HUKUM JAMINAN
Kelas B
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
PENUTUP ................................................................................................................................. 7
LAMPIRAN.............................................................................................................................. 8
i
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum jaminan merupakan hukum yang mengatur hubungan antara debitur atau
dikenal dengan orang yang meminjam dan kreditur yaitu orang yang meminjamkan. Hukum
jaminan dibagi menjadi dua bagian yaitu ada jaminan khusus dan jaminan umum. Dalam
jaminan khusus ini membahas tentang jaminan kebendaan yaitu benda bergerak dan benda
tidak bergerak.
Dalam jaminan hak atas benda bergerak yaitu fidusia, Fidusia ini di atur dalam UU No
42 Tahun 1999. Pengertian fidusia itu sendiri menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
merupakan “pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan
bahwa benda yang kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.”
Contoh hak atas benda bergerak dalam fidusia ini adalah motor, mobil, sepeda dan benda
lainnya.
Pengertian perjanjian fidusia itu sendiri seperti yang kita ketahui bahwa pengertian
perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain / kedua
belah pihak yang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hak. Nah berarti perjanjian fidusia
ini dapat diartikan sebagai suatu peristiwa hukum dimana kedua belah pihak saling berjanji
atas benda bergerak. Dalam perjanjian fidusia ini terdapat yang namanya sertifikat fidusia,
sertifikat ini dibuat di kamenkumham (kementrian hukum dan hak asasi manusia). Sertifikat
fidusia ini dibuat dengan tujuan apabila si debitur macet bayar, dan juga memberikan
perlindungan kepada kreditur maupun debitur, selain itu sertifikat fidusia ini juga bertujuan
untuk menjamin agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan baik dari debitur maupun kreditur.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang diatas bahwa fidusia itu sendiri
terdapat dalam undang – undang nomor 42 tahun 1999 , undang-undang ini dimaksudkan untuk
mempermudah kebutuhan masyarakat mengenai pengaturan jaminan fidusia sebagai salah satu
sarana untuk membantu kegiatan usaha dan untuk memberikan kepastian hukum kepada lara
pihak yang berkepentingan. Pengertian jaminan fidusia itu sendiri adalah hak jaminan atas
benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, contohnya motor, mobil,
dan yang dijaminkan itu biasanya surat-surat kendaraan tersebut seperti BPKBnya.
Berdasarkan Pasal 1 Angka 1 UUJF dapat diketahui bahwa setidaknya dalam jaminan
fidusia terdapat beberapa unsur yaitu terdapat peralihan hak kepemilikan; atas dasar
kepercayaan; serta penguasaan benda yang dijaminkan tetap dalam penguasaan pemilik benda.
Adapun mengenai benda apa saja yang dapat menjadi objek jaminan fidusia, disebut dalam
Pasal 1 angka 2, angka 4, dan Pasal 3 UUJF. Mengacu pada pasal tersebut objek jaminan fidusia
dapat berupa benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, benda bergerak
maupun tidak bergerak, terdaftar ataupun tidak, dan benda tersebut tidak dibebani dengan hak
tanggungan ataupun hipotek.1
a. Hak tanggungan yang berkaitan dengan tanah dan bangunan, sepanjang peraturan
perundang-undangan yang berlaku menentukan jaminan atas benda-benda tersebut wajib
didaftar;
b. hipotek atas yang terdaftar denga nisi kotor berukuran 20 M3 atau lebih;
d. Gadai.”
1
Hudiyanto, Riri, dkk. Kajian Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan: Penguatan Perlindungan
Konsumen dalam Penggunaan Jaminan Fidusia, hal 31-32.
2
Berdasarkan penjelasan Pasal 3 huruf a tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan
ketentuan ini, bangunan di atas tanah milik orang lain yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan, dapat
dijadikan obyek jaminan fidusia.
a. Pembebanan Jaminan Fidusia ini diatur dalam pasal 4 sampai pasal 10 undang-
undang nomor 42 tahun 19999 tentang jaminan fidusia, yang mengatur tentang pembebanan
jaminan fidusia dan isi dari surat perjanjian jaminan fidusia. Dalam Pasal 5 ayat 1 dijelaskan
bahwa “Pembebanan Benda dengan Jaminan Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa
Indonesia dan merupakan akta Jaminan Fidusia.”
3
2. Musnahnya benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia tidak menghapuskan klaim asuransi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b.
1. Andika Arfianto, Kepala Cabang Bank Perkreditan Rakyat Madani Sejahtera Abadi,
PT , beralamat di JL. C. Simanjuntak, 26, Yogyakarta, yang dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama PERSEROAN seperti tersebut di atas, selanjutnya disebut “KREDITOR”.
Dengan:
2. Zanuar Mahesa, beralamat di Jalan DI Panjaitan Mantrijeron Kota Yogyakarta DIY, yang
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi, dan untuk tindakan tersebut telah
mendapat persetujuan dari sang istri, atas nama Yesy Tri Ariyanti , beralamat di Jalan DI
Panjaitan Mantrijeron Kota Yogyakarta DIY , yang untuk selanjutnya dalam perjanjian ini akan
disebut “DEBITOR”.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian Pembiayaan dengan
Jaminan Fidusia (untuk selanjutnya akan disebut “PERJANJIAN”)
Kedua belah pihak setuju untuk mengadakan Perjanjian Pembiayaan dengan Jaminan Fidusia
dengan menggunakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
4
2. DEBITOR dengan ini menyatakan telah berhutang kepada KREDITOR sebesar jumlah
keseluruhan fasilitas pembiayaan yang diberikan KREDITOR, yang cukup dibuktikan dengan
PERJANJIAN ini sebaga bukti kwitansi / tanda terima transaksi sah atas keseluruhan fasilitas
pembiayaan. Dimana fasilitas pembiyaan tersebut berdasarkan PERJANJIAN ini merupakan
hutang DEBITOR dengan perincian sebagai berikut :
Hutang pokok : Rp. 180.500.000,-
Bunga : Rp. 10.000.000,-
Jumlah Hutang Keseluruhan : Rp. 190.500.000,-
3. Jangka waktu serta pelunasan:
Jangka waktu : 60 Bulan fasilitas pembiyayaan dicairkan DEBITOR
Dibayar dalam : 60 kali angsuran
Pada tanggal : 5 setiap bulannya
Mulai bulan / tahun : Februari 2019
Besarnya tiap angsuran : Rp. 3.170.000,-
4. Demi menjamin pembayaran seluruh kewajiban DEBITOR pada KREDITOR, baik yang
timbul dari PERJANJIAN ini dan perjanjian lain yang berkenaan dengan pembiayaan ini yang
dibuat oleh DEBITOR dan KREDITOR, maka DEBITOR dengan ini menyerahkan hak
miliknya secara Fidusia atas BARANG kepada KREDITOR.
5. KREDITOR menerima BARANG tersebut diatas sebagai jaminan dimana syarat dan
ketentuan perjanjian tertuang dan tercantum dalam Akta Jaminan Fidusia yang dibuat di
hadapan notaris dan didaftarkan sesuai Undang-Undang yang berlaku di Negara Republik
Indonesia.
6. PERJANJIAN ini mulai berlaku dan mengikat kedua belah pihak sejak tanggal
ditandatangani oleh DEBITOR dan KREDITOR dan berakhir setelah DEBITOR memenuhi
kewajibannya dengan melunasi semua hutang. Apabila terdapat hal-hal lain yang belum diatur
di dalam PERJANJIAN ini, DEBITOR dan KREDITOR telah sepakat untuk mematuhi
PERJANJIAN yang tercantum dalam Lampiran Syarat dan Ketentuan PERJANJIAN ini
(“SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PERJANJIAN”), dan menjadi addendum yang tidak
bisa dipisahkan dari PERJANJIAN ini.
7. Jika di kemudian hari timbul sengketa atau perselisihan, DEBITOR dan KREDITOR sepakat
untuk menyelesaiaknnya melalui jalur hukum di Pengadilan Negeri Yogyakarta yang
beralamat di Jalan Kapas No.10, Umbulharjo, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, DIY.
Surat perjanjian ini dibuat kedua belah pihak dalam keadaan sadar sepenuhnya serta tanpa
paksaan dari pihak manapun, untuk bisa dipatuhi sebagai mestinya
Menyetujui,
KREDITUR (Istri) DEBITUR
2
https://detiklife.com/2018/12/17/contoh-surat-perjanjian-fidusia-resmi/
5
2.4 Analisis Contoh Perjanjian Pembiayaan dengan Jaminan Fidusia
Pada tanggal 15 Januari 2019 telah dibuatnya perjanjian pembiayaan dengan jaminan
fidusia antara Bank Pengkreditan Madani Sejahtera Abadi, PT dengan Zanuar Mahesa. Dalam
perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia ini dimana Bank Pengkreditan Madani
Sejahtera Abadi sebagai Kreditur (yang memberi pinjaman) dan Zanuar sebagai Debitur (yang
meminjam). Zanuar dalam perjanjian ini juga telah mendapat persetujuan dari istrinya yang
Bernama Yesy Tri Ariyanti.
Bank Pengkreditan dan Zanuar telah sama-sama sepakat dalam perjanjian pembiayaan
dengan jaminan fidusia ini. Bank Pengkreditan Madani Sejahtera Abadi, PT sebagai Kreditur
telah memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk peminjaman uang kepada Zanuar untuk
penyicilan mobil bekas yang telah dibeli oleh Zanuar pada 3 (tiga) bulan lalu. Nah seperti yang
telah dijelaskan dalam latar belakang diatas bahwa kendaraan baik mobil maupun motor
termasuk kedalam barang benda bergerak maka dari itu perjanjian ini dinamakan perjanjian
pembiayaan dengan jaminan fidusia.
Dalam contoh perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia ini berarti barang yang
dijaminkannya itu adalah BPKB Mobil Bekas tersebut yang dibeli oleh Zanuar. Perjanjian
pembiayaan dengan jaminan fidusia ini dapat berakhir apabila Zanuar telah melunasi utang-
utangnya kepada Bank Pengkreditan Madani Sejahtera Abadi,PT, dan juga BPKB milik Zanuar
berhak dikembalikan oleh Bank Pengkreditan Madani Sejahtera Abadi, PT kepada Zanuar.
Namun apabila setelah berjalannya perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia ini
ada timbul sengketa atau perselisihan seperti ingkar janji/wanprestasi dalam pembayaran
angsuran maka untuk menyelesaikannya yaitu melalui jalur hukum yang telah ditentukan oleh
debitur dan kreditur itu sendiri yang tertera dalam perjanjian diatas yaitu di Pengadilan Negeri
Yogyakarta.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan penjabaran di atas mengenai maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Fidusia diatur dalam UU No 42 Tahun 1999, Pengertian jaminan fidusia itu sendiri adalah
hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, contohnya
motor, mobil, dan yang dijaminkan itu biasanya surat-surat kendaraan tersebut seperti
BPKBnya.
2. Dalam contoh perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia yang telah saya cantumkan
dan analisis bahwa perjanjian tersebut antara Bank Pengkreditan Madani Sejahtera Abadi, PT
dengan Zanuar Mahesa. Yang dijaminkan dalam perjanjian ini adalah BPKB Mobil Bekas
milik Zanuar (Debitur) dan Bank Pengkreditan Madani Sejahtera Abadi,PT sebagai Kreditur
yang memberikan pinjaman berupa fasilitas pembiayaan kepada Zanuar dalam bentuk
peminjaman uang.
7
LAMPIRAN
8
9
3
3
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2012/12/Contoh-surat-perjanijian-pembiayaan-dengan-jaminan-
fidusia-FH-UII.pdf
10
DAFTAR PUSTAKA
11