Anda di halaman 1dari 6

Pertanggungjawaban Notaris Yang Melakukan Perbuatan..

(Aprilia Putri Suhardini)

Vol 5 No 1 Maret 2018

Pertanggungjawaban Notaris Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum


Dalam Pembuatan Akta Autentik

Aprilia Putri Suhardini*, Imanudin**, Sukarmi***


*
Mahasiswa Program Magister (S2) Kenotariatan Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang email :
apriliaputrisuhardini@gmail.com
**
Mahasiswa Program Magister (S2) Ilmu Hukum, Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang, e-mail:
imanudin653@gmail.com
***
Dosen Fakultas Hukum UNISSULA

ABSTRAK

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta autentik dan memiliki kewenangan yang lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang jabatan Notaris atau berdasarkan Undang-Undang lainnya. Dalam
Pasal 16 Undang-Undang Jabatan Notaris disebutkan bahwa salah satu tugas Notaris adalah bertindak jujur dan
amanah dalam menjalankan jabatannya. Namun dalam praktiknya banyak Notaris yang dipanggil pengadilan
untuk mempertanggungjawabkan akta autentik yang dibuatnya karna mengandung unsur melawan hukum.
Tindakan Notaris tersebut tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Notaris dan telah
menimbulkan kerugian kepada banyak pihak.
Kata Kunci: Notaris, Akta Autentik, pertanggungjawaban, melawan hukum.

ABSTRACT

Notary is a public official authorized to make an authentic deed and has other authority as referred to in the Law
of Public Notary or other Law. Article 16 of the Notary Law is mentioned that one of Notary's duties is to act in an
honest and trustful manner in carrying out his / her position. In practice, however, many Notaries are summoned
by the courts to account for the authentic deeds they make because they contain elements against the law. The
act of Notary is not in accordance with the laws and the Notary Code of Ethics and has caused loss to many
parties.
Keywords: Notary, Authentic deed, Accountability, Againts the law

PENDAHULUAN tanggal 26 januari 1860, diterbitkannya peraturan


Notaris Reglement yang selanjutnya dikenal sebagai
Notaris dikenal sejak abad ke 2 sebagai
Peraturan Jabatan Notaris. Peraturan jabatan notaris
golongan orang yang mencatat pidato. Notaris abad
ini masih berlaku sampai dengan diterbitkannya
ke 11 - 12, dikenal Latijnse Notariat yaitu orang yang
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
diangkat oleh penguasa umum, dengan tujuan
Jabatan Notaris dan diubah lagi dalam Undang-
melayani kepentingan masyarakat umum, dan boleh
Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan
mendapatkan honorarium atas jasanya oleh
atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
masyarakat umum. Pada abad 17 di Perancis
Jabatan Notaris.1
diundangkan undang-undang di bidang notariat,
Notaris sesuai Pasal 1 (1) Undang-Undang
kemudian abad ke 18 diganti dengan Ventosewet
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris adalah
yang memperkenalkan pelembagaan notaris yang
pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
bertujuan memberikan jaminan yang lebih baik bagi
otentik dan kewenangan lainya. Jabatan Notaris tidak
kepentingan masyarakat umum. Pada abad 18,
ditempatkan di lembaga yudikatif, eksekutif maupun
pemerintah kolonial Belanda telah melakukan
penjajahan di Indonesia, dengan mengadaptasi
Ventosewet dari Perancis dengan diberi nama
Notariswet. Sesuai asas konkordasi, undang-undang
1
itu juga berlaku di Hindia Belanda/ Indonesia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Notaris, diakses dan diunduh
pada tanggal 17 November 2017

261
Vol 5 No 1 Maret 2018: 261 - 266

legislatif. 2 Oleh karena itu Notaris dalam suatu akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat
menjalankan profesinya memberikan pelayanan yang diberi wewenang untuk itu, merupakan bukti
kepada masyarakat sepatutnya bersikap sesuai yang lengkap antara para pihak dari para ahli
aturan yang berlaku. warisnya dari mereka yang mendapat hak dari
Kewenangan Notaris diatur dalam Pasal 15 padanya tentang yang tercantum di dalamnya dan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang bahkan sebagai pemberitahuan belaka, akan tetapi
perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun yang terakhir ini hanya diberitahukan itu
2004 Tentang Jabatan Notaris, menyatakan bahwa : berhubungan langsung dengan perihal pada akta itu.
(1) Notaris berwenang membuat akta autentik Akta autentik bagi masyarakat yang dapat
mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan dijadikan bukti tertulis, harus memenuhi syarat-
penetapan yang diharuskan oleh peraturan syarat agar tercapai sifat otentik dari akta yang
perundang-undangan dan/atau yang dibuat Notaris. Akta autentik sendiri memiliki tiga
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk kekuatan pembuktian yaitu kekuatan pembuktian
dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin formil yang membuktikan antara para pihak bahwa
kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan mereka sudah menerangkan apa yang ditulis dalam
Akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta tersebut. Kekuatan pembuktian materiil yang
Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta membuktikan bahwa antara para pihak benar-benar
itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan peristiwa yang tersebut dalam akta itu telah terjadi.
kepada pejabat lain atau orang lain yang Kekuatan pembuktian mengikat yang membuktikan
ditetapkan oleh undang-undang. bahwa antara para pihak dan pihak ketiga bahwa
(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada pada tanggal yang tersebut dalam akta yang
ayat (1), Notaris berwenang pula: bersangkutan telah menghadap kepada pegawai
a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan umum dan menerangkan apa yang ditulis tersebut.3
kepastian tanggal surat di bawah tangan Notaris melaksanakan tugas jabatan dan
dengan mendaftar dalam buku khusus; kewenangannya tidaklah semata-mata untuk
b. membukukan surat di bawah tangan dengan kepentingan pribadi, melainkan juga untuk
mendaftar dalam buku khusus; kepentingan masyarakat, serta mempunyai
c. membuat kopi dari asli surat di bawah tangan kewajiban untuk menjamin kebenaran dari akta-akta
berupa salinan yang memuat uraian yang dibuatnya, karena itu seorang Notaris dituntut
sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam lebih peka, jujur, adil dan transparan dalam
surat yang bersangkutan; pembuatan suatu akta agar menjamin semua pihak
d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi yang terkait langsung dalam pembuatan sebuah akta
dengan surat aslinya; otentik. Dalam melaksanakan tugas jabatannya
e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan seorang Notaris harus berpegang teguh kepada kode
dengan pembuatan Akta; etik jabatan Notaris, karena tanpa itu, harkat dan
f. membuat Akta yang berkaitan dengan martabat profesionalisme akan hilang dan tidak lagi
pertanahan; atau mendapat kepercayaan dari masyarakat.
g. membuat Akta risalah lelang. Namun dalam praktik, seringkali terjadi Notaris
(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada dipanggil kepengadilan untuk memberikan
ayat (1) dan ayat (2), Notaris mempunyai keterangan terhadap akta ataupun surat-surat yang
kewenangan lain yang diatur dalam peraturan mengalami sengketa. Hal ini dapat dikatakan bahwa
perundang-undangan.” akta otentik yang dibuat Notaris bermasalah, Notaris
Akta autentik diatur dalam Pasal 165 HIR, telah bertindak tidak sesuai dengan Peraturan
yang bunyinya sama dengan Pasal 285 Rbg adalah Perundang-Undangan dan Kode Etik Notaris atau ada

2 3
Pramudya, Kelik dan Ananto Widiatmoko, Pedoman Etika Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oerpkartawinata,
Profesi Aparat Hukum, Pustaka Yusticia ,Yogyakarta, 2010, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktik, CV. Mandar
hal. 69. Maju, Bandung, 1979, hal. 67.

262
Pertanggungjawaban Notaris Yang Melakukan Perbuatan..
(Aprilia Putri Suhardini)

Vol 5 No 1 Maret 2018

kekeliruan baik disengaja ataupun tidak disengaja menyangkut permasalahan yang diatur secara
oleh salah satu pihak untuk berusaha melakukan normatif dalam peraturan perundang-undangan
kecurangan sehingga menimbulkan kerugian bagi sedangkan digunakannya pendekatan sosiologis,
pihak lain. karena masalah yang diteliti juga terdapat
Dalam Undang-undang Jabatan Notaris diatur keterkaitan antara hukum dengan faktor-faktor non
bahwa ketika Notaris dalam menjalankan tugas yuridis, yaitu untuk mengetahui permasalahan-
jabatannya telah melakukan pelanggaran yang permasalahan yang muncul dalam
menyebabkan penyimpangan dari hukum maka Pertanggungjawaban Notaris Yang Melakukan
Notaris dapat dijatuhi sanksi yaitu berupa sanksi Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pembuatan Akta
perdata, administratif atau Kode Etik Jabatan Notaris. Autentik.
Dari pejelasan tersebut penulis tertarik untuk Spesifikasi penelitian ini menggunakan
membahas tentang “pertanggungjawaban Notaris deskriptif analitis dan bersifat kualitatif. Penelitian
yang melakukan perbuatan melawan hukum dalam deskriptif artinya penelitian ini menggambarkan sifat
pembuatan akta autentik” suatu individu, keadaan atau gejala kelompok
tertentu dan menentukan frekuensi atau penyebaran
METODE Penelitian
suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat,7 atau
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan penelitian untuk memecahkan masalah yang ada
ilmiah yang didasarkan kepada suatu metode, pada masa sekarang dengan mengumpulkan data,
sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis, dan
mempelajari suatu gejala tertentu dengan jalan menginterpretasikan,8 mengenai Pertanggungjawab-
menganalisisnya, karena penelitian di dalam ilmu- an Notaris Yang Melakukan Perbuatan Melawan
ilmu sosial merupakan suatu proses yang dilakukan Hukum Dalam Pembuatan Akta Autentik.
secara terencana dan sistematis untuk memperoleh Melalui penelitian deskriptif, akan
pemecahan masalah dan memberikan kesimpulan mendeskripsikan objek atau data hasil penelitian
kesimpulan yang tidak meragukan.4 Penelitian adalah secara lengkap di dalam semua aspek yang diselidiki
merupakan sarana pokok dalam mengembangkan secara utuh menyeluruh agar permasalahan menjadi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan jelas keadaan dan kondisinya, tanpa menarik
untuk mengungkap kebenaran sistematis, kesimpulan yang berlaku umum. Setelah
metodologis dan konsisten, karena melalui proses dideskripsikan, kemudian akan diberikan penafsiran
penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data, fakta atau masalah yang diteliti
terhadap data yang telah dikumpulkan.5 tersebut, sehingga akan dapat ditemukan solusi
Metode pendekatan yang digunakan dalam untuk memecahkan permasalahan atau mencari
penelitian ini adalah pendekatan secara yuridis jalan keluar apabila timbul kendala atau hambatan.
empiris atau yuridis sosiologis. Penelitian yuridis Populasi adalah seluruh objek atau seluruh
sosiologis adalah penelitian yang condong bersifat individu atau seluruh gejala atau seluruh kejadian
kualitatif, berdasarkan data primer. Data primer atau seluruh unit yang akan diteliti. Dalam penelitian
adalah data yang diperoleh secara langsung dari ini sebagai populasinya adalah semua yang terlibat
objeknya.6 dengan Pertanggungjawaban Notaris Yang
Maksud penggunaan pendekatan yuridis Melakukan Perbuatan Melawan Hukum Dalam
sosiologis dalam penelitian ini adalah karena Pembuatan Akta Autentik.
permasalahan yang diteliti erat kaitannya dengan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
faktor yuridis. Maksudnya, objek masalah yang diteliti yang diteliti.9 Penentuan sampel merupakan suatu

4 7
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Kuncoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal.13 PT.Gramedia, Jakarta, 1981, hal. 42.
5 8
Suparmoko, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta, 1991, Soenarjo, Metode Riset I, Universitas Negeri Sebelas
hal. 1. Maret, Surakarta, 1985, hal. 8.
6 9
J.Supranto, ”Metode Penelitian Hukum Dan Statistic”, Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal. 2. Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 115.

263
Vol 5 No 1 Maret 2018: 261 - 266

proses dalam memilih suatu bagian yang penelitiannya sebab data itu masih merupakan
representatif dari seluruh populasi.10 Metode bahan mentah, oleh karena itu diperlukan usaha
penentuan sampel yang digunakan teknik non untuk mengolahnya.12 Proses pengolahan data
random sampling, yang artinya hanya objek yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :13
memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat diambil 1. Editing (to edit artinya membetulkan) adalah
sebagai sampel. Dalam penelitian ini, diperoleh Memeriksa atau meneliti data yang telah
sampel yang diambil adalah sebagai berikut: Pemilik diperoleh untuk menjamin apakah sudah dapat
tanah sengketa; Notaris yang melakukan Perbuatan dipertanggung jawabkan sesuai dengan
Melawan Hukum; 1 (satu) Orang Majelis Pengawas kenyataan. Dalam tahap Editing ini juga dilakukan
Notaris Daerah Pati. pembetulan-pembetulan data yang keliru,
Data yang akan digunakan untuk menjawab menambahkan data yang kurang, melengkapi
permasalahan penelitian penelitian ini dilakukan data yang belum lengkap.
dengan menggunakan 2 (dua) jenis data : Data 2. Coding yaitu Mengkategorisasikan data dengan
primer dan sekunder. cara pemberian kode- kode atau simbol-simbol
Data primer adalah data yang diperoleh secara dengan kriteria yang diperlukan pada daftar
langsung dari sumber data. Data ini diperoleh pertanyaan dan pada pertanyaan-pertanyaannya
dengan mengadakan interview atau wawancara sendiri dengan maksud untuk dapat ditabulasikan.
secara langsung dengan responden. Wawancara 3. Tabulating/tabulasi yaitu Memindahkan data dari
adalah percakapan dengan maksud tertentu. daftar pertanyaan kedalam tabel- tabel yang telah
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu dipersiapkan untuk maksud tersebut.
pewawancara (interviewer) yang mengajukan Setelah data yang diolah itu diyakini sudah
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang lengkap, benar dan akurat, maka selanjutnya
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.11 disajikan dalam bentuk uraian-uraian kalimat yang
Wawancara sendiri ada berbagai macam, yakni tersusun secara sistematis dan mudah dipahami
wawancara bebas, wawancara terpimpin, dan bebas untuk menggambarkan Pertanggungjawaban Notaris
terpimpin. Dalam ketiga jenis wawancara yang Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum Dalam
dikenal digunakan teknik wawancara bebas Pembuatan Akta Autentik.
terpimpin. Dalam teknik ini pewawancara akan Metode analisis data yang digunakan untuk
melakukan tanya jawab dengan responden memecahkan permasalahan adalah dengan memakai
berdasarkan daftar pertanyaan yang telah metode analisis kualitatif yaitu analisis dengan cara
dipersiapkan pewawancara terlebih dahulu. Daftar menggambarkan data temuan lapangan dari hasil
pertanyaan ini yang berfungsi sebagai penuntun wawancara maupun studi dokumenter. Dari data
tanya-jawab dengan responden tersebut. yang telah diperoleh dianalisis untuk memberi
Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari gambaran secara sistematis mengenai fakta-fakta,
bahan-bahan kepustakaan yang dijadikan bahan sifat-sifat dan gejala-gejala yang ditimbulkan dalam
pelengkap referensi, yang terdiri dari: Bahan Hukum hubungan Undang-Undang yang berlaku dengan
Sekunder meliputi buku-buku literatur dan karangan data yang diperoleh di lapangan. Selanjutnya data
ilmiah atau pendapat para ahli yang berkaitan yang diperoleh tersebut akan dikaji dan dihubungkan
dengan judul penelitian. dengan hukum yang berlaku di Indonesia sehingga
Data yang telah terkumpul melalui dapat ditarik suatu kesimpulan dari materi penulisan
kegiatan pengumpulan data belum memberikan ini guna menghasilkan jawaban atas masalah yang
arti apa-apa bagi tujuan penelitian. Penelitian dirumuskan.
belum dapat ditarik kesimpulan bagi tujuan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

10
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum,
12
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal. 42. Ronny Hanitijo Soemitro, ”Metodologi Penelitian Hukum
11
Moleong, “ Metodologi Penelitian Kualitatif”, PT Remaja Dan Jurimetri”, Op. Cit, hal. 64-65.
13
Rodakaya, Bandung, 2005, hal.186. Ibid , hal.64-65.

264
Pertanggungjawaban Notaris Yang Melakukan Perbuatan..
(Aprilia Putri Suhardini)

Vol 5 No 1 Maret 2018

Profesi seorang Notaris harus berpedoman Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
dan tunduk kepada Undang-Undang Nomor 2 Tahun Notaris dapat dibagi menjadi 2 yaitu berisfat pasif
2014 tentang Jabatan Notaris yang selanjutnya dan bersifat aktif. Bersifat aktif yaitu Notaris
disebut UUJN. Landasan filosfi dibentuknya UUJN dan melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian
UU perubahan atas UUJN adalah untuk terwujudnya pada pihak lain. Sedangkan dalam artian pasif
jaminan kepastian hukum, ketertiban dan Notaris tidak melakukan perbuatan yang merupakan
perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keharusan, sehingga pihak lain menderita kerugian.
keadilan. Melalui akta yang dibuatnya, maka Notaris Jadi unsur adanya perbuatan melawan hukum adalah
harus dapat memberikan kepastian dan perlindungan adanya kesalahan yang berhubungan dengan
hukum kepada masyarakat yang menggunakan jasa melawan hukum dan adanya kerugian yang
Notaris. ditanggung orang lain.
Pentingnya peranan Notaris dalam membantu Notaris melakukan perbuatan melawan hukum
menciptakan kepastian hukum serta perlindungan dapat didasarkan pada Pasal 1365 KUHPerdata yang
hukum bagi masyarakat bersifat preventif yaitu menyatakan tiap perbuatan melawan hukum yang
bersifat pencegahan dengan cara menerbitkan akta membawa kerugian bagi orang lain mewajibkan
autentik yang dibuat dihadapanya terkait dengan orang yang kearena salahnya menerbitkan kerugian
status hukum, hak, dan kewajiban seseorang dalam itu, mengganti kerugian itu. Sehingga Pasal itu
hukum yang berfungsi sebagai alat bukti yang paling digunakna sebagai dasar untuk menyatakan
sempurna di pengadilan apabila terjadi sengketa atas perbuatan Notaris tersebut adalah perbuatan
hak dan kewajiban terkait. 14 melawan hukum.
Hubungan antara teori pertanggungjawaban Akibat perbuatan melawan hukum yang
ini dengan permasalahan yang penulis jabarkan dilakukan Notaris dalam pembuatan akta autentik
adalah disamping Notaris menjalankan kewenangan timbul adanya pertanggungjawaban yang harus
sebagai pejabat umum telah membuat akta autentik ditanggung Notaris atas perbuatannya tersebut.
yang baik dan benar serta kesesuaian dengan Secara perdata hakim akan akan melibatkan Notaris
ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencari kebenaran formil dalam akta tersebut,
yang berlaku, tetapi tidak menutup kemungkinan kebenaran formil adalah kebenaran yang dikemuka-
dalam menjalankan kewajibannya seorang Notaris kan oleh para pihak. Peran Notaris disini hanya
melakukan kesalahan dalam pembuatan akta yang mencatat atau menuangkan perbuatan hukum yang
menimbulkan akibat hukum bagi para pihaknya dilakukan oleh para pihak ke dalam akta autentik.
apabila Notaris melakukan kesalahan yang Notaris tidka bertanggung jawab mencari kebenaran
merugikan para pihak, maka Notaris tersebut dapat materiil atas akta tersebut. Notaris memiliki peran
dimintakan pertanggungjawaban atas kesalahannya yang netral dalam pembuatan akta, akan tetapi
tersebut. Sehingga teori pertanggungjawaban ini berkewajiban apabila klien meminta Notaris untuk
digunakan untuk menganalisis apa saja yang dapat memberikan nasihat hukum atas perbuatan hukum
dibebankan kepada Notaris sebagai pertanggungja- yang dilakukan oleh klien. Namun Notaris akan
waban atas kesalahan yang dilakukan Notaris pada bertanggungjawab atas kebenaran materiil apabila
saat melaksanakan tugas dan jabatanny, sehingga nasihat hukum yang diberikan terdapat kekeliruan di
nantinya dapat memberikan kepuasan kepada para kemudian hari.
pihak yang dirugika atas perbuatan melawan hukum Sanksi yang dapat diberikan kepada Notaris
dalam pembuatan akta autentik. atas perbuatan melawan hukum adalah sanksi
Tanggung jawab secara perdata seorang perdata. Sanksi ini merupakan penggantian biaya,
Notaris yang melakukan perbuatan melawna hukum, ganti rugi, atau bunga harus didasarkan pada suatu
dalam hal ini menyangkut pembuatan akta autentik. hubungan hukum antara Notaris dengan para pihak
yahng menghadap Notaris, dan apabila ada pihak
14
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Aspek yang secara langsung dari suatu akta menderita
Pertangungjawaban Notaris Dalam Pembuatan Akta,
Mandar Maju, Bandung,2011, hal 7

265
Vol 5 No 1 Maret 2018: 261 - 266

kerugian, maka juga bisa menuntut secara perdata tertib hukum. Sanksi punitif adalah sanksi yang
terhadap Notaris. bersifat menghukum, merupakan sanksi tambahan
Pasal 41 UUJN menentukan adanya sanksi yang bersifat menghukum. Sanksi regresif adalah
perdata. Apabila Notaris melakukan perbuatan sanksi sebagai reaksi atas sesuatu ketidaktaatan.
melawan hukum atau pelanggaran terhadap Pasal
38, 39, 40 UUJN maka akta Notaris hanya akan DAFTAR PUSTAKA
mempunyai kekuatan pembuktian dibawah tangan Pramudya, Kelik dan Ananto Widiatmoko, 2010,
yang merupakan pembuktian yang tidak bisa dituntut Pedoman Etika Profesi Aparat Hukum, Pustaka
ganti rugi dalma bentuk apapun. Demikian pula Yusticia ,Yogyakarta
batalnya akta demi hukum, jika sudah batal demi Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oerpkartawinata,
hukum dianggap akta tersebut tidak pernah ada atau 1979, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan
tidak pernah dibuat. Praktik, CV. Mandar Maju, Bandung
Kesimpulan dari pertanggungjawaban secara Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian
perdata seorang Notaris yang melkaukan perbuatan Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta
melawan hukum adalah Notaris wajib mempertang- Suparmoko, 1991, Metode Penelitian Praktis,
gungjawabkan perbuatannya dengan dijatuhi sanksi Yogyakarta
perdata berupa penggantian biaya atau ganti rugi
J.Supranto, 2003, ”Metode Penelitian Hukum Dan
kepada pihak yang dirugikan atas perbuatan Statistic”, PT.Rineka Cipta, Jakarta
melawan hukum yang dilakukan oleh Notaris. Namun
Kuncoroningrat, 1981, Metode-Metode Penelitian
sebelum Notaris dijatuhi sanksi perdata maka Notaris
Masyarakat, PT.Gramedia, Jakarta
terlebih dahulu harus dapat dibuktikan bahwa telah
adaya kerugian yang ditimbulkan yang diderita dan Soenarjo,1985, Metode Riset I, Universitas Negeri
Sebelas Maret, Surakarta
perbuatan melawan hukum dari Notaris terdapat
hubungan kausal, serta perbuatan melawan hukum Suharsini Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu
atau kelalaian tersebut disebabkan kesalahan yang Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta
dapat dipertanggungjawabkan kepada Notrais yang Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian
bersangkutan. Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta
Selain tanggung jawab secara perdata Notaris juga Moleong, 2005, “ Metodologi Penelitian Kualitatif”, PT
dapat dijerat dengan sanksi administrasi. Secara Remaja Rodakaya, Bandung
garis besar sanksi admnistrasi dibedakan menjadi 3 Sjaifurrachman dan Habib Adjie, 2011, Aspek
macam yaitu, sanksi reparatif adalah sanksi yang Pertangungjawaban Notaris Dalam Pembuatan
ditujukan untuk perbaikan atas pelanggaran tata Akta, Mandar Maju, Bandung

266

Anda mungkin juga menyukai