(Yusup Sugiarto)
Peran Notaris/PPAT Dalam Pembuatan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Dalam
Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Di Pt. Bank Tabungan Negara Tbk. Cabang Cirebon)
ABSTRAK
Kebutuhan akan lembaga notariat tidak terlepas dari kebutuhan akan perlunya pembuktian tertulis dalam
lapangan hukum perdata. Mengingat keadaan ini maka notaris tidak saja berperan sebagai orang yang membuat
alat bukti autentik namun juga sebagai penemu hukum. Notaris dalam profesinya sesungguhnya merupakan
instansi yang dengan akta-aktanya menimbulkan alat-alat pembuktian tertulis dengan mempunyai sifat autentik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan penandatanganan akta notaris dalam pembuatan SKMHT
dan akibat hukum penandatanganan akta SKMHT oleh penerima kuasa tidak di hadapan notaris dalam perjanjian
kredit pemilikan rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif,
sedangkan sifat dari penelitiannya sendiri bersifat deskriptif analisis. Penandatanganan akta notaris oleh penerima
kuasa dalam akta SKMHT dimungkinkan untuk dilakukan tidak di hadapan notaris, karena lazimnya suatu akta
SKMHT ada kaitannya dengan akta perjanjian kredit yang telah dibuat terlebih dahulu oleh para pihak. Akibat
hukumnya penerima kuasa dalam akta SKMHT menjadi terikat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada
dalam SKMHT.
Kata kunci: notaris, akta, perdata, kredit, perjanjian.
ABSTRACT
The need for notarial institutions is inseparable from the need for the necessity of verification in the field of civil
law. In view of this situation the notary not only plays the role of the person who makes authentic evidence but
also the inventor of the law. Notary in his profession is in fact an institution which with its deeds evokes written
proof means with authentic nature. This study aims to analyse the execution of the signing of notary deed in the
making of SKMHT and the effect of the signing of SKMHT deed by the power of attorney not before the notary in
the mortgage agreement. The method used in this study is the normative juridical approach, while the nature of
the research itself is descriptive analysis. The signing of notarial deed by the power of attorney in the deed of
SKMHT is possible to be done not in the presence of a notary, because usually a deed of SKMHT is related to the
credit agreement which has been made beforehand by the parties. As a result of the law the power of attorney in
the SKMHT deed becomes bound to comply with the provisions contained in SKMHT.
Keywords: notary, deed, civil, credit, agreement.
1
Vol 5 No 1 Januari 2018 : 1 - 10
2
Peran Notaris/PPAT Dalam Pembuatan Surat Kuasa...
(Yusup Sugiarto)
penduduk Indonesia menjadi 3 (tiga) golongan, diketahui keberadaannya. Kondisi ini menyadarkan
yaitu: golongan Eropa, golongan Timur Asing dan orang-orang yang berkepentingan untuk membuat
golongan Pribumi. Pasal 131 ayat (2) huruf b bukti tertulis yang ditandatangani oleh para pihak
Indische Staatsregeling menyebutkan bahwa: dan saksi-saksi.
Untuk orang-orang pribumi, Timur Asing dan Kebutuhan akan lembaga notariat tidak
bagian dari golongan- golongan ini, seberapa perlu terlepas dari kebutuhan akan perlunya pembuktian
kebutuhan masyarakat mereka itu tertulis dalam lapangan hukum perdata. Mengingat
membutuhkannya, maka mereka itu dapat keadaan ini maka notaris tidak saja berperan sebagai
ditundukkan kepada peraturan-peraturan yang orang yang membuat alat bukti autentik namun juga
berlaku untuk golongan Eropa, dengan seberapa sebagai penemu hukum. Perkembangan dunia usaha
perlu dirubah, atau ditundukkan kepada peraturan- telah mendorong lapangan hukum keperdataan
peraturan yang bersama- sama berlaku untuk untuk senantiasa mengakomodir kebutuhan akan
mereka dan golongan Eropa, sedang selanjutnya pembuktian tertulis. Akta autentik mempunyai
peraturan-peraturan hukum yang berhubungan kekuatan bukti formil dan materiil. Formilnya yaitu
dengan agamanya dan kebiasaannya (adat) tetap bahwa benar para pihak sudah menerangkan apa
dihormati, tetapi dengan ketentuan bahwa dapat yang ditulis dalam akta itu. Materiil, bahwa apa yang
diadakan penyimpangan dari padanya, apabila diterangkan dalam akta adalah benar.8
kepentingan umum atau kebutuhan kemasyarakatan Notaris dalam profesinya sesungguhnya
mereka menghendakinya.6 merupakan instansi yang dengan akta-aktanya
Penggolongan penduduk ke dalam tiga menimbulkan alat-alat pembuktian tertulis dengan
golongan berpengaruh pada sistem hukum perdata mempunyai sifat autentik. Keautentikan suatu akta
yang ada pada masa itu. Keadaan ini mengakibatkan sangat ditentukan oleh terpenuhinya unsur-unsur
adanya pluralisme dalam lapangan hukum perdata. yang ada dalam Pasal 1868 Kitab Undang- Undang
Dengan demikian diperlukan penundukan diri bagi Hukum Perdata. Pasal 1868 Kitab Undang-Undang
golongan penduduk non Eropa agar hukum perdata Hukum Perdata menyebutkan: “suatu akta autentik
barat dapat diberlakukan untuk mereka. Namun ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang
sejak kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus ditentukan oleh Undang-Undang, di buat oleh atau di
1945, Pasal 131 dan Pasal 163 Indische hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa
Staatsregeling tidak berlaku lagi dengan untuk itu di tempat di mana akta itu di buatnya”.9
diberlakukannya Undang- Undang Nomor 3 Tahun Pengaturan Notaris dahulu diatur dalam
1946 tentang Kewarganegaraan dan selanjutnya Reglement op het notarisambt in Nederlands Indie
Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang (Peraturan Jabatan Notaris) Stb 1860 Nomor 3
Dasar 1945 menjadi dasar hukum tetap berlakunya Notaris adalah orang yang berkewenangan untuk
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di Indonesia membuat alat pembuktian tertulis yang autentik.
hingga saat ini. Dalam Pasal 131 Indische Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris menyebutkan:
Staatsregeling, dapatlah diketahui bahwa Notaris adalah pejabat umum yang khusus satu-
penyimpangan dalam penerapan hukum notariat satunya berwenang membuat akta autentik
untuk mereka yang tidak tunduk kepada hukum mengenai semua perbuatan-perbuatan, perjanjian-
perdata. mendapatkan dasar hukumnya pada pasal perjanjian, dan penetapan-penetapan yang
tersebut. Sebab hukum notariat yang erat diharuskan oleh suatu peraturan atau yang di
hubungannya dengan hukum perdata karena pada haruskan oleh suatu peraturan atau yang
dasarnya hukum notariat mengatur kekuatan berkepentingan menghendaki untuk dinyatakan
pembuktian dari akta notaris, hal mana yang di atur dalam suatu akta autentik, menjamin kepastian
dalam Pasal 1868 dan Pasal 1870 Kitab Undang- tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan
Undang Hukum Perdata. Yang pembuktiannya dapat grosnya, salinan dan kutipannya, semua sepanjang
dianggap sah dengan akta Notaris.7 perbuatan akta itu oleh suatu pejabat umum tidak
Dalam masyarakat pribumi segala tindakan juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat
keperdataan dibuktikan dengan adanya saksi-saksi. atau orang lain.10 Keberadaan suatu akta autentik
Keberadaan saksi mempunyai sisi kelemahan, yaitu
bilamana saksi-saksi tersebut telah tidak ada, baik 8
Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata,
dalam arti meninggal dunia atau telah Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek. (Mandar
meninggalkan/pindah ke tempat lain yang tidak Maju Bandung, 2005) hlm. 67
9
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (PT. Pradnya Paramita Jakarta, 2001) hlm.
6
Ibid, hlm. 4 475
7 10
Ibid, hlm. 5 G.H.S. Lumban Tobing Peraturan Jabatan Notaris
3
Vol 5 No 1 Januari 2018 : 1 - 10
sebagai bukti tertulis dibuat atas perintah Undang- pihak di hadapan Notaris maka perjanjian yang
Undang dan dapat juga karena kehendak para pihak. mereka sepakati telah mengikat dan berlaku sebagai
Bahwa Reglement op Het Notaris Ambt in Undang-Undang bagi mereka. Saat
Indonesie (Stb 1860: 3) yang mengatur mengenai penandatanganan akta merupakan salah satu
Jabatan Notaris sudah tidak sesuai lagi dengan penentu lahirnya perjanjian. Dalam dunia praktik
perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat, tidak jarang bahwa penandatanganan akta Notaris
bahwa Notaris merupakan jabatan tertentu yang oleh salah satu pihak yang tidak dilakukan di
menjalankan profesi dalam pelayanan hukum kepada hadapan Notaris. Sebagai contoh, keadaan ini sering
masyarakat, perlu mendapatkan perlindungan dan terjadi berkaitan dengan penandatanganan akta-akta
jaminan demi tercapainya kepastian hukum maka Notaris yang berhubungan dengan dunia perbankan
berdasarkan pertimbangan dibentuk Undang-Undang seperti penandatanganan Akta Kuasa Membebankan
tentang Jabatan Notaris maka terbentuklah Undang- Hak Tanggungan (SKMHT). Penandatanganan
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 SKMHT sering dilakukan secara terpisah antara
Tentang Jabatan Notaris.11 kepala cabang yang mewakili pihak Bank selaku
Suatu akta autentik merupakan alat bukti yang Penerima Hak Tanggungan, adakalanya tidak
sempurna. Pasal 1870 Kitab Undang-Undang Hukum menandatangani akta SKMHT tersebut di hadapan
Perdata menyebutkan: “suatu akta autentik Notaris, hanya pihak pemberi Hak Tanggungan
memberikan di antara para pihak beserta ahli waris sajalah yang biasanya menandatangani aktanya di
ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hal hadapan Notaris.
ini dari pada mereka, suatu bukti sempurna tentang Pelaksanaan penandatanganan akta SKMHT
apa yang ada di dalamannya”. 12 yang tidak dilakukan di hadapan Notaris oleh pihak
Kemajuan dunia usaha dan teknologi telah Bank selaku Penerima Hak Tanggungan, biasanya
banyak membawa pengaruh dalam berbagai aspek dikarenakan kesibukan dan efisiensi waktu. Dari sisi
kehidupan masyarakat. Kecepatan dunia informasi pihak Bank selaku penerima Hak Tanggungan bertitik
yang dapat diperoleh dari berbagai media komunikasi tolak kepada kesibukan yang dimiliki oleh Kepala
sangat membantu setiap orang untuk tetap dapat Cabang Bank dan berkaitan pula sebagai suatu
berkomunikasi meskipun dipisahkan jarak dan bentuk servis atau pelayanan kemudahan yang
tempat. Situasi ini memberikan peluang bagi setiap diberikan kepada Debitur untuk segera dapat
orang untuk tetap dapat menjalankan aktivitas memperoleh pinjaman jika Debitur harus menunggu
usahanya ataupun melakukan kesepakatan- waktu luang dari pihak Bank, maka kepentingannya
kesepakatan melalui prasarana dan sarana untuk mendapatkan sesegera mungkin dana
komunikasi yang ada. Semakin tingginya aktivitas pinjaman akan menjadi tertunda. Keadaan ini
manusia mendorong untuk dilakukannya terobosan- kemungkinan akan berkembang kepada jenis-jenis
terobosan baru dalam aspek sosial-ekonomi. Kondisi akta Notaris lainnya.
ini harus pula di dukung oleh kesiapan dalam Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian
lapangan hukum. Segala kesepakatan yang diambil ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan
oleh pelaku-pelaku usaha baik orang atau badan penandatanganan akta notaris dalam pembuatan
hukum harus tetap mendapat perlindungan dan Surat Kuasa Membebankan Hak
kepastian hukum. Tanggungan(SKMHT) pada perjanjian Kredit
Perjanjian yang dituangkan dalam akta yang Pemilikan Rumah (KPR) dan menganalisis akibat
dibuat di hadapan Notaris selanjutnya ditandatangani hukum penandatanganan akta SKMHT oleh penerima
oleh para pihak, saksi-saksi dan notaris. Pasal 44 kuasa tidak di hadapan notaris dalam perjanjian
Ayat (1) menyebutkan: “segera setelah akta Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
dibacakan, akta tersebut ditandatangani oleh setiap Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu
penghadap, saksi dan Notaris, kecuali apabila ada sebagai bahan masukan dan pengembangan
penghadap yang tidak dapat membubuhkan tanda pemikiran dalam bidang ilmu hukum perdata
tangan dengan menyebutkan alasannya”.13 khususnya tentang akta Notaris dan masukan bagi
Dengan ditandatanganinya akta oleh para masyarakat dalam pembuatan akta Notaris
khususnya akta SKMHT (Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan).
(Penerbit Erlangga Jakarta, 1992) hlm. 31
11 Metode Penelitian
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris. Penelitian ini merupakan sarana pokok dalam
12
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio Op. Cit. hlm. 475 pengembangan ilmu pengetahuan yang bertujuan
13
Pedoman Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris, untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,
(CV. Medya Duta Jakarta, 2005) hlm. 116
4
Peran Notaris/PPAT Dalam Pembuatan Surat Kuasa...
(Yusup Sugiarto)
metodologis dan konsisten melalui proses penelitian Pelaksanaan Penandatanganan Akta Notaris
tersebut, untuk itu perlu diadakan analisis terhadap
Pada Pasal 16 ayat (1) huruf l dapat diketahui
data yang telah dikumpulkan dan diolah. Metode
bahwa sebelum akta ditandatangani oleh para
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
penghadap, saksi-saksi dan notaris harus dibacakan
adalah pendekatan yuridis normatif yaitu
terlebih dahulu. Pembacaan ini dilakukan baik
menggunakan data sekunder sebagai sumber utama
terhadap akta para pihak (partij acte) ataupun akta
dan kalaupun ada data lapangan, data tersebut tidak
pejabat (amtelijke acte).
lebih hanya sekedar merupakan data penunjang bagi
Selama pembacaan akta dilangsungkan oleh
data sekunder. Sedangkan sifat dari penelitiannya
notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, para
sendiri bersifat deskriptif analisis.
penghadap di beri kesempatan untuk melakukan
Penelitian yang dilakukan penulis bersifat
perubahan ataupun penambahan isi akta itu.
deskriptif analisis. Penelitian deskriptif adalah jika
Keinginan atau kehendak dari para penghadap itu
penelitian bertujuan untuk menggambarkan secara
dapat langsung disampaikan kepada notaris.
cermat karakteristik dari fakta-fakta (individu,
Perubahan atau penambahan isi akta
kelompok atau keadaan), dan untuk menentukan
(renvooi) dilakukan atas kehendak dari para
frekuensi sesuatu yang terjadi. Lebih lanjut
penghadap. Setiap renvooi yang ada dalam akta
dikatakan, bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk
harus diberi parap, oleh para penghadap yang
memberikan deskripsi yang seteliti mungkin tentang
menandatangani akta tersebut. Pemberian parap ini
suatu keadaan.
dimaksudkan sebagai pengesahan dari adanya
Bahan atau sumber hukum sekunder yaitu
perubahan atau penambahan yang dikehendaki oleh
bahan-bahan pustaka yang berisi dan penjelasan
para penghadap. Renvooi berarti penunjukan kepada
tentang bahan hukum primer yang berisi
catatan di sisi akta tentang tambahan, coretan dan
pengetahuan ilmiah yang baru atau mutakhir, atau
penggantian yang disahkan.14
pengetahuan baru tentang fakta yang diketahui
Pembacaan akta dilakukan dengan
maupun mengenai gagasan atau ide, mencakup:
menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh
buku-buku hasil penelitian dan karya ilmiah bidang
para penghadap. Apabila penghadap tidak dapat
hukum.
mengerti bahasa yang digunakan oleh notaris maka
Bertolak dari jenis dan sumber data di atas,
pembacaan akta dapat dilaksanakan pada bagian
maka teknik pengumpulan data yang ditempuh
penutupan akta.
dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yakni
Setelah pembacaan akta dilakukan oleh
penelitian terhadap berbagai data sekunder yang
notaris di hadapan para penghadap, saksi-saksi dan
diperoleh dari buku- buku literatur dan bahan-bahan
notaris. Yang dimaksud dengan saksi adalah saksi
hukum yang relevan dengan objek penelitian, yaitu
instumenter bukan saksi yang seperti disebutkan
tentang perlindungan hukum terhadap masyarakat
dalam pasal 40 ayat (3) Undang-Undang Jabatan
dalam pembuatan akta Notaris khususnya Surat
Notaris, yaitu saksi pengenal. Saksi pengenal tidak
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT)
harus tanda tangan namun apabila saksi pengenal
dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
turut memberikan tanda tangan dalam akta, maka
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode analitis yuridis kualitatif. Pendekatan untuk itu pun tidak terdapat keberatan oleh undang-
kualitatif akan menghasilkan data deskriptif, yaitu undang. Pemberian tanda tangan oleh saksi
pengenal tidak mempengaruhi keautentikan dari akta
menggambarkan mengenai keadaan atau perilaku
tersebut.
nyata dari objek penulisan secara utuh secara
Pelaksanaan penandatanganan akta harus
sehingga peneliti dapat memahami, mengerti dan
didahului pembacaan akta. Hal ini berarti
pada akhirnya menjelaskan setiap gejala yang diteliti.
penandatanganan akta dilaksanakan setelah
Analisa data dilakukan secara yuridis kualitatif
pembacaan akta oleh notaris. Apabila penghadap
hal ini bertolak dari maksud penelitian yang tidak
menandatangani akta tanpa kepadanya dilakukan
hanya untuk menggambarkan atau menjelaskan data
pembacaan maka akta itu menjadi kehilangan sifat
analisis saja, melainkan juga mengungkapkan realitas
keautentikannya.
aspek hukum yang ideal dan diharapkan dalam
Penandatanganan akta merupakan bukti
perlindungan hukum terhadap masyarakat dalam
pembuatan akta Notaris khususnya Surat Kuasa bahwa akta itu mengikat bagi para pihak sehingga
penandatanganan merupakan syarat mutlak bagi
Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) dalam
perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 14
R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia
HASIL DAN PEMBAHASAN Suatu Penjelasan (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
1993), hal. 55-56
5
Vol 5 No 1 Januari 2018 : 1 - 10
mengikatnya akta tersebut. Pembubuhan tanda tidak dapat ditarik kembali atau tidak dapat berakhir
tangan merupakan salah satu rangkaian dari oleh sebab apa pun juga kecuali karena kuasa
peresmian akta (verlijden). Pemberian tanda tangan tersebut telah di laksanakan atau karena telah habis
dilakukan pada bagian bawah akta, pada bagian jangka waktunya. Surat kuasa membebankan hak
kertas yang masih kosong. Pembubuhan tanda tanggungan mengenai hak atas tanah yang sudah
tangan pada akta harus dinyatakan secara tegas terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan akta
pada bagian akta, pernyataan ini diberikan pada pemberian hak tanggungan selambat-lambatnya 1
bagian akhir akta sebagaimana ditentukan oleh 44 (satu) bulan sesudah diberikan. Surat kuasa
ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris. membebankan hak tanggungan mengenai hak atas
Berdasarkan penelitian di lapangan, diperoleh tanah yang belum terdaftar wajib di ikuti dengan
gambaran yang jelas tentang keadaan responden. pembuatan akta pemberian hak tanggungan
Selanjutnya akan diuraikan mengenai tindakan yang selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah
diambil oleh notaris bila ada pihak penerima kuasa diberikan.
dalam akta SKMHT yang tidak dapat hadir pada Bentuk dan isi akta pemberian hak
waktu penandatanganan akta. Pernyataan dari tanggungan, bentuk dan isi buku tanah hak
responden, untuk pertama kalinya semuanya tanggungan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
menyatakan apabila para pihak tidak dapat datang tata cara pemberian dan pendaftaran hak
pada saat penandatanganan, maka tanggungan ditetapkan dan diselenggarakan
penandatanganan akta ditunda pelaksanaannya. berdasarkan peraturan pemerintah sebagaimana
Penundaan ini dilakukan sampai para pihak telah dimaksud dalam pasal 19 Undang-Undang Nomor 5
mendapat kesepakatan tentang waktu untuk tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
dilakukannya penandatanganan. Dalam hal ini para Agraria. Surat kuasa membebankan hak tanggungan
responden tidak membatasi sampai berapa lama yang diberikan untuk menjamin pelunasan jenis-jenis
jangka waktu penundaan penandatanganan yang kredit usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam
akan dilakukan oleh para pihak atau dengan secara surat.
disusulkan oleh salah satu pihak dalam perjanjian. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hal ini dikarenakan jenis akta yang dibuat adalah Hak Tanggungan, bertujuan memberikan landasan
akta para pihak (partij acta), maka segala hal yang untuk dapat berlakunya lembaga hak tanggungan
berkaitan dengan kesepakatan yang ada diserahkan yang kuat, di antaranya mengenai kedudukan surat
kepada para pihak yang membuat perjanjian. kuasa membebankan hak tanggungan (SKMHT).
Nilai autentik suatu akta notaris tidak terlepas Dalam hal pemberi hak tanggungan tidak dapat hadir
dari dipenuhi atau tidaknya suatu prosedur yang di hadapan PPAT atau notaris, Pasal 15 ayat (1)
telah ditentukan dalam peraturan yang mengaturnya Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996 memberi
yang dalam hal ini adalah Peraturan Jabatan Notaris. kesempatan kepada pemberi hak tanggungan untuk
Suatu akta dapat dikatakan autentik apabila menggunakan SKMHT.
memenuhi: Pembuatan SKMHT juga dimungkinkan dalam
1. Akta notaris adalah akta yang dibuat oleh di hal hak atas tanah yang menjadi obyek hak
hadapan yang berwenang untuk itu; tanggungan belum mempunyai sertifikat. Dalam
2. Ada kepastian tanggalnya perjanjian kredit pemilikan rumah (KPR) debitur
3. Ada kepastian siapa yang menandatangani, penerima kredit memberikan jaminan berupa rumah
ditandatangani oleh yang bersangkutan sendiri; dan tanah yang dibeli dari fasilitas kredit bank
4. Notaris telah menasihatkan sebelum akta dibuat, tersebut. Pihak bank pemberi kredit biasanya hanya
mana yang dilarang dan mana yang tidak; sebagai pemegang SKMHT saja, karena sertifikat hak
5. Kalau ada yang menyangkal kebenaran akta itu, atas tanah yang menjadi obyek jaminan belum
maka yang menyangkal tersebut yang harus dilakukan secara individual.
membuktikan, yang disangkal tidak usah Dalam Pasal 51 Undang-Undang Nomor 5
membuktikan apa-apa; Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria,
6. Akta notaris harus dirahasiakan oleh notaris.15 sudah disediakan lembaga hak jaminan yang kuat,
yaitu hak tanggungan yang dapat dibebankan pada
Syarat Sahnya Akta SKMHT yang Dibuat oleh
hak atas tanah sebagai pengganti hypotheek dan
Notaris
credietverband. Selama 30 (tiga puluh) tahun lebih
Kuasa untuk membebaskan hak tanggungan sejak mulai berlakunya UUPA, lembaga hak
tanggungan tersebut belum dapat berfungsi
15
A. Kohar, Notaris dalam Praktek Hukum (Bandung:
sebagaimana mestinya, karena belum adanya
Penerbit Alumni, 1983), hal. 31 undang-undang yang mengatur secara lengkap.
