Setyoko Pramono
Mufidah
Candra Bachtiyar
Mursiti
Achmad Rawangga
KONSULTAN
Asian Management Consulting
Christine Effendy (Lead)
Rony Sumaryana
DITERBITKAN OLEH
BPSDMI Kementerian Perindustrian
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 4
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................................................ 5
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................... 6
1. Latar Belakang dan Tujuan ......................................................................................................... 8
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 8
1.2 Tujuan dan Manfaat Asesmen TVET 4.0 ............................................................................ 10
1.3. Sasaran............................................................................................................................... 11
1.4 Deskripsi Isi Panduan ......................................................................................................... 11
2. Istilah dan Definisi .................................................................................................................... 13
3. Dimensi, Area dan Level Asesmen ........................................................................................... 14
3.1 Dimensi dan Area ................................................................................................................ 14
Kepemimpinan dan Manajemen ......................................................................................... 14
Keluaran dan Hasil ................................................................................................................ 15
Proses .................................................................................................................................... 15
Input ...................................................................................................................................... 16
3.2 Level Kesiapan ..................................................................................................................... 16
4. Alur Pelaksanaan Asesmen .................................................................................................. 21
5. Persiapan Organisasi ................................................................................................................ 23
5.1 Proses bisnis pemenuhan asesmen TVET 4.0 .................................................................... 23
5.2 Tim asesmen internal penjaminan mutu TVET 4.0 ........................................................... 23
5.3 Kriteria Asesor TVET 4.0 .................................................................................................... 24
6. Perencanaan ............................................................................................................................. 26
6.1 Pendidikan tinggi ................................................................................................................ 26
6.2 PPPVI ................................................................................................................................... 28
7. Operasional............................................................................................................................... 29
7.1 Pelaksanaan asesmen di institusi Pendidikan tinggi vokasi ............................................. 29
7.1.1 Asesmen Mandiri ......................................................................................................... 29
7.2 Tindakan perbaikan (corrective action) ............................................................................. 30
7.3 Hasil dan Laporan Asesmen ............................................................................................... 31
8. Evaluasi Kinerja......................................................................................................................... 35
2
8.1 Evaluasi dan tindak lanjut hasil asesmen ......................................................................... 35
8.2 Strategi peningkatan kinerja .............................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 38
3
KATA PENGANTAR
4
DAFTAR SINGKATAN
5
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pendidikan vokasi sebagai salah satu penyedia SDM menjadi bagian penting dari
persiapan SDM untuk industry 4.0. Pendidikan vokasi harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan industry 4.0. Didukung oleh proyek ISED program kerja sama
Indonesia – Jerman, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah menyusun
instrumen asesmen untuk mengukur tingkat kesiapan institusi pendidikan vokasi dalam
mempersiapkan lulusan (calon tenaga kerja) yang sesuai dengan kebutuhan industri 4.0.
Panduan ini merupakan panduan untuk melaksanakan Asesmen TVET 4.0.
Tingkat kesiapan dalam Asesmen TVET 4.0 menggunakan INDI 4.0 sebagai referensi, yaitu
dimulai dari level 0 sampai dengan level 4. Interpreatsi atas level kesiapan tersebut
adalah sebagai berikut:
6
Level 0 - Konvensional, dimana institusi belum memiliki kesiapan sama sekali menuju
TVET 4.0
Level 1 – Pemula
Level 2 – Menengah
Level 3 – Berpengalaman
Level 4 – Ahli, dimana institusi dapat menjadi rujukan bagi institusi lainnya
Panduan Asesmen TVET 4.0 ini juga mendiskusikan hal-hal yang perlu dipersiapan untuk
melaksanakan Asesmen TVET 4.0 seperti perencanaan, sosialisasi, dan penunjukan
Asesor. Asesor merupakan unsur penting dalam Asesmen TVET 4.0. Diperlukan Asesor
yang kompeten dalam melaksanakan asesmen, sehingga diperlukan persiapan khusus
untuk membangun tim asesor, termasuk mengadakan pelatihan dan asesmen untuk
Asesor TVET 4.0. Kemudian Panduan ini mendeskripsikan cara melaksanakan Asesmen
TVET 4.0 beserta instrumen-instrumen yang diperlukan serta mekanisme pelaporan hasil
Asesmen TVET 4.0.
Selain persiapan di pihak pelaksana Asesmen TVET 4.0, panduan ini juga memberikan
rekomendasi hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh Institusi TVET untuk memenuhi kriteria
Asesmen TVET 4.0. Persiapan meliputi seluruh area asesmen.
