Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH IK-CEPA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

NASIONAL INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :
Rina Shahriyani Shahrullah, S.H., M.C.L., Ph.D.
 
 
 
 
Wulan Purnamasari
NPM: 2152060

PROGRAM MAGISTER HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
2022
PENGARUH IK-CEPA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
NASIONAL INDONESIA
Wulan Purnamasari
Dosen Pengampu: Rina Shahriyanti Shahrullah, S.H., M.C.i., Ph.D.
Fakultas Hukum
Universitas Internasional Batam
Abstrak
Pokoknya 150-300 kata
Kata Kunci:
A. Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah perubahan atas kondisi perekonomian satu negara
dalam jangka waktu tertentu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dinilai
sangat esensial bagi perkembangan suatu negara. Seperti yang kita ketahui bahwa ekonomi itu
sendiri merupakan segala kegiatan perputaran uang, barang, dan/ataupun jasa yang ada dalam
suatu masyarakat. Manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak dapat hidup dengan
sendirinya. Manusia memerlukan manusia lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara umumnya menggambarkan bagaimana keadaan ekonomi
dan kesejahteraan rakyatnya juga. Pentingnya bagi masyarakat untuk sadar akan hal ini dan
mencoba untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat banyak. Terdapat tiga faktor utama dari pertumbuhan ekonomi
nasional yaitu akumulasi modal, kemajuan teknologi, dan pertumbuhan penduduk. Tiga faktor
ini menentukan tingkatan pertumbuhan ekonomi nasional yang secara nyata dapat diukur melalui
PDB atau Produk Domestik Bruto suatu negara.
Kegiatan ekonomi kini tidak hanya dapat berlangsung di satu negara namun dapat
berlangsung dalam skala internasional atau melibatkan dua negara atau lebih. Kegiatan ekonomi
berskala internasional ini termasuk penanaman modal asing, ekspor dan impor, dan masih
banyak lagi. Oleh karena pentingnya pertumbuhan ekonomi nasional bagi setiap negara di dunia,
Indonesia juga turut serta untuk berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasionalnya.
Salah satu caranya yaitu melakukan kerja sama ekonomi dengan berbagai negara di dunia
contohnya seperti IK-CEPA. IK-CEPA atau Indonesia-Korea Comprehensive Economic
Partnership Agreement adalah kesepakatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Korea
Selatan (Korsel) dalam bidang perdagangan barang dan jasa, penanaman modal, serta hukum dan
kelembagaan yang berhubungan dengan jalannya kegiatan ekonomi tersebut. Tujuan dari IK-
CEPA adalah untuk membuka potensi dalam bidang ekonomi bagi kedua negara melalui kerja
sama ekonomi untuk saling meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional tiap negara. Dengan
keadaan ekonomi sekarang yang sedang terancam dengan masa resesi atau kemunduran akibat
dari pasca COVID-19, hadirnya IK-CEPA menjadi salah satu kesempatan bagi Indonesia untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membebaskan diri dari ancaman resesi ini.
Namun yang perlu diperhatikan ialah bagaimana cara Indonesia memanfaatkan peluang yang
telah diciptakan oleh IK-CEPA untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, IK-CEPA merupakan kerja sama ekonomi di bidang
perdagangan jasa ataupun barang serta penanaman modal antara Korsel dan Indonesia. Salah
satu kunci dalam kegiatan ekonomi ialah kemajuan teknologi. Apabila dinilai dari kemajuan
teknologi tentu saja terlihat jelas bahwa Korsel jauh lebih unggul dalam hal teknologi apabila
dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini mengakibatkan tingginya potensi minat barang
dan/ataupun jasa hasil korea untuk dipasarkan di pasar Indonesia. Dalam artikel ini, penulis akan
membahas mengenai bagaimana cara terbaik bagi Indonesia untuk memanfaatkan IK-CEPA dan
pengaruh dari IK-CEPA itu sendiri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. Tentu
saja hal ini sangat penting untuk dimengerti dan didalami oleh setiap masyarakat di Indonesia
guna untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesahjetaraan masyarakat Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Dapat dilihat berdasarkan pemaparan latar belakang diatas dapat ditemukan beberapa
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana pengaruh IK-CEPA terhadap pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia?
2. Apa saja pro dan kontra dari IK-CEPA terhadap kelangsungan kegiatan ekonomi di
Indonesia?

C. Metode Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh IK-CEPA terhadap pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia
menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu penulis melakukan penelitian terhadap
data sekunder seperti Joint Ministerial Statement on the Launch of the Reactivation of
Negotiations for the Indonesia - Korea Comprehensive Economic dan hasil ratifikasi IK-CEPA
itu sendiri yang dituangkan kedalam UU No. 25 Tahun 2022 tentang Pengesahan Perjanjian
Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Republik Korea. Selain data sekunder, penelitian ini dilakukan dengan teknik studi kepustakaan
(library research) atas buku, jurnal, berita, dan informasi yang beredar di internet mengenai IK-
CEPA. Objek dalam penelitian ini ialah esensi dari IK-CEPA itu sendiri. Data yang telah
terkumpul akan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendalami data-data yang
telah dikumpulkan dan mengaitkannya dengan permasalahan penelitian yaitu apa saja peran dari
IK-CEPA terhadap pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia.
D. Hasil Penetilian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
IK-CEPA merupakan kerja sama ekonomi antara Korsel dengan Indonesia di bidang
perdagangan barang dan jasa, penanaman modal, serta hukum dan kelembagaan. CEPA atau
Comprehensive Economic Partnership Agreement merupakan perjanjian antara dua negara
mengenai kerja sama ekonomi atau simpelnya merupakan perjanjian dagang antara dua negara.
CEPA sendiri sudah banyak dilakukan oleh Indonesia dengan negara lainnya selain IK-CEPA
terdapat juga perjanjian dagang lainnya seperti IA-CEPA yaitu antara Indonesia dengan
Australia dan IC-CEPA yaitu antara Indonesia dengan Chile. Pada dasarnya keuntungan yang
didapatkan melalui CEPA bersifat mutualisme diantara kedua negara yang menjalankannya.
Namun persyaratan yang dibutuhkan untuk memiliki perjanjian bilateral berupa CEPA harus
berdasarkan kecocokan dan keseragaman sumber daya alam dan sumber daya manusia dari
kedua negara. Supply dan demand dari kedua negara harus saling melengkapi satu sama lainnya
agar dapat menjalin hubungan bilateral ekonomi yang baik juga.
IK-CEPA melalui banyak rintangan untuk dapat diwujudkan reaktivasi kembalinya
dikarenakan IK-CEPA 2014 silam dinilai kurang diimplementasikan oleh kedua negara.
Perundingan ketujuh IK-CEPA itu sendiri dilaksanakan pada tahun 2019 silam oleh menteri
perdagangan Indonesia pada saat itu Enggartiasto Lukita dengan menteri perdagangan korea
Hyun Chong Kim di Jakarta mewakili presiden Indonesia dan Korea atas perbincangan IK-
CEPA pada 2018 lalu. IK-CEPA tahun 2019 ini merupakan rencana untuk reaktivasi kembali IK-
CEPA yang sudah ada sebelumnya di tahun 2014 yang dihentikan oleh karena dinilai kurang
diimplementasikan pada saat itu. Dalam perundingan ketujuh IK-CEPA di tahun 2019 syarat-
syarat yang disepakati oleh kedua negara berbunyi,
a. “the IK-CEPA should be of high quality, mutually beneficial and as comprehensive as
possible, covering trade in goods and services, investment, economic cooperation and
other areas to be agreed upon so as to reach the economic goals set by governments of
the two countries by substantially increasing the volume of bilateral trade and investment
to the highest possible level
b. the IK-CEPA should be built upon the existing multilateral and regional agreements as
well as the outcome of negotiations between the Republic of Indonesia and the Republic
of Korea;
c. the IK-CEPA should be economically meaningful while recognizing mutual interests and
sensitivities the two countries may have; and
d. the eighth round of negotiations will be held on 29-30 April 2019 in Seoul with the aim of
reaching a conclusion as soon as possible by the end of this year”.
