Anda di halaman 1dari 27

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK/TOR)

Program:

PROGRAM KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL

Kegiatan:

PENYUSUNAN DRAFT KEBIJAKAN PEMBERIAN KEMUDAHAN


BAGI PENANAMAN MODAL DI KOTA SINGKAWANG

Pekerjaan:

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN


RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG
KEBIJAKAN PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN BAGI PENANAMAN MODAL
DI KOTA SINGKAWANG

BADAN PENANAMAN MODAL DAN


PELAYANAN TERPADU KOTA SINGKAWANG
TAHUN ANGGARAN 2018

Kerangka Acuan Kerja 0


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
URAIAN PENDAHULUAN

 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas keseluruhan kurang lebih
7,7 km2. Wilayah Indonesia yang demikian luasnya, tentunya menyimpan potensi
kekayaan alam yang sangat besar, baik di darat maupun di laut. Potensi kekayaan alam
tersebut untuk memanfaatkan berbagai kegiatan pembangunan yang dapat
mensejahterakan masyarakat, misalnya pertumbuhan dan perkembangan industri
perikanan, perhubungan laut, pertambangan, pertanian, energi, pariwisata dan
sebagainya.. Indonesia merupakan negara yang sedang membangun..Pada umumnya
persoalan yang utama dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia
dalam pembangunan ekonominya adalah kurang tersedianya modal (capital). Padahal
modal memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian suatu
negara. Modal memiliki peran untuk mengembangkan potensi kekayaan sumber daya
alam tersebut yang belum dimanfaatnya secara optimal.. Minimnya modal tersebut
disiasati dengan dengan membuka perekonomian bagi masuknya investasi asing
maupun dalam negeri (domestik). Daerah-daerah sangat membutuhkan pemikiran
perencanaan bahkan pengusaha dan investor untuk dapat mengubah potensi tersebut.
Investasi merupakan instrument penting bagi keluar masuknya arus modal dari dalam
maupun luar negeri untuk ditanamkan pada sektor-sektor yang berpotensi menghasilkan
keuntungan ekonomis. Peran ganda dari investasi adalah selain untuk menggerakan
perekonomian, juga membantu menyerap tenaga kerja, sehingga akan menekan angka
pengangguran.
Statistik investasi nasional dan daerah menunjukkan dinamika yang
menjanjikan, beberapa studi menunjukka banyaknya kelemahan, terutama di sektor
kebijakan yang cenderung menghambat iklim investasi di daerah (Pusat Kajian
Administrasi Internasional-LAN, 2008:3).
Di masa globalisasi sekarang ini, peran penanaman modal semakin krusial.
Apalagi terhadap negara-negara yang sedang taraf membangun seperti Negara Republik
Indonesia ini. Istilah membangun secara berdikari (berdiri di atas kaki sendiri)
berdasarkan asas kemandirian dengan mengabaikan sama sekali penanaman modal
terutama terhadap penanaman modal asing sudah bukan zamannya lagi.
Istilah investasi dan penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal,
baik dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang-undangan.
Istilah investasi merupakan istilah yang popular dalam dunia usaha, sedangkan istilah

Kerangka Acuan Kerja 1


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
penanaman modal lebih banyak digunakan dalam perundang-undangan. Namun pada
dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama sehingga kadang-
kadang digunakan secara interchangeable (hubungan timbal-balik).
Berkaitan dengan hal tersebut, penanaman modal harus menjadi bagian dari
bentuk penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan meningkatkan
kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, membangunan pembangunan ekonomi
kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem
perekonomian yang berdaya saing.
Penanaman modal diharapkan tidak berorientasi kepada motif keuntungan saja
melainkan juga diarahkan kepada pemenuhan tugas pembangunan pada umumnya dan
berperan serta dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan dalam setiap rencana
pembangunan, yang meliputi:
1. Peningkatan produksi nasional/penggalian potensi-potensi ekonomi;
2. Penciptaan lapangan kerja;
3. Peningkatan penataan hasil-hasil pembangunan/ partisipasi masyarakat dalam
pembangunan/kegiatan ekonomi dan pemerataan kegiatan pembangunan ke
daerah.
Secara teoritis, Indonesia seharusnya dapat menjadi negara tempat penanaman
modal yang baik. Hal ini disebabkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan-keunggulan
komparatif sebagai berikut:
1. Sumber daya alam yang melimpah (seperti minyak bumi, gas bumi,
pertambangan, hasil hutan dan hasil laut);
2. Pasar dalam negeri yang luas dengan penduduk kurang lebih 243.000.000 (dua
ratus empat puluh tiga juta) jiwa;
3. Upah buruh yang relatif murah;
4. Kebijaksanaan ekspor yang kondusif;
5. Kebijaksanaan rezim devisa bebas;
6. Letak strategis di antara 2 ( dua ) benua dan 2 ( dua ) samudera.
Di samping itu, harapan dari masyarakat pebisnis adalah agar Indonesia dapat
memberikan kemudahan lain, seperti:
1. Kemudahan pajak;
2. Keamanan dan stabilitas politik;

Kerangka Acuan Kerja 2


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
3. Stabilitas nilai tukar rupiah;
4. Kemudahan, kebersihan dan transparansi birokrasi;
5. Law Enforcement (penegakan hukum) dan kepastian hukum .
Pada dasarnya penanaman modal merupakan kebutuhan bagi setiap negara,
karena tidak ada satu negera pun yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara
terus menerus dan dalam jangka panjang. Setiap negara selalu mempunyai
keterbatasanya sendiri sehingga membutuhkan kerja sama dengan negara lain.
Agar tujuan penyelenggaraan penanaman modal dapat tercapai, maka faktor
penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui
perbaikan koordinasi antara instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya
ekonomi yang berdaya saing tinggi, serat iklim usaha yang kondusif di bidang
ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai faktor penunjang
tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, yang pada intinya menetapkan bahwa :
“Investor/penanam modal baik domestik maupun asing yang menanamkan investasinya
di Indonesia dapat diberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan sesuai kriteria teknis
yang diatur peraturan perundang-undangan. Fasilitas penanam modal tersebut diberikan
kepada penanam modal yang :
1. Melakukan perluasan usaha; atau
2. Melakukan penanaman modal baru.”
Kriteria investor yang akan mendapat fasilitas penanam modal telah ditentukan
oleh Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007. Adapun sepuluh kriteria itu
meliputi:
1. Menyerap banyak tenaga kerja;
2. Termasuk skala prioritas tinggi;
3. Termasuk pembangunan infrastruktur;
4. Melakukan alih teknologi;
5. Melakukan industri pionir
6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan;
7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup;
8. Melaksanakan kegiatan penelitian;
9. Bermitra dengan UKM atau koperasi;

Kerangka Acuan Kerja 3


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
10. Industri yang menggunakan barang modal atau peralatan yang diproduksi di
dalam negeri.
Apabila salah satu kriteria itu dipenuhi, maka telah dianggap cukup bagi
pemerintah untuk memberikan fasilitas atau kemudahan kepada investor. Ada sepuluh
bentuk fasilitas atau kemudahan yang diberikan kepada penanam modal (investor) asing
maupun domestik. Pemberian fasilitas tersebut membutuhkan koordinasi yang baik
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan penyelenggara
dan penanaman modal. Oleh karena itu, peningkatan koordinasi harus dapat diukur
kecepatannya dengan pemberian perizinan dan fasilitas penanaman modal yang
memiliki daya saing.
Selanjutnya fasilitas penanaman modal diberikan dengan pertimbangan tingkat
daya saing perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus promotif
dibandingkan dengan fasilitas yang diberikan oleh negara lain. Pentingnya kepastian
fasilitas penanaman modal ini mengharuskan pengaturan yang lebih rinci terhadap
bentuk fasilitas, insentif, dan kemudahan penanaman modal. Pemberian fasilitas tersebut
setidaknya merupakan upaya untuk mendorong penyerapan tenaga kerja.
Kebijakan pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal secara yuridis
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian
Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah. Berdasarkan
ketentuan tersebut, daerah diberikan kewenangan untuk membuat suatu regulasi hukum
dalam rangka menarik investor untuk meningkatkan penanaman modal di daerah.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 278 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa:
“Untuk mendorong peran serta masyarakat dan sektor swasta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penyelenggara Pemerintahan Daerah dapat memberikan insentif
dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur dalam Perda
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Namun demikian, untuk mengetahui implementasi pemberian insentif dan
kemudahan bagi penanam modal, maka perlu dilihat bagaimana pelaksanaannya dan ini
juga menyangkut terhadap pemenuhan terhadap hak penanam modal mengenai
kepastian hak, hukum dan perlindungan; hak informasi yang terbuka mengenai bidang
usaha yang dijalankannya; hak pelayanan; dan hak untuk mendapatkan berbagai bentuk
fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Kerangka Acuan Kerja 4


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
sebagaimana dijamin oleh Negara dalam Pasal 14 Undang-Undang Penanaman Modal.
Pelaksanaan kebijakan pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal di
Kota Singkawang, belum dapat dilaksanakan secara efektif, mengingat instrumen
pelaksanaan kebijakan, baik dari aspek kelembagaan, perizinan penanaman modal, dan
regulasi prosedur teknis pelaksanaannya belum ditetapkan. Untuk itu, penting rasanya
mengkaji kembali tentang perlakuan dan pemberian insentif dan kemudahan kepada
penanam modal. Sehingga dengan memahami hal-hal tersebut, dapat diketahui dengan
jelas tentang perlakuan dan fasilitas apa saja yang diberikan kepada penanam modal
menurut prespektif peraturan perundang-undangan. Sehingga, akan lebih mudah
menyikapi dan menganalisa perkembangan dunia penanaman modal di Indonesia
khususnya di Kota Singkawang.
Guna mendorong pertumbuhan ekonomi, penurunan angka pengangguran dan
penurunan kemiskinan diperlukan peningkatan investasi yang signifikan, Mekanisme
insentif atau kemudahan dapat mengurangi hambatan-hambatan dan diharapkan dapat
menciptakan daya tarik bagi investor untuk datang dan menanamkan modalnya di Kota
Singkawang. Pemerintah daerah harus mempunyai kapasitas yang memadai serta
mampu mengimbangi dinamika dan tuntutan investasi, agar modal yang ditanam
maupun yang akan ditanamkan di daerahnya dapat terjaga. Tugas pemerintah daerah
adalah memastikan bahwa investor merasa aman untuk datang menanamkan modalnya
serta mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mendukung iklim investasi yang
lebih baik. Berdasarkan:
 Pasal 176 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif
dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur dalam
peraturan daerah dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
 Paragraf 5 penjelasan umum Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal yang menyatakan bahwa: “….Pemerintah daerah bersama –
sama dengan instansi atau lembaga, baik swasta maupun pemerintah, harus
lebih dibedayakan lagi, baik dalam pengembangan peluang potensi daerah
maupun dalam koordinasi promosi dan pelayanan penanaman modal.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas – luasnya untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan penyelenggaraan penanaman modal berdasarkan asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan atau dekonsentrasi. oleh karena itu,
peningkatan koordinasi kelembagaan tersebut harus dapat diukur dari
Kerangka Acuan Kerja 5
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
kecepatan pemberian perizinan dan fasilitas penanaman modal dengan biaya
yang berdaya saing”.
 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemberian Insentif
dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah, sebagai dasar
pelaksanaannya di daerah untuk membuat suatu regulasi hukum dalam rangka
meningkatkan penanaman modal di daerah.
Adapun strategi insentif yang dapat dikembangkan guna mendukung iklim
investasi yang lebih baik lagi antara lain dalam bentuk insentif fiscal seperti
pembebasasan tanah, penggguhan atau keringanan pajak yang kompetitif, yang sesuai
dengan dinamika pasar yang terjadi. Dalam hal ini pemerintah daerah perlu secara
intensif memantau kondisi perekonomian regional dan global untuk menangkat gejala
dan peluang yang terjadi. Sedangkan insentif non fiskal yang dapat dikembangkan oleh
pemerintah adalah melalui:
1. Penyerdehanaan perjanjian untuk membantu mempersingkat perizinan
2. Perbaikan dan peningkatan kualitas daya dukung infrastruktur, baik fisik maupun
non fisik.
(Pusat Kajian Administrasi Internasional-LAN, 2008:3-4).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka diperlukan suatu kajian
naskah akademis tentang pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi
Penanaman Modal di Kota Singkawang yang output (keluaran) meliputi: Laporan
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kebijakan
Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang.

 Identifikasi Masalah Naskah Akademik merupakan rujukan dan sebagai dasar rancangan Peraturan
Daerah tentang Rancangan Peraturan Daerah tentang Pemberian Insentif dan
Kemudahan Penanaman Modal di Kota Singkawang.
1.1.1. Permasalahan Yang Dihadapi
Dengan adanya perkembangan kebijakan dan pengaturan perundang-undangan
dalam percepatan reformasi birokrasi khususnya dalam tata cara pemberian insentif dan
kemudahan bagi penanaman modal di Kota Singkawang dapat segera terwujud, maka
perlu dilakukan berdasarkan 5 (lima) prinsip sebagai berikut:
a. kepastian hukum, yang mengandung pengertian meletakkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar Pemerintah Daerah

Kerangka Acuan Kerja 6


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam pemberian insentif dan pemberian
kemudahan penanaman modal.
b. kesetaraan, yang mengandung pengertian perlakuan yang sama terhadap
penanam modal tanpa memihak dan menguntungkan satu golongan, kelompok,
atau skala usaha tertentu.
c. transparansi, yang mengandung pengertian keterbukaan informasi dalam
pemberian insentif dan kemudahan kepada penanam modal dan masyarakat luas.
d. akuntabilitas, yang mengandung pengertian bentuk pertanggungjawaban atas
pemberian insentif dan/atau pemberian kemudahan penanaman modal.
e. efektif dan efisien, yang mengandung pengertian pertimbangan yang rasional
dan ekonomis serta jaminan yang berdampak pada peningkatan produktivitas
serta pelayanan publik.
Bentuk-bentuk atau jenis-jenis pemberian insentif serta pemberian kemudahan
bagi penanaman modal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pemberian Insentif dapat berbentuk:
a. pengurangan, keringanan atau pembebasan pajak daerah.
b. pengurangan, keringanan atau pembebasan retribusi daerah.
c. penyertaan modal.
2. Pemberian Kemudahan dapat berbentuk:
a. penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal;
b. penyediaan sarana dan prasarana.
c. penyediaan lahan atau lokasi.
d. pemberian bantuan teknis.
e. percepatan pemberian perizinan.

1.2.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas serta pemetaan
kondisi perekonomian dan penanaman modal Kota Singkawang, dapat dirumuskan
identifikasi permasalahan yang akan dibahas dalam Penyusunan Peraturan Daerah
Tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota
Singkawang, yaitu:
1. Bagaimana implementasi kebijakan pemberian insentif dan kemudahan bagi
penanaman modal di Kota Singkawang dihubungkan dengan Peraturan Daerah
Kota Singkawang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penanaman Modal ?

Kerangka Acuan Kerja 7


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
2. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah Kota
Singkawang dalam penerapan program insentif dan kemudahan bagi penanaman
modal daerah dan penyelesaiannya ?
3. Bagaimanakah bentuk dan kriteria percepatan penanaman modal ?
4. Jenis usaha apa saja yang mendapat pemberian insentif dan atau kemudahan
penanaman modal ?
5. Bagaimanakah bentuk pemberian insentif dan atau kemudahan penanaman
modal ?
6. Bagaimanakah kriteria pemberian insentif dan atau kemudahan penanaman
modal ?
7. Bagaimanakah tata cara pengajuan insentif dan atau kemudahan penanaman
modal ?
8. Bagaimanakah tata cara pemberian insentif dan atau kemudahan penanaman
modal ?
9. Bagaimanakah dasar penilaian pemberian insentif dan atau kemudahan
penanaman modal ?
10. Bagaimanakah pengaturan pembinaan dan pengawasan?
11. Bagaimanakah sanksi adminuistrasi bagi penanam modal yang melanggar
ketentuan ?

1.2.3. Kebutuhan Rancangan Perda


Seiring dengan persoalan di atas, maka menyusun sebuah produk hukum
daerah terutama terkait dengan pemberian insentif dan kemudahan bagi penanaman
modal oleh Peraturan Daerah Kota Singkawang menjadi penting. Selama ini, dalam
perancangan Peraturan Daerah, masyarakat hanya menjadi obyek, bukan subyek.
Masyarakat seringkali tidak diajak serta dalam proses perancangan Peraturan Daerah,
padahal, masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam
pembentukan Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, dan/atau Peraturan Bersama
Kepala Daerah.
Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 80 tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, diharapkan
pembentukan produk hukum daerah yakni berupa Peraturan Daerah tentang Kebijakan
Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang akan

Kerangka Acuan Kerja 8


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
menjadi landasan yuridis secara lengkap, terpadu, memenuhi asas, dan materi muatan
yang lebih baik. Secara selintas, maka substansi yang ada dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian
Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861)
menimbang bahwa agar pemberian insentif dan pemberian kemudahan bagi
penanaman modal oleh pemerintah daerah tidak bertentangan dengan prins pemberian
insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, perlu pedoman pemberian insentif dan pemberian kemudahan
bagi penanaman modal did daerah.
Berdasarkan Pasal 5 mengenai Bentuk Kriteria, pemberian insentif dan
pemberian kemudahan diberikan kepada penanaman modal yang sekurang-kurangnya
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: (a) memberikan kontribusi bagi
peningkatan pendapatan masyarakat; (b) menyerap banyak tenaga kerja lokal; (c)
menggunakan sebagian besar sumber daya lokal; (d) memberikan kontribusi bagi
peningkatan pelayanan publik; (e) memberikan kontribusi dalam peningkatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB); (f) berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; (g)
termasuk skala prioritas tinggi; (h) termasuk pembangunan infrastruktur; (i) melakukan
alih teknologi; (j) melakukan industri pionir; (k) berada di daerah terpencil, daerah
tertinggal, atau daerah perbatasan; (l) melaksanakan kegaitan penelitian,
pengembangan, dan inovasi; (m) bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau
koperasi; atau (n) industri yang menggunakan barang modal, mesin, atau peralatan
yang diproduksi di dalam negeri.
Sejalan dengan kondisi tersebut, maka kebutuhan untuk penyusunan Peraturan
Daerah untuk kebijakan pemberian insentif dan kemudahan bagi penanaman modal di
Kota Singkawang menjadi sangat penting. Paling tidak, ada lima alasan, antara lain:
1. Keberadaan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota
Singkawang akan menjelaskan tentang: (a) tata cara pemberian insentif dan
pemberian kemudahan; (b) kriteria pemberian insentif dan pemberian
kemudahan; (c) dasar penilaian pemberian insentif dan pemberian kemudahan;
(d) jenis usaha atau kegiatan penanaman modal yang diprioritaskan memperoleh
insentif dan kemudahan; (e) bentuk insentif dan kemudahan yang dapat
diberikan; dan (f) pengaturan pembinaan dan pengawasan.

Kerangka Acuan Kerja 9


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
2. Adanya payung hukum yang dapat menguatkan peran dan fungsi kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Singkawang dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya dalam memberikan insentif dan kemudahan penanaman
modal sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan kemampuan daeerah yang akan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Dapat menguatkan proses koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi antar
kelembagaan dalam merumuskan kebijakan pemberian insentif dan kemudahan
penanaman modal untuk investor.
4. Memudahkan dalam pengambilan keputusan serta serta evaluasi terhadap
kegiatan penanaman modal yang memperoleh insentif atau kemudahan bagi
penanaman modal.
5. Mengoptimalkan pemanfaatan anggaran yang dapat digali baik melalui APBD
maupun kerjasama dengan lembaga lain untuk dapat mengoptimalkan pemberian
insentif dan kemudahan bagi penanaman modal di Kota Singkawang.

 Maksud dan Tujuan  Maksud


Berdasarkan Pasal 176 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dinyatakan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan
perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada
masyarakat dan/atau penanam modal. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun
2008 Bab 1 pasal 1 ayat 5 dan 6, dijelaskan, pemberian insentif dan kemudahan
penanaman modal secara umum bermaksud untuk mendorong peningkatan penanaman
modal di daerah.
Maksud dari Penyusunan Naskah Akademik ini adalah memberikan kajian dan
kerangka filosofis, sosiologis, dan yuridis tentang perlunya Peraturan Daerah tentang
Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal Di Kota Singkawang. Gambaran
yang tertulis diharapkan dapat menjadi panduan bagi Dewan Perwakilan Rakyat Kota
Singkawang untuk mengkaji materi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pemberian
Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal Di Kota Singkawang.

 Tujuan
Sebagai bahan acuan untuk merumuskan pokok-pokok pikiran, konsep-konsep,
asas-asas, dan norma-norma hukum, maka tujuan disusunnya naskah akademik dan

Kerangka Acuan Kerja 10


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
raperda dalam pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal
di Kota Singkawang adalah sebagai berikut:
1. Memberikan landasan hukum dan kerangka pemikiran bagi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal Di Kota
Singkawang;
2. Mengkaji dan meneliti pokok-pokok materi apa saja yang ada dan harus ada
dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan
Penanaman Modal Di Kota Singkawang;
3. Melihat keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya sehingga
jelas kedudukan dan ketentuan yang diaturnya.
4. Memberikan bahan dan data untuk menjadi bahan pembanding antara peraturan
perundang-undangan yang ada dalam merancang Raperda Rancangan Peraturan
Daerah tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal Di Kota
Singkawang.

 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan
Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang adalah:
1. Tersedianya dokumen penelitian dan pengkajian hukum dalam penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah dan Naskah Akademik tentang Kebijakan Pemberian
Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang.
2. Tersedianya rumusan norma hukum mengenai materi yang akan diatur dalam
Rancangan Peraturan Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan
Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang.
3. Dapat meningkatkan penanaman modal di daerah.
4. Dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
berkelanjutan di daerah, khususnya Kota Singkawang.
5. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
6. Dapat meningkatkan kemampuan dan daya saing daerah.
7. Dapat mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan dan mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Kota Singkawang.

Kerangka Acuan Kerja 11


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan
Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan bahan pengajaran mengenai aspek
penanaman modal di daerah.
2. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum pada
umumnya, serta hukum tata negara pada khususnya mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan implementasi kebijakan pemberian insentif dan kemudahan
penanaman modal di daerah, khususnya Pemerintah Kota Singkawang.
3. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang adanya
Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Singkawang dalam pemberian insentif dan
kemudahan penanaman modal berdasarkan Peraturan Daerah Kota Singkawang
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penanaman Modal.
4. Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pelaku usaha yang bergerak di
dunia penanaman modal (investasi), khususnya bagi Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang erat sekali kaitannya dengan Kebijakan Pemberian Insentif dan
Kemudahan Penanaman Modal di Daerah, sehingga praktik pelaksanaannya
berjalan efektif dan efisien serta memberikan daya guna dan hasil guna bagi
pembangunan ekonomi
5. Diharapakan dapat mendorong minat investasi masyarakat dan dunia usaha lokal
maupun asing di Kota Singkawang.
6. Diharapakan terciptanya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki secara optimal

 Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan studi yang harus ditangani oleh Penyedia Jasa adalah di Kota
Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.

 Sumber Pendanaan Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Pemerintah Kota Singkawang
Tahun Anggaran 2018 pada pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi
Penanaman Modal di Kota Singkawang dan nilai Pagu Dana Anggaran sebesar Rp.
......................................................... (.................................................................).

 Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: .................................................................


Organisasi Pejabat SKPD : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Kerangka Acuan Kerja 12
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
Pembuat Singkawang
Komitmen

 Sumber Data a. Bahan hukum primer, terdiri dari peraturan perundang-undangan yang terkait
langsung dengan masalah pembentukan Peraturan Daerah Kota Singkawang
tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal
Kota Singkawang, di tingkat Pusat dan Daerah.
b. Bahan hukum sekunder, berupa literatur-literatur ilmu hukum, hasil penelitian,
literatur dan dokumen resmi lainnya yang terkait dengan masalah yang dikaji.
c. Bahan hukum tertier, ialah kamus hukum, kamus bahasa dan kamus
Pemerintahan yang dapat memperjelas istilah-istilah yang digunakan dalam
penulisan naskah akademik ini.

 Metodologi Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan


Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang ini dilakukan menggunakan
metode penelitian yuridis normatif terhadap Undang-undang tentang Penanaman
Modal No. 25 tahun 2007 serta undang-undang lainnya yang terkait dengan Undang-
Undang Penanaman Modal dan kegiatan diskusi. Metode penelitian hukum normatif
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Pendekatan
Ada tiga pendekatan pokok yang digunakan, yakni: lapisan dogmatik hukum, teori
hukum dan filsafat hukum. Ketiga pendekatan ini dapat juga disebut sebagai pendekatan
yuridis, konseptual dan filosofis:
a. Pendekatan dogmatik hukum (yuridis) bertujuan untuk mempelajari dan
mengaplikasikan norma hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dianggap relevan dengan masalah pembentukan Peraturan Daerah
Kota Singkawang tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi
Penanaman Modal Kota Singkawang.
b. Pendekatan teori hukum (Konseptual), bertujuan untuk mempelajari dan
mengaplikasikan teori, konsep, pendapat, ajaran-ajaran hukum, yang terkait
dengan pembentukan Peraturan Daerah Kota Singkawang tentang Kebijakan
Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal Kota Singkawang.
c. Pendekatan filsafat hukum (filosofis), adalah untuk menemukan dan menganalisis
asas-asas hukum yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan Peraturan
Daerah Kota Singkawang tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan
Kerangka Acuan Kerja 13
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
Bagi Penanaman Modal Kota Singkawang.

B. Teknik Pengumpulan Data


Dilakukan dengan cara menginventarisasi, mempelajari dan mengaplikasikan
teori, konsep-konsep, asas-asas, dan norma-norma hukum yang diperoleh dari sumber
data primer, sekunder dan tersier, untuk diaplikasikan ke Naskah Akademik dan
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan
Bagi Penanaman Modal Kota Singkawang Tahun.
Dengan menggunakan bahan hukum primer berupa peraturan perundang-
undangan di bidang penanaman modal termasuk juga terhadap Undang-Undang PMDN
dan Undang-Undang PMA yang telah digantikan, serta perundangan lainnya yang
terkait dengan Undang-Undang Penanaman Modal ini. Bahan hukum sekunder, berupa
buku literatur, jurnal-jurnal, makalah dan hasil-hasil peneltian dibidang penanaman
modal. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan mengkaji semua bahan hukum
primer dan sekunder yang berkaitan dengan pokok permasalahan serta dokumentasi.

C. Teknik Analisa Data:


Dilakukan dengan metode deskriptif yuridis dan kualitatif, melalui proses
interpretasi, penalaran konseptual dan kontekstualitasnya dengan masalah yang dikaji.
Kajian secara mendalam dan komprehensif (harmonisasi) terhadap peraturan
perundangan, dalam bidang investasi dan dokumen-dokumen lain sejauh masih dalam
lingkup studi, akan dilakukan secara sistematis. Dengan melakukan kajian pustaka,
telusur internet, jurnal-jurnal. Hasil penelusuran bahan hukum dianalisis dengan
mendiskripsikan secara kualitatif dan dipaparkan sesuai dengan pokok permasalahan
yang diteliti.

D. Penelitian Lapangan dan Diskusi


Dalam rangka memperkaya berbagai masukan terkait dengan Rencana
Pembentukan Peraturan Daerah Kota Singkawang tentang Kebijakan Pemberian Insentif
dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal Kota Singkawang, maka dalam kegiatan ini
juga dilakukan penelitian lapangan, diskusi, serta koordinasi/konsultasi dan asistensi
dengan instansi/lembaga terkait, seminar, FGD, publik hearing, pembelajaran (studi
banding), dan lain sebagainya.

DATA PENUNJANG
Kerangka Acuan Kerja 14
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
 Standar Teknis Dalam kegiatan ini seperti yang dimaksud pada Pedoman KAK ini, Penyedia Jasa
harus memperhatikan persyaratan-persyaratan serta ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
 Persyaratan Umum Kegiatan
Setiap bagian dari kegiatan ini harus dilaksanakan secara benar dan tuntas dan
memberikan hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna
Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pengendali Kegiatan.
 Persyaratan Objektif
Pelaksanaan kegiatan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk kelancaran
pelaksanaan, baik yang menyangkut macam dan kualitas dari setiap bagian
kegiatan.
 Persyaratan Fungsional Kegiatan
 Persyaratan Prosedural dan Penyelesaian administratif sehubungan dengan
pelaksanaan tugas/kegiatan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku.
 Kriteria Lain-lain
Selain kriteria umum di atas, untuk Kegiatan ini berlaku pula ketentuan-ketentuan
seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku, antara lain ketentuan yang
diberlakukan untuk kegiatan kegiatan yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian
Pelaksanaan Kegiatan (Kontrak), dan ketentuan-ketentuan lain sebagai dasar
perjanjiannya. Adapun standar teknis dalam melaksanakan kegiatan ini
menggunakan daftar referensi teknis sebagai dasar pelaksanaan. Referensi
dimaksud adalah :
 Perpres No. 70 Tahun 2012 dengan lampiran- lampirannya.
 Ketentuan dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi
pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan pekerjaan
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota
Singkawang.
 Draft Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan
Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawangyang disusun oleh
Penyedia Jasa yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga lingkup
layanan yang sudah disyahkan oleh PPK/PPTK dan disahkan/disetujui oleh PA.

Kerangka Acuan Kerja 15


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
 Berita Acara Penjelasan Kegiatan.
 Surat tentang Penetapan Pemenang.
 Surat Perjanjian.
 Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
 Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang disetujui Direksi.

 Studi-Studi Belum pernah dilakukan pekerjaan serupa


Terdahulu

 Referensi Hukum Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan
Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang harus memperhatikan ketentuan-ketentuan
teknis dan Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana diatur dalam:
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 ayat 6;
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi
Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Singkawang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1106);
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lemabaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lemabaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4724);
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4866);
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Kerangka Acuan Kerja 16


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi
Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3733);
 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4585);
 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagaian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4743);
 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tamabhan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4767);
 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif
dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4861);
 Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan
Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di
Bidang Penanaman Modal;
 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang
Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
Kerangka Acuan Kerja 17
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal Di Daerah;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah;
 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 11 Tahun 2009
tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu di Bidang Penanaman Modal;
 Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009 Pedoman dan Tata Cara Penanaman
Modal.
 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal;
 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan
Penanaman Modal;
 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Penanaman Modal di Provinsi Kalimantan Barat;

RUANG LINGKUP

 Ruang Lingkup Ruang Lingkup Pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman
Modal di Kota Singkawang adalah mengatur hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan dasar kepastian hukum, kesetaraan kepada penanam modal
(investor), transparansi keterbukaan informasi, akuntabilitas dalam kemudahan
penanaman modal, efektifitas serta efisiensi dalam pertimbangan yang rasional
dalam pelayanan publik.
2. Merumuskan kewenangan serta kebijakan Pemerintah Daerah dalam memberikan
insentif dan kemudahan bagi penanaman modal sesuai dengan kemampuan daerah
yang bersangkutan.
3. Menentukan dan merumuskan jenis atau bidang usaha yang dapat memperoleh
insentif serta kemudahan dalam penanaman modal.
Kerangka Acuan Kerja 18
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
4. Merumuskan bentuk-bentuk pemberian insentif dan pemberian kemudahan bagi
penanaman modal.
5. Merumuskan ketentuan/kriteria mengenai klasifikasi dan batasan pemberian
insentif dengan memperhatian ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di daerah, khususnya di Kota Singkawang.
6. Merumuskan tata cara pemberian insentid dan kemudahan bagi penanaman
modal.
7. Merumuskan dasar penilaian serta melaksanaan penilaian dalam pemberian
insentid dan kemudahan kepada penanam modal (investor).
8. Merumuskan pihak, kewajiban dan tanggung jawab bagi penerima insentif serta
kemudahan bagi penanam modal (investor).
9. Menentukan serta mendeskripsikan pelaporan dan evaluasi yang harus
disampaikan kepada penanam modal yang menerima insentif serta kemudahan
pemberian perizinan.

 Keluaran Keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah tersusunnya Naskah Akademik
dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan
Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang.

 Peralatan, Personil Pejabat Pembuat Komitmen akan menugaskan personil dalam proses pekerjaan
dan Fasilitas dari Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kebijakan
Pejabat Pembuat Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang.
Komitmen Dari instansi akan membantu menyediakan ruang untuk rapat-rapat rutin beserta
perlengkapannya.

 Peralatan dan Menyangkut persyaratan yang tercantum dalam dokumen pengadaan sesuai daftar
Personil dari kuantitas dan harga.
Penyedia Jasa

 Lingkup Penyedia Jasa diwajibkan untuk menyediakan segala perlengkapan dan peralatan
Kewenangan yang berkaitan dengan kegiatan.
Penyedia Jasa
LINGKUP KEWENANGAN
Lingkup kewenangan bagi Penyedia Jasa adalah pelaksanaan Studi, meliputi :
 Seluruh pelaksanaan Kegiatan Studi, baik mengenai kualitas dan kuantitas.

Kerangka Acuan Kerja 19


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
 Jaminan Keselamatan untuk kelancaran pelaksanaan, baik dalam hal ketertiban
kegiatan maupun hal lain, untuk menghindari penyimpangan pelaksanaan
kegiatan, maupun penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan Studi.
 Pengaturan penggunaan kekayaan intelektual hasil kegiatan, baik mengenai data
teknis dan larangan/penggunaan hasil kegiatan yang tidak memenuhi
persyaratan.
 Penyelesaian administrasi di lapangan mengenai penyerahan kegiatan,
penyimpangan dari rencana, perhitungan teknis serta perpanjangan waktu
pelaksanaan apabila diperlukan.

TANGGUNG JAWAB
Penyedia Jasa bertanggung jawab secara profesional atas jasa layanan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku. Dalam hal ini
kegiatan yang dilaksanakan harus bisa dipertanggungjawabkan secara teknis dan
administratif, sehingga Penyedia Jasa dalam melaksanakan tugasnya harus mengacu
pada ketentuan-ketentuan yang berlaku secara profesional. Secara umum tanggung
jawab Penyedia Jasa antara lain:
 Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan Dokumen Kontrak Pelaksanaan yang
dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku,
diantaranya Dokumen Pelaksanaan dari kegiatan, yaitu :
 Rancangan Rencana Strategis (Renstra);
 Kerangka Acuan Kerja/Term Of References (KAK/TOR) dan Syarat-syarat
yang ditentukan.
 Dokumen Kontrak Pelaksanaan, Bar Chart dan S-Curve dari kegiatan yang dibuat
oleh Penyedia Jasa (setelah disetujui) Pengarahan Penugasan/Kerangka Acuan
Kerja (KAK) Kegiatan Studi.
 Ketepatan waktu pelaksanaan
 Penanggung jawab profesional kegiatan tidak hanya Penyedia Jasa sebagai suatu
Perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional yang terlibat.

 Jangka Waktu Kegiatan penyedia jasa dilaksanakan sejak pelaksanaan kegiatan dimulai sesuai Surat
Penyelesaian Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang diterbitkan sampai dengan diserahkannya
Kegiatan kegiatan tersebut kepada Pengguna Jasa (Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Kerangka Acuan Kerja 20
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
Komitmen/Pemilik Kegiatan). Dalam hal ini waktu yang disediakan untuk
melaksanakan tugas Studi yang diberikan kepada Penyedia Jasa secara optimal
adalah selama 60 (Enam Puluh) hari kalender atau 2 (dua) bulan.

 Personil Keterlibatan tenaga-tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman dalam


penyediaan jasa sesuai dengan bidang kegiatan yang dilaksanakan merupakan faktor
utama optimalnya pelaksanaan Kegiatan penyedia jasa. Untuk itu dalam
melaksanakan tugasnya, Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga-tenaga yang
memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau dari lingkup atau besar kegiatan
maupun tingkat kerumitan kegiatan. Untuk melaksanakan tugasnya, Penyedia Jasa
harus menyediakan tenaga ahli yang Kualifikasi masing-masing tenaga pendukung
tersebut disesuaikan dengan lingkup penugasan dan keahlian yang dibutuhkan untuk
masing-masing jabatan, sehingga diharapkan personil tersebut benar-benar dapat
melaksanakan tugas masing-masing dengan optimal.
Tenaga ahli, penunjang dan staf antara lain:
Quantitas
No. Jenis Tenaga Kualifikasi
(OB)
Tenaga Ahli
Kualifikasi Pendidikan
Ahli Hukum
Minimal Lulusan Sarjana (S-1)
1. Peraturan Daerah Ilmu Hukum, dengan 1 X 2 OB
pengalaman minimal 5 (lima)
(Ketua Tim)
tahun
Kualifikasi Pendidikan
Ahli Kebijakan Minimal Lulusan Sarjana (S-1)
2. Ilmu Administrasi Negara, 1 x 1 OB
Publik dengan Pengalaman Minimal 5
(lima) tahun
Tenaga Pendukung
Kualifikasi Pendidikan
Surveyor (Survey Minimal Lulusan Diploma (D-
3. I/D-II/D-III), dengan 2 x 1 OB
Pengumpul Data) Pengalaman Minimal 3 (tiga)
tahun
Kualifikasi Pendidikan
Operator Minimal Lulusan
4. SMA/SMK/MA/Sederajat, 1 X 2 OB
Komputer dengan Pengalaman Minimal 3
(tiga) tahun

Tenaga ahli yang akan melaksanakan pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan
Kerangka Acuan Kerja 21
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
Rancangan Peraturan Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan
Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang ini disesuaikan dengan ruang lingkup
kajian, dengan kualifikasi tugas sebagai berikut:
 Ketua Tim / Ahli Hukum Peraturan Daerah.
Ketua Tim adalah 1 (satu) orang Ahli Hukum Peraturan Daerah dengan kriteria
lulusan pendidikan minimal Sarjana (S-1) Ilmu Hukum, dengan pengalaman
minimal 5 (lima) tahun serta diupayakan memiliki pengalaman menyusun
dokumen Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal
Kota/Kabupaten, dan bertanggung jawab kepada Pengguna Jasa, mempunyai
kemampuan dibidang Administrasi Kontrak dan Manajemen Kontrak pada
kegiatan yang sedang dilaksanakan. Tugas ketua tim adalah sebagai berikut :
 Bertanggung jawab penuh mengenai jalannya hasil kegiatan.
 Memberi pengarahan kepada anggota tim tentang pelaksanaan kegiatan.
 Melakukan persiapan pelaksanaan baik teknis maupun administrasi.
 Mengkoordinir dan memberikan pengarahan dalam rangka pengumpulan data
yang akan dilakukan oleh tim tenaga ahli.
 Mengkoordinir kegiatan survey data termasuk melaporkannya ke kepada
Pemrakarsa, Dinas/Badan setempat.
 Bersama dengan tenaga ahli lainnya mengevaluasi pengolahan data lapangan.
 Melakukan koordinasi dengan pihak pemrakarsa, instansi terkait serta
presentasi hasil studi.

 Ahli Kebijakan Publik (1 orang)


Ahli Kebijakan Publik adalah seorang lulusan pendidikan minimal Sarjana (S-1)
Ilmu Administrasi Negara dengan pengalaman kegiatan yang terkait minimal
selama 5 (lima) tahun. Tugas dan tanggung jawab ahli kebijakan publik adalah
sebagai berikut:
 Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan studi, baik terhadap aspek teknis
maupun administrasi.
 Mengkoordinir dan memberikan pengarahan dalam rangka pengumpulan data
bidang kebijakan publik.
 Mengkoordinir kegiatan survey tentang perencanaan-perencanaan terdahulu.

Kerangka Acuan Kerja 22


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
 Melakukan interpretasi data yang diperoleh.
 Mempersiapkan bahan-bahan untuk penyusunan laporan.
 Mempersiapkan bahan-bahan untuk presentasi.
 Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim atas kegiatan yang telah ditugaskan.

 Tenaga Pendukung (Supporting Staff)


Tenaga Pendukung yang diperlukan untuk mendukung tenaga ahli dalam
pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal
di Kota Singkawang adalah sebagai berikut:
 Surveyor sebanyak 2 (dua) orang
 Operator Komputer sebanyak 1 (satu) orang
Tenaga pendukung untuk membantu tenaga ahli dalam melaksanakan
pekerjaannya disyaratkan minimal lulusan berpendidikan
SMA/SMK/MA/Sederajat dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun untuk
Operator Komputer, dan minimal lulusan berpendidikan Diploma (D-I/D-II/D-III)
untuk Surveyor dalam mendukung tenaga ahli melaksanakan pekerjaannya

 Jadwal Tahapan Kegiatan ini dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses, yaitu:
Pelaksanaan  Tahap Persiapan.
Kegiatan  Tahap Survey Pengumpulan dan Pengolahan Data
 Tahap Analisa Kegiatan
 Tahap Penyusunan Laporan

Penyedia Jasa harus memerinci sendiri kegiatannya dan dalam menjalankan tugasnya
akan mendapatkan pula arahan dari Pengelola Kegiatan secara tertulis agar fungsi
dan tanggung jawab Penyedia Jasa dapat terlaksana dengan baik, dan menghasilkan
keluaran (produk) sebagaimana yang diharapkan. Secara garis besar, uraian tugas
Penyedia Jasa secara bertahap di lapangan antara lain adalah sebagai berikut :
 Kegiatan Persiapan
 Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi/metodologi
pelaksanaan kegiatan.
 Membuat dan memeriksa Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan) Bar Chart

Kerangka Acuan Kerja 23


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
dan selanjutnya diteruskan kepada Pengelola Kegiatan untuk mendapatkan
persetujuan
 Kegiatan Teknis
 Melaksanakan Kegiatan Studi data sekunder kepustakaan dan primer secara
umum, koordinasi dan inspeksi kegiatan-kegiatan lain agar pelaksanaan
teknis maupun administrasi yang dilakukan secara terus menerus sampai
dengan kegiatan diserahkan untuk terakhir kalinya.
 Asistensi Pelaksanaan Kegiatan secara berkala dan mengambil tindakan
yang tepat dan cepat, agar memenuhi batas waktu pelaksanaan minimal
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (jadwal harus jelas mengingat
waktu pelaksanaan sangat terbatas)
 Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu kegiatan serta tidak menyimpang dari kontrak,
dapat langsung disampaikan kepada PPTK kegiatan, dengan pemberitahuan
secara tertulis kepada Pengguna Anggaran.
Khusus untuk Penyedia Jasa, berkewajiban untuk:
 Melakukan konsultasi dengan Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengendali Kegiatan/Pejabat Pembuat Komitmen untuk membahas
segala persoalan dalam rangka penyelesaian selama masa pelaksanaan
kegiatan pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan
Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang.
 Mengadakan rapat di luar jadwal rutin tersebut apabila dianggap perlu dan
atau karena ada permasalahan mendesak yang perlu diselesaikan
 Pelaporan
 Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknologis kepada
Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Pelaksana Kegiatan atau Pengelola Kegiatan mengenai
prosentase dan nilai bobot bagian-bagian kegiatan yang akan dilaksanakan.
 Melaporkan kemajuan kegiatan yang nyata mengenai prosentase dan nilai
bobot bagian- bagian kegiatan yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan
jadwal yang telah disetujui.
 Melaporkan sumber daya yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang
digunakan.
Kerangka Acuan Kerja 24
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
 Membuat dan memeriksa Draft Dokumen yang telah disusun menyangkut
dengan pekerjaan Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi
Penanaman Modal di Kota Singkawang.
 Melaporkan semua kegiatan penyedia jasa sesuai dengan masa
pelaksanaan kegiatan.

LAPORAN

 Laporan Laporan Pendahuluan berisikan gambaran umum kegiatan dan rincian rencana
Pendahuluan kegiatan yang akan dilaksanakan. Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-
lambatnya pada 30 (tiga puluh) hari kalender setelah penandatanganan SPMK
kegiatan, dan diserahkan kepada Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaskana Teknis Kegiatan (PPTK) atau
Pengelola Kegiatan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

 Laporan Akhir Laporan ini merupakan laporan hasil akhir kegiatan setelah mendapat
masukan/koreksi dari pemberi tugas dan telah mendapatkan rekomendasi layak dari
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Singkawang.
Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya pada 60 (enam puluh) hari
kalender setelah penandatanganan SPMK kegiatan, dan diserahkan kepada
Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)/Pejabat Pelaskana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Pengelola Kegiatan
sebanyak 5 (lima) buku laporan.

 Softcopy CD Softcopy CD (Cakram Padat) berisikan tentang softcopy file Laporan Pendahuluan,
Laporan Antara, Laporan Akhir, Foto Dokumentasi Hasil Survey Kegiatan, Foto
Dokumentasiu Hasil Diskusi serta Presentasi Seminar Laporan Kegiatan. Softcopy
CD (Cakram Padat) ini harus diserahkan bersamaan dengan penyerahan
Laporan Akhir kegiatan dan diserahkan kepada Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) atau Pengelola Kegiatan sebanyak 10 (sepuluh) keping cakram CD.

HAL-HAL LAIN

 Produksi dalam Semua kegiatan jasa Penyedia Jasa berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan pertimbangan keterbatasan

Kerangka Acuan Kerja 25


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang
kompetensi dalam negeri.

 Persyaratan Tidak terdapat kerjasama dengan Penyedia Jasa lain.


Kerjasama

 Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut.


Pengumpulan  Validitas
Data Lapangan  Reliabilitas (Keajegan atau Akurat)
 Objektif

 Alih Pengetahuan Memberikan penjelasan secara singkat mengenai hasil dan kesimpulan Penyusunan
Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi
Penanaman Modal di Kota Singkawang.

 Penutup Setelah Pengarahan Penugasan ini diterima Penyedia Jasa hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan. Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan
Penugasan ini dari Pemberi Pekerja, Penyedia Jasa agar segera membuat Usulan
Teknis/Proposal Teknis mengikuti ketentuan terlampir mengenai syarat-syarat
mengikuti Pengadaan Penyedia Jasa sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian Kerangka Acuan Kerja/Term of References (KAK/TOR) ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan, agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Singkawang, .... Juli 2018


Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Kota Singkawang
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

....................................................
.................... (...../…...)
NIP. ....................................................

Kerangka Acuan Kerja 26


Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Bagi Penanaman Modal di Kota Singkawang

Anda mungkin juga menyukai