Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sherly Salem

NIM : A1012181203

Mata Kuliah : Hukum Kewarganegaraan dan Imigrasi

Kelas : D / PPAPK

Hari / Tanggal : Jumat / 23 Oktober 2020

Dosen : Prof. Dr. Kamarullah, S.H., M.Hum.

Tri Dian Aprilsesa, S.H., M.H.

1. Asas umum dan asas khusus bidang hukum kewarganegaraan

a. Asas umum :

- Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

- Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

- Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap
orang.

- Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Asas khusus :

- Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya
sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.
- Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun
baik di dalam maupun di luar negeri.

- Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap
Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.

- Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat di
pertanggungjawabkan kebenarannya.

- Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal
yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin
dan gender.

- Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan
memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.

- Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.

- Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

2. Seorang warga asing dianggap sah dan diakui statusnya sebagai warga negara Indonesia
melalui cara naturalisasi apabila :

- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin meskipun belum 18 tahun.


- Pada saat mengajukan permohonan, telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut
atau 10 tahun tidak berturut-turut.
- Sehat jasmani dan rohani.
- Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
- Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana / penjara karena terbukti melakukan tidak pidana /
kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara 1 tahun atau lebih.
- Dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia tidak menyebabkan statusnya menjadi
berkewarganegaraan ganda, sebab hal itu tidak diakui dalam sistem hukum di Indonesia. Dengan
kata lain, status kewarganegaraan dari negara lain harus dilepaskan.
- Mempunyai pekerjaan atau memiliki penghasilan tetap.
- Membayar uang / biaya pewarganegaraan ke Kas Negara. Untuk keterangan lebih lanjut
mengenai besarnya biaya ini silahkan hubungi Kantor Imigrasi RI terdekat.
- Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

3. Hal-hal apa saja yang menyebabkan seorang anak dapat memperoleh kewarganegaraan ganda
dan contohnya :

- Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI dan ibu WNA.
- Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNA dengan ibu WNI.
- Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari Ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI
sbg anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin.
- Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI, yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan.
- Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui
sebagai WNI
- Anak WNI yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan Pengadilan tetap diakui sebagai WNI.
Contoh bagaimana seseorang anak dapat memiliki status Kewarganegaraan Ganda,
seorang keturunan bangsa X (Ius Sanguinis) lahir di negara Y (Ius Soli). Karena ia merupakan
keturunan dari negara X, maka ia dianggap sebagai warga dari negara X, tetapi ia juga dianggap
sebagai warga negara Y, karena ia lahir di negara Y, situasi inilah yang disebut dengan Dwi-
Kewarganegaraan.
4. Seorang wanita yang kehilangan kewarganegaraan karena perkawinan dengan laki-laki WNA
dapat memperoleh kembali menjadi WNI apabila :

- Mengajukan permohonan kepada Menteri melalui pejabat atau perwakilan Republik Indonesia
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.

- Permohonan sebagaimana dimaksud diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermaterai cukup.

5. Anak WNI yang dibawah umur apabila diangkat oleh WNA akan menyebabkan anak tersebut
memiliki status kewarganegaraan ganda, bukan kehilangan status sebagai WNI. Indonesia
menganut asas ius sangunis yaitu hak kewarganegaraan yang diperoleh oleh seseorang
berdasarkan kewarganegaraan ayah atau ibu biologisnya. Jadi untuk warga yang orang tuanya
telah menjadi warga negara Indonesia, maka dia otomatis menjadi warga negara indonesia.
Dalam UU No. 12 tahun 2006 memang tidak dibenarkan memiliki 2 (dua) kewarganegaraan.
Tetapi untuk anak-anak ada pengecualian, dengan catatan setelah anak berusia 18 (delapan belas)
tahun dia memilih status kewarganegaraannya. Berdasarkan penjelasan diatas, jelas bahwa
pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh Warga Negara Asing mengakibatkan anak
angkat memiliki 2 (dua) kewarganegaraan atau dual citinez sampai anak angkat berusia 18
(delapan belas) tahun atau telah menikah dan bisa memilih kewarganegaraan sendiri.

6. Hal-hal yang menyebabkan WNI kehilangan kewarganegaraannya

- Memperoleh kewarganegaraan lain atas dasar kemauannya sendiri, dalam hal ini tidak ada
paksaan dari pihak manapun.
- Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan yang bersangkutan
mendapat kesempatan untuk itu.
- Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin Presiden.
- Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh
Warga Negara Indonesia.
- Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut.
- Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing.
- Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya,
atau;
- Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5
(lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal
Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
- Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan
Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Namun dari hal-hal di atas yang bersangkutan juga dapat memperoleh kembali status
kewarganegaraan menjadi WNI dengan cara naturalisasi yang pengajuannya sesuai dengan
prosedur hukum negara republik Indonesia.
Contoh pemulangan simpatisan isis ke Indonesia yang dianggap telah kehilangan
kewarganegaraan. Namun beberapa tokoh masih menganggap mereka sebagai kewarganegaraan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai