Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN EKSAMINASI

PUTUSAN PERADILAN AGAMA


Nomor: 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg

Dibuat Oleh :
Desy Crisyanti – 1851091

Universitas Internasional Batam


2020
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui syarat sahnya pernikahan dalam Islam dan syarat sah perkawinan
menurut hukum negara seperti tercantum dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan memang tidak jauh berbeda. Sebab, hakikatnya substansi UU Perkawinan
banyak mengadopsi dari hukum perkawinan Islam dan hukum pernikahan agama lain yang
diakui di Indonesia. Syarat sah perkawinan ditegaskan Pasal 2 UU Perkawinan. Yang
berbunyi “(1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu. (2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.” Pasal 10 ayat (3) PP Pelaksanaan UU Perkawinan
disebutkan “Dengan mengindahkan tata cara perkawinan menurut masing-masing hukum
agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan dilaksanakan dihadapan Pegawai
Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi.”
Dari sini dapat disimpulkan bahwa syarat sahnya suatu pernikahan berdasarkan agamanya
masing-masing dan dalam kasus ini menggunakan hukum islam. Dalam Islam, pernikahan
dianggap sah apabila telah terpenuhi rukun dan syarat pernikahan termasuk pencatatannya.
Hal ini diatur Pasal 14 KHI jo Pasal 2 UU Perkawinan.
Pada umumnya, perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa. Demikian bunyi ketentuan Pasal
1 Undang-Undang 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. UU 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
memiliki pertimbangan bahwa sesuai dengan falsafah Pancasila serta cita-cita untuk
pembinaan hukum nasional, perlu adanya Undang-undang tentang Perkawinan yang
berlaku bagi semua warga negara.
Dalam suatu hubungan pasti adanya kemungkinan suatu keretakan. Ada kemungkinan
untuk berpisah dalam suatu pertemuan, begitu pula dengan pernikahan juga mempunyai
resiko untuk cerai. Semua pasangan yang menikah berkemungkinan untuk bercerai.
Alasan-alasan cerai pun diatur menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Alasan-asalan tersebut diatur dalam Pasal 39 ayat 2 UU No. 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan Jo Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Maka dalam laporan ini kita
akan membahas putusan talak/thalaq yang berarti permohonan cerai yang dilakukan oleh
suami terhadap istri yang dimohon oleh permohon terhadap termohon.

ISI

A. Landasan Teori

Alasan-alasan untuk perceraian diatur menurut peraturan perundang-undangan yang


berlaku. Alasan-asalan tersebut diatur dalam Pasal 39 ayat 2 UU No. 1 tahun 1974
tentang Perkawinan Jo Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian adalah:


1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan;
2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin
pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih
berat setelah perkawinan berlangsung;
4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan
terhadap pihak yang lain;
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau, penyakit yang mengakibatkan tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
6. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak
ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah-tangga;
Khusus yang beragama Islam, ada tambahan dua alasan perceraian selain alasan-alasan
di atas, sebagaimana diatur dalam Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam yaitu:
1. Suami melanggar taklik-talak;
2. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam
rumah tangga.

Dalam kasus putusan yang akan dibahas dalam laporan ini, suami sebagai termohon
menjatuhkan talak/thalaq kepada istrinya sebagai termohon. Talak secara bahasa berasal
dari kata ً‫ق طَالَقا‬
ًُ ُ‫ق يَ ْطل‬
ًَ َ‫ – – طَل‬yang artinya bercerai. Talak juga berarti melepaskan ikatan.
Dengan kata lain, talak adalah memutuskan hubungan antara suami istri dari ikatan
pernikahan yang sah menurut syariat agama. Meski demikian, Islam juga
memperbolehkan adanya rujuk setelah suami menjatuhkan talak pada istrinya, tapi tetap
dengan beberapa catatan.Sebenarnya, talak merupakan hak suami, artinya istri nggak
bisa melepaskan diri dari ikatan pernikahan kalau nggak dijatuhkan talak oleh suami.

Meski begitu, suami juga nggak dibenarkan menggunakan haknya tersebut dengan
semena-mena dan gegabah dalam memutuskan talak, apalagi jika hanya menuruti hawa
nafsunya saja. Ucapan talak juga nggak bisa dianggap main-main. Ketika suami
mengucapkan talak secara mutlak, meski kondisinya sedang bercanda sekalipun, maka
talak itu tetap jatuh pada sang istri. Talak diatur dalam Alqur’an sesuai dengan QS Al-
Baqarah ayat 229 serta QS At-Talaq ayat :1-7. Dalam surah Albaqarah dijelaskan
pengertian talaq sebagaimana ayat berikut ini

ًَّ‫َاًو َمنْ ًيَت َ َعد‬ ِ َّ ‫ًََّللاًفَالً ُجنَاحًَعَلَيْ ِه َماًفِي َماًافْتَد َْتً ِبهًِتًِلْكَ ً ُحدُود‬
َ ‫ًَُّللاًفَالًتَعْتَدُوه‬ ِ َّ ‫ًََّللاًفَ ِإنْ ًخِ فْت ُ ْمًأَالًَّيُقِي َماً ُحدُود‬
ِ َّ ‫ا ًَّيُقِي َماً ُحدُود‬
ًَ ‫ًََّللاً َفأُولَئِ َكًهًُ ُمًالظَّالِ ُمو‬
‫ن‬ ِ َّ ‫ُحدُود‬

Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah.

Rukun Talak

Rukun talak merupakan unsur pokok yang harus ada dalam talak. Terwujudnya talak
tergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur talak tersebut. Adapun rukun talak yaitu,

1. adanya suami yang memiliki hak talak dan berhak menjatuhkan talak.
2. isteri yang dinikahi secara sah dan memenuhi syarat-syarat akad-nikah
3. adanya sighat talak yakni kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap isterinya yang
menunjukkan talak baik sharih (Langsung) maupun kinayah (sindiran)
4. qashdu (sengaja), yaitu ucapan yang ditujukan memang bermaksud untuk menceraikan
bukan untuk tujuan lain.

Mengenai talak diatur lebih lanjut dalam Pasal 129, Pasal 130, dan Pasal 131
KHI. Pasal 129 KHI berbunyi:

“Seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada istrinya mengajukan


permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi
tempat tinggal istri disertai dengan alasan serta meminta agar diadakan sidang untuk
keperluan itu.”

Jadi, talak yang diakui secara hukum negara adalah yang dilakukan atau diucapkan oleh
suami di Pengadilan Agama.

Sedangkan, mengenai cerai karena talak yang diucapkan suami di luar Pengadilan
Agama, menurut Nasrullah Nasution, S.H. dalam artikel Akibat Hukum Talak di Luar
Pengadilan hanya sah menurut hukum agama saja, tetapi tidak sah menurut hukum yang
berlaku di negara Indonesia karena tidak dilakukan di Pengadilan Agama. Menurut
Nasrullah, akibat dari talak yang dilakukan di luar pengadilan adalah ikatan perkawinan
antara suami-istri tersebut belum putus secara hukum.

Talak Satu dan Talak Dua


Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 229 mengatur hal talak, yaitu talak hanya sampai dua
kali yang diperkenankan untuk rujuk kembali atau kawin kembali antara kedua bekas
suami istri itu. Jadi apabila suami menjatuhkan talak satu atau talak dua, ia dan istri
yang ditalaknya itu masih bisa rujuk atau kawin kembali dengan cara-cara tertentu.

Arti rujuk kembali ialah kembali terjadi hubungan suami istri antara seorang suami
yang telah menjatuhkan talak kepada istrinya dengan istri yang telah ditalak-nya itu
dengan cara yang sederhana. Caranya ialah dengan mengucapkan saja “saya kembali
kepadamu” oleh si suami di hadapan dua orang saksi laki-laki yang adil. Sedangkan
arti kawin kembali ialah kedua bekas suami istri memenuhi ketentuan sama seperti
perkawinan biasa, yaitu ada akad nikah, saksi, dan lain-lainnya untuk menjadikan
mereka menjadi suami istri kembali. Sungguhpun demikian, dalam masyarakat kita di
Indonesia orang selalu menyebut kawin kembali itu dengan sebutan rujuk juga.

Mengenai talak satu atau talak dua ini disebut juga talak raj’i atau talak ruj’i, yaitu talak
yang masih boleh dirujuk yang pengaturannya terdapat dalam Pasal 118 KHI yang
berbunyi:

“Talak raj'i adalah talak kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujuk selama istri
dalam masa iddah.”

Jadi, akibat dari talak kesatu dan kedua ini adalah suami istri dapat rujuk atau kawin
kembali. Pada hakikatnya talak ini dijatuhkan satu kali oleh suami dan suami dapat
rujuk kembali dengan istri yang ditalaknya tadi. Dalam syariat Islam, talak raj’i terdiri
dari beberapa bentuk, antara lain: talak satu, talak dua dengan menggunakan
pembayaran tersebut (iwadl). Akan tetapi dapat juga terjadi talak raj’i yang berupa talak
satu, talak dua dengan tidak menggunakan iwadl juga istri belum digauli.

Masa Iddah (Masa Tunggu)


Adapun yang dimaksud dengan masa iddah (waktu tunggu) adalah waktu yang berlaku
bagi seorang istri yang putus perkawinannya dari bekas suaminya. Waktu tunggu ini
diberlakukan guna untuk memastikan bahwa janda tidak sedang mengandung atau
memiliki kandungan yang dimana nantinya akan mempengaruhi status anak tersebut
sebagai anak sah atau anak luar kawin.

Waktu tunggu bagi seorang janda ditentukan sebagai berikut :


a. Apabila perkawinan putus karena kematian, walaupun qabla al dukhul, waktu
tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga puluh) hari.
b. Apabila perkawinan putus karena perceraian waktu tunggu bagi yang masih
haid ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh)
hari, dan bagi yang tidak haid ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari.
c. Apabila perkawinan putus karena perceraian sedang janda tersebut dalam
keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai melahirkan.
d. Apabila perkawinan putus karena kematian, sedang janda tersebut dalam
keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai melahirkan.

Talak Tiga
Berdasarkan Alً Qur’anً Suratً Al-Baqarah ayat 230, kalau seorang suami telah
menjatuhkan talak yang ketiga kepada istrinya, maka perempuan itu tidak halal lagi
baginya untuk mengawininya sebelum perempuan itu kawin dengan laki-laki lain.
Selengkapnya bunyi Surat Al-Baqarah ayat 230:
“Jika dia menceraikan perempuannya (sesudah talak dua kali), maka tiadalah halal
perempuan itu baginya, kecuali jika perempuan itu telah kawin dengan lelaki yang lain.
Dan jika diceraikan pula oleh lelaki lain itu, tiada berdosa keduanya kalau keduanya
rujuk kembali, jika keduanya menduga akan menegakkan batas-batas Allah. Demikian
itulah batas-batas Allah, diterangkannya kepada kaum yang akan mengetahuinya.”
Maksudnya ialah kalau sudah talak tiga, perlu muhallil untuk membolehkan kawin
kembali antara pasangan suami isteri pertama. Arti muhallil ialah orang yang
menghalalkan. Maksudnya ialah si istri harus kawin dahulu dengan seorang laki-laki
lain dan telah melakukan persetubuhan dengan suaminya itu sebagai suatu hal yang
merupakan inti perkawinan. Laki-laki lain itulah yang disebut muhallil. Kalau pasangan
suami istri ini bercerai pula, maka barulah pasangan suami istri semula dapat kawin
Kembali.

Talak tiga ini disebut juga dengan talak ba’in kubraa yang pengaturannya dapat kita
temui dalam Pasal 120 KHI yang berbunyi:

“Talak ba'in kubraa adalah talak yang terjadi untuk ketiga kalinya. Talak jenis ini
tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali kecuali apabila pernikahan itu
dilakukan setelah bekas istri menikah dengan orang lain dan kemudian terjadi
perceraian ba'da al dukhul dan habis masa iddahnya.”

Soal talak tiga ini, perempuan yang telah dijatuhi talak tiga ini harus sudah menikah
dengan laki-laki lain kemudian bercerai. Dalam keadaan demikian, perempuan tadi
tidak dilarang dinikahi lagi oleh laki-laki bekas suami pertama; hukum perkawinan
tersebut tetap halal.

B. Hal-Hal Yang Dimuat Dalam Putusan


1. Identitas Pemohon

Nama Lengkap : Mufti Primajaya Smelmida bin Mat Nazar

Tempat Lahir : Pontianak


Tanggal Lahir : 9 Januari 1991

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tinggal : Perum Kelapa Gading Permai, Blok C5, No. 14, RT. 02, RW. 07,
Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

2. Identitas Termohon

Nama Lengkap : Prima Ananda Putri Nurpalupi binti Nuryasin

Tempat Lahir : Pontianak

Tanggal Lahir : 26 Desember 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tinggal : Perum Kelapa Gading Permai, Blok C5, No. 14, RT. 02, RW. 07,
Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang

Agama : Islam

Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga

3. Ringkasan Putusan

Pemohon mengajukan surat permohonannya pada tanggal 30 Oktober 2018 atas


permohonan cerai talak ke Kepaniteraan Pengadilan Agama Sumedang dengan nomor
pendaftaran Nomor : 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg atas dasar (posita) :

1. Pemohon dan termohon merupakan pasangan suami istri yang menikah menurut
syariat islam pada tanggal 13 september 2012 di wilayah kantor urusan agama
kecamatan sumedang utara, kabupaten sumedang.
2. Wali nikah dari perkawinan tersebut adalah ayah kandung termohon yang bernama
Nuryasin dengan mas kawin 10 (sepuluh) gram cincin emas.
3. Pemohon dan termohon memiliki anak bernama Muhammad Sastra Nurdzakiyy
yang berusia 6 (enam) tahun.
4. Pemohon dan termohon sudah melengkapi seluruh syarat administrasi pencatatan
perkawinan namun hingga sekarang perkawinan pemohon dan termohon tidak
tercatat pada kantor urusan agama kecamatan sumedang utara.
5. Setelah perkawinan pemohon dan termohon membina rumah tangga di rumah orang
tua pemohon tepatnya di Perum Kelapa Gading Permai, Blok C5, No. 14, RT. 02,
RW. 07, Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang
6. Sejak Juni 2014 hubungan rumah tangga pemohon dan termohon sudah tidak
harmonis lagi dan sering terjadi pertengkaran akibat dari orang tua termohon yang
terlalu intervensi terhadap rumah tangga pemohon dan termohon serta mendesak
pemohon untuk menceraikan termohon agar termohon dikembalikan kepada
orangtuanya, orangtua termohon juga mempermasalahkan nafkah yang diberikan
oleh pemohon kepada termohon yang dianggap tidak cukup, termohon juga sering
meminta untuk pindah ke kediaman orang tua termohon di Pontianak namun hal ini
dianggap pemohon dapat mengganggu kelangsungan pekerjaan pemohon karena
pemohon memiliki pekerjaan tetap di sumedang.
7. Sejak Desember 2015 hingga sekarang komunikasi antara pemohon dan termohon
kurang berjalan baik walau tinggal serumah.
8. Keluarga sudah mencoba untuk mendamaikan pemohon dan termohon namun tidak
berhasil dan pemohon memutuskan untuk bercerai dengan termohon

