Anda di halaman 1dari 44

o;I Kementerian

Perindustrian
REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA BBIA


TAHUN ANGGARAN 2019

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
Renkin 20t9

KATA PENGANTAR
Clean (iovemmenr and Gootl (iovemance merupakan keharusan bagi instansi pernerintah
seperti yang tertuang dalam penjelasan UU No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya secara
teknis dijabarkan melalui Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kine{a Instansi
Pemerintah yang mewajibkan setiap penyelenggara negara mempertanggunglawabkan
pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya yang diawali dari perencanaan
strategik (strategl c Plan) kemudian diturunkan ke dalarn rencana tahunan yaitu Rencana
Kinerja (Renkin). Perumusan Renkin disusun sesuai dengan peraturan Menten
Perindnstnan No. 150/]\,llND/PEWl2201l tentang pedoman penlusunan Dokumen
Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah di Lingkungatr Kementerian perindustrian.
Rencana Kineqa (Performance Plan) merupakan salah sahr komponen dan siklus
alarntabilitas kine{a yang terdiri dari perencanaan strategik. rencana kine4a yang memuat
target kineda, dan setiap akhir tahun akan dibuat pe(anggmglawaban dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintatr (LAKIP). Berdasarkan alur tersebut.
maka Balai Besar Industri Agro (BBIA) menyusun Rencana Kinerja (Renkin) 2015 yang
menyajikan target kinerja tahun 2018 terkait dengan pelaksanaar hrgas pokok dan fungsi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menreri Perindustrian RI No. 3944-IND/PER/6/2006

tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Industri Agro. Di
samping Rencana Kinerja tahunan terdapat pula acuan lain yang juga merupakan bagian

, dari keselumhan program kerja tahtman, khususnya yang berkaitan dengan penganggaran
BBIA yaitu Renstra BBIA, DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)

Dokumen Rencana Kine{a ini memuat hal-hal pokok dar mendasar untuk pengukuran
kire{a kegiatan di lingkungan Balai tsesar Industri Agro, dengan demikian diharapkan
dokumen ini dapat mernberi pedoman yang jelas kepada para pelaksana kegratan di
lingkungan Balai Besar lndustn Apgo, dalam menjalankan program kerjanya.

Bogor, Januari 2018


Balai Besar Industri Agro

Lr i\'t tv,

/t
Renkin 2079

DAFTAR ISI

KATA PENCANTAR
DAFTAR ISI lt

BABI PENDAHULUAN
A. Umum I-l
B. Misi dan Visi I-l
C. Nilai-Nilai Dasar Organisasi t4
D. Susunan Penglola BLU-BBIA dan Dewan Pengawas I-8
BAB II RENCANA KINERJA BBIA 2OI8
A. Gambaran Balai Besar Industri Agro II-I
B. Target Tahun 2018 dan Tahun 2019 fi-26
C. Informasi Lainnya 11.28

BAB III PENUTUP III.I

ll
I
Rcnkrn 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
Sesuai Perahran Menteri Perindustrian R.l No. 39/MIND/PEN612006
tmtang Organisasi dan Tata Keda Balai Besar Industri Agro dinyatakan bahwa
BBIA adalah Unit Pelaksana Teknis di lingktrngan Kementerian perindustnan R.l,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri (BPPI). BBIA mempunyai tugas pokok melaksanakan


kegiatan penelitian, pengembangan, ke{asama, standardisasi, pengujian, sertifikasi,
kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri agro sesuai kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.
517/KMK.05/2009 tanggal 28 Desenrber 2009 BBIA telah ditetapkan sebagai
instansi Pemerintah yang mendapatkan kewenangan lnenerapkan Pola Pengelolaan
Keu,angan Badan Layanan Urnum (PPK-BI-U). Untuk hal rersebut, BBIA juga
dituntut menjalankan organisasinya secara profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat industri agro dengan lebih baik lagi, transparan.
akuntabel, dan mandiri. Jasa pelayanan teknis yang menjadi layanan unggulan
BBIA antam lain: pengujian, sertifikasi, kalibrasi, pelatihan, kerjasama penelitian
dan pengembangan, rancang bangun dan perekayasaan industri, konsultansi dan
inspeksi teknis.
B, Misi dan Visi BBIA

a. Misi BBIA
Misi merupakan alasan mendasar tentang keberadaan suatu organisasi.
Pernyataan misi organisasi, tenrtanla di tingkat entitas menentukan batas dan
maksud aktivitas bisnis penrsahaan. Jadi pemmusan misi rnerupakan realisasi
yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa
berkualitas yang memenuhi kebunrlran, keinginan dan harapan pelanggannya.
Dalam merurnuskan rnisi BBIA maka tidak bisa dilepaskan dari
ru.musan tugas pokoknya sebagairnana tertuang dalam Pennenperin Nomor
39lM-lND/PER/62006, mengingat tugas pokok merupakan amanat dari Menteri

BALAI BESAR INDUSTR] ACRO l-1


Rcnkrn 2019

Perindustrian yang harus dilaksanakan oleh BBIA dalam melaksanakan


kegiatannya.

Merujuk kepada tupoksi BBIA serta mempertirnbangkan pula peran


yang harus dilaksanakan oleh BBIA rnaka rumusan Visi BBIA adalah sebagai
berikut:
l. Melakukan penelitian dan pengembangan yang unggul dan terpercaya di
bidang hilirisasi produk agro, komponen aktif alarni, dan energi baru-
terbanrkan secara berkesinambungan untuk pengembangan industri agro
nasional;

2- Melaksanakan secara profesional jasa pelayanan teknis unn* industri agro,


yang meliputi jasa penelitian, pengembangan. standardtsasi, pengujian,
sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri agro.

b. Visi BBIA

Visi merupakan pemyataan cita-cita atau impian sebuah organisasi yang


ingin dicapai di masa depan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi
organisasi unnlk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Maka dalam
men).usun Visi BBIA hendaknya mengandung nilai-nilai, aspirasi sena harapan-
harapan masa depan dan kebutuhan BBIA di masa depan.

Harapan masa depan BBIA sebagaimana yang diungkapkan oleh para


stakeholder BBIA antara lain :

l. Mampu menguasai teknologi litbang bidang hilirisasi produk agro, kompenen


aktif alami, dan energi baru-terbarukan secara berkesinambungan untuli
pengembangan industri agro nasional.

2. Menjadi penyediajasa layanan yang cepat dan handal.


3. Mampu menguasai pasar jasa layanar yang luas rneliputi seluruh wilayah
Indonesia dan Asean.

4. Memanfaatkan teknologi tinggi yang cepat, akurat, dan efisien.


5. Memiliki citra superior sebagai dampak dari kemampuan dan reputasi
layanannya.

Berdasar pada misi, dan harapan mav depan BBIA maka Visi BBIA
dimrnuskan sebagai berikut :

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO t-2


Rcnkin 2019

'Menjadi instifrrsi lilbang unggal don pusat josa pelayanan lehnis yang
prolesionol dibidang industri agro yang berkelos dunia pada tahun 2035."

Visi tersebut mengandutg arti bahwa Balai Besar Industn Agro akan menjadi
institusi yang unggul atau berkemampuan tinggl dalam rnelaksanakan kegitan litbang
di bidang hilirisasi produk agTo. Hilirasi komoditas agro bertujuan untuk
menghasilkan nilai tambah, memperkuat struktur industri, serta menyediakan
Iapangan ke{a dan peluang usaha di dalam negeri. BBIA merupakan instinrsi teknis

yang menangani industri agro, berperan dalam melaksanalian kebijakan


pengernbangan industri nasional khususnya dalam mendukung hilirisasi industri

ago. Litbang hilirisasi difokuskan kepada produk primer berorientasi ekspor


diantaranya seperti Kelapa sawit, Coklat, Kelapa, Rumput Laut, Ikan dan komodiras

unggulan daerah bidang industri agro.

Unggul dalam teknologi komponen aktif bahan alami komoditi agro yaitu
meyakini bahwa BBIA akan mampu rnelakukan litbang komponen aktif alami yang
dapat mendukung industn farmasi dan koslnetika nasional berkembang dan merniliki

daya saing tinggi.

Penyedia jasa layanan profestonal nrengandung arti bahwa BBIA mampu


memebrikan jasa layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang
drjalaninya dan berkepandaian khusus serta menjalankannya dengan sepenulr hati.
Terpercaya berarti data dan informasi yang dihasilkan akurat (teliti, seksama, cermat,

tepat, benar)

Di samping itu, BBIA sebagai unit kerja di lingkungan BPPI berperan aktrf
untuk mendukung pencapaian Visi dan lvlisi BPPI yang lentunya secara tidak
langsung akan mendukung Visi dan Misi Kementerian Perindr,rstnan serta Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang lertuang pada UU Nomor 3
tahun 2014. BBIA merupakan institusi tcknis yang rnenangani industri agro,
berperan dalam melaksanakan kebijakan pengernbangan industri nasronal untuk
menopang pengembangan industri agro di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas
tersebut, maka diharapkan akan berkernbang industri agro yang kuat dan mandiri,
sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan mendorong percepatan pembangunan

industri nasional, serta mendorong akselerasi industriafisasi melalui hilinsasi


komoditi agro.

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO 3


Rcnki 20t9

C. Nilai-Nilai Dasar Organisasi

Dalam usaha mencapai Visi dan menjalankan Misi, Balai Besar Industri Agro
perlu mengembangkan nilai-nilai dasar. Nilai dasar adalah panduan (driven) yang
digunakan dalam memilih altematif keputusan. Nilai dasar akan mernberikan batasan
terhadap langkahJangkah untuk mewujudkan Visi. Nilai dasar tersebut adalah Jujur,
Disiplin, Profesional, Rasa Ingin Tahu, Unggul, dan Peduli Lingkungan.
Kejujuran merupakan pondasi inti dalam suatu bangunan organisasi atau
komunitas turtuk berhasil dan bertumbuh. Perilaku jujur anggota organisasi sangat
dibutuhkan agar tetap eksisnya sebuah organisasi dan merupakan nilai sangat pokok
dalam memberikan layanan yang baik dan prima kepada pelanggan/masyarakat.
Perilaku jujur akan menciptakan harmoni yang indah dengan sesama rnauptm dengan

Tuhannya serta menghidarkan dari hukuman, seperti yang tersirat dalarn tmgfiapkan
para Pujangga. Ungkapan tersebut artara lain "Jika ya, hendaklah kamu katakan ya.
jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya karnu jangan kena hukuman" dar
"Hendaklah kamu semua bersikap ju1ur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan dan kebaikan membawa pada sorga". Kejujuran SDM BBIA dalarr
membuat laporan dan tulisan didasarkan pada fakta, tidali dibenarkan melakukan
plagiat serta pengelolaan keuangan yang transparan dan dilakukan penilaian/diaudit
secara berkala oleh Akuntan Publik.

Disiplin menjuk pada upaya untuk rnelati diri yang didapatkan seseorang
untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tenentu.
Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan. Jujur dan disiplin
cara untuk mendapatkan hasil. Disiplin dapat bermula pada suatu hal yang kecil.
disiplin itu sebagai budaya di mmah, sekolah, kantor, dan lingkungan. Untuk
mernotivasi pegawai berdisplin dapat diberikan penghargaan dan hukunan kepada
pelakunya serta dilakukan evaluasi secara berkesinambuangan. Potret kedisiplinan

SDM BBIA dilihat dari daliar khadiran dan kepanrhan pada tata-tertib atau atuan.
Memberikan apresiasi, penghargaan kepada pegawai yang disiplin dan sanksi secara
adil bagi pelanggar disiplin.
Profesional merupalian hal yang menentukan tercapainya kineqa organisasi
yang baik. Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau Iayanan

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO 4


Rcnkin 2{J I9

sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalanrnya dan
berkepandaian khusus unn* menjalankannya serta melaksanakan pekerjaan dengarr
sepenuh hati. Sernua SDM BBIA terbuka akses rurtuk peningliatan kernarnpuamya
dan berkompeten di bidangnya. SDM BBIA memahami harapan pelanggan-
pelanggan baik internal maupun eksternal dan menghasilkan produk yang akurat,

berkualitas dan memberikan solusi yang terbaik demi kepuasan pelanggan.


Rasa Ingin Tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya unnrk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan
didengar. Rasa Ingin Tahu terkait dengan inovasi produk, proses produksi, maupun
strategi pemasitrannya untuk memperluas layanan menuju ke arah posisi sebagai
unggul. Dalam mendukung rasa ingin tahu SDM BBIA relah disediakan media
komunikasi atau infonnasi dari rnedia cetak dan elektronik (e-journal) dan
memfasilitasi pegawai untuk bereksplorasi dalarn bidang pengetahun dan teknologr,
tingkat kehadiran di Perpustakaan dan penggunaan intemel serta menghasilkan
karya tulis yang dipublikasikan.

Unggul mer.rpakan usaha unhrli rnenjadi terbaik dibanding dengan yang lain.
untuk menjadi rrnggul dibutuhkan perjtmngan keras dan waktu yang cukup, insrutisi
yang unggul tidak terlepas dari perjuangan para pernangku jabatan dan pegawai
yang memiliki tekad kut dan strategi bisnis yang jitu unnrk menghadapi ketamya
persaingan pasar. Hanya dengan kerja keras bisa mengantarkan intitusi menjadi

unggul serta menjadi panutan para pesaing. Strategi untuk mencapai unggtl antara
lain adalah:
I ) Ciptakan produk-produk dengan inovasi bam atau menghasilkan sesuatu yang
berbeda (diferensiasi) menurut konstrmennya. Baik inovasi dari jenis produk:/jasa,

inovasi dalam proses produksi, rnaupun inovasi pada strategi pemasaran. Inovasi
adalah lompatan yang sangat bermanfaat untuk mendongkrak populantas men{u
karyawan berprestasi. Pastikan inovasi menghasilkan manfaat sebesar-besarnya
terukur dalam mata uang dan biaya,/usaha sekecil-kecilnya.
2) Tentukan terlebih dahulu solusi yang akan lawarkan pada para konsunen.
Selanjutnya fokus untuk mengembanghan keunggulan tersebut. hingga
produk/jasa bisa digunakan masyarakat sesering rnungkin dan tnenjadi satu-
satunya solusi terbaik bagi para konsumen

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO I-5


Rcnkin 2019

3) Mengupayakan produk/jasa bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakar.


Oleh karena itu, dipastikan produk/jasa yang dihasilkan dapar diperoleh
konsumen dengan mudah.
4) Resiko yang dihadapi sebagai unggul yaitu banyaknya pesarng yang
menduplikasi atau membuat produk/jasa sejenis. Karena inr, perlu ditambahkan
nilai lebih pada produk/jasa secara berkala, berikan layanan dengan cepar agar
konsumen tidak pernah bosan dengan produkljasa yang diberikan, sekaligus
sebagai strategi bertumbuh dan memperkecil peluarg para pesaing untuk
mengikuti perkembangan produk-produk/jasa.
5) Gunakan strategi pemasaran yang bisa mendekatkan produk/jasa yang dihasilkan
dengan konsumen. Misalnya saja dorgan mengadalian kegiatan promosi
produ}/jasa yang melibatkan konsumen secara langsung.

Perduli Lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu bempaya


rnencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitar dan mengembangkan upaya-
upaya untuk rnemperbaiki linkungan alam sudah terjadi. Kepedulian lingkungan
menyatakan sikap-sikap umum terhadap kualitas lingkungan yang diwujudkarr
dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat rneningkatkan dan
memelihara kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan
linglungan. BBIA menyediakan Intalasi Pengolalran Air Limbah (lpAL), selalu
membuang sampah pada tempatnya, melaksanakan kegiatan membersihkan
lingkungan dan hemat memakai listrik, air dan gas dan matikan saar pulang kerja
serta litbang tidak boleh lepas dari aspek yang terkarr dengan pemanfaatan limbah.
Nilai-nilai organisasi BBIA dan indikatomya dalarn rangka meningkatkan kinerja
layanan BBIA dapat dilihat seperti Tabel I berikut ini.

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO l-6


Rcnkin 20r9

Tabel I . Nilai-Nilai Organisasi Dalam Rangka meningkatkan Krnerja Layanan

No \ ilai Deskripsi lndikror BBIAi Konsep Operasional


I Jujur Lurus hati. tidali berbohong, Laporan berdrsaJkan fa[la
berkala apa adany4 lidak Tidali melakukur plagrat
curang, mengikuti atuan yang Trarsparan laporan keuangandan penilaian
berlaliq tulus iklas secara berkala yang diaudit aliuntan publik
Disiplin Tindakan yang menunjukkan Memiliki catatan kehadiran (presensi)
prilaliu tnib dan pauh pada Memberikan penghargaan kepada pegawai yang
berbagar kaentuan dan peraturan disiplin dan kinerja r an g bak
Memiliki tata lertih
Menegak\an aturan dengan membenlan sanksi
secaraadil bagi pelanggar drsiplin
Adanla apresrasr 1'ang hadir tepat traktu
l Profesional La1'anan sesuar dengan protokol Terbuka akses untul semua SDM BBIA dalam
dan peraturan dalam bidang moringkatkan kompetens i
yang dijalaninya sena
Hasil rang alurat dan berkualitas
berkepandai an khusus untuk
menjalankann! a. melalsanakan SDM ]ang lompeten
pekerj aan dengan sepenuh hati Folus pada pelanggarr
.l Rasa ingin Sikap dan tindalian yang selalu Menl'ediakan media Iomunilasi atau informasi
tahu berupaya untuk mengetahui dari media ctlal dan elelirronik (e-joumall
lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu ).,ang dipelajari, dilihat
Tingiat lehadrran dr perpustalaan dan
penggunaan intemet
dan didengar
Kana lulis 1 ang dipubltkasrkan
Memfasilrlasi pega$at unlul bereksplorasi
dalam bidang pengelahuan dan teknoloci
Sikap Berusaha unlul menjadi terbar k Nrencipla\an produl lang rnoratif
Unggul dibanding dengan 1 ang Iain N'lenciptakan dan menghadirkan solusi terbaik
bagi konsumen
Tambahkan nilai lebrh atas produksi/jasa vang
dihasilkan secara berkala
6 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu Adanva inlalasi pengolahan Air Limbah (IPAI)
Iingkungan berupaya mencegah kerusalian )ang memenuhi sr arat dan
pada lingkungan alam sekitar peral uran/regu lasi
dan mengembanglian upal a Bersrh lrngkungan Lerja hemal pcmalaian
upaya untuk memperbarki lislriL. arr dan gas
lingkungan alam sudah terjadi Litbang yang mengarah pada industri hijau

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO 7


Rcnkin 2019

D. Susunan Pengelola BLU-BBLI dan Dewan Pengawas

Susunan Pengelola BLU-BBIA dan Dewan Pengawas seperti pada Gambar


ll

Ka BBIA
(rriar Ilabson Kctua l)crv&s ,,w)*dnro :isgsla

Kctua SPI lrwan SulianE


I
Keala l3agisn I ara trsaha
l Itnchmadi'futul,
i

Ka$bteg Ka3ubbuB Kasubbas KaJubbag


lhgrnm ijdr Kcuangrn Ke1xga$aidn Ilmurn
Anton S S\.]riliklm
Jcksofl S

Kabid I'jJ.l Kabid SRS Kahid l)trslrl Kibid PKAT


Krism Sj€p,tr irgnmr Sn l\xlji Ralla)u

Kasic Kasic Saru,ur


Kasie P!1Bujia Kasrc KonsullaJln
Riscl ParSan
Mulbqudlur S I run Mrh,trdrni
Rt ,,1.s..ani E P Tila Avranl

Kasic K&sic Srrana


Ka\ic S€rlilil&\i Kanc Pclat)hanTcknis
Kerj&sffr, Risdt Non Pongan
A(hmo.l laulil
M Nolrdin NK Yuri.rti
IrDa su-sr i

k\\an Sutrllmn Kasr€ St.n&rdrgNi


Kasi€ Kalil'riLl KosreAlih Ieknologi
Naslirudn ndc Suhermnn

Kelompok
Jabalan t_ungsional

Gambar I.l Bagan Stmktur Organisasi BLU-BBIA

Uraian Tugas:
l. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas adalah organisasi yang dibentuk oleh N,lenten

Perindustrian dengan persetujuan Menteri Keuangan dengan tugas nrelakukan


pengawasan terhadap pejabat Pengelola BLU-BBIA berkaitan dengan pelaksanaan

RBA, Renstra Bisnis jangka Panjang dan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Kewajiban dan tanggungjawab Dewan Pengawas adalah :

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO B


Rcnkin 2019

I ) Memberi pendapat dan saran kepada Menteri Perindustnan dan Menteri


Keuangan mengenai Rencana Bisnis dan Anggaran yang diusulkan oleh pejabat

Pengelola BLU BBIA.

2) Mengikuti perkembangan kegiatan BLU BBIA, rnemberi pendapat dan saran


kepada Menteri Perindustrian dan Menteri Keuangan mengenai setiap masalah
yang dianggap penting bagi pengelolaan BLU BBIA.
3) Melaporkan kepada Menteri Perindustrian dan Menteri Keuangan apabila
terjadi penurunan kinerja BLU BBIA,
4) Memberi nasihat kepada pejabat pengelola BLU BBIA dalam melaksanakan
pengelolaan BLU BBIA.

5) Membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Menteri


Perindustrian dan Menteri Keuangan sekurang-kurangnya I kali dalam I

sernester atau sewaktu-waktu apabila diperlukan

2. Pejabat Pengelola BLU-BBIA


a. Pemimpin BLU-BBIA
Pemimpin PK BLU BBIA adalah Kepala Balai Besar Industn Agro yang
berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan,
berkewajiban untuk :

l) menyiapkan rencana shategis bisnis;


2) meryiapkan rencana bisnis dan anggaran (RBA) tahunan;
3) mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,

4) menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan


b. Satuan Pemeriksa Intem ( SPI ).

Satuan Pemeriksaan Intem menrpalian unit organisasi yang berada di bawah

dan bertanggung jawab langswrg kepada Kepala BBIA. Sanran Pengawasan lntem
berfrrngsi membantu Kepala BBIA dalarn hal penrngkatan pengendalian intemal
BBIA agar pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan

yang baik.

Dalam melaksanakan fungsinya, SPI mernpunyai tugas :

l) melaksanakan rencana kerja audit tahuran tennasuk penugasan khusus dan


Kepala BBIA;

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO I-9


Rcnkin 2019

2) menyusun rencana kerja audit tahunan,


3) menyusun pedoman, mekanisme kerja Spl dan prosedur audit yang berbasis
risiko,
4) melakukan pengawasan keakrratan data akutansi keuangan,
5) melaksanakan pengawasan operasional kebijakan BBIA,
6) melaksanakan upaya-upaya yang mendorong efesiensi dan efektivitas kerja,
7) memberikan konsultasi peningkatan penerapan manajemen resiko dan prinsip_
prinsip Good Govemance,
8) menilai efektifitas sistem pengendalian intem (intemal control systern),
termasuk di dalamnya mernberikan rekomendasi mengenai penyetnpumaan
sistem pengendalian intern dan mengidentifikasikan hal-hal yarg memerlukan
perhatian serta tindak lanjut atas hasil audit,
9) melaporkan hasil pengawasan kepada Kepala BBIA.
Sesuai dengan kedudukannya, SPI mempunyai wewen.urg mengalises
seluruh dokumen, pencatatan, personrl dan fisik kekayaan perusahaan diseluruh
Bagian, Bidang dan dan unit-unit lainnya rurtuk mendapatkan data dan informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas auditnya.
C Pejabat Pengelola Keuangan.

Pejabat keuangan BLU BBIA berfungsi sebagai penanggung jarvab


keuangan berkewajiban untuk :

l) mengkoordinasikan penyusunan RBA.


2) menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU.
3) melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja,
4) menyelenggarakanpengelolaan kas.
5) melakukan pengelolaan ulang-prutang.
6) menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLU,
7) menyelenggarakan sistem infonnasi tnanajemen keLrangan,
81 menyelenggarakan akturtansi dan penyusunan laporan keuangan.

Pejabat Pengelola Keuangan akan dipegang oleh Kepala Bagian Tata Usaha.

Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan Pejabat Pengelola Keuangarr


tersebut diperlukan pro$zrm pelatihan di bidang Manajemen Keuangan dan Sistem
Akuntansi Keuangan, Teknis Penylsunan RBA, serta Pengelolaan Aset Negara.

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO r- 10


Renkin 20t9

Selain itu Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok memimpin
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan teknis administratif kepada semua tmsur di
lingkwrgan BBIA.

d. Pejabat Teknis BLU-BBIA.

Pejabat teknis BLU BBIA berfimgsi sebagai penanggung jawab teknis di

bidang masing-masing dan berkewajiban untuk :

1) menlusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya,


2) melaksanakan kegiatan teknis yang sesuai RBA-nya,

3) mempertanggrngjawabkan kinerja operasional di bidang'nya.


Pejabat teknis BLU BBIA terdiri dari :

l) Kepala Bidang Pengembangan Jasa Teknik,


2) Kepala Bidang Sarana Riset dan Standardisasi,
3) Kepala Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi,
4) Kepala Bidang Pengembangan Kornpetensi dan Alih Teknologi.

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO t- 11


Renkrn 2019

BAB II
RENCANA KINERJA BBIA 2OI8

A. Gambaran Kondisi Balai Besar lnrlustri Agro


Pada bagian ini diuraikan gambaran tunum kondisi internal dan ekstemal BLU
Balai Besar lndustri Agro serta asumsi makro dan miko yang digunalian dalam penyusunan
Rencana Kineda (RENKIN).

l. Kondisi Internal Balai Besar Industri Agro (BBIA)


a) Jasa Layanan Teknis
Balai Besar Industri Agro (BBIA) merupakzm satuan ke4a yang berada di
bawah lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (Bppl),
Kementerian Perindustrian. Tugas pokok dan Iimgsi BBIA adalah melaksanakan
penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi,

dan pengembangan kompetensi industri agro sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan Kepala BPPL
BBIA sampai saat ini telah mengembangkan l0 jenis Jasa pelayanan Teknis
(JPT) dengan kapasitas kemarnpuan yang terus dikembangkan sesuai dengan visi,
misi dan kompetensi inti yang dimiliki. BBIA memberikan jasa layanan kepada
masyarakat, tenltama untuk kalangan industri dadatau lembaga pemenntah, rnelalui
tutit operasionalnya yang rnenghasilkan pendapatan. Unit operasional yang
dimaksud adalah Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalbrasi (PASKAL), Bidang
Sarana Riset dan Standardisasi (SRS), dan Bidang Pengembangan Kompetensi dan

AIih Teknologi (PKAT). Secara umum, matriks jenis jasa layanan BBIA per Unit
dapat dilihat pada Tabel 2.1.

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO It 1


Renliin 2019

Tabel 2.1. Matriks Jenis Jasa l,ayanan BBIA per Unit

, Nama Laynnan
PASKAL PKAT SRS
I Pen$rlan
2 xallbrssl
3 Senltikasl
4 Sampllnt
5 Pelatlhan
6 Koniultansl
7 Rancant Eangun Perekayasaan lndunri(RBpt)
E Penyelcnggara Url ProidGnsl
9 Kerjasama Lltbang
l0 lnspelsi Teknls .j

Selain tiga unit operasional, BBIA juga didukung dengan 2 unit pendukung
yaitu Bidang Pengembangan Jasa Teknik (PJT) dan Bagian Tara Usaha (TU).
Bidang PJT bertugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, serta pengernbangan dan
pemanfaatan informasi berkenaan dengan jasa layanan teknis BBIA. sedangkan
Bagian TU bertugas dalam penyusunan progam, evaluasi, pelaporan, pengelolaan
keuangan, pengembangan dan administrasi kepegawaian, serta kerunahtanggaan
semua unit di BBIA. Pengembangan jasa layanan teknis tersebut dilakukan secara
bertahap, mengikuti perkembangan dan kebunrhan dari industri agro. Lebih rinci
layanan jasa yang dapat diberikan serta mang lingkupnya dapat dijelaskan sebagai

berikut :

l) Pengujian Bahan dan Produk

Keberhasilan BBIA dalam membangun layanan pengujian yang lengkap


dan akurat tidak terlepas dari komitmen terhadap pentingnya mutu layanan. Pada

tahun 1994 sistem manajemen mutu laboratorium pengujian telah diakreditasi


oleh National Associatton oJ l'esting Autfutritics (N AIA) Australia, dimana pada

saat itu belum ada lernbaga akreditasi di Indonesia. Setelah Komite Akreditasi
Nasional (KAN) berdiri di Indonesia, statrs akreditasi yang telah diperoleh
dilanjutkan akreditasinya oleh KAN sejak tahun 1999.

BBIA memiliki laboratorium pengujian yang terakreditasi oleh KAN


dengan ruang lingkup pengujian sebanyak 85 komoditi (dengan lebih dari 70

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO il2


Rcnkrn 201,

parameter uji) yang telah terakreditasi, dengan parameter qii diantaranya


proksimat, vitamin (A, Bl, 82,86, C, D, E, asam folat, dan p-caroten), logarn
dan mineral, mikrobiologi, asam lemak, koleslerol, dan bahan tambahan pangan

(BTP) seperti pemanis (sakarin, siklamat, aspartanl, dan asesulfarn), pengawet


(asam benzoat, sorbat, sulfit, nitrat, nitrit), pewiuna, antioksidan (Butylated
Hydroxy Anisol (BHA), Tetra Burylared Hydroxy euinone (TBHe). Jasa
Pengujian didukung oleh fasilitas laboratorium yaitu :

l. Laboratorium Makanan Olahan


z. LaboratoriumMinuman
3. Laboratorium Mikrobiologi
4. Laboratorium Kimia Airdan Lingkungan
s. Laboratorium Aneka Komoditi dan Bahan Baku
e. Laboratorium Instrumen yang dilengkapi dengan : lCp OES
(lnductively Coupled Plasma Optical Ernission Spectrometer), AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometer), UViVis Spectrophotometer,
HPLC (High Pressure Liquid Chromarography), GC (Gas

Chromatography), Mercury analyzer, GC MS dan LC-MS.

Ruang lingkup akreditasi meliputi produk makanan, rninuman, bahan


baku, pakan temak, pupuk, air, limbah, dan aneka komoditas agro. Laboratorium
BBIA dapat memberikan layanan pengujian terlengkap unnrk SNI wajib pangan
yaitu komoditas Air minum dalarn kemasan (AMDK), tepung terigu sebagai
bahan makanan, gula kistal rafinasr, coklat bubuk, garam konsumsi beryodium,

dan beberapa jenis pupuk.

Analisis Pesaing Jasa Pengujian BBIA (Analysis Competitor)


Laboratorium pengrjian BBIA dalam nremberikan jasa layanan
senantiasa memperhatikan lingkungan pengguna jasa dan analisis pesaing.

Dalam mernberikan jasa layanan untuk SNI terdapat beberapa pesaing yang
dapat digambarkan dalam Tabel 2.2:

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO II 3


Renkrr 2019

Tabel 2.2. Analisis Kompetitor berdasarkan parameter (SNl


wajib)
Jumlah Parajneler berdasarkan SNI $ aj ib
Lab Gula Pupuk Pupuk
Garam Tepung pupuk Pupnli
AMDK NPK Ka.lium Jumlah
Rafinasi Beryodium Terigu TSP sP 36
Padal Kiorida
BBIA t2 28 7 20 9 ) 6 89
PBMBET 9 22 ,i 22 l0 5 7
Mbrio
Food Lab t7 l7 3.1

Sucofindo
Cibitwg ..t 2t 5 .,1
6 6ti
Sucofindo
Surabava ) .l(l

I
23
Saraswati ll 2 I .l

Berdasarkan kemampuar untuk komoditi SNI Wajib Laboratonum BBIA


mempurnyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Narnun

demikian perlu ditingkatkan jurnlah komoditi dan parametemya untr i SNI


wajib lainnya.
Jika target jasa pengujian lirna tahun mendatang ditetapkan naik dan
kemungkinan besar dapat dicapai, hal ini didorong berkernbangnya industri
pangan yang membuhrhkan jasa layanan pengujian, persyaratan registrasi
produk oleh Kementerian Kesehatan (MD, ML, IRT), benambalurya barang
impor yang masuk, berkembangnya lembaga-lembaga sertifikasi (sertifikasi
produld HACCP/ ISO 9001) yang rnembutuhkan jasa pengujian, dan sub

kontrak pekerjaan pengujian dari laboratorium lain yang belum memiliki


fasilitas yang cukup serta didukung penambahan peralatan. Namun yang perlu
diperhatikan adalah kendala yang dihadapi dalam pelayanan jasa pengujian
saat ini adalah masalah waktr.r pelayanan dan penyelesaian pengujian belum
teratasi dengan baik.

2) Kalibrasi Peralatan Mesin dan Laboratorium

BBIA selain memiliki laboratorium pengujian juga memiliki laboratonum


kalibrasi, khususnya untuk kalibrasi massa diakreditasi pada tahun 1995 oleh
NATA Austmlia dan selanjutnya sejak tahun 2001 di akreditasi oleh KAN.

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO U4


Rcnkin 2019

Laboratorium Kalibrasi melakukan kalibrasi massa, suhu, volutne dan


instmmentasi sesuai ruang lingkup yang terakreditasi oleh KAN. Kahbrasi
massa dilalorkan terhadap Anak Timbang dan Timbangan; kalibrasi suhu
terhadap Oven, Tanur, Thermometer dan sejenisnya; kalibrasi volume dilakukan

terhadap alat Ukur Gelas. Sedangkan kalibrasi instrumen dilakukan terhadap


Spectrofotometer, Refraktometer dan Polarimeter, pHmeter, Conductivitymeter,
Turbimeter serta kalibrasi demensi benrpa Jangka sorong dan Mikrometer.
Selain itu mampu memberikan layanan kalibrasi di luar lingkup akedirasi KAN
yairu AAS, GC, ICP dan HPLC

Unruk mempertahankan status akredirasi yang diperoleh, laboratorium


kalibrasi selalu memelihara penerapan sistem manajemen mutu yang akurat
antara lain mengikuti program interkomparasi antar taboratorium kalibrasi yang

terakreditasi oleh KAN, melakukan uji kompetensi antar personel dan


melakukan rekalibrasi peralatan standar ketingkat ketelitian yang lebih tinggl
(LrPr).

