangkan diatas. Tahap terahir dari proses tutup buku adalah
disusunya neraca saldo setelah penutup yang selanjutnya disusun pula jurnal pembalik dari beberapa
jurnal penyesuaian tertentu antara lain pendapatan yang masih harus diterima, beban yang masih harus
dibayar, pendapatan diterima di muka (jika menggunakan pendekatan laba-rugi) dan beban dibayar
dimuka (jika menggunakan pendekatan laba-rugi), untuk lebih jelasnya tentang jurnal pembalik dapat
dibaca dan dipahami dalam post Hakikat jurnal pembalik, post fungsi jurnal pembalik dan post memahami
jurnal pembalik secara komprehensif
Penyusunan neraca saldo setelah penutup dilakukan dengan memindahkan saldo total masing-masing
akun yang terdapat pada buku besar ahir, yaitu buku besar setelah pempostingan jurnal penyesuaian dan
jurnal penutup kedalam suatu daftar yang berisi kolom nomor akun, nama akun dan saldo akun yang
diposisikan dalam posisi debit atau posisi kredit. Untuk lebih jelasnya proses penyusunan neraca saldo
setelah penutupan diperlihatkan dalam gambar berikut ini:
Demikianlah pembahasan tentang neraca saldo setelah penutupan semoga dapat menambah pemahaman
saudara tentang neraca saldo setelah penutupan khususnya dan akuntansi pada umumnya

Penyusunan Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

Bagaimana cara menyusun jurnal penutup perusahaan dagang? jika itu yang menjadi
pertanyaan saudara, maka saudara tepat sekali berkunjung ke blog akuntansi pendidik, karena disini akan
dijelaskan tentang penyusunan jurnal penutup perusahaan dagang. jurnal penutup perusahaan dagang
dengan jurnal penutup perusahaan jasa pada khakikatnya adalah sama hanya berbeda dari beberapa sudut,
misalnya dalam perusahaan jasa terdapat penutupan pendapatan jasa sedangkan dalam perusahaan
dagang terdapat penutupan penjualan dan sebagainya. untuk memahami jurnal penutup perusahaan
dagang ini maka disarankan kepada anda untuk memahami artikel sebelumnya terkait jurnal penutup
antara lain : hakikat jurnal penutup dan penyusunan jurnal penutup perusahaan jasa diantaranya jurnal
penutup dalam perusahaan perseorangan, Jurnal Penutup dalam perususahaan yang berbentuk CV
maupun PT. Seperti yang saya katakan diawal bahwa sebenarnya jurnal penutup perusahaan dagang tidak
jauh berbeda dengan jurnal penutup perusahaan jasa, perbedaannya hanya sedikit diantaranya adalah
tentang penutupan pemasukan atau penghasilan utama, dalam perusahaan jasa pemasukan utamanya
disebut pendapatan jasa sehingga saat dilakukan tutup buku dibuat jurnal penutup untuk menutup akun
pendapatan jasa yaitu dengan mendebet akun pendapatan jasa dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi
sedangkan dalam perusahaan dagang pemasukan utamanya disebut penjualan sehingga saat dilakukan
tutup buku disusun jurnal penutup untuk menutup akun penjualan yaitu dengan mendebet akun penjualan
dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi. Dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan dagang
terdapat empat ayat jurnal penutup yang dibuat yaitu sebagai berikut:
Ayat jurnal penutup yang pertama Menutup Penjualan
Hal yang pertama harus ditutup adalah akun-akun sementara yang bersaldo kredit, seperti akun penjualan,
Pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Cara menutup akun penjualan adalah dengan mendebet akun
penjualan dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi. jurnal penutup penjualan dapat dilihat dibawah ini:

Penjualan..................Rp xxx
Ikhtisar laba rugi...........Rp xxx

Ayat jurnal penutup yang kedua Menutup HPP, Beban dst.


Hal yang ditutup setelah penjualan adalah akun-akun sementara dengan saldo debet, seperti akun beban-
beban, akun retur penjualan, akun potongan penjualan, diskon penjualan, dan harga pokok penjualan.
Jurnal penutup untuk menutup akun-akun tersebut adalah sebagai berikut:
Ikhtisar laba-rugi...........Rp xxx
Retur penjualan.......................Rp xxx
Potongan Penjualan.................Rp xxx
Harga pokok penjualan............Rp xxx
Diskon Penjualan.....................Rp xxx
Beban-beban...........................Rp xxx
Ayat jurnal penutup yang ketiga Menutup Ikhtisar laba-rugi
Hal ketiga yang harus ditutup adalah saldo akun ikhtisar laba-rugi ke akun modal pemilik. Dalam menutup
saldo akun ikhtisar laba-rugi terdapat dua kondisi yang mugin terjadi yaitu kondisi dimana perusahaan
mengalami laba dan kondisi dimana perusahaan menanggung rugi. Apabila perusahaan meengalami laba
maka ikhtisar laba rugi ditutup dengan mendebet akun ikhtisar laba-rugi dan mengkredit modal pemilik
sebaliknya saat perusahaan menanggung rugi maka jurnal penutup yang dibuat adalah dengan mendebet
modal pemilik dan mengkredit ikhtisar laba-rugi. Jurnal penutup yang dibuat untuk kedua kondisi diatas
adalah sebagai berikut:

Kondisi Laba
Ikhtisar laba-rugi............Rp xxx
Modal..........................Rpxxx

Kondisi Rugi
Modal.........................Rp xxx
Ikhtisar laba-rugi............Rp xxx

Ayat Jurnal Penutup yang keempat Menutup Prive


Hal ke empat yang harus ditutup adalah akun penarikan pemilik atau akun prive. Cara menutup akun prive
adalah dengan mendebet akun modal dan mengkredit akun prive. Jurnal penutup yang dibuat untuk
menutup prive adalah sebagai berikut:
Modal ...........Rp xxx
Prive ........................Rp xxx

Kesimpulan
Jurnal penutup perusahaan dagang merupakan jurnal yang berfungsi menihilkan atau menghabiskan
(meng-enolkan) akun-akun sementara atau akun nominal dalam perusahaan dagang dengan tujuan agar
pada periode selanjutnya akun-akun nominal pada periode sebelumnya bersaldo 0. Akun-akun sementara
atau akun nominal harus bernilai 0 pada periode selanjutnya karena akun nominal hanya sesuai pada
periode berjalan dan tidak relevan atau tidak sesuai lagi dengan periode berikutnya. Akun-akun nominal
yang harus ditutup dalam perusahaan dagang adalah akun penghasilan (pemasukan) seperti penjualan dan
pendapatan bunga atau pendapatan lainnya, akun beban-beban, akun retur penjualan, akun potongan
penjualan, diskon penjualan, harga pokok penjualan, akun ikhtisar laba-rugi, dan akun prive. Demikianlah
pembahasan penyusunan jurnal penutup perushaan dagang dalam blog akuntansi pendidik, semoga
membawa manfaat untuk anda.

Cara menyusun jurnal penyesuaian dengan pendekatan


HPP
Jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP merupakan salah satu dari dua alternatif jurnal
penyesuaian yang digunakan dalam perusahaan dagang. Dari kalimat tersebut bermakna bahwa dalam
perusahaan dagang ada dua buah jenis pendekatan dalam menyusun jurnal penyesuaian yaitu pendekatan
ikhtisar laba-rugi dan pendekatan HPP. Dari kedua jenis pendekatan tersebut sebuah perusahaan dapat
memilih salah satunya sesuai dengan kebijakan perusahaan tersebut. Pada postingan sebelumnya telah
dibahas tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekaan ikhtisar laba-rugi, sekarang akan
dibahas Cara menyusun jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP. Sebelum membahas lebih jauh ada
baiknya kita mengenal istilah HPP, Dalam akuntansi HPP atau Harga pokok penjualan adalah dasar
perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan perusahaan atau dapat juga diartikan sebagai harga
perolehan barang yang terjual.
Unsur-Unsur HPP antara lain Persediaan barang dagangan awal dan ahir, pembelian, beban angkut
pembelian, Retur pembelian, beban angkut pembelian, dan potongan pembelian. Ketika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan pendekatan HPP dalam penyusunan jurnal penyesuaian maka langkah
yang diambil adalah menjurnal unsur-unsur HPP tersebut dengan memindahkan kedalam akun Harga
pokok penjualan (HPP). Adapun jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Menjurnal akun persediaan barang dagangan


a. Persediaan barang dagangan awal
(mengurangi Persediaan)
HPP...................Rpxxx
Persediaan barang dagangan .......Rp xxx

b. Persediaan barang dagangan ahir


(menambah atau memunculkan persediaan)
Persediaan barang dagangan........ Rp xxx
HPP .....................................................Rp xx

2. Menjurnal Pembelian (Menambah HPP)


HPP ..........Rp xxx
Pembelian........Rp xxx
3. Beban angkut Pembelian (menambah HPP)
HPP ............Rp xxx
Biaya angkut Pembelian......Rp xxx
4. Retur Pembelian (mengurangi HPP )
Retur Pembelian ............Rp xxx
HPP ....................Rp xxx
5. Potongan Pembelian (mengurangi HPP )
Potongan pembelian .............Rp xxx
HPP ...........................Rp xxx
Untuk memperjelas pemahaman tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP,
silahkan perhatikan ilustrasi berikut ini:

Data penyesuaian per 30 September 2012:


a. Persediaan barang dagangan Rp 7.900.000
b. Inventaris disusutkan 15% per tahun
c. Perlengkapan yang terpakai Rp 192.000
d. Telah dibayar sewa gudang pada bulan ini untuk 2 bulan (september da oktober 2012) sebesar Rp
500.000
e. Iklan yang belum dibayar Rp 20.000
Analisis Jurnal Penyesuaian pendekatan HPP
1. Persediaan barang dagangan awal
Persediaan barang sebesar Rp 7.500.000 yang terdapat pada neraca saldo merupakan persediaan barang
awal. Pada ahir periode persediaan ini telah terjual dan menambah HPP sehingga harus dipindahkan ke
dalam akun harga pokok penjualan dengan cara mendebetnya sebesar jumlah yang sama. Ayat jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
HPP Rp 7.500.000
Persediaan barang dagang Rp 7.500.000

2. Pembelian Barang Dagangan


Pembelian barang dagang sebesar Rp 24.950.000 berada diposisi kredit dalam jurnal penyesuaian karena
akun pembelian mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama,
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
HPP Rp 24.950.000
Pembelian Rp 24.950.000

3. Retur Pembelian
Akun retur pembelian sebesar Rp 1.350.000 berada diposisi debet, karena akun retur pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagai berikut:
Retur Pembelian Rp 1.350.000
HPP Rp 1.350.000

4. Potongan Pembelian
Potongan pembelian sebesar Rp 276.000, Berada diposisi kredit, karena akun potongan pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:
Potongan pembelian Rp 276.000
HPP Rp 276.000
5. Persediaan ahir barang dagangan
Akun persediaan ahir barang dagangan didebet, karena persediaan ini belum dicatat dalam neraca saldo,
akun ini juga akan mengurangi HPP sehingga dalam akun HPP dicatat disisi kredit. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:
Persediaan Barang dagangan Rp 7.900.000
HPP Rp 7.900.000
6. Penyusutan inventaris
Beban penyusutan inventaris terjadi karena terpakainya inventaris tersebut sepanjang periode operasi
perusahaan, dilain pihak, penurunan nilai inventaris ini dicatat dalam akumulasi penyusutan inventaris
dengan jumlah yang sama.
Perhitungan penyusutan inventaris bulan september 2012 adalah:
Penyusutan dalam 1 tahun:
15% x 4000.000 = Rp 600.000
Penyusutan dalam 1 bulan:
Rp 600.000 : 12 = Rp 50.000.
Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan Inventaris Rp 50.000
Akl. Penyusutan Inventaris Rp 50.000
7. Penyesuaian Perlengkapan
Perlengkapan yang telah terpakai selama periode operasi perusahaan diperlakukan sebagai beban, bukan
lagi sebagai harta sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi saldo perlengkapan
tersebut.
Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaiakan perlengkapan adalah sebagai berikut:
Beban Perlengkapan Rp 192.000
Perlengkapan Rp 192.000
8. Penyesuaian Sewa dibayar dimuka
Beban sewa yang dibayarkan sebesar Rp 500.000, Namun beban sewa yang terjadi selama satu periode
bejalan (1 bulan) adalah sebesar Rp 250.000, Hal ini berarti Saldo beban sewa dibayar dimuka berkurang
sebesar jumlah saldo beban sewa yang telah terjadi, sehingga perlu dibuat penyesuaian.
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebgai berikut:
Sewa gudang dibayar dimuka Rp 250.000
Beban sewa gudang Rp 250.000
9. Biaya Iklan yang belum dibayar
Biaya iklan yang menjadi beban dalam periode akuntansi tersebut adalah Rp 20.000 karena belum dibayar,
sehingga terjadi utang iklan dengan jumlah yang sama.
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Beban Iklan Rp 20.000
Utang iklan Rp 20.000

Setelah memahami penyusunan jurnal penyesuaian baik dengan pendekatan aba-rugi maupun HPP,
disarankan kepada anda untuk memahami cara menghitung Harga Pokok Penjualan dalam laporan laba
rugi. Demikianlah pembahasan Cara menyusun jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP semoga
bermanfaat

Cara praktis menyusun Jurnal Penyesuaian dengan


benar
Andi Pujianto

2 Comments

Akuntansi dasar

25 October 2012
Jurnal Penyesuaian merupakan jurnal yang harus disusun karena terdapat kondisi keuangan yang
perlu disesuaiakan. Kondisi keuangan yang perlu disesuaikan tersebut terkait dengan berkurangnya atau
bertambahnya nilai suatu akun. Misalnya saja terdapat penyusutan nilai mesin atau gedung, ataupun adaya
penambahan utang gaji dan sebagainya, untuk lebih jelas silahkan baca postingan sebelumnya tentang
Hakikat jurnal penyesuaian.
Dalam Postingan ini akan di jelaskan tentang:
Tips menganalisis ayat jurnal penyesuaian dengan benar
Agar lebih memahami teknik penyusunan jurnal penyesuaian maka dalam pembahasan ini akan dilakukan
dengan menyediakan soal dan pembahasan penyusunan jurnal penyesuaian, Silahkan anda baca dan
pahami dahulu soal (transaksi dan ayat jurnal penyesuaian dibawah ini)

Transaksi yang terjadi:


Tanggal 2 mei tahun 2012 : Saya mendirikan salon yang diberi nama
"Salon efi" dengan menyetorkan uang sebesar Rp 7.500.000
Tanggal 3 Mei tahun 2012 : Dibayar sewa ruangan Rp 600.000 untuk satu
tahun secara tunai
Tanggal 4 Mei tahun 2012 : Dibayar tunai peralatan Rp 2.000.000
Tanggal 5 Mei tahun 2012 : Dibayar perlengkapan secara kredit Rp 500.000
Tanggal 6 Mei tahun 2012 : Dibayar Iklan Rp 250.000 secara tunai
Tanggal 15 Mei tahun 2012 :
a) Dibayar Gaji Karyawan untuk 15 hari
(tanggal 1 mei sampai 15 mei) Rp 360.000,
b) Diterima hasil jasa Rp 1.000.000
Tanggal 19 Mei Tahun 2012 : Dibayar beban Listrik dan telepon Rp 300.000
Tanggal 20 Mei tahun 2012 : Diterima pinjaman dari bank Rp 15.000.000
Tanggal 23 Mei tahun 2012 :
a) Dibeli Peralatan RP 1.900.0000 secara tunai
b) Dibayar hutang Rp 250.000
Tanggal 31 Mei tahun 2012 :
a) Diterima hasil jasa Rp 2.250.000
b) Dibayar Gaji karyawan Rp 360.000
c) Saya Mengambil uang dari kas untuk kepentingan keluarga
sebesar Rp 500.000

Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) per 31 Mei 2012:


1. Peralatan diperhitungkan dapat dipakai lima (5) tahun.
2. Perlengkapan yang belum dipakai sampai dengan tanggal 31 Mei 2012 senilai Rp 125.000
3. Utang Bank diatas dengan Bungan 12% pertahun, bunga dibayar setiap bulan pada tanggal 23.
4. Sewa Ruangan diatas dicatat sebagai Beban.
Setelah anda membaca dan memahami transaksi yang terjadi selanjutnya akan dilakukan pembahasan
tentang analisis AJP dan Penyusunan Jurnal Penyesuaian, Silahkan simak pembahasan berikut ini:
Berdasarkan AJP yang telah anda baca di atas maka diketahui terdapat empat (4) Kondisi yang
memerlukan penyesuaian yaitu Penyusutan Peraltan, adanya Beban Perlengkapan, Utang Bunga bank dan
Beban sewa.
Analisis Jurnal Penyesuaian Penyusutan peralatan
Penyusutan peralatan harus dibuatkan jurnal penyesuaian karena peralatan yang telah terpakai selama
waktu pemakaian dicatat sebagai beban.
Telah diketahuai bahwa pada Tanggal 4 Mei Salon Efi membeli peralatan senilai Rp 2.000.000 dan pada
tanggal 23 Mei senilai Rp 1.900.000 secara tunai Jadi jumlah total peralatan yang dimiliki Salon efi senilai
Rp 3.900.000.
Diketahui dari AJP bahwa peralatan tersebut dapat dipakai selama 5 tahun (Umur ekonomis 5 th),
sedangkan peralatan tersebut baru dipakai selama 1 bulan (tanggal 4 sampai 31 mei 2012) jadi terdapat
pengurangan atau penyusutan nilai peralatan dalam 1 bulan.
penyusutan peralatan selama 1 bulan dapat dihitung sebagai berikut:
(2000.000+1900.000)/ (5X12) = 65.000
Keterangan:
2000.000 : Nilai peralatan yang dibeli tanggal 4 mei
1900.000 : Nilai Peralatan yang dibeli tanggal 23 Mei
5 : 5 Tahun (Umur Ekonomis)
12 : Jumlah bulan dalam 1 tahun.

Jadi Jurnal Penyesuaian yang disusun adalah:


Beban Penyusutan Peralatan .............. Rp 65.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan .............Rp 65.000
Analisis Jurnal Penyesuaian Perlengkapan
Perlengkapan perlu dibuat jurnal penyesuaian karena perlengkapan yang telah terpakai dicatat sebagai
beban bukan lagi Perlengkapan.
Diketahuai bahwa pada tanggal 5 mei Salon efi membeli perlengkapan senilai Rp 500.000, Sedangkan
sampai dengan 31 mei perlengkapan yang belum terpakai (tersisa) senilai Rp 125.000.
Jadi perlengkapan yang telah terpakai tidak lagi dicatat sebagai perlengkapan tetapi dicatat sebagai beban
perlengkapan, sehingga perlu dibuat penyesuaian.
Perlengkapan yang terpakai dapat dihitung sebagai berikut:
Perlengkapan terpakai = Total Perlengkapan - Perlengkapan yang tersisa
= 500.000 - 125.000
= 375.000

Jadi Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah:


Beban Perlengkapan ............... Rp 375.0000
Perlengkapan ......................Rp 375.000
Analisis Jurnal Penyesuaian Utang Bunga Bank
Utang bunga perlu dibuat penyesuaian karena bunga bank tersebut telah menjadi beban Salon efi namun
belum dicatat sehingga perlu dicatat.
Diketahui bahwa pada tanggal 20 Mei Salon efi meminjam uang di bank sebesar Rp 15.000.000, dan
diketahui dalam AJP bahwa dari pinjaman tersebut Salon efi dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan
harus dibayar setiap tanggal 23 tiap bulan.
Jadi dalam hal ini kita mencari nilai utang bunga yang telah menjadi beban bunga yang harus dicatat
dalam jurnal penyesuaian.
Perhitungan beban bunga dapat dihitung sebagai berikut:
Pembayaran bunga setiap tanggal 23 mei sehingga yang menjadi beban bunga mulai tanggal 23 sampai 31
mei yaitu 8 hari.
Perhitungan:
Bunga 1 tahun ; 12% x 15.000.000 = Rp 1.800.000
Bunga 1 bulan ; 1.800.000 : 12 = Rp 150.000
Bunga 1 Hari ; 150.000 : 30 = Rp 5000
Jadi Bunga 8 hari ; 5000 x 8 = Rp 40.000

Dengan Demikian Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah:


Beban Bunga Bank ........ RP 40.000
Utang Bunga Bank ......Rp 40.000
Analisis Jurnal Penyesuaian Beban Sewa dibayar di muka
Diketahui bahwa pada tanggal 3 Mei dibayar sewa ruangan untuk satu tahun sebesar Rp 600.000, dan di
AJP diketahui bahwa sewa ruangan tersebut dicatat sebagai beban.
Berdasarkan kondisi tersebut maka pada ahir bulan mei perlu dibuat penyesuaian terhadap sewa ruangan
sehingga laporan keuangan yang dibuat Salon efi menunjukan nilai beban sewa yang sebenarnya.
Perhitungan:
Sewa 1 tahun = Rp 600.000
Sewa 1 bulan ; Rp 600.000 : 12 = 50.000
Jadi beban sewa bulan mei adalah Rp 50.000, Sehingga dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Sewa dibayar dimuka ...............Rp 550.000
Beban sewa Ruangan..............Rp 550.000

Jika anda bertanya mengapa dalam jurnal penyesuaian nilai sewa dibayar dimuka dan beban sewa sebesar
RP 550.000 Bukan Rp 50.000????
Maka jawabnya adalah:
Karena pada saat transaksi pembayaran sewa ruangan pada tanggal 3 mei sebesar 600.000 dijurnal umum
dicatat sebagai beban, untuk jelasnya sbb:
Beban sewa ruangan ....... Rp 600.000
Kas .......................Rp 600.000

Sedangkan beban sewa ruangan yang dicatat tersebut diatas untuk satu tahun padahal sekarang baru
berjalan satu bulan, sehingga agar dalam laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi akun beban sewa
menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000
maka disusun Jurnal Penesuaian sebagai berikut:

Sewa dibayar dimuka ...............Rp 550.000


Beban sewa Ruangan...............Rp 550.000

Nah jika kita perhatikan akun beban sewa dalam jurnal umum posisinya adalah Debit sebaliknya akun
beban sewa dalam jurnal penyesuaian posisinya Kredit, sehingga saldo beban sewa diperoleh dari nilai
beban sewa debit dikurangi nilai beban sewa kredit. Jadi dalam laporan laba rugi nilai akun beban sewa
adalah:
Rp 600.000 - Rp 550.000 = Rp 50.000. Dengan demikian akun beban sewa dalam laporan laba-rugi
menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000.

Cara penyusunan Jurnal Penyesuaian dengan


penalaran
Andi Pujianto

1 Comment

Akuntansi dasar

21 September 2012
Selamat pagi sahabat blog akuntansi pendidik yang saya banggakan, saudara pasti sedang berusaha
memahami jurnal penyesuaian, sebagian orang berpendapat bahwa jurnal penyesuaian merupakan
salah satu materi akuntansi dasar yang sulit, saya harap saudara tidak berpendapat seperti itu, apabila saat
ini saudara berpendapat seperti itu ayo segera rubah mind set saudara yakinkan dalam pikiran saudara
bahwa jurnal penyesuaian itu mudah untuk dipahami. Untuk memulai memahami materi jurnal
penyesuaian di artikel ini akan dibahas tentang apa itu jurnal penyesuaian, mengapa harus menyusun
jurnal penyesuaian dan bagaimana cara menyusun jurnal penyesuaian. secara lebih detail silahkan pahami
pemaparan berikut ini.

Jurnal penyesuaian diartikan sebagai jurnal yang disusun untuk menyesuaikan saldo akun atau rekening
yang belum menunjukan saldo sebenarnya ke saldo yang sebenarnya pada ahir periode akuntansi.
Berdasarkan pengertian jurnal penyesuaian tersebut dapat dipahami bahwa jurnal penyesuaian bertujuan
untuk menyesuaikan saldo akun tertentu pada suatu periode, bukan membenarkan kesalahan dalam
pencatatan.
Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penjurnalan atau pencatatan transaksi keuangan maka
kesalahan tersebut dapat diselesaikan dengan "jurnal koreksi", jadi jurnal penyesuaian berbeda dengan
jurnal koreksi. untuk memahami tentang jurnal koreksi lebih lanjut silahkan baca artikel menyusun jurnal
koreksi. Dengan penyusunan jurnal penyesuaian maka akan membuat pengukuran laba-rugi periode
tersebut lebih akurat dan membuat nilai aktiva dan kewajiban yang sesuai dengan periode tersebut
sehingga akan menghasilkan laporan keuangan yang benar dan penyajian aktiva dan pasiva dalam neraca
saldo setelah penutup juga menampilkan saldo yang benar dan sesuai dengan kondisi perusahaan.

Tujuan Jurnal penyesuaian


Jurnal penyesuaian disusun dengan tujuan sebagai berikut:
a) Agar setiap rekening riil, khususnya rekening aktiva dan rekening utang menunjukkan jumlah yang
sebenarnya pada akhir periode
b) Agar setiap rekening nominal, khususnya rekening pendapatan dan biaya menunjukkan pendapatan dan
biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode tertentu.

Rekening yang perlu disesuaikan antara lain adalah


sebagai berikut:

A. Pendapatan yang masih harus diterima atau piutang


pendapatan
Piutang pendapatan merupakan pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima
secara tunai oleh perusahaan dan belum dicatat dalam buku perusahaan.

Contoh :
Tanggal 31 Desember sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa kamar sebesar Rp 500.000; karena
pembayaran baru dilakukan pada saat check out.
Dari kondisi tersebut maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
B. Biaya yang masih harus dibayar atau utang biaya
Merupakan biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat oleh perusahaan dan
belum dibayarkan secara tunai atau per kas.

Contoh :
Suatu perusahaan belum membayar gaji karyawan sebesar Rp 500.000;
Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :

C. Pendapatan diterima dimuka


Merupakan pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan pendapatan periode yang akan
datang.

Dalam akuntansi, penerimaan uang yang jasanya belum diberikan kepada pihak pembayar disebut
"Pendapatan Diterima Dimuka". Terdapat 2 cara pencatatan atas "Pendapatan Diterima Dimuka", yaitu:
Pendekatan Hutang dan Pendekatan Pendapatan. Misalkan untuk pembahasan berikut, Maskapai
Penerbangan Garuda pada tanggal 1 Desember th X menjual tiket pesawat dengan total harga Rp
15.000.000,00. Sampai dengan 31 Desember th X harga tiket atas penumpang yang sudah diberangkatkan
berjumlah Rp 9.000.000,00.

1. Pendekatan Hutang
Jurnal yang dibuat adalah mendebet rekening Kas dan mengkredit rekening Pendapatan Diterima Dimuka.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan tiket pada tanggal 1 Desember (Jurnal Umum) adalah:
Selanjutnya pada tanggal 31 Desember, karena maskapai penerbangan tersebut telah menerbangkan
penumpang dengan nilai Rp 9.000.000,00 maka perusahaan tersebut akan mengakui pendapatan tiket
sebesar Rp 9.000.000,00. Jumlah ini akan dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Sementara itu harga tiket
sebesar Rp 6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih berstatus "Pendapatan Diterima Dimuka"
dan jumlah ini akan dilaporkan dalam neraca.
Untuk itu jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah:

2. Pendekatan Pendapatan
Dengan pendekatan ini, Jurnal transaksi pada tanggal 1 Desember adalah sbb:

Jurnal Penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember adalah sbb:

D. Biaya dibayar dimuka


Merupakan biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan
datang.
Misalnya pada tanggal 1 agustus 2012 perusahaan A membayar biaya iklan untuk produknya kepada
perusahaan iklan sebesar 12.000.000 rupiah untuk jangka waktu satu tahun ke depan. Susunlah jurnal
penyesuaian untuk biaya iklan tersebut!
Berdasarkan ilustrasi di atas maka dapat diketahui bahwa pada saat dibayar beban iklan yaitu pada 1
Agustus 2012 sampai dengan ahir periode yaitu 31 desember 2012, jasa iklan yang seharusnya diterima
perusahaan A belum seluruhnya diterima, jasa iklan akan diterima seluruhnya oleh perusahaan A setelah
satu tahun dari tanggal pembayaran yaitu pada bulan juli 2013.
Untuk mencatat biaya iklan yang dibayar dimuka dalam akuntansi terdapat dua pendekatan yaitu
pendekatan harta atau disebut juga pendekatan neraca dan pendekatan beban atau disebut juga
pendekatan laba-rugi.

1. Pendekatan Harta
Rekening harta dalam ilustrasi ini adalah "Iklan dibayar di muka
Jurnal saat terjadi transaksi yaitu tanggal 1 Agustus 2012

Iklan dibayar di muka ........... Rp 12.000.000


Kas ........................................... Rp 12.000.000

Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2012, perusahaan A baru menikmati jasa iklan selama 5 bulan
terhitung dari bulan Agustus sampai bulan desember, sehingga biaya iklan untuk 5 bulan (Rp
5.000.000,00) harus dicatat di rekening "Biaya iklan" untuk dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi
sedangkan sisanya yaitu Rp 7.000.000 belum diakui sebagai biaya tetapi diakui sebagai piutang iklan atau
disebut juga iklan dibayar di muka.

Dengan demikian jurnal penyesuaian yang disusun oleh perusahaan A adalah sebagai berikut:

Biaya Iklan ...............................Rp 5.000.000


Iklan dibayar di muka ........................Rp 5.000.000

2. Pendekatan Beban
Rekening beban maupun biaya dalam ilustrasi di atas adalah biaya iklan
Jurnal saat transaksi yaitu pada tanggal 1 agustus 2012 adalah sebagai berikut:

Biaya Iklan .....................Rp 12.000.000


Kas ......................................Rp 12.000.000
Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2012, perusahaan A, baru menikmati jasa iklan selama 5 bulan
sehingga biaya iklan untuk 5 bulan adalah Rp 5.000.000. Biaya sebesar 5.000.000 tersebut adalah biaya
iklan yang diakui dalam periode yang bersangkutan sehingga biaya tersebut adalah biaya iklan yang akan
dilaporkan dalam laporan laba-rugi.
Dengan demikian jurnal penyesuaian yang disusun adalah sebagai berikut:

Iklan dibayar di muka .................Rp 7.000.000


Biaya Iklan ................................................Rp 7.000.000

E. Biaya pemakaian perlengkapan


Merupakan bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi selama periode akuntansi.

Perlengkapan perlu dibuatkan jurnal penyesuaian karena perlengkapan yang sudah terpakai dicatat atau
diakui sebagai beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi.
Contoh :
Pada neraca saldo tanggal januari 1988 Saldo perlengkapan sebesar 137.450 Perlengkapan yang masih
tersisa tanggal 31 Desember 1998 sebesar Rp. 47.900.
Jawab :
Jumlah perlengkapan yang tersisa Rp. 47.900, berarti pemakaian perlengkapan tahun 1998 adalah Rp.
89.550 (Rp. 137.450 Rp. 47.900),
Maka jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sbb:

F. Penyusutan Aktiva tetap atau depresiasi

Merupakan penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
Semua aktiva tetap selain tanah sesuai dengan prosedur dalam akuntansi akan mengalami penyusutan atau
pengurangan nilai sehingga harus dibuatkan akumulasi penyusutan untuk mecatat nilai aktiva tetap yang
telah disusutkan. Dalam menghitung nilai penyusutan aktiva tetap dikenal beberapa metode , salah satunya
adalah metode garis lurus.
Contoh :
Sebuah aktiva tetap dalam hal ini kendaraan dibeli dengan harga Rp 126.000.000,- diperkirakan umur
ekonomis mobil tersebut adalah 14 tahun, apabila perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam
menghitung nilai penyusutan aktiva tetap, berapa beban penyusutan mobil tersebut setiap tahun? buatlah
jurnal penyesuaian untuk penyusutan mobil tersebut!

Besarnya penyusutan mobil dalam setahun dihitung sebagai berikut:


126.000.000 / 14 = Rp 9.000.000
Jurnal Penyesuaian untuk mencatat beban depresiasi tersebut adalah :

Kesimpulan
Jurnal Penesuaian merupakan jurnal yang dibuat untuk menyesuaiakan saldo rekening-rekening yang
belum menunjukan saldo yang sebenarnya ke saldo yang sebenarnya sampai dengan ahir periode
akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun setelah kita menyusun Neraca Saldo, setelah neraca saldo disusun
maka disusunlah jurnal penyesuaian, jika terdapat akun atau rekening yang belum sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Jika neraca saldo dan jurnal penyesuaian telah tersusun maka akan dapat disusun neraca
saldo yang telah disesuaikan, yang kemudian akan dijadikan sumber dalam penyusunan laporan keuangan.
Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan maka dibuatlah Neraca Lajur atau Kertas Kerja, Jika
anda sudah memahami hakikat jurnal penyesuaian saya sarankan untuk berlatih menyusun jurnal
penyesuaian untuk mengetes kemampuan anda. jika anda memerlukan soal dan pembahasan tentang jurna
penyesuaian silahkan baca studi kasus jurnal penesuaian
Demikianlah pembahasan cara penyusunan jurnal penyesuaian dengan penalaran, semoga dapat
membantu anda

Jurnal penyesuaian perusahaan dagang


Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

28 December 2012
Penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan dagang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
penyusunan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa. Namun dalam perusahaan dagang terdapat ayat
jurnal penyesuaian yang tidak terdapat dalam perusahaan jasa, yaitu ayat jurnal penyesuaian untuk
persediaan barang dagangan. Persediaan barang dagangan harus dilakukan penyesuaian karena pada ahir
periode akuntansi jumlah persediaan awal barang dagangan disesuaikan menjadi persediaan ahir barang
dagangan.
Dalam pencatatan ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan terdapat dua pendekatan
yang ada dalam teori akuntansi yaitu pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan HPP. Ketika
perusahaan memutuskan untuk menggunakan pendekatan ikhtisar laba-rugi dalam pencatatan ayat jurnal
penyesuaian persediaan barang dagangan, maka ada dua langkah yang dilakukan yaitu:
1. Memindahkan jumlah persediaan awal barang dagangan ke akun baru, yaitu akun ikhtisar laba-rugi.
Akibat dari langkah ini adalah terjadi perubahan status akun persediaan barang dagangan yang tergolong
dalam akun rill menjadi akun ikhtisar laba rugi yang tergolong dalam akun nominal, hal ini karena
persediaan awal merupakan bagian dari harga pokok barang yang telah terjual.

2. Menimbulkan (mendebet) jumlah akun persediaan ahir barang dagangan dan mengkredit akun ikhtisar
laba rugi untuk melihat pengurangan nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.
Apabila dilakukan pencatatan, maka kedua langkah diatas dibuatkan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
langkah 1
Ikhtisar laba-rugi..................RP xxx
Persediaan barang dagangan........Rp xxx

Langkah 2
Persediaan barang dagangan .........Rp xxx
Ikhtisar laba-rugi ...............Rp xxx

Jurnal diatas merupakan jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaian akun persediaan barang
dagangan menggunakan pendekatan ikhtisar laba-rugi, apabila anda telah memahami postingan ini
silahkan pahami penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP.
Seperti yang dikatakan diawal bahwa sebenarnya cara menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang
tidak jauh berbeda dengan penyusunan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa, adapun ayat jurnal
penyesuaian yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi penyesuaian untuk akun persediaan barang
dagangan, akun beban dibayar dimuka, pemakaian aktiva lancar (misalnya pemakaian perlengkapan),
penyusutan aktiva tetap, dan beban yang belum dibayar.
Untuk memperjelas pemahaman tentang jurnal penyesuaian perusahaan dagang silahkan anda pahami
ilustrasi berikut ini:

Data penyesuaian per 31 September 2012


a. Persediaan barang dagangan Rp 7.900.000
b. Inventaris disusutkan 15% per tahun
c. Perlengkapan yang terpakai Rp 192.000
d. Telah dibayar sewa gudang pada bulan ini untuk 2 bulan (september da oktober 2012) sebesar Rp
500.000
e. Iklan yang belum dibayar Rp 20.000

Buatlah ayat jurnal penyesuaian berdasarkan data diatas dengan menggunakan pendekatan ikhtisar laba-
rugi!

