Finka Saradila
Mahasiswa Magister Kenotariatan Pascasarjana Universitas Mataram
Jln. Majapahit No. 62 Mataram 83125,
Telp. (0370), 633035, Fax. 626954
Email: finkasaradila@gmail.com
ABSTRAK
Kedudukan pemberi fiducia semakin kuat maka dalam undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Fidusia, Pasal 29 ayat (1) huruf c, ditambah ketentuannya menjadi, jika pemberi fiducia cidera janji,
maka penerima fiducia dapat menjual langsung obyek jaminan fiducia melalui penjualan di bawah
tangan. Dalam Pasal 29 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia yang
memberikan kewenangan kepada pihak penerima fidusia/kreditor fidusia untuk menjual barang
jaminan dengan cara di bawah tangan kesepakatan antara pihak penerima/kreditor fiducia, dengan
pemberi/ debitur fiducia. Setelah jangka waktu satu bulan setelah jatuh tempo debitur wanprestasi,
ketentuan tersebut harus ditambah satu ayat yang isinya: kesepakatan antara pemberi dan penerima
fidusia di cantumkan diawal perjanjian, sehingga berbunyi; sejak debitur fiducia wanprestasi maka
telah terjadi kesepakatan antara pemberi dan penerima fidusia, penerima fidusia berhak menjual
barang jaminan dengan cara di bawah tangan. Dalam Pasal 29 ayat (1) huruf c ada ketentuan yang
menyatakan bahwa untuk menjual barang jaminan harus diumumkan dalam dua surat kabar dalam
waktu 1 bulan. ketentuan ini harus ditambah satu ayat, sehingga berbunyi; jika dalam jangka waktu
buku berakhir terdapat pembeli barang jaminan fiducia dengan harga yang mengutungkan, maka
jangka waktu pengganti satu bulan sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat (1) dicabut.
Kata Kunci: Objek, Jaminan Fidusia, Kredit Macet.
ABSTRACT
The position of the fiducia giver is stronger in Law No. 42 of 1999 on Fiduciary, Article 29 paragraph (1) letter
c, plus the provision becomes, if the fiducia giver promises injury, the fiducia receiver may sell the fiduciary
securities directly through the sale under the hand . Article 29 Paragraph (1) Sub-Paragraph c of Law Number
42 Year 1999 concerning Fiduciary authorizing fiduciary / fiduciary recipients to sell the guarantee goods under
the agreement of the fiducia receiver / creditor, with the fiducia lender / debtor . After a period of one month
after the due date of the default debtor, the provision shall be supplemented by one paragraph whose contents:
an agreement between the giver and the fiduciary receiver shall be indicated at the beginning of the agreement,
so as to read; since the debtor fiducia wanprestasi then there has been agreement between the giver and receiver
fidusia, fiduciary recipients are entitled to sell the collateral goods in a way under the hand. In Article 29
paragraph (1) letter c there is a provision stipulating that to sell the guarantee goods must be announced in two
newspapers within 1 month. this provision shall be added by one verse, so as to read; if within the period of the
end of the book there is a buyer of fiducia guaranty goods at a redemptive price, then the one month replacement
period as stipulated in Article 29 paragraph (1) shall be revoked.
Keywords: Object, Fiduciary Guarantee, Bad Credit.
