Anda di halaman 1dari 3

HUKUM KEWARGANEGARAAN DAN KEPENDUDUKAN

KELOMPOK :

I DEWA AGUNG GEDE RAJA BRAHMANDA (1704551147)

GEDE SUGI WARDHANA (1704551157)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2019
HUKUM KEWARGANEGARAAN DAN KEPENDUDUKAN

Permasalahan :

1. Seorang anak lahir di sebuah kapal pesiar Negara A. Menentukan


kewarganegaraan anak yang lahir dalam kapal pesiar.

Pembahasan :

Dalam menyelesaikan kasus anak yang melahirkan di atas kapal pesiar yang
sedang melakukan perjalanan di atas laut maka dapat diselesaikan dengan
menggunakan 2 asas yang digunakan oleh suatu Negara yaitu IUS SOLI dan IUS
SANGUINIS. Kedua asas ini yang akan digunakan untuk menentukan
kewarganegaraan seseorang. Hal ini digunakan agar mencegah terjadinya Apatride
(keadaan seseorang yang tidak memiliki status kewarganegaraan) dan Bipatride
(keadaan seseorang yang menganut 2 kewarganegaraan sekaligus).

1. IUS SOLI

Ius soli atau jus soli (bahasa Latin untuk “hak untuk wilayah“) adalah hak
mendapatkan kewarganegaraan yang bisa diperoleh seseorang berdasarkan tempat
lahir di wilayah dari suatu negara. Jadi negara negara yang menganut prinsip Ius
Soli ini akan menerima bayi yang baru lahir dalam wilayah negaranya sebagai
warga negara tanpa melihat dari mana asal kedua orang tua anak tersebut. Negara
negara yang menganut asas ini Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Bolivia,
Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Dominika, Ekuador, El Savador,
Grenada, Guatemala, Guyana, Honduras, Jamaika, Lesotho, Meksiko, Pakistan,
Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venuzuela. Apabila terjadi kasus dimana
seorang bayi negara A lahir dalam sebuah kapal Pesiar yang sedang berlayar
dapat diselesaikan dengan menggunakan asas Ius Soli. Maka bedasarkan
Konvensi 1961 dikatakan disana bahwa Negara-Negara wajib untuk memberikan
kewarganegaraan kepada anak anak yang apabila tidak mendapatkan
kewarganegaraannya baik berdasarkan wilayah hukum maupun garis keturunan.
Maka bayi Negara A yang lahir dalam kawasan hukum Negara B yang menganut
asas Ius Soli, negara B dapat memberikan kewarganegaraan kepada bayi untuk
menjadi warga negara B tanpa syarat untuk mendapatkannya. Walapun ada
beberapa negara yang menganut system Ius Soli ada syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan kewarganegaraan negara tersebut, misalnya negara Dominika
dimana terdapat syarat jika orang tua bayi harus tinggal secara legal di negara
tersebut.

2. IUS SANGUINIS

Asas Ius Sanguinis berasal dari kata “Ius” yang artinya hukum dan “
Sanguinis” yang berarti darah/keturunan. Jadi Ius Singuinis, adalah
kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan dalil keturunannya. Negara
negara yang menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seseorang anak
sebagai warga negaranya apabila orang tua dari anak memiliki status
kewarganegaraan Negara tersebut. Bayi Negara A yang lahir dalam sebuah Kapal
Pesiar dalam menentukan kewarganegaraannya menggunakan asas Ius Sanguinis,
maka hal yang pertama dilihat adalah status kewarganegaran orang tua bayi.
Apabila orang tua bayi adalah warga negara Indonesia sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 12 tahun 2006 pada pasal 4 point b menjelaskan bahwa anak yang
lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia.
Status dari kewarganegaraan bayi akan mengikuti kewarganegaraan orang tuanya
walaupun berada di luar wilayah Indonesia. Tetapi disisi lain Indonesia juga
menganut

Anda mungkin juga menyukai