6
Peran Notaris/PPAT Dalam Pembuatan Surat Kuasa...
(Yusup Sugiarto)
Selama kurun waktu tersebut berlangsung ketentuan beberapa unsur pokok, yaitu:
peralihan yaitu Pasal 57 UPA, masih diberlakukan 1. Hak Tanggungan adalah hak jaminan untuk
ketentuan hypotheek sebagaimana diatur dalam pelunasan utang;
buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dan 2. Obyek hak tanggungan adalah hak-hak atas
ketentuan credietverband dalam Stb. 1908.542. yang tanah sesuai UUPA;
telah di ubah dengan Stb. 1937.190. Ketentuan- 3. Hak tanggungan dapat dibebankan atas
ketentuan tersebut berasal dari zaman Belanda dan tanahnya saja, tetapi dapat juga dibebankan
didasarkan pada hukum tanah adat yang berlaku berikut benda-benda lain yang merupakan satu
sebelum adanya hukum tanah nasional. Oleh karena kesatuan dengan tanah;
itu yang dalam kenyataannya tidak dapat 4. Utang yang dijaminkan suatu utang tertentu;
menampung perkembangan yang terjadi dalam 5. Memberikan kedudukan yang diutamakan
bidang perkreditan dan hak jaminan sebagai akibat kepada kreditur tertentu terhadap kreditur lain.
dari kemajuan pembangunan ekonomi. Selama prestasi dalam perjanjian kredit yang
Diberlakukannya Undang Undang Nomor 4 dijaminkan dengan hak tanggungan dipenuhi dengan
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, atas tanah baik oleh debitur, maka hak tanggungan sebagai hak
beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah jaminan tidak kelihatan fungsinya. Hak tanggungan
(UUHT), amat berarti dalam menciptakan unifikasi baru berfungsi apabila debitur cedera janji. Sebelum
hukum tanah nasional, khususnya di bidang hak diundangkan Undang-Undang Hak Tanggungan,
jaminan atas tanah. Kenyataan menunjukkan bahwa dalam praktik perbankan, surat kuasa memasang
dalam praktik pelaksanaan penjaminan atas tanah hipotek (SKMH) jarang sekali, atau hampir tidak
selama ini telah terjadi hal-hal yang tidak mendukung pernah dilakukan pemasangan hipotek secara nyata.
keberadaan suatu lembaga hak jaminan yang kuat Ada beberapa alasan yang menyebabkan kreditur
dengan segala dampaknya, seperti yang terjadi tidak langsung memasang hipotek, antara lain:
dalam praktik yang seolah-olah melembagakan surat 1. Proses pemasangan hipotek relatif lama;
kuasa memasang hipotek (SKMH). 2. Bank cukup lama mengenal bonafiditas dan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang karakter debitur;
Hak Tanggungan, bertujuan memberikan landasan 3. Biaya pembebanan hipotek dirasakan sangat
untuk dapat berlakunya lembaga hak tanggungan mahal oleh debitur, oleh karena itu debitur
yang kuat yang di dalamnya antara lain menegaskan merasa keberatan apabila bank (kreditur)
atau meluruskan persepsi yang isinya serta syarat mengharuskan agar dilakukan langsung
berlakunya berbeda dengan surat kuasa memasang pemasangan hipotek atas jaminan yang
hipotek (SKMH) yang lalu. Sebelum berlakunya diserahkan oleh debitur.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Dalam hal pemberi hak tanggungan tidak
Tanggungan atau UUHT, jarang sekali atau bahkan dapat hadir di hadapan notaris atau PPAT, Pasal 115
tidak terjadi pihak- pihak menempuh langsung Undang-Undang Hak Tanggungan memberikan
pembebanan hipotek, yang selalu terjadi adalah kesempatan kepada pemberi hak tanggungan untuk
pembuatan kuasa memasang hipotek (SKMH) menggunakan surat kuasa membebankan hak
dengan beberapa alasan, antara lain: tanggungan (SKMHT). Pemberi hak tanggungan
1. Proses penandatanganan akta hipotek sampai wajib menunjuk pihak lain sebagai kuasanya dengan
keluarnya sertifikat hipotek memerlukan waktu SKMHT yang berbentuk autentik dan harus
yang lama; memenuhi syarat ketentuan sebagai berikut:
2. Biaya mahal; 1. Tidak memuat kuasa untuk melakukan
3. Pihak Kreditur yang sudah mengenal debitur perbuatan hukum lain selain membebankan hak
dengan baik merasa tidak perlu menempuh tanggungan;
pembebanan secara langsung karena merasa 2. Tidak memuat kuasa substitusi yaitu
cukup aman. penggantian penerima kuasa melalui pengalihan
Hak Tanggungan awal mulanya berasal dari sehingga ada penerima kuasa baru;
hak hipotek yang merupakan komponen hukum dan 3. Mencantumkan secara jelas obyek hak
bagian dari hukum benda yang secara substansial tanggungan, jumlah utang dan nama serta
diatur dalam Buku II Kitab Undang Undang Hukum identitas kreditur dan debitur.
Perdata. Untuk selanjutnya hak tanggungan diatur Hak tanggungan atas tanah beserta benda-
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang benda yang berkaitan dengan tanah, yang
Hak Tanggungan (UUHT). Dari ketentuan Pasal 1 selanjutnya disebut hak tanggungan, adalah hak
ayat (1) Undang-Undang Hak Tanggungan dapat jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
disimpulkan bahwa hak tanggungan terdiri dari sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
7
Vol 5 No 1 Januari 2018 : 1 - 10
8
Peran Notaris/PPAT Dalam Pembuatan Surat Kuasa...
(Yusup Sugiarto)
hak tanggungan dari beban yang melebihi harga akta SKMHT selaku penerima kuasa di hadapan
pembeliannya maka, pembeli benda tersebut dapat notaris.
mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan Hal ini terjadi mengingat akan kesibukan pimpinan
negeri yang daerah hukumnya meliputi letak obyek bank ataupun karyawan yang mendapat kuasa
hak tanggungan yang bersangkut untuk menetapkan khusus tersebut, juga yang biasanya pihak debitur
pembersihan itu dan sekaligus menetapkan ataupun pemberi jaminan sudah mengetahui apa
ketentuan mengenai pembagian hasil penjualan dan bagaimana isi akta SKMHT tersebut. Semua ini
lelang di antara para yang berpiutang permohonan dikarenakan suatu akta perjanjian kredit yang telah
pembersihan obyek hak tanggungan dari hak ditandatangani terlebih dahulu oleh kedua belah
tanggungan yang membebaninya tidak dapat pihak di hadapan notaris. Kecuali penandatanganan
dilakukan oleh pembeli benda tersebut apabila akta SKMHT bersama dengan penandatanganan akta
pembelian demikian itu dilakukan dengan jual beli perjanjian kredit, maka pihak bank selaku penerima
sukarela dan dalam akta pemberian hak tanggungan kuasa biasanya menandatangani akta SKMHT
yang bersangkutan para pihak telah dengan tegas tersebut di hadapan notaris.
menjanjikan bahwa obyek hak tanggungan tidak Akta SKMHT sudah berbentuk akta baku, yang
akan dibersihkan dari beban hak tanggungan pencetakannya dilakukan oleh badan pertanahan
menurut peraturan perundang- undangan yang nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
berlaku. sehingga poin yang diisikan di dalam akta SKMHT
Dengan hapusnya hak tanggungan, sertifikat adalah menyangkut besarnya pinjaman, nilai barang
hak tanggungan yang bersangkutan ditarik dan jaminan, surat-surat yang berkenaan dengan barang
bersama-sama buku-tanah hak tanggungan jaminan seperti uraian mengenai sertifikat tanahnya,
dinyatakan tidak beriaku lagi oleh kantor pertanahan. lokasi dan segala sesuatu yang menyangkut dengan
Sertifikat hak tanggungan yang telah diberi catatan barang jaminan tersebut.
oleh kreditor bahwa hak tanggungan hapus karena Jadi jika kemudian ternyata ada akta SKMHT yang
piutang yang dijamin pelunasannya dengan hak penerima kuasanya, yaitu pihak bank (kreditur) tidak
tanggungan itu sudah lunas, atau pernyataan tertulis menandatanganinya di hadapan notaris, hal itu
dari kreditor bahwa hak tanggungan telah hapus sudah diketahui dan disetujui dan biasanya tidak ada
karena piutang yang dijamin pelunasannya dengan keberatan dari pihak debitur ataupun pemberi
hak tanggungan yang bersangkutan. jaminan, semua itu juga dikaitkan dengan efisiensi
Apabila pelunasan utang dilakukan dengan waktu, agar kredit bisa segera dicairkan dan
cara angsuran sebagaimana hapusnya hak tentunya hal ini juga tidak terlalu merisaukan, apalagi
tanggungan pada bagian obyek hak tanggungan bila dilihat pada kenyataan bahwa dalam suatu akta
yang bersangkutan dicatat pada buku tanah dan surat kuasa tidak selalu penerima kuasa ikut
sertifikat hak tanggungan serta pada buku tanah dan bertandatangan.
sertifikat hak atas tanah yang telah bebas dari hak
SIMPULAN
tanggungan yang semula membebaninya.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan,
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
penandatanganan akta notaris oleh penerima kuasa
Eksekusi Hak Tanggungan
dalam akta SKMHT dimungkinkan untuk dilakukan
Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi hak tidak di hadapan notaris, karena lazimnya suatu akta
tanggungan dengan cara yang bertentangan dengan SKMHT ada kaitannya dengan akta perjanjian kredit
ketentuan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 yang telah dibuat terlebih dahulu oleh para pihak,
tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- sehingga cara seperti itu sudah diketahui dan
benda yang Berkaitan Dengan Tanah pada ayat (i), disetujui oleh para pihak, apalagi jika melihat
ayat (2), dan ayat (3) maka batal demi hukum kesibukan penerima kuasa biasanya diwakili oleh
sampai saat pengumuman untuk lelang dikeluarkan, pimpinan atau karyawan bank yang bertindak
penjualan dapat dihindarkan dengan pelunasan berdasarkan suatu surat kuasa dari bank yang
utang yang dijamin dengan hak tanggungan itu bersangkutan.
beserta biaya-biaya eksekusi yang telah dikeluarkan. Akibat hukumnya penerima kuasa dalam akta
Khusus untuk akta surat kuasa membebankan hak SKMHT menjadi terikat untuk mematuhi ketentuan-
tanggungan (SKMHT) biasanya ketentuan tersebut ketentuan yang ada dalam SKMHT. Walaupun
tidak mutlak harus dipenuhi dan lebih sering terjadi sebenarnya suatu surat kuasa tidak ada keharusan
pihak bank selaku penerima kuasa yang biasanya untuk penerima kuasa ikut menandatangani akta
diwakili oleh pimpinan atau karyawan yang tersebut, akan tetapi oleh karena kata SKMHT sudah
mendapat surat kuasa khusus tidak menandatangani ada bentuk baku yang dikeluarkan oleh Badan
9
Vol 5 No 1 Januari 2018 : 1 - 10
Pertanahan Nasional, maka penandatanganan akta Kartono, 1982, Persetujuan Jual Beli, Pradnya
notaris oleh penerima kuasa yang dilakukan tidak di Paramita, Jakarta.
hadapan notaris, tentunya hal ini tidak menyalahi
R. Setiawan, 2006, Pokok-Pokok Hukum Perikatan,
ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 ayat (1)
Putra A. Bardin, Bandung.
Undang Undang Jabatan Notaris, dan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 ayat (7) R. Soegondo Notodisoerjo, 1993, Hukum Notariat di
Undang- Undang Jabatan Notaris tersebut. Indonesia Suatu
Penandatanganan akta secara umum tetap
Penjelasan, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
diupayakan untuk tetap berpegangan pada pasal 16
ayat (1) yang mengatur tentang pembacaan akta di R. Subekti, 2004, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa,
hadapan penghadap, dengan dihadiri oleh paling Jakarta.
sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada R. Wiryono, Prodjodikoro, 1993, Azaz-Azaz Hukum
saat itu juga oleh para penghadap, saksi dan notaris, Perjanjian, Sumur
sehingga jika dikemudian hari atas objek tanggungan
perlu dilakukan eksekusi hal ini dapat berjalan Bandung, Jakarta.
dengan lancar dan tidak menghadapi hambatan yang Sahrani, Riduan, 2006, Seluk-Beluk dan Asas-Asas
tidak diinginkan oleh bank selaku kreditur. Hukum Perdata, Edisi Pertama Cetakan Ke-2,
PT. Alumni, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Soekamto, Soerjono, 1986, Penelitian Hukum,
Universitas Indonesia
A. Pitlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, PT. Press, Jakarta.
Internusa, Jakarta. Andasasmita, Komar,
1990, Notaris dengan Sejarah, Peranan, Soerjono Soekamto dan Sri Mamuji, 1986, Penelitian
Hukum
Tugas-Kewajiban, Rahasia Jabatannya, Sumur
Bandung, Jakarta. Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali, Jakarta
Ashshofa, Burhan, 2001, Metoda Penelitian Hukum, Sudarsono, 2005, Kamus Hukum, Rineka Cipta,
Rineka Cipta, Jakarta. Jakarta.
Dwidjosusastro, Sunardi, 2002, Perlindungan Hukum Tan Thong Kie, 2000, Studi Notaris & Serba-Serbi
dalam Warta Praktek Notaris, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta.
Hukum dan Perundang-Undangan, Edisi kedelapan
Tahun IV: 2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
G.H.S. Lumban Tobing, 1992, Peraturan Jabatan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang
Notaris, Airlangga, Jakarta. Undang-Undang Hak Tanggungan.
J. Satrio. 1999, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris.
10