Perindustrian
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
Renkin 20t9
KATA PENGANTAR
Clean (iovemmenr and Gootl (iovemance merupakan keharusan bagi instansi pernerintah
seperti yang tertuang dalam penjelasan UU No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya secara
teknis dijabarkan melalui Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kine{a Instansi
Pemerintah yang mewajibkan setiap penyelenggara negara mempertanggunglawabkan
pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya yang diawali dari perencanaan
strategik (strategl c Plan) kemudian diturunkan ke dalarn rencana tahunan yaitu Rencana
Kinerja (Renkin). Perumusan Renkin disusun sesuai dengan peraturan Menten
Perindnstnan No. 150/]\,llND/PEWl2201l tentang pedoman penlusunan Dokumen
Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah di Lingkungatr Kementerian perindustrian.
Rencana Kineqa (Performance Plan) merupakan salah sahr komponen dan siklus
alarntabilitas kine{a yang terdiri dari perencanaan strategik. rencana kine4a yang memuat
target kineda, dan setiap akhir tahun akan dibuat pe(anggmglawaban dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintatr (LAKIP). Berdasarkan alur tersebut.
maka Balai Besar Industri Agro (BBIA) menyusun Rencana Kinerja (Renkin) 2015 yang
menyajikan target kinerja tahun 2018 terkait dengan pelaksanaar hrgas pokok dan fungsi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menreri Perindustrian RI No. 3944-IND/PER/6/2006
tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Industri Agro. Di
samping Rencana Kinerja tahunan terdapat pula acuan lain yang juga merupakan bagian
, dari keselumhan program kerja tahtman, khususnya yang berkaitan dengan penganggaran
BBIA yaitu Renstra BBIA, DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)
Dokumen Rencana Kine{a ini memuat hal-hal pokok dar mendasar untuk pengukuran
kire{a kegiatan di lingkungan Balai tsesar Industri Agro, dengan demikian diharapkan
dokumen ini dapat mernberi pedoman yang jelas kepada para pelaksana kegratan di
lingkungan Balai Besar lndustn Apgo, dalam menjalankan program kerjanya.
Lr i\'t tv,
/t
Renkin 2079
DAFTAR ISI
KATA PENCANTAR
DAFTAR ISI lt
BABI PENDAHULUAN
A. Umum I-l
B. Misi dan Visi I-l
C. Nilai-Nilai Dasar Organisasi t4
D. Susunan Penglola BLU-BBIA dan Dewan Pengawas I-8
BAB II RENCANA KINERJA BBIA 2OI8
A. Gambaran Balai Besar Industri Agro II-I
B. Target Tahun 2018 dan Tahun 2019 fi-26
C. Informasi Lainnya 11.28
ll
I
Rcnkrn 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Sesuai Perahran Menteri Perindustrian R.l No. 39/MIND/PEN612006
tmtang Organisasi dan Tata Keda Balai Besar Industri Agro dinyatakan bahwa
BBIA adalah Unit Pelaksana Teknis di lingktrngan Kementerian perindustnan R.l,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan
a. Misi BBIA
Misi merupakan alasan mendasar tentang keberadaan suatu organisasi.
Pernyataan misi organisasi, tenrtanla di tingkat entitas menentukan batas dan
maksud aktivitas bisnis penrsahaan. Jadi pemmusan misi rnerupakan realisasi
yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa
berkualitas yang memenuhi kebunrlran, keinginan dan harapan pelanggannya.
Dalam merurnuskan rnisi BBIA maka tidak bisa dilepaskan dari
ru.musan tugas pokoknya sebagairnana tertuang dalam Pennenperin Nomor
39lM-lND/PER/62006, mengingat tugas pokok merupakan amanat dari Menteri
b. Visi BBIA
Berdasar pada misi, dan harapan mav depan BBIA maka Visi BBIA
dimrnuskan sebagai berikut :
'Menjadi instifrrsi lilbang unggal don pusat josa pelayanan lehnis yang
prolesionol dibidang industri agro yang berkelos dunia pada tahun 2035."
Visi tersebut mengandutg arti bahwa Balai Besar Industn Agro akan menjadi
institusi yang unggul atau berkemampuan tinggl dalam rnelaksanakan kegitan litbang
di bidang hilirisasi produk agTo. Hilirasi komoditas agro bertujuan untuk
menghasilkan nilai tambah, memperkuat struktur industri, serta menyediakan
Iapangan ke{a dan peluang usaha di dalam negeri. BBIA merupakan instinrsi teknis
Unggul dalam teknologi komponen aktif bahan alami komoditi agro yaitu
meyakini bahwa BBIA akan mampu rnelakukan litbang komponen aktif alami yang
dapat mendukung industn farmasi dan koslnetika nasional berkembang dan merniliki
tepat, benar)
Di samping itu, BBIA sebagai unit kerja di lingkungan BPPI berperan aktrf
untuk mendukung pencapaian Visi dan lvlisi BPPI yang lentunya secara tidak
langsung akan mendukung Visi dan Misi Kementerian Perindr,rstnan serta Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang lertuang pada UU Nomor 3
tahun 2014. BBIA merupakan institusi tcknis yang rnenangani industri agro,
berperan dalam melaksanakan kebijakan pengernbangan industri nasronal untuk
menopang pengembangan industri agro di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas
tersebut, maka diharapkan akan berkernbang industri agro yang kuat dan mandiri,
sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan mendorong percepatan pembangunan
Dalam usaha mencapai Visi dan menjalankan Misi, Balai Besar Industri Agro
perlu mengembangkan nilai-nilai dasar. Nilai dasar adalah panduan (driven) yang
digunakan dalam memilih altematif keputusan. Nilai dasar akan mernberikan batasan
terhadap langkahJangkah untuk mewujudkan Visi. Nilai dasar tersebut adalah Jujur,
Disiplin, Profesional, Rasa Ingin Tahu, Unggul, dan Peduli Lingkungan.
Kejujuran merupakan pondasi inti dalam suatu bangunan organisasi atau
komunitas turtuk berhasil dan bertumbuh. Perilaku jujur anggota organisasi sangat
dibutuhkan agar tetap eksisnya sebuah organisasi dan merupakan nilai sangat pokok
dalam memberikan layanan yang baik dan prima kepada pelanggan/masyarakat.
Perilaku jujur akan menciptakan harmoni yang indah dengan sesama rnauptm dengan
Tuhannya serta menghidarkan dari hukuman, seperti yang tersirat dalarn tmgfiapkan
para Pujangga. Ungkapan tersebut artara lain "Jika ya, hendaklah kamu katakan ya.
jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya karnu jangan kena hukuman" dar
"Hendaklah kamu semua bersikap ju1ur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan dan kebaikan membawa pada sorga". Kejujuran SDM BBIA dalarr
membuat laporan dan tulisan didasarkan pada fakta, tidali dibenarkan melakukan
plagiat serta pengelolaan keuangan yang transparan dan dilakukan penilaian/diaudit
secara berkala oleh Akuntan Publik.
Disiplin menjuk pada upaya untuk rnelati diri yang didapatkan seseorang
untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tenentu.
Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan. Jujur dan disiplin
cara untuk mendapatkan hasil. Disiplin dapat bermula pada suatu hal yang kecil.
disiplin itu sebagai budaya di mmah, sekolah, kantor, dan lingkungan. Untuk
mernotivasi pegawai berdisplin dapat diberikan penghargaan dan hukunan kepada
pelakunya serta dilakukan evaluasi secara berkesinambuangan. Potret kedisiplinan
SDM BBIA dilihat dari daliar khadiran dan kepanrhan pada tata-tertib atau atuan.
Memberikan apresiasi, penghargaan kepada pegawai yang disiplin dan sanksi secara
adil bagi pelanggar disiplin.
Profesional merupalian hal yang menentukan tercapainya kineqa organisasi
yang baik. Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau Iayanan
sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalanrnya dan
berkepandaian khusus unn* menjalankannya serta melaksanakan pekerjaan dengarr
sepenuh hati. Sernua SDM BBIA terbuka akses rurtuk peningliatan kernarnpuamya
dan berkompeten di bidangnya. SDM BBIA memahami harapan pelanggan-
pelanggan baik internal maupun eksternal dan menghasilkan produk yang akurat,
Unggul mer.rpakan usaha unhrli rnenjadi terbaik dibanding dengan yang lain.
untuk menjadi rrnggul dibutuhkan perjtmngan keras dan waktu yang cukup, insrutisi
yang unggul tidak terlepas dari perjuangan para pernangku jabatan dan pegawai
yang memiliki tekad kut dan strategi bisnis yang jitu unnrk menghadapi ketamya
persaingan pasar. Hanya dengan kerja keras bisa mengantarkan intitusi menjadi
unggul serta menjadi panutan para pesaing. Strategi untuk mencapai unggtl antara
lain adalah:
I ) Ciptakan produk-produk dengan inovasi bam atau menghasilkan sesuatu yang
berbeda (diferensiasi) menurut konstrmennya. Baik inovasi dari jenis produk:/jasa,
inovasi dalam proses produksi, rnaupun inovasi pada strategi pemasaran. Inovasi
adalah lompatan yang sangat bermanfaat untuk mendongkrak populantas men{u
karyawan berprestasi. Pastikan inovasi menghasilkan manfaat sebesar-besarnya
terukur dalam mata uang dan biaya,/usaha sekecil-kecilnya.
2) Tentukan terlebih dahulu solusi yang akan lawarkan pada para konsunen.
Selanjutnya fokus untuk mengembanghan keunggulan tersebut. hingga
produk/jasa bisa digunakan masyarakat sesering rnungkin dan tnenjadi satu-
satunya solusi terbaik bagi para konsumen
Ka BBIA
(rriar Ilabson Kctua l)crv&s ,,w)*dnro :isgsla
Kelompok
Jabalan t_ungsional
Uraian Tugas:
l. Dewan Pengawas
RBA, Renstra Bisnis jangka Panjang dan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Kewajiban dan tanggungjawab Dewan Pengawas adalah :
dan bertanggung jawab langswrg kepada Kepala BBIA. Sanran Pengawasan lntem
berfrrngsi membantu Kepala BBIA dalarn hal penrngkatan pengendalian intemal
BBIA agar pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan
yang baik.
Pejabat Pengelola Keuangan akan dipegang oleh Kepala Bagian Tata Usaha.
Selain itu Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok memimpin
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan teknis administratif kepada semua tmsur di
lingkwrgan BBIA.
BAB II
RENCANA KINERJA BBIA 2OI8
dan pengembangan kompetensi industri agro sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan Kepala BPPL
BBIA sampai saat ini telah mengembangkan l0 jenis Jasa pelayanan Teknis
(JPT) dengan kapasitas kemarnpuan yang terus dikembangkan sesuai dengan visi,
misi dan kompetensi inti yang dimiliki. BBIA memberikan jasa layanan kepada
masyarakat, tenltama untuk kalangan industri dadatau lembaga pemenntah, rnelalui
tutit operasionalnya yang rnenghasilkan pendapatan. Unit operasional yang
dimaksud adalah Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalbrasi (PASKAL), Bidang
Sarana Riset dan Standardisasi (SRS), dan Bidang Pengembangan Kompetensi dan
AIih Teknologi (PKAT). Secara umum, matriks jenis jasa layanan BBIA per Unit
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
, Nama Laynnan
PASKAL PKAT SRS
I Pen$rlan
2 xallbrssl
3 Senltikasl
4 Sampllnt
5 Pelatlhan
6 Koniultansl
7 Rancant Eangun Perekayasaan lndunri(RBpt)
E Penyelcnggara Url ProidGnsl
9 Kerjasama Lltbang
l0 lnspelsi Teknls .j
Selain tiga unit operasional, BBIA juga didukung dengan 2 unit pendukung
yaitu Bidang Pengembangan Jasa Teknik (PJT) dan Bagian Tara Usaha (TU).
Bidang PJT bertugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, serta pengernbangan dan
pemanfaatan informasi berkenaan dengan jasa layanan teknis BBIA. sedangkan
Bagian TU bertugas dalam penyusunan progam, evaluasi, pelaporan, pengelolaan
keuangan, pengembangan dan administrasi kepegawaian, serta kerunahtanggaan
semua unit di BBIA. Pengembangan jasa layanan teknis tersebut dilakukan secara
bertahap, mengikuti perkembangan dan kebunrhan dari industri agro. Lebih rinci
layanan jasa yang dapat diberikan serta mang lingkupnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
saat itu belum ada lernbaga akreditasi di Indonesia. Setelah Komite Akreditasi
Nasional (KAN) berdiri di Indonesia, statrs akreditasi yang telah diperoleh
dilanjutkan akreditasinya oleh KAN sejak tahun 1999.
Dalam mernberikan jasa layanan untuk SNI terdapat beberapa pesaing yang
dapat digambarkan dalam Tabel 2.2:
Sucofindo
Cibitwg ..t 2t 5 .,1
6 6ti
Sucofindo
Surabava ) .l(l
I
23
Saraswati ll 2 I .l
3) Jasa Sertifikasi
konsumsi beryodium. Pada tahun 2016 ini, telah dilakukan proses re-
akeditasi oleh KAN dan BBIA telah menindaklanjuti hasil ternuannya. Saat
ini, BBIA masih mentu'rggu terbitnya sertifikat akreditasi dari KAN
Contoh (PPC) dengan Lembaga Senitikasi Produk lainnya baik inr dari insransi
Pemerintah maupun Swasta.
5) Pelatihan
Jasa pelatihan terdiri dari pelatihan teknis komoditas pangan dan non
pangan, teknis analisis dan kalibrasr peralatan laboratorium serta pelatihan
sistem manajemen sesuai dengan standar yang berlaku. Sampai saat ini produk
Jasa Pelayanan, antara lain :
6) Konsultansi
bermuhr dan manajemen yang berhubungan dengan srstem rnutu dalam rangka
perolehan pengakuan Lembaga,/Badan Sertifikasi. Dalam rnemberikan jasa
konsultasi BBIA mempunyai SDlvl yang terlatih dan berpengalaman di
bidangnya antara lain Teknologi Pangan, l)ind lingineering, f'ood Safety,
Manajemen Laboratorium, Manajemen Mr.rtLr dan Manajemen Lingkungan.
Lingkup jasa konsultasi yang dapat diberikan rneliputi :
a) Konsultasi di bidang teknologi proses pangan dan non pangan berbasis agro,
seperti konsultasi perbaikan proses, peningkatan mutu produk, pernecahan
masalah yang tirnbul di industri, peningkatan kapasitas produksi, dan lain-
lain.
b) Konsultasi di bidang sistem manajemen, seperti penyusunan dokurnentasi
sistem manajemen dalam rangka persiapan akreditasi laboratonum (ISO^EC
berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga rnemberikan jasa sejenis
dengan harga yang kompetitif, Selain itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat
beberapa kelemahan diantaranya rnakin berkurangnya tenaga teknis yang secara
dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukar dalam rangka membangun bersarna
mekanisasi dan lainlain serta ditunjang pula dengan adanya laboratoriutn proses
pengolahan pangan dan pengujian yang telah diakreditasi.
Jasa layanan Inspeksi Teknis Balai Besar Industri Agro merupakan salah
telah teralceditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahur 2005.
Sistem ABITIS memenuhi ketentuan dan persyaratan Intemasional yaitu
Lembaga Inspeksi sesuai persyaratan ISO/IEC 17020. Conformiry assessment -
Requiremort for the Opoation of various Type of Bodies Performing Inspection
atau Penilaian Kesesuaian - Persyaratan pengoperasian berbagai Lembaga
Inspeksi yang diadopsi rnenjadi SNI l9-17020-2012.
yang terdolounentasi, stunber daya yang profesional, sarana & prasana yang
memandai, dan metode inspeksi yang renrli.
produk untuk menentukan nilai strelitasi (Fo) dari proses tennal yang dilakukan,
sehingga kebunrhan penentuan suhu yang aman dan yang dikehendaki dalam
proses strelisasi dapat di ukur secara tepat.
Konsuhasi Target 6 6 l0 l0 ll
Realisasi MoLl 6 I 9 l3 lo
o/o
100 t33 90 90 I t8, t8 90,9t
-l
1 Rancang Bangun Targ€l ) { (, 7
Perekal'asaan Realisasi Konlrak 2 ) 6 ()
6
Industri (RBPI) o/o
I00 125 100 150 128-5't 85,71
I Uji Profisiensi Targel N/A N/A { (' { )
(komoditi) Realisasi Komoditi N/A N/A 9 li l (,
Contoh yang diuji ke BBIA dari tahun 2012-2017 seperti Tabel 2.2 rnenunjukkan
iumlah contoh mengalami kenaikal dan juga penurunan. Apabila dirata-ratakan tnaka
realisasi jumlah contoh uji yang masuk ke BBIA pada tahun 2012-2017 maka
pertumbuhannya adalah 0,24Yo per tahun. Adapun untuk jasa Kalibrasi rara-rata
pertumbuhannya adalah 8,93% pertahun, sedangkan untul jasa Sertifikasi adalal 6.08% per
tahun.
Jasa pelayanan konsultansi BBIA pada tahtn 2012-2017 seperri Tabel 2.2,
menunjukkan bahwa jumlah realisai MoU konsultasi relatif stagnan yaitu rata-rata 7 MoU
per tahun, namun masih dapat ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang pasar yang
cukup baik, yairu dengan adanya :
l) Penerapan SNI Wajib bag, perusahaan tertentu yang jumlahnya cukup banyak.
2) Meningkatnya kesadaran mutu dan kebunlhan industri untuk masuk ke pasar global
2) Proses
Salah satu indikator dari pelayanzur prirna adalah ketepatan wakru pelayanan
(delivery ,,r,e). Ketepatan waktu pelayanan Q)elivery lrne) merupakan pengukuran
terhadap ketepatan waktu penyelesaian layanan pelanggan (khususnya jasa layanan
pengrrjian, kalibrasi dan s€rtifikasi) dihitung rnulai dari wakru pelanggan datang dan
mengajukan permohonan layaran yang diterima oleh bagian penerima contoh (cusbmer
service) sampai dengan waktu diterbitkannya Lembar Hasil Uji (LHU) ataupun
seftifikat.
Nilai yang diterapkan atas proses layanan BBIA adalah tepar waktu dan akurat.
Keakurat dan ketepatan waktu penyerahan hasil layanan adalah hal yang penting untuk
memberikan kepuasaan pelanggan. Kepuasaan pelanggan sangat menentukan minat para
customer/pelanggan untuk menggunakan lagi jasa pelayanan teknis BBIA di masa akan
datang.
Total 7 7 99/o
Untuk tahun 2017, realisasi pencapaian walitu layanan per triwulan IV dapat
dilihat pada Tabel 2.5
Berdasarkan Tabel di atas, realisasr rata-rata deltvery lime dai ketiga jasa
layanan adalah sebesar 76,00%. Jasa layanan kalibrasi dan sertifikasi delivery rime-nya
cukup baik, namun untuk jasa pengujian masih di bawah target. Adapun penyebab
keterlambatan ini antara lain disebabkan jurnlah contoh uji (sampel) yang terus
meningkat yang tidak diikuti dengan penambahan personel di laboratonum dan belum
lengkapnya metode dan peralatan uji cepat (l?apid Te.st). Disa-rnping itu, salal satr.r
penyebab rendahnya delivery tirne pada tahun 2017 ini adalah karena adanya
pembangunan gedung laboratorium yang baru yaitu dengan pengembangan gedmg
laboratorium yang lama. Hal ini mengakibatkan kegiatan laboratonum pada gedung
yang lama dilakukan pada lokasi sementara yang kapasitas dan sarananya kurang
memadai. Diharapkan, dengan selesainya pengembangan gedung laboratoriutn yang
baru pada tahun 2018 maka kapasilas dan kapabilitas jasa layanan Pengujian akan
semakin meningliat dan juga akan meningkatkan r/clivery lime.
3) Pegawai BBIA
Dalam memberikan layanan BBIA rnernbangun nilar-nilai dalam SDM BBIA
menjadi pribadi kompeten dan responsif serla sopan dan ramalr. Pelayanan yang
kompeten dan responsif disertai sopan dan ramah menjadi daya tank para pelanggan
untuk datang kembali menggunakan jasa layanan BBIA. Peningkatan kornpetensi
pegawai BBIA juga dilakukan secara berkelanjt(an dengan cara rnenginmkan pegawai
BBIA rurtuk mengikuti berbagai diklat/pelatihan baik itu yang berkaitan dengan teknis
(hard shll) maupun yang berkaitan dengan non teknis (sr.rli s*t//) rnisalnya kernampuan
komunikasi dan pemasaran.
d. Keuangan
l) Penerimaan PNBP
Sebagai satker yang telah menerapkan PK-BLU, BBIA mempunyai
kemudahan dan kewenangar yang besar dalam tata kelola keuangan. Dengan
menjadi BLU, BBIA masih bisa nrenggunakan dana yang bersumber dari APBN
selain sulnber pendapatan lain yang dibenarkan oleh ketentuan hukum melalui
kegiatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain iftr, BBIA akan
2s,000,000.000 ,,,,*,,i,ITF
20.000.000,000 7,400,152
15,000,000,000
10.000,000,000
5,000,000,000
Berdasarkan Gambar 2.1 dari tahun 20ll sarnpai 2016 penerimaan PNBP
BBIA senantiasa mengalami kenaikan, namun untuk tahun 2017 (per bulan
dengan tingkat kenaikan yang cukup signifikan yakni sebesar 13,06 % dan pada
tahrur 2013 realisasi PNBP naik lagi cukup signifikan yakni sebesar 15.36 yo. pada
tahun 2014 dan 2015 tingkat pertumbrftan turun menjadi 4,82oh dan 5,g7%.
Realisasi PNBP pada tahun 201 6 tumbuh sebesar 9.03% bila dibandingkan dengan
realisasi di tahun 2015.
Rata-rata jasa layanan penyumbang terbesar terhadap total PNBP pada talun
2017 adalah pe(ama jasa layanan pengujian sebevrr 5'7,12o/o, kedua adalah jasa
layanan sertifikasi sebesar 16,12%o, deui. yang ketiga adalah jasa layanan Kalibrasi
yaitu sebesar 11,36%.
Realisasi PNBP pada tahun 201 l-2016 rnengalami kenaikan dari talrun ke
tahun dengan rata-rata kenaikan (pertumbuhan) sebesar 8,12%. Apabila data
penerimaan tahun 2017 dimasukkan maka rata-rata kenaikan (pertumbuhan) PNBP
menjadi 7 ,24 %. Secara rata-rata, pertumbuhan ini memang di atas target di Renstra
yai$ 5,6loA. Namun secara nominal, realisasi PNBP belum mencapai target dan
realisasi PNBP yang tercantun pada Renstra BBIA tahun 2015-2019. Berbagai
upaya perbaikan terus dilakukan dan iharapkan target pertumbuhan PBNP tahun
201 5-2019 dapat tercapai sesuai dengan Renstra BBIA.
2) Anggaran Belanja.
Belanja BBIA bersumber dari Rupiah Mumi (RM) dan PNBP. Realisasi
belanja RM dan PNBP selama tahun 2015 sampai tahun 2017 seperti terlihat dalarn
Tabel2.7 .
RY t6.2UI{m.fiX} ?5_6618ltti.I6' 2L Il]1..r 55.0{Xl 2t.560.315.587 23.231.8.t0{m 20 917 ltTl la3 23.7{D.5,]6
Bclsnja PeSawai t7.651 i.10.{xx) 't'7 513.025779 I8 Il4 89 | 01X) lti.0,l 97:r :rrr9 197'X,6li3{xr) 17614Iit1576 19 081 7l(l
i
Uelanja Bsang t 512 994 0(x) ,r r ei z8{iria 2 ?t2 0l{t ux} 2 62lt l,l1 i29 2 830 939 907 1.179.6 r6
Itclar!a Modal r {)15.9i6 x) t.932 5t 474 956 526 (X)0 940 217 6i9 i02{ruu)(I) .182 t20 (xx) I.1{6.270
PNBP 22.1910m.{XtO 2 1.0:)5. fi)s.9{{i 15.111.657.(m 25.201.t Ii.201t 38.830627(m 36_91759{.116 26.1100. ux)
Bclanja Paawar
ILlaiaja Barang I 9 I 70 282 (XX) l8 l4l 091,146 23 319 902 tX\) 21 786 7t:] d)tr 22 157 (}1l (XXl 22.1yJ3 iTt 7 t8 2t 299 ',785
UelaruE Modal I02{.718.ofi) 2 69r 9t2.5U) lt 79t.7ii.{xx) l { 1 162 6r)0 t 6 .l72 r8,r mO r.r 9r1 i r6 698 .l 7u) ll i
Totrl Anggarin .18.3rs.180.0m .t6.697.IJ9J. t l5 56.9.15.1|2.{XX' t6.86l.lll.D5 62.062.157{XX} 57.1165..1rt8.899 1t).1{D.596
l) PNS
D2
o.69"4
D3
8.33"A
D4
o.oo"a
Kirnia, Teknik Mesin, Teknik Fisika, MIPA. Kimia Analisis dan tenaga non teknis
seperti Magister Manajemen, Ihnu Administrasi, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi
dan Ekonomi Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SLTp ke bawah
ditempatkan pada posisi keamanan dan kebersihan. proporsi SDM BBIA
berdasarkan dengal pendidikan sebagian besar adalah berasal dari tingkat SLTA dan
li
=sstsaaa3
::!:ZZZZ
93=P:9=g
LaiaLz-
5-==t=Ea
masa transisi yaitu pegawai senior yang berpengalaman memasuki masa pensiun dan
Pengadaaao I I r54Yo
SaOam 8 8 t3,tlo/o
Pengemudi .l 4 6,*o/o
Anslis Sistem lnfonnasi 2 2 3,24o/"
Pengadministrasi Contoh Uji I I 1,61"/.
Pengadminfutrasi Sertifik sl I I 1,640/"
Analis Laboratorium t5 l5 2459o/o
Pengujian
Analis Laborstorium 5 8J0"/o
Kalibrasi
Laboran/Prtparasi Contoh 7 7 I t,48vo
,,
Pengclole Dokurentasi 2 3,2,8o/o
Bila dilihat dari sebaran txnur SDM, jumlah SDM (PNS) yang memasuki
usia pensiun pada kurun 5 tahtm mendatang sebanyak 44 (28,76%) orang dan l0
tahun mendatang 82 (53,590/.) orang dari jurnlah total 153 orang, sementara
penambahan pegawai baru sangat terbatas dan kaderisasi SDM pengalaman yang
dipunyai senior cukup membutuhkan waktu lama terserap oleh para pegawai baru
sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Hal ini terjadi banyak personil yang
multitasking (memiliki beberapa fungsi sekaligus).
Sehubrmgan dengan permasalahan dan resiko yang dihadapi, dipandang
perlu dilakukan revitalisasi organisasi dan SDM dalatn rangka meningkatkan
efektivitas organisasi rnelalui Mendesain Program Pengernbangan dan Pelatihan
Karyawan yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Tugas Belajar
berlokasi di ll. Ir- H. Juanda No. I I Bogor dan laboratoriurn proses yang berlokasi di
Cikaret, Bogor.
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau
mempertahankan stok barang rnodal, yang terdiri dari laboratorium uji dan proses,
alat dan kantor serta barang-barang tahan lama lainnya yang digunakan dalam
alat utama yang digunakan dalam proses penyediaan jasa. Dengan mengetahui
sebaran rentang usia alat dan kondisinya. datu base tersebut dapat menjadi acuan
Berikut inijumlah aset yang dikelola BBIA dari tahun 2015 s.d 2017.
Tabel 2.8.b Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015 s.d 2017
No. Uraian 2015 2016 20L7
1 Aset lancar 24.765.279.807 26.927.647.717 26.723.330.OL4
2 Aset Tetap 84.760.974.660 92.155.363.121 310.448.001.312
3 Aset 0 0 n
La innya
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa total Aset BBIA meningkat dari tahun
ke tahun. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, jumlah Aset BBIA (per semester 30
November 2017) naik sebesar 183,12%. Kenaikan Aset di Tahun 2017 disebabkan
adanya kenaikan karena ada re-evaluasi nilai Aset Tanah oleh Kantor Pelayanan
peralatan tahun 2004 sebesar ll%, merupaltan peralatan yang tahun perolehannya
tersebut mulai tahun 2004 ke bawah, hal ini sesuai dengan anjuran penyesuaiar nilai
aset oleh DJKNL. Peralatan dengan umur di atas 5 tahun sebanyak 60%, sedangkan
peralatan tahun perolehan 5 tahun terakhir (201 2-2017) sebanyak 40%.
lnvestasi yang selektif menggunakan APBN, maupun saldo kas BLU masih
diperlukan terutama peralatan ropid lesl dalam rangka mengatasi masalah kecepatan
penyelesaian pengujian dan mengikuti perkelnbangan IPTEK. Berkaitan dengan
prasarana gedung, kendala yang dihadapi adalah luasan dan kondisi ruangan yang
kurang memadai.
BBIA membutuhkan banyak sekali anggaran untuk meningkatkan citra sebagai
lembaga PPK-BLU yang profesional. melalui perbaikan laboratorium uji dan
kalibrasi, ruang kelas pelatihan yang nyaman, prasarana praktek pelatihan yang
memenuhi standar dan laboratonum penelitian taraf Intemasional berikut
sarana
akomodasrnya.
Pada tahun 2016 yang lalu sudah dilalr*an pengadakan beberapa peralatar
pendukung pengujian. kalibrasi, dan
titbang dan pernbangunan gedung BBIA I
(Laboratorium Aneka Komoditi, Mikobiologi. Karibrasi. dan persiapan contoh).
Namun, rencana pembang,nan Gedung I.aboratoritun pada tahun 2016 mengalami
gagal lelang, namun akhimya pada TA 2017 pembangunan bisa terlaksana.
Pembangunan gedung laboratorium ini sangat bermanfaat untuk menambar kapasitas
layanan BBIA khususnya rurtuk layanan pengujian dan Kalibrasi. pada tahun 201g
direncanakan untuk menggunakan kembali saldo Kas BLU untuk rnelengkapi sarana
dan prasarana khususnya peralatan laboratorium di gedung Laboratorium yang baru
dibangun.
a. Peluang
Peluang yang terkait layanan BBIA dari aspek eksternal sebagai berikut :
b. Ancaman
Ancaman ekstemal terhadap layanan BBIA sebagai berikut:
a) Terdapat pesaing sejenis.
b) Pasar bebas ASEAN membuka persaingan bebas dengan pihak asing.
c) Perkembangan teknologi di pasar yang sangat cepat.
e) Derasnya anrs teknologi /produk teknologr yang murah dari negara asing (China,
Vietnam)
Perubahan lingkurgan strategis layanan BBIA baik internal maupun ekstemal
perlu untuk terus menerus dilakukan evaluasi dan segera rnelakukan tindakan
korektif maupun pencegahan.
Tim Sistern Pengendalian Inlern (SPI) telah juga dibentuk sejak tahun 2012,
demikian juga dengan Dewan Pengawas BLU-BBIA melalui surat dari N'lenten
Keuangan Nomor SR-595/MK.0l /2013 tanggal 4 November 2013, Menteri
Keuangan telah menyetujui Usulan Dewan Pengawas BLU-BBIA yang diajukan
oleh Menteri PerindusEian dengan nomor surat Il8A4-lNDl4l20l3. Dan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor :
Selain itu, dipandang perlu meningkatkan kentampuan teknis yang lebih cepat
agar dapat berperan lebih aktif dalam mendukung Kebijakan lndustri Nasional serta
dengan hal terseb.t, akan dikembangkan jasa layanan ba.r rurluk memanfaatkan
peluang dan memaksimalkan potensi yang ada, seperti halnyajasa alih teknologi
dan
inkubasi bisnis, jasa proficiency te.sting (uji profisiensi), jasa seminar/workshop, dan
pengembangan wira usaha bam berbasis patent (Hak Kekayaan lntelektual).
3 Asumsi Makro sesuai dengan yang tercantum pada APBN 201E, antara lain:
a. Pemrmbuhan Ekonomi Nasional sebesar 5,47o.
l. Output
Kine{a layanan BBIA antara lain dapat dilihar dari berapa besar Target
Output Layanan tahun 20l8sertaTahun20l9 dapar dilihat pada Tabel 2.9.
No Target Target
Jenis Laranan Saluan
20lu 20t 9
t Pengujian Conloh Uji t 5.637 15.793
Kaiibrasi Alat 7 328 7101
l Serliflkas i Sertifikat 3'13 f1'l
.l Sampling Klien 103 lt3
5 Pelatihan Or an g t.169 l.ltr.l
6 Konsultasi MoU II ll
7 RBPI Mesin/Alat 1{ lt
1l Uli Profisiensi Komodili (; 7
Dari tabel 2.9 menturjukkan .target volune layanan tahun 2019 meningkat
terhadap target tahun 2018.
2, PNBP Layanan.
Target PNBP 2018 dan Tahun 2019 seperri Tabel 2.10.