Maksud dan penjelasan dari bunyi perjanjian IK-CEPA diatas ialah:
a. IK-CEPA harus berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi kedua negara dan bersifat
sekomprehensif mungkin dalam perdagangan barang dan jasa, penanaman modal, dan
kerja sama ekonimi lainnya untuk mencapai tujuan ekonomi yang telah ditentukan oleh
kedua negara dengan meningkatkan perdagangan antar dua negara dan penanaman modal
dalam jumlah dan tingkatan yang setinggi mungkin
b. IK-CEPA harus dibangun diatas kesepakatan multilateral dan regional yang telah ada
serta hasil dari negosiasi antara Republik Indonesia dengan Republik Korea
c. IK-CEPA harus berguna secara ekonomi dengan memperhatikan keuntungan bersama
dari kedua negara
d. Negosasi ke delapan dari IK-CEPA akan dilaksanakan pada tanggal 29-30 April 2019 di
Seoul dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan akhir sebelum akhir tahun ini apabila
memungkinkan
Yang kemudian IK-CEPA resmi di reaktivasi kembali pada 18 Desember 2020 di Seoul,
Korea Selatan dan diratifikasi dalam peraturan perundang-undangan Indonesia pada tahun 2022
melalui UU No. 25 Tahun 2022 tentang Pengesahan Perjanjian Kemitraan Ekonomi
Komprehensif antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea.
Pelaksanaan IK-CEPA terbaru ini diharapkan dapat memenuhi poin-poin penting dan berdampak
positif terhadap pertumbuhan ekonomi kedua negara. Kedua negara baik Indonesia maupun
Korsel sama-sama mengupayakan pemulihan ekonomi akibat dari dampak pandemi COVID-19
melalui IK-CEPA. Dapat dilihat dari sejumlah investor besar dari Korea yang menanamkan
modalnya di Indonesia seperti Samsung dan Posco. Di Indonesia sendiri, angka ekspor elektronik
pada periode Januari-Juli 2022 sebesar US$ 9,43 miliar yang naik dari nilai pada periode tahun
sebelumnya yaitu sebesar US$7,93 miliar. Kenaikan sebesar 18,9 persen tersebut disumbangkan
oleh merk-merk elektronik terkenal yang diantaranya merupakan merk Samsung yang berasal
dari Korea Selatan. Pabrik Samsung di Indonesia terdapat di berbagai daerah antara lain di
kawasan industri Cikarang, Bekasi, dan Jababeka. Selain dari penanaman investasi perusahaan
besar Korsel di Indonesia, komoditas Indonesia yang banyak diekspor ke Korsel sebagian besar
berupa besi, baja, kayu, barang jadi ataupun setengah jadi dari ketiga bahan dasar tersebut.
Angka ekspor ini di tahun 2019 mencapai angka US$15,6 miliar. Kedua negara baik Indonesia
maupun Korsel sama-sama saling memanfaatkan kesempatan yang dihasilkan melalui IK-CEPA
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasionalnya masing-masing.
2.1. Pengaruh IK-CEPA dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pertumbuhan ekonomi nasional merupakan proses peningkatan kondisi perekonomian suatu
negara ke jenjang yang dinilai lebih baik dalam jangka waktu tertentu. Faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi suatu negara yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk, dan
kemajuan teknologi. Modal berarti setiap investasi yang ditanamkan dalam suatu negara.
Investasi dapat berupa investasi dalam negeri dan investasi asing. Investasi dalam negeri berarti
investasi yang dilakukan oleh masyarakat negara itu sendiri. Sedangkan investasi asing berarti
pihak dari negara lain menanamkan modal di suatu negara. Pertumbuhan penduduk itu sendiri
berarti jumlah dan kualitas dari penduduk suatu negara. Seperti yang diketahui bahwa kualitas
sumber daya manusia juga menjadi penentu perekonomian negara tersebut. Semakin tinggi
kualitas sumber daya manusia berarti semakin tinggi juga sumber daya manusia tersebut dinilai.
Hal ini juga berkaitan dengan kemajuan teknologi akibat sumber daya manusia yang berkualitas.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke 4 di dunia dengan jumlah total
penduduk 279.790.244 jiwa1. Hal ini berarti dari segi pertumbuhan penduduk Indonesia memiliki
jumlah sumber daya manusia yang banyak apabila dibandingkan dengan Korea Selatan yang
hanya memiliki total penduduk sebanyak 51.269.185 jiwa2. Apabila dibandingkan maka
perbandingannya sekitar 1:5 lebih antara kedua negara tersebut. Dengan adanya IK-CEPA yang
merupakan kerja sama ekonomi dalam perdagangan barang dan jasa serta penanaman investasi
maka kondisi ini sangat memungkinkan bagi Korea Selatan untuk menanamkan investasi ke
Indonesia. Hal ini juga didukung oleh karena upah minimum Indonesia yang lebih rendah
apabila dibandingkan dengan Korea Selatan yaitu 5.620 won per jam atau sekitar Rp. 106.223. 3
Sedangkan upah minimum di ibukota Indonesia yaitu Jakarta saja tidak setinggi itu atau hanya
sekitar Rp. 28.334 untuk perjamnya dengan UMK per bulan Rp. 4.901.798 4. Korsel merupakan
salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang sangat tinggi dengan dapat dilihat dari salah
satu merk produk elektronik dari Korsel yang sangat terkenal yaitu Samsung. Samsung sendiri
telah memiliki beberapa pabrik di Indonesia dibawah nama PT Samsung Electronics Indonesia
1
Viva Budy Kusnandar. “Ini Negara dengan Penduduk Terbanyak di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?” Databoks,
September 9,2022 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/21/ini-negara-dengan-penduduk-terbanyak-
di-dunia-indonesia-urutan-berapa
2
“Korea Selatan Populasi” Ceic Data, ceicdata.com/id/indicator/korea/population diakses pada 5 Jan 2023
3
“Upah Minimum Korsel Tahun 2023 Ditetapkan Sebesar 9.620 Won / Jam.” KBS World Indonesian, August 5,
2022 https://world.kbs.co.kr/service/news_view.htm?lang=i&Seq_Code=67709
4
Sylke Febrina Laucereno, “Daftar Lengkap UMP 2023, DKI Jakarta Tertinggi & JAteng Terendah” detikfinance,
December 5, 2022 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6443219/daftar-lengkap-ump-2023-dki-jakarta-
tertinggi--jateng-terendah#:~:text=Dalam%20UMP%202023%20ini%20DKI,atau%20naik%207%2C88%25.
yang merupakan cerminan dari implementasi IK-CEPA untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional dari aspek faktor jumlah modal atau investasi di Indonesia.
Selain dari penanaman investasi, Indonesia juga banyak melakukan kegiatan ekspor ke
Korsel berupa bahan baku, bahan setengah jadi dan/atau jadi seperti besi, kayu, baja, batu bara,
dan karet alam5. Dengan hadirnya IK-CEPA yang mendukung kerja sama ekonomi antara
Indonesia dengan Korsel hal ini mendorong pebisnis maupun investor baik dari pihak negara
Korsel maupun Indonesia untuk lebih banyak menjalankan ekspor impor ataupun penanaman
modal atau investasi guna untuk mencapai tujuan bersama yaitu saling menguntungkan satu
sama lainnya. IK-CEPA disini berperan penting dalam merealisasikan pertumbuhan ekonomi
nasional yang diharapkan semakin baik kedepannya bagi kedua negara. IK-CEPA membuka
banyak peluang bisnis, investasi, ekspor impor bagi kedua negara dan sudah seharusnya semakin
diperhatikan dan dijalankan oleh pihak dari kedua negara.
2.2. Pro dan Kontra dari IK-CEPA dalam Kegiatan Ekonomi di Indonesia
IK-CEPA memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan ekonomi kedua negara yang
terlibat yaitu Indonesia dan Korsel. Maka dari itu pastinya terdapat beberapa kebijakan-kebijakan
yang dibuat guna untuk mendukung kegiatan ekonomi kedua negara. Salah satu kebijakan
tersebut adalah penarikan persentase pos tarif atas perdagangan barang dimana Korsel akan
mengeliminasi hingga 95,54 persen pos tarifnya dan Indonesia akan mengeliminasi 92,06 persen
pos tarifnya6. Dengan adanya kebijakan tersebut tentunya perdagangan antara Indonesia dengan
Korsel akan lebih diuntungkan karena tidak ada penambahan tarif yang memberatkan konsumen
ataupun produsen dalam melakukan kegiatan usaha ekspor impor. Meningkatnya iklim investasi
dari Korsel di Indonesia juga mendatangkan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan
level industrinya. Seperti contohnya apabila pabrik elektronik Samsung semakin besar di
Indonesia, maka investor-investor lokal atau dalam negeri berkesempatan untuk membuka
industri yang memproduksi atau menyediakan bahan pendukung ataupun bahan baku dari
industri elektronik. Karena pastinya lebih efisien apabila bahan pendukung ataupun bahan baku
yang digunakan berasal dari negara yang sama atau daerah yang sama guna untuk menghemat
biaya dan waktu. Hal ini jelas dapat meningkatkan jumlah industri dalam negeri yang efeknya
ialah meningkatkan jumlah lapangan kerja di Indonesia.
Selain itu, dengan adanya pabrik elektronik berteknologi tinggi di Indonesia dapat
memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan teknologi negaranya sendiri. Untuk saat ini
mungkin Indonesia tergolong negara dengan kemajuan teknologi yang masih kurang apabila
dibandingkan dengan Korsel. Kemungkinan bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan kemajuan
teknologi dengan usaha sendiri untuk saat ini mungkin masih sangat kecil akibat kurangnya
kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Munculnya pabrik elektronik di Indonesia dapat
memungkinkan orang Indonesia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan teknologi yang
sebelumnya belum dapat dicapai dengan keadaan sumber daya manusia Indonesia. Dampak
positif yang dihasilkan dari IK-CEPA dapat dikatakan cukup banyak apabila dibandingkan
dengan perjanjian ekonomi lainnya.
5
Nikita Puspita Ing Endit, “Ragam Komoditas Potensi Ekspor ke Korea Selatan” UKMIndonesia.ID, September 28,
2022 https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/ragam-komoditas-potensi-ekspor-ke-korea-
selatan#:~:text=Adapun%20produk%20ekspor%20utama%20Indonesia,secara%20lebih%20mendalam%20sesaat
%20lagi.
6
Tira Santia, “Untung Mana, Perjanjian Dagang IK-CEPA atau RCEP?” Liputan6, December 18 2020
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4436620/untung-mana-perjanjian-dagang-ik-cepa-atau-rcep
Namun ketika terdapat sisi terang pastinya terdapat sisi gelap dari segala hal. Tidak
selamanya IK-CEPA hanya membawa dampak positif bagi perekonomian di Indonesia. Dari
hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Korsel dapat dinilai bahwa:
a. Indonesia menyediakan sumber daya manusia dengan harga atau upah yang dibayarkan
lebih rendah daripada Korsel apabila dinilai dari kualitas sumber daya manusia mungkin
dapat dikategorikan bahwa kualitas sumber daya Korsel masih lebih tinggi dibandingkan
Indonesia dilihat dari kemajuan teknologi negaranya
b. Indonesia kebanyakan mengekspor hasil bumi yang bukan merupakan teknologi tinggi ke
Korsel yang kedepannya bisa habis atau menjadi langka seperti karet alam dan batu bara
tidak seperti Korsel yang kebanyakan mengekspor barang berteknologi tinggi ke
Indonesia
c. Indonesia tergolong masih bergantung ke Korsel apabila dinilai dari aspek kebutuhan
teknologi dan kualitas sumber daya manusia.
Dari ketiga penilaian diatas, dapat dilihat bahwa sebenarnya Indonesia diuntungkan dikarenakan
memiliki sumber daya alam dan manusia yang banyak namun sayangnya kualitas sumber daya
manusia Indonesia masih sangat kurang. Hal ini mengakibatkan Indonesia perlu bergantung
kepada negara lain yang memiliki kemajuan teknologi lebih baik untuk mengolah sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang banyak di Indonesia.
E. Kesimpulan
UNIDROIT

DAFTAR PUSTAKA
Karya Tulis Ilmiah
Azizah, Siti. “Penyelesaian Sengketa Kontrak Internasional.” Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum 5,
No.3 (2011).
C. I. Pertiwi. "Implikasi Hukum Kontrak Bisnis Internasional yang Dibuat dalam Bahasa Asing."
Notarius 11, No. 1 (2018).
Dini, Chrisstar dkk. “Harmonisasi Buku III KUHPER dengan CISG dan UNCITRAL terhadap
Kontrak Dagang Internasional.” Jurnal FH UNS (Privat Law) III, No.2 (2015).
Gijoh, Lileys Glorydei Gratia, Jeany Anita Kermite, Jeannie C. Rotinsulu. “Implementasi
Hukum dalam Kontrak Bisnis Internasional.” Lex Et Societatis IX, No.1 (2021).
Hawidi, Robert Garry (2019). Adopsi Prinsip UNIDROIT Pada Hukum Kontrak di
Indonesia. Master thesis, Universitas Internasional Batam.
Henry, Gabriel. “The UNIDROIT Principles 2010: An American Perspectives”, Makalah
disampaikan pada Symposium the 2010 UNIDROIT Principles of International Commercial
Contract: University Law Center, Center for transnational Business and the Law
Kartawinata, Budi Rustandi. Bisnis Internasional. Bandung: PT. Karya Manunggal Lithomas,
2014.
Kusmiati, N. Ike. “Kedudukan UNIDROIT sebagai Sumber Hukum Kontrak dalam
Pembaharuan Hukum Kontrak Indonesia yang akan Datang.” Litigasi 18, No.1 (2017).
Pertiwi, Chintya Indah, F.X. Joko Priyono. “Implikasi Hukum Kontrak Bisnis Internasional yang
Dibuat dalam Bahasa Asing.” Notarius 11, No.1 (2018).
Rahmy, Elvi (2019). Implementasi Prinsip-Prinsip Unidroit dalam Pembentukan dan
Pelaksanaan Kontrak Komersial di Indonesia. Sarjana Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Soenandar, Taryana. Prinsip-Prinsip UNIDROIT: Sebagai Sumber Hukum Kontrak dan
Penyelesaian Sengketa Bisnis Internasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
Sood, Muhammad. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: Rajawali Pers, 2018.
Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
UNIDROIT Principles of International Commercial Contracts

https://ekonomi.bisnis.com/read/20221004/12/1584237/dunia-dihantui-resesi-perjanjian-ik-cepa-
bikin-ri-korsel-makin-mesra
https://news.ddtc.co.id/beda-cepa-dan-fta-22201
https://blog.pajak.io/cepa-pengertian-contoh-manfaat-perbedaan-dengan-fta/

Anda mungkin juga menyukai