Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Fakultas /Semester : Hukum/VIII
Mata Kuliah : Hukum Jaminan
Tanggal/Waktu : Jum’at, 27 Mei 2022/18.30 s/d 20.30 WIB.
Dosen : Dr. Untoro, S.H.,M.H.
______________________________________________________________
Nama : Nabilla Azara
NPM : 1118065

PERTANYAAN:
1. Dalam hukum Jaminan dikenal beberapa asas, sebutkan dan jelaskan dua asas
yang dimaksud!
Jawaban :
1. jaminan Perorangan (Personal Guarantee) yang dasar hukumnya dapat kita
lihat didalam Pasal 1820 KUHPerdata berbunyi: “Penanggungan ialah
suatu persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur,
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak
memenuhi perikatannya.”
2. jaminan kebendaan yang terdapat didalam Pasal 1131 KUHPerdata
berbunyi: “Segala barang-barang bergerak dan tidak bergerak milik debitu,
baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk
perikatan-perikatan perorangan debitu itu.”

2. Materi apakah yang diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 42 Tahun


1999 tentang Jaminan Fidusia!
Jawaban :
(1) Penerima Fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditor
lainnya. (2) Hak yang didahulukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah hak Penerima Fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas
hasil eksekusi Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia. (3) Hak yang
didahulukan dari Penerima Fidusia tidak hapus karena adanya kepailitan dan
atau likuidasi Pemberi Fidusia.

3. Apakah perbedaan antara perjanjian pokok dengan perjanjian accesoir!


Jawaban :
 Perjanjian pokok adalah perjanjian pinjam meminjam atau utang piutang,
yang diikuti dengan perjanjian tambahan sebagai jaminan.

 Perjanjian accesoir mempunyai ciri-ciri tidak bisa berdiri sendiri, ada atau
lahirnya, berpindahnya dan berakhirnya bergantung dari perjanjian
pokoknya.

4. Sebutkan perbedaan antara gadai dengan jaminan fidusia!


Jawaban :
GADAI
Penjelasan mengenai gadai terdapat dalam Pasal 1150 KUHPerdata:
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh kreditur, atau oleh kuasanya,
sebagai jaminan atas utangnya, dan yang memberi wewenang kepada
kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dan barang itu dengan
mendahului kreditur-kreditur lain; dengan pengecualian biaya penjualan
sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau
penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah
barang itu sebagai gadai dan yang harus didahulukan.”
Dari penjelasan pasal diatas, ciri-ciri umum dari gadai adalah sebagai berikut
:
 Obyek dalam gadai adalah benda bergerak (baik yang berwujud seperti
perhiasan, kendaraan, barang-barang seperti kamera, atau benda tidak
berwujud seperti surat-surat penting atau piutang tercatat.
 Dalam gadai, obyek yang menjadi barang jaminan berada dalam penguasaan
kreditur sehingga debitur tidak dapat memanfaatkan atau mengelola obyekk
gadai.
 Eksekusi dalam gadai dapat melalui dua cara yaitu, eksekusi langsung dan
eksekusi dengan melalui putusan pengadilan (Pasal 1155 & Pasal 1156
KUHPerdata)
 Perjanjian mengenai gadai tidak harus dibuat oleh Notaris atau pejabat khusus
yang membuat akta autentik, namun dapat dibuat dalam bentuk bawah tangan
maupun secara lisan.
 Pengaturan khusus mengenai gadai dapat ditemukan dalam Pasal 1150 s.d
1160 KUHPerdata dan POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) Nomor
31/POJK.05/2016.

FIDUSIA
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
fidusia menyatakan bahwa,
“Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun
yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak
dapat dibebani hak tanggungan”.
Fidusia tunduk pada Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia. Lantas apa sih perbedaanya dengan gadai dalam praktek? Secara
umum, perbedaan pokok antara gadai dan fidusia adalah sebagai berikut :
 Obyek dalam jaminan fidusia sama sebagaimana obyek yang ada dalam gadai,
yaitu benda bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak
bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.
Perbedaannya adalah, obyek dalam jaminan fidusia tidak dikuasai oleh
kreditur, sehingga dalam hal ini biasanya obyek yang menjadi barang jaminan
dapat digunakan oleh debitur sebagai penjaminan hutang sekaligus sebagai
sumber penghasilan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh debitur;
 Obyek jaminan fidusia dapat juga berupa Surat Keputusan atas Hak Guna
Bangunan rumah susun sewa, hipotik kapal terdaftar, hipotik helikopter dan
juga pesawat terbang;
 Pembuatan akta Hak Tanggungan harus dibuat dalam bentuk akta autentik
yang merupakan kewenangan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
 Untuk mendapatkan droit de preference, jaminan fidusia harus didaftarkan
sehingga memenuhi asas publikasi.

5. Apakah hak kekayaan intelektual (HKI) seperti hak cipta, hak merk, dan HKI
lainnya, dapat dijadikaan jaminan atau agunan atas kredit yang diberikan,
jelaskan jawaban saudara!
Jawaban :
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada dasarnya mempunyai nilai ekonomis.
Dengan adanya perkembangan masyarakat global, HKI dapat dijadikan
agunan untuk mendapatkan kredit perbankan secara internasional.

SELAMAT MENEMPUH UJIAN.

Anda mungkin juga menyukai