Pembahasan soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang


a. Persediaan barang dagangan
Akun persediaan barang dagangan menggunakan dua ayat jurnal, yaitu ayat jurnal persediaan awal (ada di
neraca awal) dan ayat jurnal persediaan ahir (ada di data penyesuaian).
Jurnal penyesuaian yang disusun adalah sebagi berikut:
1. Persediaan awal barang dagangan
Ikhtisar laba-rugi Rp 7.500.000
Persediaan barang daganga Rp 7.500.000
2. Persediaan ahir barang dagangan
Persediaan barang dagangan Rp 7.900.000
Ikhtisar laba-rugi Rp 7.900.000

b. Penyusutan inventaris
Beban penyusutan inventaris terjadi karena terpakainya inventaris tersebut sepanjang periode operasi
perusahaan, dilain pihak, penurunan nilai inventaris ini dicatat dalam akun baru yaitu akumulasi
penyusutan inventaris dengan jumlah yang sama.
Perhitungan penyusutan inventaris bulan september 2012 adalah:
Penyusutan Inventaris dalam 1 tahun
Penyusutan inventaris sebesar 15% pertahun dari nilai inventaris dalam neraca,
Perhitungan 15% x 4000.000 = Rp 600.000
Penyusutan inventais 1 bulan berjalan (september)
Perhitungan Rp 600.000 : 12 = Rp 50.000.
Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan Inventaris Rp 50.000
Akl. Penyusutan Inv Rp 50.000

c. Penyesuaian Perlengkapan
Perlengkapan yang telah terpakai selama periode operasi perusahaan diperlakukan sebagai beban, bukan
lagi sebagai harta sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi saldo perlengkapan
tersebut.
Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaiakan perlengkapan adalah sebagai berikut:
Beban Perlengkapan Rp 192.000
Perlengkapan Rp 192.000

d. Penyesuaian Sewa dibayar dimuka


Beban sewa yang dibayarkan sebesar Rp 500.000, Namun beban sewa yang terjadi selama satu periode
bejalan (1 bulan) adalah sebesar Rp 250.000, Hal ini berarti Saldo beban sewa dibayar dimuka berkurang
sebesar jumlah saldo beban sewa yang telah terjadi, sehingga perlu dibuat penyesuaian.
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebgai berikut:
Sewa gudang dibayar dimuka Rp 250.000
Beban sewa gudang Rp 250.000
e. Biaya Iklan yang belum dibayar
Biaya iklan yang menjadi beban dalam periode akuntansi tersebut adalah Rp 20.000 karena belum dibayar,
sehingga terjadi utang iklan dengan jumlah yang sama. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Beban Iklan Rp 20.000
Utang iklan Rp 20.000
Kesimpulan
Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat agar saldo akun-akun sebagai komponen dalam laporan
keuangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga informasi keuangan yang dihasilkan akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam perusahaan dagang jurnal penyesuaian yang harus disusun
adalah penyesuaian untuk akun persediaan barang dagangan, akun beban dibayar dimuka, pemakaian
perlengkapan, penyusutan aktiva tetap, dan beban yang belum dibayar. Jurnal penyesuaian antara
perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki perbadaan kecil hal ini karena dalam perusahaan dagang
terdapat akun persediaan barang dagangan, akun ini perlu dilakukan penyesuaian karena persediaan
barang dagangan awal dan persediaan ahir nilainya tidak sama, hal ini karena dalam periode akuntansi
tersebut terjadi penambahan maupun pengurangan yaitu karena adanya pembelian maupun penjualan
barang dagangan. Pencatatan jurnal penyesuaian persediaan barang dagangan terdapat dua pendekatan
yaitu pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan HPP

Khakikat Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu dapat diartikan sebagai buku besar yang disusun untuk membantu merinci
Akun piutang, utang dan persediaan barang dagangan yang terdapat pada buku besar utama.
Pencatatan ke dalam buku besar pembantu berdasarkan data dalam jurnal khusus yang bersangkutan atau
langsung dari bukti transaksi, apabila pencatatan dilakukan berdasarkan bukti transaksi, maka saat terjadi
transaksi keuangan yang melibatkan akun piutang, utang atau persediaan dilakukan pencatatan ke dalam
buku besar pembantu. Transaksi yang melibatkan munculnya,bertambah atau berkurannya piutang, utang
atau persediaan barang antara lain pembelian barang dagangan secara kredit, penjualan barang dagangan
secara kredit dan sebagainya.
Buku besar pembantu mempunyai 3 (tiga) jenis yaitu buku besar pembantu piutang, buku besar pembantu
utang dan buku besar pembantu persediaan barang dagangan. Secara lebih detail berikut ini dijelaskan
tentang jenis buku besar pembantu.
1. Buku besar pembantu piutang
Buku besar pembantu piutang merupakan buku besar yang digunakan untuk mencatat besarnya piutang
yang terdapat pada buku besar utama, berdasarkan nama-nama orang atau pihak yang berhutang (debitur)
2. Buku besar pembantu Utang
Buku besar pembantu utang merupakan buku besar yang digunakan untuk mencatat rincian besarnya
utang yang terdapat pada buku besar utama, berdasarkan nama-nama orang atau pihak yang memberi
utang (kreditur)
3. Buku besar pembantu persediaan barang dagangan
Buku besar pembantu persediaan barang dagangan merupakan buku besar yang dgunakan untuk mecatat
rincian nama barang dagangan berdasarkan jenis barang.
Sebagai contoh berikut ini diambilkan data yang terdapat pada postingan sebelumnya tentang Penyusunan
Jurnal Khusus Berdasarkan data yang terdapat dalam jurnal penerimaan kas, jurnal penjualan dan jurnal
umum yang terdapat pada jurnal khusus, maka disusun buku besar pembantu piutang sebagai berikut:

Apabila saudara telah memahami pembahasan ini silahkan anda memahami pembahasan selanjutnya
tentang penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang ada dalam blog ini. Demikianlah
pembahasan Khakikat buku besar pembantu dalam blog akuntansi pendidik
Proses Posting Buku Besar pada Perusahaan Dagang

Dalam Akuntansi terdapat dua jenis Buku besar, yaitu Buku besar utama atau general ledger dan
buku besar pembantu.
Buku besar utama merupakan buku besar yang berisi tentang kumpulan dari beberapa akun yang saling
berhubungan dan merupakan satu kesatuan tersendiri. Sedangkan buku besar pembantu adalah buku
besar yang dibuat untuk mempermudah dalam merinci informasi yang terdapat dalam salah satu akun
buku besar utama. Untuk lebih jelas tentang buku besar pembantu dapat anda baca dalam postingan
Hakikat dan fungsi buku besar pembantu.

Dalam postingan ini akan dibahas tentang Buku besar utama lebih khususnya tentang Pempostingan jurnal
khusus ke Buku Besar. Untuk dapat memindahkan atau pempostingan jurnal khusus ke dalam buku besar
utama ada beberapa langkah mudah yang harus dilakukan, Langkah-langkah pempostingan jurnal khusus
ke dalam buku besar antara lain sebagai berikut:
1. Menjumlahkan saldo-saldo setiap kolom yang terdapat pada jurnal khusus
2. Memindahkan saldo-saldo dalam jurnal khusus yang telah dijumlahkan tadi ke akun yang bersangkutan,
dimana jika saldo dalam jurnal khusus berada diposisi debet maka dipindahkan ke dalam buku besar juga
harus pada posisi debet, begitu juga sebaliknya jika saldo dalam jurnal khusus berada diposisi kredit maka
dipindahkan ke dalam buku besar juga harus pada posisi kredit.
3. Menuliskan nomor kode akun yang bersangkutan dalam buku besar sebagai tanda pemindah bukuan.
4. Menuliskan Kode Halaman jurnal khusus ke dalam kolom Ref dalam buku besar.
5. Ketika melakukan pemindahbukuan akun-akun yang ada dalam kolom serba-serbi jurnal khusus, maka
tulislah nomor kode akun pada kolom ref yang ada dikolom serba-serbi, sebagai tanda pemindah bukuan.

Agar lebih mudah dalam memahami penjelasan di atas silahkan anda lihat gambar Proses
pemindahbukuan Jurnal khusus ke buku besar berikut ini:
Demikianlah pembahasan Proses Posting Buku Besar pada Perusahaan Dagang dalam blog akuntansi
pendidik, Pembahasan yang telah dipaparkan merupakan pembahasan bagaimana proses pempostingan
jurnal khusus ke dalam buku besar, proses pempostingan ini pada umumnya diterapkan pada perusahaan
dagang, sedangkan pempostingan jurnal umum ke dalam buku besar secara umum diterapkan oleh
perusahaan jasa. Baik pempostingan yang diterapkan oleh perusahaan dagang maupun perusahaan jasa
pada prinsipnya adalah sama hanya berbeda sedikit saja, jika ingin mengetahui lebih jelas tentang
pempostingan jurnal umum ke dalam buku besar silahkan baca "buku besar".

Kesimpulan
Setelah Melakukan pencatatan transaksi keuangan kedalam jurnal khusus maka dilanjutkan dengan
rekapitulasi jurnal khusus untuk mengetahui apakah jurnal khusus yang disusun sudah tepat atau belum,
atau tahap rekapitulasi dapat diabaikan dan langsung melakukan posting ke buku besar utama. Buku besar
utama merupakan buku besar yang berisi tentang kumpulan dari beberapa akun yang saling berhubungan
dan merupakan satu kesatuan tersendiri. Demikianlah pembahasan proses posting buku besar pada
perusahaan dagang, semoga bermanfaat

Makna dan Tujuan Rekapitulasi Jurnal khusus


Setelah mencatat transaksi keuangan ke dalam jurnal khusus, maka perusahaan dapat melakukan
rekapitulasi jurnal khusus. Rekapitulasi jurnal khusus merupakan suatu cara untuk mengetahui
apakah terjadi keseimbangan atau tidak antara debet dan kredit dalam jurnal khusus yang disusun. Apabila
terjadi keseimbangan atau adanya saldo yang sama antara saldo dalam posisi debet dan saldo dalam posisi
kredit dalam rekapitulasi maka dapat disimpulkan bahwa jurnal khusus yang disusun telah benar dan
dapat diposting ke dalam buku besar, namun apabila terdapat ketidakseimbangan atau terdapat perbedaan
antara saldo debet dan kredit setelah disusun rekapitulasi maka disimpulkan bahwa jurnal khusus yang
disusun masih salah dan perlu dilakukan koreksi atau pembenaran sebelum diposting ke buku besar.
Rekapitulasi jurnal khusus dilakukan dengan cara merangkum saldo-saldo yang terdapat dalam jurnal
khusus ke dalam kolom debet dan kolom kredit. Berdasarkan saldo yang berada dalam kolom debet dan
kredit pada rekapitulasi maka dapat dilihat apakah terjadi keseimbangan atau tidak. Saldo-saldo yang
terdapat pada rekapitulasi merupakan saldo yang bersal dari jurnal khusus yang dipindahkan ke dalam
kolom debit atau kredit pada rekapitulasi jurnal khusus. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dibahas cara
menyususn rekapitulasi jurnal khusus secara sederhana.
Berdasarkan postingan sebelumnya tentang penyusunan jurnal khusus, akan dilakukan rekapitulasi
terhadap jurnal khusus yang telah disusun. Silahkan anda perhatikan teknik penyusunan rekapitulasi
jurnal khusus berikut ini:
Cara Penyusunan rekapitulasi Jurnal Penjualan

Cara Penyusunan rekapitulasi Jurnal Pembelian


Cara Penyusunan rekapitulasi Jurnal Penerimaan Kas

Cara Penyusunan rekapitulasi Jurnal Pengeluaran Kas


Cara Penyusunan rekapitulasi Jurnal Umum

Kesimpulan
Rekapitulasi merupakan rangkuman dari jurnal khusus yang menunjukan adanya keseimbangan atau
ketidakseimbangan antara saldo debet dan saldo kredit. Tujuan dilakukan rekapitulasi jurnal khusus
adalah untuk mengecek apakah jurnal khusus yang disusun sudah benar atau belum. Jurnal khusus
dikatakan sudah benar apabila setelah dilakukan rekapitulasi menunjukan adanya keseimbangan saldo
debet dan saldo kredit, sebaliknya jika terdapat ketidakseimbangan saldo debet dan kredit maka dapat
dikatakan jurnal khusus yang disusun belum benar. Rekapitulasi jurnal khusus tidak wajib dilakukan,
dengan kata lain dalam siklus akuntansi rekapitulasi boleh disusun namun boleh juga tidak disusun karena
tujuan rekapitulasi hanya untuk mengecek kebenaran suatu jurnal khusus, jadi jika telah dapat dipastikan
dalam jurnal khusus tidak terdapat kekeliruan kita boleh langsung memposting ke dalam buku besar tanpa
menyusun rekapitulasi. Setelah anda menguasai makna, tujuan dan cara menyusun rekapitulasi, maka
disarankan kepada anda untuk memahami pembahasan materi akuntansi berikutnya akan tentang
pempostingan jurnal khusus ke dalam buku besar. Demikian pembahasan tentang Makna dan tujuan
rekapitulasi jurnal khusus, dalam blog akuntansi pendidik, semoga dapat menjadi media belajar anda.

Penyusunan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang


Andi Pujianto

6 Comments

Akuntansi dasar

12 December 2012
Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan sebagai tempat pencatatan transaksi keuangan
berdasarkan kelompok transaksi yang sejenis. Seperti yang telah dibahas dalam postingan Khakikat Jurnal
Khusus dalam akuntansi bahwa jurnal khusus menjadi strategi pencatatan yang dipilih perusahaan atau
organisasi ekonomi tertentu karena dengan jurnal khusus pencatatan yang dilakukan akan lebih efektif
ketika perusahaan tersebut dihadapkan pada jumlah transaksi keuangan yang banyak namun transaksi-
teransaksi tersebut masih sejenis. Dalam pembahasan ini penulis akan membahas proses pencatatan
jurnal khusus pada perusahaan dagang, metode yang digunakan dalam pembahasan ini bersifat
praktik.
Maksud dari metode praktik disini adalah pembahasan yang didahului dengan pemahaman ilustrasi yang
disampaikan kemudian pembaca diberi kesempatan untuk berusaha menyusun jurnal khusus berdasarkan
ilustrasi tersebut, diahir pembahasan penulis jelaskan pembahasan tentang penyusunan jurnal penutup
secara tepat yang dapat pembaca jadikan rujukan setelah pembaca berusaha menyusun jurnal khusus
secara mandiri berdasarkan ilustrasi yang diberikan. Baik langsung saja, silahkan saudara pahami ilustrasi
berikut ini:

Pada tanggal 1 September 2012, PT Gemilang jaya mempunyai data sebagai berikut:
Kas Rp 8.200.000
Piutang Rp 2.600.000
Perlengkapan Rp 250.000
Persedian barang dagangan Rp 7.500.000
Inventaris Rp 9.000.000
Akumulasi penyusutan Inventaris Rp ( 650.000)+
Total Rp 26.900.000
Utang Rp 12.900.000
Modal, Andi Rp 14.000.000+
Total Rp 26.900.000

Selama bulan september 2012, Terjadi transaksi keuangan sebagai berikut:


Tanggal 1/9 Dibeli barang dagangan dari Fa. Prima Jumlah faktur
Rp 4.800.000 dengan syarat 3/10, n/30
Tanggal 2/9 Diterima pelunasan piutang dari toko Jaya Rp 4.100.000
Tanggal 3/9 Dibayar sisa utang yang lalu dari Fa Prima Rp 5.600.000 dengan
mendapat potongan pembelian 2%
Tanggal 4/9 Dijual barang dagangan pada toko Jaya Rp 6.000.000 dengan
syarat 2/10, n/30
Tanggal 5/9 Dibeli dari CV Sentosa Rp 5.500.000 dengan syarat 2/10, n/30
Tanggal 8/9 Dijual barang dagangan pada Toko Citra Rp 9.400.000 dengan
syarat 2/15, n/30
Tanggal 9/9 Diterima pelunasan piutang dari toko adil Rp 3.500.000
Tanggal 10/9 Dkirim nota kredit Pada toko Citra Rp 4000.000, karena tidak
sesuai pesanan.
Tanggal 12/9 Diterima pembayaran dari toko Jaya untuk penjualan tanggal
4/9 2012
Tanggal 13/9 Dibayar pada CV Sentosa pembelian tanggal 5/9 2012
Tanggal 15/9 Dijual tunai barang dagangan Rp 2000.000
Tanggal 16/9 Dibeli Tunai barang dagangan Rp 3.750.000
Tanggal 17/9 Dikembalikan barang yang terbeli karena rusak Rp 750.000 pada
tanggal 16/9 2012
Tanggal 18/9 Dijual pada PT Apollo barang dagangan Rp 3.800.000 dengan
syarat 2/10. n/30
Tanggal 19/9 Dibeli dari Fa Prima barang dagangan Rp 3.100.000 dengan
syarat 3/10, n/30
Tanggal 20/9 Diterima kembali barang dagangan yang terjual tanggal 15/9
karena rusak Rp 300.000
Tanggal 22/9 Dijual barang dagangan pada toko Jaya Rp 3.300.000 dengan
syarat 3/10, n/30
Tanggal 23/9 Dibeli dari CV Sentosa barang dagangan Rp 6.000.000 dengan
syarat 3/10, n/30
Tanggal 25/9 Dikembalikan barang yang dibeli tanggal 23/9 karena tidak
sesuai dengan pesanan Rp 600.000
Tanggal 26/9 Dibayar utang pada PT Nusantara Rp 4.500.000 dan dibeli
kembali barang dagangan di PT nusantara Rp 1.800.000 dengan
syarat 3/15, n/60
Tanggal 27/9 Dibeli tunai perlengkapan kantor Rp 12.000 dan perlengkapan
toko Rp 25.000
Tanggal 28/9 Dibayar pembelian tanggl 26/9 dari PT Nusantara
Tanggal 29/9 Dijual barang dagangan pada PT Apollo Rp 6.700.000 dengan
syarat 3/10, n/30
Tanggal 30/9 Dibeli Peralatan secara kredit Rp 250.000 Pada toko Pena
Tanggal 30/9 Dibayar biaya Operasional sebagai berikut:
a. Gaji pegawai Rp 1.050.000
b. Sewa Gudang Rp 500.000
c. Listrik, air dan telepon Rp Rp 50.000

Berdasarkan ilustrasi diatas sekarang cobalah untuk menyusun jurnal khusus yang diperlukan!!!

Setelah anda memahami data dan transaksi dalam ilustrasi di atas disarankan untuk berusaha terlebih
dahulu untuk menyusun jurnal khusus yang diperlukan sesuai dengan kemampuan anda, Setelah selesai
menusun jurnal khusus tersebut, dipersilahkan bagi saudara untuk mencocokan jawaban anda dengan
pembahasan berikut ini:
Pembahasan soal jurnal khusus Perusahaan Dagang
Penyusunan Jurnal Khusus Penjualan
Transaksi yang dicatat dalam jurnal penjualan adalah transaksi penjualan barang dagangan secara kredit,
dimana transaksi ini mengakibatkan saldo piutang dagang bertambah dan saldo penjualan bertambah.
Pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan piutang dagang adalah dengan mendebet
piutang dagang, sedangkan pencatatan yang dilakukan terhadap adanya penambahan penjualan adalah
mengkredit Penjualan. Dengan demikian jurnal khusus penjualan disusun sebagai berikut:

Penyusunan Jurnal Khusus Pembelian


Transaksi yang dicatat dalam Jurnal pembelian adalah Transaksi pembelian secara kredit baik pembelian
barang dagangan maupun pembelian perlengkapan, peralatan dan sebagainya.
Saat terjadi Pembelian barang dagangan secara kredit maka terjadi penambahan saldo akun atau rekening
pembelian dan penambahan saldo akun atau rekening utang dagang, pencatatan yang dilakukan akibat
adanya penambahan pembelian adalah dengan mendebet akun atau rekening pembelian senilai pembelian
tersebut, sedangkan pencatatan akibat adanya penambahan utang dagang adalah dengan mengkredit akun
atau rekening utang dagang sebilai utang yang terjadi akibat pembelian barang dagangan tersebut.
Saat terjadi pembelian selain barang dagangan secara kredit, misalnya pembelian perlengkapan atau
peralatan maka akan terjadi penambahan akun atau rekening perlengkapan atau peralatan dan
penambahan akun atau rekening utang dagang, pencatatan yang dilakukan akibat adanya penambahan
perlengkapan atau peralatan adalah dengan mendebet akun tersebut,sedangkan pencatatan akibat adanya
penambahan utang dagang adalah dengan mengkredit akun atau rekening utang dagang sebilai utang yang
terjadi akibat pembelian perlengkapan atau peralatan tersebut.
Dengan demikian penyusunan jurnal khusus pembelian berdasarkan ilustrasi di atas adalah sebagai
berikut:

Penyusunan Jurnal Khusus Penerimaan Kas


Transaksi yang dicatat dalam jurnal Penerimaan kas adalah transaksi penjualan tunai, transaksi pelunasan
piutang,transaksi pengembalian barang yang telah dibeli secara tunai (retur pembelian) dan transaksi
pendapatan lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi.
Saat terjadi transaksi penjualan barang dagangan secara tunai maka terjadi penambahan saldo kas dan
penambahan saldo penjualan, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan mengkredit akun
penjualan.
Saat terjadi transaksi Pelunasan piutang maka terjadi penambahan saldo kas dan pengurangan saldo
piutang, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan mengkredit akun piutang, atau jika
terdapat potongan penjualan maka dicatat dengan mendebet akun kas dan akun potongan penjualan serta
mengkredit akun Piutang dagang.
Saat terjadi pengembalian barang dagangan yang telah dibeli secara tunai maka terjadi penambahan kas
dan pengurangan barang dagangan yang telah dibeli karena adanya retur, Pencatatan yang dilakukan
adalah mendebet akun kas dan mengkredit akun retur pembelian senilai barang yang dikembalikan.
Dengan demikian penyusunan jurnal khusus penerimaan kas berdasarkan ilustrasi diatas adalah sebagai
berikut (klik gambar untuk memperjelas tampilan):
Penyusunan Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Transaksi yang dicatat dalam jurnal Pengeluaran kas adalah transaksi pembelian tunai, transaksi
pembayaran utang,transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual secara tunai (retur penjualan)
dan transaksi pembayaran biaya lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi.
Saat terjadi transaksi pembelian barang dagangan secara tunai maka terjadi penambahan saldo pembelian
dan pengurangan saldo kas, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun pembelian dan mengkredit
akun kas.
Saat terjadi transaksi Pembayaran utang maka terjadi pengurangan saldo utang dagang dan pengurangan
saldo kas, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun utang dagang dan mengkredit akun kas, atau
jika terdapat potongan pembelian maka dicatat dengan mendebet akun utang dagang dan mengkredit akun
kas dan akun potongan pembelian.
Saat terjadi penerimaan barang dagangan yang telah terjual secara tunai maka terjadi pengurangan kas dan
pengurangan barang dagangan yang telah terjual karena adanya retur, Pencatatan yang dilakukan adalah
mendebet akun retur penjualan dan mengkredit akun kas senilai barang yang diterima kembali.
Saat terjadi transaksi pembayaran biaya-biaya yang terjadi maka terdapat penambahan akun biaya yang
masuk dalam kolom serba-serbi dan pengurangan akun kas, pencatatan yang dilakukan adalah mendebet
akun biaya-biaya yang terjadi dan mengkredit akun kas.
Dengan demikian penyusunan jurnal khusus pengeluaran kas berdasarkan ilustrasi diatas adalah sebagai
berikut (klik gambar untuk memperjelas tampilan):

Penyusunan Jurnal Khusus Memorial (Jurnal Umum)


Transaksi yang dicatat dalam jurnal umum adalah segala transaksi keuangan yang tidak dapat dicatat atau
digolongkan dalam jurnal khusus baik jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas maupun
jurnal pengeluaran kas, Contoh transaksi yang dicatat dalam jurnal umum adalah transaksi pengembalian
barang dimana saat pembelian barang tersebut dilakukan secara kredit (Retur pembelian), transaksi
penerimaan kemabali barang yang telah terjual, dimana saat penjualan barang tersebut dilakukan secara
kredit (Retur penjualan), Penjualan barang selain barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
Saat terjadi retur Penjualan (saat menjual dilkukan secara kredit) maka terjadi Pengurangan Piutang
dagang sehingga Piutang dagang dicatat diposisi Kredit, sebaliknya retur penjualan dicatat diposisi debet
karena terjadi pengurangan barang dagangan akibat retur tersebut.
Dengan demikian pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum berdasarkan ilustrasi di atas adalah sebagai
berikut:
Setelah memahami penyusunan jurnal khusus, maka disarankan kepada anda untuk memahami postingan
selanjutnya tentang Penyusunan rekapitulasi Jurnal Khusus, bagi anda yang ingin memahami proses
Rekapitulasi dapat membacanya. Demikianlah pembahasan proses penyusunan jurnal khusus dalam blog
akuntansi pendidik, semoga uraian ini dapat meningkatkan pemahaman saudara tentang penyusunan
jurnal khusus perusahaan dagang

.
Syarat pembayaran dalam perdagangan
Andi Pujianto

4 Comments

Akuntansi dasar

05 December 2012
Syarat pembayaran atau dikenal juga dengan termin pembayaran dapat diartikan sebagai perjanjian
antara penjual dan pembeli dalam hal pembayaran utang-piutang dengan tujuan untuk mempercepat
proses utang-piutang. Jadi dengan adanya syarat pembayaran ini diharapkan dapat mempercepat
penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan yang timbul karena adanya penjualan kredit. Disamping
untuk mempercepat penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan yang timbul karena adanya penjualan
kredit keberadaan syarat pembayaran ini juga menjadi cara untuk meningkatkan volume penjualan, karena
dengan adanya syarat pembayaran tersebut akan memudahkan dan merangsang konsumen dalam membeli
barang yang dijual oleh suatu perusahaan dagang meski uang yang dimiliki belum cukup, karena
pembelian dilakukan dengan kredit disertai adanya potongan harga yang diberikan penjual. Dengan
meningkatnya volume penjualan maka diharapkan laba perusahaan akan meningkat.Agar anda dapat
menguasai pembahasan tentang syarat pembayaran ini, maka disarankan memahami materi tentang
macam-macam transaksi keuangan dalam perusahaan dagang pada post sebelumnya.
Pemahaman tentang syarat pembayaran dalam perdagangan merupakan hal yang penting karena jika
salah dalam memaknai arti dari sebuah syarat pembayaran akan berakibat kekeliruan dalam informasi
keuangan yang dihasilkan perusahaan. Untuk memahami arti dari syarat pembayaran, silahkan anda
pahami contoh dan makna syarat pembayaran berikut ini:
5/10, n/30 Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian kredit yang
dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut mendapat
potongan harga 5% dari harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 10
atau selambat-lambatnya hari ke 30 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak mendapat
potongan harga.

5/10, 3/15, n/30 Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian kredit yang
dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut mendapat
potongan harga 5% dari harga barang yang dibeli, jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 10
sampai hari ke 15 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut mendapat potongan harga 3% dari
harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 15 atau selambat-
lambatnya hari ke 30 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak mendapat potongan harga.

3/10, n/60 Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian kredit yang
dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut mendapat
potongan harga 3% dari harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah hari ke 10
atau selambat-lambatnya hari ke 60 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak mendapat
potongan harga.

n/60 Bermakna Pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 60 hari tanpa diskon.


EOM (End Of Mounth) Bermakna pembayaran selambat-lambatnya pada ahir bulan.
Berdasarkan Contoh dan makna dari syarat pembayaran di atas diharapkan dapat menambah pengetahuan
anda tentang syart pembayaran dalam perdagangan atau termin pembayaran. Agar pemahaman anda
semakin meningkat dibawah ini diberikan ilustrasi transaksi dalam perusahaan dagang, silahkan anda baca
dan pahami ilustrasi berikut ini:
1. Pada tanggal 1 oktober 2012 dibeli barang dagangan dari PD Rakyat sejahtera seharga Rp 1.450.000
dengan syarat 3/10. n/30.
2. Pada tanggal 10 Oktober 2012 dilakukan pembayaran kepada PD Rakyat atas pembelian barang
dagangan tanggal 1 oktober 2012.

Pembahasan:
Dalam transaksi tanggal 1 Oktober 2012 diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Pembelian yang dilakukan adalah pembelian secara kredit, hal ini terlihat dalam transaksi tersebut
terdapat syarat pembayaran (3/10, n/30).
b. Syarat pembayaran 3/10,n/30 bermakna Bermakna apabila pembeli melunasi utang akibat pembelian
kredit yang dilakukannya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 setelah transaksi, maka pembeli tersebut
mendapat potongan harga 3% dari harga barang yang dibeli, tetapi jika pembeli melunasi utangnya setelah
hari ke 10 atau selambat-lambatnya hari ke 30 setelah transaksi pembelian maka pembeli tersebut tidak
mendapat potongan harga
c. Perusahaan melakukan pembayaran pada tanggal 10 oktober, dengan demikian masih dalam rentan
waktu pembayaran dengan mendapat potongan harga sebesar 3%.
Potongan Harga yang didapatkan perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:
Potongan Harga = 3% x 1.450.000
= Rp 43.500
Jurnal yang dibuat perusahaan adalah sebagai berikut:
Jurnal tanggal 1 Oktober 2012
Pembelian Rp 1.450.000
Utang Dagang Rp 1.450.000

Jurnal tanggal 10 Oktober 2012


Utang Dagang Rp 1.450.000
Kas Rp 1.406.000
Potongan Pembelian Rp 43.500

Kesimpulan
Syarat pembayaran dibuat dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan uang dari Piutang dagang yang
timbul karena penjualan kredit. Jika dalam transaksi pembelian terdapat syarat pembayaran maka dapat
dipastikan transaksi pembelian tersebut dilakukan secara kredit. Bentuk syarat pembayaran bervariasi
sesuai kebijakan masing-masing perusahaan, contohnya 6/12. n/30 atau yang lainnya.Terimakasih telah
membaca postingan di blog akuntansi pendidik, semoga pengetahuan anda semakin meningkat setelah
membaca postingan ini khususnya tentang syarat pembayaran dalam perdagangan. Wasalamualaikum
wr.wb.

Mengenal transaksi keuangan pada perusahaan


dagang
Sebelum membahas transaksi-transaksi pada perusahaan dagang alangkah baiknya terlebih
dahulu memahami arti dari perusahaan dagang itu sendiri. Dengan mengetahui arti dari perusahaan
dagang maka akan memudahkan kita dalam mengenal dan memahami transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi dalam perusahaan dagang. Perusahaan dagang merupakan salah satu dari jenis perusahaan dalam
dunia bisnis, kegiatan dalam perusahaan dagang meliputi kegiatan pembelian barang, menyimpan barang
kemudian menjual barang tersebut tanpa mengolahnya lagi. Dengan demikian dalam perusahaan dagang
tidak ada proses produksi. Setelah memahami makna dari perusahaan dagang maka dapat diketahui
transaksi-transaksi dalam perusahaan dagang meliputi transaksi yang terkait dengan kegiatan pokok
perusahaan dagang yaitu kegiatan pembelian barang dan kegiatan penjualan barang. Adapun Transaksi-
transaksi pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut:

1. Transaksi Keuangan:Pembelian Barang dagang


a. Pemberian Barang dagangan secara Tunai
Dalam transaksi pembelian barang dagangan secara tunai berarti perusahaan mengeluarkan sejumlah uang
tunai untuk membeli (mendapatkan) barang yang akan diperdagangkan. Pembelian barang secara tunai di
Jurnal dengan mendebet pembelian dan mengkredit Kas.

b. Pembelian barang dagangan secara kredit.


Dalam pembelian barang secara kredit berarti perusahaan berhutang untuk membeli barang dagangan
yang akan diperdagangkan. Pembelian barang secara kredit dijurnal dengan mendebet pembelian dan
mengkredit Utang dagang.
2.Transaksi Keuangan:Penjualan Barang dagang
a. Penjualan barang secara tunai
Dalam penjualan barang secara tunai berarti perusahaan menerima sejumlah uang tunai hasil dari
penjualan barang dagangan. Penjualan barang dagangan secara tunai dijurnal dengan mendebet Kas dan
mengkredit Penjualan.

b. Penjualan Barang secara Kredit


Penjualan barang dagangan secara kredit merupakan transaksi penjualan yang menimbulkan atau
menambah piutang dagang perusahaan sebagai pengganti uang tunai akibat dari penjualan barang
dagangan. Penjualan barang dagangan secara kredit dijurnal dengan mendebet piutang dagang dan
mengkredit penjualan.
3. Transaksi Keuangan:Retur Penjualan Barang Dagang
Transaksi ini merupakan transaksi yang terjadi karena hal khusus, misalnya dari barang dagangan yang
sudah terjual terdapat beberapa barang dagangan yang kondisinya cacat atau rusak (tidak sesuai pesanan).
a. Jika barang dagangan yang dikembalikan, saat penjualan barang tersebut dijual secara tunai.
Dalam transaksi ini dicatat dalam jurnal dengan mendebet Rektur Penjualan dan mengkredit kas.
b. Jika barang dagangan yang dikembalikan, ketika menjual barang tersebut dilakukan secara kredit.
Dalam transaksi ini dicatat dalam jurnal dengan mendebit Retur penjualan dan mengkredit Piutang
Dagang.

4. Transaksi Keuangan :Retur Pembelian Barang Dagang


Transaksi ini adalah transaksi yang terjadi karena suatu hal yang bersifat khusus, misalnya dari pembelian
barang yang dilakukan perusahaan kepada pemasok terdapat beberapa barang yang rusak atau tidak sesuai
pesanan.
a. Apabila saat pembelian barang dagangan dilakukan secara tunai.
Jika setelah dilakukan pembelian barang secara tunai, namun karena barang tersebut rusak atau tidak
sesuai pesanan sehingga barang tersebut dikembalikan kepada pemasok, maka Jurnal yang dibuat adalah
mendebet kas dan mengkredit Retur Pembelian.
b. Apabila saat pembelian barang dagangan dilakukan secara Kredit.
Jika setelah dilakukan pembelian barang secara Kredit, namun karena barang tersebut rusak atau tidak
sesuai pesanan sehingga barang tersebut dikembalikan kepada pemasok, maka Jurnal yang dibuat adalah
mendebet Uatang Dagang dan mengkredit Retur Pembelian.
5. Transaksi Keuangan:Penerimaan Potongan Pembelian Barang
Potongan pembelian barang merupakan Potongan yang diterima pembeli karena membeli barang
dagangan secara kredit dari penjual dengan syarat saat pelunasan utangnya masih dalam rentan waktu
yang mendapatkan potongan harga.
Untuk memahami transaksi ini silahkan anda baca
ilustrasi berikut ini:
-Pada Tanggal 3 Januari 2011 dibeli barang dagangan dari toko Maju seharga Rp 9.000.000 dengan syarat
pembayaran 2/10. n/30.

- Pada tanggal 13 Januari 2011 dibayar pembelian tanggal 3 januari 2011 pada toko maju.

Berdasarkan ilustrasi tersebut maka perusahaan akan


membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal tanggal 3 Januari 2011
Pembelian Rp 9.000.000
Utang Dagang Rp 9.000.000

Jurnal pada tanggal 13 Januari 2011


Utang dagang Rp 9.000.000
Kas RP 8.820.000
Potongan Pembelian Rp 180.000

Perhitungan Potongan Pembelian:


Dalam transaksi tanggal 3 januari 2011 tertulis syarat pembayaran 2/10. n/30, Hal ini menandakan bahwa
pembelian barang tersebut dilakukan secara kredit. Makna dari syarat pembayaran 2/10. n/30 adalah
bahwa jika pembeli membayar utangnya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 maka akan diberikan potongan
pembelian sebesar 2% dari harga barang yang dibeli, dan jika membayar setelah hari ke 10 s/d 30 maka
tidak mendapat potongan pembelian. Karena dalam ilustrasi ini pembayaran masih dalam rentan waktu 10
hari dari pembelian maka mendapat potongan pembelian 2% dari harga beli barang tersebut, dengan
demikian perhitungan potongan pembelian adalah sebagai berikut:
Potongan pembelian = 2% x 9.000.000
= Rp 180.000
Kas yang dibayar = 9.000.000 - 180.000
= Rp 8.820.000
6. Transaksi Keuangan :Pemberian Potongan Penjualan Barang
Potongan Penjualan barang merupakan Potongan yang diberikan penjual kepada pembeli atas penjualan
barang dagangan secara kredit denagn syarat saat penerimaan pembayaran masih dalam rentan waktu
yang mendapatkan potongan harga.
Untuk memahami transaksi ini silahkan anda baca
ilustrasi berikut ini:
-Pada Tanggal 15 Januari 2011 dijual barang dagangan kepada toko Jaya seharga Rp 11.000.000 dengan
syarat pembayaran 3/20. n/60.

- Pada tanggal 21 Januari 2011 diterima pembayaran sebagai pelunasan transaksi tanggal 15 januari 2011
dari toko Jaya.

Berdasarkan ilustrasi tersebut maka perusahaan akan


membuat jurnal sebagai berikut:
Jurnal tanggal 15 Januari 2011
Piutang dagang Rp 11.000.000
Penjualan Rp 11.000.000

Jurnal pada tanggal 21 Januari 2011


Kas Rp 11.000.000
Piutang Dagang RP 10.670.000
Potongan Penjualan Rp 330.000

Perhitungan Potongan Penjualan:


Dalam transaksi tanggal 15 januari 2011 tertulis syarat pembayaran 3/20. n/60, Hal ini menandakan
bahwa penjualan barang tersebut dilakukan secara kredit. Makna dari syarat pembayaran 3/20. n/60
adalah bahwa jika pembeli membayar utangnya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 20 maka akan diberikan
potongan penjualan sebesar 3% dari harga barang yang dibeli, dan jika membayar setelah hari ke 20 s/d 60
maka tidak mendapat potongan penjualan. Karena dalam ilustrasi ini pembayaran masih dalam rentan
waktu 10 hari dari pembelian maka mendapat potongan pembelian 2% dari harga beli barang tersebut,
dengan demikian perhitungan potongan pembelian adalah sebagai berikut:
Potongan penjualan = 3% x 11.000.000
= Rp 330.000
Kas yang dibayar = 11.000.000 - 330.000
= Rp 10.670.000
7. Transaksi Keuangan :Pembayaran Beban Angkut Pembelian.
Pembayaran Beban angkut pembelian merupakan transaksi dalam perusahaan dagang yang terjadi karena
perusahaan memakai jasa angkut barang atas barang dagangan yang di beli. Jurnal yang dibuat adalah
dengan mendebet beban angkut pembelian dan mengkredit Kas.
Dalam hal ini beban angkut barang dibayar oleh pembeli barang, biasanya pada kondisi ini sistem
penyerahan barang yang digunakan adalah FOB SHipping Point.
8. Transaksi Keuangan :Pembayaran Beban Angkut Penjualan.
Pembayaran Beban angkut penjualan merupakan transaksi dalam perusahaan dagang yang terjadi karena
perusahaan memakai jasa angkut barang atas barang dagangan yang dijual. Jurnal yang dibuat adalah
dengan mendebet beban angkut penjualan dan mengkredit Kas.
Dalam hal ini beban angkut barang dibayar oleh penjual barang, biasanya pada kondisi ini sistem
penyerahan barang yang digunakan adalah FOB Destination Point atau C & F.
Demikianlah uraian tentang transaksi-transaksi yang khusus terjadi dalam perusahaan dagang, dalam blog
akuntansi pendidik. Selain transaksi tersebut di atas dalam perusahaan dagang masih ada transaksi lain
yang bersifat umum seperti pembayaran gaji karyawan, pembayaran beban listrik dan sebagainya. Semoga
pembahasan ini meningkatkan pemahaman anda tentang transaksi dalam perusahaan dagang.
Wassalamualaikum Wr.wb.

Cara cepat Menyusun Jurnal Penutup bagian 1


Pembahasan cara menyusun jurnal penutup bagian pertama ini, merupakan pembahasan
penyusunan jurnal penutup yang diterapkan atau dipraktikan dalam perusahaan perseorangan. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa perusahaan memiliki beberapa bentuk diantaranya perusahaan
perseorangan, perusahaan firma, CV dan Perseroan Terbatas (PT) untuk lebih jelasnya tentang
perusahaan silahkan baca postingan penggolongan perusahaan dalam dunia usaha. Dengan adanya
beberapa bentuk perusahaan tersebut maka Jurnal penutup yang dipraktikan dalam masing-masing bentuk
perusahaan jtersebut juga berbeda-beda tergantung bentuk perusahaannya yaitu perusahaan
perseorangan, firma dan perseroan terbatas. Hal ini disebabkan struktur modal yang berbeda
diantara ketiga jenis perusahaan tersebut.

Dalam penyusunan jurnal penutup bagian pertama ini, akan dijelaskan cara penyusunan jurnal penutup
pada perusahaan yang berbentuk perseorangan. Dalam perusahaan perseorangan terdapat 4 (empat)
jurnal penutup yang harus dibuat yaitu menutup rekening pendapatan, Rekening beban, rekening laba atau
rugi yang dialami selama satu periode dan rekening Prive. Metode atau cara yang akan digunakan untuk
menjelaskan penyusunan jurnal penutup dalam pembahasan ini adalah dengan metode penalaran dengan
memanfaatkan logika yang mudah diterima. Untuk memulai pembahasan ini terlebih dahulu silahkan anda
baca dan pahami data berikut ini:

Salon efi pada ahir bulan Mei 2012 memiliki data-data pendapatan jasa yang diperoleh, beban-beban yang
dikeluarkan dan prive yang dilakukan selama satu bulan, adapun jumlah dari masing-masing akun tersebut
adalah sebagai berikut:

Pendapatan bulan mei 2012 : Rp 3.250000

Beban-beban bulan mei 2012


Beban Gaji : Rp 720.000
Beban Perlengkapan : Rp 375.000
Beban Listrik dan telepon : Rp 300.000
Beban Iklan : Rp 250.000
Beban penyusutan peralatan : Rp 65.000
Beban Sewa : Rp 50.000
Beban Bunga : Rp 40.000
Total Beban : RP 1.800.000

Prive bulan mei 2012 : Rp 500.000

Data diatas dapat diambil dari kolom Neraca Saldo yang telah disesuaikan dalam neraca lajur atau kertas
kerja, selain itu data tersebut juga dapat dilihat dari jurnal umum dan jurnal penyesuaian yaitu dengan cara
mengelompokan saldo pendapatan, saldo beban dan prive. Dari data tersebut maka dapat ditemukan
besarnya laba atau rugi yaitu dengan membandingkan antara saldo pendapatan dan saldo beban, dengan
cara ini didapatkan saldo laba Rp 1.450.000 yang diperoleh dari perhitungan:
Laba = Pendapatan - Beban
Laba = 3.250.000 - 1.800.000
Laba = Rp 1.450.000

Setelah didapatkan saldo-saldo rekening atau akun yang harus dibuatkan jurnal penutup selanjutnya akan
dibahas secara mudah dan cepat cara penyusunan jurnal penutup, silahkan baca dan pahami
pembahasan berikut ini:
Cara Menyusun Jurnal Penutup Perusahaan Perseorangan
1. Menutup Rekening atau akun Pendapatan.
Saldo normal pendapatan (saat terjadi penerimaan atau penambahan pendapatan) berada diposisi kredit,
sehingga karena kita akan menutup saldo pendapatan atau meng-enolkan (0) saldo pendapatan maka kita
rubah posisinya menjadi kebalikannya yaitu "Debit"
Sedangkan yang berada diposisi Kredit adalah ikhtisar laba-rugi dengan jumlah saldo yang sama dengan
saldo pendapatan.
Jadi Jurnal penutup untuk menutup rekening pendapatan salon efi pada bulan mei 2012 adalah :
Pendapatan .............. Rp 3.250.000
Ikhtisar laba-rugi ........Rp 3.250.000

2. Menutup rekening Beban.


Saldo Normal Beban (saat terjadi pengeluaran beban) berada diposisi Debit, sehingga untuk menutup
Rekening beban kita harus merubah posisi beban pada bosisi Kredit, dengan demikian saldo beban akan
menjadi 0.Sedangkan yang berada diposisi debit adalah ikhtisar laba-rugi dengan jumlah saldo sesuai
dengan jumlah saldo beban. Jadi Jurnal Penutup yang disusun salon efi pada bulan mei 2012 adalah :
Ikhtisar laba rugi ............Rp 1.800.000
Beban Gaji............................. Rp 720.000
Beban Perlengkapan............... Rp 375.000
Beban Listrik dan telepon........ Rp 300.000
Beban Iklan............................ Rp 250.000
Beban penyusutan peralatan.... Rp 65.000
Beban Sewa........................... Rp 50.000
Beban Bunga.......................... Rp 40.000

3. Menutup Rekening Laba


Pada saat menutup akun pendapatan dan beban kita menggunakan akun ikhtisar laba rugi sebagai akun
tanding dari pendapatan dan beban, dimana Ikhtisar laba rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan"
sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi
tersebut akan dipindahkan kedalam modal.
Nah sekarang dalam penutupan rekening laba kita akan memindahkan saldo ikhtisar laba-rugi kedalam
rekening modal, karena terjadi laba maka saldo laba ini akan menambah saldo modal, sehingga akun
modal berada diposisi kredit sedangkan ikhtisar laba-rugi berada diposisi debit.
Jadi Jurnal Penutu yang disusun salon efi pada bulan mei 2012 adalah :
Ikhtisar laba-rugi ..................Rp 1.450.000
Modal ............................Rp 1.450.000

4. Menutup rekening prive


Saldo Normal rekening prive ( saat terjadi pengambilan sebagian modal pemilik) berada diposisi debit,
sehingga untuk menutupnya saldo prive harus berada diposisi kredit, sedangkan yang berada diposisi
debit adalah modal karena prive berpengaruh terhadap saldo modal yaitu mengurangi saldo modal.
Jadi Jurnal Penutup yang disusun salon efi pada bulan mei 2012 adalah:
Modal ................ Rp 500.000
Prive ...............Rp 500.000

Setelah memahami cara membuat jurnal penutup pada perusahaan perseorangan, maka disarankan
kepada saudara memahami juga cara menyusun jurnal penutup persekutuan dan perusahaan perseroan

Cara cepat menyusun Jurnal Penutup bagian 02


Dalam postingan Cara cepat menyusun Jurnal Penutup bagian 02 ini merupakan kelanjutan
postingan Cara cepat menyusun jurnal penutup bagian 1. Pembahasan jurnal penutup dalam postingan ini
membahas cara menyusun jurnal penutup yang dipraktikan dalam perusahaan persekutuan (baik firma
maupun Cv) dan penyusunan jurnal penutup perusahaan perseroan atau PT. untuk memahami arti dari
perusahaan persekutuan maupun perseroan silahkan baca postingan tentang penggolongan perusahaan
dalam dunia usaha. Baik langsung saja silahkan pahami pembahasan berikut ini tentang penyusunan
jurnal penutup perusahaan persekutuan dan perseroan.
Jurnal Penutup untuk Perusahaan Persekutuan
Jurnal penutup untuk perusahaan persekutuan hampir sama dengan jurnal penutup pada perusahaan
perseorangan, Namun terdapat beberapa perbedaan diantaranya dalam hal berikut:
a. Pemindahan saldo akun laba rugi ke akun modal.
Karena pemilik perusahaan perusahaan persekutuan lebih dari satu orang, maka terdapat lebih dari
satu akun modal pemilik perusahaan, yakni sejumlah pemilik perusahan persekutuan tersebut. Oleh
karena itu, pembagian laba atau rugi perusahaan harus dibagikan kepada para sekutu dengan cara
pembagian yang diatur dalam anggaran dasar persahan.

b. Hasil pembagian laba atau rugi dipindahkan dari akun laba rugi ke akun modal melalui akun prive
masing-masing.

c. Perusahaan persekutuan memiliki lebih dari satu akun modal.

d. Para sekutu diperbolehkan melakukan penarikan (prive) dalam batas tertentu, sehingga akun prive juga
lebih dari satu.

Dengan kondisi diatas maka dalam perusahaan persekutuan akan memiliki perbedaan dalam penyusunan
jurnal penutup khususnya dalam "penutupan struktur modal", sedangkan penutupan pendapatan dan
beban penyusunan jurnal penutupnya sama dengan perusahaan perorangan.

Agar lebih memahami tentang jurnal penutup pada perusahan persekutuan berikut ini diberi contoh proses
penutupan yang terjadi di CV Tiga putri kembar. CV Tiga Putri kembar dengan anggota sekutu Efi,
Mayla dan Shofa, selama periode 2012 memperoleh laba bersih Rp. 600.000.000,-. Dalam perjanjian,
laba bersih akan dibagi sama rata untuk setiap sekutu sekutu. Saldo akun prive dalam buku besar
sebelum penutupan, terlihat sebagai berikut: Prive, Efi senilai Rp. 5.000.000,-, Prive Mayla senilai Rp.
40.000.000,- dan Prive Shofa senilai Rp. 25.000.000.
Setelah dipindahkan ke akun ikhtisar laba rugi maka saldo ikhtisar laba rugi sebesar Rp. 600.000.000,-
dan saldo ini akan dibagi ke para sekutu. Laba/rugi sebesar Rp. 600.000.000,- dipindahkan ke akun prive
masing- masing sekutu dengan jurnal penutup sebagai berikut:

TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT


================================================
31/12 Ikhtisar laba-rugi Rp 600.000.000
2012 Prive Efi Rp 200.000.0000
Prive Mayla Rp 200.000.0000
Prive Shofa RP200.000.0000

(jurnal penutup untuk pembagian laba kepada masing-masing Sekutu)


______________________________________________

Berdasarkan jurnal penutup ini terlihat bahwa Hasil pembagian laba atau rugi dipindahkan dari akun
laba rugi ke akun modal melalui akun prive masing-masing.
Setelah jurnal penutup di atas diposting maka saldo akun prive masing- masing sekutu sebagai berikut:
Prive, Efi : Rp. 200.000.000 - Rp. 55.000.000 = Rp. 145.000.000
Prive, Mayla : Rp. 200.000.000 - Rp. 40.000.000 = Rp. 160.000.000
Prive, Shofa : Rp. 200.000.000 - Rp. 25.000.000 = Rp. 175.000.000
Jurnal Penutup untuk perusahaan Perseroan
Pada perusahaan perseroan penutupan akun pendapatan dan akun beban akan sama seperti
perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan.
Perbedaannya terletak pada:
a.Penutupan akun laba rugi karena struktur modal pada perusahaan perseroan berupa saham.
b.Para pemegang saham tidak diperkenankan mengambil prive. Bagian laba yang diambil oleh pemegang
saham disebut dividen.
c.Sedangkan laba yang tidak dibagikan ke pemegang saham ditampung dalam akun yang disebut
akun saldo laba/ laba ditahan.

Berikut ini gambaran cara membuat jurnal penutup pada perusahaan perseroan:
Selama tahun 2012 PT Bima sakti telah memperoleh laba sebesar Rp. 5.000.000.000,-. Dari laba yang
diperoleh tersebut, jumlah yang dibagikan kepada pemegang saham adalah Rp. 2.000.000.000,-. Jurnal
yang dibuat sebagai berikut:

TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT


==============================================
31/12 Ikhtisar laba-rugi Rp 5000.000.000
2012 Saldo Laba/laba ditahan Rp 5000.000.000
(Mencatat pemindahan laba ke saldo laba ditahan)
_____________________________________________
Saldo Laba/laba ditahan Rp 2000.000.000
Dividen Rp 2000.000.000
(Mencatat penutupan deviden ke saldo laba)
______________________________________________

Mengenal bentuk-bentuk laporan keuangan

Sahabat sekarang blog akuntansi pendidik akan membahas bentuk-bentuk laporan keuangan.
Artikel ini merupakan kelanjutan artikel sebelumnya tentang laporan keuangan yang membahas tentang
deskripsi laporan keuangan yang meliputi sifat-sifat laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan,
tujuan laporan keuangan maupun fungsi laporan keuangan dalam dunia usaha.
Pada umumnya laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis yang utama
antara lain :
1. Laporan laba rugi
Laporan Laba-rugi merupakan jenis laporan keuangan yang menyajikan penghasilan yang diperoleh
perusahaan, biaya-biaya maupun beban yang ditanggung perusahaan, rugi yang diderita atau laba yang
diraih perusahaan dalam periode tertentu (umumnya satu tahun).
2. Laporan perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal suatu
perusahaan dalam periode tertentu.
3. Neraca
Neraca merupakan jenis laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan tentang aktiva (assets),
hutang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada periode tertentu.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan jenis laporan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah perusahaan atau organisasi ekonomi untuk periode
akuntansi tertentu.

Setelah kita mengenal jenis-jenis atau macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan atau
organisasi, agar lebih familiar dengan laporan keuangan maka selanjutnya akan dipaparkan tentang bentuk
laporan keuangan, atau dengan ilustrasi lain dapat diilustrasikan sebagai berikut: Terdapat seorang anak
yang bertanya kepada ibunya tentang kondisi ruang kelas yang baru kepada ibunya, anak itu bertanya
benda-benda apa saja yang ada dalam ruang kela? lalu sang ibu menjawab pertanyaan anaknya bahwa
dalam suatu ruangan kelas terdapat macam-macam benda antara lain meja, kursi, papan tulis dan
sebagainya, namun sang anak belum mengetahui bentuk dari meja, kursi dan papan tulis yang bicarakan
ibunya, tetapi anak tersebut hanya mengetahui bahwa diruangan tersebut ada benda-benda seperti yang
disebutkan ibunya, maka tak lengkap rasanya bagi anak tersebut apabila hanya sekedar mengetahui
macam-macam benda yang dikasih tahu ibunya tanpa mengetahui bentuk-bentuk dari benda yang
dibicarakan ibunya. Nah seperti halnya laporan keuangan apabila dalam artikel ini hanya membahas
macam-macam atau jenis laporan keuangan saja maka dapat dibilang pembahasanya tidak lengkap,
sehingga untuk melengkapi pembahasan artikel ini, dibahas juga tentang bentuk-bentuk laporan keuangan.

Dalam awal pembahasan telah disebutkan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa jenis antara lain
laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, Neraca atau balance sheet dan laporan arus kas. Agar sahabat
dapat memahami dengan baik tentang jenis laporan keuangan tersebut, maka dibawah ini akan dipaparkan
bentuk dari jenis laporan keuangan secara urut. silahkan dipahami dengan baik.
BENTUK LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang menggambarkan secara sistematis tentang penghasilan
perusahaan dalam periode tertentu, biaya-biaya dan beban-beban yang ditanggung perusahaan, laba usaha
yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu atau rugi yang diderita perusahaan dalam periode
tertentu.
Laporan laba-rugi terdiri dari beberapa unsur-unsur penting antara lain:
Dalam perusahaan Jasa:
1. Pendapatan usaha
2. Biaya dan beban operasi usaha
3. Penghasilan dan biaya diluar usaha
4.Pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extra ordinary items)

Dalam perusahaan dagang dan manufaktur:


1.Penghasilan utama (operating revenue atau sales)
2.Harga pokok penjualan (cost of goods sold)
3.Biaya usaha (operating expense)
4.Penghasilan dan biaya diluar usaha pokok (other incame and expense)
5.Pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extra ordinary items)

Perbedaan laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan perusahaan jasa adalah pada unsur harga
pokok penjualan. Dalam perusahaan dagang dalam perhitungan harga pokok penjualan terdapat
perhitungan pembelian bersih sedangkan dalam perusahaan manufaktur tidak terdapat pembelian bersih
tetapi terdapat perhitungan harga pokok produk.

Penghasilan Utama
Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa atau perusahaan manufaktur adalah
berupa hasil penjualan barang dan jasa kepada pembeli, langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.
Harga Pokok Penjualan
Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli
yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi.
Bagi para perusahaan manufaktur harga pokok penjualan meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang atau
produk yang kemudian berhasil di jual selama suatu periode akuntansi.
Biaya Usaha
Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dan penyelenggaraan
fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dipisahkan
menjadi dua bagian yakni biaya penjualan dan biaya umum dan administrasi.
Penghasilan dan Biaya diluar Usaha Pokok
Penghasilan-penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya
dengan usaha pokok perusahaan. Contoh penghasilan diluar usaha pokok antara lain pendapatan bunga
sedangkan biaya diluar usaha pokok misalnya biaya bunga.
Pos-pos Luar Biasa
Pos-pos luar biasa adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang dilakukan atau transaksi
yang bersifat insidentil.
Misalnya : laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap.
Laporan laba-rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu bentuk single step dan bentuk multiple step.
Pada bentuk single step, semua penghasilan darimanapun sumbernya dijumlahkan menjadi satu. Jumlah
ini kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan dan semua biaya yang terjadi selama periode
akuntansi. Sedangkan pada bentuk multiple step,terdapat beberapa tahap yang perlu diikuti sebelum
diperoleh angka atau saldo pendapatan bersih, jadi dalam bentuk multiple step terdapat pemisahan antara
penghasilan yang bersumber dari penghasilan usaha dengan penghasilan diluar usaha. Struktur bentuk
laporan laba rugi yang disajika dalam bentuk multiple step adalah sebagai berikut:
Bentuk Laporan perubahan Modal
Laporan Perubahan modal merupakan jenis laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal suatu
perusahaan dalam periode tertentu. Bentuk laporan perubahan modal antara perusahaan perseroan (PT)
berbeda dengan bentuk laporan perubahan modal untuk Firma, perseorangan dan CV, berikut ini adalah
format untuk laporan perubahan modal untuk perusahaan perseorangan, CV dan firma, sedangkan untuk
melihat bentuk laporan perubahan modal perusahaan perseroan terbatas, dapat diliaha dalam artikel
bentuk laporan keuangan perusahaan manufaktur

BENTUK NERACA
Neraca merupakan jenis laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan tentang aktiva (assets),
hutang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Neraca
disusun pada ahir periode, dalam satu periode akuntansi dapat berahir dalam satu bulan, satu triwulan,
atau satu tahun.
Neraca terdiri dari tiga unsur penting atau utama, yaitu :
a. Aktiva (assets)
b. Kewajiban (liabilities)
c. Modal (owners equity)
Dari ke tiga bagian utama neraca tersebut, dapat dijabarkan lagi bagian- bagian atau komponen-komponen
dari neraca yaitu :
Aktiva (Assets)
Aktiva merupakan sumber-sumber ekonomi perusahaan, baik berupa uang, barang dan hak-hak yang
dijamin oleh udang-undang atau pihak-pihak tertentu yang timbul dari transaksi dan peristiwa masa lalu.
Termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, tetapi akan
dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Aktiva terdiri dari :
1.Aktiva lancar
Yaitu uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi
menjadi uang kas.
2.Investasi Jangka Panjang
Beberapa macam investasi yang bisa berbentuk surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka
panjang yang lain.
3.Aktiva tetap berwujud
Aktiva ini tergantung pada jenis perusahaannya. Yang sering dipakai adalah aktiva tetap. Yaitu aktiva
yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung, mesin dan alat-alat, kendaraan dan
lain-lain.
4.Aktiva tetap tak berwujud
Hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan seperti goodwill, hak
paten, merk dagang, hak cipta dan lain- lain.
5.Aktiva lain-lain
Aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok lain misalnya titipan kepada penjual untuk
menjamin kontrak, bangunan dalam pengerjaan, piutang jangka panjang, uang muka kepada pejabat
perusahaan dan lain- lain.
Kewajiban (liabilities)
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang
disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai akibat
dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
Kewajiban dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu :
1.Kewajiban lancar (current liabilities)
2.Kewajiban jangka panjang ( long term liabilities)
Modal / Ekuitas (owners equity)
Dalam standar akuntansi keuangan ekuitas didefinisikan Ekuitas merupakan bagian hak pemilik
dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak
merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Neraca dapat disajikan dalam skontro (account from) atau dapat juga disebut bentuk T. Bentuk Vertikal
(Report form) atau disebut juga bentuk laporan. Bentuk skontro merupakan bentuk neraca dimana aktiva
disusun dibagian kiri dan passiva disusun dibagian kanan, pasiva terdiri dari kewajiban (hutang) dan
modal. Sedangkan bentuk Vertikal (Report form)
merupakan bentuk penyajian neraca dimana aktiva, hutang dan modal disusun dengan urutan ke bawah
(vertikal). Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, passiva maupun hutang dilakukan
dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T. Bentuk neraca dalam bentuk skontro
adalah sebagai berikut:
BENTUK LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu atau laporan yang menggambarkan arus masuk dan arus keluar
kas atau setara dengan kas pada suatu periode tertentu. Yang dimaksud dengan setara kas adalah investasi
yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Tujuan menyajikan laporan arus kas
adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu.

Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan dalam 3 (tiga) kegiatan sebagai
berikut :
1.Kegiatan operasi perusahaan (operating activity)
2.Kegiatan investasi (investing activity)
3.Kegiatan pembiayaan ( financing activity)

Arus kas dari aktivitas investasi


Yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah menerima dan menagih pinjaman, utang, surat-
surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses
produksi
Contoh arus kas masuk dari kegiatan investasi :
a. Penerimaan pinjaman luar baik yang baru maupun yang sudah lama.
b. Penjualan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk investasi.
c. Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya.
Contoh arus kas keluar dari kegiatan investasi
a. Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat utang perusahaan.
b. Pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri.
c. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya.

Arus kas dari kegiatan pembiayaan ( cash flow from


financing activity )
Yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah kegiatan mendapatkan sumber-sumber dari pemilik
dengan memberikan prosfek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar utang
kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu.
Contoh arus kas masuk dari kegiatan finansial.
a. Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk equity.
b. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel dan pinjaman jangka pendek lainnya.
Contoh arus kas keluar dari kegiatan financing
a. Pembayaran deviden dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga.
b. Pembayaran kembali hutang yang dipinjam.
c. Pembayaran utang kepada kreditur termasuk utang yang sudah diperpanjang.

Arus kas dari kegiatan operasi perusahaan (cash flow


from operating activity )
Yang termasuk dalam kelompok kegiatan operasi perusahaan adalah seluruh transaksi dan peristiwa-
peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Kegiatan ini biasanya
mencakup : kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian service.
Contoh arus kas masuk dari kegiatan operasi :
a.Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk penerimaan dari piutang akibat penjualan baik
jangka panjang maupun jangka pendek.
b.Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat berharga lainnya seperti bunga atau
deviden.
c.Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi atau untuk dijual,
termasuk pembayaran utang jangka pendek atau jangka panjang kepada supplier.
d.Pembayaran kas kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain produksi barang dan jasa.
e.Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak.
f.Pembayaran kepada pembeli pinjaman dan kreditur lainnya berupa bunga.

Bentuk-bentuk laporan arus kas


Ada dua bentuk dalam penyajian laporan arus kas yaitu :
1. Direct methode
2. Indirect methode
Direct method
Dalam methode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok
penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, dan baru dilanjutkan dengan
kegiatan investasi dan pembiayaan.
Indirect method
Dalam metode ini net income disesuaikan dengan menghilangkan :
a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi (defferal) dari arus kas masuk dan keluar dari
transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan defferal income, arus kas masuk dan
keluar yang accrued seperti piutang dan utang.
b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak
mempengaruhi kas seperti penyusutan, amortisasi, laba rugi dan penjualan aktiva tetap dan dari operasi
yang dihentikan, laba rugi pembatalan utang.

Contoh betuk arus kas yang disajikan dalam metode indirect method adalah sebagai berikut:
Penggolongan Perusahaan dalam dunia usaha

Penggolongan perusahaan dalam dunia usaha merupakan hal yang penting, hal ini karena dalam
dunia bisnis terdapat berbagai jenis perusahaan sehingga untuk mempermudah dalam mengenal,
memahami dan mempelajarinya dalam ilmu ekonomi dan akuntansi dikelompokan atau digolongkan
kedalam beberapa golongan. Untuk lebih detainya tentang pembahasan penggolongan perusahaan silahkan
simak uraian berikut. Perusahaan merupakan suatu kumpulan manusia atau organisasi yang jelas, baik
sistem kerja perusahaan maupun struktur kepengurusannya yang didalamnya terkadung kegiatan ekonomi
baik itu produksi, distribusi maupun konsumsi dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh
keuntungan secara ekonomi bagi pelaku usaha dan memenuhi kebutuhan ekonomi manusia secara umum.
Dalam dunia usaha terdapat beberapa jenis perusahaan yang beroperasi, secara detail penggolongan
perusahaan dalam dunia usaha dapat dipahami dalam ulasan berikut ini:
Penggolongan Perusahaan menurut jenis Usahanya

Perusahaan Jasa
Merupakan jenis perusahaan yang usahanya bergerak dalam bidang pemberian jasa kepada pihak lain.
Perusahaan Dagang
Merupakan jenis perusahaan yang dalam operasinya membeli barang-barang kemudian dijual kembali
kepada pihak lain untuk mendapat laba tanpa melalui proses pengolahan.
Perusahaan Industri / Manufaktur
Merupakan jenis perusahaan yang dalam kegiatanya berusaha mengolah bahan baku hingga menjadi
barang jadi.
Penggolongan Perusahaan Menurut Badan usahanya
Perusahaan Perseorangan
Merupakan bentuk perusahaan yang dimiliki oleh orang perseorangan, dimana pemilik perusahaan
sekaligus berperan sebagai manager perusahaan.
Perusahaan Firma (Fa)
Merupakan bentuk perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih dan semuanya ikut bertanggung
jawab terhadap perusahaan secara bersama-sama.
Perusahaan Komanditer (CV)
Perusahaan komanditer atau Comanditaire Vennootschap merupakan bentuk perusahaan yang
dimliki oleh dua orang atau lebih, namun hanya satu atau beberapa orang saja yang bekerja aktif dalam
perusahaan,sedang yang lainnya bersifat pasif.
Perusahaan Terbatas (PT)
Merupakan bentuk perusahaan yang bukti kepemilikanya berupa saham, atau bentuk perusahaan yang
modalnya dijabarkan dengan mengeluarkan bukti-bukti kepemilikan yang dijual kepada umum.
Koperasi
Prinsip dasar Akuntansi yang diterapkan di dunia
Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

16 November 2012
Dalam proses akuntansi yang dipraktikan dalam dunia usaha, terkandung prinsip dasar akuntansi
dan sifat-sifat yang INHEREN (melekat/menyatu), dengan memahami prinsip dasar akuntansi tersebut
dan menerapkannya dalam proses akuntansi maka proses akuntansi yang dilakukan akan menghasilkan
informasi akuntansi yang akurat dan dapat diperbandingkan.
Jadi, sangat penting untuk memahami prinsip dasar akuntansi agar proses akuntansi yang dipraktikan
dalam bisnis perusahaan berjalan dengan benar sehingga menghasilkan informasi akuntansi yang dapat
dipertanggungjawabkan, taat azaz, akurat dan dapat diperbandingkan,
11 Prinsip Dasar Akuntansi yang dipraktikan dalam bisnis
Prinsip Accounting Entity (Kesatuan Usaha Khusus)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity tertentu yang harus jelas terpisah dari badan atau
entity yang lain. perusahaan dianggap berdiri sendiri terpisah dari orang atau pihak lain.
Prinsip Going Concern (Kontinuitas Usaha)
Dalam menyusun laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan
terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang, tidak untuk berhenti beroperasi.
Akuntansi adalah sebagai pengukuran sumber-sumber ekonomi
(economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perobahannya, yang disebabkan transaksi
penerimaan hasil dan pengeluaran biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
Prinsip Time Period (Tepat Waktu)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu. Jadi setiap laporan
harus memberikan periode atau tanggal tertentu.
Prinsip Pengukuran dalam bentuk uang
Transaksi perusahaan dilaporkan dalam ukuran moneter, bukan ukuran kuantitas lainnya seperti : kg, ha,
km, dan sebagainya.
Prinsip Accrual Basis
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah
transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Jadi diakui adanya utang - piutang.
Prinsip Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang terjadi
antara perusahaan dengan pihak lain. Harga inilah yang menjadi cost atau harga perolehan.
Prinsip Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran, pertimbangan, analogi, dan lain
sebagainya.
Prinsip Judgement
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan- pertimbangan berdasarkan
keahlian yang dimiliki sebagai ahli akuntansi.
Prinsip General Purpose
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan
ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus, seperti untuk pajak, bank, pemilik
saja.
Prinsip Interrelated Statement
Neraca, daftar laba rugi, dan laporan sumber dan penggunaan dana mempunyai hubungan yang
sangat erat dan berkaitan. Sehingga jika salah satu laporan dikoreksi maka akan mengharuskan perbaikan
laporan lain

Pihak yang membutuhkan Informasi Keuangan


Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

16 November 2012
Akuntansi merupakan suatu proses pengolahan input (data transaksi keuangan suatu perusahaan)
menjadi output, dalam hal ini out put akuntansi adalah Informasi keuangan yang terdiri dari dua pilar
pokok yakni Laporan Keuangan dan informasi keuangan lainnya. Out put akuntansi ini sangat penting dan
dibutuhkan oleh beberapa pihak yang berkepentingan, adapun pihak yang membutuhkan informasi
Keuangan tersebut secara garis besar dapat bedakan menjadi dua yaitu pihak intern dan pihak ekstern,
secara lebih detail berikut ini dibahas pihak-pihak tersebut.

Pihak Intern yang Membutuhkan Informasi Keuangan

1. Manajemen Perusahaan, memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kemajuan perusahaan yang
dipimpinya, untuk dijadikan dasar perumusan kebijakan perusahaan dan untuk dijadikan dasar
penyusunan anggaran.
2. Karyawan, untuk dijadikan dasar dalam menilai kemampuan perusahaan dalam hal usaha-usaha
perbaikan gaji, bonus karyawan dan menilai prospek perusahaan dimasa depan sehingga dapat
memutuskan apakah akan tetap bekerja di perusahaan itu atau bersiap-siap untuk cari tempat kerja lain.
Pihak Ekstern yang membutuhkan Informasi Keuangan
Pihak Pemilik perusahaan
Adalah orang atau lembaga yang telah menanamkan uangnya atau kekayaannya didalam
perusahaan,sebagai pihak yang telah menanamkan uangnya di dalam perusahaan, pemilik perusahaan
harus mendapatkan imbalan atas kekayaan yang telah ditanamkannya, imbalan tersebut berupa
pembagian atas sebagian atau seluruh laba usaha yang telah diperoleh perusahaan. Atau dengan kata lain
tujuan pemilik atas laporan keuangan adalah untuk mengetahui keuangan perusahaanya, sebagai dasar
penilaian prestasi kerja manajemen. Informasi yang diperlukan mencakup :Laba usaha yang diperoleh
dan Perubahan kekayaan perusahaan dalam beberapa tahun.

Pihak Kreditur / Bank


Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan yang akan atau telah meminjam modal dan untuk
mengetahui kemampuan debitur dalam mengembalikan modal yang dipinjamnya. Informasi yang
diperlukan mencakup :
a. Besarnya kekayaan perusahaan
b. Kemampuan menghasilkan laba usaha
c. Perbandingan hutang dengan total kekayaan perusahaan.

Pihak Investor
Untuk memastikan bahwa modal yang ditanamkan akan memperoleh keuntungan atau tidak. Informasi
yang diperlukan mencakup :
a. Laba usaha yang diperoleh dalam beberapa tahun terahir
b. Pertumbuhan Kekayaan Perusahaan

Pihak Pemerintah
Untuk dijadikan dasar penetapan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan dan untuk mengetahui
apakah perusahaan telah benar-benar memenuhi ketentuan pemberian UMR bagi karyawan dan
pemberian fasilitas-fasilitas yang menunjang kesejahteraan karyawan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Informasi yang diprlukan meliputi:
a. Laba usaha yang diperoleh
b. Beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan

Pihak-Pihak lain
Misalnya mahasiswa sebagai bahan penyusunan skripsi, lembaga-lembaga social penghimpun dana
masyarakat untuk menentukan perusahaan yang akan diminta menjadi donator, calon patner usaha untuk
menentukan apakah akan bekerjasama atau tidak.
Demikianlah pembahasan terkait pihak yang membutuhkan informasi keuangan, semoga bermanfaat

Memahami makna Akuntansi dengan benar


Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

16 November 2012
Secara sederhana Akuntansi adalah suatu ilmu yang mempelajari pengeluaran dan pemasukan
keuangan. Secara umum Akuntansi merupakan suatu proses kegiatan mengolah data keuangan (input)
untuk menghasilkan informasi keuangan (output) yang bermanfaat bagi pihak-pihak pemakai informasi
akuntansi. Profesi yang menggeluti ilmu akuntansi dikenal dengan sebutan akuntan, Jika saudara ingin
menjadi seorang akuntan yang handal maka kuasailah akuntansi dengan maksimal, setelah itu ikutilah rute
menjadi akuntan profesional. Pada hakikatnya manusia mengenal akuntansi dimulai sejak manusia
mengenal uang, sejak manusia dapat mencatat dan sejak manusia dapat menghitung. Adapun pengertian
akuntansi sendiri Secara khusus dapat dilihat dari beberapa segi antara lain:

Makna Akuntansi dipandang sebagai seni

Akuntansi merupakan seni mencatat,menyajikan dan menafsirkan secara sistematik transaksi-transaksi


keuangan sebuah perusahaan ( Kontinental ).
Keterangan;
Fungsi Pencatatan (recording) ; mencatat secara sistematik semua transaksi perusahaan.
Fungsi Penyajian (presentation) ; mengikhtisarkan secara sistematik data akuntansi dalam bentuk laporan-
laporan keuangan dan atau bentuk-bentuk lainnya,disajikan untuk mereka yang mempunyai kepentingan
dengan perusahaan
Fungsi Penafsiran (interpretation) ; membuat analisa terhadap data akuntansi baik yang diikhtisarkan
dalam bentuk laporan keuangan ataupun dalam bentuk-bentuk lainnya.
Makna Akuntansi dipandang sebagai jasa
Pengertian Akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya memberikan informasi kuantitatif,
umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Komponen dari definisi ini adalah :
a. Informasi kuantitatif : Akuntansi berhubungan dengan angka-angka.
b. Ukuran Uang : Akuntansi menggunakan ukuran keuangan
c. Dapat digunakan : Akuntansi dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
d.Pengambilan Keputusan : Informasi yang dihasilkan Akuntansi digunakan sebagai pengambilan
keputusan.
Makna Akuntansi segi proses
Akuntansi merupakan suatu proses identifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi sehingga
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas dari pemakai informasi tersebut
(anglo saxon)
Dari definisi tersebut maka akuntansi mempunyai tiga kegiatan yaitu :
a. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data selama satu periode untuk mengambil keputusan
b. Menyusun data untuk membuat laporan keuangan
c. Menginformasikan data pada yang membutuhkan

Banyak orang merasa binggung dan belum mengerti tentang perbedaan antara akuntansi dan
pembukuan.Seringkali orang berfikir bahwa akuntansi adalah persamaan kata dari pembukuan.Padahal
antara akuntansi dan pembukuan memiliki banyak perbedaan pengertian.