Bahwa atas dasar dalil-dalil tersebut permohonan pemohon kepada majelis hakim
adalah sebagai berikut :

1. Mengabulkan permohonan pemohon


2. Menyatakan sah perkawinan pemohon dengan termohon
3. Memberikan izin kepada pemohon untuk mengikrarkan talak satu raj’I kepada
termohon
4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum

Namun pada hari sidang yang telah ditetapkan pemohon datang ke persidangan namun
termohon tidak datang ke ruangan sidang dan tidak menyuruh orang lain untuk
menghadap sebagai wali/kuasa hukumnya meskipun telah dipanggil secara resmi dan
ketidakhadirannya bukanlah berdasarkan suatu halangan yang sah menurut undang-
undang maka majelis hakim tetap mengupayakan upaya damai kepada pemohon namun
tidak berhasil dan majelis hakim lanjut membacakan surat permohonan pemohon yang
isinya tetap dipertahankan oleh pemohon.

Pemohon mengajukan beberapa bukti surat berupa :

1. Photocopy KTP pemohon. (P.1.)


2. Photocopy Kartu Keluarga pemohon. (P.2.)
3. Surat keterangan dari KUA Sumedang Utara Nomor :
B.124/KUA.10.11.18/PW.01/X/2018 tanggal 26 oktober 2018 yang menerangkan
bahwa perkawinan pemohon dan termohon pada tanggal 13 September 2012 tidak
tercatat pada KUA Sumedang Utara. (P.3.)

Pemohon juga menghadirkan bukti saksi di muka sidang sebagai berikut :

1. Jajat bin Subana, Umur 37 tahun bekerja sebagai PNS bertempat tinggal di Perum
Kelapa Gading Permai, RT. 01, RW. 07, Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang
Utara, Kabupaten Sumedang yang telah disumpah atas kesaksiannya sebagai
berikut:
- Saksi kenal dengan pemohon dan termohon
- Setahu saksi pemohon dan termohon menikah pada tanggal 13 september
2012 di sumedang utara
- Setahu saksi perkawinan dilaksanakan menurut syariat islam dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
- Setahu saksi wali perkawinan mereka adalah ayah kandung termohon yang
bernama Nuryasin dengan mas kawin 10 (sepuluh) gram cincin emas
- Setahu saksi bahwa saksi pernikahan mereka adalah bapak Abdul Rani dan
H.Halim
- Pada saat perkawinan termohon tidak dalam pinangan orang lain
- Setahu saksi perkawinan pemohon dan termohon telah didaftarkan untuk
dicatatkan pada KUA Sumedang Utara namun kutipan akta nikah belum
diserahkan kepada pemohon dan termohon
- Setelah menikah pemohon dan termohon membina rumah tangga di
kediaman orang tua pemohon
- Pemohon dan termohon memiliki seorang anak
- Sejak 2014 rumah tangga pemohon dan termohon sudah tidak harmonis lagi
dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran
- Saksi melihat sendiri pertengkaran pemohon dan termohon
- Saksi mengetahui bahwa penyebab dari pertengkaran adalah orang tua
termohon selalu intervensi terhadap rumah tangga pemohon dan termohon
dan termohon terlalu menuntut atas nafkah yang diberikan pemohon serta
termohon juga selalu minta kepada pemohon untuk pindah ke Pontianak
tempat kediaman orang tua termohon
- Pemohon dan termohon sudah pisah rumah sejak Desember 2015
- Pihak keluarga sudah menasehati pemohon agar mempertahankan rumah
tangganya namun tidak berhasil dan pemohon tetap bersikeras untuk
menceraikan termohon.
2. Dani bin Utang, Umur 25 tahun bekerja sebagai Security bertempat tinggal di
Perum Kelapa Gading Permai, RT. 01, RW. 07, Desa Padasuka, Kecamatan
Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang yang telah disumpah atas kesaksiannya
sebagai berikut:
- Saksi kenal dengan pemohon dan termohon
- Setahu saksi pemohon dan termohon menikah pada tanggal 13 september
2012 di sumedang utara
- Setahu saksi perkawinan dilaksanakan menurut syariat islam dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
- Setahu saksi wali perkawinan mereka adalah ayah kandung termohon yang
bernama Nuryasin dengan mas kawin 10 (sepuluh) gram cincin emas
- Setahu saksi bahwa saksi pernikahan mereka adalah bapak Abdul Rani dan
H.Halim
- Pada saat perkawinan termohon tidak dalam pinangan orang lain
- Setahu saksi perkawinan pemohon dan termohon telah didaftarkan untuk
dicatatkan pada KUA Sumedang Utara namun kutipan akta nikah belum
diserahkan kepada pemohon dan termohon
- Setelah menikah pemohon dan termohon membina rumah tangga di
kediaman orang tua pemohon
- Pemohon dan termohon memiliki seorang anak
- Sejak 2014 rumah tangga pemohon dan termohon sudah tidak harmonis lagi
dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran
- Saksi melihat sendiri pertengkaran pemohon dan termohon
- Saksi mengetahui bahwa penyebab dari pertengkaran adalah orang tua
termohon selalu intervensi terhadap rumah tangga pemohon dan termohon
dan termohon terlalu menuntut atas nafkah yang diberikan pemohon serta
termohon juga selalu minta kepada pemohon untuk pindah ke Pontianak
tempat kediaman orang tua termohon
- Pemohon dan termohon sudah pisah rumah sejak Desember 2015
- Pihak keluarga sudah menasehati pemohon agar mempertahankan rumah
tangganya namun tidak berhasil dan pemohon tetap bersikeras untuk
menceraikan termohon.

Pemohon tidak keberatan atas dasar keterangan saksi-saksi tersebut dan tetap
mempertahankan pendiriannya. Atas dasar bukti dan saksi-saksi yang dihadirkan
oleh pemohon maka majelis hakim memepertimbangkan permohonan pemohon atas
dasar hukum sebagai berikut :