Target Prognosa
Pengujian 17.214.000.000 r8. 179.352.000
Kalibrasi I .124
000 000 3 6t6 086 000
Sertifiknsi 4 857 000 000 5. t29 478 000
Sampling 454 000.000 479.469.000
Pelatihan L038 000.000 1.096 232.000
Konsultansi 229 000 000 211 .84'7 000
RBPI 150.000 000 I 58.41 5 000
Uji Profisiensi 292 000.0@ 308.381.000
Litbang r .318.000.000 1.391 .940.000
Inspeksi 300 000 orn 3 r 6.83 0 000
Teknis
Bunga Bank 492 000.000 51 9.60 L000
JPT lainnya 369 000 000 389.701 000
30. r37.000.000 31.827.333.000
Tabel 2.10, menunjukkan target penenmaan pNBp BBIA dari jasa pelayanan
teknis tahun 2019 meningkat 5,610/o dai target tahun 2018 sebesar Rp 31.827 331.000,-,
hal ini sesuai dengan target pertumbuhan yang tercantum pada Renstra BBIA tahun
201s-2019
Tabel 2.11. Target Sasaran Strategis Tahuo 2018 dan Tahun 2019
Protnosa
l{o, Sasaran lndlkator Klnerla T.rget T.hun 2018 Tahun
2tt9
1. Meningkatnya hasil-hasil ]umlah hasil litbang yanE siap
Litbang ya ng dimanfaatkan 1 4 Penelitian 4
diterapkan
oleh industri
Jumlah hasil litbang yang telah
2 4 Penelitian
diimplementasikan 4
3 Meningkatkan kualitas
Tingkat lualitas pelayanan publik (skala Skor rata-
pelayanan publak 1. 3.50 3.60
4) rata
4. Meningkatnya publikasi
Jumlah Karya Tuli5 llmiah (KTl) yang
inovasiteknologi 12 KTI t2
dipublikasjkan
5 Meningkatnya kemampuan
standardisasi Peningkatan jumlah jenis parameter uji Parameter
2 3
yang sudah bisa diuii di laboratorium uji
6. Meningkatnya pendapatan
IPT BEIA Tingkat pertumbuhan PNBP 5.51 % s.62
Tabel 2.11, menunjukkan bahwa target sasarim stratsgis tahun 2018 dan tahun
2019 yang terkait dengan pelayanan jasa teknis sudah cukup baik nanun sasaran
strategis yang terkait dengan litbang masih rendah. Harnbatan yang terjadi dalarn
rmplementasi hasil litbang ini disebabkan :
a) Hasil litbang yang telah dilakukan masih belum siap diterapkan karena masih
memerlukan penelitian lanjutan atau tingkat keberhasilannya belum maksimal.
b) Industri belum tertarik dengan hasil-lrasrl lrtbang yang telah dilakukan oleh BBIA.
c) Sosialisasi hasil-hasil litbang yang dilakukan belum menyentuh kepada industri
yang betul-betul membutuhkan.
C, Informasi Lainnya
Dalam buku tarif telah juga dicantumkan tarif unhlk Paten yang akan membuka
peluang mengkomersilkan hasil penelitian dari para peneliti yang telah menghasilkan
paten. Dalam rangka melakukan evaluasi terkait dengan efektifitas dan produktifitas
organisasi, tim SPI telah dibentuk untuk membantu prmpinan BLU melakukan
pengawasan yang bersifat preventif. Sementara itu tmtuk Dewan pengawas yang juga
diperlukan untuk membantu Pirnpinan BLU dalam menjalankan organisasi, masih
dalam proses pengusulan Surat Keputusan penetapan dari Menteri Keuangan.
Pada tahun 2017 telah disusun Proposal Remunerasi BLU BBIA. Hal ini untuk
menindaklanjuti PMK No. 180/PMK.05/2016 tentang penerapan dan pencaburan
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Satuan Keda
Instansi Pemerintah dan Surat dari Kementerian Keuangan No. 5-6208/]r{l(.5/201 ?
tanggal 13 Juli 2017 tentang Remunerasi Satker BLU dan sesuai dengan pMK terkait
Badan Layanan Umum dimana Satker yang telah menerapkan Pola Keuangan Badan
Layanan Umum diwajibkan untuk menerapkan Remtmerasi BLU. Proposal Remunerasi
yang telah disusun oleh BBIA saat ini sedang dalam proses penelaahan oleh Direktorat
PK BLU, Kementerian Keuangan. Apabila tidak ada kendala. PMK Remunerasi BLU
BBIA akan diterbitkan pada tahun 2018.
BAB III
PENUTUP
Realisasi penerimaan PNBP BBIA dari jasa pelayanan teknis tahun 2019 adalah
sebesar Rp 31.827.333.000,-. Jika dibandingkan dengan target PNBP tahur 2018 naik
sebesar 5,61 %.
Kontribusi paling besar terhadap penerimaan tersebut berturut-turut beraml dan Jasa
Pengujian Jasa Senifikasi dan Jasa Kalibrasi, Di samping dari sisi pendapatan, hal perlu
mendapat perhatian adalah masalah waktu pelayanan Qlelivery /irrre) khususnya pada
layanan Pengujian. Layanan Pengujian delivery lime cendenrng menurun karena volume
contoh yang masuk ke BBIA tidak sebanding dengan SDM dan peralatan yang ada.
Disamping itu, salah satu penyebab rendahnya delivery time pada tahtm 2017 ini adalah
karena adanya pembangunan gedung laboratorium yang baru yaitu dengan pengembangan
gedung laboratorium yang lama. Hal ini rnengaliibatkan kegiatan laboratorium pada gedung
yang lama dilakukan pada lokasi sementara yang kapasitas dan sarananya kurang mernadai.
Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini.
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain dengan cara penambahan gedung
laboratorium beserta peralalannya dan juga penambahan pegawai kiususnya untuk tenaga
analis. Diharapkan, dengan selesairrya pengembangan gedung laboratorium yang baru pada
tahun 2018 maka kapasitas dan kapabilitasjasa layanan Pengujian akan semakin rneningkat
dan juga akan meningkatkan delivery rime