Akhirnya, inti dari Asesmen TVET 4.0 sebagai referensi status implementasi TVET 4.0
adalah membantu institusi TVET mengatur rencana dan strategi serta melaksanakan
strateti TVET 4.0 secara stratejik, sistematis, efektif, dan efisien. Oleh karenanya tindak
lanjut dari hasil asesmen sangat penting untuk dimonitor secara regular. Tugas Tim
Asesmen TVET 4.0 sebaiknya tidak berhenti pada asesmen saja, namun juga memberikan
dukungan bagi institusi TVET 4.0 agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam
implementasi TVET 4.0.
7
1. Latar Belakang dan Tujuan
1.1. Latar Belakang
PwC’s Global Industry 4.0 Survey menyatakan tantangan implementasi terbesar bukanlah
teknologi, tetapi penyesuaian budaya dan keterampilan digital dalam organisasi.
“The Future of Jobs Report 2018” yang dipublikasikan oleh World Economic Forum,
menyoroti tiga strategi masa depan perusahaan untuk mengelola kesenjangan
keterampilan yang dengan adopsi teknologi baru: 1). mempekerjakan staf permanen
yang benar-benar baru yang sudah memiliki keterampilan yang relevan dengan teknologi
baru; 2). berusaha untuk mengotomatisasi tugas-tugas pekerjaan yang bersangkutan
sepenuhnya; dan 3). untuk melatih kembali karyawan yang ada.
Mc Kinsey Global Survey Report 2015 menekankan banyak industri menyatakan mereka
kurang memiliki keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk mengaplikasikan
Industri 4.0 berfungsi sesuai strategi yang dicanangkan.
8
Sumber: Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian
9
Pendidikan Vokasi 4.0
Pendidikan vokasi sebagai salah satu penyedia SDM menjadi bagian penting dari
persiapan SDM untuk industry 4.0. Pendidikan vokasi harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan industry 4.0 (Pendidikan Vokasi 4.0).
Didukung oleh proyek ISED program kerja sama Indonesia – Jerman, Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) telah menyusun instrumen asesmen
untuk mengukur tingkat kesiapan institusi pendidikan vokasi dalam mempersiapkan
lulusan (calon tenaga kerja) yang sesuai dengan kebutuhan industri 4.0, selanjutnya
disebut TVET 4.0. Instrumen ini telah diujicobakan pada 12 institusi TVET satuan kerja
Kemenperin. Selanjutnya instrumen ini disebut sebagai Asesmen TVET 4.0 Pendidikan
Tinggi.
1
Thomas Schröder (2019), A regional approach for the development of TVET systems in the light of the
4th industrial revolution: the regional association of vocational and technical education in Asia
10
Asesmen juga merupakan alat untuk mengukur capaian Pendidikan Tinggi menuju
TVET 4.0, akreditasi pendidikan tinggi dan brand image.
2. Untuk Industri
o Hasil asesmen dapat menjadi referensi bagi industri untuk memilih mitranya dalam
mengembangkan keterampilan 4.0 sesuai kebutuhan industri.
o Dengan memahami status atau kemajuan TVET, industri dapat mengembangkan
strategi kemitraannya dan mengembangkan keterampilan 4.0 bersama-sama.
1.3. Sasaran
Sasaran utama dari Panduan Asesmen TVET 4.0 Pendidikan Tinggi adalah tim pelaksana
Asesmen TVET 4.0 Pendidikan Tinggi. Selain itu, Panduan ini juga menyasar tim
penanggungjawab Asesmen TVET 4.0 di Pendidikan Tinggi, sehingga dapat melaksanakan
asesmen mandiri dan asesmen internal untuk mengukur implementasi TVET 4.0 dan
sebagai persiapan Asesmen TVET 4.0 Pendidikan Tinggi.
11
Bab 3 menjelaskan mengenai dimensi dan kriteria asesmen secara komprehensif. Juga
dijelaskan mengenai level kesiapan Politeknik sebagai hasil dari asesmen, beserta makna
dari level tersebut.
Berikutnya pada Bab 4 dijelaskan mengenai alur pelaksanaan asesmen dalam bentuk
diagram alir. Alur ini kemudian dijelaskan satu-persatu pada bab-bab berikutnya, yang
membahas proses asesmen secara lebih rinci.
Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan, baik oleh tim pelaksana asesmen (dalam hal
ini di BPSDMI) maupun pihak asesi yaitu Politeknik, dideskripsikan dalam Bab 5. Bab ini
sekaligus merekomendasikan unit pelaksana yang dibutuhkan di Politeknik agar dapat
melaksanakan kegiatan asesmen.
Bab 6 memberikan panduan bagaimana BPSDMI dan Politeknik melakukan perencanaan
untuk pelaksanaan asesmen. Hal ini terkait perencanaan sumber daya manusia, biaya,
alokasi waktu, dokumen-dokumen, dan sarana prasarana.
Selanjutnya bagaimana asesmen akan dilakukan, dibahas dalam Bab 7. Pada bagian ini
dijelaskan apa saja agenda selama kegiatan asesmen dan apa yang mungkin masih perlu
ditindaklanjuti setelah kunjungan asesor, untuk melengkapi asesmen.
Yang sangat penting setelah hasil asesmen disampaikan adalah bagaimana
menindaklanjuti hasil asesmen tersebut. Bab 8 membahas bagaimana menindaklanjuti
hasil asesmen serta strategi untuk meningkatkan kinerja sehingga level TVET 4.0 dapat
meningkat pada asesmen berikutnya.
12
2. Istilah dan Definisi
Industri 4.0 adalah revolusi industri keempat yang ditandai dengan digitalisasi atau
otomasi skala penuh. Dalam background paper UNIDO General Conference 17 yang
diadakan pada tahun 2017 disebutkan bahwa istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah
proyek teknologi tinggi pemerintah Jerman yang mempromosikan komputerisasi
manufaktur. Industrie 4.0 diperkenalkan pertama kali pada Hannover Fair 2011 oleh CEO
SAP Bosch, Henning Kagermann.
Technical and Vocational Education and Training 4.0 yang selanjutnya disingkat TVET
4.0 adalah pendidikan dan pelatihan vokasi yang memberikan pengetahuan dan
keterampilan untuk pekerjaan di bidang industri 4.0.
Asesmen Technical and Vocational Education and Training 4.0 Pendidikan Tinggi yang
selanjutnya disingkat Asesmen TVET 4.0 Pendidikan Tinggi adalah instrumen untuk
mengukur level implementasi TVET 4.0 pada unit pendidikan tinggi di lingkungan
Kementerian Perindustrian.
Asesmen TVET 4.0 Pendidikan Tinggi Internal adalah asesmen yang dilakukan oleh
Pendidikan Tinggi. Dalam prosesnya, ada dua jenis asesmen internal, yaitu:
o Asesmen Mandiri atau Self Assessment adalah asesmen yang dilakukan oleh
Pendidikan Tinggi sesuai arahan dari Tim Asesmen TVET 4.0. Asesmen mandiri
merupakan bagian dari proses Asesmen TVET 4.0, biasanya dilakukan sebelum
Asesor untuk Asesmen TVET 4.0 melakukan asesmen. Hasil Asesmen Mandiri
diserahkan kepada Asesor Asesmen TVET 4.0.
o Asesmen Internal adalah asesmen yang dilakukan oleh Pendidikan Tinggi,
tanpa terkait dengan waktu Asesmen TVET 4.0. Asesmen Internal dapat
dilakukan kapan saja oleh Pendidikan Tinggi sesuai kebutuhan. Hasil asesmen
internal tidak wajib diserahkan kepada Tim Asesmen TVET 4.0.
13
3. Dimensi, Area dan Level Asesmen
Level
Dimensi Area/Komponen Asesmen
Kesiapan
Strategi
Kepemimpinan
Kepemimpinan dan
Pemanfaatan Data (dalam strategi / pengambilan keputusan)
4 Expert / Ahli
Pengelolaan /
Pengembangan Kompetensi 4.0
Manajemen
Kemitraan Stratejik
Audit 3 Experienced/
Kompetensi Lulusan Berpengalam
Keluaran dan Hasil Produk / Layanan
Manfaat untuk Masyarakat
Proses Pembelajaran (belajar-mengajar)
2 Intermediate
Menengah
Riset
Proses
Transfer teknologi / pengetahuan keterampilan 4.0 kepada Beginner / Pe
masyarakat 1
Kompetensi Dosen
Mahasiswa
Input Kurikulum 0 Conventional
Infrastruktur
Investasi
Sesuai gambar di atas, Asesmen TVET 4.0 dilakukan pada 4 dimensi, yaitu:
1. Kepemimpinan dan Pengelolaan / Manajemen
2. Keluaran dan Hasil
3. Proses
4. Input
Dimensi dan area asesmen ini bukanlah hal baru bagi politeknik. Dimensi dan area yang sama
juga digunakan untuk asesmen akreditasi Pendidikan tinggi, sehingga politeknik seharusnya
sudah mengenal dengan baik dimensi dan area asesmen ini.
14
Pengembangan TVET 4.0 jelas membutuhkan kepemimpinan yang kuat. Direktur sebagai
pimpinan tertinggi harus memiliki strategi kepemimpinan untuk mengarahkan tim ke arah yang
tepat dan memipin manajemen perubahan yang diperlukan. Beberapa strategi yang disebutkan
oleh pimpinan politeknik misalnya mendorong kerjasama tim, pendekatan emotional question,
menghargai partisipasi, memfasilitasi adaptasi, mempromosikan agen perubahan, menstimulasi
budaya kompetisi yang positif, dan menunjukkan dukungan yang kuat dengan menyediakan
sebanyak mungkin kesempatan dan wadah untuk berdiskusi, menyampaikan pendapat, dan
berbagi pemahaman.
Produk atau layanan berbasis 4.0 merupakan indikator dari 4.0 skill set sekaligus sarana
pembelajaran bagi mahasiswa, dosen, dan staf manajemen.
Proses
Dimensi Proses terdiri dari tiga unsur yaitu proses pembelajaran, penelitian, dan transfer
ilmu/teknologi 4.0 kepada masyarakat.
Penyelenggaraan e-learning atau blended learning yang didukung oleh infrastruktur internet dan
fasilitas komputer merupakan indikasi telah dimulainya proses pembelajaran berbasis teknologi
4.0. Pengalaman digital di TVET kemudian akan didorong ke tingkat yang lebih tinggi melalui
pembelajaran berbasis proyek 4.0 dan dengan mengembangkan “smart teaching factory“ untuk
melihat bagaimana konsep 4.0 diterapkan dan menyediakan jembatan untuk mengurangi
kesenjangan antara TVET dan industri 4.0.
TVET harus berpartisipasi dalam mentransfer pengetahuan dan atau teknologi 4.0 kepada
masyarakat dengan segala cara yang memungkinkan seperti pelatihan, pembinaan, proyek
bersama, dll.
15
Input
Dimensi Input ada lima elemen, yaitu: kompetensi dosen, mahasiswa, kurikulum, infrastruktur,
dan investasi untuk TVET 4.0.
Dosen sebagai salah satu nara sumber di TVET berperan penting untuk merancang,
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pembelajaran berbasis teknologi 4.0 dan
mengembangkan keterampilan 4.0 mahasiswa. Oleh karena itu, kompetensi dosen sangat
penting untuk mendorong TVET 4.0.
Mahasiswa, yang merupakan calon tenaga kerja, adalah produk utama institusi TVET. TVET 4.0
pada dasarnya menargetkan untuk mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan
industri 4.0. Keterampilan 4.0 yang dimiliki mahasiswa menjadi indikator utama untuk melihat
bagaimana input dibangun untuk menghasilkan lulusan yang sesuai (keluaran dan hasil). Indikator
ini memungkinkan institusi TVET untuk memantau dan mengukur kesiapan mahasiswa, sehingga
perbaikan yang diperlukan dapat dilakukan sesegera mungkin.
Kurikulum adalah jantung dari proses pembelajaran TVET. Untuk menetapkan materi, metode,
waktu, fasilitas, dan aspek lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran, kurikulum berbasis
4.0 perlu dikembangkan, ditinjau dan divalidasi secara berkala oleh industri. Kesenjangan antara
kurikulum yang ada dan tuntutan industri harus disinkronkan dan diverifikasi oleh industri
sehingga TVET dapat menjaga kurikulum tetap terkini untuk menghasilkan lulusan yang
memenuhi kualifikasi industri.
Infrastruktur adalah suatu keharusan untuk TVET 4.0, suka atau tidak. Dasar dari teknologi 4.0
adalah konektivitas. Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur internet dengan bandwidth yang
memadai, sistem komputerisasi dengan perangkat keras dan perangkat lunak terkini. Pada
tingkat berikutnya, Smart Factory 4.0 skala kecil untuk fasilitas pembelajaran diperlukan.
Pembiayaan adalah mesin untuk mewujudkan semua perencanaan TVET 4.0. Strategi dan
rencana implementasi yang efektif sangat penting untuk mengembangkan rencana investasi yang
efektif.
Asesmen kesiapan dilakukan untuk setiap area. Skor level yang menjadi hasil akhir asesmen TVET
4.0 adalah rata-rata dari skor seluruh area. Untuk menentukan skor level dari setiap area, dibuat
indikator untuk setiap level di setiap area, sehingga mempermudah asesor menentukan level
serta mengurangi bias bila asesmen dilakukan oleh asesor yang berbeda-beda.
16
Level Kesiapan
Dimensi Area
Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Level 0
17
Level Kesiapan
Dimensi Area
Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Level 0
18
Level Kesiapan
Dimensi Area
Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Level 0
Proses
Pengalaman smart Pengalaman digital
Pembelajaran Proyek pembelajaran Sistem E-Learning atau Belum ada sistem
factory (di dalam atau dalam seluruh proses
(belajar- berbasis 4.0 Blended Learning pembelajaran 4.0
di luar kampus) pembelajaran
mengajar)
Transfer
Berbagi Belum ada kegiatan
teknologi / Berbagi pengetahuan/
Training for Trainer Menghasilkan Trainer / pengetahuan/teknologi berbagi
pengetahuan teknologi 4.0 dengan
dilakukan secara Guru / Multiplier di 4.0 dengan masyarakat pengetahuan/teknol
keterampilan masyarakat dilakukan
teratur masyarakat belum dilakukan secara ogi 4.0 dengan
4.0 kepada secara teratur
teratur masyarakat
masyarakat
19
Level Kesiapan
Dimensi Area
Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Level 0
Minimum 50% Sampai dengan 75% Kurang dari 50% Belum ada
100% dari mahasiswa
mahasiswa telah dari mahasiswa telah mahasiswa telah mahasiswa yang
Mahasiswa telah memiliki
memiliki pengalaman memiliki keterampilan memiliki keterampilan memiliki
keterampilan 4.0
industri 4.0 4.0 4.0 keterampilan 4.0
Catatan: skor untuk setiap level adalah indikator level yang lebih rendah ditambah dengan indikator di level tersebut. Artinya untuk
memperoleh skor/level yang lebih tinggi, indikator level di bawahnya harus terpenuhi dulu.
20
4. Alur Pelaksanaan Asesmen
21
ALUR PELAKSANAAN ASESMEN TVET 4.0
1. Tim Asesmen TVET 4.0 melakukan sosialisasi terkait kegiatan Asesmen TVET 4.0.
Sosialisasi mencakup penjelasan mengenai area asesmen, level kesiapan, alur dan
mekanisme pelaksanaan, jadwal, dan cara membaca hasil asesmen.
2. Tim Asesmen TVET 4.0 memberikan arahan kepada institusi pendidikan tinggi
vokasi untuk melakukan asesmen mandiri.
3. Institusi pendidikan tinggi vokasi melakukan asesmen mandiri sesuai arahan dari
Tim Asesmen TVET 4.0. Asesmen mandiri dilakukan tidak lebih dari 21 hari
kalender.
4. Institusi pendidikan tinggi vokasi menyerahkan hasil asesmen mandiri sesuai
dengan mekanisme dan jadwal yang diarahkan oleh Tim Asesmen TVET 4.0.
5. Tim Asesmen TVET 4.0 menugaskan Asesor TVET 4.0 untuk meninjau dan
menganalisis hasil asesmen mandiri.
6. Asesor TVET 4.0 meninjau dan menganalisis hasil asesmen mandiri dalam waktu
2 hari kerja per institusi. Apabila diperlukan, Asesor TVET 4.0 dapat meminta
dokumen-dokumen pendukung.
7. Asesor TVET 4.0 melakukan Asesmen TVET 4.0 sesuai dengan jadwal yang telah
dirancang.
8. Asesor TVET 4.0 menyusun Laporan Hasil Asesmen TVET 4.0 dalam waktu 3 hari
kerja per institusi.
9. Sesuai hasil asesmen, Institusi pendidikan tinggi vokasi menindaklanjuti temuan
asesmen dalam waktu tidak lebih dari 30 hari kalender.
10. Asesor TVET 4.0 menyusun Laporan Final Hasil Asesmen TVET 4.0 dalam waktu 2
hari per institusi, setelah seluruh tindak lanjut diselesaikan oleh Institusi
pendidikan tinggi vokasi. Laporan diserahkan kepada Tim Asesmen TVET 4.0.
11. Tim Asesmen TVET 4.0 menginformasikan hasil Asesmen TVET 4.0 kepada institusi
Pendidikan tinggi yang diases dan pihak lainnya yang diperlukan, serta meminta
tandatangan Berita Acara Hasil Asesmen TVET 4. Berita Acara Hasil Asesmen
ditandatangani oleh Ketua Asesor TVET 4.0 dan perwakilan masing-masing
institusi Pendidikan tinggi vokasi yang diases. Setiap institusi Pendidikan tinggi
vokasi memiliki satu Berita Acara Hasil Asesmen TVET 4.0.
12. Tim Asesmen TVET 4.0 memberikan laporan kegiatan Asesmen TVET 4.0 kepada
BPSDMI.
22
5. Persiapan Organisasi
5.1 Proses bisnis pemenuhan asesmen TVET 4.0
TVET 4.0 seharusnya terintegerasi dalam strategi pengembangan institusi. Seperti yang terlihat
dalam dimensi dan area asesmen, dimana TVET 4.0 harus dibangun dalam seluruh aspek
pendidikan tinggi vokasi. Oleh karena itu, pelaksanaan asesmen internal TVET 4.0 sebaiknya
terintegerasi dengan asesmen yang dilakukan oleh institusi, misalnya audit internal untuk
23
akreditasi pendidikan tinggi. Tim yang melaksanakan asesmen pun dapat menggunakan tim yang
sama. Bila perlu, ditambah personil yang memiliki pemahaman mengenai industri 4.0 atau TVET
4.0. Tidak ada batasan tertentu untuk jumlah asesor internal, menyesuaikan dengan kebutuhan
institusi. Selain tim asesor, institusi juga dapat menugaskan personil untuk membantu
administrasi dan mengorganisir pelaksanaan asesmen internal.
Apabila diperlukan (tidak wajib), asisten asesor juga dapat diadakan. Tugas utama asisten asesor
adalah membantu tugas-tugas asesor sesuai dengan arahan asesor, misalnya membantu
mengumpulkan data, mendokumentasikan temuan-temuan pada asesmen internal, membantu
mengolah data, dsb.
24
6. Memotivasi peningkatan kinerja institusi Pendidikan tinggi vokasi dalam implementasi
TVET 4.0
Berdasarkan tugas-tugas tersebut di atas, maka kriteria seorang Asesor TVET 4.0 adalah:
25
6. Perencanaan
6.1 Pendidikan tinggi
TVET 4.0 perlu dipersiapkan dengan baik di seluruh proses pada pendidikan tinggi. Persiapan yang
dimaksudkan di sini hendaknya tidak hanya berorientasi pada Asesmen TVET 4.0, melainkan
merupakan strategi menuju TVET 4.0 yang ideal.
Akademik
Hal terpenting yang memerlukan strategi tentu saja kurikulum. Strategi pengembangan
kurikulum harus mengarah pada integrasi konten sesuai kebutuhan industri 4.0 dan digitalisasi di
dalam kurikulum. Ada beberapa subyek yang menjadi mata kuliah tersendiri, namun perlu
diperhatikan juga konten-konten yang perlu dintegrasikan dalam mata kuliah lain, untuk
efektifitas pembelajaran. Mungkin perlu melibatkan para ahli dalam perumusan kurikulum yang
pertama kali serta merancang strategi pengembangan kurikulum.
Industri 4.0 dan digitalisasi berkembang pesat dan terus bergerak. Untuk itu, sebagai strategi
pengembangan strategi perlu diterapkan metode pemutakhiran kurikulum yang tercepat dapat
mengikuti perkembangan industri. Keterlibatan industri di dalam pengembangan kurikulum dan
pembelajaran juga perlu menjadi bagian dari strategi.
Selain kurikulum, implementasi industri 4.0 dan digitalisasi perlu diperkenalkan di dalam proses
pembelajaran, seperti penggunaan aplikasi digital dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran.
Kerja Sama
Kerja sama yang harmonis dengan industri 4.0 sangat penting, baik untuk memastikan kualitas
Pendidikan maupun jejaring untuk serapan lulusan. Bidang kerja sama sebaiknya memiliki
pangkalan data yang baik mengenai industri 4.0. Strategi kerja sama dengan industri perlu
dikembangkan dengan mengintegrasikan berbagai kesempatan kerja sama, dengan tujuan utama
meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan.
26
Industri 4.0 memiliki kebutuhan akan tenaga kerja terampil yang dapat bekerja pada industri yang
telah mengaplikasikan industri 4.0. Di Indonesia, industri 4.0 juga sedang dalam tahapan
berkembang. Situasi ini sebenarnya bisa sangat menguntungkan karena industri dan institusi
pendidikan bisa bersinergi mengembangkan industri 4.0 bersama-sama, dengan pendekatan
kerja sama yang lebih intensif, misalnya dengan mekanisme sistem pendidikan ganda (dual
system) yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
Segala bentuk kerja sama dengan industri tentunya harus dapat dirasakan manfaatnya oleh
industri juga. Oleh karena itu penting menetapkan tujuan kerja sama secara jelas sejak awal,
sehingga implementasi kerja sama dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang tepat.