1. Menjatuhkan putusan verstek sesuai dengan ketentuan pasal 125 HIR


dikarenakan ketidakhadiran termohon walau sudah dipanggil secara resmi dan
tidak menghadirkan wali/kuasa hukumnya serta alasan ketidakhadirannya bukan
sebab sesuatu yan dibenarkan oleh hukum
2. Majelis hakim telah berusaha untuk menasehati pemohon untuk rukun Kembali
sesuai ketentuan pasal 2 yat (1) dan (4) UU No. 7 tahun 1989 jo Pasal 31 ayat (1
dan 2) PP No. 9 tahun 1975 namun tidak berhasil
3. Bukti P.1 dan P.2 merupakan alat bukti otentik yang dikuatkan dengan
keterangan saksi bersadarkan pasal 49 ayat 1 huruf (a) UU No. 3 tahun 2006.
4. Posita yang diajukan pemohon sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
walau belum memiliki buku nikah (P.3) namun perkawinan sah menurut
ketentuan pasal 2 ayat (1) dan pasal 64 UU No. 1 tahun 1974 dan juga sesuai
dengan ketentuan hukum islam pada pasal 4 KHI sehingga keabsahannya patut
diterima dan dikabulkan
5. Bahwa bukti dan saksi-saksi yang diajukan oleh pemohon selaras dan
berhubungan dengan posita pemohon
6. Perkawinan adalah ikatan lahir batin seorang pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk rumah tangga yang kekal dan Bahagia menurut pasal
1 UU No. 1 tahun 1974 namun pemohon dan termohon tidak mencapai tujuan
tersebut
7. Keadaan rumah tangga pemohon dan termohon memenuhi isi dan kehendak
pasal 19 huruf (f) Pp No. 9 tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf (f) KHI
8. Sesuai ketentuan pasal 89 ayat (1) UURI No. 7 tahun 1989 yang dirubah dengan
UURI No. 3 tahun 2006 dan UURI No. 50 tahun 2009 bahwa seluruh biaya
perkara dibebankan kepada pemohon

Setelah pertimbangan hukum yang ditimbang oleh majelis hakim maka majelis
hakim mengeluarkan putusan verstek dikarenakan ketidakhadiran termohon walau
sudah dipanggil secara resmi dan tidak mendatangakan wali/kuasa hukumnya
sebagai berikut :

1. Menyatakan termohon yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk hadir
untuk menghadapi sidang, tidak hadir.
2. Mengabulkan permohonan pemohon dengan verstek.
3. Menyatakan sah perkawinan pemohon dan termohon.
4. Memberi izin kepada pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’I kepada
termohon.
5. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 216.000 kepada pemohon.
C. Pembahasan dan Analisa

Dalam amar putusan yang dibahas, dijatuhkannya putusan verstek dimana putusan
verstek adalah putusan yang dijatuhkan apabila tergugat/termohon tidak hadir dan juga
tidak menghadirkan wali/kuasa hukumnya meskipun sudah dipanggil secara resmi
untuk hadir dan wajib untuk hadir menurut pasal 125 HIR. Apabila setelah menerima
amar putusan termohon tidak menyetujui ataupun keberatan atas putusan yang
dikeluarkan maka termohon yang tidak hadir dapat mengerahkan upaya hukum verzet
atau perlawanan atas putusan verstek dalam jangka waktu 14 hari terhitung setelah
termohon diberitahu atas amar putusan tersebut.

Dalam putusan ini juga disebutkan bahwa permohonan pemohon dikabulkan oleh
majelis hakim atas dasar hukum yang telah ditimbang oleh majelis hakim namun
sebenarnya untuk kejelasan yang lebih lanjut dapat dianggap kurang jelas karena tidak
hadirnya termohon sehingga tidak adanya bantahan ataupun pembelaan dari termohon
sehingga kebenaran atas bukti-bukti ataupun posita atau dalil-dalil yang diajukan oleh
pemohon dalam permohonannya tidak dapat dibenarkan secara keseluruhan. Namun
Kembali lagi ke dalam hal ini maka dikeluarkan putusan verstek akibat tidak hadirnya
termohon dalam sidang tersebut.

Untuk bukti P.3 yang dianggap belum sah dan akhirnya dinyatakan sah oleh majelis
hakim sebenarnya dapat menjadi masalah apabila dinyatakan tidak sah dikarenakan
apabila memang perkawinan antara pemohon dan termohon tidak tercatatkan secara
hukum maka perkawinan antara pemohon dan termohon hanyalah sebatas ikatan secara
agama dan pemohon tidak perlu untuk mengajukan permohonan agar dapat
menjatuhkan talak kepada termohon yang tidak sah secara hukum sebagai istri dari
pemohon.

Pemohon menghadirkan 2 orang saksi yang secara hukum sudah benar dikarenakan
adanya ketentuan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku bahwa satu
saksi bukanlah saksi dan saksi tidak memiliki hubungan darah atau keluarga dengan
pemohon baik termohon namun apabila dalam kasus perceraian terdapat berbagai
pengecualian tertentu.

Umumnya, keluarga tidak bisa menjadi saksi di persidangan apalagi disumpah. Hal
tersebut diatur dalam Pasal 145 Herzien Indonesis Reglement (HIR), berbunyi:

“Sebagai saksi tidak dapat didengar:

1. keluarga sedarah dan keluarga semenda dari salah satu pihak menurut keturunan
yang lulus.
2. istri atau laki dari salah satu pihak, meskipun sudah ada perceraian;
3. anak-anak yang tidak diketahui benar apa sudah cukup umurnya lima belas tahun;
4. orang, gila, meskipun ia terkadang-kadang mempunyai ingatan terang”.

Penjelasan Pasal 145 HIR mengatakan: “Mengenai orang-orang yang disebutkan dalam,
= di atas (keluarga), sebabnya mereka itu tidak sanggup menjadi saksi Wali oleh karena
mereka itu tidak dapat dianggap tanpa memihak, sehingga keterangannya dengan
demikian tidak dapat dipercaya.” Pasal 145 HIR di atas dapat diartikan bahwa saksi
yang berasal dari keluarga tentu sangat sulit untuk berlaku obyektif dalam memberikan
keterangan, dan secara psikologis akan selalu berpihak pada keluarganya, sehingga
kalau demikian adanya, akan sulit dicari kebenaran yang sesungguhnya.

Namun dalam perkara perceraian, ada pengecualian. Keluarga (dalam hal-hal tertentu)
dapat menjadi saksi dan disumpah dalam perkara perceraian. Yang dimaksud hal
tertentu adalah perceraian yang dadasarkan atas alasan sebagaimana diatur dalam Pasal
19 Huruf f Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (PP No 1/1975) yaitu
pertengkaran/perselisihan terus menerus antara suami dan isteri atau yang
disebut Syiqaq. Dasar hukum keluarga dapat menjadi saksi diatur secara khusus (lex
spesialis) dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama (UU Peradilan Agama. Syiqaq berarti adanya percekcokan, perselisihan, dan
permusuhan antara suami dan istri sehingga keluarga dapat menjadi saksi di pengadilan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Majelis hakim memahami permohonan yang diajukan pemohon dalam sidang tersebut
dan menjatuhkan putusan berdasarkan dalil-dalil dan dasar hukum yang berlaku. Dalam
putusan ini majelis hakim menjatuhkan putusan verstek terhadap permohonan pemohon
dikarenakan tidak hadirnya termohon dalam sidang. Permohonan yang diajukan oleh
pemohon sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
dimana alasan pemohon ingin menceraikan termohon terdapat pada Pasal 39 ayat 2 UU
No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Jo Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun
1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
angka (6) dimana antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah-tangga.
Sehingga majelis hakim tinggal menilai kecocokan dan hubungan antara bukti tertulis
dan juga bukti saksi yang dihadirkan oleh pemohon terhadap dalil-dalil yang dinyatakan
oleh pemohon dalam permohonan tersebut. Dalam putusan ini majelis hakim sudah
mengadili dan mengeluarkan putusan berdasarkan keadaan hukum dan fakta-fakta yang
berlaku dengan adil dan tidak memihak pihak manapun.

B. Saran

Dalam penulisan putusan terdapat berbagai kesalahan penulisan yang dapat


menimbulkan kesalahpahaman bagi eksaminator seperti pada halaman 4 lampiran
seharusnya dijelaskan termohon tidak datang untuk mengikuti sidang namun terjadi
salah penulisan seharusnya termohon menjadi pemohon. Namun apabila dibaca lebih
lanjut maka hal ini dapat dipahami hanya saja ada kemungkinan untuk salah
mengartikan amar putusan tersebut. Dan juga masih terdapat berbagai salah penulisan
lainnya seperti salah penulisan kata pada halaman 12 seharusnya ‘Indonesia’ akan tetapi
terjadi kesalahan penulisan menjadi ‘Indanesia’ namun masih dapat dimengerti oleh
eksaminator.

Untuk putusan yang diputus oleh majelis hakim memutuskan putusan verstek dimana
termohon tidak hadir dalam sidang walau sudah dipanggil secara resmi namun sidang
tidak diundur dan langsung dinyatakan acara verstek padahal menurut pasal 127 HIR
Jika seorang atau lebih dari tergugat tidak datang atau tidak menyuruh orang lain
menghadap mewakilinya, maka pemeriksaan perkara itu diundurkan sampai pada hari
persidangan lain, yang paling dekat. Hal mengundurkan itu diberi tahukan pada waktu
persidangan kepada pihak yang hadir, bagi mereka pemberitahuan itu sama dengan
panggilan, sedang tergugat yang tidak datang, disuruh panggil oleh ketua sekali lagi
menghadap hari persidangan yang lain. Ketika itu perkara diperiksa, dan kemudian
diputuskan bagi sekalian pihak dalam satu keputusan, atas mana tidak diperkenankan
perlawanan (verzet). Namun untuk hal ini masih dapat diajukan perlawanan oleh
termohon atas putusan verstek yaitu perlawanan (verzet).
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

do
gu Pengadilan Agama Sumedang yang memeriksa dan mengadili perkara
tertentu dalam tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan

In
A
putusan perkara cerai talak antara:
Mufti Primajaya Smelmida bin Mat Nazar, Lahir di Pontianak, 9 Januari 1991,
ah

lik
Agama Islam, Pendidikan Terakhir SLTA, Pekerjaan Karyawan
Swasta, Bertempat Tinggal di Perum Kelapa Gading Permai, Blok
am

ub
C5, No. 14, RT. 02, RW. 07, Desa Padasuka, Kecamatan
Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, selanjutnya disebut
Pemohon;
ep
k

Lawan
ah

Prima Ananda Putri Nurpalupi binti Nuryasin, Lahir di Pontianak, 26 Desember


R

si
1990, Agama Islam, Pendidikan Terakhir SLTA, Pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, Bertempat Tinggal di Perum Kelapa

ne
ng

Gading Permai, Blok C5, No. 14, RT. 02, RW. 07, Desa
Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang,

do
gu

selanjutnya disebut Termohon;

Pengadilan Agama tersebut;


In
A

Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara;


Telah mendengar Keterangan Pemohon serta para saksi di muka sidang;
ah

lik

DUDUK PERKARA
m

ub

Bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tanggal 30 Oktober


ka

2018 telah mengajukan permohonan cerai talak yang telah didaftar di


ep
ah

Hal. 1 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kepaniteraan Pengadilan Agama Sumedang, Nomor: 3741/Pdt.G/2018/

si
PA.Smdg, tanggal 30 Oktober 2018 dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri yang

ne
ng
menikah menurut syari’at Islam pada tanggal 13 September 2012 di wilayah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang

do
gu;
2. Bahwa yang bertindak sebagai wali nikah adalah ayah kandung Termoh on
bernama Bapak Nuryasin, dengan mas kawin 10 (sepuluh) gram cincin

In
A
emas, dibayar tunai, dan pernikahan tersebut disaksikan oleh 2 (dua) oran g
saksi, bernama Abdul Rani dan H. Halim serta tamu undangan lainnya ;
ah

lik
3. Bahwa perkawinan Pemohon dan Termohon dikaruniai seorang anak
bernama Muhammad Sastra Nurdzakiyy (6 tahun) ;
am

ub
4. Bahwa sebelum perkawinan dilangsungkan, Pemohon dan Termohon telah
melengkapi seluruh syarat administrasi pencatatan perkawinan bahkan
telah membayar biaya pencatatan perkawinan tersebut melalui aparat desa
ep
k

setempat, namun hingga kini perkawinan Pemohon dan Termohon tidak


ah

tercatat pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Sumedang Utara,


R

si
Kabupaten Sumedang, sebagaimana tersebut dalam Surat Keterangan dari
KUA Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Nomor: B.1284/-

ne
ng

KUA.10.11.18/PW.01/X/2018, tanggal 26 Oktober 2018 ;


5. Bahwa setelah perkawinan dilangsungkan, Pemohon dan Termohon

do
gu

membina rumah-tangga di rumah kediaman orang tua Pemohon di Perum


Kelapa Gading Permai, Blok C5, No. 14, RT. 02, RW. 07, Desa Padasuka,
Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang ;
In
A

6. Bahwa pada mulanya, rumah-tangga Pemohon dan Termohon rukun dan


harmonis, tetapi sejak Juni 2014 hingga sekarang, rumah -tangga Pemohon
ah

lik

dan Termohon tidak harmonis lagi, sering terjadi pertengkaran dan


perselisihan terus-menerus yang disebabkan:
m

ub

6.1. Bahwa orang Termohon terlalu intervensi terhadap rumah -tangga


Pemohon dan Termohon, seperti orang tua Termohon sering
ka

mendesak-desak Pemohon untuk menceraikan Termohon dan


ep
ah

Hal. 2 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meminta supaya Termohon dikembalikan kepada orang tua

si
Termohon;
6.2. Bahwa orang tua Termohon selalu mempermasalahkan besaran

ne
ng
nafkah yang diberikan oleh Pemohon kepada Termohon, padahal
Pemohon telah memberi nafkah yang layak kepada Termohon, yakni

do
gu sebesar Rp. 2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu rupiah) setiap
bulannya ;
6.3. Bahwa Termohon sering meminta kepada Pemohon untuk pindah ke

In
A
Pontianak, di tempat kediaman orang tua Termohon, padahal
Pemohon mempunyai pekerjaan tetap di Sumedang yang tidak bisa
ah

lik
ditinggalkan, dan apabila Pemohon pindah ke Pontianak, maka
Pemohon akan kehilangan pekerjaan (nganggur) yang ujungnya
am

ub
akan berdampak pada kemampuan Pemohon untuk memberi nafkah
kepada Termohon ;
7. Bahwa keretakan rumah tangga antara Pemohon dan Termohon telah
ep
k

berlangsung lama. Pemohon berusaha sabar, tetapi Termohon tidak


ah

berusaha berubah dan merubah sifatnya. Oleh karena itu Pemohon merasa
R

si
tidak nyaman berumah tangga dengan Termohon. Puncaknya sejak
Desember 2015 hingga sekarang, komunikasi antara Pemohon dan

ne
ng

Termohon kurang berjalan baik, meskipun Pemohon dan Termohon masih


hidup satu rumah;

do
gu

8. Bahwa keretakan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah pernah


didamaikan oleh keluarga, tetapi tidak berhasil;
9. Bahwa atas permasalahan tersebut di atas Pemohon sudah tidak sanggup
In
A

lagi untuk mempertahankan perkawinan ini, oleh karena itu Pemohon telah
berketetapan hati untuk bercerai dengan Termohon.
ah

lik

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Pemohon mohon kepada


Majelis Hakim Pengadilan Agama Klas IA Sumedang yang memeriksa dan
m

ub

mengadili perkara ini berkenan untuk memutus dengan amar sebagai berikut :
1. Mengabulkan permohon Pemohon ;
ka

2. Menyatakan sah perkawinan Pemohon (Mufti Primajaya Smelmida bin Mat


ep

Nazar) dengan Termohon (Prima Ananda Putri Nurpalupi binti Nuryasin)


ah

Hal. 3 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang dilaksanakan pada tanggal 13 September 2012 di wilayah Kantor

si
Urusan Agama Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang ;
3. Memberikan izin kepada Pemohon (Mufti Primajaya Smelmida bin Mat

ne
ng
Nazar) untuk mengikrarkan Talak Satu Raj’i kepada Termohon (Prima
Ananda Putri Nurpalupi binti Nuryasin) di depan sidang Pengadilan Agama

do
guKlas IA Sumedang;
4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum.
ATAU

In
A
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Agama Klas IA Sumedang berpendapat lain ,
mohon Putusan yang seadil-adilnya.(ex aequo et bono).
ah

lik
Bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon telah datang
menghadap ke muka sidangan, sedangkan Pemohon tidak datang menghadap
am

ub
ke muka sidang dan tidak menyuruh orang lain untuk menghadap sebagai
wakil/kuasa hukumnya meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut yang
relaas panggilannya dibacakan di dalam sidang, sedangkan tidak ternyata
ep
k

bahwa tidak datangnya itu disebabkan suatu halangan yang sah ;


ah

Bahwa Majelis Hakim telah berusaha menasihati Pemohon untuk tetap


R

si
bersabar dan mempertahankan keutuhan rumah tangganya namun tidak
berhasil, kemudian dibacakanlah surat permohonan Pemohon tersebut yang

ne
ng

isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon ;


Bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon tidak dapat

do
gu

didengar tanggapan/jawabannya karena tidak pernah hadir di muka sidang;


Bahwa untuk meneguhkan dalil permohonannya, Pemohon telah
mengajukan bukti surat berupa :
In
A

1. Photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), a.n. Mufti Primajaya Smelmida


bin Mat Nazar (Pemohon). telah dinazelen dengan dibubuhi materi pos
ah

lik

secukupnya, dan telah dicocokan dengan aslinya, ternyata cocok, disebut


P.1;
m

ub

2. Photo Copy Kartu Keluarga (KK), a.n. Mufti Primajaya Smelmida bin Mat
Nazar (Pemohon), telah dinazelen dengan dibubuhi materi pos
ka

secukupnya, dan telah dicocokan dengan aslinya, ternyata cocok, disebut


ep

P.2.;
ah

Hal. 4 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Surat Keterangan dari KUA Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang,

si
Nomor: B.1284/KUA.10.11.18/PW.01/X/2018, tanggal 26 Oktober 2018,
menerangkan bahwa perkawinan antara Pemohon dan Termohon pada

ne
ng
tanggal 13 September 2012 tidak tercatat pada KUA Sumedang Utara,
Kabupaten Sumedang, disebut P.3.;

do
gu Bahwa selain bukti tertulis sebagaimana terebut di atas, Pemohon juga
telah menghadirkan bukti saksi di muka sidang sebagai berikut:
1. Jajat bin Subana, umur 37 tahun, pekerjaan PNS, bertempat tinggal di

In
A
Perum Kelapa Gading Permai, RT. 01, RW. 07, Desa Padasuka,
Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Saksi tersebut telah
ah

lik
memberikan keterangan dibawah sumpah di muka sidang yang secara rin ci
sebagaimana tertuang dalam berita acara perkara ini yang untuk
am

ub
mempersingkat putusan pada pokoknya adalah sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena Pemoh on
tetangga saksi;
ep
k

- Bahwa setahu saksi Pemohon dan Termohon suami istri menikah


ah

tanggal 13 September 2012 di Sumedang Utara;


R

si
- Bahwa saksi hadir pada acara pernikahan Pemohon dan Termohon;
- Bahwa setahu saksi saat pernikahan dilangsungkan Pemohon

ne
ng

berstatus jejaka dan Termohon berstatus perawan ;


- Bahwa setahu saksi pernikahan mereka dilangsungkan dengan tidak

do
melanggar syari’at Islam dan peraturan perundang-undangan yang
gu

berlaku;
- Bahwa setahu saksi Wali nikah perkawinan mereka adalah ayah
In
A

kandung Termohon, bernama Nuryasin, dan mas kawin perkawinan


mereka adalah 10 (sepuluh) gram cincin emas;
ah

lik

- Bahwa setahu saksi perkawinan mereka adalah bapak Abdul Ran i dan
H. Halim;
m

ub

- Bahwa pada saat perkawinan dilangsungkan, Termohon tidak dalam


pinangan orang lain;
ka

- Bahwa setahu saksi pernikahan mereka telah didaftarkan untuk


ep

dicatatkan pada KUA Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang


ah

Hal. 5 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melalui aparat desa setempat, namun Kutipan Akta Nikah tersebut

si
belum diserahkan kepada Pemohon dan Termohon, bahkan ketika
Pemohon klarifikasi kepada KUA setempat, pihak KUA menyatakan,

ne
ng
perkawinan Pemohon dan Termohon tidak tercatat pada KUA
Sumedang Utara, Sumedang;

do
gu- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah
tangga terakhir di rumah kediaman orang tua Pemohon di Perum
Kelapa Gading Permai, Blok C5, No. 14, RT. 02, RW. 07, Desa

In
A
Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang;
- Bahwa Pemohon dengan Termohon telah dikaruniai seorang anak;
ah

lik
- Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon yang semula
berjalan rukun dan harmonis, namun sejak Juni 2014 rumah tangga
am

ub
Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis lagi sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran;
- Bahwa saksi melihat sendiri pertengkaraan Pemohon dan Termohon;
ep
k

- Bahwa yang saksi tahu penyebabnya orang tua Termohon terlalu


ah

intervensi terhadap rumah-tangga Pemohon dan Termohon. Selain


R

si
itu juga, Termohon terlalu menuntut nafkah di atas kemampuan
Pemohon, serta Termohon selalu minta kepada Pemohon untuk

ne
ng

membina rumah-tangga di Pontianak, di tempat kediaman orang tua


Termohon;

do
gu

- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pisah rumah sejak Desember


2015;
- Bahwa pihak keluarga telah cukup menasihati Pemohon agar tetap
In
A

mempertahankan rumahtangganya dengan Termohon, namun usaha


tersebut tidak berhasil, Pemohon tetap bersikeras ingin bercerai
ah

lik

dengan Termohon;
2. Dani bin Utang, umur 25 tahun, pekerjaan Security, bertempat tinggal di
m

ub

Perum Kelapa Gading Permai, RT. 01, RW. 07, Desa Padasuka,
Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Saksi tersebut telah
ka

memberikan keterangan dibawah sumpah di muka sidang yang secara rin ci


ep
ah

Hal. 6 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana tertuang dalam berita acara perkara ini yang untuk

si
mempersingkat putusan pada pokoknya adalah sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena Pemoh on

ne
ng
tetangga saksi;
- Bahwa setahu saksi Pemohon dan Termohon suami istri menikah

do
gu-
tanggal 13 September 2012 di Sumedang Utara;
Bahwa saksi hadir pada acara pernikahan Pemohon dan Termohon;
- Bahwa setahu saksi saat pernikahan dilangsungkan Pemohon

In
A
berstatus jejaka dan Termohon berstatus perawan;
- Bahwa setahu saksi pernikahan mereka dilangsungkan dengan tidak
ah

lik
melanggar syari’at Islam dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
am

ub
- Bahwa setahu saksi Wali nikah perkawinan mereka adalah ayah
kandung Termohon, bernama Nuryasin, dan mas kawin perkawinan
mereka adalah 10 (sepuluh) gram cincin emas;
ep
k

- Bahwa setahu saksi perkawinan mereka adalah bapak Abdul Ran i dan
ah

H. Halim;
R

si
- Bahwa pada saat perkawinan dilangsungkan, Termohon tidak dalam
pinangan orang lain;

ne
ng

- Bahwa setahu saksi pernikahan mereka telah didaftarkan untuk


dicatatkan pada KUA Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang

do
gu

melalui aparat desa setempat, namun Kutipan Akta Nikah tersebut


belum diserahkan kepada Pemohon dan Termohon, bahkan ketika
Pemohon klarifikasi kepada KUA setempat, pihak KUA menyatakan,
In
A

perkawinan Pemohon dan Termohon tidak tercatat pada KUA


Sumedang Utara, Sumedang;
ah

lik

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah


tangga terakhir di rumah kediaman orang tua Pemohon di Perum
m

ub

Kelapa Gading Permai, Blok C5, No. 14, RT. 02, RW. 07, Desa
Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang;
ka

- Bahwa Pemohon dengan Termohon telah dikaruniai seorang anak;


ep
ah

Hal. 7 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon yang semula

si
berjalan rukun dan harmonis, namun sejak Juni 2014 rumah tangga
Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis lagi sering terjadi

ne
ng
perselisihan dan pertengkaran;
- Bahwa saksi melihat sendiri pertengkaraan Pemohon dan Termohon;

do
gu- Bahwa yang saksi tahu penyebabnya orang tua Termohon terlalu
intervensi terhadap rumah-tangga Pemohon dan Termohon. Selain
itu juga, Termohon terlalu menuntut nafkah di atas kemampuan

In
A
Pemohon, serta Termohon selalu minta kepada Pemohon untuk
membina rumah-tangga di Pontianak, di tempat kediaman orang tua
ah

lik
Termohon;
- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pisah rumah sejak Desember
am

ub
2015;
- Bahwa pihak keluarga telah cukup menasihati Pemohon agar tetap
mempertahankan rumahtangganya dengan Termohon, namun usaha
ep
k

tersebut tidak berhasil, Pemohon tetap bersikeras ingin bercerai


ah

dengan Termohon;
R

si
Bahwa atas keterangan para saksi tersebut, Pemohon menyatakan tidak
keberatan;

ne
ng

Bahwa Pemohon telah menyampaikan kesimpulannya yang untuk


mempersingkat putusan pada pokoknya tetap mempertahankan pendiriannya;

do
gu

Bahwa selanjutnya untuk mempersingkat uraian putusan ini ditunjuk


kepada hal-hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan
perkara ini;
In
A

PERTIMBANGAN HUKUM
ah

lik

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah


sebagaimana terurai di atas;
m

ub

Men imban g, bah wa Pemoh on telah dipan ggil secara sah dan
patu t dan h adir di Persidan gan sedan gkan Ter moh on ju ga telah
ka

dipan ggil secara sah dan patu t, n amu n terbu kti tidak pern ah h adir dan
ep

ju ga tidak men yu ru h wakiln ya u n tu k h adir di Persidan gan dan tidak


ah

Hal. 8 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
h adirn ya bu kan disebabkan s esu atu yan g diben arkan oleh Hu ku m,

si
maka Majlis Hakim berkesimpu lan pu tu san dapat dijatu h kan secara
Verstek sesu ai den gan keten tu an pasal 125 HIR;

ne
ng
Men imban g, bah wa majelis h akim telah beru sah a men asih ati
Pemoh on dalam persidan gan u n tu k tetap sabar dan ru ku n kembali

do
gu
den gan Termoh on sesu ai ketentuan pasal 82 ayat (1) dan ayat (4) UU No.7
Tahun 1989 jo pasal 31 ayat (1 dan 2 ) PP N0.9 Tahun 1975, namun usaha
tersebut tidak berhasil;

In
A
Men imban g, bah wa berdasarkan bu kti P .1, P.2 (alat bu kti
oten tik) beru pa fotokop i Kartu Tan da Pen du du k dan Kartu Kelu arga
ah

lik
atas n ama Pemoh on yan g diku atkan den gan keteran gan du a oran g
saksi terbu kti bah wa Pemoh on berdomisili di wilayah h u ku m /
am

ub
yu risdiksi Pen gadilan Agama Su medan g, maka oleh karen an ya
berdasarkan Pasal 49 ayat 1 h u ru f (a) dan Pasal 73 ayat 1 Un dan g -
Un dan g Nomor 3 Tah u n 2006 revisi terh adap Un dan g -Un dan g Nomor
ep
k

7 Tah u n 1989, Pen gadilan Agama Su medan g berwen an g memeriksa


ah

dan men yelesaikan permoh on an Pemohon;


R

si
Men imban g, bah wa dalil -dalil / alasan permoh on an yan g
diaju kan ol eh Pemoh on diman a Pemoh on memoh on agar

ne
ng

pern ikah an n ya den gan Termoh on diisbatkan agar Pemoh on dapat


melaku kan perceraian den gan Termoh on karen a keh idu pan ru mah

do
gu

tan ggan ya su dah tidak h armon is den gan adan ya perselisih an dan
perten gkaran teru s men eru s an tara P emoh on dan Termoh on ;
Menimbang, bahwa berdasarkan posita permohonan Pemohon Majelis
In
A

menilai bah wa Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang sah, men ikah
pada tanggal 13 September 2012 di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan
ah

lik

Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, dan saat pernikahan tersebut


Pemohon berstatus jejaka, dan Termohon berstatus perawan pernikahan
m

ub

dilangsungkan dengan wali nikah ayah kandung Termohon Nuryasin dan


dihadiri saksi nikah masing-masing bernama: Abdul Rani dan H. Halim den gan
ka

mas kawin 10(sepuluh)gram cincin emas, menurut agama Islam di wilayah


ep

hukum Kantor Urusan Agama Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang.


ah

Hal. 9 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Antara Pemohon dengan Termohon tidak ada pertalian nasab, pertalian

si
kerabat semenda dan pertalian sesusuan serta memenuhi syarat dan tidak
ada larangan untuk melangsungkan pernikahan, baik menurut ketentuan

ne
ng
hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akan
tetapi belum memiliki buku nikah (P.3);

do
gu Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan pihak berperkara, bukti -
bukti serta saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon tersebut diatas, Majelis
telah menemukan fakta dalam persidangan ini yang pada pokoknya sebagai

In
A
berikut :
a. Bah wa pada tan ggal 13 September 2012 di wilayah Kantor Urusan
ah

lik
Agama Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Pemoh on
melan g-su n gkan pern ikah an den gan seorang perempuan yang
am

ub
bernama Prima Ananda Putri Nurpalupi binti Nuryasin yang dilaksanakan
menurut Agama Islam;
b. Bahwa antara Pemohon dengan Termohon tidak ada hubungan muhrim,
ep
k

bukan saudara sesusuan, tidak terdapat adanya larangan perkawinan baik


ah

menurut agama maupun menurut peraturan perturan perundang-undangan


R

si
yang berlaku serta tidak terikat oleh suatu perkawinan dan atau tidak dalam
masa iddah orang lain;

ne
ng

c. Bahwa setelah pernikahan antara Pemohon dengan Termohon telah h idup


rukun sebagaimana layaknya suami-istri dan di karuniai keturunan 1

do
gu

orang anak bernama: Muhammad Sastra Nurdzakiyy (6 tahun);


Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, terbukti bahwa perkawinan Pemohon dengan Prima Ananda Putri
In
A

Nurpalupi binti Nuryasin tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan syari'at


Islam sebagaimana tersebut pada pasal 14 Kompilasi Hukum Islam;
ah

lik

Menimbang, bahwa dengan telah ditemukannya fakta bahwa


perkawinan Pemohon dengan Prima Ananda Putri Nurpalupi binti Nuryasin
m

ub

telah memenuhi ketentuan hukum Islam, maka dengan didasarkan kepada


ketentuan pasal 2 ayat (1) dan pasal 64 Undang-undang nomor 1 tahun 1974
ka

sejalan dengan ketentuan Hukum Islam sebagaimana tersebut pada pasal 4


ep

KHI, permohonan Pemohon agar perkawinan mereka yang dilaksanakan pada


ah

Hal. 10 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 13 September 2012 di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan

si
Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang ditetapkan keabsahannya patut
diterima dan dikabulkan;

ne
ng
Men imban g, bah wa Pemoh on selama dalam persidan gan te l a h
men u n ju kkan sikap dan tekadn ya u n tu k bercerai den gan Termoh on ,

do
gu
h al man a berarti Pemoh on tidak mau mempertah an kan perkawin annya
den gan Termoh on ;
Menimbang, bahwa melihat fakta dipersidangan dan keterangan dua

In
A
orang saksi/keluarga Pemohon dalam keterangannya di persidangan yang
mengetahui keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon dan men getah ui
ah

lik
sering terjadi percekcokan. Rumah tangga Pemohon dan Termohon pada
awalnya rukun dan harmonis, namun sejak Juni 2014 kondisi rumah tangga
am

ub
Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis dengan sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon. Pemohon
dan Termohon saat ini telah berpisah tempat tinggal. Pihak keluarga sudah
ep
k

menasehati Pemohon dan Termohon tetapi tidak berhasil. Dengan demikian


ah

keterangan para saksi tersebut telah mendukung alasan permohonan Pemohon


R

si
tentang terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan
Termohon. Keterangan mana menurut Majelis Hakim telah memenuhi syarat

ne
ng

formil dan materil karenanya kesaksian tersebut dapat diterima;


Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan keterangan

do
gu

saksi-saksi, maka Majelis Hakim telah dapat menemukan fakta dalam


persidangan yang pokoknya bahwa antara Pemohon dan Termohon telah
terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berkepanjangan, masing-masing
In
A

hidup sendiri-sendiri, tidak lagi sebagaimana layaknya keluarga yang bahagia


dan harmonis;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta diatas patut diduga bahwa


dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak ada lagi
m

ub

keharmonisan, kedamaian dan kebahagiaan, malah telah bertukar rasa


kebencian dihati Pemohon yang bermuara pada pertengkaran dan perselisih an
ka

dan masing-masing pihak tidak lagi melaksanakan kewajiban sebagaimana


ep

layaknya fungsi kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga;


ah

Hal. 11 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin seorang pria

si
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

ne
ng
Maha Esa (Pasal 1 UU No.1 Tahun 1974 );
Menimbang, bahwa ikatan bathiniah yang merupakan pancaran

do
gu
kesadaran rohani yang melahirkan rasa cinta kasih sayang (mawaddah wa
rahmah) adalah yang sangat penting dalam membina suatu rumah tangga,
sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 21:

In
A
Menimbang, bahwa bilamana hubungan bathiniyah suami isteri telah
terputus berarti pula unsur utama dalam bangunan rumah tangga sudah tidak
ah

lik
ada;
Menimbang, bahwa keadaan rumah tangga yang sedemikian rupa telah
am

ub
memenuhi isi dan kehendak Pasal 19 huruf (f) PP No.9 Tahun 1975 Jo. Pasal
116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam di Indanesia;
Menimbang, bahwa dengan mempertahankan rumah tangga yang
ep
k

sudah sedemikian bentuknya akan menimbulkan dampak negatif baik terhadap


ah

kedua belah pihak yang berperkara maupun pihak keluarga;


R

si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan – pertimbangan di atas
dengan berpijak pada azas menghindari kemudaratan lebih diutamakan dari

ne
ng

mengharapkan manfaat maka Majelis Hakim berpendapat permohonan


Pemohon patut dikabulkan ;

do
gu

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan,


oleh karenanya sesuai ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 7 tahun 1989 yang telah dirubah dengan Undang-undang
In
A

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 50 Tahun 2009, seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini
ah

lik

dibebankan kepada Pemohon;


Mengingat segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta
m

ub

hujjah syar’iyyah yang berkaitan;


ka

MENGADILI
ep
ah

Hal. 12 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Menyatakan Termohon yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk

si
menghadap sidang, tidak hadir ;
2. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek ;

ne
ng
3. Menyatakan sah perkawinan Pemohon (Mufti Primajaya Smelmida bin Mat
Nazar) dengan Termohon (Prima Ananda Putri Nurpalupi binti Nuryasin)

do
gu
yang dilaksanakan pada tanggal 13 September 2012 di wilayah Kantor
Urusan Agama Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang ;
4. Memberi izin kepada Pemohon (Mufti Primajaya Smelmida bin Mat Nazar)

In
A
untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (Prima Ananda Putri
Nurpalupi binti Nuryasin) di depan sidang Pengadilan Agama Sumedang ;
ah

lik
5. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon sebesar Rp. 261.000,00
(dua ratus enam puluh satu ribu rupiah);
am

ub
Demikian diputuskankan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Agama Sumedang pada hari Senin, tanggal 19 Nopember 2018 M.
ep
k

bertepatan dengan tanggal 11 Rabiul Awwal 1440 H., oleh kami Drs. Amri,
ah

SH.MH., sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. A. Sanusi dan Dra. Hj. N. Nina
R

si
Raymala, MH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut
diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum, oleh Hakim

ne
ng

Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota dan


Tohayudin, SHI. MHI. sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Kuasa

do
gu

Pemohon tanpa hadirnya Termohon; In


A

Hakim Anggota Ketua Majelis


ah

lik
m

ub

DRS. A. SANUSI DRS. AMRI, SH.MH.


ka

Hakim Anggota Panitera Pengganti


ep
ah

Hal. 13 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
DRA. HJ. N. NINA RAYMALA, MH TOHAYUDIN, SHI. MH.

ne
ng

do
gu
Perincian Biaya Perkara:
1. Biaya pendaftaran..........................Rp. Rp. 30.000.00
2. Biaya proses..................................Rp. Rp. 40.000.00

In
A
3. Biaya panggilan.............................Rp Rp. 180.000.00
4. Biaya redaksi ................................Rp. Rp. 5.000.00
ah

lik
5. Biaya Materai.................................Rp. Rp. 6.000.00
T o t a l..........................Rp. Rp. 261.000.00
am

ub
(dua ratus enam puluh satu ribu rupiah)
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

Hal. 14 dari 14 hal. Putusan Nomor 3741/Pdt.G/2018/PA.Smdg


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Anda mungkin juga menyukai