Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS HUKUM
Jl. Sosio Yustisia No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta, 55281 Telp. / Fax. (0274) 512781
website: law.ugm.ac.id | email : hukum-hk@ugm.ac.id & dekan-hk@ugm.ac.id

UNIVERSITAS GADJAH MADA SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


FAKULTAS HUKUM SEMESTER GENAP TA 2020/2021
PROGRAM STUDI
MAGISTER ILMU HUKUM Tanggal: 25 Juni 2021
KAMPUS JAKARTA

MATA KULIAH : HUKUM INVESTASI


DOSEN : Dr. Riyatno, S.H., LL.M.
WAKTU : Jam 19.00 – 20.15 WIB
SIFAT UJIAN : Open Book

PETUNJUK UJIAN :

1. Kerjakan pada Lembar Jawaban Ujian yang telah disediakan;


2. Kerjakan secara Mandiri/Tidak Bekerja Sama dengan Orang Lain
3. Kirimkan jawaban ujian Saudara (satu kali saja) melalui SIMASTER UGM sebelum waktu
ujian berakhir dengan penamaan file lembar jawaban sebagai berikut: Nomor
Kursi_NIU_Nama Mahasiswa_Nama Mata Kuliah;

1. Wabah Covid-19 telah memberikan dampak serius pada hampir seluruh Negara
di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pengaruh yang ditimbulkan tidak hanya satu
bidang/sektor, namun hampir seluruh aktivitas yang ada, dan salah satunya
adalah investasi. Jelaskan menurut Saudara upaya-upaya (kebijakan) apa saja
yang perlu ditempuh oleh Pemerintah RI untuk mengurangi dampak negatif
wabah Covid-19, khususnya terhadap realisasi investasi tahun 2020?

2. Pandemi Covid-19 berdampak pada pertumbuhan ekonomi ekonomi Indonesia


yang turun sebesar 2,07% pada tahun 2020 dan masih terkontraksi sebesar
0,74% untuk kuartal I tahun 2021. Menurut Saudara, kebijakan atau aturan apa
terkait Investasi yang perlu untuk dibuat, diatur, maupun direvisi sehingga dapat
memberikan kontribusi pada upaya pemulihan ekonomi Indonesia?

3. Salah satu ketentuan yang dicakup dalam UU Cipta Kerja adalah terkait dengan
bidang usaha penanaman modal yang lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal
beserta perubahannya, Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2021. Lampiran III
Peraturan Presiden dimaksud mengatur bidang usaha dengan persyaratan
tertentu, salah satunya ketentuan pembatasan kepemilikan saham asing dalam
bidang usaha tertentu. Kemukakan pendapat Saudara bagaimana dan atas
kondisi apa Penanam Modal Asing tidak dapat mengikuti ketentuan pembatasan
kepemilikan saham asing sebagaimana diatur dalam Lampiran III Perpres
tersebut?

4. Akhir-akhir ini banyak negara yang memiliki keinginan untuk melakukan


perubahan dalam model Bilateral Investment Treaties (BITs) agar lebih
menguntungkan negara masing-masing, termasuk Indonesia. Menurut saudara,
apa hal-hal yang perlu diperbaiki/diubah dari model BITs yang ada dan
bagaimana hal tersebut dapat memberikan dampak positif pada kegiatan
investasi di Indonesia?
LEMBAR JAWABAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
FAKULTAS HUKUM SEMESTER GENAP TA 2020/2021
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU NAMA: RIRIN OCNA SYAFERA
HUKUM JAKARTA NIM: 9/452921/PHK/10912
NO. UJIAN: 28
TANGGAL: 25 / 06 / 2021
MATA KULIAH: HUKUM INVESTASI
KELAS : BISNIS
DOSEN : Dr. Riyatno, S.H., LL.M.

LJU ini dikirim melalui SIMASTER dalam format pdf dengan penamaan file: No
Presensi_NIU_Nama

JAWABAN:

1. Kebijakan yang ditempuh Pemerintah RI dalam mengatasi wabah virus Covid-19


mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020, dimana Presiden telah
mendeklarasikan bahwa kondisi darurat yang sedang dialami saat ini dikategorikan
sebagai darurat kesehatan masyarakat. Maka acuan undang-undang yang digunakan
ialah Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan. Pada Pasal 1 disebutkan bahwa
kedaruratan kesehatan masyarakat merupakan kejadian kesehatan masyarakat yang
bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian
yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia,
bioterorisme, dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi
menyebar lintas wilayah atau lintas negara. Dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 15
ayat (1), bahwa karantina kesehatan merupakan respon terhadap kedaruratan
kesehatan masyarakat. Pada konsep kedaruratan ini pemerintah diberikan tanggung
jawab dalam melindungi kesehatan masyarakat dari faktor resiko kesehatan
masyarakat dan penyakit yang sedang mewabah (pasal 4). Realisasi investasi di
Indonesia justru naik mencapai 8% yaitu sebesar Rp 210,7 triliun per triwulan I tahun
2020. Secara rinci ada peningkatan pada sektor penanaman modal dalam negeri
(PMDN) sebesar 29,3% yaitu dari Rp 87,2 triliun menjadi sebesar Rp 112,7 triliun.
Namun di sisi lain, penanaman modal asing (PMA) justru menurun 9,2% yaitu
menjadi sebesar Rp 98 triliun.turunnya perekonomian saat ini dapat diatasi dengan
adanya investasi, yang nantinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk
masyarakat Indonesia.

2. UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang menjadi game changer pertumbuhan
ekonomi Indonesia saya rasa dapat meningkatkan investasi Indonesia pada tahun
2021. Jika pemerintah ingin mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pada
triwulan II 2021, pemerintah perlu menjaga pertumbuhan konsumsi masyarakat,
pengeluaran pemerintah, dan pertumbuhan ekspor rata-rata sebesar 5%, serta
pertumbuhan investasi minimal 13%-16%. Kemudian, pemerintah juga telah
memberikan berbagai kebijakan yang semakin memudahkan jalannya investasi di
Indonesia, seperti pemberian insentif pajak, bantuan perihal kredit dan penjaminan,
pengesahan UU Cipta Kerja (Omnibus Law), pembentukan satgas khusus investasi
luar negeri, serta kemudahan proses pengajuan izin usaha dan investasi oleh BKPM.
Harapannya adalah Indonesia mampu mengoptimalkan peran investasi dalam
pemulihan ekonomi dengan rekonstruksi investasi padat karya serta bermitra dengan
para pelaku bisnis, termasuk UMKM. Bisa dikatakan, fokus pemerintah Indonesia
sendiri bukan hanya memulihkan ekonomi Indonesia, namun juga memastikan
ekonomi Indonesia tetap maju di tahun-tahun mendatang melalui kuatnya pondasi
investasi.

3. Setiap perusahaan asing yang akan berinvestasi di Indonesia harus


melakukan kerja sama usaha (joint venture) dengan perusahaan Indonesia. Tidak ada
batasan minimum dalam nilai investasi maupun permodalannya. Total
investasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan perhitungan-perhitungan
ekonomi mereka. Berbagai masalah yang dihadapi oleh para pihak khususnya
pemodal dalam negeri dalam rangka kerja sama patungan (joint ventures) dengan
penanaman modal asing menimbulkan banyak ketidak puasan antara kedua belah
pihak. Untuk itu peran pemerintah sangat diperlukan melalui suatu kebijaksanaan
yang terarah dan dapat memberikan kepastian hukum serta rasa keadilan diantara
kedua belah pihak. Sebab tidak bisa disangkal bahwa dengan adanya suatu usaha kerja
sama antara penanaman modal asing dan nasional tentu saja akan menimbulkan
berbagai implikasi dan salah satunya adalah terjadinya sengketa yang tentunya
memerlukan penyelesaian secara tuntas agar tidak menimbulkan image yang buruk
dari penanam modal asing.

4. Seiring berkembangnya waktu pelaksanaan perjanjian BITs yang dilaksanakan


oleh Indonesia pada saat ini dirasa telah banyak merugikan Indonesia sebagai
host country dan menganggap perjanjian tersebut sudah tidak relevan lagi dan
perlu untuk diadakannya pembaharuan perjanjian BITs. Tujuan utama suatu BITs
adalah untuk meningkatkan promosi dan proteksi reciprocal encouragement,
investasi di wilayah asal masing-masing negara. Tujuan utama BITs adalah untuk
melindungi investasi di luar negeri, meningkatkan kebijakan yang berorientasi pasar
dan menciptakan praktik investasi yang transparan dan non diskriminasi antara
negara dan investor, dan untuk mendukung perkembangan standar hukum
internasional yang sejalan dengan tujuan-tujuan tersebut. Dengan langkah berani
Indonesia untuk mengakhiri Bilateral Investment Treaties dan bermaksud untuk
merenegosiasikannya dengan negara lain, maka inilah waktu yang sangat tepat bagi
pembuat kebijakan Indonesia untuk bersama-sama dengan satu tujuan yaitu untuk
memahami substantive issue dari perjanjian investasi dan menghasilkan model
atau pedoman BITs model Indonesia berdasarkan maksud dan tujuan investasi
yang diinginkan Indonesia. Hal ini sangat penting agar BITs Indonesia selalu
konsisten dalam memberikan perlindungan bagi investor asing dan sekaligus
menjadi kendaraan yang mengantarkan Indonesia memenuhi kepentingan
ekonomi nasionalnya. Mengingat bahwa dampak BITs pada akhirnya sangat
signifikan terutama dalam hal penyelesaian sengketa antara Indonesia dengan investor
asing dan seringkali berujung kepada ganti rugi yang sangat besar yang harus
dibayarkan pemerintah, maka membuat BITs Model Indonesia dan policy guideline
yang jelas merupakan upaya yang harus diwujudkan pemerintah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai