Anda di halaman 1dari 5

KASUS ANGELINE CASE DALAM PENGANGKATAN ANAK WARGA NEGARA

INDONESIA OLEH PERKAWINAN CAMPURAN DITINJAU DALAM HUKUM PERDATA


INTERNASIONAL
ABSTRAK

Pengangkatan anak atau adopsi merupakan tindakan memberikan perlindungan kepada anak anak yang
tidak mengetahui keberadaan orang tuanya atau keadaan oran tuanya sedang tidak mampu untuk
mengurusnya. Persyaratan dan prosedur pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh Warga
Negara Asing dijelaskan dalam PP No. 54 Tahun 2007 Tentang Pengangkatan Anak, Peraturan Menteri
sosial No. 110/HUK/2009 tentang Persyaratan Pengangkatan Anak, serta UU No. 35Tahun 20014
tentang Perlindungan Anak. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengangkatan anak Warga
Negara Indonesia oleh Warga Negara Asing harus dilakukan melalui Lembaga Pengasuhan Anak.
Sebelum mendapat putusan dari Pengadilan.

Kata kunci: perlindungan hukum, pengangkatan anak, warga negara asing

A. Proses pegangkatan anak warga negara indonesia oleh warga negara asing
Syarat Anak angkat dan Orang Tua Angkat Syarat anak yang akan diangkat dan orang tua yang akan
mengangkat anak diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan
Pengangkatan anak, meliputi:
(1) Syarat anak yang diangkat:7
a. Belum berusia 18 (delapan belas) tahun:
b. Merupakan anak terlantar atau ditelantarkan;
c. Berada dalam asuhan keluarga atau dalam lembaga pengasuhan anak
d. Memerlukan perlindungan khusus.
(2) Usia anak angkat sebagaimana dimaksut pada Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007
Tentang Pelaksanaan Pengangkatan anak, meliputi:8
a. Anak belum berusia 6 (enam) tahun, merupakan perioritas utama,
b. Anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan belum berusia 12 (dua belas) tahun, sepanjnag ada
alassan yang mendesak
c. Anak berusia 12 (dua belas) tahun sampai dengan belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
sepanjang anak memerlukan perlindungan khusus.

B. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK WARGA NEGARA INDONESIA YANG DIANGKAT


OLEH WARGA NEGARA ASING
1. Wujud Perlindungan Hukum Preventif Terhadap Pengangkatan Anak Indonesia Oleh Warga
Negara Asing
Wujud perlindungan ini ialah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum yang
bersifat preventif maupun represif, yaitu adanya keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan,
dan kedamaian. Perlindungan anak merupakan suatu upaya dimana setiap anak dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, namun
perlindungan juga dilakukan oleh masyarakat, lembaga pemerintah maupun lembaga swasta
yang bertujuan untuk mengupayakan pengamanan dan pemenuhan kesejahteraan setiap anak
baik fisik, mental maupun sosialnya sesuai dengan kebutuhan setiap anak.
Indonesia telah mengenal pengangkatan anak antar negara setelah pengesahan SEMA No. 2
Tahun 1979, namun pengangkatan anak antar negara menimbulkan permasalahan baru yakni
mengenai status personal merupakan kondisi keadaan suatu pribadi dalam hukum yang
diberikan/diakui oleh negara untuk mengamankan dan melindungi lembaga-lembaganya. untuk
menetukan penentuan status personal anak terdapat beberapa azas yaitu :
1. Asas Nasionalitas atau Kewarganegaraan (Lex Patriae)
Azas Nasionalitas atau Kewarganegaraan merupakan asas hukumnya ditentukan oleh
kewarganegaraannya.
2. Azas Teritorialitas atau Domisili (Lex Domicili)
Merupakan status personal suatu pribadi tunduk pada hukum dimana ia berdomisili.
3. Azas Lex Loci Celebrations
hukum yang mengatur dimana tempat dilangsungkannya sebuah perkawinan
4. Lex Fori (tempat Gugatan)
Yaitu apabila obyek gugatan benda bergerak maka dalam hal mengajukan gugatan
berdasarkan dimana beda bergerak tersebut berada.

Indonesia merupakan negara yang telah mengenal hukum perdata internasional yakni perbuatan hukum
perdata yang dilakukan oleh warga negara Indonesia diluar wilayah negara Indonesia maupun warga
negara asing yang melakukan perbuatan hukum perdata diwilayah negara Indonesia. Indonesia
merupakan negara yang memakai sistem choice of law yang dimana seseorang warga negara asing
dapat menggunakan azas-azas dan sistem apapun yang berlaku di Indonesia agar mempermudah
melakukan perbuatan hukum di wilayah Indonesia termasuk pengangkatan anak Indonesia oleh warga
negara asing yang berdomisili di Indonesia.

2. Wujud Perlindungan Hukum Represif Terhadap Pengangkatan Anak Indonesia oleh Warga
Negara Asing
C. Akibat Hukum Proses Pengangkatan Anak di Indonesia.

pada dasarnya pengangkatan anak adalah berubahnya status anak angkat menjadi anak kandung yang
sah dengan segala hak dan kewajibannya hal ini mengakibatkan putusnya hubungan orang tua kandung
dengan anak (adoptio plena). akibat hukum pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh Warga
Negara Asing memiliki berbagai aspek yaitu :

1. Status Kewarganegaraan
Indonesia menganut asas ius sangunis yaitu hak kewarganegaraan yang diperoleh oleh
seseorang berdasarkan kewarganegaraan. Jadi untuk warga yang orang tuanya telah menjadi
warga negara Indonesia, maka dia otomatis menjadi warga negara indonesia. Dalam UU No. 12
tahun 2006 memang tidak dibenarkan memiliki 2 (dua) kewarganegaraan. Tetapi untuk anak-
anak ada pengecualian, dengan catatan setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun dia
memilih status kewarganegaraannya. Berdasarkan penjelasan diatas, jelas bahwa pengangkatan
anak Warga Negara Indonesia oleh Warga Negara Asing mengakibatkan anak angkat memiliki 2
(dua) kewarganegaraan atau dual citinez sampai anak angkat berusia 18 (delapan belas) tahun
atau telah menikah dan bisa memilih kewarganegaraan sendiri.
2. Wali Nikah
Calon orang tua angkat tidak berhak menjadi wali nikah pada saat anak angkat perempuannya
akan melakukan pernikahan, yang bisa menjadi wali nikahnya hanya orang tua kandung atau
saudara sedarahnya
3. Kewarisan
Di Indonesia tidak dijelaskan tentang hak kewarisan bagi anak angkat Warga Negara Indonesia
yang diangkat oleh orang tua angkat Warga Negara Asing. Akan tetapi, berdasarkan keputusan
pengadilan, maka diketahui hukum kewarisan mana yang dipakai.

Memperhatikan prinsip yang dianut di Indonesia itu, maka pengangkatan anak secara internasional
adalah suatu peristiwa hukum pengangkatan anak yang dilakukan oleh dan terhadap orang-orang yang
berbeda kewarganegaraannya.

CONTOH KASUS

Contoh kasus pengangkatan anak WNA oleh WNI ialah kasus angeline. Kasus Angeline bermula dari
laporan Margriet yang menyebut anak angkatnya ini hilang pada 16 Mei. Setelah dilakukan pencarian
selama 23 hari, polisi menemukan Angeline sudah tewas dikubur di halaman belakang rumah Margriet.
Polisi lantas menetapkan Agus, penjaga rumah tersebut, sebagai tersangka. Kepada penyidik, agus
mengaku membunuh Ageline dan sempat memerkosa korban. Tersangka mengaku hanya disuruh
menguburkan Angeline oleh Margriet. kasus ini adalah masalah warisan yang diduga sebagai motif sang
ibu angkat Angeline, Margriet untuk membunuh gadis kecil itu.Dugaan itu terkuak dari adanya dokumen
perjanjian adopsi yang dibuat pada 24 Mei 2007. Surat Dokumen adopsi Angeline yang disahkan notaris
Anneke Wibowo menyebutkan: "Pihak kedua (Margriet) akan dianggap menjadi ahli waris dari anak
yang diangkat tersebut, bila anak tersebut meninggal dunia tanpa meninggalkan surat wasiat". Dalam
kasus pembunuhan Angeline ini bukanlah masalah warisan itu sendiri, tetapi soal status ibu angkat
Angeline yang merupakan seorang WNI yang menikah dengan warga negara asing bernama Douglas.
DAFTAR PUTAKA

Maharani dan Irit Suseno “ Pengangkatan Anak Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing”
Jurnal Ilmu Hukum, 02 (2018)

Anda mungkin juga menyukai