Anda di halaman 1dari 32

Pedoman Teknis

PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAU

Farmland Management and Sustainable Agriculture Practices


Flood Management in Selected River Basins Sector Project CS 05

Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan


Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian
2018
Pedoman Teknis Kerbau 2018

KATA PENGANTAR

Upaya konservasi lahan melalui upaya penanaman pohon multiguna yaitu pohon yang
mampu menahan erosi dan menjaga keseimbangan ekologi tanpa mengorbankan
kepentingan ekonomi membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan
tumbuh dan berkembangnya tanaman multiguna tersebut. Salah satunya adalah
ketersediaan pupuk organik yang mudah dan murah diperoleh untuk digunakan dalam
memupuk pohon agar tumbuh subur dan cepat berkembang. Oleh karena itu
pengembangan ternak kerbau sebagai sumber pupuk kandang layak diupayakan, sehingga
diharapkan petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik secara insitu.

Sejalan dengan kondisi di atas, FMSRB akan mengadakan kerbau yang rencananya akan
dibagikan 10 ekor per kelompok tani peserta program, dengan tujuan untuk memaksimalkan
azas manfaat kerbau, yaitu: (i) sebagai sumber pupuk kandang yang akan diolah di Unit
Pengelola Pupuk Organik (UPPO) untuk menghasilkan pupuk organik; (ii) sebagai alternatif
sumber tambahan pendapatan dari perkembangbiakan ternak kerbau; (iii) sebagai sumber
tenaga kerja dalam pengolahan tanah pertanian. Pupuk yang dihasilkan akan digunakan
memupuk bibit/benih tanaman pohon multiguna dalam upaya konservasi dan pencegahan
erosi.

Untuk memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas lingkup Pertanian baik
Provinsi, Kabupaten/kota maupun petugas lapangan dalam melaksanakan kegiatan
Pengembangan ternak kerbau yang dananya bersumber dari FMSRB disusun Pedoman
Teknis Pemeliharaan Kerbau. Dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan
mampu menghilangkan keraguan semua pihak terkait dalam pengimplementasian kegiatan
ini di lapangan.

Komitmen berbagai pihak, terutama kelompok tani konservasi dan optimasi FMSRB
penerima bantuan kerbau, petugas Dinas Pertanian terkait, tenaga pendamping FMSRB dan
petani pengguna pupuk organik sebagai konsumen produk UPPO, merupakan prasyarat
keberhasilan. Semoga.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 1


Pedoman Teknis Kerbau 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Tujuan.......................................................................................................... 4
C. Sasaran ....................................................................................................... 5
D. Pengertian ................................................................................................... 5

II. RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN KEGIATAN........................................ 5


A. Identifikasi CPCL (Calon Peserta Calon Lokasi) .......................................... 5
B. Kriteria Penerima Ternak Kerbau Bantuan FMSRB ..................................... 6
C. Survei dan Investigasi lokasi........................................................................ 7

III. KETENTUAN TEKNIS ......................................................................................... 7


A. Pemeliharaan Ternak Kerbau ...................................................................... 7
B. Umur Produktif Kerbau Untuk Bibit...................................................... 8
C. Kandang Ternak Kerbau ..................................................................... 9
D. Pakan Ternak Kerbau ......................................................................... 12
E. Kesehatan Kerbau ....................................................................................... 13

IV. PROSEDUR PENGADAAN DAN PENGELOLAAN TERNAK KERBAU ............. 14


A. Prosedur pengadaan bibit kerbau ........................................................... 14
B. Prosedur pemeliharaan ternak kerbau .................................................... 17

V. MONITORING DAN PELAPORAN .................................................................. 18


A. Monitoring .................................................................................................. 18
B. Pelaporan ................................................................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN
Ketentuan Umum Pelaksanaan Swakelola..................................................... 20
Contoh Surat Perjanjian Swakelola ................................................................ 22
Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau........................................... 25
Form Survey dan Investigasi Lokasi Kandang Ternak Kerbau ....................... 27
Form Monitoring Individual Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB .................... 28
Form Monitoring Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB .................................... 29
AdmInistrasi Keuangan .................................................................................. 30
Laporan Fisik dan Keuangan ......................................................................... 31

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 2


Pedoman Teknis Kerbau 2018

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi ternak dalam rangka memenuhi
swa-sembada pangan umumnya dan daging khususnya. Salah satu bentuk upaya
strategis dalam mendukung program pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis
peternakan rakyat1, serta merupakan implementasi dari Undang-undang nomor 41
tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 18 tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan terutama Pasal 13 Ayat (1) Penyediaan dan
pengembangan benih dan/atau bibit dilakukan dengan mengutamakan produksi
dalam negeri. Ayat (2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya berkewajiban untuk melakukan pemuliaan, pengembangan usaha
pembenihan dan/atau pembibitan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk
menjamin ketersediaan benih dan/atau bibit.

Sehubungan dengan hal tersebut sejak tahun 2014 telah dilaksanakan kegiatan
Penguatan Pembibitan Kerbau di Kabupaten Terpilih yaitu Kabupaten (Ogan
Komering Ilir, Lebak, Brebes, Sumbawa, Hulu Sungai Utara, Kutai Kertanegra dan
Toraja Utara), sedangkan untuk tahun 2016 dengan melibatkan 6 Kabupaten
(Kampar, Ogan Komering Ilir, Lebak, Brebes, Sumbawa, dan Toraja Utara).

Pemilihan Kabupaten Lebak sebagai salah satu lokasi Penguatan Pembibitan


Kerbau ternyata cukup beralasan. Terbukti bahwa peternak di Banten
mengembangkan jenis kerbau lumpur dan berat badannya bisa mencapai 500 - 600
kilogram dengan harga kisaran tahun 2017 sekitar Rp20–Rp30 juta. Meskipun
demikian, ternyata pemeliharaan kerbau masih tradisional, masih memanfaatkan
pakan rumput sebagai sumber utama pakan, sehingga pertumbuhan populasi kerbau
cukup lambat. Sehubungan dengan kenyataan ini, sejak lama Dinas Peternakan
telah mendorong para peternak menggunakan pakan tambahan untuk meningkatkan
pertumbuhan, seperti ampas tahu, konsentrat dan vitamin. Juga mendorong dan
memfasilitasi agar tingkat teknik budidaya kerbau terus ditingkatkan oleh para
peternak antara lain melalui Inseminasi.

1
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN NOMOR :
621/Kpts/PK.200/F/03/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN KERBAU DI
KABUPATEN TERPILIH TAHUN 2016

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 3


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Sejalan dengan kondisi di atas, FMSRB juga akan mengadakan kerbau yang
rencananya akan dibagikan 10 ekor per kelompok tani peserta program, dengan
tujuan untuk memaksimalkan azas manfaat kerbau, yaitu: (i) sebagai sumber pupuk
kandang yang akan diolah di Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) untuk
menghasilkan pupuk organik; (ii) sebagai alternatif sumber tambahan pendapatan
dari perkembangbiakan ternak kerbau; (iii) sebagai sumber tenaga kerja dalam
pengolahan tanah pertanian. Pupuk yang dihasilkan akan digunakan memupuk
bibit/benih tanaman pohon multiguna dalam upaya konservasi dan pencegahan
erosi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun Pedoman Teknis
Pemeliharaan dan Panduan Pengadaan Ternak Kerbau.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan Pedoman Teknis ini adalah:
1. Memberikan arahan dan batasan dalam pelaksanaan dan ruang lingkup
pemberian bantuan ternak kerbau dalam rangka FMSRB, mulai dari
pengetahuan tentang pemilihan bibit, cara pengadaan ternak kerbau dan
pemeliharaanya.
2. Memberikan panduan tentang pengelolaan ternak kerbau, dalam peranannya
sebagai salah satu faktor penunjang dalam melaksanakan konservasi lahan dan
air, bagi petani dan petugas pendamping.
3. Memandu kelompok tani melalui konseling Dinas Pertanian Kabupaten dan
bantuan Ahli Peternakan/Kesehatan Hewan dalam pengadaan ternak kerbau
sesuai dengan aturan Pemerintah.

Sedangkan tujuan pengadaan ternak kerbau dalam mendukung pelaksanaan


FMSRB dalam upaya konservasi lahan dan air adalah:
1. Mengimplementasikan kegiatan bantuan ternak kerbau di lapangan dengan
memberikan pendampingan dan pembinaan kepada petani penerima ternak
kerbau terutama yang berkaitan dengan permasalahan, potensi, perencanaan
dan pelaksanaan pemeliharaan bantuan ternak kerbau.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pemeliharaan ternak
kerbau, pengelolaan kandang dan kotoran agar dapat digunakan sebagai sumber
pupuk kandang dan tenaga kerja serta sumber pendapatan dari
perkembangbiakan ternak kerbau.
3. Meningkatkan kapasitas petani dalam mengelola kandang kelompok dan
lingkungan sumberdaya pakan agar terwujud system usaha tani ternak yang

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 4


Pedoman Teknis Kerbau 2018

menjamin kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar yang tidak


mencemari lingkungan dan sumber air.

C. Sasaran
Sasaran dari pengguna petunjuk teknis pemeliharaan dan pengadaan ternak kerbau
adalah:
1. Tersosialisakannya informasi dan kebijakan pelaksanaan program berkaitan
dengan pengadaan ternak kerbau bagi kelompok tani konservasi dan kelompok
tani optimasi dalam program FMSRB
2. Terlaksananya pengadaan ternak kerbau sesuai dengan langkah-langkah yang
dijelaskan dalam pedoman
3. Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh seluruh pelaku di tingkat
pemerintah, konsultan dan masyarakat

D. Pengertian
 Bantuan Ternak Kerbau. Pemberian bantuan ternak kerbau adalah penyerahan
10 ekor ternak kerbau umur di atas 1 (satu) tahun kepada kelompok tani peserta
FMSRB yang telah dipilih Dinas Pertanian Kabupaten dan disetujui oleh PPK
untuk dipelihara dan dikembangkan sebagai sumber pupuk, tenaga kerja dan
tambahan pendapatan.
 Pengadaan Ternak Kerbau. Rambu-rambu pengadaan ternak yang diatur oleh
peraturan Pemerintah yang harus dilaksanakan Kelompok Tani penerima
bantuan ternak berdasarkan bimbingan dan fasilitasi Dinas Pertanian Kabupaten
dan Ahli Peternakan/Kesehatan hewan.
 Kandang komunal adalah kandang yang dibangun mampu menampung ternak
kerbau berkelompok sebanyak 10 ekor yang dibangun di atas tanah hibah atau
tanah milik kelompok yang dekat dengan rumah kompos agar memudahkan
pengangkutan feses untuk diolah menjadi kompos.

II. RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Identifikasi CPCL (Calon Peserta Calon Lokasi).
 List CPCL disusun oleh Dinas Pertanian menggunakan kriteria bahwa
kelompok yang bersangkutan eligible dan valid secara sosio-teknis-ekonomis
untuk mengikuti kegiatan FMSRB serta menerima bantuan ternak kerbau.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 5


Pedoman Teknis Kerbau 2018

 Daftar CPCL ini kemudian diverifikasi dan divalidasi dan oleh Tenaga
Konsultan Kabupaten. Kemudian yang lolos uji ini akan memperoleh sertifikat
kesahihan dari Dinas Pertanian.

B. Kriteria Penerima Ternak Kerbau Bantuan FMSRB


 Kelompok tani Konservasi Lahan atau Optimasi Lahan peserta program
FMSRB yang sudah diverifikasi dan divalidasi dan sudah disahkan oleh Surat
Keputusan Bupati berdasarkan usulan Dinas Pertanian Kabupaten
 Kelompok penerima Ternak Kerbau mempunyai kelengkapan dokumen
administratif yang lengkap, anggota yang aktif dan tata aturan kelompok
dalam memelihara Ternak Kerbau yang jelas dan sudah disepakati anggota.
 Bersedia memanfaatkan dan mengelola memelihara Ternak Kerbau secara
swadaya dengan baik sehingga menghasilkan sumber pupuk organik, tenaga
kerja dan tambahan pendapatan.
 Bersedia menyediakan lahan untuk kegiatan pemeliharaan Ternak Kerbau
terutama kandang kelompok dengan status lahan yang jelas “hibah” atau
dibeli oleh kelompok atau surat pernyataan pinjam/sewa untuk lokasi
kandang kelompok minimal dalam tempo 12 tahun atau setelah kerbau
melahirkan 3 kali.
 Bersedia memelihara ternak dengan sistem komunal/berkelompok dan
menjamin pakan dan kesehatannya dengan baik serta mengembangkan
populasi ternak. Aturan pembagian waktu dalam pemeliharaan ternak kerbau
diserahkan sepenuhnya kepada anggota kelompok dan pengurusnya.
 Bersedia tidak menjual atau memindahkan hak kepemilikan ternak kerbau
selama 12 tahun terhitung mulai tanggal menerima bantuan kerbau atau
minimal setelah kerbau melahirkan anak sebanyak 3 kali. Kecuali anak
keturunannya yang pembagiannya diatur berdasarkan kesepakatan antara
anggota kelompok.
 Bersedia menerima pelatihan dan pendampingan dari FMSRB dan petugas
Dinas terkait dengan usaha beternak kerbau.
 Bersedia menyusun dan membuat laporan kegiatan.
 Bersedia menyediakan biaya operasional (pemeliharaan ternak, penyediaan
pakan ternak/HMT, dll).
 Bersedia membuat Berita Acara (BA) kematian ternak apabila terdapat ternak
yang mati yang disertai dengan visum dari dokter hewan dan diketahui oleh
instansi yang berwenang.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 6


Pedoman Teknis Kerbau 2018

 Bersedia membuat Berita Acara (BA) kehilangan ternak (apabila ada ternak
yang hilang) dari Kepolisian.

C. Survei dan Investigasi lokasi


Dilakukan survey dan investigasi menggunakan format yang sudah disusun
Konsultan dan disepakati Tim Teknis Pusat dan Kabupaten, mencakup:
 Lokasi dan luas lahan untuk pembuatan kandang kelompok
 Survey sumber bibit kerbau, jarak dan harga.
 Lokasi sumber dan jenis pakan hijauan yang mudah dijangkau kelompok tani

III. KETENTUAN TEKNIS


A. Pemeliharaan Ternak Kerbau

a. Persyaratan Bibit Kerbau Yang Baik

Pemilihan bibit kerbau yang baik dengan melihat:


 Persyaratan Teknis2. Untuk menjamin mutu produk bibit kerbau yang sesuai
dengan permintaan konsumen, diperlukan persyaratan teknis minimal sebagai
berikut :
a. persyaratan umum
- kerbau bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata
(kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak
terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya;
- semua kerbau bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal
ambing serta tidak menunjukan gejala kemandulan;
- kerbau bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada
alat kelaminnya.
- umur minimal 1 (satu) tahun.
b. persyaratan khusus. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk rumpun
kerbau lumpur yaitu sebagai berikut:
- kulit berwarna abu-abu, hitam, bulu berwarna abuabu sampai hitam;
- tanduk mengarah ke belakang horizontal, bentuk bulan panjang dengan bagian
ujung yang meruncing serta membentuk setengah lingkaran;
- kondisi badan baik, bagian belakang penuh dengan otot yang berkembang;

2 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 56/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN


PEMBIBITAN KERBAU YANG BAIK (GOOD BREEDING PRACTICE)

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 7


Pedoman Teknis Kerbau 2018

- leher kompak dan kuat serta mempunyai proporsi yang sebanding dengan
badan dan kepala;
- ambing berkembang dan simetris.
- Betina: Umur 18-36 bulan Tinggi gumba minimal 105 cm
- Jantan: Umur 30-40 bulan Tinggi gumba minimal 110 cm
 Silsilah keturunan. Memiliki keturunan yang mulus, pertumbuhannya cepat besar
dan kokoh, keadaan bentuk luar normal dan seimbang, kerbau jantan memiliki alat
kelamin jantan yang normal, kerbau betina mempunyai ambing yang lembut dan
puting 4 buah.
 Eksterior. Kerbau harus sehat yang ditandai dengan keadaan matanya yang
bersih dan beringas, kulit lembut mengkilap, badan tidak kurus, kaki kokoh, hidung
bersih, lidah berbau rumput dan kotorannya normal.
 Kriteria Pakar3. Sedangkan kriteria seleksi bibit ternak kerbau yang ideal menurut
pakar, untuk agroekosistem dataran tinggi berdasarkan ukuran tubuh minimal
sebagai berikut: tinggi pundak 122 cm, tinggi panggul 122 cm, panjang badan 121
cm dan lingkar dada 179 cm untuk ternak betina dewasa; tinggi pundak 126 cm,
tinggi panggul 126 cm, panjang badan 127 cm dan lingkar dada 191 cm untuk
jantan dewasa. Ternak bibit yang akan dipilih sebaiknya memiliki ukuran tubuh di
atas/minimal sama dengan ukuran tubuh tersebut di atas
B. Umur Produktif Kerbau Untuk Bibit
 Peternak di Pandeglang4 memelihara induk rata-rata sampai 9 kali beranak
dengan kisaran antar 5 sampai 12 kali beranak. Hal ini menunjukkan bahwa
ternak kerbau yang dipelihara di lokasi penelitan masih produktif antara umur 11,5
tahun sampai umur 22 tahun dengan rataan 17,5 tahun, perhitungan ini diperoleh
dengan catatan rataan jarak beranak dan umur pertama kali beranak masing–
masing adalah 18 dan 96 bulan. Hasil ini lebih rendah dengan apa yang
diutarakan oleh Toelihere (1981) yang menerangkan bahwa ternak kerbau dapat
dipelihara sampai umur 25 tahun dengan 20 kali beranak.
 kerbau jantan dipelihara peternak paling cepat sampai umur 2 tahun dan paling
lama sampai umur 4 tahun dengan rataan selama 3 tahun. Alasan peternak tidak
memelihara kerbau jantannya berlamalama dikarenakan oleh beberapa sebab,

3 Seminar dan Lokakarya Nasional Usahaternak Kerbau 2007. LISA PRAHARANI dan E.
TRIWULANNINGSIH

4
PENAMPILAN REPRODUKSI TERNAK KERBAU DI PANDEGLANG. 2013. Hastono, Talib C, Herawati T

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 8


Pedoman Teknis Kerbau 2018

diantaranya yaitu: 1. Kerbau jantan tidak menghasilkan banyak uang karena tidak
dapat beranak. 2. Kerbau jantan sulit dirawat karena suka pergi meninggalkan
tempat untuk mencari betina yang sedang birahi, sampai-sampai berada jauh dari
tempat asalnya bahkan bisa berada di luar kampung. Disisi lain peternak lebih
suka menjual kerbau jantannya dibanding dengan kerbau betina, karena selain
untuk menutupi kebutuhan hidup juga harganya lebih mahal dibanding kerbau
betina. Umur juga sangat menentukan harga, kerbau jantan yang paling mahal
dipasar ketika dia berumur sekitar 4 tahun, maka tidak heran kalau pejantan yang
baik dengan tubuh kekar dengan umur 4 tahun lebih sangat langka di jumpai pada
sekelompok ternak. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa imbangan jantan
dan betina adalah 1 : 14. 8 Sementara FMSRB menyarankan imbangan yang
lebih sempit yaitu 1: 9 berdasarkan pertimbangan paket per kelompok 10 ekor
kerbau.

C. Kandang Ternak Kerbau

1. Lahan untuk kandang.


 Observasi dan identifikasi tentang status atau aspek legal kepemilikan
kandang dan lahan dimana kandang berdiri harus jelas.
 Bila milik perorangan maka harus dibicarakan dengan pemilik lahan, apakah
akan dihibahkan atau dijual oleh pemilik dan dibeli oleh kelompok.
 Bila lahan milik Pemda juga harus jelas statusnya.
 Pengadaan lahan untuk kandang komunal diusahakan tanah desa dekat
padang penggembalaan
Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan kegiatan pasca proyek berakhir.
2. Perancangan desain kandang.
 Untuk memudahkan pemeliharaan ternak termasuk menjaga keamanan,
maka kandang ternak kerbau akan dibangun kandang komunal, yang akan
didesain Civil Engineer, yang mampu menampung minimal 10 ekor kerbau
dewasa yaitu 1 jantan dan 9 betina.
 Kandang ini didesain agar lantai mudah dibersihkan sehingga air kencing dan
kotoran ternak dapat ditampung pada bak khusus untuk diolah UPPO
menjadi pupuk organik yang siap digunakan oleh petani.
3. Penyusunan Persyaratan Teknis dan Ekonomis. Kandang kerbau yang baik harus
memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis sebagai berikut:
 Terpisah dari rumah dengan jarak cukup jauh.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 9


Pedoman Teknis Kerbau 2018

 Bahan kandang bisa dibuat dari kayu atau bambu dan atap dari genting atau
seng yang murah serta penggunaan bahan lokal.
 Lantai sebaiknya di semen atau dengan tanah yang di padatkan. Lantai
kandang di buat lebih tinggi dari pada permukaan tanah sekitar nya.
 Ventilasi dalam kandang harus baik.
 Sistem saluran pembuangan (drainase) didalam dan diluar kandang harus
baik (tidak becek).
 Ukuran kandang yang ideal untuk ternak kerbau sangat ditentukan oleh umur
dan jenis kelamin ternak itu sendiri. Sebagai pedoman ukuran kandang untuk
satu ekor ternak kerbau ialah sebagai berikut:
a. Kerbau betina dewasa 1,5 m x 2 m = 3m2
b. Kerbau jantan dewasa 1,8 m x 2 m = 3,6 m2
c. Kerbau stadium anak 1,5 m x 1 m = 1,5 m2
Dengan demikian, maka kandang komunal seyogianya berukuran minimal 10X3m2


Kandang dilengkapi dengan dinding, tempat makanan dan air minum. Atap
kandang kerbau dapat terbuat dari asbes maupun genting

Kandang dibuat agar kerbau dapat dipelihara dalam satu tempat (secara
komunal).

Lokasi kandang ternak diupayakan berdekatan atau dalam satu hamparan
dengan rumah kompos, untuk memudahkan pengangkutan kotoran ternak
sebagai bahan baku pembuatan kompos.

Lokasi kandang tidak dekat atau cukup jauh dari sungai sehingga tidak terjadi
pencemaran limbah ke sungai
4. Penyusunan aturan pengelolaan kandang.
 Aturan perkandangan disusun oleh Ketua Kelompok
 Kandang akan dikelola bergiliran oleh anggota kelompok atau tenaga
upahan.
5. Ketersediaan sumber pakan untuk pakan kerbau,
 bisa digunakan penggembalaan umum,
 memanfaatkan penanaman rumput di antara pohon multiguna yang
dipergunakan sebagai upaya konservasi.
 Memanfaatkan sisa panen tanaman padi, jagung, kacang-kacangan dan
tanaman lainnya
6. Pengadaan ternak kerbau

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 10


Pedoman Teknis Kerbau 2018

 dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi yang


berwenang/ Dinas Peternakan setempat;
7. Spesifikasi ternak kerbau
 mengacu kepada ketentuan dari Dinas Peternakan atau Tim Teknis yang
disesuaikan kondisi wilayah setempat dengan umur ternak minimal 12 Bulan
dan tinggi undak minimal 100 cm;
8. Analisis kelayakan ekonomi pembuatan kandang
 biaya kandang per ekor ternak,
 nilai tambah ekonomi dari efisiensi luas kandang dan luas lahan serta
kemudahan pemeliharaan (termasuk penampungan feses dan urin ternak).
9. Analisa kelaikan teknis
 ditinjau dari segi desain,
 penggunaan bahan bangunan kandang
 nilai pakai kandang.
10. Analisis padan sosial pembuatan kandang kerbau komunal
 ditinjau dari azas manfaat dan mudarat,
 eksternalitas
 penerimaan masyarakat.
 Terutama tidak mencemari lingkungan dan sungai serta sumber air lainnya.
Pada FMSRB pembuatan kandang komunal akan dibuat di masing-masing kelompok
secara gotong-royong dan swakelola. Biaya yang dialokasikan adalah Rp 15.000.000
per kandang sehingga bisa dibangun kandang yang lebih baik daripada contoh
rancangan dan kandang komunal sementara yang diperlihatkan pada Gambar 2 di
bawah ini.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 11


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Gambar 1. Contoh tempat pakan pada kandang ternak kerbau komunal.

Gambar 2. Contoh Rancangan dan Contoh Kandang Kerbau Komunal Sederhana

D. Pakan Ternak Kerbau


Pakan ternak kerbau tidak sulit karena bisa memanfaatkan yang ada disekitar desa,
baik berupa rumput lapangan maupun jerami padi. Untuk meningkatkan nilai gizi
jerami bisa dilakukan dengan fermentasi atau amoniasi jerami. Jumlahnya adalah 15
kg untuk kerbau berat 300 kg, tetapi harus diberi pakan konsentrat berupa bekatul
secukupnya.
Jenis pakan kerbau hijauan adalah rumput gajah, rumput raja, rumput setaria,
rumput benggala dan rumput lapangan; sementara kacang-kacangan antara lain
lamtoro, glirisida atau gamal dan turi. Limbah pertanian adalah jerami padi, jerami
jagung, jerami kedelai.
Ransum campuran untuk pakan kerbau adalah:
 Hijauan sebanyak 30 – 35 kg/ ekor terdiri dari 70% rumput dan 30% kacang-
kacangan

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 12


Pedoman Teknis Kerbau 2018

 Konsentrat sebanyak 2 – 5 kg/ekor terdiri dari dedak halus dan bungkil-


bungkilan.
E. Kesehatan Kerbau
Kesehatan pada hewan budidaya ternak kerbau juga harus diperhatikan, walaupun
pada umumnya lebih tahan dari penyakit. Namun ada beberapa penyakit khusus
yang justru mengincar kerbau seperti:
1. Antrax
Penyebab : Bakteri Antrax
Gejala : Bengkak pada dada leher dan perut, keluar darah dari lubang hidung,
rongga mulut, anus dan kelamin menjelang kehamilan.
Pencegahan : Vaksinasi Antrax.
2. Brucellosis
Penyebab : Kuman Brucella
Gejala : Biasanya terjadi keguguran pada kebuntingan 5 – 8 bulan.
Pencegahan : Pemeriksaan darah secara berkala, menjaga kebersihan kandang
ternak, dan Vaksinasi.
3. Penyakit Ngorok
Penyebab : Kuman Pasteurella multocida
Gejala : Gangguan pernapasan/ngorok
pencegahan : vaksinasi
4. Penyakit Kuku dan mulut atau Aphthae epizooticae

Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh virus dan digolongkan ke dalam


jenis entero virus dari keluarga Picornaviridae.

Gejala: Ternak akan mengalami demam, nafsu makan menurun dan bulu kusam.

Ternak akan mengalami peradangan pada lidah dan mulut bagian dalam yang
mengakibatkan hypersalivasi ( air ludah keluar banyak berbuih dan ngiler ).

Adanya lepuh-lepuh pada gusi, lidah dan pangkal lidah, lepuh-lepuh tersebut segera
pecah dan menghasilkan tukak sehingga mengakibatkan kesulitan mengunyah dan
air liur menetes.

Pencegahan:

 Vaksinasi secara massal.

 Memperketat arus lalu lintas ternak.

 Pemotongan paksa pada ternak yang menderita penyakit kuku dan mulut

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 13


Pedoman Teknis Kerbau 2018

IV. PROSEDUR PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN KERBAU


A. Prosedur pengadaan bibit kerbau :

1. Pelelangan Umum atau Tender. Pelelangan umum adalah metoda pemilihan


penyedia bibit yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas
melalui media masa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum
sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi
dapat mengikutinya.
2. Penunjukan Langsung. Dalam keadaan tertentu dan khusus, pemilihan penyedia
bibit dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia
jasa dengan cara melakukan negoisasi baik teknis maupun biaya sehingga
diperoleh harga yang wajar. Kelebihan dari sistim penunjukan langsung adalah lebih
banyak memberikan peluang bagi para penyedia bibit profesional termasuk
penyedia bibit lokal muatan subjektivitas dalam pemilihan penyedia bibit.
3. Metoda swakelola yaitu pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri
oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan atau tenaga dari
luar, baik tenaga ahli maupun tenaga borongan.

Menurut Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Sub Komponen 2 A FMSRB5 pengadaan


ternak untuk kelompok petani peserta FMSRB dilakukan dengan swakelola. Dari 3 tipe
swakelola, yang paling tepat adalah Swakelola Tipe 3 yaitu “Pengadaan secara
swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola yang dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut6:

(1) Pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan


berdasarkan kontrak antara PPK pada K/L/D/I (Kementerian/Dinas/Lembaga/Intansi)
penanggung jawab anggaran dan kelompok masyarakat pelaksana swakelola;

(2) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa hanya diserahkan kepada kelompok


masyarakat pelaksana swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan.

(3) Ternak kerbau harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan yaitu minimal
umur 12 bulan dengan tinggi gumba minimal 100 cm. Bibit kerbau ini harus berasal
dari Sumber Pembibitan yang direkomendasikan oleh dokterhewan dari Dinas

5 Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Sub Komponen 2 A FMSRB 2017 hal.16 para.3

6 Diadaptasi dari Samsul Ramli dan Fahrurrazi. 2014. BACAAN WAJIB SWAKELOLA PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 14


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Peternakan setempat serta memiliki sertfikasi dari Direktorat Jendral Peternakan,


Kementerian Pertanian.

(4) Pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan
konstruksi sederhana (pembuatan kandang kerbau komunal).

(5) Pengadaan bahan/barang, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli
yang diperlukan dilakukan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur
oleh Pemerintah.

(6) Penyaluran dana kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan


secara bertahap dengan ketentuan:

(i) 40% dari dana swakelola, apabila kelompok masyarakat pelaksana swakelola
telah siap melaksanakan swakelola

(ii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 30%;
dan

(iii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 60%.

(7) Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang dikeluarkan, dilaporkan oleh
kelompok masyarakat pelaksana swakelola secara berkala kepada PPK;

(8) Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat


pelaksana swakelola; dan

(9) Pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan pengadaan disampaikan kepada K/L/D/I


pemberi dana swakelola sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pada pelaksanaan pengadaan kerbau di lapangan akan dilakukan modifikasi yang


disepakati oleh Pemberi Dana (PPK) dan Penerima Dana (kelompok tani) sebagai
berikut:

 Pengadaan Ternak Kerbau Dilaksanakan dengan menggunakan Metode Swakelola


(Community Participation in Procurement). Memperhatikan proses jual beli ternak,
baik yang berlaku di pasar ternak maupun pembelian ke pengusaha pembibitan
ternak, dimana pembayaran selalu dilakukan secara tunai (“cash and carry”) maka
pembayaran dicicil 40%, 40% dan 30 % sesuai prosedur CPP tidak bisa diterapkan.
Oleh karena itu implementasi pengadaan ternak kerbau akan diatur/dimodifikasi
tanpa mengurangi prinsip keterlibatan partisipasi masyarakat, sebagai berikut:

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 15


Pedoman Teknis Kerbau 2018

a). Dinas Pertanian akan mengadakan Pertemuan Pengadaan Kerbau dengan


mengundang kelompok petani yang akan membeli kerbau dan juga para
pengusaha pembibitan ternak kerbau.
b) Akan diundang tenaga ahli dari Dinas Peternakan setempat untuk memberikan
saran dan masukkan dalam teknis pemilihan bibit kerbau serta pemeliharaan
selanjutnya.

c) Dinas Pertanian akan memfasilitasi proses pertemuan ini dengan mempersilahkan


kelompok petani bebas berbicara dan berunding dengan pengusaha sehingga
terjadi kesepakatan jual beli. Dengan demikian kaidah partisipasi aktif kelompok
petani sesuai kaidah CPP dapat berjalan normal. Bila pada pertemuan pertama
belum ada kesepakatan, akan dilakukan pertemuan kedua sampai dengan
tercapai kesepakatan.
d) Bila sudah terjadi kesepakatan, Dinas Pertanian akan memfasilitasi pembuatan
Surat Perjanjian Kesepakatan Jual Beli, yang memuat antara lain: (i) harga
ternak kerbau per ekor; (ii) biaya transportasi; (iii) biaya survey kesehatan dan
kelayakan ternak yang akan melibatkan dokter hewan yang ditunjuk oleh Dinas
Peternakan; (iv) jaminan kesehatan dan kondisi ternak sampai ke lokasi; (v)
system pembayaran mencakup berapa % uang muka, kemudian sisanya dibayar
sesudah ternak kerbau sampai ke lokasi UPPO sesuai kondisi yang disepakati.
e) Dinas Pertanian akan mentransfer uang muka dan biaya survey ke rekening
kelompok sesudah Surat Perjanjian ditandatangani oleh kelompok tani selaku
Pihak Pembeli dan Pengusaha Ternak Kerbau selaku Pihak Penjual serta
diketahui oleh Dinas Pertanian.
f) Sisa dana pengadaan akan ditransfer oleh Dinas Pertnaian ke kelompok tani bila
penyerahan ternak kerbau sudah dilakukan yang dibuktikan dengan Surat Tanda
Terima penyerahan Ternak kerbau ditandatangani yang diketahui dan disetujui
oleh Dinas Pertanian Kabupaten.
g) System penyaluran dana seperti tercantum pada point (d) di atas akan
dimusyawarahkan bersama antara PPK selaku pemberi dana dengan Kelompok
selaku penerima dana mengingat dalam pengadaan kerbau sistim angsuran
seperti disebutkan di atas tidak dapat diaplikasikan.

Contoh Surat Perjanjian Swakelola dan Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau dapat
dilihat pada Lampiran.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 16


Pedoman Teknis Kerbau 2018

B. Prosedur pemeliharaan ternak kerbau


Dalam hal pengelolaan ternak yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Ketersediaan pakan ternak setiap hari.
 Ketersediaan air untuk kebutuhan minum ternak.
 Kandang komunal ternak berada dekat dengan rumah kompos untuk
memudahkan dalam pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku kompos.
 Ternak kerbau akan dipelihara dalam kandang komunal/kelompok oleh tenaga
kandang. Ada 2 opsi tenaga pemelihara ternak yaitu: (i) anggota kelompok yang
ditugaskan oleh Ketua kelompok secara sukarela bergilir berdasarkan
kesepakatan anggota; (ii) anggota kelompok atau orang lain yang ditunjuk dan
diupah. Sistim pengupahan, bentuk dan besarnya upah ditentukan berdasarkan
keputusan anggota.
 Agar memudahkan pengumpulan feses dan urin untuk diangkut ke rumah
kompos UPPO yang kemudian diolah menjadi pupuk organik atau kompos atau
pestisida hayati maka ternak diupayakan selalu dikandangkan. Pengumpulan
feses dan urin dapat dengan mudah dilakukan setiap hari pada pagi hari
menggunakan sekop.
 Pemberian pakan setiap hari dengan menempatkan bahan pakan pada tempat
pakan yang telah disiapkan. Karena kerbau hampir selalu dikandangkan
sehingga kesempatan merumput menjadi sedikit, maka hijauan pakan ternak
harus disabit, dikumpulkan baru diangkut ke tempat pakan (“cut and carry”) di
kandang kolektif. Berarti menambah pekerjaan pemelihara ternak untuk menyabit
hijauan pakan.
 Ternak kerbau akan dipelihara selama 12 tahun atau telah beranak minimal 3
kali. Mekanisme pembagian anak yang dilahirkan saat dipelihara akan diatur
berdasarkan kebiasaan yang berlaku setempat atau berdasarkan kesepakatan
anggota.

Pengelolaan produksi
 Potensi Produksi Pupuk Organik. Hasil penelitian Balitnak7: Kohe (kotoran
hewan) per ekor sapi per hari 0,67 kg jadi 10 ekor = 6,7 kg. Rata-rata setiap ekor
ternak memerlukan pakan hijauan segar 5,35 kg/hari yang menyisakan pakan
hijauan yang terbuang 40 – 50% = 2,14 kg per ekor per hari, jadi 10 ekor = 21,4
kg. Dengan demikian potensi bahan pupuk organik adalah = 6,7 kg kohe + 21,4

7
Balitnak 2009 diolah.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 17


Pedoman Teknis Kerbau 2018

kg sisa pakan = 28,1 kg per hari. Dalam sebulan menjadi 843 kg. Diyakini bahwa
potensi bahan pupuk organik ternak kerbau akan lebih tinggi.

 Bahan pupuk organik di angkut ke RPPO untuk diolah menjadi kompos/pupuk


organik

V. MONITORING DAN PELAPORAN


A. Monitoring
 Monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan Ternak Kerbau diakukan untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan dapat berjalan secara efektif, efisien
dan akuntabel.Pengawasan kegiatan dilakukan oleh instansi terkait mulai dari tingkat
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing.
 Dinas Pertanian yang akan melakukan kegiatan monitoring menggunakan form yang
telah disusun sebelumnya dengan fasilitasi Konsultan Kabupaten. Pemantauan
dilakukan regular bulanan.
 Dasar pemantauan adalah tahapan kegiatan yang tertera pada program kerja per
satuan waktu dan indicator kinerja. Tahapan kegiatan ini mengacu pada jadwal
pelaksanaan masing-masing kegiatan sesuai Jadwal Palang.
B. Pelaporan
 Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan Ternak
Kerbau serta permasalahannya sebagai upaya mencari solusi/pemecahan agar
kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan ini
berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan
keuangan, pendayagunaan tenaga kerja, produksi kompos, perkembangan ternak
dan lain-lain
 Format pelaporan: (a) laporan bulanan; (b) laporan tengah tahunan; (c) laporan
tahunan; (d) Laporan akhir
 Alur pelaporan: Pelaksanaan pelaporan pengendalian dilakukan secara berjenjang
dari Kabupaten/Kota sampai ke Pusat. Untuk pelaporan pengendalian dari Provinsi ke
Pusat supaya melampirkan juga laporan dari Kabupaten/Kota.
Format pelaporan menggunakan ceklist pelaporan pengendalian seperti terlampir
dan mengikuti jadual sebagai berikut:
Triwulan I : Disampaikan minggu II bulan Pertama proyek dimulai
Triwulan II : Disampaikan minggu II bulan ke Tujuh proyek

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 18


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Triwulan III : Disampaikan minggu II bulan Sepuluh proyek


Triwulan IV : Disampaikan minggu II bulan Tigabelas proyek
 Alur data dan informasi dari kelompok ke kabupaten dikoordinasikan oleh Asisten
Lapangan Kabupaten ke Asisten Ahli Pertanian di Kabupaten. Kompilasi data dan
penyusunan Laporan tingkat Kabupaten menjadi tanggungjawab Ahli Pertanian
Kabupaten. Tembusan Laporan dikirimkan ke Dinas Pertanian kabupaten.
 Alur data dan informasi dari Kabupaten ke Ahli Pertanian Provinsi untuk kemudian di
olah dan dikompilasi oleh Tenaga Statisik dan Ahli Pertanian yang ada di Provinsi.
Kompilasi data dan penyusunan Laporan tingkat Provinsi menjadi tanggungjawab Ahli
Pertanian Provinsi. Tembusan Laporan dikirimkan ke Dinas Pertanian Provinsi.
 Selanjutnya alur data dan informasi dari Provinsi ke Pusat melalui Ahli M&E dan Ahli
Pertanian. Di pusat seluruh data dan informasi, juga Laporan Kabupaten dan Laporan
Provinsi dikonsolidasikan bersama-sama Laporan setiap Tenaga Ahli dan dibahas
serta dirangkum menjadi Laporan Nasional.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 19


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lampiran.1. Ketentuan Umum Pelaksanaan Swakelola.


Pengadaan secara swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut8:

1. Pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan


berdasarkan kontrak antara PPK pada K/L/D/I (Kementerian/Dinas/Lembaga/Intansi)
penanggung jawab anggaran dan kelompok masyarakat pelaksana swakelola;

1. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa hanya diserahkan kepada kelompok masyarakat


pelaksana swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan.

2. Pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan


konstruksi sederhana

3. Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh K/L/D/I


penanggungjawab anggaran untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

4. Pengadaan bahan/barang, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli yang
diperlukan dilakukan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur
dalam Perpres 54/2010 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 70/2012;

5. Penyaluran dana kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan secara


bertahap dengan ketentuan:

(i) 40% dari dana swakelola, apabila kelompok masyarakat pelaksana swakelola
telah siap melaksanakan swakelola

(ii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai
30%; dan

(iii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai
60%.

6. Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang dikeluarkan, dilaporkan oleh kelompok
masyarakat pelaksana swakelola secara berkala kepada PPK;

7. Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat


pelaksana swakelola; dan

8 Samsul Ramli dan Fahrurrazi. 2014. BACAAN WAJIB SWAKELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 20


Pedoman Teknis Kerbau 2018

8. Pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan pengadaan disampaikan kepada K/L/D/I


pemberi dana swakelola sesuai ketentuan perundang-undangan.

Catatan:
System penyaluran dana seperti tercantum pada point 5 di atas akan dimusyawarahkan
bersama antara PPK selaku pemberi dana dengan Kelompok selaku penerima dana
mengingat dalam pengadaan kerbau sistim angsuran seperti tersebut tidak dapat
diaplikasikan.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 21


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lampiran 2. Contoh Surat Perjanjian Swakelola

KOP SURAT

SURAT PERJANJIAN
SWAKELOLA

ANTARA
K/L/D/I …………………………………………………………………………………….

dan
KELOMPOK MASYARAKAT ……………………………………………………………………………………………

Nomor : …………………………………………………………………………………..

Tanggal : …………………………………………………………………………………..

Tentang

…………………………………………………………………………………

Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut ‘’Kontrak” di buat dan
ditandatangani di ……………………………, pada hari …………………………….., tanggal
……………………….., bulan ………………………. Tahun ……………………………, antara (Nama)
…………………………….. selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas
nama K/L/D/I ……………………………………………………, yang berkedudukan di
…………………………………….. No. ….. Telp. (……………………………….) ………………….., berdasarkan
Surat Keputusan …………………………………. No. …………………….. (selanjutnya disebut “Pihak I” )
dan (Nama) ……………………………., Ketua Kelompok Masyarakat …………………………………, yang
bertindak untuk dan atas nama Kelompok Masyarakat
…………………………………………………………………………… …………………………………….., yang
berkedudukan di ……………………………………………………Telp. (………….........), (selanjutnya disebut
“Pihak II”).
MENGINGAT BAHWA :

1. Pihak I telah meminta Pihak II untuk melaksanakan kegiatan …………………………………….


………………… sebagai mana diterangkan dalam kerangkan acuan kegiatan (KAK) yang
terlampir dalam Kontrak ini ( selanjutnya disebut “Kegiatan Swakelola”).
2. Pihak II sebagaimana dinyatakan kepada Pihak I, memiliki sumber daya personal dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksakan Kegiatan Swakelola
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
3. Pihak I dan Pihak II menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini dan mengikat pihak yang diwakili;

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 22


Pedoman Teknis Kerbau 2018

4. Pihak I dan Pihak II mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan


penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
a. telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
b. menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
c. telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
d. telah mendapatkan kesempatan yang menandai untuk memeriksa dan
mengonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.

Oleh karena itu, Pihak I dan Pihak II dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai
berikut.

1. Kegiatan yang dimaksud dalam Kontrak ini adalah Pelaksanaan


…………………………………………………….……………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………….
2. Total Nilai Kontrak ini adalah sebesar Rp
……………………………………………………………………………………….…………………………………………
……)
3. Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjajian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
4. Dokumen-dokumen berikut (selanjutnya disebut “Dokumen Kontrak”) merupakan
satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. Perjanjian;
b. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
c. Daftar kuantitas dan harga (jika ada);
d. Jadwal pelaksanaan;
e. Dokumen lainnya (jika ada).
5. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;
6. Hak dan kewajiban timbal-balik Pihak I dan Pihak II dinyatakan dalam Kontrak yang
meliputi khususnya :
7. PIHAK I mempunyai hak dan kewajiban untuk :
a. Mengawasi dan memeriksa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pihak II;
b. Meminta laporan-laporan secara periodic mengenai pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan oleh Pihak II;
c. Menyerahkan dana sesuai dengan nilai yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada Pihak II;
8. PIHAK II mempunyai hak dan kewajiban untuk:
a. Menerima dana untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan nilai biaya yang
telah ditentukan dalam Kontrak;
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan secara periodik atau sesuai perminntaan
dari dan/atau kepada Pihak I;
c. Merencanakan, melaksanakan, menyelesaikan pekerjaan, dan menyampaikan
laporan pengawasan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 23


Pedoman Teknis Kerbau 2018

d. Melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan secara cermat, akurat dan penuh


tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen ataupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
e. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemerikasaan
pelaksanaan yang dilakukan Pihak I;
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Dokumen
Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana
diatur dalam Dokumen Kontrak.

Dengan demikian, Pihak I dan Pihak II telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia.

PIHAK I, Pihak II,

…………………………………………………………………
……………………………………………………………..... NIP. ………………………………………………………..
NIK.……………………………………………………………

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 24


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lampiran 3. Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI

Yang bertandatangan dibawah ini:

1. Nama : FULAN BIN FULAN


Pekerjaan : PEMILIK PEMBIBITAN TERNAK KERBAU “ASOY GEBOY”
Alamat : DIMANA GW TINGGAL
Dalam hal ini sebagai penjual yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : DARGA
Pekerjaan : KETUA KELOMPOK TANI KONSERVASI/OPTIMASI FMSRB “HARAPAN
INDAH”
Alamat : LEBAK
Dalam hal ini sebagai pembeli yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Pada hari ini tanggal ……………bulan ……….. tahun dua ribu delapan belas telah
dilakukan jual beli ternak kerbau dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut yang
telah disepakati bersama antara kedua belah pihak yaitu PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA:

1. Obyek yang diperjualbelikan dalam perjanjian ini adalah, hewan ternak kerbau yang
sekurang-kurangnya berumur 1 (satu) tahun, tinggi pundak minimal 100 cm, serta sehat
dan tidak cacat. Jumlah kerbau yang diperjualbelikan adalah 10 ekor (1 jantan dan 9
betina).

2. Kedua belah pihak mengetahui dan menyepakati harga pembelian ternak kerbau per
ekor yaitu sebesar Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) termasuk: biaya
transportasi dan asuransi dan diterima di lokasi UPPO “LEBAK SAKTI” …………………,
Kabupaten Lebak.

3. Sapi yang menjadi obyek yang diperjual belikan tersebut sepenuhnya menjadi milik
pembeli (PIHAK KEDUA).

4. Sistem Pembayaran disepakati Uang Muka sebesar …..% dari total nilai ternak Kerbau.

5. Sisanya sebesar ….% akan dibayar setelah seluruh ternak kerbau (10 ekor) di terima
PIHAK KEDUA di Kandang Ternak UPPO LEBAK SAKTI dalam keadaan sehat yang
dibuktikan dengan Surat Timbang Terima kepemilikan ternak dari PIHAK KESATU ke
PIHAK KEDUA yang diketahui dan disetujui oleh DINAS PERTANIAN.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal yang disebut pada awal Surat
Perjanjian serta perjanjian ini dilakukan dengan keadaan sadar dan tidak ada paksaan.

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 25


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lebak, 2018

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

FULAN BIN FULAN DARGA

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI:

DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 26


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lampiran 4. Form Survey dan Investigasi Lokasi Kandang Ternak Kerbau

Nama Kelompok: …………………………………………

Desa: ……………………………………………………………….

Kecamatan: ………………………………………………….

Kabupaten: ………………………………………………………….

Periode Pengendalian:

Nama Petugas: Instansi

1………………………………………………….
……………………………………………….

2………………………………………………….
………………………………………………

3. ………………………………………………..…
……………………………………………

A. Identifikasi lokasi

NO URAIAN KETERANGAN

1 Luas lahan

2 Jenis lahan

3 Kemiringan lahan

4 Jarak ke sumber hijauan pakan

5 Jarak ke lokasi penanaman pohon multiguna

6. Jarak ke sumber air

7 Jarak ke pemukiman terdekat

8 Aksesibilitas: jarak ke jalan desa/kecamatan/kabupaten

Sketsa lokasi:

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 27


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lampiran 5. Form Monitoring Individual Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB

KARTU TERNAK KERBAU FMSRB

Nama Kelompok Tani:…………………………………(Konservasi/Optimasi*)

Desa:……………………………………

Kecamatan…………………………….

Kabupaten…………………………….

No ID Ternak Kerbau: ……………………………………

No WAKTU UKUR Jantan/Betina PRODUKTIVITAS

Lingkar Panjang Tinggi Berat


dada Badan Pundak Badan
(cm) (cm) (cm) (Kg)

1 Masuk kandang tanggal:


…………….

2 Bulan ketiga tanggal:


……………..

3 Bulan keenam
tanggal:………………

4 Bulan ke duabelas tanggal:


…………….

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 28


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lampiran 6. Form Monitoring Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB

PROGRAM PENGADAAN TERNAK KERBAU FMSRB


Nama Kelompok Tani:…………………………………(Konservasi/Optimasi*)
Desa:……………………………………….Kecamatan………………………..Kabupaten……………………………………………….

Catatan kebuntingan dan kelahiran kerbau.

No IDENTITAS Waktu Masuk Kawin Bunting (Bila Anak pertama Anak kedua Anak ketiga
KERBAU Kandang (tanggal/ Ya catat
(tanggal/ bulan bulan / tanggalnya)
/ Tahun) ) Tahun) Tgl Jantan/ Berat Tgl Jantan/ Berat Tgl lahir Jantan/ Berat Hidup
lahir Betina Hidup lahir Betina Hidup (kg) Betina (kg)
(kg)

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 29


Pedoman Teknis Kerbau 2018

Lampian 7. Admnistrasi Keuangan


LAPORAN ADMINISTRASI FORM_DED

PEKERJAAN : …………………
POKTAN : …………………
DESA : …………………
KECAMATAN : …………………
KABUPATEN : …………………
PENERIMAAN PENCAIRAN PENGGUNAAN

NO URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


NO. SPK Tgl-Bln-Thn Tgl-Bln-Thn JUMLAH (Rp.) Tgl-Bln-Thn JUMLAH (Rp.)

Jumlah

Dibuat Oleh :
Dinas Pertanian Konsultan Pendamping Kelompok Tani
Kabupaten ……………… …………………………….

………………………………… ……………………………… …………………..


…………… ……………. Ketua

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 30


Pedoman Teknis Kerbau 2018

LAPORAN FISIK DAN KEUANGAN FORM_DED


Lampiran 8. Laporan Fisik dan Keuangan PEKERJAAN : ………………………

POKTAN : ……………………
DESA : ……………………
MINGGU KE : ………………….. KECAMATAN : ……………………
PERIODE : ……………... s/d ………………. KABUPATEN : ……………………
RAB REALISASI

BOBOT FISIK KEUANGAN


NO URAIAN PEKERJAAN/KEGIATAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN
VOLUME
HARGA (Rp.) (%)
Volume Bobot (%) (Rp.) Bobot (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8 = 7 / 4 x 6) (9) (10 = 9 / 5 x 6 ) (11)

Jumlah

………………………………
Dibuat Oleh :
Dinas Pertanian Konsultan Pendamping Kelompok Tani
Kabupaten ……………… …………………………….

………………………………… ……………………………… …………………..


…………… ……………. Ketua

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 31

Anda mungkin juga menyukai