memberikan sifat droit pada fidusia, maka d. Fidusia Memberikan Kedudukan Di-
hak kreditor tetap mengikuti bendanya ke utamakan (Sifat Droit de Preference)
dalam siapa pun ia berpindah, termasuk Bahwa Penerima Fidusia memiliki
terhadap pihak ketiga pemilik baru, yang hak yang didahulukan atau diutamakan
berkedudukan sebagai pihak ketiga terhadap kreditor lainnya, yaitu hak Pene-
pemberi jaminan9. rima Fidusia untuk mengambil pelunasan
Prinsip droit de suite ini dapat di- piutangnya atas hasil eksekusi (penjualan)
simpangi atau dikecualikan, dalam hal dari benda yang menjadi objek Jaminan
kebendaan yang dijadikan sebagai objek Fidusia. Hak untuk mengambil pelunasan
Jaminan Fidusia berupa benda atau barang piutang ini modal dari kreditor lainnya
persediaan (inventory), seperti barang jadi yang tidak dijamin dengan fidusia,
(fInished good) yang diproduksi dan walaupun Penerima Fidusia termasuk
dipasarkan Pemben Fidusia. Pengecualian orang yang pailit atau dilikuidasi. Hak
prinsip droit de suite ini dinyatakan dalam utama dari Penerima Fidusia tidak hapus
klausul terakhir ketentuan dalam Pasal 21 karena ada-nya kepailitan dan/atau
Undang-Undang Fidusia, “kecuali pengali- likuidasi dari Penerima Fidusia, berhubung
han atas benda persediaan yang menjadi benda yang menjadi objek jaminan fidusia
objek Jaminan Fidusia”. Dengan demikian tidak termasuk dalam budel kepailitan
berarti sifat hak kebendaan berupa droit de Pemberi Fidusia. Ketentuan ini
suite tidak berlaku terhadap benda-benda berhubungan dengan ketentuan bahwa
persediaan, yaitu stok barang dagangan Jaminan Fidusia merupa-kan hak agunan
Pengecualian ini didasarkan pada sifat atas kebendaan pelunasan utang. Hal ini
kebendaannya berupa barang-barang daga- sejalan dengan ketentuan dalam Undang-
ngan, yang memang untuk didagangkan Undang Nomor 37 Tahun 2004
atau dipenjual belikan, sehingga sifat droit sebagaimana diterangkan di atas, yang
de suite dengan sendirinya tidak dapat menentukan bahwa benda yang menjadi
diterapkan kepada kebendaan yang dimak- objek jaminan kebendaan, termasuk Jami-
sud. nan Fidusia berada di luar kepailitan dan/
atau likuidasi.
Jadi dalam hal Pemberi Fidusia
cidera janji tetapi masih mengalihkan Penerima Fidusia tergolong kreditor
benda persediaan yang menjadi objek yang mempunyai kedudukan terkuak, se-
Jaminan Fidusia tersebut, maka bila kontra perti halnya pemegang gadai dari hipotek
pres-tasinya sudah di tangan debitur, hasil serta hak tanggungan, yang pemenuhan
dari pengalihan tersebut demi hukum piutangnya harus dilakukan terlebih dahulu
menjadi pengganti objek Jaminan Fidusia dari kreditor-kreditor lainnya yang diambil
yang telah dialihkan. Namun bila kontra dari hasil eksekusi benda yang dijadikan
prestasinya sudah berbentuk tagihan, maka objek jaminan fidusia. Dia adalah kreditor
tagihan itu mengganti objek jaminan yang yang preferen atau separatis.11
menghasil-kan tagihan itu. Kesemuanya Demikian pula jika yang dinyatakan
terjadi secara otomatis. Konsekuensinya, pailit itu adalah kreditor (penerima
bila kita terima benda fidusia sementara fidusia), maka benda yang menjadi objek
jadi jaminan, milik kreditor (penerima Jaminan Fidusia tidak termasuk sebagai
fidusia), maka kreditor mempunyai hak budel ke-pailitan dari kreditor (Penerima
tuntut revindicatie atas benda-benda Fidusia), sebab pengalihan hak pemilikan
pengganti tersebut10. suatu benda yang menjadi objek Jaminan
9 11
J. Satrio, Op. Cit, hlm. 278. Soedewi Masjchoen Sofwan, Himpunan Karya
10
Rahmad Usman, Op. Cit., hlm. 167. tentang Hukum Jaminan, Yogyakarta, Liberty, 1977, hlm. 38.
jaminan kebendaan bagi pelunasan utang- beralih, sehingga dalam hal objek jaminan
utangnya. dipindahtangankan kepada pihak lain,
maka Si pemegang jaminan tetap akan
Dalam hukum jaminan, kualitas
dapat melakukan pelunasan piutangnya
kreditor digolongkan menjadi beberapa
dengan benda tersebut. Kekhususan
tingkatan berdasarkan kedudukannya,
lainnya yang juga sebagai ciri khas dan
antara lain16:
jaminan ke-bendaan adalah jika debitor
a. Kreditor separatis; dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga,
b. Kreditor preferen; maka kreditor separatis tetap dapat
c. Kreditor konkuren. melakukan pelunasan dengan objek
Kedudukan seorang kreditor yang jaminan tersebut seolah-oleh tidak pernah
memiliki hak parate eksekusi selalu terjadi pailit.
mempunyai hak untuk mendahului karena 2. Eksekusi Jaminan Fiducia Jika
kedudukan seorang kreditor atas hak untuk Debitur Wanprestasi
melakukan penjualan atas kekuasaan sen-
diri adalah kreditor pemegang jaminan a. Eksekusi Sebagai Upaya Pemenuhan
pertama, sehingga dapat dikatakan bahwa Hak Kreditur (Penerima Fiducia)
diantara pemegang jaminan yang lainnya Eksekusi pada dasarnya adalah tinda-
atau diantara yang sama-sama sebagal kan melaksanakan atau menjalankan ke-
kreditor preferen. Kreditor yang memiliki putusan pengadilan. Menurut Pasal 195
kewenangan parate eksekusf selalu H.I.R pengertian eksekusi adalah
menem-pati posisi yang paling tinggi, hal menjalan-kan putusan hakim oleh
ini sesuai dengan asas hukum dalam pengadilan. “Hak menjalankan putusan
menentukan peringkat jaminan kebendaan, hakim” sebagaimana diatur dalam Hukum
dimana jami-nan kebendaan yang lahir Acara Perdata me-rupakan keseluruhan
lebih dulu menempati urutan yang lebih ketentuan-ketentuan yang mengatur
tinggi dan kewenangan parate eksekusi tentang yang dapat diper-gunakan untuk
hanya dimiliki oleh pemegang jaminan memaksa seorang yang dikalahkan
kebendaan per-tama. perkaranya untuk melakukan apa yang
diwajibkan kepadanya sesuai dengan amar
Tidak seperti halnya kreditor kon-
putusan hakim, bilamana pihak yang
kuren yang harus berlomba dengan
dikalahkan tidak melakukannya secara
kreditor konkuren lainnya secara
sukarela, maka pihak yang dime-nangkan
pembagian ber-imbang dalam melakukan
dengan mengajukan dapat melak-sanakan
pelunasan pi-utangnya, bagi kreditor
isi putusan kepada Ketua Pe-ngadilan
dengan hak parate eksekusi dia selalu
Negeri dimana perkara tersebut diajukan
memilki kedudukan yang istimewa dan
dengan bantuan alat-alat paksa.
berlapis, karena ketika dia memperoleh
kedudukan yang khusus, hak atas jammnan Sudikno Mertakusumo juga
umum sebagaimana diatur dalam pasal menyata-kan bahwa pelaksanaan putusan
1131 KUH Perdata juga tetap tidak Hakim atau eksekusi berarti rnenguangkan
menjadi hilang. Sebagai akibat dan bagian ter-tentu dari harta kekayaan pihak
pemegang hak jaminan kebendaan, seorang yang dikalahkan atau debitor dengan
kreditor parate eksekusi memiliki semua tujuan me-menuhi putusan guna
hak-hak kebendaan yang diberikan oleh kepentingan pihak yang dimenangkan atau
undang-undang seperti misalnya me- kreditor.17 Lebih rinci lagi pendapat
ngenal sifat draft de suite yaitu suatu sifat Darwin Prinst yang meberikan pengertian
kebendaan yang akan tetap mengikuti eksekusi adalah pelaksanaan secara resmi
bendanya kemanapun benda jaminan itu suatu Putusan Pengadilan di bawah
16 17
Ibid Sudikno Mertokusurno, op cit., hal. 216
dapat dikatakan wanprestasi? Dalam baik, maka benda Jaminan tidak nampak
perjanjian yang telah menentukan batas perannya tetapi manakala dehitor tidak
waktu pembayarannya, maka waktu saat memenuhi kewajibannya sesuai dengan
debitor wanprestasi akan diatur yang diper-janjikan dengan kreditor, dalam
berdasarkan klausula perjanjiannya. Dalam hal de-mikian debitor dikatakan tclah
penjanjian kredit yang menentukan cidera janji, dengan demikian fungsi benda
kewajiban cicilan pada setiap bulannya, jamman baru nampak kegunaannya.
