Anda di halaman 1dari 36

HUKUM KETENAGAKERJAAN

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang
paling tinggi pada 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja
(Tahun 2011 = 9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 =
24.910).

Provinsi dengan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja


tertinggi pada tahun 2011 adalah Provinsi Banten,
Kalimantan Tengah dan Jawa Timur;

Tahun 2012 adalah Provinsi Jambi, Maluku dan Sulawesi


Tengah;

Tahun 2013 adalah Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan Jambi;

tahun 2014 adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Riau dan Bali.

http://www.safetyshoe.com/tag/data-kecelakaan-kerja-tahun-201
6/
Untuk jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun 2011-2014
terjadi penurunan (tahun 2011 = 57.929; tahun 2012 = 60.322;
tahun 2013 = 97.144; tahun 2014 = 40.696).

Provinsi dengan jumlah kasus penyakit akibat kerja tertinggi


pada tahun 2011 adalah Provinsi Jawa Tengah, Sulawesi
Utara dan Jawa Timur;

Tahun 2012 adalah Provinsi Sumatera Utara, Sumatera


Selatan dan Jawa Barat;

Tahun 2013 adalah Provinsi Banten, Gorontalo dan Jambi;

Tahun 2014 adalah Provinsi Bali, Jawa Timur dan Sulawesi


Selatan seperti tampak gambar di bawah ini.
http://www.safetyshoe.com/tag/data-kecelakaan-kerja-tahun-201
6/
Data Jamsostek tahun 2015 tercatat 105.182
kecelakaan, mengakibatkan:
- 2.375 orang meninggal
- 102.807 orang cacat tetap dan cedera

Total jumlah kecelakaan kerja siap tahunnya mengalami


peningkatan hingga 5%. "Namun untuk kecelakaan kerja
berat tren peningkatannya cukup lumayan besar yakni
sekitar 5%-10% setiap tahunnya," kata Muji, akhir
pekan lalu.

http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-kecelakaan-kerja-di-Indonesi
amasih-tinggi.html
, diunduh tanggal 27 Februari 2018
Data kecelakaan

- Konstruksi : 31,9%
- Insdustri : 31,6 % BENTUK DAN JENIS KECELAKAAN
- Tranport : 9,3% KERJA
- Pertambangan : 2,6% 1. Jatuh dari ketinggian
- Kehutanan : 3,8% 2. Kejatuhan benda keras
- Lain-lain : 20 % 3. Terkena paku,terpukul, pecahan kaca,batu
4. Tersengat listrik
5. Tanki BBM meledak/kebakaran
6. Perancah runtuh
7. Tower crane/passanger-material hoist runtuh
8. Tenggelam
9. Dsb.
Data penyebab kecelakaan Sektor konstruksi
Ref. ILO

- Jatuh : 26%
- Terbentur : 12 %
- Tertimpa : 9%
- Mesin dan alat : 8%
- Alat tangan : 7%
- Transport : 7%
- Lain-lain : 6%

7
previous next
UU No. 13 Tahu n 2003 tentang Ke-
TK-an
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan.
Penjelasan

Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2

(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :


a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan
dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja

n : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral


PENGERTIAN KESEHATAN
KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan,
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya
akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi,
bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero
accident).
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan–gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Status kesehatan seseorang, menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni:
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus,
bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Gambar ini terkait dengan Kesehatan?
Gambar ini terkait dengan Kesehatan?
Gambar ini terkait dengan Kesehatan?
Gambar ini terkait dengan Kesehatan?
Gambar ini terkait dengan Kesehatan?
Gambar ini terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan?
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam; ada yang menyebutnya Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety
and Health
Gambar ini terkait dengan Keselamatan?
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan
safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil budaya dan karyanya.
Gambar ini terkait dengan Keselamatan?
Gambar ini terkait dengan Keselamatan?
Gambar ini terkait dengan Keselamatan?
Definisi K-3
Definisi K-3

Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun rohani,
- hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil,
makmur dan sejahtera;

Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran,
penyakit, dll
(ACCIDENT PREVENTION)
Definisi K3 menurut OHSAS 18001 :2007 adalah kondisi-kondisi dan faktor-faktor
yang berdampak, pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain
(termasuk pekerja kontrak dan personel kontraktor atau orang lain di tempat kerja).
Definisi K3 menurut UU No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
RUANG LINGKUP K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja
yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja,
bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan
hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
K3 dalam perspektif hukum
Terdapat tiga aspek utama hukum K3 yaitu:
1. norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata.
2. norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak
diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta;
3. lingkungan kerja yang tidak kondusif.
TUJUAN HUKUM K3
• Memberikan perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan :
– Tenaga kerja
– Orang lain di tempat kerja
• Mencegah Kecelakaan Kerja :
– Peledakan
– Kebakaran
– Penyakit Akibat Kerja dan gangguan kesehatan pada
umumnya
• Meningkatkan produktivitas kerja
Tujuan Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO
Committee tahun 1995 :
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental
dan sosial dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh
kondisi kerja.
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya.
5. Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja

Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik - Fisik
-Mental - Kimia
- Biologi
- Fisiologi
- Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
UPAYA KESEHATAN KERJA
• Optimalisasi beban kerja
• Pengendalian lingkungan kerja
– Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi, ventilasi,
penyempurnaan proses, housekeeping)
– Administratif (pengurangan waktu kerja, rotasi)
– APD
• Peningkatan kapasitas kerja
Program Kesehatan Kerja:
UUNo.1/70 pasal 3) yg berkaitandgn :
1. Memberikan P3K
2. Memberikan APD
3. Mencegah & mengendalikan timbul/menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan
4. Mencegah dan mengendalikan PAK
5. Memperoleh penerangan yang cukup & sesuai
6. Menyelenggarakan suhu & lembab udara yang baik
7. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
8. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
lingkungan, cara kerja & proses kerjanya.
Program Kesehatan Kerja:
Tugas Pokok PKK
• Pemeriksaan kesehatan TK (awal, berkala, khusus)
• Pembinaan & pengawasan atas penyesuaian pekerjaan thd. TK.
• Pembinaan & pengawasan terhadap lingkungan kerja.
• Pembinaan & pengawasan perlengkapan sanitair.
• Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan TK.
• Pencegahan dan pengobatan thd. penyakit umum & PAK
• Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
• Pendidikan kesehatan untuk TK dan latihan untuk petugas P3K
• Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilikan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makan di tempat kerja.
• Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK.
• Pembinaan dan pengawasan thd. TK dg. kelainan tertentu dalam
kesehatannya.
• Memberikan laporan berkala tentang PKK kepada pengurus.

Anda mungkin juga menyukai