PEMBUKUAN
Pembukuan merupakan aktivitas pencatatan data usaha suatu perusahaan dengan suatu cara tertentu.
Seorang pemegang pembukuan mungkin bertanggung jawab terhadap seluruh catatan usaha suatu
perusahaan, tetapi mungkin juga hanya bertanggung jawab pada suatu bagian kecil tertentu, seperti
catatan penjualan kepada pelanggan perusahaan saja.Sebagian besar pekerjaan pembukuan adalah
pekerjaan klerikal, dan kalaupun terjadi peningkatan biasanya akan dibantu dengan bantuan computer.

AKUNTANSI
Akuntansi lebih memfokuskan pada aktivitasnya desain system pencatatan, mempersiapkan laporan
keuangan berdasarkan data yang ada, dan menginterpretasikan (menafsirkan) laporan tersebut. Akuntan
seringkali memeriksa pekerjaan para pemegang pembukuan.Diperusahaan besar akuntan memiliki
tanggung jawab dan otoritas yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang pembukuan.Memang
pekerjaan akuntansi pada tahap awal juga mencakup pembukuan, tetapi pada tahap berikutnya seorang
akuntan harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak, pemahaman konsep yang lebih baik, dan
kemampuan analitis yang lebih tinggi disbanding seorang pemegang pembukuan.

Penggolongan kode akun atau rekening


Andi Pujianto

1 Comment

Akuntansi dasar

07 November 2012
Kode akun adalah simbol atau tanda yang diberikan pada tiap-tiap akun dengan tujuan agar mudah
dimengerti, dipahami, dicari, dan mudah diingat.
Karakteristik kode akun
a. Luwes, mudah disisipkan bila terdapat penambahan akun baru
b. Sederhana, sesuai dengan tujuan akun mudah dimengerti
c. Setiap akun mempunyai kode masing-masing
d. Penempatan atau urutan akun sesuai dengan akun Rill(akun neraca/ akun tetap) dan Nominal (akun R/l
atau akun sementara)
Penggolongan kode akun
Kode Akun dapat digolongkan menjadi empat golongan, antara lain sebagai berikut:
1. Desimal, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan angka nol (0) sampai Sembilan (9).
Contoh - KAS kode akunnya 0 atau 1
- MESIN kode akunnya 10 atau 11

2. Numerial, yaitu pemberian kode akun dengan memberikan kode berupa angka pada kelompok,
golongan, dan jenis akun tersebut.
Contoh : - KAS kode akunnya 1.1.1 atau 1.0.1
- MESIN kode akunya 1.2.5 atau 1.1.5

3. Mnemonik, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan huruf


Contoh : - KAS kode akunnya A.a.a atau H.L.kas
- MESIN kode akunnya A.b.e atau H.T.mesin

4. Kombinasi, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan angka dan huruf
Contoh : - KAS kode akunya 1.1.a atau 1.1.kas atau A.a.1 atau H.L.1
- MESIN kode akunya 1.2.e atau 1.2.mesin atau A.b.5 atau H.T.5

Dari empat golongan akun diatas, dalam postingan ini akan dibahas lebih lanjut penggolongan akun secara
Numerial. Penggolongan akun secara numerial ini merupakan penggolongan yang sering digunakan dalam
praktik akuntansi baik perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
Penggolongan akun secara numerial secara teknis dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa kode yang pertama (A) merupakan kodekelompok Akun, kode
kedua (B) merupakan kode golongan akun dan kode ketiga (C) merupakan kode Jenis akun. penggolongan
akun secara numerial yang dibahas di blog akuntansi pendidik ini terdiri dari tiga digit namun sebenarnya
kode akun juga bisa terdiri dari empat digit, hal ini tergantung dari banyaknya jenis akun yang digunakan
perusahaan. dengan kata lain mungkin saja suatu perusahaan menggunakan kode akun tiga digit namun
perusahaan lainnya menggunakan kode akun empat digit. Contoh penggolongan akun secara numerial ini
adalah kode untuk kas 1.1.1 dimana kode 1 pertama merupakan kelompok akun yaitu Kelompok harta, kode
1 kedua merupakan golongan akun yaitu golongan harta lancar sedangkan kode 1 ketiga merupakan jenis
akun yaitu jenis kas.
Untuk memperjelas pemahaman saudara silahkan lihat tabel tentang kode akun berikut ini:

Fungsi Jurnal Pembalik


Bagaimana pengaruh tidak menyusun jurnal pembalik???

Setelah memposting tentang hakikat jurnal pembalik dan cara menyusun jurnal pembalik, sekarang blog
akuntansi pendidik akan membahas mengenai pengaruh tidak menyusun jurnal pembalik terhadap
ketepatan informasi keuangan yang dihasilkan. Sebelumnya saya telah menjelaskan bahwa penyusunan
jurnal pembalik dalam proses atau siklus akuntansi adalah opsional, artinya kita boleh membuat jurnal
pembalik namun kita juga boleh tidak membuat jurnal pembalik. Agar pembahasan tentang pengaruh atau
dampak ketika kita tidak menyusun jurnal pembalik pada awal periode akuntansi terhadap ketepatan
informasi keuangan yang dihasilkan khusunya laporan keuangan, maka dalam pembahasan ini akan
diberikan contoh antara dua kondisi yang berbeda, kondisi yang pertama akan diberikan proses akuntansi
dengan menerapkan atau dilakukan penyusunan jurnal pembalik sedangkan kondisi yang kedua akan
diberikan proses akuntansi tanpa adanya penyusunan jurnal pembalik, untuk memulai pembahasan
silahkan perhatikan ilustrasi berikut ini:

1. Beban-beban yang masih harus dibayar


Pada tanggal 31 Agustus "Perusahaan Saya" mempunyai utang gaji sebesar Rp. 240.000, utang ini oleh
perusahaan sampai dengan tanggal 31 Agustus 2006 belum dicatat. Oleh karena itu "perusahaan saya"
telah membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut
Beban Gaji.............Rp 240.000
Hutang Gaji.............Rp 240.000

Misalkan "perusahaan saya" membayar gaji pegawai tanggal 10 September 2006 Rp. 350.000,- dengan
rincian Rp. 240.000,- untuk bulan Agustus 2006 dan Rp. 110.000 untuk sepuluh hari pada bulan
September 2006.

a) Apabila Jurnal Penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Agustus disesuaikan kembali/dibalik ( ada
proses penyusunan jurnal pembalik)
saat perusahaan memmutuskan untuk menyusun jurnal pembalik dalam proses akuntansinya maka pada
awal periode akan dibuatkan jurnal pembalik, untuk ilustrasi ini maka pada tanggal 1 september 2006
"perusahaan saya" membuat jurnal pembalik sebagai berikut:
Hutang Gaji............Rp 240.000
Beban Gaji..............Rp 240.000

Dengan adanya jurnal pembalik, maka akun utang gaji akan memiliki saldo nol, dan sebaliknya akun
beban gaji akan bersaldo kredit sebesar Rp. 240.000,-. Pembayaran gaji pada tanggal 10 September 2006
dapat dicatat tanpa memperhatikan ada tidaknya utang gaji.
maka jurnal yang umum yang dibuat pada tanggal 10 september 2006 (saat pembayaran gaji) dicatat
sebagai berikut:
Beban Gaji............Rp 350.000
Kas......................Rp 350.000

b.Apabila jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Agustus tidak disesuaikan kembali/ dibalik
(tidak ada proses penyusunan jurnal pembalik)
Maka jurnal umum yang dibuat tanggal 10 September 2006 (saat pembayaran gaji) dicatat sebagai berikut:
Beban Gaji.............Rp 110.000
Hutang Gaji............Rp 240.000
Kas......................Rp 350.000

Jurnal tanggal 10 September 2006 di atas memerlukan dua akun yang di debit yaitu akun beban gaji dan
akun utang gaji. Hal ini bertujuan yang pertama menghilangkan akun utang gaji pada periode sebelumnya
dan mencatat beban gaji untuk periode September 2006. Meskipun jurnal yang dibuat tidak rumit namun
masih bisa disederhanakan. Untuk mencapai hal tersebut di atas maka pada hari pertama yaitu tanggal 1
September 2006 dibuatlah jurnal pembalik. Tujuannya adalah menghilangkan jurnal penyesuaian untuk
akun yang bersangkutan, sehingga pembayaran gaji dapat dicatat (dalam jurnal umum) dengan cara
yang sama (Normal) yaitu mendebit beban gaji dan mengkredit kas. Dengan demikian akan memperkecil
resiko kesalahan dan dapat menyederhanakan pencatatan.
2. Pendapatan yang masih harus diterima
Pada kasus ini akan diilustrasikan kondisi perusahaan yang menginvestasikan uangnya ke obligasi.
Sebagai contoh perusahaan Purnama berinvestasi dalam bentuk obligasi. Bunga obligasi yang
diterima sebesar Rp. 3.000.000,- setiap 6 bulan sekali. Perusahaan Purnama berinvestari mulai 1
Oktober 2006. Laporan keuangan perusahaan dibuat 31 Desember. Mulai tanggal 1 Oktober sampai
dengan 31 Desember 2006 (selama 3 bulan) ada bunga yang menjadi hak perusahaan yaitu sebesar Rp.
1.500.000,-. Karena bunga sebesar Rp. 1.500.000,- pada tanggal 31 Desember 2006 belum diterima tunai,
maka akan menjadi piutang bunga. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk peristiwa ini adalah:

Piutang bunga...............Rp 1.500.000


Pendapatan bunga............Rp 1.500.000

a. Apabila jurnal penyesuaian di atas tidak disesuaikan kembali atau dibuat jurnal pembalik,
Maka jurnal yang dibuat untuk penerimaan bunga 1 April 2007 (penerimaan bunga obligasi yang disebut
kupon) adalah sebagai berikut:
Kas........Rp 3.000.000
Pendapatan bunga...........Rp 1.500.000
Piutang bunga..............Rp 1.500.000

Dalam jurnal di atas terdapat dua pengkreditan, yaitu menghapus piutang bunga dan mencatat pendapatan
bunga tiga bulan di tahun 2007. Walaupun tidak rumit tetapi pencatatan ini akan lebih baik jika
disederhanakan. Caranya yaitu membuat jurnal pembalik (membalik jurnal penyesuaian) di awal periode.

b. Apabila jurnal penyesuaian di atas disesuaikan kembali/ dibuat jurnal pembalik,


Maka pada tanggal 1 Januari 2007 dibuat jurnal pembalik sebgai berikut:
Pendapatan bunga..................Rp 1.500.000
Piutang Bunga....................Rp 1.500.000
Dengan dibuatnya jurnal pembalik maka akun piutang bunga akan bersaldo nol, sedang akun
pendapatan bunga akan bersaldo debit sebesar Rp. 1.500.000,-.
Pada saat terjadi penerimaan bunga yaitu tanggal 1 April 2007, perusahaan membuat jurnal sebagai
berikut:
Kas..................Rp 3.000..000
Pendapatan Bunga.............Rp 3.000.000

Apabila jurnal tanggal 1 April 2007 diposting ke buku besar akan nampak bahwa akun pendapatan akan
bersaldo Rp. 1.500.000,-. Jumlah ini sesuai dengan pendapatan bunga yang diterima selama 3 bulan, yaitu
tanggal 1 Januari sampai dengan 1 April 2007 di tahun 2007.
3. Beban dibayar di muka (bila dicatat sebagai beban)
Ilustrasi: Pada Tanggal 1 Oktober 1990 dibayar premi asuransi untuk masa 1 tahun sebesar Rp. 120.000
,jadi per bulan 120.000: 12 = Rp 10.000
Jurnal saat transaksi adalah sbb:
Beban Asuransi............Rp 120.000
Kas.................Rp 120.000

dari ilustrasi ini maka perlu dibuat jurnal penyesuaian pada ahir periode yaitu 31 desember 1990, jumlah
saldo yang telah menjadi beban adalah Rp 30.000 karena periode yang telah berjalan baru 3 bulan (1/10-
1990 - 31/12- 1990) selebihnya masih diakui sebagai harta (asuransi dibayar dimuka). dengan dimikian
jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 desember 1990 adalah:
Asuransi dibayar dimuka..............Rp 90.000
Beban Asuransi.........................Rp 90.000

Untuk mengurangi resiko kesalahan dan untuk menyederhanakan pencatatan pada awal periode
selanjutnya dibuat jurnal pembalik sebagai berikut:
Beban Asuransi.................Rp 90.000
Asuransi dibayar dimuka.............Rp 90.000

Dengan adanya jurnal pembalik ini maka pada periode akuntansi berikutnya akun asuransi dibayar dimuka
akan menunjukan saldo 0 dan akun beban asuransi akan menunjukan saldo sebenarnya sebesar Debit Rp
90.000.
4. Pendapatan diterima di muka (bila dicatat sebagai
pendapatan)
Ilustrasi: :
Maskapai Penerbangan Garuda pada tanggal 1 Desember th X menjual tiket pesawat dengan total harga Rp
15.000.000,00. Sampai dengan 31 Desember th X harga tiket atas penumpang yang sudah diberangkatkan
berjumlah Rp 9.000.000,00. Jurnal Umumnya pada tanggal 1 desember tahun X:
Kas..................Rp 15.000.000
Pendapatan Tiket diterima dimuka.........Rp 15.000.000

Selanjutnya pada tanggal 31 Desember, karena maskapai penerbangan tersebut telah menerbangkan
penumpang dengan nilai Rp 9.000.000,00 maka perusahaan tersebut akan mengakui pendapatan tiket
sebesar Rp 9.000.000,00. Jumlah ini akan dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Sementara itu harga tiket
sebesar Rp 6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih berstatus "Pendapatan Diterima Dimuka"
dan jumlah ini akan dilaporkan dalam neraca. Jurnal Penyesuaian bila dicatat sebagai pendapatan yang
dibuat pada 31 Desember adalah sbb:

Pendapatan Tiket...............Rp 6.000.000


Pendapatan Tiket Diterima Dimuka.........Rp 6.000.000

Dari awal transaksi pendapatan tiket diakui sebagai pendapatan tiket (terlihat di jurnal umumnya) maka
dalam neraca saldo yang muncul juga akun pendapatan tiket, sehingga akun pendapatan tiket diterima
dimuka (golongan akun utang) dalam jurnal penyesuian adalah akun riil yang baru. Oleh karena itu jurnal
penyesuian ini memerlukan jurnal pembalik, yaitu :

Pendapatan Tiket Diterima Dimuka....................Rp 6.000.000


Pendapatan Tiket................................................Rp 6.000.000

Kesimpulan:
Dalam postingan ini terungkap sudah bahwa jurnal pembalik merupakan suatu solusi atau cara untuk
menyederhanakan pencatatan transaksi dalam akuntansi (dalam hal ini jurnal umum), selain itu jurnal
pembalik juga berfungsi untuk mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam pencatatan transaksi yang
terjadi. Meskipun demikian penyusnan jurnal pembalik tidaklah wajib atau opsional tergantung pada
kebijakan masing-masing perusahaan.

Memahami makna jurnal pembalik secara komprehensif


Jurnal pembalik berfungsi untuk menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya, jurnal
pembalik disusun karena dalam proses Akuntansi terdiri dari beberapa tahap yang bersifat berputar
(siklus). Hal ini bermakna bahwa dalam akuntansi terdapat hubungan yang erat antara periode akuntansi
sebelumnya dengan periode akuntansi berjalan dan periode akuntansi yang akan dijalankan.
Pembuatan jurnal pembalik akan bermanfat jika perusahan membuat jurnal yang banyak jumlahnya.
Jurnal pembalik juga berfungsi meminimalkan kekeliruan yang mungkin terjadi (untuk menghindari
pengakuan pendapatan dan beban berganda karena penyusunan jurnal penyesuaian)

Perlu di ingat bahwa yang menjadi dasar penyusunan jurnal pembalik adalah jurnal penyesuaian yang
memunculkan akun riil yang baru (belum muncul di neraca saldonya).
Untuk lebih memahami jurnal penyesuaian yang perlu dibuatkan jurnal pembalik (Jurnal Penyesuaian yang
memunculkan akun rill yang baru) , maka dalam pembahasan ini diberikan ilustrasi sebagai berikut:

Diketahui salon efi telah menyusun jurnal penyesuaian untuk periode Mei 2012, yang dapat anda lihat
dibawah ini (Klik Gambar untuk Memperjelas tampilan)

Bagi anda yang ingin mengetahui cara menyusun jurnal penyesuaian silahkan baca postingan tentang cara
praktis menyusun jurnal penyesuaian dengan benar dan hakikat penyusunan jurnal penyesuaian.

Dari Jurnal Penyesuaian pada salon efi maka jurnal penyesuaian yang perlu dibuatkan jurnal pembalik
adalah;
1.Jurnal Penyesuaian Beban yang masih harus dibayar
dalam hal ini " beban Bunga"
Jurnal Penyesuaian Beban Bunga perlu dibuatkan jurnal pembalik karena jurnal penyesuaian ini
memunculkan akun riil atau disebut juga akun neraca atau akun permanen yang baru yaitu beban yang
masih harus dibayar (Utang Bunga), akun ini dikatakan baru karena dalam neraca saldo belum muncul
atau belum pernah tercatat.

2. Jurnal Penyesuaian Beban dibayar dimuka dalam hal


ini " Beban sewa"
Jurnal Penesuaian Beban sewa perlu dibuatkan jurnal pembalik karena jurnal penyesuaian ini
memunculkan akun riil atau disebut juga akun neraca atau akun permanen yang baru yaitu Sewa dibayar
dimuka (Piutang sewa), akun ini dikatakan baru karena dalam neraca saldo belum muncul atau belum
pernah tercatat.
Jurnal Pembalik yang disusun berdasarkan jurnal penyesuaian diatas adalah sebagai berikut:
Dalam Penyusunan jurnal pembalik sangatlah mudah karena kita tinggal membalik posisi nama
akun/rekening tersebut, jadi jika nama akun tersebut dalam jurnal penyesuaian posisinya berada diposisi
Debet maka dalam jurnal Pembalik berubah posisi menjadi di posisi Kredit dan sebaliknya.

Jurnal Pembalik yang disusun salon efi pada periode selanjutnya yaitu 1 Juni 2012 adalah:

Kesimpulan:
Jurnal Pembalik disusun untuk mempermudah pencatatan akuntansi pada periode selanjutnya, Jurnal
pembalik disusun berdasarkan jurnal penyesuaian yang mengakibatkan munculnya akun riil atau akun
neraca baru. Penyusunan Jurnal Pembalik adalah optional, artinya kita boleh menyusun jurnal pembalik
namun juga boleh jika kita tidak menyusun jurnal pembalik. Untuk memperjelas pemahaman anda
pahamilah pembahasan "Fungsi Jurnal Pembalik" dalam blog akuntansi Pendidik.
Terimakasih telah membaca hasil pemikiran saya tentang "Memahami makna jurnal pembalik secara
komprehensif" dalam blog ini,semoga tulisan ini membawa manfaat bagi saudara

Analisis Bukti Transaksi Keuangan


Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

13 September 2012
Analisis Bukti Transaksi Keuangan merupakan Kegiatan yang dilakukan pertama kali dalam suatu
siklus akuntansi. Setiap transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan akan memunculkan bukti
transaksi, bukti transaksi tersebut harus dianalisis sebelum dilakukan pencatatan dalam jurnal umum yang
selanjutnya dari analisis ini akan menghasilkan informasi keuangan diahir tahap Siklus Akuntansi.
Transaksi Keuangan adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha
dan juga sebagai hal yang handal atau wajar untuk dicatat. Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan
adanya dokumen, sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran
rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan
lain sebagainya.Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang
mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan
transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.

Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.
Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi
harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya
pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan
keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut, jadi dapat disimpulkan bahwa
bukti transaksi adalah bukti adanya peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan keuangan yang
berfungsi sebagai dasar pencatatan akuntansi, sebagai bukti tertulis bila terjadi peristiwa hukum dimasa
yang akan datang dan sebagai dasar pencatatan, penerimaan dan pengeluaran keuangan.

Untuk dapat mencatat bukti transaksi kedalam buku jurnal maka bukti-bukti ini harus dianalisis sehingga
dapat diketahui debet atau kredit perlakuan yang tepat untuk akun yang terkait dengan bukti transaksi
tersebut, jadi fungsi Analisis Bukti Transaksi yaitu untuk mempermudah pencatatan dalam
pengelompokan akun debet atau kredit. Untuk dapat mengnalisis suatu akun masuk debet atau kredit
maka harus mengetahui aturan-aturan yang diperkenankan dalam akuntansi yaitu sebagai berikut:

Bukti transaksi adalah bukti adanya peristiwa yang berhubungan dengan keuangan, fungsi Bukti Transaksi
adalah sebagai dasar pencatatan akuntansi,sebagai bukti tertulis bila terjadi peristiwa hukum dimasa yang
akan datang, dan sebagai dasar pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran keuangan. Bukti-bukti asli
yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksi- transaksi antara lain : kuitansi, faktur dan bentuk-
bentuk lain.
a. Kuitansi
Kuitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai
b.Faktur Penjualan atau Pembelian
Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut
merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur
pembelian.
c. Bukti-bukti lain
Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota
kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang
Kesimpulan
Bukti transaksi keuangan merupakan bukti adanya peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan
keuangan yang berfungsi sebagai dasar pencatatan akuntansi, Bukti transaksi ini harus dianalisis untuk
mempermudah pencatatan dalam pengelompokan akun debet atau kredit. Setelah diadakan analisis yang
tepat maka dilanjutkan dengan pencatatan ke dalam Jurnal Umum. Demikian Pembahasan Analisis Bukti
Transaksi, Mohon maaf jika ada kesalahan,silahkan baca artikel lainnya di Akuntansi Pendidik.

Neraca Saldo
Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

13 September 2012
Neraca Saldo merupakan pengelompokkan saldo akhir didalam buku besar, atau daftar yang berisi
kumpulan seluruh rekening/perkiraan buku besar. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode
atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan
Neraca Saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Fungsi neraca saldo adalah
mengevaluasi adanya kesalahan posting atau penjurnalan melalui ketidaksamaan antara debet dan kredit,
atau untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa
jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti
catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat.

Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan
hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu
periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk
itu diperlukan jurnal penyesuaian. Saldo setiap rekening disusun berurutan dari rekening Neraca dan
rekening Rugi Laba sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar
2. Aktiva Tetap
3. Aktiva Lain-lain
4. Hutang Lancar
5. Hutanng Tidak Lancar
6. Ekuitas
7. Pendapatan Operasi
8. Pendapatan Non Operasi
9. Beban Operasi
10. Beban Non Operasi

Bentuk atau Format Neraca Saldo dapat dilihat pada gambar berikut ini:
(klik Gambar Untuk Memperjelas Tampilan)

Keterangan :
- Kolom Nomor Rekening digunakan untuk menampung nomor-nomor rekening buku besar.
- Kolom nama Rekening Digunakan untuk menampung nama-nama rekening buku besar
- Kolom debet dan kredit digunakan untuk menampung jumlah saldondari rekening yang bersangkutan.

Kesimpulan
Tujuan Penyusunan Neraca Saldo adalah mengevaluasi adanya kesalahan posting atau penjurnalan
melalui ketidaksamaan antara debet dan kredit, atau untuk memastikan bahwa Buku Besar secara
matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-
saldo kredit. Sumber penyusunan Neraca saldo adalah dari Buku besar, jadi Kode akun, ama dan jumlah
saldo akun diperoleh dari buku besar. Neraca saldo yang benar akan memunculkan jumlah saldo di sisi
Debet dan sisi Kredit yang sama. Setelah anda menguasai neraca saldo maka disarankan anda untuk
membaca dan memahami cara menyusun jurnal penyesuaian. Demikianlah pembahasan Neraca saldo di
Akuntansi Pendidik

Neraca Lajur
Andi Pujianto

1 Comment

Akuntansi dasar

13 September 2012
Neraca Lajur merupakan alat bantu untuk menyusunan laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik, dan
neraca. Neraca Lajur (Working Paper) adalah kertas yang digunakan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal
penyesuaian dan sldo akun untuk penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur bermanfaat untuk
memahami arus data akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan ke laporan keuangan, neraca
lajur terdiri dari 10 kolom, yaitu: Neraca saldo, AJP, Neraca saldo setelah penyesuaian, Laporan laba-rugi,
Neraca, masing-masing terdiri dari sisi debet dan kredit. Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-
data Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian.
Bentuk Neraca lajur 10 Kolom
Keterangan :
Kolom nomor Akun
Digunakan untuk menampung nomor-nomor rekening buku besar. Pengisian nomor ini hanya
memindahkan secara langsung nomor-nomor rekening yang tercantum dalam kolom nomor rekening
neraca saldo.

Kolom nama rekening


Digunakan untuk menampung nama-nama rekening buku bear.

Kolom neraca saldo


Digunakan untuk menampung angka rupiah dari tiap-tiap rekening yang menjadi nilai rekening yang
bersangkutan.

Kolom Penyesuaian
Digunakan untuk menampung angka rupiah dari tiap-tiap rekening yang diambilkan dari jurnal
penyesuaian.

Kolom neraca saldo setelah penyesuaian


Digunakan untuk menampung angka-angka dari kolom neraca saldo setelah angkanya dipertemukan
dengan angka-angka penyesuaian yang terdapat di dalam kolom penyesuaian.

Kolom rugi-laba

Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuaian, yang
termasuk dalam kelompok rekening nominal ( rekening beban dan pendapatan).

Kolom Neraca
Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuain,yang
termasuk dalam kelompok rekening rill (rekening harta, utang, modal,prive dan akumulasi penyusutan).

Setelah memahami makna neraca lajur dan bentuk-bentuk neraca lajur, maka disarankan untuk untuk
melanjutkan pembahasan lebih lanjut tentang penyusunan neraca lajur akan dibahas di postingan yang
berjudul Cara menyusun Neraca Lajur dengan benar. Demikianlah Pembahasan awal dari neraca lajur
atau kertas kerja dalam blog akuntansi pendidik
Neraca Lajur
Andi Pujianto

1 Comment
Akuntansi dasar

13 September 2012
Neraca Lajur merupakan alat bantu untuk menyusunan laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik, dan
neraca. Neraca Lajur (Working Paper) adalah kertas yang digunakan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal
penyesuaian dan sldo akun untuk penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur bermanfaat untuk
memahami arus data akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan ke laporan keuangan, neraca
lajur terdiri dari 10 kolom, yaitu: Neraca saldo, AJP, Neraca saldo setelah penyesuaian, Laporan laba-rugi,
Neraca, masing-masing terdiri dari sisi debet dan kredit. Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-
data Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian.
Bentuk Neraca lajur 10 Kolom

Keterangan :
Kolom nomor Akun
Digunakan untuk menampung nomor-nomor rekening buku besar. Pengisian nomor ini hanya
memindahkan secara langsung nomor-nomor rekening yang tercantum dalam kolom nomor rekening
neraca saldo.

Kolom nama rekening


Digunakan untuk menampung nama-nama rekening buku bear.

Kolom neraca saldo


Digunakan untuk menampung angka rupiah dari tiap-tiap rekening yang menjadi nilai rekening yang
bersangkutan.

Kolom Penyesuaian
Digunakan untuk menampung angka rupiah dari tiap-tiap rekening yang diambilkan dari jurnal
penyesuaian.

Kolom neraca saldo setelah penyesuaian


Digunakan untuk menampung angka-angka dari kolom neraca saldo setelah angkanya dipertemukan
dengan angka-angka penyesuaian yang terdapat di dalam kolom penyesuaian.

Kolom rugi-laba

Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuaian, yang
termasuk dalam kelompok rekening nominal ( rekening beban dan pendapatan).
Kolom Neraca
Digunakan untuk menampung angka-angka rekening dari kolom neraca saldo setelah penyesuain,yang
termasuk dalam kelompok rekening rill (rekening harta, utang, modal,prive dan akumulasi penyusutan).

Setelah memahami makna neraca lajur dan bentuk-bentuk neraca lajur, maka disarankan untuk untuk
melanjutkan pembahasan lebih lanjut tentang penyusunan neraca lajur akan dibahas di postingan yang
berjudul Cara menyusun Neraca Lajur dengan benar. Demikianlah Pembahasan awal dari neraca lajur
atau kertas kerja dalam blog akuntansi pendidik

Laporan Keuangan
Andi Pujianto

Add Comment

Akuntansi dasar

13 September 2012
Laporan keuangan merupakan salah satu dari bagian informasi keuangan atau informasi akuntansi.
Laporan keuangan mempunyai peran yang sangat penting dalam bisnis, hal ini tidak lain karena akuntansi
adalah bahasa bisnis, akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk
menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti
bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola
keuangan.
DESKRIPSI LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah salah satu hasil atau out put dari proses akuntansi keuangan yang dapat
memberikan informasi tentang keadaan atau kinerja suatu perusahaan sekaligus merupakan alat
komunikasi antara pihak perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan informasi atau
aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan bersifat historis karena laporan keuangan merupakan
akumulasi dari transaksi yang telah terjadi dalam suatu perusahaan dalam masa yang bersangkutan,
dan bersifat menyeluruh karena merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan usaha yang dapat diukur atau
dinyatakan dengan uang.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Pada dasarnya akuntansi keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu
badan usaha, informasi keuangan tersebut akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan usahanya. Tujuan
laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 digolongkan sebagai berikut:

1.Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil
usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya dalam periode tertentu secara wajar dan sesuai dengan
General Accepted Accounting Principle (GAAP).

2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan
dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, Untuk menunjukkan posisi keuangan
dan investasinya, untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang- utangnya dan
Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
b. Memberikan informasi tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha.
Disini Laporan keuangan ditujukan untuk memberikan gambaran tentang deviden yang yang
menjadi hak pemegang saham, Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan, Memberikan
informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanan fungsi perencanaan dan pengawasan,
Menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang, Memeberikan
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba, Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan
kewajiban, Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan
keuangan.
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Ada beberapa keterbatasan laporan keuangan, yaitu :
1.Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report yang dibuat
antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan yang final. 2.Laporan
keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya
dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3.Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari
berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin
menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin
besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin jug diikuti
kenaikan tingkat harga-harga.
4.Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau
keadaan keuangan perusahaan karena faktor- faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.

Demikianlah pembahasan tentang laporan keuangan pada tahap awal, jika anda ingin memperdalam
pemahaman tentang laporan keuangan silahkan baca postingan tentang mengenal bentuk-bentuk laporan
keuangan dalam blog akuntansi pendidik, diharapkan setelah membaca artikel ini, saudara semakin paham
tentang laporan keuangan

Jurnal Pembalik
Andi Pujianto

2 Comments

Akuntansi dasar

13 September 2012
Hakikat Jurnal Pembalik
Setelah berakhirnya satu periode akuntansi, maka langkah awal memasuki periode akuntansi berikutnya
adalah membuat ayat jurnal pembalik. Jurnal pembalik pada hakekatnya adalah jurnal untuk membalikan
ayat jurnal penyesuaian, artinya jika di jurnal penyesuaian ayat jurnal menunjukkan debit maka untuk
jurnal pembalik ayat jurnal ini diletakkan sebelah kredit dan sebaliknya. namun tidak semua ayat jurnal
penyesuaian harus dibalikan. Disamping itu pembuatan ayat jurnal pembalik ini bukan suatu keharusan
tergantung sistem pencatatan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan harta atau beban dan
utang atau pendapatan atau dengan kata lain yang dibuatkan jurnal pembalik hanya beban akrual
(beban yang ditangguhkan pembayarannya) sehingga muncul utang dan pendapatan akrual
(pendapatan yang masih harus diterima) muncul piutang. Dasar penyusunan ayat jurnal pembalik adalah
dari jurnal penyesuaian, indikator suatu ayat jurnal penyesuaian memerlukan jurnal pembalik adalah jika
suatu ayat jurnal penyesuaian memunculkan akun riil yang baru (belum muncul di neraca saldonya).
Tujuan Pembuatan Jurnal Pembalik
Tujuan pembuatan jurnal balik ini adalah:
1. Untuk menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya. Pembuatan jurnal balik ini akan
bermanfat jika perusahan membuat jurnal yang banyak jumlahnya.
2. Meminimalkan kekeliruan yang mungkin terjadi (untuk menghindari pengakuan pendapatan dan beban
berganda karena penyusunan AJP)
Jurnal Penyesuaian yang perlu dibuat Jurnal pembalik
Jadi dapat diuraikan bahwa Hal-hal yang memerlukan Jurnal Pembalik, antara lain:

1. Beban-beban yang masih harus dibayar.


2. Beban dibayar di muka (bila dicatat sebagai beban).
3. Pendapatan yang masih harus diterima.
4. Pendapatan diterima di muka (bila dicatat sebagai pendapatan).
5.Perlengkapan ( bila dicatat sebagai beban perlengkapan )

Secara lebih jelas lihatlah tabel dibawah ini :


Kesimpulan :
Jurnal pembalik adalah jurnal untuk membalikan ayat jurnal penyesuaian, artinya jika di jurnal
penyesuaian ayat jurnal menunjukkan debit maka untuk jurnal pembalik ayat jurnal ini diletakkan sebelah
kredit dan sebaliknya. namun tidak semua ayat jurnal penyesuaian harus dibalikan, dengan kata lain
pembuatan jurnal pembalik adalah opsional (pilihan). Penyusunan jurnal pembalik bertujuan untuk
menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya dan meminimalkan kekeliruan yang mungkin
terjadi.

Demikianlah Pembahasan Jurnal Pembalik dalam blog akuntansi pendidik, semoga bermanfaat. Silahkan
anda baca postingan Memahami makna jurnal pembalik secara komprehensif untuk menambah
pemahaman anda tentang jurnal pembalik

Apabila saudara telah memahami pembahasan ini silahkan anda memahami pembahasan selanjutnya
tentang penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang ada dalam blog ini. Demikianlah
pembahasan Khakikat buku besar pembantu dalam blog akuntansi pendidik, semoga postingan ini
memberi manfaat bagi anda.

Memahami makna buku besar dalam akuntansi


Buku besar dalam rangkain siklus akuntansi disusun setelah proses penyusunan jurnal umum, jadi
setelah bukti transaksi dicatat dalam jurnal umum maka tahap selanjutnya adalah pemindahan atau
posting saldo-saldo yang tercatat dalam jurnal umum kedalam buku besar sesuai dengan akun atau
rekeningnya. sebelum memahami artikel ini maka disarankan kepada saudara membaca artikel
sebelumnya tentang teori jurnal umum dan praktik menyusun jurnal umum. Buku Besar dapat diartikan
buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening) yang bersumber dari semua transaksi
keuangan yang telah dicatat dalam jurnal umum. Proses pengelompokkan akun dari jurnal ke buku besar
disebut posting. Buku besar mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening
dan pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah
dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke buku besar secara berkala.

Buku besar memiliki kegunaan yaitu untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada
pihak- pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan maka perkiraan- perkiraan yang
sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah- pisahkan atau digolongkan menurut
jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku
besar, jadi buku besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya. Jumlah buku besar yang
dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-
transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.

Bentuk- bentuk buku besar

Keterangan :
a. Kolom Tanggal
Digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi sesuai dengan tanggal yang ada pada buku jurnal
b.Kolom Keterangan
Digunakan untuk memberi penjelasan singka tentang alasan bertambah atau berkurangnya nilai rupiah
rekening yang bersangkutan.
c. Kolom Referensi
Digunakan untuk menampung nomor halaman jurnal yang angkanya telah diposting kedalam rekening
buku besar yang bersangkutan. Fungsi kolom sebagai petunjuk bagi petugas pembukuan atau auditor jika
akan mengecak dari jurnal hal berapa angka yang tertera pada rekening buku besar tersebut diambil.
d. Kolom Debet dan kredit
Digunakan untuk menamung jumlah rupiah yang akan menambah atau mengurangi nilai rekening yang
bersangkutan. Pengisian kolom ini harus sesuai dengan pencatatan debet kredit yang telah dilakukan pada
buku jurnal. Jika didalam buku jurnal dicatat pada kolom debet maka dalam buku besar rekening tersebut
juga dicatat pada kolom debet dan sebaliknya.

Sebelum posting angka-angka jurnal kedalam buku besar dilakukan, harus dipastikan terlebih dahulu saldo
rekening-rekening buku besar telah terisi seluruhnya. Jika ternyata belum terisi, maka sebelum kegiatan
posting buku jurnal dimulai terlebih dahulu harus dilakukan pengisian saldo awal rekening buku besar,
Angka-angka saldo awal rekening buku besar dapat diambilkan dari daftar neraca awal perusahaan
( neraca ahir periode yang lalu ).

Berikut ini dijelaskan proses pempostingan :


Perhatikan Transaksi berikut ini :
On 5 january company bought office equipments an amount of 1.250.000 with cash 1.250.000 .
Berdasarkan transaksi tersebut buatlah jurnal dan buku besar yang diperlukan!

Jawab :

Kesimpulan
Buku Besar merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya, tujuan disusun buku besar adalah
untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak- pihak yang memerlukannya
terutama pimpinan perusahaan maka perkiraan- perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian
tersebut harus pula dipisah- pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya.
Demikianlah Pembahasan buku besar di Akuntansi Pendidik, Setelah anda memahami hakikat dan cara
pempostingan buku besar maka selanjutnya ada dapat mempelajari Neraca Saldo.

Anda mungkin juga menyukai