Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN TEKNIS JARINGAN IRIGASI

PEDESAAN
Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud
i. Rehabilitasi Jaringan Irigasi merupakan kegiatan perbaikan/penyempurnaan
jaringan irigasi guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi
seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan
intensitas pertanaman (IP).
ii. Selain itu kegiatan ini dapat dilaksanakan untuk Peningkatan Jaringan Irigasi yaitu
kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau
kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada
dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi
Tujuan
i. Meningkatkan kinerja jaringan irigasi tersier sehingga dapat meningkatkan fungsi
layanan irigasi.
ii. Meningkatkan produksi padi melalui penambahan luas areal tanam dan/atau
layanan jaringan irigasi.
Sasaran
i. Kelompok Tani FMSRB
ii. Terehabilitasi dan meningkatnya fungsi jaringan irigasi tersier
iii. Meningkatnya produksi melalui penambahan intensitas tanam (IP)
iv. Meningkatnya partisipasi petani terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi
jaringan irigasi
Pengertian

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)/ Tingkat Usaha Tani (JITUT)


adalah kegiatan perbaikan/penyempurnaan jaringan irigasi desa
(JIDES)/tingkat usaha tani (JITUT) guna mengembalikan/meningkatkan
fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula atau menambah luas areal
pelayanan irigasi seperti semula atau menambah luas areal pelayanan.
Talud/Jagaan (free board) adalah bangunan yang berfungsi untuk menjaga
pinggir saluran tidak tergerus oleh air dan akan menjadi pegangan
bangunan bendung/pelimpas
Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi
yang mencakup penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan
pembuangan air irigasi
Peningkatan Jaringan Irigasi adalah adalah kegiatan meningkatkan fungsi
dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas
areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan
mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi
Indeks Pertanaman adalah hasil dari perbandingan antara jumlah luas
pertanaman dalam pola tanam selama setahun dengan luas lahan yang
tersedia untuk ditanami
Ketentuan Teknis

A. Standar Teknis

Jaringan primer, sekunder dalam kondisi baik dan sumber air tersedia.
Lebar dan tinggi saluran disesuaikan dengan debit air dan luas lahan sawah yang
akan diairi (luas oncoran).
Kemiringan (slope) saluran disesuaikan dengan kelerengan lahan
Luas lahan sawah kelompok tani minimal 15 Ha, sedangkan P3A minimal 25 Ha.
Meningkatkan IP minimal 50 % untuk lahan sawah dengan IP ≤ 2.
Mempertahankan IP untuk lahan sawah dengan IP ≥ 2.
Ketentuan Teknis

B Kriteria Lokasi
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi dilaksanakan pada jaringan tersier di daerah
irigasi pemerintah, pemerintah provinsi, maupun pemerintah Kabupaten/Kota, dan
irigasi desa yang memerlukan rehabilitasi/peningkatan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan:


Lokasi diutamakan pada jaringan irigasi yang tersiernya mengalami kerusakan dan
/atau memerlukan peningkatan.
Jaringan primer, sekunder dalam kondisi baik dengan sumber air yang tersedia
dan dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Dinas/ Balai lingkup pengairan.
Tersedianya sumber air pada jaringan irigasi desa.
Lokasi kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi dilaksanakan pada Daerah Irigasi yang
sudah ditetapkan dalam POK (Petunjuk Operasional Kegiatan) Kabupaten/Kota.
Lokasi dilengkapi dengan koordinat (LU/LS - BT/BB)
Ketentuan Teknis
C. Tahap Pelaksanaan

1. Persiapan
Identifikasi Calon Lokasi
CPCL kabupaten, DAS 3 Cis
Survei
Letak lokasi berdasarkan koordinat lintang dan bujur
Peta/ sketsa situasi
Debit saluran/ sungai yang ada minimal 5 Liter/ detik
Luas lahan usaha tani yang dapat diairi minimal 25 Ha
Investigasi (syarat teknis)
Desain sesuai kebutuhan (Draft, diskusi, hasl diskusi/ final)
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Pengajuan pencairan dana tahap I sebesar 40% Pencairan dana
Tahap I
Ketentuan Teknis
C. Tahap Pelaksanaan
2. Metode pelaksanaan
Kegiatan pengembangan JIDES/ JITUT dilaksanakan secara
swakelola yang melibatkan partisipasi kelompok
tani/Gapoktan/P3A setempat, mulai dari persiapan,
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan pemeliharaan,
yang dibimbing petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan
konsultan pendamping.
Ketentuan Teknis
C. Tahap Pelaksanaan
3. Pelaksanaan Konstruksi
Pembersihan lokasi
Pembelian material
Mobilisasi alat dan tenaga kerja
Konstruksi (sesuai kebutuhan)
Merehabilitasi jaringan irigasi tersier (saluran pembawa, saluran pembuang, dan
bangunan lainnya, seperti : boks bagi, siphon, talang, bangunan terjun, gorong -
gorong, dsb.)
Merehabilitasi bangunan penangkap air (bendung sederhana, pengambilan
bebas lainnya, dan bangunan pelengkapnya) pada JIDES (bukan irigasi
pemerintah).
Pengajuan pencairan dana Tahap II sebesar 30% apabila prestasi pekerjaan fisik di
lapangan sudah mencapai 30% dari pekerjaan seluruhnya.
Pencairan dana Tahap II.
Pengajuan pencairan dana Tahap III sebesar 30% apabila prestasi pekerjaan fisik di
lapangan sudah mencapai 60 % dari pekerjaan seluruhnya.
Pencairan dana Tahap III.
Ketentuan Teknis
D. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring pelaksanaan kegiatan : Persiapan dan Pelaksanaan konstruksi
Pelaksana monitoring adalah staf Dinas Pertanian Kabupaten dibantu konsultan daerah
Monitoring dilakukan pada setiap tahap kegiatan ( Persiapan dan Pelaksanaan
Konstruksi).
Laporan monitoring pelaksanaan konstruksi dilakukan pada setiap bulan yang berisi
informasi perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan yang dilengkapi dengan foto-
foto dokumentasi
Evaluasi dilakukan dari tahap persiapan dan pelaksanaan konstruksi (kesesuaian antara
rencana dan hasil pelaksanaan, kendala-kendala dan solusinya)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai