Anda di halaman 1dari 31

Pedoman Teknis

PENGADAAN
UNIT PENGELOLA PUPUK ORGANIK (UPPO)

Farmland Management and Sustainable Agriculture Practices


Flood Management in Selected River Basins Sector Project CS 05

Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan


Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian
2018
Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

KATA PENGANTAR
Sejalan dengan upaya konservasi lahan melalui upaya penanaman pohon multiguna yaitu
pohon yang mampu menahan erosi dan menjaga keseimbangan ekologi tanpa
mengorbankan kepentingan ekonomi, dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung
keberhasilan tumbuh dan berkembangnya tanaman multiguna tersebut. Salah satunya
adalah ketersediaan pupuk organik yang mudah dan murah diperoleh untuk digunakan
dalam memupuk pohon agar tumbuh subur dan cepat berkembang.

Mengacu pada keberhasilan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,


Kementerian Pertanian yang pada TA 2013, 2015 dan 2016 melaksanakan kegiatan
pengembangan penggunaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dan Rumah Pengolah
Pupuk Organik (RPPO) melalui fasilitasi bantuan UPPO dan bantuan RPPO di seluruh
provinsi, maka FMSRB juga memasukkan program pengembangan UPPO melalui kelompok
tani konservasi yang berpartisipasi aktif dalam FMSRB. Dengan demikian diharapkan petani
dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik secara insitu.

Penerbitan Pedoman Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi
para petugas Dinas lingkup Pertanian baik Provinsi, Kabupaten/kota maupun petugas
lapangan dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik
(UPPO) atau Rumah Pengolah Pupuk Organik (RPPO) yang dananya bersumber dari
FMSRB. Dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan tidak akan terjadi keraguan
dalam implementasi kegiatan di lapangan.

Demi kelancaran implementasi UPPO diharapkan komitmen berbagai pihak, terutama


kelompok tani atau Gapoktan penerima bantuan, petugas Dinas Pertanian terkait, tenaga
pendamping FMSRB dan petani pengguna pupuk organik sebagai konsumen produk UPPO.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 1


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Tujuan.......................................................................................................... 3
C. Sasaran ....................................................................................................... 4
D. Pengertian ................................................................................................... 4

II. RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN KEGIATAN........................................ 6


A. Ruang Lingkup Kegiatan........................................................................... 6
a. CPCL (Calon Peserta Calon Lokasi) ..................................................... 6
b. Kriteria Kriteria Penerima UPPO Bantuan FMSRB ................................ 6
B. Survei dan Investigasi ............................................................................... 7

III. KETENTUAN TEKNIS ......................................................................................... 7


A. Spesifikasi Teknis ........................................................................................ 7
1. Norma.................................................................................................. 7
2. Standar Teknis
B. Prosedur Pengadaan dan Pengelolaan UPPO............................................. 12
1. Prosedur Pengadaan UPPO ................................................................ 12
2. Prosedur Pengelolaan UPPO............................................................... 14

IV. MONITORING DAN PELAPORAN .................................................................. 16


A. Monitoring .................................................................................................. 16
B. Pelaporan ................................................................................................... 16

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.1. Ketentuan Umum Pelaksanaan Swakelola ................................. 18
Lampiran 2. Contoh Surat Perjanjian Swakelola ............................................ 20
Lampiran 3. Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau ....................... 23
Lampiran 4. Form Survey dan Investigasi Lokasi UPPO ................................ 25
Lampiran 5. Contoh Rencana Usulan Kegatan Unit Pengelola Pupuk Organik
(UPPO)....................................................................................... 26
Lampiran 6. Checklist Pengendalian Kegiatan Pengembangan UPPO FMSRB 27
Lampiran 7. Laporan Penggunaan Dana Bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik
(Uppo) ........................................................................................ 29
Lampiran 8. Laporan Administrasi Keuangan................................................. 30
Lampiran 9. Laporan Fisik dan Keuangan...................................................... 31

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 2


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu upaya mencegah erosi dan banjir dengan kegiatan konservasi dan optimasi
lahan adalah dengan melakukan penanaman tanaman pohon multiguna sepanjang
contour lereng yang rawan erosi. Untuk keperluan tumbuh dan berkembangnya tanaman
pohon tersebut antara lain melalui pemupukan organik, sehingga dibutuhkan pupuk
organik dalam jumah yang relatif banyak. Upaya pemerintah untuk mendukung petani
dalam menyediakan pupuk organik secara mandiri adalah dengan memfasilitasi kegiatan
pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). Melalui fasilitasi bantuan UPPO
tersebut, diharapkan petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik
secara insitu.

Dalam upaya akselerasi pengadaan pupuk organik, disamping tujuan pemeliharaan


ternak kerbau lainnya sebagai tenaga kerja dan tambahan pendapatan, FMSRB juga
akan mengadakan kerbau yang rencananya akan dibagikan 10 ekor per kelompok tani
peserta program. Salah satu tujuan program bantuan ternak Kerbau ini adalah sebagai
sumber pupuk kandang yang akan diolah di Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
untuk menghasilkan pupuk organik. Dengan demikian, pupuk yang dihasilkan bisa
digunakan untuk memupuk bibit/benih tanaman pohon multiguna yang ditanam dalam
upaya konservasi dan pencegahan erosi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
disusun Pedoman Teknis Pengadaan dan Pengelolaan UPPO.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan Pedoman Teknis ini adalah:
1. Memberikan arahan dan batasan dalam pelaksanaan dan ruang lingkup
pemberian bantuan UPPO dalam rangka FMSRB, mulai dari pengetahuan
perencanaan, potensi dan permasalahan serta prospek teknis dan ekonomisnya
tentang pengelolaan UPPO sebagai penghasil pupuk organik.
2. Memberikan panduan tentang pengelolaan UPPO dalam peranannya sebagai
salah satu faktor penunjang upaya konservasi lahan dan air bagi petani dan
petugas pendamping.
3. Memandu kelompok tani melalui konseling Dinas Pertanian Kabupaten dan
bantuan Ahli Pertanian dalam pengadaan sarana dan prasarana UPPO yang
sesuai dengan aturan Pemerintah serta dalam pengelolaannya.

Sedangkan tujuan umum pengadaan pembangunan UPPO dalam mendukung


pelaksanaan FMSRB dalam upaya konservasi lahan dan air adalah:

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 3


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

1. Mengimplementasikan kegiatan pembangunan UPPO di lapangan dengan


memberikan pendampingan dan pembinaan kepada petani penerima bantuan
UPPO terutama yang berkaitan dengan permasalahan, potensi, perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan UPPO.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola UPPO
agar dapat digunakan sebagai sumber dan penghasil pupuk organik dan sumber
tambahan pendapatan.

Tujuan khusus dari kegiatan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)1, yaitu :
1. Menyediakan fasilitas pengolahan pupuk organik dengan memanfaatan bahan
organik (jerami, sisa tanaman, limbah ternak, sampah organik) untuk memenuhi
kebutuhan pupuk organik secara insitu.
2. Mensubstitusi sebagian kebutuhan pupuk an-organik.untuk tanaman pohon
multiguna yang ditanam FMSRB
3. Memperbaiki kesuburan dan produktivitas lahan pertanian.
4. Meningkatkan populasi ternak dan membuka kesempatan berusaha dan
lapangan kerja.

C. Sasaran
Sasaran dari pengguna panduan teknis UPPO adalah:
1. Tersosialisakannya informasi dan kebijakan pelaksanaan program berkaitan dengan
UPPO program FMSRB
2. Terimplementasinya UPPO sesuai dengan langkah-langkah yang tercantum pada
pedoman
3. Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh seluruh pelaku di tingkat
pemerintah, konsultan dan masyarakat

D. Pengertian2

 Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah upaya


memperbaiki kesuburan lahan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, yang
difasilitasi dengan pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik, (UPPO) yang
terdiri dari Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) dan kendaraan roda 3,
bangunan rumah kompos/Rumah Pengolah Pupuk Organik (RPPO), ternak
kerbau, kandang komunal serta bak fermentasi.

1
Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2016 . DitJen Prasarana dan Sarana Pertanian
2
Diadopsi dari Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2016. Ditjen PSP Kementan

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 4


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

 Unit Pengelola UPPO adalah anggota kelompok yang ditugaskan oleh Ketua
Kelompok berdasarkan kesepakatan seluruh anggota kelompok, minimal 3 (tiga)
orang (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) untuk aktif mengelola UPPO agar dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

 Kandang komunal adalah kandang yang dibangun mampu menampung ternak


kerbau berkelompok sebanyak 10 ekor yang dibangun dekat dengan rumah
kompos agar memudahkan pengangkutan feses dan urin untuk diolah menjadi
kompos.

 Petani petugas kandang adalah petani anggota kelompok tani yang sudah dilatih
dan mampu memelihara ternak kerbau dan ditugaskan oleh Unit Pengelola
UPPO. Petugas kandang bisa digilir secara bergantian yang diatur diantara
anggota kelompok atau tenaga upahan yang semuanya tergantung kesepakatan
anggota.

 Rumah kompos/Rumah Pengolah Pupuk Organik (RPPO) adalah bangunan


yang berfungsi untuk melakukan proses pengomposan sisa hasil
tanaman/jerami/limbah kotoran ternak/sampah organik rumah tangga menjadi
pupuk organik/kompos.

 Bahan organik adalah semua bahan yang berasal dari limbah makhluk hidup
yang secara alami dapat dihancurkan/dekomposisi oleh jasad renik (mikroba) di
alam.

 Pengomposan adalah proses alami dimana bahan organic mengalami


penguraian secara biologis khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.

 Pupuk organik/kompos adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya


terdiri dari bahan organik yang berasal dari bagian tanaman dan atau hewan yang
telah melalui proses dekomposisi, dapat berbentuk padat atau cair yang dapat
berfungsi sebagai pupuk dan dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah pertanian.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 5


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

II. RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Identifikasi CPCL (Calon Peserta Calon Lokasi).
List CPCL disusun oleh Dinas Pertanian menggunakan kriteria bahwa kelompok
yang bersangkutan eligible dan valid untuk mengikuti kegiatan FMSRB serta
menerima bantuan UPPO. Daftar CPCL ini kemudian diverifikasi dan divalidasi
oleh Tenaga Konsultan Kabupaten. Selanjutnya yang lolos uji ini akan
memperoleh Surat Keputusan Bupati berdasarkan usulan dari Dinas Pertanian.

b. Kriteria Penerima UPPO Program FMSRB


 Kelompok tani Konservasi Lahan peserta program FMSRB yang sudah
diverifikasi dan divalidasi dan sudah disahkan oleh Surat Keputusan Bupati
berdasarkan usulan dan rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten.
 Kelompok penerima UPPO mempunyai kelengkapan dokumen administratif
yang lengkap, anggota yang aktif dan taat aturan kelompok dalam
memelihara dan mengelola UPPO yang jelas dan sudah disepakati anggota.
 Kelompok memiliki komitmen berintergrasi dan berdedikasi penuh untuk
memanfaatkan dan mengelola UPPO secara swadaya dan swadana dengan
baik sehingga menghasilkan sumber pupuk organik dan tambahan
pendapatan.
 Bersedia menyediakan lahan untuk kegiatan pembangunan UPPO terutama
kandang kelompok dan rumah kompos dengan status lahan yang jelas “hibah
permanen” atau dibeli oleh kelompok atau surat pernyataan pinjam/sewa
untuk lokasi kandang kelompok minimal untuk 12 tahun.
 Bersedia memelihara ternak kerbau dengan sistem komunal dan menjamin
pakan dan kesehatannya dengan baik serta mengembangkan populasi
ternak.
 Bersedia untuk tidak menjual atau memindahkan hak kepemilikan kerbau dan
perangkat UPPO lainnya kepada pihak lain tanpa izin Dinas Pertanian
minimal dalam tempo 12 tahun. Sedangkan mekanisme pembagian anak
kerbau yang lahir mengikuti aturan yang lazim atau mengikuti aturan yang
disepakati anggota kelompok.
 Bersedia menyediakan biaya operasional (pemeliharaan ternak, penyediaan
pakan ternak/ HMT, dll).
 Bersedia mengasuransikan ternak kerbau

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 6


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

 Bersedia membuat Berita Acara (BA) kematian ternak apabila terdapat ternak
yang mati yang disertai dengan visum dari dokter hewan dan diketahui oleh
instansi yang berwenang.
 Bersedia membuat Berita Acara (BA) kehilangan ternak (apabila ada ternak
yang hilang) dari Kepolisian,
 Bersedia menyusun dan membuat laporan kegiatan serta kemajuan program
pengembangan UPPO.

B. Survei dan Investigasi.


Dilakukan survey dan investigasi menggunakan format yang sudah disusun
Konsultan dan disepakati Tim Teknis Pusat dan Kabupaten, mencakup:
 Lokasi dan luas lahan untuk pembuatan Rumah Kompos dan Kandang
kerbau kelompok dengan status “hibah permanen”.
 Lokasi sumber dan jenis pakan hijauan yang mudah dijangkau kelompok tani

III. KETENTUAN TEKNIS


A. Spesifikasi Teknis UPPO

1. Norma
Pembangunan UPPO diarahkan pada lokasi yang memiliki potensi sumber bahan baku
pembuatan kompos, terutama limbah organik/limbah panen tanaman, kotoran hewan/
limbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada sub sektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan terutama pada kawasan implementasi
dan pengembangan FMSRB. Disamping itu, pelaksanaan kegiatan UPPO perlu
memperhatikan aspek lingkungan agar keberlanjutan operasional UPPO dapat terjamin
dan menghindarkan dari permasalahan social serta pencemaran lingkungan.
Di lokasi FMSRB rumah UPPO terutama ditempatkan di kelompok Konservasi yang
membutuhkan pupuk organik yang memadai dalam upaya penanaman pohon multiguna
dalam rangka konservasi.

2. Standar Teknis
 Memiliki luas tanah minimal 250 m2 yang terdiri dari:
a. Luas bangunan rumah kompos/RPPO (Rumah Pengolah Pupuk Organik) minimal
80 m2
b. Luas kandang ternak cukup untuk menampung minimal 10 ekor (ukuran kandang
ideal + 3 sampai 3,75m2/satuan ternak).
c. Bak fermentasi minimal 20 m2 dengan tinggi minimal 50 cm.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 7


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

d. Dilengkapi dengan bukti “surat hibah” atau surat pernyataan pinjam/sewa untuk
lokasi UPPO minimal 12 tahun apabila lahan tersebut bukan milik penerima
bantuan agar keberlangsungan kegiatan UPPO dapat terjamin.
 Bangunan rumah kompos sekurang-kurangnya terdiri dari gudang, kantor dan toilet.
 Bak fermentasi berada di luar bangunan rumah kompos.
 Pengadaan peralatan dan mesin mengacu kepada spesifikasi teknis sebagai berikut:
(1) Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
a. Kapasitas : minimal 1.000 kg/jam
b. Bahan Pisau : baja kekerasan minimal 54 HRC
c. Fungsi : mencacah, menghaluskan dan menghancurkan bahan organik
d. Mesin penggerak: Kapasitas 8,5 - 12 PK
e. Mesin penggerak mempunyai Standar Nasional Indonesia (SNI)
f. APPO mempunyai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau test report dari
institusi yang berwenang
(2) Kendaraan Bermotor Roda 3
a. Jumlah roda/ban sebanyak 3 (tiga) buah
b. Bagian belakang terdapat bak yang dapat berfungsi untuk mengangkut bahan
baku limbah/sampah (lihat Gambar 5).
c. Daya angkut minimal 500 kg
d. Minimal 150 cc
e. Dana yang tersedia menurut AWP adalah Rp 25 juta sampai dengan Rp 27,7
juta per unit
 Kandang Ternak
a. Kandang dibuat agar ternak dapat dipelihara dalam satu tempat (secara komunal)
b. Lokasi kandang ternak diupayakan berdekatan atau dalam satu hamparan dengan
rumah kompos, untuk memudahkan pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan
baku pembuatan kompos
c. Dilengkapi dengan tempat makan dan minum ternak
d. Dana yang tersedia untuk membangun kandang menurut AWP adalah Rp
15.000.000,- per kandang.
 Ternak Kerbau
a. Jumlah ternak sebanyak 10 ekor terdiri dari 1 jantan dan 9 betina dewasa > 1
tahun agar dapat berkembangbiak
b. Spesifikasi ternak mengacu kepada ketentuan dari Dinas Peternakan atau Tim
Teknis dan disesuaikan kondisi setempat. Umur ternak minimal 12 Bulan dan
tinggi pundak sekitar 100 cm

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 8


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

c. Pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari


instansi yang berwenang/Dinas Peternakan setempat
d. Untuk menjaga kesehatan dan perawatan ternak dilengkapi obat-obatan
e. Menurut AWP harga per ekor ternak kerbau adalah Rp 12,000,000 per ekor.
 Pakan Ternak
Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak pada kegiatan UPPO, maka sebelum
dapat berproduksi, menurut Pedoman Teknis UPPO DitJen PSP Kementan (2016)3
penerima bantuan diberikan bantuan dana untuk pembelian pakan tambahan ternak
selama kurun waktu 6 (enam) bulan pertama seperti konsentrat, bekatul dll. Tetapi
berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Sub Komponen 2 A FMSRB 2018
tidak tersedia dana untuk pakan, sehingga anggota kelompok tani Penerima Bantuan
UPPO harus bergiliran menyiapkan dan memberikan pakan ternak kerbau.

Meskipun demikian, seyogianya bantuan pakan selama 6 bulan pertama tetap


diadakan dengan pertimbangan bahwa petugas pengelola perlu “masa penyesuaian
dengan kegiatan baru”. Hal ini juga untuk meminimalkan resiko kegagalan pada
bulan-bulan awal yang biasanya terjadi karena petugas belum terbiasa mengelola
ternak.

Gambar 1. Contoh Bangunan Rumah Kompos/Rumah Pembuatan Pupuk Organik (RPPO)

3
Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2016. DitJen PSP, Kementan

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 9


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Gambar 2. Contoh Rancangan Rumah Kompos (Rumah Pengolahan Pupuk Organik)

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 10


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Gambar 3. Contoh Denah Rumah Kompos

Gambar 4. Contoh Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 11


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Gambar 5. Contoh Kendaraan Bermotor Roda 3

Gambar 6. Contoh Rancangan Kandang Kerbau dan Kandang Kerbau Komunal

B. Prosedur Pengadaan dan Pengelolaan UPPO


1. Prosedur Pengadaan UPPO
Menurut Panduan Pengelolaan Kegiatan FMSRB BAGIAN 2 halaman 39 prosedur
pengadaan Pekerjaan Sipil, Peralatan, Furnitur, Kendaraan, Ternak seperti berikut:
 Kegiatan Pekerjaan sipil, termasuk konstruksi rumah pupuk dan konstruksi kandang
pada kegiatan UPPO dilakukan melalui pengadaan dengan metode Community
Participation in Procurement (Partisipasi Masyarakat dalam Pengadaan) dan
dikontrakan kepada kelompok tani. Kegiatan pengadaan seperti ini biasa disebut
swakelola (lihat Lampiran 1).
 Pengadaan Alat dan Mesin Pertanian (Traktor,Pompa), Pupuk dilakukan lelang
(tender) melalui metoda National Competitive Bidding (NCB) yang mengacu kepada
Perpres 54 tahun 2010. Dengan demikian pengadan chopper dan APPO harus
melalui NCB.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 12


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

 Pengadaan office Equipment/furniture and Vehicle dilakukan melalui metoda


Shopping (Belanja). Belanja adalah metode pengadaan berdasarkan pada
perbandingan harga penawaran yang diperoleh dari beberapa penyedia (dalam
kasus barang) atau dari beberapa kontraktor (dalam kasus pekerjaan sipil), dengan
minimal tiga pembanding, untuk memastikan harga kompetitif, dan merupakan
metode yang tepat untuk pengadaan barang yang tersedia dan spesifikasi standar
bernilai kecil, atau pekerjaan sipil sederhana bernilai kecil. Jadi pengadaan
kendaraan untuk UPPO, dalam hal ini kendaraan bermotor roda 3 (three wheeler)
dilakukan melalui metoda Shopping (belanja).
 Pengadaan Ternak Kerbau Dilaksanakan dengan menggunakan Metode Swakelola
(Community Participation in Procurement). Memperhatikan proses jual beli ternak,
baik yang berlaku di pasar ternak maupun pembelian ke pengusaha pembibitan
ternak, dimana pembayaran selalu dilakukan secara tunai (“cash and carry”) maka
pembayaran dicicil 40%, 40% dan 20 % sesuai prosedur CPP tidak bisa diterapkan.
Oleh karena itu implementasi pengadaan ternak kerbau akan diatur/dimodifikasi
tanpa mengurangi prinsip keterlibatan partisipasi masyarakat, sebagai berikut:
a) Dinas Pertanian akan mengadakan Pertemuan Pengadaan Kerbau dengan
mengundang kelompok petani yang akan membeli kerbau dan juga para
pengusaha pembibitan ternak kerbau.
b) Dinas Pertanian akan memfasilitasi proses pertemuan ini dengan
mempersilahkan kelompok petani bebas berbicara dan berunding dengan
pengusaha sehingga terjadi kesepakatan jual beli. Dengan demikian kaidah
partisipasi aktif kelompok petani sesuai kaidah CPP dapat berjalan normal. Bila
pada pertemuan pertama belum ada kesepakatan, akan dilakukan pertemuan
kedua sampai dengan tercapai kesepakatan.
c) Bila sudah terjadi kesepakatan, Dinas Pertanian akan memfasilitasi pembuatan
Surat Perjanjian Kesepakatan Jual Beli, yang memuat antara lain: (i) harga
ternak kerbau per ekor; (ii) biaya transportasi; (iii) biaya survey kesehatan dan
kelayakan ternak yang akan melibatkan dokter hewan yang ditunjuk oleh Dinas
Peternakan; (iv) jaminan kesehatan dan kondisi ternak sampai ke lokasi; (v)
system pembayaran mencakup berapa % uang muka, kemudian sisanya dibayar
sesudah ternak kerbau sampai ke lokasi UPPO sesuai kondisi yang disepakati.
d) Dinas Pertanian akan mentransfer uang muka dan biaya survey ke rekening
kelompok sesudah Surat Perjanjian ditandatangani oleh kelompok tani selaku
Pihak Pembeli dan Pengusaha Ternak Kerbau selaku Pihak Penjual serta
diketahui oleh Dinas Pertanian.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 13


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

e) Sisa dana pengadaan akan ditransfer oleh Dinas Pertnaian ke kelompok tani bila
penyerahan ternak kerbau sudah dilakukan yang dibuktikan dengan Surat Tanda
Terima penyerahan Ternak kerbau ditandatangani yang diketahui dan disetujui
oleh Dinas Pertanian Kabupaten.

2. Prosedur Pengelolaan UPPO


Sesudah UPPO selesai dikerjakan dan diserahterimakan kepada kelompok tani
penerima bantuan, segera dikelola dengan baik dan benar serta berkelanjutan
sehingga diperoleh output/keluaran sesuai yang diharapkan. Perhatikan hal-hal
sebagai berikut:

Operasionalisasi UPPO
 Segera membentuk unit pengelola UPPO dan langsung aktif mengelola kegiatan
UPPO agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Unit
pengelola UPPO dibentuk dari anggota kelompok tani yang dinilai cakap dan
mempunyai waktu untuk mengelola UPPO dari hari ke hari.
 Kelompok tani penerima bantuan harus bersedia dan berusaha memelihara dan
mengoperasionalkan UPPO secara swadaya dan swadana.
 Biaya operasional dan pemeliharaan UPPO, termasuk bahan bakar/perbaikan
alat dan biaya pengelolaan menjadi tanggung jawab penerima bantuan.

Pengelolaan ternak kerbau


Dalam hal pengelolaan ternak yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Ketersediaan pakan ternak setiap hari.
 Ketersediaan air untuk kebutuhan minum ternak.
 Kandang komunal ternak berada dekat dengan rumah kompos untuk
memudahkan dalam pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku kompos.
 Ternak kerbau akan dipelihara dalam kandang komunal/kelompok oleh tenaga
kandang. Ada 2 opsi tenaga pemelihara ternak yaitu: (i) anggota kelompok yang
ditugaskan oleh Ketua kelompok secara sukarela bergilir berdasarkan
kesepakatan anggota; (ii) anggota kelompok atau orang lain yang ditunjuk dan
diupah. Sistim pengupahan, bentuk dan besarnya upah ditentukan berdasarkan
keputusan anggota.
 Agar memudahkan pengumpulan feses dan urin untuk diangkut ke rumah
kompos UPPO yang kemudian diolah menjadi pupuk organik atau kompos atau
pestisida hayati maka ternak diupayakan selalu dikandangkan. Pengumpulan

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 14


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

feses dan urin dapat dengan mudah dilakukan setiap hari pada pagi hari
menggunakan sekop.
 Pemberian pakan setiap hari dengan menempatkan bahan pakan pada tempat
pakan yang telah disiapkan. Karena kerbau hampir selalu dikandangkan
sehingga kesempatan merumput menjadi sedikit, maka hijauan pakan ternak
harus disabit, dikumpulkan baru diangkut ke tempat pakan (“cut and carry”) di
kandang kolektif. Berarti menambah pekerjaan pemelihara ternak untuk menyabit
hijauan pakan.
 Ternak kerbau akan dipelihara selama 12 tahun atau telah beranak minimal 3
kali. Mekanisme pembagian anak yang dilahirkan saat dipelihara akan diatur
berdasarkan kebiasaan yang berlaku setempat atau berdasarkan kesepakatan
anggota.

Pengelolaan produksi
 Potensi Produksi Pupuk Organik. Hasil penelitian Balitnak4: Kohe (kotoran
hewan) per ekor sapi per hari 0,67 kg jadi 10 ekor = 6,7 kg. Rata-rata setiap ekor
ternak memerlukan pakan hijauan segar 5,35 kg/hari yang menyisakan pakan
hijauan yang terbuang 40 – 50% = 2,14 kg per ekor per hari, jadi 10 ekor = 21,4
kg. Dengan demikian potensi bahan pupuk organik adalah = 6,7 kg kohe + 21,4
kg sisa pakan = 28,1 kg per hari. Dalam sebulan menjadi 843 kg. Diyakini bahwa
potensi bahan pupuk organik yang dihasilkan dari kohe dan sisa pakan ternak
kerbau akan lebih tinggi.
 Hasil produksi berupa kompos harus dikemas dengan baik dengan satuan: (i) 5
kg per kemasan dan (ii) 10 kg per kemasan. Ukuran kemasan ini memudahkan
dalam pengangkutan dan penyaluran serta menyediakan alternatif pemilihan
ukuran kemasan bagi konsumen yang mau membeli.
 Hasil produksi berupa pupuk organik siap dipasarkan yang memudahkan petani
untuk memperoleh pupuk organik.
 Kompos/pupuk organik yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
penerima bantuan serta untuk mendukung pemupukan tanaman pohon yang
ditanam dalam rangka konservasi dan optimasi lahan FMSRB.
 Perkembangan produksi dan catatan keuangan kegiatan UPPO agar dibukukan/
diadministrasikan dengan baik untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi.

4
Balitnak 2009 diolah.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 15


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

 Mekanisme bagi hasil pengelolaan UPPO oleh penerima bantuan disesuaikan


dengan sistem yang berlaku di daerah setempat dengan bimbingan instansi
terkait.

Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten turut bertanggung jawab terhadap berjalannya


kegiatan UPPO di wilayahnya melalui pembinaan teknis, pemantauan dan evaluasi.
Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang dihadapi penerima bantuan dapat
segera diantisipasi dan dicarikan solusinya.

IV. MONITORING DAN PELAPORAN


A. Monitoring
 Monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan UPPO diakukan untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan kegiatan UPPO dapat berjalan secara efektif, efisien dan
akuntabel.Pengawasan kegiatan dilakukan oleh instansi terkait mulai dari tingkat
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing.
 Dinas Pertanian yang akan melakukan kegiatan monitoring menggunakan form yang
telah disusun sebelumnya dengan fasilitasi Konsultan Kabupaten. Pemantauan
dilakukan regular bulanan.
 Dasar pemantauan adalah tahapan kegiatan yang tertera pada program kerja per
satuan waktu dan indicator kinerja. Tahapan kegiatan ini mengacu pada jadwal
pelaksanaan masing-masing kegiatan sesuai Jadwal Palang.
B. Pelaporan
 Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan UPPO
serta permasalahannya sebagai upaya mencari solusi/pemecahan agar kegiatan
dapat
terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan ini berisi antara
lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan,
pendayagunaan tenaga kerja, produksi kompos, perkembangan ternak dan lain-lain
 Format pelaporan: (a) laporan bulanan; (b) laporan tengah tahunan; (c) laporan
tahunan; (d) Laporan akhir
 Alur pelaporan: Pelaksanaan pelaporan pengendalian dilakukan secara berjenjang
dari Kabupaten/Kota sampai ke Pusat. Untuk pelaporan pengendalian dari Provinsi ke
Pusat supaya melampirkan juga laporan dari Kabupaten/Kota.
Format pelaporan menggunakan ceklist pelaporan pengendalian seperti terlampir
dan mengikuti jadual sebagai berikut:

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 16


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Triwulan I : Disampaikan minggu II bulan Pertama proyek dimulai


Triwulan II : Disampaikan minggu II bulan ke Tujuh proyek
Triwulan III : Disampaikan minggu II bulan Sepuluh proyek
Triwulan IV : Disampaikan minggu II bulan Tigabelas proyek
 Alur data dan informasi dari kelompok ke kabupaten dikoordinasikan oleh Asisten
Lapangan Kabupaten ke Asisten Ahli Pertanian di Kabupaten. Kompilasi data dan
penyusunan Laporan tingkat Kabupaten menjadi tanggungjawab Ahli Pertanian
Kabupaten. Tembusan Laporan dikirimkan ke Dinas Pertanian kabupaten.
 Alur data dan informasi dari Kabupaten ke Ahli Pertanian Provinsi untuk kemudian di
olah dan dikompilasi oleh Tenaga Statisik dan Tenaga CAD dan Ahli Pertanian yang
ada di Provinsi. Kompilasi data dan penyusunan Laporan tingkat Provinsi menjadi
tanggungjawab Ahli Pertanian Provinsi. Tembusan Laporan dikirimkan ke Dinas
Pertanian Provinsi.
 Selanjutnya alur data dan informasi dari Provinsi ke Pusat melalui Ahli M&E dan Ahli
Pertanian. Di pusat seluruh data dan informasi, juga Laporan Kabupaten dan Laporan
Provinsi dikonsolidasikan bersama-sama Laporan setiap Tenaga Ahli dan dibahas
serta dirangkum menjadi Laporan Nasional.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 17


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran.1. Ketentuan Umum Pelaksanaan Swakelola.

Pengadaan secara swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola


dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut5:

1. Pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan


berdasarkan kontrak antara PPK pada K/L/D/I (Kementerian/Dinas/Lembaga/Intansi)
penanggung jawab anggaran dan kelompok masyarakat pelaksana swakelola;

2. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa hanya diserahkan kepada kelompok masyarakat


pelaksana swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan.

3. Pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan


konstruksi sederhana

4. Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh K/L/D/I


penanggungjawab anggaran untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

5. Pengadaan bahan/barang, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli yang
diperlukan dilakukan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur
dalam Perpres 54/2010 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 70/2012;

6. Penyaluran dana kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan secara


bertahap dengan ketentuan:

(i) 40% dari dana swakelola, apabila kelompok masyarakat pelaksana swakelola telah
siap melaksanakan swakelola

(ii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 30%; dan

(iii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 60%.

7. Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang dikeluarkan, dilaporkan oleh kelompok
masyarakat pelaksana swakelola secara berkala kepada PPK;

8. Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat


pelaksana swakelola; dan

9. Pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan pengadaan disampaikan kepada K/L/D/I


pemberi dana swakelola sesuai ketentuan perundang-undangan.

5 Samsul Ramli dan Fahrurrazi. 2014. BACAAN WAJIB SWAKELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 18


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran 2. Contoh SURAT PERJANJIAN SWAKELOLA

KOP SURAT

SURAT PERJANJIAN
SWAKELOLA

ANTARA
K/L/D/I …………………………………………………………………………………….

dan
KELOMPOK MASYARAKAT ……………………………………………………………………………………………

Nomor : …………………………………………………………………………………..

Tanggal : …………………………………………………………………………………..

Tentang

…………………………………………………………………………………

Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut ‘’Kontrak” di buat dan
ditandatangani di ……………………………, pada hari …………………………….., tanggal
……………………….., bulan ………………………. Tahun ……………………………, antara (Nama)
…………………………….. selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas
nama K/L/D/I ……………………………………………………, yang berkedudukan di
…………………………………….. No. ….. Telp. (……………………………….) ………………….., berdasarkan
Surat Keputusan …………………………………. No. …………………….. (selanjutnya disebut “Pihak I” )
dan (Nama) ……………………………., Ketua Kelompok Masyarakat …………………………………, yang
bertindak untuk dan atas nama Kelompok Masyarakat
…………………………………………………………………………… …………………………………….., yang
berkedudukan di ……………………………………………………Telp. (………….........) , (selanjutnya
disebut “Pihak II”).
MENGINGAT BAHWA :

1. Pihak I telah meminta Pihak II untuk melaksanakan kegiatan …………………………………….


………………… sebagai mana diterangkan dalam kerangkan acuan kegiatan (KAK) yang
terlampir dalam Kontrak ini ( selanjutnya disebut “Kegiatan Swakelola”).
2. Pihak II sebagaimana dinyatakan kepada Pihak I, memiliki sumber daya personal dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksakan Kegiatan Swakelola
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
3. Pihak I dan Pihak II menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini dan mengikat pihak yang diwakili;

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 19


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

4. Pihak I dan Pihak II mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan


penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
a. telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
b. menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
c. telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
d. telah mendapatkan kesempatan yang menandai untuk memeriksa dan
mengonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan dan
kondisi yang terkait.

Oleh karena itu, Pihak I dan Pihak II dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai
berikut.

1. Kegiatan yang dimaksud dalam Kontrak ini adalah Pelaksanaan

…………………………………………………….……………………………………………………………………………
……………

……………………………………………………………………………………………………………………………………
………….
2. Total Nilai Kontrak ini adalah sebesar Rp
(……………………………………………………………………………….…………………………………………………
…..)
3. Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjajian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
4. Dokumen-dokumen berikut (selanjutnya disebut “Dokumen Kontrak”) merupakan
satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. Perjanjian;
b. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
c. Daftar kuantitas dan harga (jika ada);
d. Jadwal pelaksanaan;
e. Dokumen lainnya (jika ada).
5. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;
6. Hak dan kewajiban timbal-balik Pihak I dan Pihak II dinyatakan dalam Kontrak yang
meliputi khususnya :
7. PIHAK I mempunyai hak dan kewajiban untuk :
a. Mengawasi dan memeriksa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pihak II;
b. Meminta laporan-laporan secara periodic mengenai pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan oleh Pihak II;
c. Menyerahkan dana sesuai dengan nilai yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada Pihak II;
8. PIHAK II mempunyai hak dan kewajiban untuk:
a. Menerima dana untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan nilai biaya yang
telah ditentukan dalam Kontrak;

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 20


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan secara periodic atau sesuai perminntaan


dari dan/atau kepada Pihak I;
c. Merencanakan, melaksanakan, menyelesaikan pekerjaan, dan menyampaikan
laporan pengawasan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
d. Melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen ataupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
e. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemerikasaan
pelaksanaan yang dilakukan Pihak I;
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Dokumen
Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana
diatur dalam Dokumen Kontrak.

Dengan demikian, Pihak I dan Pihak II telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia.

PIHAK I, Pihak II,

…………………………………………………………………
……………………………………………………………..... NIP. ………………………………………………………..
NIK.……………………………………………………………

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 21


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran 3. Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI

Yang bertandatangan dibawah ini:

1. Nama : FULAN BIN FULAN


Pekerjaan : PEMILIK PEMBIBITAN TERNAK KERBAU “ASOY GEBOY”
Alamat : DIMANA GW TINGGAL
Dalam hal ini sebagai penjual yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : JARO RUSDI


Pekerjaan : KETUA KELOMPOK TANI KONSERVASI FMSRB “LEBAK SAKTI” selaku
KETUA UPPO LEBAK SAKTI
Alamat : LEBAK
Dalam hal ini sebagai pembeli yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Pada hari ini tanggal ……………bulan ……….. tahun dua ribu delapan belas telah
dilakukan jual beli ternak kerbau dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut yang
telah disepakati bersama antara kedua belah pihak yaitu PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA:

1. Obyek yang diperjualbelikan dalam perjanjian ini adalah, hewan ternak kerbau yang
sekurang-kurangnya berumur 1 (satu) tahun, tinggi pundak minimal 100 cm, serta sehat
dan tidak cacat. Jumlah kerbau yang diperjualbelikan adalah 10 ekor (1 jantan dan 9
betina).

2. Kedua belah pihak mengetahui dan menyepakati harga pembelian ternak kerbau per
ekor yaitu sebesar Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) termasuk: biaya
transportasi dan asuransi dan diterima di lokasi UPPO “LEBAK SAKTI” …………………,
Kabupaten Lebak.

3. Sapi yang menjadi obyek yang diperjual belikan tersebut sepenuhnya menjadi milik
pembeli (PIHAK KEDUA).

4. Sistem Pembayaran disepakati Uang Muka sebesar …..% dari total nilai ternak Kerbau.

5. Sisanya sebesar ….% akan dibayar setelah seluruh ternak kerbau (10 ekor) di terima
PIHAK KEDUA di Kandang Ternak UPPO LEBAK SAKTI dalam keadaan sehat yang
dibuktikan dengan Surat Timbang Terima kepemilikan ternak dari PIHAK KESATU ke
PIHAK KEDUA yang diketahui dan disetujui oleh DINAS PERTANIAN.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal yang disebut pada awal Surat
Perjanjian serta perjanjian ini dilakukan dengan keadaan sadar dan tidak ada paksaan.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 22


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lebak, 2018

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

FULAN BIN FULAN JARO RUSDI

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI:

DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 23


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran 4. Form Survey dan Investigasi Lokasi UPPO

Nama Kelompok: …………………………………………

Desa: ……………………………………………………………….

Kecamatan: ………………………………………………….

Kabupaten: ………………………………………………………….

Periode Pengendalian:

Nama Petugas: Instansi

1………………………………………………….
……………………………………………….

2………………………………………………….
………………………………………………

3. ………………………………………………..…
……………………………………………

A. Identifikasi lokasi

NO URAIAN KETERANGAN

1 Luas lahan

2 Jenis lahan

3 Kemiringan lahan

4 Jarak ke sumber hijauan pakan

5 Jarak ke lokasi penanaman pohon multiguna

6. Jarak ke sumber air

7 Jarak ke pemukiman terdekat

8 Aksesibilitas: jarak ke jalan desa/kecamatan/kabupaten

Sketsa lokasi:

Petugas:…………………………………………………….
Tanggal…………………………………..

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 24


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran 5. Contoh Rencana Usulan Kegatan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
Nama Penerima Bantuan: Kelompok Tani ………………….
Alamat:
No Uraian Volume Satuan Biaya
FMSRB Swadaya
A Rumah Kompos
Batu kali
Pasir
Batako
Semen
Kayu
Tenaga kerja
Atap/genteng
Jumlah
B Mesin alat pengolah pupuk organic (APPO)
Pembelian APPO
Jumlah
C Kendaraan roda tiga
Pembelian kendaraan roda tiga
Jumlah
D Kandang komunal dan bak fermentasi
Batu kali
Pasir
Batako
Semen
Kayu
Tenaga kerja
Atap/genteng
Jumlah
E Pengadaan ternak sapi
Pembelian kerbau betina (9 ekor)
Pembelian kerbau jantan (1 ekor)
Pembelian obat-obatan
JUMLAH
G Pengadaan pakan
Pembelian pakan ternak selama 6 bulan 10 ekor
Jumlah
JUMLAH

.......,
..................2018
Ketua Tim Teknis
Penerima Bantuan,

...............................
........................
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas Kabupaten ........,

………………………………………

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 25


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran 6. Checklist Pengendalian Kegiatan Pengembangan UPPO FMSRB

Nama Kelompok: …………………………………………

Desa: ……………………………………………………………….

Kecamatan: ………………………………………………….

Kabupaten: ………………………………………………………….

Periode Pengendalian:

Nama Petugas: Instansi

1………………………………………………….
……………………………………………….

2………………………………………………….
………………………………………………

3. ………………………………………………..…
……………………………………………

A. Identifikasi dokumen

NO URAIAN KETERANGAN

1. SK Bupati tentang Kelayakan CPCL Ya/Tidak

2. Berita Acara Penyerahan penggunaan UPPO Ya/Tidak

3. Surat Perjanjan Kerjasama PPK dengan Penerima Bantuan Ya/Tidak

4. Copy Buku Tabungan Ya/Tidak

5. Bukti Penarikan Dana Bantuan Pemerintah dari Bank Ya/Tidak

6 Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Ya/Tidak

B. Cek fisik bantuan UPPO

No URAIAN KETERANGAN

7. Kondisi Rumah Pupuk Kurang/Cukup/Baik

8. Kondisi Alat-alat UPPO Kurang/Cukup/Baik

9. Kondisi 4 wheelers Kurang/Cukup/Baik

10. Kondisi Ternak Kerbau Kurang/Cukup/Baik

11. Kondisi kandang komunal kerbau Kurang/Cukup/Baik

12. Kondisi lingkungan UPPO (bersih, pembuangan limbah dsb) Kurang/Cukup/Baik

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 26


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

C. Identifikasi peran Pendamping

NO URAIAN KETERANGAN

13. Bentuk pengawalan dan pendampingan dilaksanakan pada kegiatan administrasi berikut:

a. Pembukaan rekening penerima bantuan pemerintah Kurang/Cukup/Baik

b. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK Kurang/Cukup/Baik

c. Pengurusan pencairan dana bantuan pemerintah Kurang/Cukup/Baik

d. Penarikan dana ke bank Kurang/Cukup/Baik

e. Pembukuan Kurang/Cukup/Baik

14. Bentuk pengawalan dan pendampingan dilaksanakan pada kegiatan teknis berikut:

a. Pengoperasian dan pemeliharaan alat-alat UPPO Kurang/Cukup/Baik

b. Pemeliharaan kesehatan ternak kerbau Kurang/Cukup/Baik

c. Pembersihan rumah pupuk Kurang/Cukup/Baik

d. Penampungan kotoran dan feses Kurang/Cukup/Baik

e. Produksi pupuk organic Kurang/Cukup/Baik

f. Distribusi pupuk organic Kurang/Cukup/Baik

D. Catatan dan saran perbaikan

……………………………………………………………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………………
….
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…….

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 27


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran 7. Laporan Penggunaan Dana Bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (Uppo)

Nama Penerima Bantuan : .................................................


Ketua : .................................................
Alamat :
Desa : .................................................
Kecamatan : .................................................
Kabupaten : .................................................

No Uraian Dana Awal Penggunaan Sisa Dana


(Rp.) Dana (Rp.) (Rp.)

1 Rumah Kompos
2 Mesin Alat Pengolah Pupuk
Organik
(Appo)
3 Kendaraan Roda Tiga
4 Kandang Komunal Dan Bak
Fermentasi
5 Pengadaan Ternak Sapi Dan Obat-
obatan
6 Pakan Ternak
Jumlah

.......,
..................2018
Ketua Tim Teknis Penerima Bantuan,

...............................
NIP. ........................
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas .......................
Kabupaten ........,

...............................
NIP.........................

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 28


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

Lampiran 8. Laporan Administrasi Keuangan LAPORAN ADMINISTRASI FORM_DED

PEKERJAAN : …………………
POKTAN : …………………
DESA : …………………
KECAMATAN : …………………
KABUPATEN : …………………
PENERIMAAN PENCAIRAN PENGGUNAAN

NO URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


NO. SPK Tgl-Bln-Thn Tgl-Bln-Thn JUMLAH (Rp.) Tgl-Bln-Thn JUMLAH (Rp.)

Jumlah

Dibuat Oleh :
Dinas Pertanian Konsultan Pendamping Kelompok Tani
Kabupaten ……………… …………………………….

………………………………… ……………………………… …………………..


…………… ……………. Ketua

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 29


Panduan Teknis Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) 2018

LAPORAN FISIK DAN KEUANGAN FORM_DED


PEKERJAAN : ………………………

Lampiran 9. Laporan Fisik dan Keuangan


POKTAN : ……………………
DESA : ……………………
MINGGU KE : ………………….. KECAMATAN : ……………………
PERIODE : ……………... s/d ………………. KABUPATEN : ……………………
RAB REALISASI

BOBOT FISIK KEUANGAN


NO URAIAN PEKERJAAN/KEGIATAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN
VOLUME
HARGA (Rp.) (%)
Volume Bobot (%) (Rp.) Bobot (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8 = 7 / 4 x 6) (9) (10 = 9 / 5 x 6 ) (11)

Jumlah

………………………………
Dibuat Oleh :
Dinas Pertanian Konsultan Pendamping Kelompok Tani
Kabupaten ……………… …………………………….

………………………………… ……………………………… …………………..


…………… ……………. Ketua

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 30

Anda mungkin juga menyukai