0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan bentuk-bentuk perizinan bagi penanaman modal PMDN dan PMA di Indonesia berdasarkan beberapa peraturan. Peraturan-peraturan tersebut mengatur tentang izin lingkungan, izin prinsip penanaman modal, pedoman dan tata cara perizinan serta fasilitas penanaman modal, dan tata cara perizinan di Bali.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan bentuk-bentuk perizinan bagi penanaman modal PMDN dan PMA di Indonesia berdasarkan beberapa peraturan. Peraturan-peraturan tersebut mengatur tentang izin lingkungan, izin prinsip penanaman modal, pedoman dan tata cara perizinan serta fasilitas penanaman modal, dan tata cara perizinan di Bali.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan bentuk-bentuk perizinan bagi penanaman modal PMDN dan PMA di Indonesia berdasarkan beberapa peraturan. Peraturan-peraturan tersebut mengatur tentang izin lingkungan, izin prinsip penanaman modal, pedoman dan tata cara perizinan serta fasilitas penanaman modal, dan tata cara perizinan di Bali.
PENGATURAN BENTUK BENTUK PERIJINAN BAGI PENANAMAN MODAL
PMDN DAN PMA DI INDONESIA
1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang izin Lingkungan. Pada
pasal 1 angka (13), pasal 1 ayat (1), Pasal 2 ayat (1) 2) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal. Pasal 10, pasal 12, pasal 25, pasal 30, Pasal 62. 3) Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Fasilitas Penanaman Modal. Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, pasal 10, pasal 11, pasal 12, pasal 13. 4) Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Fasilitas Penanaman Modal. Pasal 4, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 48, pasal 49, Pasal 50, Pasal 50A. 5) Peraturan Gubernur Bali Nomor 36 Tahun 2017 Tentang Tata Cara/Prosedur Penerbitan Perizinan Dan Non Perizinan Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali. Pasal 2, Pasal 4, Pasal, Pasal 6, Pasal 7 Berdasarkan Undang-Undang di atas menyatakan bahwa sebuah sertifikasi sangatlah penting. Sertifikasi dalam bidang kepariwisataan yang disebutkan dalam pasal 1 angka 2 dijelaskan Bidang Pariwisata adalah proses pemberian sertifikat kompetensi di bidang kepariwisataan yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus. Dengan adanya sertifikasi ini akana sangat berguna untuk meningkatkan kualitas dari pelayanan pariwisata dan dapat meningkatkan produktivitas usaha pariwisata. Setiap jasa yang yang diberikan oleh pihak pariwisata wajib mempunyai sertifikat komptensi di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku tercanntum dalam pasal 12. Semua usaha yang berhubungan dengan pariwisata sesuai dengan pasal 17 ayat 2 mempunyai standar yang telah tenntukan pada pasal 18, lalu proses dari sertifikasi dilakukan oleh LSU bidang pariswisata. Tata cara dalam sertifikasi usaha pariwisata tercantum dalam pasal 23 ayat 1 ) Sertifikasi Usaha Pariwisata dilakukan oleh LSU Bidang Pariwisata secara transparan, objektif, dan kredibel sesuai dengan tata cara Sertifikasi Usaha Pariwisata. Jadi dengan adanya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwistaan mengamanatkan bahwa pentingnya sertifikasi komptensi dalam menghadapi persaingan kerja Tenaga Kerja Nasional maupun Internasional.