Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN UMKM
 Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 
 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Sumber: (http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/12/pengertian-
umkm-usaha-mikro-kecil-dan.html)

B. Jenis-jenis UKM
1. BIDANG KULINER 

Jenis UKM yang satu ini memang banyak didirikan di Indonesia. Kuliner yang
berkaitan dengan makanan ini memang akan selalu dicari setiap orang untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya. Maka dari itu bisnis UKM dibidang kuliner ini
tak akan pernah mati

Contoh:

 keripik Maicih kreasi Reza Nurhilman

 es teler 77 milik Munriati

 Pecel Lele Lela yang dikreasikan oleh Rangga Umara.


2. BIDANG FASHION

Usaha dibidang fashion ini juga memiliki peluang yang besar untuk sukses karena
pakaian termasuk salah satu kebutuhan pokok atau primer yang akan selalu dicari
manusia. Apalagi saat ini pakaian yang terus mengalami perkembangan mode,
maka hal ini akan berimbas pada dunia fashion yang akan membuatnya semakin
berkembang.

Contoh :

 Jilbab Rabbani yang telah sukses menjalankan bisnisnya dari skala kecil
(UKM).

3. BIDANG PENDIDIKAN

Pendidikan yang semakin tahun semakin menuntut keseriusan dan menjadi


kebutuhan untuk bisa menyongsong masa depan yang lebih cerah membuat banyak
orang mengejar pendidikan ini dengan tingkat yang setinggi-tingginya. Maka dari
sini akan banyak peminat dari masyarakat yang untuk mendapatkan pendidikan.

Contoh:

 Ganesha Operation (GO)

 Robota Robotics School

 International Language Program (ILP) yang merupakan lembaga pendidikan


bahasa Inggris. ILP yang kini menawarkan kemitraan dalam bisnis waralaba
juga mengawali usahanya dari skala kecil (UKM).

4. BIDANG OTOMOTIF

Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan bidang otomotif di Indonesia


maka membuat para konsumennya semakin tahun semakin besar.

Contoh :
 AHRS (Asep Hendro Racing Sport)

 jasa cuci kendaraan

 menjual helm dan perlengkapan berkendara

 membuka bengkel

5. BIDANG AGROBISNIS  

Agrobisnis sendiri adalah usaha dibidang pertanian, perkebunan dan peternakan.


Jadi Anda tak perlu khawatir terkait pangsa pasarnya.

Contoh:

 kemchick milik Bob Sadino. Diawali dari bisnis biasa (UKM), Bob Sadino kini
telah berhasil mengembangkan Kemchick menjadi bisnis yang bertaraf dan
berkualitas modern yang cabangnya tersebar dibanyak tempat.

6. BIDANG TEKNOLOGI DAN INTERNET  

Kini di zaman yang serba canggih ini UKM memang bisa menyasar bisnis digital
berbasis teknologi internet dengan istilah bisnis “startup”.

Contoh:

 kaskus yang dipelopori oleh Andrew darwis

 Arnold Sebastian pendiri TokoBagus.com, Ahmad Zaky pendiri


BukaLapak.com

 Komik digital Si Juki yang menawarkan konten segar dan lucu bagi para
pembacanya.
C. Persoalan Hukum Bisnis UMKM
Peranan pemerintah sangatlah strategis dalam menentukan arah dan
kebijakan bagi pemerataan pendapatan yang adil, khususnya UMKM
melalui serangkaian kebijakan publik.

Kebijakan publik tersebut dapat ditempuh melalui tugas Negara


sebagai legistator dan fasilitator yang dilegitimasi melalui berbagai
produk hukum, seperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah sampai
peraturan daerah.

Politik Hukum pemerintah menyangkut dengan UMKM sebelum


reformasi telah tertuang dalam GBHN 1993 yang dengan tegas
menyatakan bahwa UMKM perlu diberi kemudahan, baik

dalam aspek permodalan, perizinan, pemasaran dan peningkatan


kemitraan usaha. Untuk tujuan tersebut Pemerintah bersama DPR RI
telah menerbitkan UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Namun
keberadaan UU No. 9 Tahun 1995 belum banyak membawa perubahan
terhadap perlindungan dan permberdayaan UMKM, terutama dalam
menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga akhirnya
Undang-undang ini kemudian dicabut dan diganti dengan UU No 20
tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mulai
berlaku sejak tanggal 4 Juli 2008.
Dalam konsideran menimbang Undang-Undang No. 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dinyatakan:

a. bahwa masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-


Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui
pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi.,
b. bahwa masyarakat sesuai dengan amanat Ketetapan MPR XVI/MPR-
RI/1998 tentang politik Ekonomi dalam rangka demokrasi Ekonomi, Usaha
Kecil, Mikro, dan menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral
ekonomi rakyat mempunyai kedudukan peran dan potensi strategis untuk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin berkembang dan
berkeadilan;
c. bahwa pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, perlu diselenggarakan secara menyeluruh,
optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang
kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan
pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan
kedudukan, peran, dan potensi.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam mewujudkan pertumbuhan


ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan
lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan. Sementara sebelum UU No. 20
Tahun 2008 ini diberlakukan, Pemerintah sebelumnya telah menerbitkan UU
No. 5 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang dalam konsiderannya juga
menekankan tentang filosofi pentingnya pemberdayaan ekonomi kecil
sebagai bagian intergral pembangunan ekonomi nasional dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesempatan berusaha dalam rangka
terciptanya masyarakat adil dan makmur.

Undang-undang UMKM telah menetapkan tujuan dari UMKM


sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 yang berbunyi:

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan


mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian
nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Sementara itu tujuan pemberdayaan UMKM adalah :

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,


berkembang, dan berkeadilan

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
c. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari
kemiskinan.

Salah satu kesulitan usaha kecil dalam mengembangkan usahanya


adalah lemahnya manajemen usaha dan sulitnya mendapatkan
permodalan. Umumnya UMKM juga mengalami kesulitan dalam
menghadapi pasar bebas dan globalisasi ekonomi.

Untuk mengatasi berbagai persoalan mengenai permodalan UU No. 20


Tahun 2008 telah menetapkan beberapa langkah dan strategi yang
dirumuskan dalam pasal 8, yang berbunyi:

a. memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil,


dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga
keuangan bukan bank;
b. memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya
sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
c. memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,
tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan; dan
d. membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk lainnya yang
disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang
menggunakan system konvensional maupun sistem syariah dengan
jaminan yang disediakan oleh Pemerintah.
D. KASUS

Liputan6.com, Jakarta - Peranan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)


di perekonomian nasional terhitung cukup besar. Jumlah tersebut mencapai 99,9
persen dan penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen.

"Saat ini, UMKM menyumbang terhadap PDB hingga 60,34 persen. Presiden Joko
Widodo mengatakan UMKM harus naik kelas. Tidak boleh hanya bertahan di
usaha kecil saja. Levelnya harus naik seperti di sejumlah negara tetangga," ujar
Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian, Iskandar Simongkir mengatakan, Jumat (6/7/2018).

Iskandar mengatakan, secara jumlah usaha kecil di Indonesia mencapai 93,4


persen, kemudian usaha menengah 5,1 persen, dan yang besar hanya 1 persen saja.
Akan tetapi, pada prinsipnya kata dia angka tersebut tidak menunjukan adanya
perubahan setiap tahunnya.

"Tapi besaran-besaran itu selama beberapa periode tidak berubah atau


perkembangannya tidak naik-naik," imbuhnya.

Iskandar menambahkan, agar pondasi ekonomi Indonesia tetap terjaga dan kuat
perlu meningkatkan angka tersebut, sehingga tidak hanya bertahan di usaha kecil
saja. Namun sektor menengah dan ke atas juga perlu didorong. Terlebih presiden
kata dia menginginkan para pelaku UMKM untuk naik level.

Untuk itu, lanjut Iskandar terpenting adalah bagaimana caranya untuk


mengembangkan UMKM. Namun bukan hanya sekedar menurunkan PPh final.
Akan tetapi lebih dari itu.

"Penurunan PPh UMKM bukan hanya untuk fasilitas, tapi beragam. Tapi apa
sesungguhnya permasalahan di UMKM?," kata Iskandar.
"Berdasarkan hasil riset world bank, ada empat permasalahan pertama tidak punya
akses pembiayaan. Kedua tidak punya akses dan peluang usaha. Ketiga kapasitas
SDM dan kelembagaan UMKM. Terakhir regulasi dan birokrasi," tutup dia.

Diketahui, Presiden Joko Widodo resmi merevisi Pajak Penghasilan (PPh) final
bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada akhir Juni 2018
lalu. Kini, tarif PPh final yang dibebankan kepada pelaku UMKM hanya dipatok
sebesar 0,5 persen dibanding sebelumnya yakni senilai 1 persen.

Aturan penurunan tarif PPh Final bagi para pelaku UMKM itu ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan (PPh)
atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Aturan tersebut berlaku secara efektif mulai 1
Juli 2018.

Sumber: (https://www.liputan6.com/bisnis/read/3581067/umkm-sumbang-60-
persen-ke-pertumbuhan-ekonomi-nasional)
RESUME HUKUM BISNIS DAN REGULASI

DOVI SEPTIARI, S.E, M.Sc

KELOMPOK 10

Oleh
Kelompok 10
1. TIARA ANNISYAH (18043159)
2. RADINKHA TIARA AURELYA (18043139)
3. SUCI NOVALIA (18043154)

MATERI:

1. PENGERTIAN UMKM

2. JENIS-JENIS UMKM
3. PERSOALAN HUKUM BISNIS UMKM
4. KASUS
Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai