Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2020-2021

HUKUM JAMINAN
DOSEN: SURAJIMAN

Petujuk Soal:
1. Berdoalah sebelum membaca dan menjawab soal UTS;
2. Bacalah soal dengan teliti disertai dengan mengetik secara benar;
3. Jawablah secara penuh tiap soal yang ditanyakan.

Pertanyaan Soal:
1. Mengapa hukum perikatan dan Hukum Begitu penting sehingga ia disampaikan
Kembali saat kuliah Hukum Jaminan, padalah materi tersebut sudah pernah
disampaikan pada mata kuliah Hukum Perikatan dan Hukum Perdata. Jelaskanlah
alasan Sdr.
2. Tema-tema apakah sajakah yang sudah Sdr terima sebelum, dan yang akan Sdr dan
sesudah UTS pada matakuliah Hukum Jaminan ini? Beri penjelasan yang cukup.
3. Apakah yang menjadi dasar hukum umum pada jaminan kebendaan, bahwa semua
harta yang dimiliki debitur menjadi “taruhan” atas perikatan yang dibuatnya? Beri
penjelasan.
4. Bila debitur wanprestasi, asset jaminan manakah yang didahulukan eksekusinya
(Gadai, Fidusia, dan Hak Tanggungan)? Beri penjelasan.
5. Praktik gadai dalam masyarakat sudah sangat lama dilakukan dan sudah pula diatur
dalam KUHPerdata. Mengapa masih pula diterbitkan jaminan Fidusia? Beri
.penjelasannya.
6. Berkaitan dengan soal nomor 5 di atas, mengapa pula diperlukan Lembaga jaminan
resi Gudang? Apakah ini tidak tumpeng tindih? Jelaskanlah jawaban Sdr.

Selamat bekerja.

1. Menurut penulis harus disampaikan kembali karena hukum perikatan dan hukum
perdata dengan hukum jaminan saling berkaitan.
Dasar adanya hukum jaminan adalah hukum perikatan dan hukum perdata yaitu
ketentuan pasal 1320 hukum perdata, terkait dengan syarat sah nya perjanjian,
sehingga hukum jaminan tidak ada apabila syrat sahnya perjanjian jaminan tersebut
harus sesuai dengan yang diatur dalam hukum perikatan dan hukum perdata.
2. J
3. Berdasarkan Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), semua
kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang
sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk
segala perikatan perseorangan. Ini dinamakan jaminan umum Jaminan itu sendiri
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu jaminan umum (Pasal 1131 KUHPer) dan jaminan
khusus. Jaminan khusus ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu jaminan kebendaan (Pasal
1131 KUHPer) dan jaminan perorangan (Pasal 1820 – Pasal 1850 KUHPer)
Pasal 1133 KUHPer
Hak untuk didahulukan di antara para kreditur bersumber pada hak istimewa, pada
gadai dan pada hipotek. Tentang gadai dan hipotek dibicarakan dalam Bab 20 dan 21
buku ini
Jaminan kebendaan ada 4 (empat) yaitu:
1.    Gadai yang diatur dalam Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160 KUHPer;
2.    Fidusia yang diatur dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia (“UU Fidusia”) serta peraturan-peraturan pelaksananya;
3.    Hak Tanggungan yang diatur dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan Dengan
Tanah (“UU Hak Tanggungan”) serta peraturan-peraturan pelaksananya;
4. Hipotik Kapal yang diatur dalam Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232 KUHPer
serta Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (“UU Pelayaran”), serta
peraturan-peraturan pelaksananya;
5. Resi Gudang yang diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 tentang
Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun
2011 (“UU Resi Gudang”) serta peraturan-peraturan pelaksananya.

4. Apabila debitur atau pemberi fidusia, setelah disepakati para pihak, dipandang
cedera janji (wanprestasi), eksekusi terhadap objek jaminan fidusia dapat dilakukan
dengan cara yang terdapat dalam Pasal 29 ayat (1) UU 42/1999, yaitu:
Apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap Benda yang
menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara:
 pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2)
oleh Penerima Fidusia;
 penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan
Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan;
 penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi
dan Penerima Fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga
tertinggi yang menguntungkan para pihak.

5. Karena Salah satu hal yang penting dalam jaminan Fidusia adalah pembuatan
sertifikat Fidusia, yaitu pendaftaran jaminan Fidusia ke kantor pendaftaran Fidusia
untuk diresmikan oleh notaris. Pembuatan sertifikat jaminan Fidusia bertujuan untuk
melindungi kedua belah pihak, baik pemberi pinjaman maupun peminjam, secara
hukum dalam proses eksekusi nantinya. Dengan begitu, kedua belah pihak dapat
terhindar dari hal dan kejadian merugikan yang tak diinginkan dan agar adanya
payung hukum

6. a

Anda mungkin juga menyukai