maka kategori wanprestasi akan ditentukan Pada umumnya kalau debitor tidak
berdasarkan batas waktu pembayaran mau memenuhi kewajibannya dengan
cicilan, misalnya dalam perjanjian kredit suka-rela, maka kreditor dapat memohon
bank ditentukan bahwa debitor agar harta atau benda tertentu milik debitor
berkewajiban untuk melaku-kan disita kemudian dijual lelang dan hasilnya
pembayaran cicilan paling lambat tanggal
diberi-kan kepada kreditor sebagai
10 pada setiap bulannya, jika debitor lalal pelunasan kewajiban debitor, hal tersebut
tidak melakukan prestasi se-bagaimana diatur dalam Pasal 1131 B.W sebagai
yang telah disepakati, maka sejak saat itu rumusan peraturan pada jaminan umum.
kreditor telah bisa meng-gunakan haknya Proses pengembalian keuangan melalui
untuk melakukan parate eksekusi Pasal 1131 B.W. sudah barang tentu
walaupun secara kepatutan mesti-nya membutuhkan waktu yang lama dan biaya
pihak bank akan melakukan somasi
yang tidak sedikit. Oleh karena itu proses
terlebih dahulu barangkali debitor memang ini bagi kalangan peng-usaha dirasakan
lupa atau sedang tidak berada di tempat sangat tidak efisien, bahkan bagi bank
sehingga tidak sempat/tidak mampu untuk mungkin dapat mempengaruhi kelancaran
melaksanakan kewajiban pembayarannya penyaluran dana. Oleh sebab itu kreditor
bahkan pada umumnya eksekusi jaminan (bank) seringkali meminta jaminan secara
baru dilaksanakan oleh pihak bankjkreditor khusus kepada debitor, dengan adanya
jika debitor telah benar-benar berhenti
jaminan khusus tersebut dengan menunjuk
membayar sampai beberapa kali cicilan. dari menyepakati benda tertentu untuk
b. Eksekusi sebagai Sarana Per- dijadikan jaminan, berarti terhadap
lindungan Kreditur (Penerima pinjaman tersebut kreditor sudah
Fiducia) dilindungi oleh peraturan perundang-
undangan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebe-
lumnya bahwa fungsi utama lembaga Pemahaman Pasal 1178 ayat (2) B.W
jaminan adalah di satu sisi merupakan yang disebut juga sebagai parate executie
kebutuhan bagi kreditur atau bank untuk adalah eksekusi langsung tanpa titel ek-
memperkedil resiko dalarn menyalurkan sekutorial, maksudnya parate executie
kredit. Di sisi lain jaminan sebagai sarana lahirnya dapat diperjanjikan dan apabila
perlindungan bagi keamanan kreditor, debitor wanprestasi maka uang pokok tidak
yaitu kepastian atas pelunasan hutang dilunasi atau bunga terhutang tidak
debitor atau pelaksanaan suatu prestasi dibayar) maka kreditor secara mutlak
oleh debitor atau oleh penjamin debitor, dikuasakan menjual persil untuk
apabila debitor tidak mampu mengambil pelunasan berdasarkan Pasal
menyelesaikan segala kewaji-ban yang 1211 B.W.. Adapun dimaksudkan dalarn
berkenaan dengan kredit tersebut. Pasal 1211 B.W adalah kreditor dapat
menjual sendiri secara lang-sung melalui
Selama kewajiban memenuhi pres-
lelang tanpa bantuan penga-dilan dengan a)
tasinya yang dijamin dengan jaminan
menjual di muka umurn; b) kebiasaan
benda bergerak ataupun benda tidak
setempat; c) penjualan secara lelang.
bergerak di-penuhi oleh debitor dengan