3) Jasa Sertifikasi

Jasa sertifikasi adalah jasa layanan BBIA yang rnembenkan pelayanan


sertifikasi Sistem Manajemen Mutu, Produk dan Keamanan Pangan. Sejalan
dengan kebutuhan industri dan kebijakan yang dikeluar*an oleh pemerintah
berkaitan dengan pengawasan barang beredar, keamanan pangan dan
sebagainya, secara bertahap BBIA mengembangkan Lembaga Sertifikasi dengan

lingkup layanan sebagai berikut :

a) Lembaga Sertifikasi Produk BBIA (LSfto-BBIA) diakreditasi KAN/BSN


tahun 2004 dengan nomor LSPr-010-IDN, melayani industri agSo untuk
mendapatkan sertifikat produk penggunaan tanda SNI (SPPT SNI). Ruang
lingkup sertifikasi SPPT-SNI yang telah diakrcditasi oleh KAN meliputi 5l
komoditi makanan dan mintunan. termasuk didalamnya beberapa kornoditi
yang telah diberlakukan wajib SNI, sepeni Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK), tepung terigu sebagai bahan makanan, gula rafinasi dan garam

konsumsi beryodium. Pada tahun 2016 ini, telah dilakukan proses re-
akeditasi oleh KAN dan BBIA telah menindaklanjuti hasil ternuannya. Saat
ini, BBIA masih mentu'rggu terbitnya sertifikat akreditasi dari KAN

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO It 5


Re krn 2019

b) Lernbaga Sertifikasi Sistern (LSS ) BBIA semula bemama ABICS (lgro


Based Industry CertiJicarion Sen,tces). LSS-BBIA terdiri dan : Lembaga

Sertifikasi Sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (LSSHACCP)


yang terakeditasi KAN hingga l3 Juli 2018 dengan identitas LSSHACCP-
006-lDN; Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (LSSM) yang
terakeditasi KAN dengan identitas LSSM-003-IDN; Lembaga Sertifikasi
Sistern Manajemen Keamanan Pangan (LSSMKP-008-IDN) yang
terakreditasi KAN. LSS BBIA, selain melayani jasa sertifikasi ISO 9001-
2008/2015 dan HACCP juga rnenambah lingkup layanan dengan jasa
sertifikasi ISO 22000:2005.

,l) Sampling (Pengambilan Sampel)

Jasa sampling adalah jasa layanan BBIA yang rnemberikan pelayanan


benrpa kerjasama untuk pengarnbilan sampel (contoh) oleh Petugas Pengambilan

Contoh (PPC) dengan Lembaga Senitikasi Produk lainnya baik inr dari insransi
Pemerintah maupun Swasta.

5) Pelatihan

Jasa pelayaran teknis untuk pelatihan SDM industri bertujuan


meningkatkar kemampuan SDM industri dalam penguasaan kaerampilan (strl/;
yang menunjang dalam pekerjaannya masing-masing. Jasa pelatihan teknis
terdiri atas pelayanan pelatihan di bidang pengujian, sistem manajemen mutu,
teknologi pangan dan non pangan. Llntuk dapat melaksanakan jasa pelatihan

teknis tersebut, maka pelatihan teknis dikelornpokkan dalam pelatihan reguler


dan non-reguler.

Pelayanan jasa pelatihan kepada rnasyarakat industn dan atau aparat


pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan personil di bidangnya. Jasa
pelayanan diberikan kepada pelanggan dilaksanakan dengan rnengutarnakan
profesionalisme yang tinggi dan cara yang paling efektif untuk kepentingan
penggruraan jasa.

Jasa pelatihan terdiri dari pelatihan teknis komoditas pangan dan non
pangan, teknis analisis dan kalibrasr peralatan laboratorium serta pelatihan

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO il6


Renkln 2019

sistem manajemen sesuai dengan standar yang berlaku. Sampai saat ini produk
Jasa Pelayanan, antara lain :

. Pelatihan Pengeualan dan Pendalaman SNI ISO/IEC 17025: 2008 (Sistem


Manajemen Laboratoritun ).

o Pelatihan Dokumentasi Sistem lvlanajernen Laboratorium.


o Pelatihan Validasi Metode Analisis Kuantitatif.
o Pelatihan Estimasi Ketidakpastian dalam Pengukuran Kimia Analitik.
o Pelatihan Audit Intemal Sistem Manajemen Laboratorium.
o Pelatihan Kalibrasi Suhu, Massa dan Volume.
. Pelatihan Sistem Manajemen Keamanan Pangan GMP dan HACCP
(Pengenalan, Validasi, Venfikasi & Dokumentasi Sistem HACCP).
o Pelatihan Sistem Manajemen Mutu/ ISO 9001 .

. Pelatihan Pengolahan Makanan

o Pelatihan Pengolahan Rumput Laut


. Pelatihan Pembekalan Teknis Diversifikasi Produk Olahan Buah
o Pelatihan Produk Unggrrlan Daerah-Diversifikasi Produk Nanas

6) Konsultansi

Jasa Konsultansi adalah jasa layanan BBIA yang memberikan cara


pemecahan masalah baik teknis teknologis untuk menghasilkan produk yang

bermuhr dan manajemen yang berhubungan dengan srstem rnutu dalam rangka
perolehan pengakuan Lembaga,/Badan Sertifikasi. Dalam rnemberikan jasa
konsultasi BBIA mempunyai SDlvl yang terlatih dan berpengalaman di
bidangnya antara lain Teknologi Pangan, l)ind lingineering, f'ood Safety,
Manajemen Laboratorium, Manajemen Mr.rtLr dan Manajemen Lingkungan.
Lingkup jasa konsultasi yang dapat diberikan rneliputi :

a) Konsultasi di bidang teknologi proses pangan dan non pangan berbasis agro,
seperti konsultasi perbaikan proses, peningkatan mutu produk, pernecahan
masalah yang tirnbul di industri, peningkatan kapasitas produksi, dan lain-
lain.
b) Konsultasi di bidang sistem manajemen, seperti penyusunan dokurnentasi
sistem manajemen dalam rangka persiapan akreditasi laboratonum (ISO^EC

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO lt7


Renliin 2lll9

170251 Lembaga Inspeksi (lSOnEC 17020)i penltsunan dokumen ISO


9001:2008, HACCP dan ISO 22000 untuk kepentingan serrifikasi sistem
mutu/keamanan pangan, dan lain-lain;
c) Konsultasi di bidang pengelolaan lingkungan, sepeni penlusunan dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), dan rancang
bangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

7) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)

Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang cukup


memadai untuk membantu industri agro skala kecil menengah. pelayanan JpT
RBPI dapat berupa gambar desain peralatan, pembuatan peralatan industri agro,
pengawasan pembuatan dan uji coba pemlatan. Peralatan tersebut diantaranya
Pemarut ubi kayu, Pengepres ubi kayu, Penepung ubi kayu, penggihng kopi,
Mixer, Extnrder, Mollen, Kiln WHU. Pengenng kopra sistem lorong,
Pangepres sistern ulir (untuk santan kelapa panlt). Pengepres gabus kelapa
briket, Alat pengering. Penggoreng sistem vacum, Alat proses pernbuatan
Virgin Coconut Oil (VCO) dan lain-lain.

Jasa pelayanan teknis RBPI mempunyai pesaing cukup banyak dengan

berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga rnemberikan jasa sejenis
dengan harga yang kompetitif, Selain itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat
beberapa kelemahan diantaranya rnakin berkurangnya tenaga teknis yang secara

langsung melakukan kegiatan, dan harga yang kurang kompetitif karena


tingginya overhead cosl. Dengan berkanbangnya industri agro di daerah dan
program pemerintah daerah yang rnemprioritaskan ke pengolahan industn agro

merupakan peluang BBIA unhrk rnelakukan kerjasarna/bermitra yang srnergps

dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukar dalam rangka membangun bersarna

kompetensi inti daerah sesuai dengan program pemerrntah daerah

8) Penyelenggaran Uji Profisiensi

Pengujian yang dilakukan oleh suatu laboratonum penguji adalah bagian


dari pengambilan keputusan yang sangat penting. Maka diperlukan suatu

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO IIB


Renkin 2019

mekanisme lmtuk memantau keabsahan data yang dikehrarkan oleh laboratorium


yang bersangkutan. Salah satu cara untuk memantau unjuk kerja laboratoriunr
penguji dalam rangka menjamin keabsahan data hasrl pengujian yang
diterbitkan adalah dengan rnenggunakan uji profisiensi.
Salah satu usaha untuk menerapkan pelaksanaan ISO/IEC 17025:2005
adalah dengan melaksanakan ujr profisiensi ant.u laboratorium sehingga dapat
dikontrol kinerja masing-masing Laboratorium secara ekstemal.
Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai instansi pemerinrah yang
berpengalaman dalam uji profisiensi tenltama untuk komodttas pangan/agro dan
juga telah ditunjuk oleh Komite Akreditasi Nasional lKAN) sebagai
laboratorium penyiap bahan uji profisiensi, maka BBIA rnenyelenggaralian UJI
PROFISIENSI komoditas pangan/agro Hasil dari Uji Profiisiensi ini digunakan
sebagai salah satu pertimbangan dalam pernberian, pemeliharaan, perpanjangan

dan penundaan akreditasi.

Uji profisiensi yang diselenggarakan oleh BBIA adalah sebagai sarana


pembuktian yang obyektif terhadap unjuk kerja laboratorium-laboratoriurn
penguji klususnya di bidang pangan/agro.
Uji profisiensi yang diselenggarakan oleh BBIA ini mempunyai sasaran

untuli memperoleh gambaran secara umum rnengenai unjuk kerja laboratorium


penguji dalam hal pengabsahan hasil pengujian terutama yang berhubungan
dengan pengujian yang diikutkan dalarn uji profisiensi. Ruang lingkup Uji
Profisiensi yang dilayani BBIA adalah komoditas pangan/agro.

9) Penelitian dan Pengembangan

Bobagai penelitian telah dilakukan rnencakup: pengembangan proses


produksi, efisiensi, dan kualitas produk; penelitian untuk mengatasi masalah
teknologi produk dan proses yang dialarni oleh industn; petnbuatan prototipe
dan perekayasaan peralatan industri hasil pertanian dan permesinan;
pengembangan produk bant yang dilakukan dengan rlenggunakan anggaran
APBN maupun kerjasama penelitian dengan lembaga litbang sejenis baik di
dalam maupun di luar negeri.
Jasa layanan litbang BBIA dilengkapi SDM dengan kualifikasi ilmu dan
teknologi pangan, biotekrologi, kimia, teknologi kimia, biologi, mikrobiologi,

BALAI BESAR IN DUSTRI AGRO il9


Rcrkirl 2019

mekanisasi dan lainlain serta ditunjang pula dengan adanya laboratoriutn proses
pengolahan pangan dan pengujian yang telah diakreditasi.

l0) Inspeksi Teknis

Jasa layanan Inspeksi Teknis Balai Besar Industri Agro merupakan salah

satu layamn dalam mendukung pelaksanaan peraturan pangan steril melalui


sedfikasi Inspeksi Teknis Kecukupan Paras. Lembaga sertifikasi BBIA
bemama Agro-based Industry Technical Inspection Service (ABITIS). ABITIS

telah teralceditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahur 2005.
Sistem ABITIS memenuhi ketentuan dan persyaratan Intemasional yaitu
Lembaga Inspeksi sesuai persyaratan ISO/IEC 17020. Conformiry assessment -
Requiremort for the Opoation of various Type of Bodies Performing Inspection
atau Penilaian Kesesuaian - Persyaratan pengoperasian berbagai Lembaga
Inspeksi yang diadopsi rnenjadi SNI l9-17020-2012.

ABITIS merupakan lembaga yang netral dan beke{a secara profesional


dangan menjamin kerahasiaan dan objektiviras hasil inspeksi reknis. ABITIS
merupakan lembaga yang mandiri dalarn menetapkan keputusan se(ifikat
inspeksi terkini dan tidak dapat dipengamhi oleh Iembaga terkait lainnya.
ABITIS memberikan jasa inspeksi yang bermutu, akurat, tepat waknr dan
terpercaya kepada pelanggan sesuai pesyaratan SNI 19-17020-2012. Untuk
mencapai sasaran tersebut ABITIS di dullrng system manajemen inspeksi teknis

yang terdolounentasi, stunber daya yang profesional, sarana & prasana yang
memandai, dan metode inspeksi yang renrli.

Ruang Lingkup ABITIS yaitu : Inspeksi atau pemeriksaan kecukupan


panas produk pangan (makanan dan minrrnan dalam kaleng serta pouchl dan

produk farmasi dalam ampul.


Jasa Layanan ABITIS inspeksi kecukupan panas ('l'herntal
Adequacy,:'ffi2 vlnal Process) tnerupakan :

. Jasa inspeksi yang berhubungan dengan pendeteksian penetrasi panas dalam

produk untuk menentukan nilai strelitasi (Fo) dari proses tennal yang dilakukan,
sehingga kebunrhan penentuan suhu yang aman dan yang dikehendaki dalam
proses strelisasi dapat di ukur secara tepat.

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO Il 10


Renlir I 2019
I

. Jasa inspeksi dapat di gurakan unhlk memvalidasi pengukuran kecukupar


panas untuk produk pangan (makanan dan minunran) dan fannasi.

b. Kinerja Layanan Tahun 2012-2017


Kinerja layanan BBIA antara lain dapat dilihat dari berapa besar realisasi
volume dan PNBP layanan. Target volurne layanan serta realisasinya tahlul;, 2012-2017
dapat dilihat pada Tabel2.3

Tabel 2.3. Jumlah/Volume Kegiatan JPT 2012-2017

No Jenis Lavanan Satuar 2012 2013 2014 2015 2016 2011


I Penguj ian Target t3 200 1.1..t,i0 ) 5.02'1 t5 177 t5 329 15182
Realisasi Conloh la 086 l.l.150 16 292 I (; 9.ltt l',l .17\) I5989
t22 100 l0lt ll2 t13,97 103,27
2 Kalibrasi Target l.3lt6 I780 7 (42 7lL2 711t3 7255
Realisasi Alat 7.00{) 6.972 li 969 lt 5 t-s 9.919 l(H()3
v. lltT l7l t )? 120 138,93 Il3.-l(,
u S ertifi kasi Target 263 l()() 359 362 36()
Realisasi Serl ifi kat I rn) 355 317 180 ll5 .l7rl
lll t.l0 t)7 l09 121.58 I f9-5-l
-l Sampling Target N/A N/A N/A N/A N/A tfi)
Reahsasi Klien N/A N/A N/A N/A N/A 1 {16

N/A N/A N/A N/A N/A 1lt6.(X)


5 Pelatihan Target 1.2(x) 1330 t 4t2 I 426 I .140 l.l5,s
Realisasr Orang I 341 t398 t.93It 2 078 21 39 2695
o/o
i 5lt l.l{) t31 t46 200.63 r 85.22 i

Konsuhasi Target 6 6 l0 l0 ll
Realisasi MoLl 6 I 9 l3 lo
o/o
100 t33 90 90 I t8, t8 90,9t
-l
1 Rancang Bangun Targ€l ) { (, 7
Perekal'asaan Realisasi Konlrak 2 ) 6 ()
6
Industri (RBPI) o/o
I00 125 100 150 128-5't 85,71
I Uji Profisiensi Targel N/A N/A { (' { )
(komoditi) Realisasi Komoditi N/A N/A 9 li l (,

N/A N/A 2 ll3 100.00 120.0t)

Kerj asama Targ€t l 5 6 ('


Litbang Realisasi Kontral -l 1 6
-]

% 15 It0 ll7 Ir)0 100.00 t00.0o


10 ABITIS (titiK Target N/A N/A 6 25 -10 _i0
proses) Realisasi Tiril N/A N/A t5 l1 32 55
N/A N/A 250 6ll 80.00 I 10.(x)

Contoh yang diuji ke BBIA dari tahun 2012-2017 seperti Tabel 2.2 rnenunjukkan
iumlah contoh mengalami kenaikal dan juga penurunan. Apabila dirata-ratakan tnaka

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO II 11


Renkin 2019

realisasi jumlah contoh uji yang masuk ke BBIA pada tahun 2012-2017 maka
pertumbuhannya adalah 0,24Yo per tahun. Adapun untuk jasa Kalibrasi rara-rata
pertumbuhannya adalah 8,93% pertahun, sedangkan untul jasa Sertifikasi adalal 6.08% per

tahun.

Jasa pelayanan konsultansi BBIA pada tahtn 2012-2017 seperri Tabel 2.2,
menunjukkan bahwa jumlah realisai MoU konsultasi relatif stagnan yaitu rata-rata 7 MoU
per tahun, namun masih dapat ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang pasar yang
cukup baik, yairu dengan adanya :

l) Penerapan SNI Wajib bag, perusahaan tertentu yang jumlahnya cukup banyak.

Pemsahaan tersebut membutuhkan dokumen pendukung (baik Pedoman BSN l0-1994


atau ISO 9001:2008) untuk dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifiliasi Produk.

2) Meningkatnya kesadaran mutu dan kebunlhan industri untuk masuk ke pasar global

c. Strategi Bersaing Jasa l,ayanan BBIA


BBIA memberikan perhatian untuk rnemberdayakan potensi yang ada dan
berkomitrnen dalam peningkatan kinerja layanan. Peningkatan kinerja layanan rnelalui
peningkatan mutu dan nilai layanan menjadi dasar strategi bertumbuh (bersaing) jasa
layanan BBIA di masa akan datang. Adapun strategr pertumbuhan dimaksud antara lain
dan aspek produk, proses dan SDM.
l) Produk
Produk layanan BBIA cukup inovatif dan tarif kontpetitif, secara khusus
layanan pengujian, kalibrasi, dan sertifikasi, dimana produk layanan tersebut semakin
bertambah dengan bertarnbahnya perluasan nrang lingkup jasa layanan. Perluasan ruang
lilgkup pelayanan merupakan hasil kajian dan dukungan penambahan peralatan
modem.
Produk layanan BBIA yang bernilai inovatif dan tarif kompetiti( hal ini
dibuktikan dari hasil data kuesioner yang dinrlukan kepada pelanggan. Dari hasil
pengolahan data kuesioner responder/pelanggan memberikan pernyataan bahwa
layanan produk BBIA inovatifdan tadf kompetitif serta berkualitas.

2) Proses

Salah satu indikator dari pelayanzur prirna adalah ketepatan wakru pelayanan
(delivery ,,r,e). Ketepatan waktu pelayanan Q)elivery lrne) merupakan pengukuran
terhadap ketepatan waktu penyelesaian layanan pelanggan (khususnya jasa layanan
pengrrjian, kalibrasi dan s€rtifikasi) dihitung rnulai dari wakru pelanggan datang dan

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO il72


Renkin 2019

mengajukan permohonan layaran yang diterima oleh bagian penerima contoh (cusbmer
service) sampai dengan waktu diterbitkannya Lembar Hasil Uji (LHU) ataupun
seftifikat.
Nilai yang diterapkan atas proses layanan BBIA adalah tepar waktu dan akurat.
Keakurat dan ketepatan waktu penyerahan hasil layanan adalah hal yang penting untuk
memberikan kepuasaan pelanggan. Kepuasaan pelanggan sangat menentukan minat para
customer/pelanggan untuk menggunakan lagi jasa pelayanan teknis BBIA di masa akan
datang.

Adapun waktu pelayanan untuk masing-masilg jasa layanan sudah ditetapkan di


Standar Pelayanan Minimum (SPM) BBIA Adapun pencapaian standar waktu layanan
untuk ketigajenis layanan (Pengujian, Kalibrasi. dan Sertifikasi) pada tahun 2016 dapat
dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4.a, Delivery Time Jasn Layonon BBIA Tahun 2016

Standar Pencapaian Standar Waktu


Jenis Pelayanan Layanan
No Pelayanan Jumlah Deli,er!
Publik
Minimun Sesuai Tidak time
Sertifikasi
A 50 hari kerja 431 E 445 98 2y;
(sertifiknt)
Pengujian
B 20 hari ke4a 7,596 9,874 11,470 13 480
(contoh)
Kalibrasi
C
(pelanggan) l4 Hari kerja 9.029 950 9,9't9 90 490h

Total 7 7 99/o

Untuk tahun 2017, realisasi pencapaian walitu layanan per triwulan IV dapat
dilihat pada Tabel 2.5

Tabel 2.4.b. Delivery Time Jasa Layanan BBIA Tahun 2017


Jenls Pelay a-uaa Publll Stendar PencapelanSta.adai Jumlah
Peleya.oarr Wattu Lryanaa Dellvery
MlnlDun Sesuai Tidak tLEe
I Sertifikasi(serti6kat) 50 hari 476 2 47a 99,58.z.,
kerja
2 Pengujian (contoh) 20 hari 6.542 a.579 I5.l6l 43,4to/o
kerja
3 Kalibrasi 14 Hari 8.a46 1.561 10.407 85,O0l"
(alat/ sertiEkat) kerja
Rata-rata 76,O{f/"

BALAI B ESAR lNDUSTRI ACRO II 13


ReDlin 20 t9

Berdasarkan Tabel di atas, realisasr rata-rata deltvery lime dai ketiga jasa
layanan adalah sebesar 76,00%. Jasa layanan kalibrasi dan sertifikasi delivery rime-nya

cukup baik, namun untuk jasa pengujian masih di bawah target. Adapun penyebab
keterlambatan ini antara lain disebabkan jurnlah contoh uji (sampel) yang terus
meningkat yang tidak diikuti dengan penambahan personel di laboratonum dan belum
lengkapnya metode dan peralatan uji cepat (l?apid Te.st). Disa-rnping itu, salal satr.r

penyebab rendahnya delivery tirne pada tahun 2017 ini adalah karena adanya
pembangunan gedung laboratorium yang baru yaitu dengan pengembangan gedmg

laboratorium yang lama. Hal ini mengakibatkan kegiatan laboratonum pada gedung
yang lama dilakukan pada lokasi sementara yang kapasitas dan sarananya kurang
memadai. Diharapkan, dengan selesainya pengembangan gedung laboratoriutn yang
baru pada tahun 2018 maka kapasilas dan kapabilitas jasa layanan Pengujian akan
semakin meningliat dan juga akan meningkatkan r/clivery lime.
3) Pegawai BBIA
Dalam memberikan layanan BBIA rnernbangun nilar-nilai dalam SDM BBIA
menjadi pribadi kompeten dan responsif serla sopan dan ramalr. Pelayanan yang
kompeten dan responsif disertai sopan dan ramah menjadi daya tank para pelanggan
untuk datang kembali menggunakan jasa layanan BBIA. Peningkatan kornpetensi
pegawai BBIA juga dilakukan secara berkelanjt(an dengan cara rnenginmkan pegawai

BBIA rurtuk mengikuti berbagai diklat/pelatihan baik itu yang berkaitan dengan teknis
(hard shll) maupun yang berkaitan dengan non teknis (sr.rli s*t//) rnisalnya kernampuan
komunikasi dan pemasaran.

d. Keuangan

l) Penerimaan PNBP
Sebagai satker yang telah menerapkan PK-BLU, BBIA mempunyai
kemudahan dan kewenangar yang besar dalam tata kelola keuangan. Dengan
menjadi BLU, BBIA masih bisa nrenggunakan dana yang bersumber dari APBN
selain sulnber pendapatan lain yang dibenarkan oleh ketentuan hukum melalui
kegiatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain iftr, BBIA akan

BALAI BESAR INDU STRI ACRO Il 14


Rcnlill 2019

mempuyai fleksibilitas dalam penganggaran dan tata kelola adrninistrasi sehingga


memungkinkan BLU BBIA bergerak ttunbuh dan berkembang secara dinamis.
Target PNBP tahun 2015-2019 sesuai yan€i tercantum rli Renstra Bisnis BBIA
dapat dilihat pada Tabel 2.5. proyeksr pendapatan total pNBp/JpT BLU tahun
2015-2019 diperkirakan rata-rata meningkat diatas 5,61 % setiap tahunnya

Tabel 2.5. Target Pendapatan Tahun 201SA0L9 (dalam ribuan)

l{o Uralan 2015 20t6 2017 2018 20t9


1. RupiahMumi
I 25.662.888 26.946.033 28.293.s34 29.708.OO1 31 . 193.40I
T 2. JPT / PNBP 25.322.528 26.743.121 28.243.410 so.137.O00 31 .827.333
1 Pengujian 17.o75.824 18.o33.776 17.979.O98 17.214.OOO 18.179.352
2 Kalibrasi 1.964.304 2.O74.502 2.728.47 5 3.424.OOO 3.616.086
3 Sertifikasi 3.005.4s9 3.174.065 3.936.690 4.857.000 5.t29.478
4 Sampling N/A N/A 300.000 454.OOO 479.469
Pelatihan 1.598.410 1.688.081 1.606.871 r.038.0o0 1.096.232
6 Konsultansi 404.676 427 .379 464.516 229.OOO 241.847
7 RBPI 181_454 19 I .634 178.353 1s0.ooo 158.415
Penyelenggaran
8 N/A N/A 380.000 292.OOO 308.381
Uji Profisiensi
9 Litbang 223.509 236.O48 225.909 1.318.000 1.391.940
Jasa lnspeksi
10
Teknis N/A N/A 1s0.000 300.000 316.830
ll Standardisasi 78.37 4 a2.770 114 N/A
t2 Bunga Bank N/A N/A 270.OOO 492.OOO 519.60I
13 JPT lainnya 1e0.s1! q31866 23.498 q6?:009 qq2.791
Jumlah
Peneimaan 50.985.416 53.689.154 56-536.744 59.845.OO 1 63.020.7s4

Seiring dengan meningkatnya pengguna jasa layanan teknis BBIA, maka


realisasi pertumbuhan PNBP BBIA pun sernakin meningkat sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar 2.1 .

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO It 15


Rcnkln 2019

30,000,000,000 27,154,184 ,009


26,453

2s,000,000.000 ,,,,*,,i,ITF

20.000.000,000 7,400,152

15,000,000,000

10.000,000,000

5,000,000,000

20[ 2011 201] 2014 2015 2016 2011

(iambar 2.1. Grafik PNBP BBIA Tahun 20ll-2017

Berdasarkan Gambar 2.1 dari tahun 20ll sarnpai 2016 penerimaan PNBP
BBIA senantiasa mengalami kenaikan, namun untuk tahun 2017 (per bulan

Nopember 2017) mengalami penurunan. Peningkatan realisasi penerirnaan PNBP


pada tahtm 20ll-2016 tersebut disebabkan peningkatan PNBP Jasa Pelayanan
Teknis (JPT), khususnya pada JPT Pengujian. Sertifikasi. Kalibrasi dan JPT-
lainnya (Sampling). Realisasi PNBP berdasarkan Jenis Layanan TA 20ll-2017
seperti terlihat Tabel 2.5.

BALAI BESAR INDU STRI ACRO II 16


Rcnlin 20t9

Tabel 2.6. Penerimaan PNBP Berdasarkan Jenis Layanan T A,20ll-2017


Tahqr
Jenis J PT
2011 xnz 20tt 2014 m$ 2015 2U'
Pengujian 11.818_875.397 13.248.843.859 13.997.611.783 15.29S.478.037 16.360.498.973 17.346.793.203 1S.110.687.954
2 Kalibrasi 1.382.139,136 1.809.424.035 1.937.s99.mO 2.515.315.9)0 2.s96_812.s0 2.909.884.905 3.m5.909.800
3 Sertifik.si 2.099.125.000 2.267.584.000 2.978.750.m2 3.295.434.800 3.752.867.0m 4.580.978.000 4.253.268.0m
S.mpling
'l N/A 398.092.mO
5 Pelatihan 952.021.mO 1.095.S97.4m 2.184.292.mO 1.337.797.187 1.197.51S.0m 966.855.000 910-A40.000
6 l(onsuhan!l 303,500.0m ,t00,om,(m 303.690,m0 415.820.000 209.250.000 505.695.00 201.420.000
7 REPI 93.2SO.000 61.2m.0m 459.857.O50 91.2S0.0(n 56.7m.000 148.502.500 98.000.mo
8 UIi Profisiensl
475.495.ofl) 2s5.223.mO
9 LitbanS 179.788.830 109.126.909 368.355.393 72.540.000 297.032_466 62.035.0m 1.157.092.610
10 lnspekilTelnls 135.995.00 212.0{X}.0m
11 Standardisasi 59.2m.OOO 60.230.000 65.0m.mo 70.m0.000
12 gunga Eank
431.984.5@ 431.445.106
l3 JPT lainnya 689.5m.789 831.436.065 643.fi7 _a7a 949.313.943 973.808.739 89.865.897 408.8aa.5m
Total 17.58r.400,152 19.753.012.25t 22.93t r63-1t)5 a.0/l7-950-rG, 2]t.4s4.485,O7a 27.754.ta{.0(B 26-453.866.970
Prrtumbuhan (tal 0,54x 13,05X 15,16'. 4,42'4 5,A7r4 9,03r 4,69x

Berdasarkan Tabel 2.6, pada tahun 20ll


terlihat ada perlambatan tingkat
pertumbuhan PNBP, namtm pada tahun 2012, realisasi pNBp BBIA kembali naik

dengan tingkat kenaikan yang cukup signifikan yakni sebesar 13,06 % dan pada
tahrur 2013 realisasi PNBP naik lagi cukup signifikan yakni sebesar 15.36 yo. pada

tahun 2014 dan 2015 tingkat pertumbrftan turun menjadi 4,82oh dan 5,g7%.
Realisasi PNBP pada tahun 201 6 tumbuh sebesar 9.03% bila dibandingkan dengan
realisasi di tahun 2015.

ini, BBIA nrengalami penurunan realisasi pNBp. Bila


Pada tahun 2017
dibandingan dengan realisasi pada akhir tahur 2016 yang lalu, realisasi
pertumbuhan PNBP adalah -4,69%. Perturnbuhan negatii tahun 2017 ini
rnelanjutkan tren pertumbuhan negatifyang telah te{adi pada Triwulan I tahun 2017
yaitu pada posisi -6,34%, Triwulan II sebesar -14,87odan Triwulan Ill berada pada
posisi -10,78%. Jasa layanan yang paling banyak mengalami penurunan pendapatan

adalalr jasa layanan Pengujian

Rata-rata jasa layanan penyumbang terbesar terhadap total PNBP pada talun
2017 adalah pe(ama jasa layanan pengujian sebevrr 5'7,12o/o, kedua adalah jasa
layanan sertifikasi sebesar 16,12%o, deui. yang ketiga adalah jasa layanan Kalibrasi
yaitu sebesar 11,36%.

BALAI BESAR INDUSTRIAGRO II17


Renkin 20 t9

Realisasi PNBP pada tahun 201 l-2016 rnengalami kenaikan dari talrun ke
tahun dengan rata-rata kenaikan (pertumbuhan) sebesar 8,12%. Apabila data
penerimaan tahun 2017 dimasukkan maka rata-rata kenaikan (pertumbuhan) PNBP

menjadi 7 ,24 %. Secara rata-rata, pertumbuhan ini memang di atas target di Renstra
yai$ 5,6loA. Namun secara nominal, realisasi PNBP belum mencapai target dan

realisasi PNBP yang tercantun pada Renstra BBIA tahun 2015-2019. Berbagai
upaya perbaikan terus dilakukan dan iharapkan target pertumbuhan PBNP tahun
201 5-2019 dapat tercapai sesuai dengan Renstra BBIA.

2) Anggaran Belanja.
Belanja BBIA bersumber dari Rupiah Mumi (RM) dan PNBP. Realisasi
belanja RM dan PNBP selama tahun 2015 sampai tahun 2017 seperti terlihat dalarn
Tabel2.7 .

Tabel2.7. Pagu dan Realisasi Penggunaan Tahun 2015- 2018

2015 20t 6 2011 20It


Uruian
Pngu R(rlirsri PrIx Rraliiari Pagu Reslir.ti Pagu

RY t6.2UI{m.fiX} ?5_6618ltti.I6' 2L Il]1..r 55.0{Xl 2t.560.315.587 23.231.8.t0{m 20 917 ltTl la3 23.7{D.5,]6

Bclsnja PeSawai t7.651 i.10.{xx) 't'7 513.025779 I8 Il4 89 | 01X) lti.0,l 97:r :rrr9 197'X,6li3{xr) 17614Iit1576 19 081 7l(l
i

Uelanja Bsang t 512 994 0(x) ,r r ei z8{iria 2 ?t2 0l{t ux} 2 62lt l,l1 i29 2 830 939 907 1.179.6 r6

Itclar!a Modal r {)15.9i6 x) t.932 5t 474 956 526 (X)0 940 217 6i9 i02{ruu)(I) .182 t20 (xx) I.1{6.270
PNBP 22.1910m.{XtO 2 1.0:)5. fi)s.9{{i 15.111.657.(m 25.201.t Ii.201t 38.830627(m 36_91759{.116 26.1100. ux)
Bclanja Paawar

ILlaiaja Barang I 9 I 70 282 (XX) l8 l4l 091,146 23 319 902 tX\) 21 786 7t:] d)tr 22 157 (}1l (XXl 22.1yJ3 iTt 7 t8 2t 299 ',785

UelaruE Modal I02{.718.ofi) 2 69r 9t2.5U) lt 79t.7ii.{xx) l { 1 162 6r)0 t 6 .l72 r8,r mO r.r 9r1 i r6 698 .l 7u) ll i
Totrl Anggarin .18.3rs.180.0m .t6.697.IJ9J. t l5 56.9.15.1|2.{XX' t6.86l.lll.D5 62.062.157{XX} 57.1165..1rt8.899 1t).1{D.596

Pada tahun 2016 telah direncanakan untuk merenovasi bangunan

laboratorium pengujian dengan menggunakan Saldo Kas BLU sebesar Rp


14.393.658.000,- Dalarn perkembangannya, proses lelang pernbangunan gedung
laboratorium ini temyata mengalarni kendala teknis sehingga terjadi batal lelang.
Adapun lelang ulang yang dilaksanakan pada bulan Juli 2016 terpaksa dibatalkan
karena sempitnya jangka waktu yang tersisa untuk pembangrnan fisik hingga bulan

Desember 2016. Akhimya lelang dinyatakan batal dan pembangunan gedung


laboratorium ini tidak dapat dilaksarrakan pada tahun 2016 ini. Rencananya

pembangunan akan dilaksanakan pada tahun 201 7

BALAI BESAR INDUSTRI AGRo II 18


Renkin 2019

e. Organisasi dan SDM


Pegawai BBIA per bulan Desember 201 7 be{umla}r 205 orang, yang terdiri
dari 144 PNS, dan Pegawai Harian Lepas (pHL) 6l orang.

l) PNS

a) Komposisi Berdasarkan Pendidikan


SLTP s3
o.690a 2-78"A
SLTA
29.17

D2
o.69"4
D3
8.33"A
D4
o.oo"a

Gambar 2.2. Sebaran SDM BBIA (PNS) berrlasarkan Jenjang pendidikan


Latar belakang pendidikan SDM BBIA sebagian besar berpendidikan teknis
seperti Teknik Pertanian, Teknologi Indutri pertanian, Teknologi pangan, Teknik

Kirnia, Teknik Mesin, Teknik Fisika, MIPA. Kimia Analisis dan tenaga non teknis
seperti Magister Manajemen, Ihnu Administrasi, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi
dan Ekonomi Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SLTp ke bawah
ditempatkan pada posisi keamanan dan kebersihan. proporsi SDM BBIA
berdasarkan dengal pendidikan sebagian besar adalah berasal dari tingkat SLTA dan

S-1. sebagaimana dapat dilihat pada grafik di Gambar 2.4.


Dari Gambar 2.4, SDM BBIA perlu ditingkatkan kenrampuannya ke jenjang
pendidikan formal degree yang lebih tingg. SDIvI BBIA yang sedang mengikuti
program pascasarjana tersebut merupakan aset BBIA dimasa yang akan datarg yang

diharapkan dapat meningkatkan kinerja BBIA secara umum.

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO II 19


Renkxl 20r9

b) Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Pensiun

DlaSr-am (Pcnslun PGr 5 tahun)


. r!ml.h or..a (P.nJU^)
45

li
=sstsaaa3
::!:ZZZZ
93=P:9=g
LaiaLz-
5-==t=Ea

Gambar 23 Diagram Jumlah Pegawai berdasarkan Masa Pensiun


Berdasarkan gambar diatas bahwa sampai dengan tahun 2019 yang akan
datang pegawai akan memasuki pensiun sebanyak 49 orang atat 28o/o dan tahun
2020-2025 sebanyak 34 orang alau 2lo/o dari jumlah pegawai orang, sehingga l0
tahtm mendatang akan pensiun menjadi 79 (49%). Kondisi ini dapat dikatakan masa-

masa transisi yaitu pegawai senior yang berpengalaman memasuki masa pensiun dan

pegawai junior masih membutuhkan peningkatan ketrampilan.

2) Non PNS (Pegawai Harian Leprs)


Pegawai Non PNS BBIA Desember 2017 berjumlah 6l orang, yang
tersebar di Bagian Tata Usaha, Bidang PJT, Bidang PASKAL dan Bidang PKAT.
Pegawai Non PNS (PHL) BBIA meliputi l2 jenis jabatan yang ada, yakni Tenaga
Pramusaji, Supir, Analis Laboratorium, Pengolah Data Keuangan, Satpam,
Pengadministrasi Contoh Uji, dan lain-lain. Sebaran untuk Pegawai Non PNS

Profesional dapat dilihat pada Tabel 2.8 sebagai berikut:

Tabel 2.8.a Sebaran Pegawai Harian Lepas Dalam .labatan


Jabatan BagianTata Bidang Bidang Eidarg Jumlah 9/o

Usahr PJT Paskal PKAT


Peogelola Kepegawaian t) 0 0 t,1zvo

Periata Leporan Keuang&n I I t,64"/0


Pengelola Keuangan l 3 1,920/o

Penl.usun Progmm Anggaran I t t'64"/o


& Lapoi?n
Pengadministrasi Umum 3,28vo
Pramubahti 6 6 9,84o/o

Pengadaaao I I r54Yo

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO II ZO


Renkrn 2019

SaOam 8 8 t3,tlo/o
Pengemudi .l 4 6,*o/o
Anslis Sistem lnfonnasi 2 2 3,24o/"
Pengadministrasi Contoh Uji I I 1,61"/.
Pengadminfutrasi Sertifik sl I I 1,640/"
Analis Laboratorium t5 l5 2459o/o
Pengujian
Analis Laborstorium 5 8J0"/o
Kalibrasi
Laboran/Prtparasi Contoh 7 7 I t,48vo
,,
Pengclole Dokurentasi 2 3,2,8o/o

Pengelola Bengkel I I r,64v"


JUMLAH 21 3 28 6t 100,00o/.
o/o 41260/o 492vo {59O"/" l9llo t00,00%

Dalam memberikan layanan BBIA membangun nilai-nilai dalam SDM


BBIA morjadi pribadi kompeten dan responsif serta sopan dan ramah. Pelayanan
yang kompeten dan rensponsif disertai sopar dan ramah menjadi daya tarik para
pelanggan untuk datang kembali menggrrnakan jasa layanan BBIA.

Bila dilihat dari sebaran txnur SDM, jumlah SDM (PNS) yang memasuki
usia pensiun pada kurun 5 tahtm mendatang sebanyak 44 (28,76%) orang dan l0
tahun mendatang 82 (53,590/.) orang dari jurnlah total 153 orang, sementara
penambahan pegawai baru sangat terbatas dan kaderisasi SDM pengalaman yang

dipunyai senior cukup membutuhkan waktu lama terserap oleh para pegawai baru
sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Hal ini terjadi banyak personil yang
multitasking (memiliki beberapa fungsi sekaligus).
Sehubrmgan dengan permasalahan dan resiko yang dihadapi, dipandang
perlu dilakukan revitalisasi organisasi dan SDM dalatn rangka meningkatkan
efektivitas organisasi rnelalui Mendesain Program Pengernbangan dan Pelatihan
Karyawan yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- l rerul and Workload Anctl.t.tt.s


- Mapping/pemetaan SDM (Penerapan Sistem Karir berbasis Kompetensi)
- Pelatihan internal (Ora the.ktb development, Posl-training Coaching' ln house
troining)
- Penugasan Khusus (Slecral I ssignment)

- Pelatihan ekstemal (dalam dan luar negeri).

- Tugas Belajar

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO 127


Renhn 2019

- Pengkayaan P eke4aan/Job Enrichment

- Exeadive Developmenl Program


- Magang di Organisasi lain

Sejalan dengan penyelenggaran Program Penganbangan dan Pelatrhan


Karyawan di atas, dilakukan juga monitoring dan evaluasi untuk mendiagnosa
kesehatan organisasi mengingat pemecahan masalah organisasi dan SDM tidak hanya

melalui program kaderisasi, pendidikan, penambahan pegawai dan pelatihan jangka


pendek saja namun memerlukan perbaikan strategi, sistem dan struktur yang
terencana.

f. Sarana dan Prasarana


BBIA mempunyai sarana dan prasarana laboratorium uji/kalibrasi yang

berlokasi di ll. Ir- H. Juanda No. I I Bogor dan laboratoriurn proses yang berlokasi di
Cikaret, Bogor.
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau
mempertahankan stok barang rnodal, yang terdiri dari laboratorium uji dan proses,

alat dan kantor serta barang-barang tahan lama lainnya yang digunakan dalam

kegiatan operasional. Keberadaan investasi yang mendukung jalannya operasional ini


tetap perlu dievaluasi untuk mengetahui dampak baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap produk layanan dan nilai pendapatan. Salah satu investasi yang
perlu diperhatikan adalah investasi alat. Evaluasi terhadap usia alat perlu dilakukan
dengan asumsi berpenganrh terhadap kapasitas dan kemampualt alat dalam
mengimbangi kebutuhan pasar serta kecepatan pelayananldelivery lirae sebagai
nmtutan pelanggan.
Evaluasi yang dapat dilakukan terhadap alat adalah mengetahui proporsi usia

alat utama yang digunakan dalam proses penyediaan jasa. Dengan mengetahui

sebaran rentang usia alat dan kondisinya. datu base tersebut dapat menjadi acuan

dalam merencanakan pemeliharaan dan tnodemisasi alat sebagai bagian dari


pengemban gan infiastn-rktur.

Berikut inijumlah aset yang dikelola BBIA dari tahun 2015 s.d 2017.

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO ll22


Rcnklr 20 t9

Tabel 2.8.b Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015 s.d 2017
No. Uraian 2015 2016 20L7
1 Aset lancar 24.765.279.807 26.927.647.717 26.723.330.OL4
2 Aset Tetap 84.760.974.660 92.155.363.121 310.448.001.312
3 Aset 0 0 n
La innya

Total Aser 109.526.254.451 119.093.004.83E 337.171.331.325

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa total Aset BBIA meningkat dari tahun
ke tahun. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, jumlah Aset BBIA (per semester 30
November 2017) naik sebesar 183,12%. Kenaikan Aset di Tahun 2017 disebabkan
adanya kenaikan karena ada re-evaluasi nilai Aset Tanah oleh Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara Lelang (KPKNL) dari Rp 40.841.149.958,- tahun 2016 menjadi Rp


252.5 I 5. 188.000,- tahun 201 7.

Persentase alat di BBIA menurut tahrm perolehan peralatan tersebut yang


menunjukkan usia alat utama yang dipakai pada kegiatan jasa layanan BBIA. Alat
utama merupakan peralatan yang nilai perolehan dari sebesar Rp l0 juta ke atas. Data

peralatan tahun 2004 sebesar ll%, merupaltan peralatan yang tahun perolehannya
tersebut mulai tahun 2004 ke bawah, hal ini sesuai dengan anjuran penyesuaiar nilai

aset oleh DJKNL. Peralatan dengan umur di atas 5 tahun sebanyak 60%, sedangkan
peralatan tahun perolehan 5 tahun terakhir (201 2-2017) sebanyak 40%.

Meskipun peralatan dengan umur tahun perolehan di bawah 5 tahun cukup


besar (40%) namun penambahan peralatan pengujian yang bant masih belum mampu
meningkatkan kapasitas pengujian secara signifikan. Disisi lain banyak peralatan
di Laboratorium Cikaret yang belum digunakan secara
terutama peralatan proses
maksimal guna memperoleh PNBP, namun aset ini tercatat dan akan berpengamh
terhadap evaluasi kinerja keuangan BLU.

lnvestasi yang selektif menggunakan APBN, maupun saldo kas BLU masih
diperlukan terutama peralatan ropid lesl dalam rangka mengatasi masalah kecepatan
penyelesaian pengujian dan mengikuti perkelnbangan IPTEK. Berkaitan dengan
prasarana gedung, kendala yang dihadapi adalah luasan dan kondisi ruangan yang
kurang memadai.
BBIA membutuhkan banyak sekali anggaran untuk meningkatkan citra sebagai
lembaga PPK-BLU yang profesional. melalui perbaikan laboratorium uji dan

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO II23


Renkin 2019

kalibrasi, ruang kelas pelatihan yang nyaman, prasarana praktek pelatihan yang
memenuhi standar dan laboratonum penelitian taraf Intemasional berikut
sarana
akomodasrnya.

Pada tahun 2016 yang lalu sudah dilalr*an pengadakan beberapa peralatar
pendukung pengujian. kalibrasi, dan
titbang dan pernbangunan gedung BBIA I
(Laboratorium Aneka Komoditi, Mikobiologi. Karibrasi. dan persiapan contoh).
Namun, rencana pembang,nan Gedung I.aboratoritun pada tahun 2016 mengalami
gagal lelang, namun akhimya pada TA 2017 pembangunan bisa terlaksana.
Pembangunan gedung laboratorium ini sangat bermanfaat untuk menambar kapasitas
layanan BBIA khususnya rurtuk layanan pengujian dan Kalibrasi. pada tahun 201g

direncanakan untuk menggunakan kembali saldo Kas BLU untuk rnelengkapi sarana
dan prasarana khususnya peralatan laboratorium di gedung Laboratorium yang baru
dibangun.

) Kondisi Eksternal BBIA


Perubahan lingkungan strategis memberi peluang dan ancaman terhadap jasa
pelayanan teknis BBIA.

a. Peluang
Peluang yang terkait layanan BBIA dari aspek eksternal sebagai berikut :

a) Kebijakan penerapan SNI wajib terhadap produk makanan dan minuman.


menjadi peluang terbesar untuk kegiatan pengujian, kalibrasi dan sertifikasi.
b) Pendekatan pembangunan industri meralui pengembangan kruster dan kompetensi
inti
daerah disertar dengan rencana pembangunan kawasan industnnya,
memberikan peluang untuk jasa layanan pelatihan, konsultansi dan penerapan
teknologi tepat guna maupun pendirian industri terutama di wilayah timur
Indonesia.

c) Berkembangnya industri nasional khususnya di wilayah Jabodetabek yang secara


langsung meningkatkan pennintaan jasa layanan pengujian, kalibrasi,
konsultansi, inspeksi teknis dan sertifikasi.
d) Pulihnya perhrmbuhan ekonomi yang ditandai dengan rneningkatnya impor
produk-produk makanan dan minuman yang masuk ke Indonesia akan
meningkatkan permintaan jasa sampling dan pengujian, serta sertifikasi.

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO il24


Renkir) 2{) t9

e) Dikeluarkannya Peraturan Menteri Penndustrian No 75ll\4-lND/PER/7/2010


tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB/GMP), akan
mendorong perusahaan untuk membangun jaminan rnutu produk yang dihasilkan
dan dengan demikian akan meningkatkan permintaan jasa layanan terkait dengan

penerapan ISO 9001:2008, keamanan pangan, penggunaan tanda SNI, dan


pelaksanaan inspeksi teknis.

b. Ancaman
Ancaman ekstemal terhadap layanan BBIA sebagai berikut:
a) Terdapat pesaing sejenis.
b) Pasar bebas ASEAN membuka persaingan bebas dengan pihak asing.
c) Perkembangan teknologi di pasar yang sangat cepat.

d) Penguasaan dan dominasi teknologi asing.

e) Derasnya anrs teknologi /produk teknologr yang murah dari negara asing (China,
Vietnam)
Perubahan lingkurgan strategis layanan BBIA baik internal maupun ekstemal
perlu untuk terus menerus dilakukan evaluasi dan segera rnelakukan tindakan
korektif maupun pencegahan.
Tim Sistern Pengendalian Inlern (SPI) telah juga dibentuk sejak tahun 2012,
demikian juga dengan Dewan Pengawas BLU-BBIA melalui surat dari N'lenten
Keuangan Nomor SR-595/MK.0l /2013 tanggal 4 November 2013, Menteri
Keuangan telah menyetujui Usulan Dewan Pengawas BLU-BBIA yang diajukan
oleh Menteri PerindusEian dengan nomor surat Il8A4-lNDl4l20l3. Dan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor :

7l8ilr4-lND/Kep/l I/2016 tentang Penggantian Anggota Dewan Pengawas Badan


Layanan Umum Balai Besar lndustri Agro, sttsunan keanggotaan Dewan Pengawas
BLU BBIA adalah sebagai berikut :

I ) Kerua merangkap anggota : Arryanto Sagala

2) Anggota : Hadrian Sjah Razad

3) Anggota : Goro Ekanto

Selain itu, dipandang perlu meningkatkan kentampuan teknis yang lebih cepat
agar dapat berperan lebih aktif dalam mendukung Kebijakan lndustri Nasional serta

mengembangkan kerjasama layanan yang lebih progresif untuk mengantisipasi

perkembangan dan kebutuhan industri agro yang semakin meningkat. Berkaitan

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO II 25


Rcnkin 2019

dengan hal terseb.t, akan dikembangkan jasa layanan ba.r rurluk memanfaatkan
peluang dan memaksimalkan potensi yang ada, seperti halnyajasa alih teknologi
dan
inkubasi bisnis, jasa proficiency te.sting (uji profisiensi), jasa seminar/workshop, dan
pengembangan wira usaha bam berbasis patent (Hak Kekayaan lntelektual).

3 Asumsi Makro sesuai dengan yang tercantum pada APBN 201E, antara lain:
a. Pemrmbuhan Ekonomi Nasional sebesar 5,47o.

b. Laju inflasi sebesar 3,5%.

c. Nilai Tukar Kurs I US$ = Rp. 13.400,-.

1. Asumsi Mikro, antara lain:


a. Tarif diasumsikan sudah tnenggunakan unit coril.

b. Pemberlakukan tarif Peratuan Menteri Keuangan. No.84/pMK.05/ 2013.


c. Volume pelayanan jasa teknis diasumsikan meningkat.
d. Total peningkatan penerimaan JPT rata-rata sekitar 5.61%.
e. Kontribusi pendapatan JPT terhadap Anggaran BBIA >48%.

B. Target Tahun 2018 dan Tahun 2019.

l. Output
Kine{a layanan BBIA antara lain dapat dilihar dari berapa besar Target
Output Layanan tahun 20l8sertaTahun20l9 dapar dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Target Output Kegiatan/Jasa Layanan Tahun 2018 tlan


Tahun 2019

No Target Target
Jenis Laranan Saluan
20lu 20t 9
t Pengujian Conloh Uji t 5.637 15.793
Kaiibrasi Alat 7 328 7101
l Serliflkas i Sertifikat 3'13 f1'l
.l Sampling Klien 103 lt3
5 Pelatihan Or an g t.169 l.ltr.l
6 Konsultasi MoU II ll
7 RBPI Mesin/Alat 1{ lt
1l Uli Profisiensi Komodili (; 7

Kerjasama Litbang Penelitian 6 6


l0 Abitis Titik Proses 54 6()

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO fi26


RenIin 2019

Dari tabel 2.9 menturjukkan .target volune layanan tahun 2019 meningkat
terhadap target tahun 2018.

2, PNBP Layanan.
Target PNBP 2018 dan Tahun 2019 seperri Tabel 2.10.

Tabel 2,10. Target pNBp 2018 Serta prognosa Tahun 2019

Target Prognosa
Pengujian 17.214.000.000 r8. 179.352.000
Kalibrasi I .124
000 000 3 6t6 086 000
Sertifiknsi 4 857 000 000 5. t29 478 000
Sampling 454 000.000 479.469.000
Pelatihan L038 000.000 1.096 232.000
Konsultansi 229 000 000 211 .84'7 000
RBPI 150.000 000 I 58.41 5 000
Uji Profisiensi 292 000.0@ 308.381.000
Litbang r .318.000.000 1.391 .940.000
Inspeksi 300 000 orn 3 r 6.83 0 000
Teknis
Bunga Bank 492 000.000 51 9.60 L000
JPT lainnya 369 000 000 389.701 000
30. r37.000.000 31.827.333.000

Tabel 2.10, menunjukkan target penenmaan pNBp BBIA dari jasa pelayanan
teknis tahun 2019 meningkat 5,610/o dai target tahun 2018 sebesar Rp 31.827 331.000,-,
hal ini sesuai dengan target pertumbuhan yang tercantum pada Renstra BBIA tahun
201s-2019

3. Indikator Kinerja Sasaran Strategis Program Tahun 2019.


Sasaran strategis mentpakan hasil berfungsinya output kegiatan, sasaran

Kine{a Utarna (lKU) atau perjanjian Kinerja


strategis sekaligus dijadikan Indikator
(Pe{akin) BBIA dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri .(Bppl)
Kementerian Perindustrian yang merupakan induk organisasi BBIA. Target sasaran
strategis tahun 2018 dan tahun 20t9, dapar dilihat pada Tabel 2.11.

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO ItzT


Renlin 20 r9

Tabel 2.11. Target Sasaran Strategis Tahuo 2018 dan Tahun 2019

Protnosa
l{o, Sasaran lndlkator Klnerla T.rget T.hun 2018 Tahun
2tt9
1. Meningkatnya hasil-hasil ]umlah hasil litbang yanE siap
Litbang ya ng dimanfaatkan 1 4 Penelitian 4
diterapkan
oleh industri
Jumlah hasil litbang yang telah
2 4 Penelitian
diimplementasikan 4

Jasa konsuhasl telnologi industri yang


3. menyelesaikan pe.masalahan industri 6 Penelitian 6
(problem solving)

2. Menlngkatnya Ierja sama


litbang Kerja sama litbang dengan industri 2 Kontrak 2

3 Meningkatkan kualitas
Tingkat lualitas pelayanan publik (skala Skor rata-
pelayanan publak 1. 3.50 3.60
4) rata

Prosentasi pelayanan tepat waktu


2 76.00 % 78.00
(penBujian, kalibrasi dan sertif ikasi)

4. Meningkatnya publikasi
Jumlah Karya Tuli5 llmiah (KTl) yang
inovasiteknologi 12 KTI t2
dipublikasjkan

5 Meningkatnya kemampuan
standardisasi Peningkatan jumlah jenis parameter uji Parameter
2 3
yang sudah bisa diuii di laboratorium uji

6. Meningkatnya pendapatan
IPT BEIA Tingkat pertumbuhan PNBP 5.51 % s.62

Tabel 2.11, menunjukkan bahwa target sasarim stratsgis tahun 2018 dan tahun
2019 yang terkait dengan pelayanan jasa teknis sudah cukup baik nanun sasaran
strategis yang terkait dengan litbang masih rendah. Harnbatan yang terjadi dalarn
rmplementasi hasil litbang ini disebabkan :

a) Hasil litbang yang telah dilakukan masih belum siap diterapkan karena masih
memerlukan penelitian lanjutan atau tingkat keberhasilannya belum maksimal.
b) Industri belum tertarik dengan hasil-lrasrl lrtbang yang telah dilakukan oleh BBIA.
c) Sosialisasi hasil-hasil litbang yang dilakukan belum menyentuh kepada industri
yang betul-betul membutuhkan.

C, Informasi Lainnya
Dalam buku tarif telah juga dicantumkan tarif unhlk Paten yang akan membuka
peluang mengkomersilkan hasil penelitian dari para peneliti yang telah menghasilkan
paten. Dalam rangka melakukan evaluasi terkait dengan efektifitas dan produktifitas

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO IIZB


Renki 20 t9

organisasi, tim SPI telah dibentuk untuk membantu prmpinan BLU melakukan
pengawasan yang bersifat preventif. Sementara itu tmtuk Dewan pengawas yang juga
diperlukan untuk membantu Pirnpinan BLU dalam menjalankan organisasi, masih
dalam proses pengusulan Surat Keputusan penetapan dari Menteri Keuangan.

Pada tahun 2017 telah disusun Proposal Remunerasi BLU BBIA. Hal ini untuk
menindaklanjuti PMK No. 180/PMK.05/2016 tentang penerapan dan pencaburan
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Satuan Keda
Instansi Pemerintah dan Surat dari Kementerian Keuangan No. 5-6208/]r{l(.5/201 ?

tanggal 13 Juli 2017 tentang Remunerasi Satker BLU dan sesuai dengan pMK terkait
Badan Layanan Umum dimana Satker yang telah menerapkan Pola Keuangan Badan
Layanan Umum diwajibkan untuk menerapkan Remtmerasi BLU. Proposal Remunerasi
yang telah disusun oleh BBIA saat ini sedang dalam proses penelaahan oleh Direktorat

PK BLU, Kementerian Keuangan. Apabila tidak ada kendala. PMK Remunerasi BLU
BBIA akan diterbitkan pada tahun 2018.

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO lt 29


Renkirr 201,r

BAB III
PENUTUP

Realisasi penerimaan PNBP BBIA dari jasa pelayanan teknis tahun 2019 adalah

sebesar Rp 31.827.333.000,-. Jika dibandingkan dengan target PNBP tahur 2018 naik
sebesar 5,61 %.

Kontribusi paling besar terhadap penerimaan tersebut berturut-turut beraml dan Jasa
Pengujian Jasa Senifikasi dan Jasa Kalibrasi, Di samping dari sisi pendapatan, hal perlu
mendapat perhatian adalah masalah waktu pelayanan Qlelivery /irrre) khususnya pada
layanan Pengujian. Layanan Pengujian delivery lime cendenrng menurun karena volume

contoh yang masuk ke BBIA tidak sebanding dengan SDM dan peralatan yang ada.
Disamping itu, salah satu penyebab rendahnya delivery time pada tahtm 2017 ini adalah
karena adanya pembangunan gedung laboratorium yang baru yaitu dengan pengembangan
gedung laboratorium yang lama. Hal ini rnengaliibatkan kegiatan laboratorium pada gedung
yang lama dilakukan pada lokasi sementara yang kapasitas dan sarananya kurang mernadai.

Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini.
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain dengan cara penambahan gedung
laboratorium beserta peralalannya dan juga penambahan pegawai kiususnya untuk tenaga
analis. Diharapkan, dengan selesairrya pengembangan gedung laboratorium yang baru pada
tahun 2018 maka kapasitas dan kapabilitasjasa layanan Pengujian akan semakin rneningkat
dan juga akan meningkatkan delivery rime

BALAI BESAR INDUSTRI ACRO t- 1

Anda mungkin juga menyukai