Anda di halaman 1dari 2

Menyiapkan Prioritas Keuangan Keluarga

Oleh Dwita Ariani | Yahoo News – Sen, 10 Mar 2014

 Sarankan

73

 Tweet

Salam Yahoo Readers,

Sebagai konsultan perencanaan keuangan, kami sering kali mendapatkan pertanyaan bagaimana
menentukan skala prioritas dalam menentukan tujuan keuangan. Berikut adalah langkah-langkah
yang harus Anda lakukan bila ingin memperbaiki kondisi keuangan, terutama saat dalam kondisi
berutang. Langkah ini harus dilakukan secara berurutan, satu demi satu.

1. Miliki Tabungan Awal (Starter Saving)


Apabila Anda memiliki pendapatan di atas Rp 100 juta per tahun, milikilah tabungan awal Rp 10
juta. Bila di bawah Rp 100 juta, milikilah Rp 5 juta. Tabungan ini berfungsi sebagai fondasi awal
Anda memulai perbaikan finansial.
Ibarat ingin membangun rumah, tabungan ini merupakan fondasi awal sebelum Anda memasang
atap. Fungsi Utamanya untuk menghindari utang baru serta sebagai dana cadangan yang bisa
digunakan dalam keadaan penting dan mendesak. Anda perlu memiliki tabungan ini secepat
mungkin. Lupakan berinvestasi apa bila belum memilikinya.

2. Lunasi Utang Satu Per Satu


Tujuan melunasi semua utang konsumtif secepat mungkin demi menyelamatkan pendapatan,
sehingga kita bisa segera berinvestasi demi masa depan yang sejahtera. Anda perlu membuat
seluruh daftar utang, satu demi satu, dimulai dari saldo terkecil hingga terbesar. Kesampingkan
dahulu masalah bunga. Mulailah lunasi dari yang jumlahnya terkecil.

Jika satu utang terlunasi, secara emosi dan psikologis akan mendorong diri Anda melunasi utang
terkecil berikutnya. Begitu selanjutnya sampai utang Anda habis, kecuali cicilan kredit rumah.
Anda harus ingat, hal yang menghambat investasi adalah utang. Karena itulah, selamatkan
pendapatan bulanan dari cicilan utang.

3.  Memenuhi Dana Darurat 3-6 Pengeluaran


Setelah memiliki tabungan awal dan melunasi utang-utang konsumtif, Anda perlu memenuhi
dana darurat. Besarannya, tiga kali pengeluaran apabila Anda seorang lajang atau enam kali bila
telah berkeluarga atau menanggung beban kehidupan orang lain. Jika biaya hidup Rp2 juta per
bulan, Anda harus memiliki Rp 12 juta di dalam tabungan sebagai dana cadangan.
Ingat, dana ini hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang tidak terduga seperti saat terjadi
kecelakaan, kematian, musibah pada diri Anda atau pada barang berharga semacam kendaraan
atau rumah. Bukan untuk digunakan pada hal yang sebetulnya Anda sudah tahu akan datang.

4. Menyisihkan 10 Persen untuk Pensiun


Saat fondasi dan dinding rumah sudah terbangun, sekarang waktunya Anda memasang rangka
atap untuk melindungi masa depan. Setelah memiliki dana cadangan dan terbebas dari utang
konsumtif, prioritaskan membayar masa pensiun Anda setiap bulan sedini mungkin.

Besarannya minimal 10 persen dari pendapatan Anda.  Anda bisa melakukan debit otomatis
untuk berinvesatsi pada produk reksa dana yang memberikan imbal hasil jangka panjang yang
maksimal.

5. Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak


Mengapa dana pensiun lebih prioritas dari persiapan dana pendidikan? Sebab Anda tidak bisa
mengandalkan anak untuk membiayai hidup Anda di saat pesiun kelak! Betul, bahwa kita
sebagai orang tua ingin memberikan yang terbaik pada anak. Namun, Anda perlu menyadari
kapasitas secara ekonomi. Bila ingin memberikan yang terbaik dengan biaya mahal, Anda harus
memperbesar porsi pendapatan.

Inflasi pendidikan di Indonesia masih terbilang sangat tinggi, yaitu sekitar 15-20% per tahunnya.
Anda perlu menyadari bahwa tanpa berinvestasi, akan sulit bagi Anda untuk mengejar kenaikan
biaya kuliah anak Anda kelak. Jangan sampai Anda berutang untuk biaya pendidikan mereka.

Kami sangat ingin berinteraksi langsung dengan para pembaca Yahoo yang tertarik memperbaiki
kondisi finansialnya. Kiranya akhir Maret ini saya bisa berbagi lebih rinci dan lebih interaktif
dengan Anda mengenai bagaimana memiliki perencanaan finansial dan terlepas dari utang
secepat mungkin secara langsung.

Apabila Anda tertarik, siahkan hubungi kami di tanyadwita@yahoo.com

undefined
Dwita Ariani, MM, RFA, RIFATwitter: @BundaWita
Financial educator dari Zelts Consulting
 

Untuk berita terbaru, ikuti Yahoo Indonesia di Twitter dan Facebook

Anda mungkin juga menyukai