Keuangan
Perencanaan keuangan dan investasi yang baik untuk penerapan TVET 4.0 menjadi kunci penting
untuk implementasi strategi TVET 4.0. Perencanaan keuangan harus disesuaikan dengan strategi,
dan bukan sebaliknya. Mengingat TVET 4.0 masih dalam tahap awal implementasi, ada
kemungkinan banyak nomenklatur baru yang belum ada dalam item anggaran. Hal ini perlu
didiskusikan, kemudian diajukan untuk pengesahan nomenklatur baru sesuai peraturan sehingga
tidak menyulitkan perencanaan keuangan.
Penjaminan Mutu
TVET 4.0 diorientasikan menjadi bagian dari proses-proses utama di institusi pendidikan vokasi,
dan bukan hanya sebagai proyek. Oleh karena itu, mekanisme penjaminan mutunya pun
sebaiknya diintegerasikan dengan mekanisme yang ada. Hal ini perlu dipersiapkan, termasuk
merancang tim penjaminan mutu yang tepat.
Selain memastikan indikator-indikator TVET 4.0 terintegrasi dalam sistem penjaminan mutu,
satuan penjaminan mutu juga harus menjadi bagian dari TVET 4.0 dengan menerapkan digitalisasi
dalam penjaminan mutu untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Digitalisasi akan
27
memudahkan proses-proses di dalam penjaminan mutu, serta memastikan data-data
terintegerasi dengan baik.
6.2 PPPVI
Dalam mempersiapkan asesmen TVET 4.0 PPPVI sebagai penanggungjawab program perlu
membuat perencanaan yang matang. Mengingat jangka waktu yang pendek dan dilaksanakan
setiap tahun, perencanaan dibuat tahunan. Perencanaan jangka menengah (tiga tahun) juga
dapat dibuat untuk memberikan gambaran strategi yang lebih visioner. Perencanaan tahunan
setidaknya mencakup:
28
7. Operasional
7.1 Pelaksanaan asesmen di institusi Pendidikan tinggi vokasi
7.1.1 Asesmen Mandiri
Asesmen Mandiri dapat dilakukan dengan instrumen survey online seperti GForm. Hal ini akan
mempermudah institusi dan Asesor dalam mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
analisis. Jangka waktu pelaksanaan Asesmen Mandiri sebaiknya tidak lebih dari 30 hari, termasuk
waktu untuk analisis dan kalirifikasi.
Setelah menganalisis hasil asesmen mandiri, asesor melakukan asesmen di institusi. Kegiatan
asesmen dapat dilakukan secara daring maupun luring atau kombinasi (hybrid). Dalam memilih
metode pertemuan, perlu dipertimbangkan kebutuhan observasi lapangan, verifikasi langsung,
dsb yang tidak dapat dilakukan secara daring. Dalam hal ini, sangat direkomendasikan untuk
dilakukan secara langsung di institusi.
Tim Asesor TVET 4.0 harus menginformasikan agenda asesmen kepada institusi asesi. Contoh
agenda Asesmen TVET 4.0 adalah sebagai berikut:
Jadwal beserta agenda kegiatan asesmen sudah harus disampaikan pada saat sosialisasi di awal
program Asesmen. Setelah evaluasi mandiri, jadwal terbaru dan agenda kembali disampaikan.
Sangat direkomendasikan untuk mengkonfirmasi jadwal jauh-jauh hari, misalnya 30 hari
29
sebelumnya sehingga asesi memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan terutama
dokumen-dokumen.
1. Pernyataan kebijakan (policy statement) dan visi misi TVET 4.0, KPI / target, atau
Dokumen Strategic Plan / Renstra yang menyebutkan semuanya
2. Rencana budget untuk pengembangan TVET 4.0
3. Analisis / evaluasi kompetensi dosen, tenaga kependidikan, dan staf
4. Rencana pelatihan dan laporan pelaksanaan pelatihan
5. Rencana kegiatan Prakerin/PKL mahasiswa dan laporan pelaksanaan
6. MoU dengan industri 4.0
7. Rencana asesmen dan laporan asesmen internal
8. Dokumen tinjauan manajemen
9. Laporan asesmen eksternal, bila ada
10. Evaluasi / feedback industri terkait kompetensi lulusan
11. Data serapan lulusan di industri 4.0
12. Dokumen kurikulum
13. Roadmap riset dan laporan / link riset yang sudah dipublikasikan
14. Laporan kegiatan pengabdian masyarakat termasuk pelatihan
Pada sesi penutupan asesor menyampaikan kesimpulan sementara dari hasil asesmen, terutama
terkait temuan-temuan serta tindaklanjut yang diperlukan dan tenggat waktu untuk penyelesaian
tindaklanjut untuk finalisasi asesmen.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh institusi pendidikan tinggi vokasi dalam tindakan
perbaikan antara lain:
30
7.3 Hasil dan Laporan Asesmen
7.3.1 Hasil Asesmen
Hasil Asesmen TVET 4.0 disajikan dalam bentuk:
1. Skor level kesiapan, per area dan secara keseluruhan beserta predikat/interpretasi atas
skor akhir (level kesiapan secara keseluruhan). Skor level kesiapan ini juga dapat
ditampilkan dalam bentuk infografik yang menarik.
2. Deskripsi asesmen dari masing-masing area
3. Rekomendasi-rekomendasi
Area Level
Strategi 3
Kepemimpinan 4
Pemanfaatan data 2
Pengembangan kompetensi 4.0 1
Kemitraan Stratejik 3
Audit 1
Kompetensi lulusan 1
Produk / Layanan 3
Manfaat untuk masyarakat 2
Proses pembelajaran 4
Riset 3
Transfer teknologi /
pengetahuan keterampilan 2
Kompetensi dosen 3
Mahasiswa 1
Kurikulum 1
Infrastruktur 2
Investasi 1
Skor akhir 2.2
Tingkat kesiapan institusi X : menengah
2. Laporan Hasil Asesmen, yaitu laporan lengkap hasil asesmen yang berisi skor beserta
deskripsi lengkap dengan ulasan-ulasan sesuai yang diperlukan. Rekomendasi juga dapat
disampaikan pada laporan ini.
31
Format Ringkasan Hasil Asesmen adalah sebagai berikut:
Skor sementara:
(Kota), (Tanggal)
(Nama)
Asesor
32
Kurikulum
Infrastruktur
Investasi
Skor akhir
2. Rekomendasi
33
7.3.2 Berita Acara Hasil Asesmen TVET 4.0
Isi Berita Acara Hasil Asesmen TVET 4.0 adalah sebagai berikut:
Pada hari ini, (hari) tanggal (xx), telah dilaksanakan Finalisasi Asesmen TVET 4.0
terhadap xxxxx
Tanggal Pelaksanaan :
Tempat :
Alamat :
Berdasarkan asesmen yang telah dilakukan, Skor Hasil Asesmen TVET 4.0 Politeknik xxxx
adalah xxx (predikat level) dengan rincian terlampir.
(Tempat), (tanggal)
xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Direktur Asesor TVET 4.0
34
8. Evaluasi Kinerja
8.1 Evaluasi dan tindak lanjut hasil asesmen
Setelah Asesmen TVET 4.0 dilakukan, yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan
evaluasi secara detil untuk menetapkan strategi peningkatan kinerja / implementasi TVET 4.0
Evaluasi ini dilakukan, baik di BPSDMI maupun di satuan kerja Pendidikan tinggi vokasi.
Evaluasi dilakukan untuk setiap area asesmen, dengan membandingkan target pada dokumen
perencanaan dengan hasil asesmen. Untuk itu, sebaiknya dibuat sejenis assessment/target
monitoring dashboard, sehingga dapat terlihat capaiannya secara jelas.
Pencapaian target diperlihatkan dalam bentuk persentase % dan traffic light system, dengan
pembagian biasanya sebagai berikut:
> 95%
60% - 94%
< 60%
Cara menghitung % adalah kondisi pencapaian dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
Contoh dashboard:
35
8.2 Strategi peningkatan kinerja
Strategi peningkatan kinerja (implementasi TVET 4.0) dibuat berdasarkan hasil evaluasi dengan
sumber utama evaluasi adalah hasil Asesmen TVET 4.0, termasuk rekomendasi-rekomendasi dari
Asesor. Strategi peningkatan kinerja ini dituangkan ke dalam Dokumen Perencanaan (lihat Bab 5
– Perencanaan).
36
memungkinkan pengalaman digital bagi pelanggan dan mempromosikan kustomisasi sebagai
nilai tambah yang kuat dari UKM.
o Memastikan semua program studi mengintegerasikan keterampilan 4.0, membuat sistem
verifikasi dengan industri, dan memastikan sistem penilaian yang melibatkan industri untuk
memverifikasi kompetensi mahasiswa dan lulusan.
o Interface System untuk menghubungkan semua sistem yang tersedia di setiap mesin.
Perangkat lunak harus selaras dengan peralatan dan dapat memantau produksi (MES), OEE,
bahan baku, dan fungsi utama lainnya sesuai dengan proses produksi.
o Fasilitas kustomisasi sehingga mahasiswa dapat terpacu untuk lebih kreatif memberikan nilai
tambah pada produk. Ini juga dapat digunakan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat.
37
DAFTAR PUSTAKA
38