Anda di halaman 1dari 106

PEDOMAN

TA. 2016

Pusat Penyuluhan Pertanian


Kanpus Kementerian Pertanian
Gedung D Lantai 6
Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan
Jakarta Selatan 12550
PEDOMAN
PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI
PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN
TAHUN 2016

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2015

i
ii
KATA PENGANTAR

Pemerintah pusat melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan


SDM Pertanian c.q. Pusat Penyuluh Pertanian mengalokasikan
dana bagi penyelenggaraan penyuluhan pertanian di daerah
melalui Satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian Tahun 2016. Kegiatan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian tersebut merupakan penjabaran dari
rencana strategis (Renstra) Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun
2015 2019 melalui program aksi pemantapan sistem penyuluhan
pertanian yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) periode tahun 2015 2019.

Untuk mencapai sasaran tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian


menyusun program aksi pemantapan sistem penyuluhan
pertanian yang tetap difokuskan pada tataran implementasi
UndangUndang Nomor 16 Tahun 2006 dan Renstra Pusat
Penyuluhan Pertanian, dengan ruang lingkup kegiatan, yaitu:
pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian, pengem-
bangan ketenagaan penyuluhan pertanian, pemberdayaan
petani, peningkatan mutu penyelenggaraan penyuluhan
pertanian, dan peningkatan dukungan sarana prasarana.

Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian


digunakan untuk mendukung Program Swasembada Pangan
Nasional yang disinergikan dengan kegiatan pembangunan
pertanian di daerah, terutama dana yang bersumber dari APBD
provinsi maupun kabupaten/kota, serta sumbersumber lain yang
sah dan tidak mengikat. Pedoman pelaksanaan penggunaan Dana
Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tahun
2016 ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan

iii
penyelenggaraan penyuluhan pertanian di tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan, agar penyelenggaraan penyu-
luhan lebih produktif, efektif, dan efisien.

Jakarta, Desember 2015


Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian,

Ir. H. Fathan A. Rasyid, M.Ag


NIP. 19580516198203 1 016

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................ iii


DAFTAR ISI ......................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................... 1


A. Latar Belakang .................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ............................... 6
C. Ruang Lingkup..................................... 7
D. Pengertian ......................................... 7
E. Dasar Hukum ...................................... 8
F. Sasaran ............................................. 10

BAB II. ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI


TAHUN 2016 ............................................ 11
A. Alokasi Dana Dekonsentrasi ..................... 11
B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi ................... 12

BAB III. ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA


PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI .............. 15
A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi .... 15
B. Mekanisme Kerja Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi ..................................... 16
C. Mekanisme Pelaksanaan Keuangan ............ 19
D. Alur Pelaksanaan Kegiatan Dana
Dekonsentrasi ..................................... 25
E. Prosedur Pengajuan Revisi Dana
Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian Tahun
Anggaran 2016 .................................... 27

v
BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI . 29
A. Kegiatan di Provinsi .............................. 29
B. Kegiatan di Kabupaten/Kota ................... 45
C. Kegiatan di Kecamatan (BP3K) ................. 56
D. Ketenagaan Penyuluhan yang Difasilitasi ..... 73

BAB V. KEGIATAN PUSAT MENDUKUNG


PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI
DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 ................... 79

BAB VI. DUKUNGAN PEMBIAYAAN KEGIATAN


PENYULUHAN PERTANIAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH .................................................. 83

BAB VII. PENUTUP ................................................ 87

LAMPIRAN ............................................... 89

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Alur Kerja Pelaksanaan Kegiatan


Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016 ... 26

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rekap Kegiatan dan Anggaran (Pagu


Tetap) Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian TA. 2016 ............................. 91

Lampiran 2. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran
2016 .............................................. 93

Lampiran 3. Format Laporan Perjalanan Dinas ........... 95

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian diarahkan untuk mewujudkan


tujuan pembangunan nasional, yaitu menciptakan pertanian
Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan
makmur. Pertanian yang bermartabat artinya bahwa petani
Indonesia memiliki kepribadian luhur, harga diri, kebang-
gaan, serta merasa terhormat dan dihormati sebagai petani.
Untuk mewujudkan arah pembangunan pertanian tersebut,
digunakan dua pendekatan, yaitu (1) Pembangunan ekonomi
berdasarkan Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (pada
tataran nasional); dan (2) Pembangunan Sistem Pertanian
Bioindustri Berkelanjutan berdasarkan Paradigma Biokultura
(pada tataran sektoral). Paradigma Pertanian untuk Pem-
bangunan menekankan sepuluh fungsi yang harus diemban,
yaitu: (1) Pengembangan sumber daya insani; (2) Ketahanan
pangan; (3) Penguatan ketahanan penghidupan keluarga; (4)
Basis pengembangan bioenergi; (5) Pengentasan kemiskinan
dan pemerataan pembangunan; (6) Jasa lingkungan alam;
(7) Basis untuk pengembangan bioindustri; (8) Penciptaan
iklim kondusif bagi pembangunan; (9) Penguatan daya tahan
perekonomian; dan (10) Sumber pertumbuhan berkualitas.

Paradigma tersebut diatur, tergambarkan dalam Strategi


Induk Pembangunan Pertanian 2015 2045 (edisi ke-2) yang
disusun oleh Kementerian Pertanian, merumuskan visi
pembangunan pertanian Indonesia 2015 2045, yaitu
Terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 1


bernilai tambah tinggi dari sumber daya hayati pertanian
dan kelautan tropika. Visi tersebut dijabarkan dalam misi
pembangunan pertanian yang salah satunya mencakup
pengembangan sistem penelitian untuk pembangunan
pertanian bioindustri berorientasi inovasi pertanian spesifik
lokasi, pengembangan sumberdaya manusia yang ber-
kualitas, peningkatan entrepreneurship (kewirausahaan)
pertanian dan penguatan modal sosial.

Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 20152045


dilaksanakan secara bertahap. Tahun 20132014 (RPJM2
RPJPN1) merupakan periode terbangunnya fondasi pertanian
bioindustri berkelanjutan sebagai sistem pertanian terpadu
yang berdaya saing, ketahanan pangan dan kesejahteraan
petani. Adapun tahun 20152019 (RPJM3-RPJP1) merupakan
tahapan atau periode kokohnya fondasi sistem pertanian
bioindustri berkelanjutan menuju tercapainya keunggulan
daya saing pertanian terpadu berbasis sumber daya alam
berkelanjutan, sumber daya insani berkualitas dan
berkemampuan IPTEK bioindustri untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. SIPP tersebut
selanjutnya menjadi acuan bagi Badan PPSDMP dalam
merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran.

Dukungan Pemerintah terhadap penyelenggaraan penyu-


luhan tahun 2016 di provinsi dan kabupaten/kota,
dilaksanakan melalui:

1. Dana Dekonsentrasi yang bersumber dari APBN yang


dialokasikan di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota;

2. Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian dalam


rangka membantu kabupaten/kota untuk pembangunan,
rehabilitasi/renovasi, penyediaan sarana Balai Penyu-
luhan Kecamatan, penyediaan seperangkat alat

2 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


pembelajaran untuk Balai Penyuluhan Kecamatan, dan
pengadaan sarana motor roda 2 untuk penyuluh
pertanian;
3. Alokasi dana untuk Pembinaan Penyelenggaraan
Penyuluhan Pertanian di pusat yang secara tidak
langsung mendukung penyelenggaraan penyuluhan di
daerah, seperti pengembangan sistem informasi
penyuluhan melalui jaringan internet (Cyber Extension)
dan Pengembangan Sistem Informasi Penyuluh Pertanian
(SIMLUHTAN).

4. Dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan


tersebut merupakan implementasi Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2009 dan Perpres 154
Tahun 2014 sampai saat ini belum optimal, hal ini
pelaksanaannya dapat dilihat dari keragaan, sebagai
berikut:

a. Kelembagaan:

1) Pada tingkat provinsi terbentuk 22 unit Badan


Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan berdasarkan Perda sesuai
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, 10
(sepuluh) unit Badan Koordinasi Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan berdasarkan Perda, dan 2
(dua) unit masih berada pada kelembagaan
yang membidangi pertanian (dinas pertanian
teknis);

2) Pada tingkat kabupaten/kota terbentuk 156


unit Badan Pelaksanan Penyuluhan Pertanian
Perikanan dan Kehutanan berdasarkan Perda

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 3


sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006,
182 unit Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan berdasarkan Perda, 173 unit
masih berada pada kelembagaan yang
membidangi pertanian (dinas pertanian teknis);

b. Ketenagaan:
Tenaga Penyuluh Pertanian yang difasilitasi pada
tahun 2016 sebanyak 54.613 orang, terdiri atas:
1) Penyuluh Pertanian PNS sebanyak 25.196 orang;
2) Tenaga Harian LepasTenaga Bantu Penyuluh
Pertanian (THL-TBPP) sebanyak 19.417 orang;
dan
3) Penyuluh Pertanian Swadaya sebanyak 10.000
orang.

c. Penyelenggaraan:
1) Programa penyuluhan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus
disusun di setiap tingkatan wilayah yang
menjadi acuan dalam perencanaan pembiayaan
penyuluhan pertanian dan pelaksanaan
penyuluhan pertanian.
2) Guna mendukung penyelenggaraan penyuluhan
pertanian, dibangun sarana dan prasarana
penyuluhan pertanian seperti: Pembangunan
Balai Penyuluhan di Kecamatan, Perangkat
Cyber Extension, Soil Tester dan penyediaan
kendaraan Roda Dua bagi Penyuluh Pertanian
serta sarana dan prasarana lainnya sesuai
dengan Juknis Dana Alokasi Khusus (DAK)
bidang pertanian tahun 2016.

4 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


3) Sistem informasi dan pelaporan penyeleng-
garaan penyuluhan pertanian dari daerah ke
pusat dilakukan melalui pos udara, faximile
(021-7804386) dan e-mail dengan alamat:
penyuluhan@pertanian.go.id,dan
programpusluh@yahoo.co.id

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pada periode tersebut,


Badan PPSDMP melaksanakan 5 (lima) kegiatan utama, yaitu:
(1) Pemantapan sistem penyuluhan pertanian; (2)
Pemantapan sistem pelatihan pertanian; (3) Revitalisasi
sistem pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi SDM
pertanian; (4) Dukungan administrasi manajemen dan teknis
lainnya; serta (5) Pendidikan menengah pertanian.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan utama tersebut ditempuh


melalui strategi: (1) Penataan dan penguatan kelembagaan
penyuluhan dan kelembagaan petani mulai dari tingkat desa
sampai tingkat pusat; (2) Pengembangan program dan sistem
informasi penyuluhan pertanian yang mendukung empat
sukses pembangunan pertanian serta antisipasi perubahan
iklim dan kelestarian lingkungan; (3) Penataan serta
peningkatan jumlah dan kompetensi penyuluh pertanian
melalui optimalisasi peran penyuluh PNS, penyuluh swadaya
dan penyuluh swasta; (4) Penataan dan pengembangan
usahatani yang mandiri dan berdaya saing; (5) Penataan
serta peningkatan kompetensi THL-TBPP; (6) Peningkatan
jumlah dan kompetensi ketenagaan pelatihan pertanian
yang profesional dan kredibel; (7) Peningkatan jumlah dan
mutu penyelenggaraan pelatihan aparatur dan non aparatur
pertanian; (8) Peningkatan jumlah dan mutu sarana dan
prasarana kelembagaan pelatihan pertanian; (9) Akreditasi
kelembagaan pelatihan pertanian pemerintah dan pelatihan

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 5


petani (P4S); (10) Restrukturisasi kelembagaan dan
pengembangan program studi pendidikan tinggi kedinasan
pertanian; (11) Pengembangan kelembagaan pendidikan
menengah kejuruan pertanian; (12) Penumbuhkembangan
wirausahawan muda di bidang pertanian; (13) Pengem-
bangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
bidang pertanian; (14) Pengembangan Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) bidang pertanian; (15) Pemantapan tata kelola
organisasi dan kepegawaian; (16) Pemantapan sistem
perencanaan; (17)Pemantapan sistem pengelolaan keuangan
dan perlengkapan; dan (18) Pemantapan sistem pengenda-
lian, evaluasi, pelaporan dan kehumasan.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi


Penyuluhan Pertanian dimaksudkan agar pengelolaan dana
dekonsentrasi sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan, baik dari aspek teknis maupun administrasi.

Sedangkan tujuannya adalah:


1. Memenuhi sasaran kegiatan untuk mencapai target yang
telah ditetapkan dalam mendukung/percepatan
pencapaian swasembada pangan;
2. Melaksanakan kegiatan penyuluhan yang dibiayai
melalui dana dekonsentrasi secara tertib administrasi
dan teknis;
3. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas penyelenggaraan
kegiatan penyuluhan pertanian antara pusat dan
daerah.

6 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Dana


Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian tahun
2016 adalah sebagai berikut:
1. Alokasi Anggaran dan Kegiatan;
2. Organisasi dan Mekanisme Kerja dan;
3. Pelaksanaan Kegiatan.

D. Pengertian

1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari


Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah
dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

2. Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN


yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dana
dekonsentrasi.
3. Kelembagaan Penyuluhan Provinsi adalah lembaga
pemerintah di provinsi yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan penyuluhan, yaitu: Badan Koordinasi
Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani penyuluhan
di provinsi.

4. Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota adalah


lembaga pemerintah di kabupaten/kota yang mem-
punyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan,
yaitu: Badan Pelaksana Penyuluhan/Kelembagaan yang
menangani penyuluhan di kabupaten/kota.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 7


5. Honorarium THL-TB Penyuluh Pertanian adalah
pembayaran atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah
kepada THL-TB Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan
tugas dan fungsisebagai THL-TB Penyuluh Pertanian.

6. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) adalah biaya yang


diberikan kepada para penyuluhuntuk lebih mem-
perlancar pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana
kerja pelaksanaan penyuluhan pertanian yang telah
dibuat, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
7. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang
ditetapkan oleh Gubernur selaku Pengguna Anggaran
yang menggunakan APBN (dilihat aturannya).

8. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) adalah pejabat yang


bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan.

9. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) adalah pejabat


yang ditetapkan oleh KPA yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan keuangan.

E. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

8 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang


Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang


Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190 Tahun 2012


tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008


tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan
Dana Tugas Pembantuan;

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/


KU.410/12/2009 tentang Pelimpahan Kepada Gubernur
dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana
Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2010;

10. Peraturan Presiden Nomor 154 tahun 2014 tentang


Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan

11. DIPA Satker Badan Penyuluhan dan Pengembangan


Sumberdaya Manusia Pertanian Nomor: SP DIPA-
018.10.1.412069/2015, tanggal 14 November 2014.

12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014


Tentang Mekanisme dan Hubungan Kerja antar Lembaga
yang Membidangi Pertanian dalam Mendukung
Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 9


F. Sasaran

Sasaran kegiatan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan


Penyuluhan Pertanian Tahun 2016 meliputi:

1. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di 34 provinsi, 514


kabupaten/kota, dan 5.347 kecamatan;
2. Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS) Penerima
BOP sebanyak 25.196 orang;

3. Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian


(THL-TBPP) sebanyak 19.417 orang di 514 kabupaten/
kota;

4. Kelembagaan Petani di 25.220 Unit/WKPP.

10 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


BAB II
ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSESNTRASI
TAHUN 2016

A. Alokasi Dana Dekonsentrasi

Pengalokasian dana dekonsentrasi Pusat Penyuluhan


Pertanian mengacu pada sinergitas antara Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta berbagai sumber
pembiayaan yang tersedia, baik dari APBD provinsi dan
kabupaten/kota maupun sumber-sumber lain yang sah. Dana
dekonsentrasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian
dialokasikan kepada 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Pemberian dana dekonsentrasi tersebut dititikberatkan
kepada kelembagaan penyuluhan yang sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang SP3K dan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

Di tingkat provinsi, status kelembagaan penyuluhan dibagi


dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Badan Koordinasi Penyuluhan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah (PERDA);

2. Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan


yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA)
atau Peraturan Gubernur (PERGUB);

3. Unit kerja pelaksana penyuluhan tingkat provinsi


(kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian).
Sedangkan untuk tingkat kabupaten/kota, status dan

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 11


bentuk kelembagaan penyuluhan dibagi dalam 4 (empat)
kategori, yaitu:
a. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan (BP4K) yang dibentuk berdasarkan
PERDA;
b. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
(BP2KP) yang dibentuk berdasarkan PERDA;
c. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (BP4K) dan Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) atau
sebaliknya, yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Bupati/Walikota;

4. Unit kerja pelaksana penyuluhan (kelembagaan yang


menangani penyuluhan pertanian).

Kategori Status dan Bentuk Kelembagaan Penyuluhan


Provinsi dan Kabupaten/Kota.

B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan


Penyuluhan Pertanian

Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 2016 didukung


dengan anggaran sebesar Rp 891.225.384.000 (Delapan Ratus
Sembilan Puluh Satu Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima Juta
Tiga Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah).

Kegiatan Dana Dekonsentrasi berdasarkan output antara lain


sebagai berikut:

1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan


Pertanian:

12 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


a. Provinsi:
1) Pertemuan Koordinasi;
2) Pertemuan Evaluasi;
3) Apresiasi SMIPP;
4) Pengembangan Data Base;
5) Pembinaan dan Supervisi;
6) Monitoring dan Evaluasi;
7) Administrasi;
8) Materi Penyuluhan;
b. Kabupaten/Kota
1) Pertemuan Temu Teknis;
2) Pertemuan Evaluasi;
3) Pengembangan Data Base;
4) Pembinaan dan Supervisi;
5) Monitoring dan Evaluasi;
6) Administrasi;
7) Materi Penyuluhan.

c. Kecamatan
1) Administrasi dan Pengolahan Data Base;
2) Pertemuan Teknis;
3) Rembuktani, Kursustani, dan FFD;
4) Latihan, Kunjungan dan Monev;
5) Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan
Kelompoktani.

2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Petani;


a. Pendampingan Kelompoktani di Lokasi Sentra
Produksi Pangan:

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 13


1) Rembugtani Desa;
2) Kursustani Desa;
3) Bantuan Transport.
b. Pemberdayaan Kelembagaan Ekonomi Petani/KEP:
1) Penumbuhan KEP/BUMP;
2) Pengembangan KEP/BUMP.

3. Peningkatan Kinerja Penyuluhan Pertanian;


a. BOP Penyuluh Pertanian PNS;
b. Honorarium THL-TB Penyuluh Pertanian;
c. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
Swadaya.

14 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


BAB III
ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA
PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI

A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:


58/Permentan/KU.410/12/2009 tentang Pelimpahan
Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana
Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2010 kepada
Gubernur, Gubernur menetapkan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) sebagai Satker Pelaksana Kegiatan Dana
Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi.
Penyelenggaraan Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian dilaksanakan oleh Kepala Sekretariat Bakorluh/
Kelembagaan yang menangani Penyuluhan Pertanian di
provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Dana
Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di
provinsi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur.

Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dilakukan oleh Pejabat


Pembuat Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran
Pembantu/BPP dan Pejabat Penguji Surat Perintah
Membayar (SPM) yang ditetapkan oleh KPA Satker Dana
Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di
Provinsi berdasarkan usulan Kepala Sekretariat Bakorluh/
Kelembagaan yang menangani penyuluhan di tingkat
provinsi. Dalam pelaksanaannya, Sekretariat Badan
Koodinasi Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani penyu-
luhan di tingkat provinsi secara fungsional berkoordinasi
dengan BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di
kabupaten/kota.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 15


Berdasarkan surat pejabat KPA Satker Dana Dekonsentrasi
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di provinsi,
meminta kepada Kepala BP4K/Kelembagaan yang menangani
penyuluhan di kabupaten/kota bertindak selaku Pejabat
Pembuat Komitmen (P2K), dan Bendahara Pengeluaran
Pembantu/BPP kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian di kabupaten/kota sekaligus menunjuk pejabat
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan mengusulkan
ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Penunjukan petugas
tersebut ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku.

B. Mekanisme Kerja Pengelolaan Dana Dekonsentrasi

1. Provinsi
Untuk membantu Pelaksanaan Kegiatan Pemantapan
Sistem Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota, KPA
meminta Kepala Bapeluh/BP4K/Kelembagaan yang
menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota
menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (P2K),
Bendahara Pengeluaran Pembantu/BPP sebagai
pelaksana kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian di kabupaten/kota:

a. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi


Kementerian Pertanian di tingkat provinsi
mengadakan rapat koordinasi dan sinkronisasi
pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi dengan
Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) kabupaten/kota
untuk membahas rencana pelaksanaan kegiatan
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang
difasilitasi melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2016,

16 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


dengan mengundang dinas teknis terkait, BPTP, UPT
lingkup BPPSDMP;

b. Berdasarkan hasil rapat koordinasi tersebut, Satker


Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi
Kementerian Pertanian di tingkat provinsi menyusun
Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Pertanian Provinsi yang bersangkutan selama satu
tahun;

c. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi


Kementerian Pertanian di tingkat provinsi
melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten/kota
dan kecamatan untuk mengevaluasi keterlaksanaan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab kabupaten/
kota;
d. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi
Kementerian Pertanian di tingkat provinsi
menyampaikan Laporan Triwulanan, Bulanan
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tingkat
Provinsi setiap minggu ke-II pada triwulan
berikutnya kepada Kepala Pusat Penyuluhan
Pertanian, Kantor Pusat Kementerian Pertanian,
Gedung D lantai V, Jalan Harsono R.M. No. 3
Jakarta 12550, Email: Programpusluh@yahoo.co.id.

2. Kabupaten/Kota

a. Berdasarkan hasil rapat koordinasi di provinsi,


Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian
di kabupaten/kota mengadakan pertemuan teknis
untuk mensinergikan dan menyusun Rencana Kerja

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 17


Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian selama
satu tahun di kabupaten/kota;

b. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian


di kabupaten/kota melakukan supervisi dan
pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan (BP3K);
c. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian
di kabupaten/kota menyampaikan Laporan Bulanan
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian setiap
minggu ke-I pada bulan berikutnya kepada Satker
Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi
Kementerian Pertanian di tingkat provinsi dan
ditembuskan ke Pusat Penyuluhan Pertanian;

d. Dalam Pengelolaan Dana Dekonsentrasi, penanggung


jawab kegiatan di kabupaten/kota dibantu oleh
pelaksana teknis kegiatan (pejabat struktural).

3. Kecamatan (BP3K)

a. Berdasarkan hasil rapat Temu Teknis di kabupaten/


kota, Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan
Pertanian di Kecamatan mengadakan pertemuan
teknis untuk mensinergikan dan menyusun Rencana
Kerja Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
selama satu tahun di kecamatan;

b. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian


di kecamatan melakukan supervisi dan pembinaan
terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian di tingkat Wilayah Kerja Penyuluh
Pertanian/WKPP;

c. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian


di kecamatan menyampaikan Laporan Bulanan

18 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian setiap
minggu ke-I pada bulan berikutnya kepada Pejabat
Pembuat Komitmen/PPK Pelaksana Kegiatan Dana
Dekonsentrasi di tingkat kabupaten/kota ditembus-
kan ke Sekretariat Bakorluh Provinsi;

d. Dalam Pengelolaan Dana Dekonsentrasi, Penanggung


Jawab Kegiatan di kecamatan dibantu oleh
pelaksana teknis kegiatan.

C. Mekanisme Pelaksanaan Keuangan

1. Proses Pengajuan Kegiatan

a. Pengajuan Pelaksanaan Kegiatan


1) Penanggung Jawab Kegiatan berdasarkan
Rencana Operasional Kegiatan (ROK) yang telah
disusun menyampaikan usulan pelaksanaan
kegiatan (termasuk permintaan uang muka
kerja bila diperlukan) kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (P2K);
2) Apabila telah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, maka Penanggung Jawab Kegiatan
melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya;
3) Atas dasar persetujuan tersebut untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan dapat
dimintakan uang muka kerja oleh Pemegang
Uang Muka Kerja (PUMK) kepada Bendahara
Pengeluaran;
4) Penanggung Jawab kegiatan setelah selesai
melaksanakan kegiatan:
a) Menyusun laporan hasil pelaksanaan
kegiatan;

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 19


b) Menyelesaikan bukti pertanggungjawaban
keuangan (SPJ).

b. Pengajuan Penyelesaian SPJ di Unit Kerja Pembuat


Komitmen
1) Penanggung Jawab Kegiatan menyampaikan
bukti-bukti pertanggungjawaban keuangan
(SPJ) dari Penanggung Jawab Kegiatan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen melalui PUMK
untuk memeriksa secara cermat kebenaran dan
keabsahan dokumen tersebut;
2) Selanjutnya Penanggung Jawab Kegiatan dan
PUMK meneliti bukti-bukti pengeluaran berikut
kelengkapan persyaratannya, ketersediaan
dana, ketepatan pembebanan dan perhitungan-
nya;
3) PUMK menatausahakan pertanggungjawaban
keuangan;
4) Setelah mendapat persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen, maka SPJ tersebut
disampaikan kepada Petugas Penguji Tagihan/
SPP (Verifikator);
5) Oleh petugas Verifikator SPJ tersebut diteliti
dan diperiksa secara cermat kebenarannya dan
keabsahan dokumen tersebut. SPJ yang
dinyatakan lulus dari verifikasi, maka SPJ
tersebut oleh Petugas Verifikasi akan
disampaikan kepada Pejabat Penguji dan
Perintah Pembayaran (P4). Ababila SPJ tersebut
tidak lulus verifikasi akan dikembalikan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen. Oleh Pejabat
Penguji Tagihan dan Perintah Pembayaran (P4),

20 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


SPJ tersebut mendapatkan persetujuan
pembebanan, yang kemudian disampaikan ke
Bendaharawan Pengeluaran;
6) Bendaharawan Pengeluaran akan meminta
persetujuan pembayaran kepada Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran;
7) Apabila Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran
menyetujui pembayaran SPJ tersebut maka
Bendaharawan pengeluaran mengusulkan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat
Penguji dan Perintah Pembayaran (P4) yang
apabila memenuhi persyaratan peraturan yang
berlaku oleh Pejabat Penguji dan Perintah
Pembayaran akan menerbitkan Surat Perintah
Pembayaran/SPM;
8) Surat Perintah Pembayaran/SPM yang telah
disetujui diteruskan ke Kantor Pelayanan
Pembendaharaan Negara (KPPN) untuk proses
pencairan dana;
9) Jika disetujui maka KPPN akan menerbitkan
Surat Perintah Pencairan Dana/SP2D yang
kemudian disampaikan ke Pejabat Perintah
Pembayaran dan copy-nya disampaikan ke
Bendahara Pengeluaran;
10) Copy SP2D dan copy SPM oleh Pejabat Perintah
Pembayaran/SPM akan diteruskan ke Petugas
Perintah Pembayaran/SPM untuk ditatausaha-
kan, yang kemudian disampaikan ke Pejabat
Sistem Akuntansi Pemerintahan/SAP;
11) Pejabat Sistem Akuntansi Pemerintahan/SAP
akan menatausahakan dan mengolah data-data
SP2D dan SPM untuk menyusun Laporan

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 21


Keuangan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian.

c. Ketentuan Uang Muka


1) Pemberian uang muka dibatasi pada kegiatan-
kegiatan yang karena sifat pekerjaannya
membutuhkan uang muka kerja;
2) Permintaan uang muka kerja dirinci sesuai
kebutuhan disampaikan kepada Bendahara
Pengeluaran untuk mendapat persetujuan
Kuasa Pengguna Anggaran;
3) Penerima uang muka bertanggung jawab atas
penyelesaian uang muka kerja yang diterimanya
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
4) Uang muka kerja yang diterima dari Bendahara
Pengeluaran harus segera dipertanggungjawab-
kan (SPJ Rampung) selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah menerima uang tersebut
dan apabila belum mempertanggungjawabkan-
nya maka tidak dibenarkan untuk diberikan
uang muka baru;
5) Kuitansi untuk pembayaran uang muka kerja
dibuat rangkap dua, kuitansi yang asli
dibukukan Bendahara Pengeluaran dan Lembar
Kedua (copy) sebagai arsip PUMK;
6) Pertanggungjawaban uang muka kerja adalah
bukti-bukti pengeluaran yang sah berupa
kuitansi berikut kelengkapan pendukungnya
dengan daftar rincian penggunaan uang muka
kerja dan kuitansi yang ditandatangani oleh
PUMK dan Pejabat Pembuat Komitmen;

22 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


7) Apabila uang muka kerja sudah dipertanggung-
jawabkan oleh PUMK, maka kuitansi asli uang
muka ditulis tanggal lunas dan ditandatangani
Bendahara Pengeluaran kemudian dikembalikan
kepada PUMK dan kuitansi lembar keduanya
diserahkan ke Bendahara Pengeluaran sebagai
arsip.

2. Mekanisme Cara Pembayaran


a. Ketentuan Pembayaran Melalui Uang Persediaan
1) Kuasa Pengguna Anggaran dapat mengajukan
permintaan Uang Persediaan dengan menerbit-
kan SPM-UP;
2) Bendahara Pengeluaran dapat melakukan
pembayaran melalui Uang Persediaan setinggi-
tingi Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) kepada
satu rekanan;
3) Uang persediaan dapat diberikan untuk
keperluan belanja barang meliputi: keperluan
sehari-hari perkantoran, belanja inventaris
kantor, belanja pengadaan bahan makanan,
belanja barang pelaksana Tupoksi, belanja
barang operasional lainnya, belanja bahan,
langganan daya dan jasa, jasa pos dan giro,
biaya pemeliharaan gedung dan bangunan,
biaya pemeliharaan gedung dan bangunan
lainnya, biaya pemeliharaan peralatan dan
mesin, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin
lainnya, serta belanja perjalanan biasa;
4) Perubahan (revisi) besaran uang persediaan
sesuai kebutuhan dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Direktur Jenderal

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 23


Pembendaharaan Departemen Keuangan yaitu
setinggi-tingginya 1/12 x pagu (jumlah dan MAK
yang dapat dimintakan uang persediaan
menurut ketentuan) untuk keperluan 1 (satu)
bulan;
5) Pembayaran melalui uang persediaan untuk
keperluan di luar jenis belanja (MAK) tersebut
diatas (uang honor tidak tetap dan belanja
perjalanan lainnya) dapat dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
Pembendaharaan Departemen Keuangan
dengan cara mengajukan permintaan tambahan
uang persediaan;

b. Ketentuan Pembayaran Secara Langsung (LS)


1) Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara
langsung melalui penerbitan Surat Perintah
Membayar Langsung (SPM-LS);
2) Pembayaran Langsung (LS) adalah pelaksanaan
pembayaran yang dilakukan oleh KPPN kepada
pihak yang berhak/karena berdasarkan SPM-LS
yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
atas nama pihak yang berhak sesuai bukti
pengeluaran yang sah;
3) Pembayaran langsung dilakukan untuk
keperluan pembayaran yang pelaksanaannya
dilakukan oleh rekanan/pihak ketiga dalam
rangka pengadaan barang/jasa yang bernilai
diatas Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah);
4) Pembayaran langsung dilakukan untuk
keperluan pembayaran gaji dan belanja
pegawai lainnya;

24 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


5) Dalam menerbitkan SPM-LS harus memper-
hitungkan pajak-pajak yang timbul dan harus
dibayar sebagai akibat pengeluaran yang
dilakukan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman


administrasi keuangan Tahun 2013.

D. Alur Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi

Agar pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi tahun 2016,


dapat berjalan dengan baik dan efektif sesuai pelaksanaan
penyuluhan pertanian maka perlu digambarkan bagan dan
alur kegiatannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai hasil dan pelaporan.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 25


Gambar 1.
Bagan Alur Kerja Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi
Tahun Anggaran 2016

26 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


E. Prosedur Pengajuan Revisi Dana Dekonsentrasi
Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran 2016

1. Aspek Teknis

a. Dalam pengajuan revisi DIPA/POK khususnya terkait


dengan kegiatan teknis, KPA/PPK Provinsi harus
mengusulkan revisi disertai alasan yang jelas
kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian cq.
Bidang Program dan Informasi untuk diverifikasi/
ditelaah terlebih dahulu agar revisi tersebut sesuai
mekanisme yang sudah dituangkan dalam juklak
maupun juknis.

b. Usulan Revisi DIPA/POK yang sudah mendapatkan


persetujuan dari Pusat Penyuluhan Pertanian cq.
Bidang Program dan Evaluasi akan segera
ditindaklanjuti di Bagian Perencanaan, Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
untuk mendapatkan pengesahan.

c. Apabila revisi DIPA/POK tidak melalui verifikasi/


telaahan dari Pusat Penyuluhan Pertanian cq.
Bidang Program dan Evaluasi, dan ternyata kegiatan
tersebut menjadi masalah dikemudian hari oleh tim
pemeriksa, maka kami tidak akan bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.

2. Aspek Keuangan

Untuk aspek keuangan, akan mengacu kepada


peraturan-peraturan yang berlaku.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 27


28 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2016 di provinsi


dan kabupaten/kota difokuskan pada kegiatan sebagai berikut:

A. Kegiatan di Provinsi

1. Temu Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan


Pertanian

Temu Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan


Pertanian Tingkat Provinsi dilaksanakan di 34 provinsi,
kegiatan ini dilakukan untuk membangun persamaan
persepsi, meningkatkan koordinasi, integrasi, dan
sinergitas antar instansi lingkup pertanian dan SKPD
terkait.

Tujuan
Terpadunya pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang
bersumber dari APBN dan APBD bersama-sama dengan
dinas teknis lingkup pertanian tingkat provinsi, Badan
Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh)/Kelembagaan yang
membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi;
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian yang disinergikan dengan kegiatan dari dinas
teknis lingkup pertanian tingkat provinsi, Bapeluh/
kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian,
dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Provinsi dalam rangka mendukung percepatan

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 29


pencapaian sasaran prokduksi dan produktivitas 7
(tujuh) komoditas prioritas yaitu Padi, Jagung, Kedelai,
Tebu, Aneka Cabai, Bawang Merah dan Daging Sapi.

Sasaran
Kepala Dinas Provinsi, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP), Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian
Kabupaten/Kota, Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi
(KPPP), dan Penyuluh Pertanian Provinsi.
Pelaksanaan
1 (satu) kali

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - Februari 2016

Metode Pelaksanaan
Pertemuan
Output
a. Tersosialisasikan Permentan Nomor 131 Tahun 2014
tentang mekanisme dan hubungan kerja antar
lembaga yang membidangi pertanian dalam
mendukung peningkatan produksi pangan strategis
nasional;
b. Terciptanya sinkronisasi kegiatan dan anggaran
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang
bersumber dari APBN dan APBD dengan dinas teknis
lingkup pertanian tingkat provinsi, Badan Pelaksana
Penyuluhan (Bapeluh)/kelembagaan yang mem-
bidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi;
c. Untuk mendukung percepatan pencapaian tersusun-
nya rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian di tingkat provinsi/kabupaten/kota

30 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


selama 1 (satu) tahun yang disinergikan dengan
kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian tingkat
provinsi, Bapeluh/kelembagaan yang membidangi
penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi.

Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh di provinsi/Satker Pelaksana Dana
Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian.
Laporan
a. Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Temu
Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

2. Temu Evaluasi Pemantapan Sistem Penyuluhan


Pertanian

Tujuan
a. Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan yang bersumber dari APBN;
b. Mengetahui realisasi fisik dan keuangan pada tahun
berjalan;
c. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi saat
pelaksanaan kegiatan;
d. Merencanakan rencana tindak lanjut pelaksanaan
kegiatan penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota
dan kecamatan yang bersumber dari APBN.

Sasaran
Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsenttrasi di
provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 31


Pelaksanaan
1 (satu) kali

Waktu Pelaksanaan
Bulan Juli 2016

Metode Pelaksanaan
Pertemuan
Output
Melakukan konsolidasi terhadap perkembangan pelaksa-
naan kegiatan yang bersumber dari APBN serta
permasalahan yang terjadi sehingga dapat diambil suatu
kebijakan dalam rangka perbaikan pelaksanaan pada
tahun berjalan.

Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh di provinsi/Satker Pelaksana Dana
Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian.

Laporan
a. Membuat Laporan Penyeleggaraan Hasil Pelaksa-
naan Kegiatan Temu Evaluasi Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

3. Apresiasi Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan


Pertanian/SMIPP

Apresiasi SMIPP diikuti oleh Admin SMIPP tingkat


kabupaten maupun BP3K yang ditugaskan untuk
mengelola dan updating database pada wilayah
kerjanya.

32 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Tujuan
a. Memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi
Admin SMIPP tingkat kabupaten maupun BP3K agar
dapat melakukan updating data pada WEB SMIPP;
b. Melakukan evaluasi pengelolaan database SMIPP
berkaitan dengan aspek kelembagaan penyuluhan,
kelembagaan petani dan ketenagaan penyuluhan
serta data luas tanam, produksi, panen dan
produktivitas, penggunaan aplikasi SMIPP offline
maupun online, kesepakatan waktu updating setiap
bulannya.

Sasaran
Petugas pengelola (Admin) SMIPP yang sudah/belum
pernah mengikuti apresiasi sejenis tingkat kabupaten
maupun BP3K.
Pelaksanaan
3 (tiga) hari

Waktu Pelaksanaan
Bulan Maret - April 2016

MetodePelaksanaan
Pertemuan, diskusi dan praktek penggunaan perangkat
komputer.

Output
a. Ketersediaan data tentang penyuluhan pertanian
melalui WEB SMIPP yang dapat dipergunakan untuk
pengambilan kebijakan di tingkat BP3K, kabupaten,
provinsi dan pusat;
b. Akurasi data penyuluhan pertanian berkaitan
dengan aspek: kelembagaan, ketenagaan serta
penyelenggaraan dapat digunakan sebagai acuan

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 33


monitoring secara online dan dapat diakses oleh
pengambil kebijakan.

Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh di provinsi/Satker Pelaksana Dana
Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian.
Laporan
a. Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Apresiasi SMIPP Tingkat Provinsi;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

4. Pengembangan Database Sistem Informasi Penyuluhan


Pertanian/SMIPP

Kegiatan Pengolahan Database Penyuluhan Pertanian


tingkat provinsi dilakukan dengan melakukan review dan
verifikasi updating data yang dilakukan oleh Admin
Kabupaten maupun Kecamatan. Admin Provinsi
memberikan bimbingan dan advokasi kepada Admin
Kabupaten maupun Kecamatan. Selanjutnya Admin
Provinsi memberikan laporan tertulis kepada pimpinan
kelembagaan penyuluhan provinsi yang berisikan
tentang rekapitulasi data yang tercantum dalam SMIPP.
Adapun data yang dimaksud meliputi: data dan
informasi tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian,
Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan Petani,
dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan Materi
Penyuluhan.
Review data dan informasi dilakukan oleh petugas
admin provinsi yang telah dilatih.

34 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Tujuan
Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian
yang akurat dan mutakhir.
Sasaran
Balai Penyuluhan Kecamatan.

Pelaksanaan
1 (satu) paket.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - Desember 2016.
MetodePelaksanaan
a. Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan
penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan
petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat
Kecamatan;
b. Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita;
c. Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan;
d. Penyusunan profil database penyuluhan pertanian
tingkat kecamatan;
e. Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap
triwulan dalam 1 tahun.

Output
a. Tersedianya data kelembagaan penyuluhan,
ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan
kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan
yang akurat dan mutakhir;
b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita.
Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh di provinsi/Satker Pelaksana Dana
Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 35


Laporan
a. Laporan hasil pengolahan database Penyuluhan
Pertanian di provinsi.
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

5. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan


Penyuluhan Pertanian

Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan


Pertanian dilaksanakan oleh 34 provinsi kepada
kabupaten/kota dalam rangka peningkatan kualitas
penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Pembinaan
dilaksanakan melalui pendekatan kepada BP4K/
Kelembagaan yang menangani penyuluhan di
kabupaten/kota agar mampu melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian secara efektif dan efisien.
Tujuan
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di BP4K/Kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian dengan memberikan pembinaan,
masukan, pemecahan masalah dan rencana tindak
lanjut pelaksanaan kegiatan.
Sasaran
BP4K/BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota/kecamatan dan Kelemba-
gaan Petani.

Pelaksanaan
1 (satu) Paket.
Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Kunjungan dan Pertemuan.

36 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Output
BP4K/BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota/kecamatan dan Kelemba-
gaan Petani memperoleh bimbingan dan pembinaan dari
Satker Kelembagaan Penyuluhan Provinsi.

Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian provinsi.

Laporan
a. Membuat Laporan Pelaksanaan Pembinaan dan
Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
Tingkat Provinsi;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

6. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan


Pertanian

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan


Penyuluhan Tingkat Provinsi dilaksanakan di 34 provinsi
yang merupakan bagian dari proses manajemen dalam
suatu kegiatan pertanggungjawaban.

Tujuan
a. Mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di
tingkat kabupaten/kota dan kecamatan;
b. Mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan
yang sedang berjalan maupun yang telah
dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan
kebijakan/tindakan yang diperlukan;
c. Menyediakan umpan balik dari seluruh stakeholders
dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 37


Sasaran
BP4K/BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota/kecamatan dan Kelemba-
gaan Petani.

Pelaksanaan
1 (satu) Tahun.
Waktu Pelaksanaan
Bulan Februari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Kunjungan, survey dan Focus Group Disscusion (FGD).

Output
a. Diketahuinya tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di
kabupaten/kota dan kecamatan;
b. Diketahuinya tingkat kemajuan pelaksanaan
kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah
dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan
kebijakan/tindakan yang diperlukan;
c. Tersedianya umpan balik dari seluruh stakeholders
dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian.
Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian provinsi.

Laporan
a. Membuat Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi di
Provinsi;
b. Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan
yang harus diserahkan ke Pusat Penyuluhan
Pertanian;
c. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

38 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


7. Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan

Penyusunan materi penyuluhan dimaksudkan untuk


memantapkan peran dan fungsi kelembagaan
penyuluhan pertanian dalam memberikan layanan
kepada petani agar tercapai kualitas hidup secara sosial
maupun ekonomi (better farming, better business dan
better living).

Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan inovasi
baru untuk mengatasi permasalahan atau memper-
kenalkan informasi yang berkaitan dengan teknologi
dalam pengembangan agribisnis yang mencakup lintas
kabupaten dalam satu provinsi.

Sasaran
Petani, Gapoktan, Kelembagaan Petani, Penyuluh
Pertanian.

Pelaksanaan
1 (satu) Paket.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
a. Partisipatif;
b. Berorientasi pada kebutuhan petani/pelaku usaha
dalam peningkatan produktivitas komoditas
unggulan;
c. Berorientasi pada pemecahan masalah;
d. Menggunakan media yang efektif.
Tahapan Kegiatan
a. Penetapan topik;
b. Pengumpulan bahan materi yang dibutuhkan;

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 39


d. Penyusunan materi;
e. Pencetakan.

Output
a. Tersedianya materi penyuluhan yang dapat
mengatasi permasalahan atau memperkenalkan
informasi inovatif dalam pengembangan agribisnis
mencakup lintas kabupaten dalam satu provinsi;
b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita.

Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh di provinsi/Satker Pelaksana Dana
Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian.

Laporan
a. Laporan judul materi dan bentuk media (leaflet,
brosur, poster, dll.);
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

8. Pengembangan Materi Penyuluhan melalui Langganan


Tabloid Pertanian

Tabloid pertanian merupakan bentuk media cetak yang


berisi informasi pertanian, yang dapat digunakan
sebagai bahan peningkatan kapasitas penyuluh
pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Tujuan
Memberikan alternatif informasi yang berkaitan dengan
teknologi yang dapat digunakan sebagai bahan
peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.

Sasaran
BP4K/Kelembagaan Penyuluhan/dinas lingkup pertanian
kabupaten/kota dan Balai Penyuluhan Kecamatan.

40 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Pelaksanaan
1 (satu) paket.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Pengadaan langsung dengan mempertimbangkan issue
yang berkembang sebagai materi yang dibutuhkan.
Persyaratan tabloid pertanian sebagai materi
penyuluhan, adalah sebagai berikut:
a. Terbit minimal 4 kali dalam sebulan;
b. Memuat rubrik penyuluhan pertanian;
c. Memuat rubrik suara penyuluh pertanian;
d. Mampu melayani pendistribusian sampai ke tingkat
kecamatan/desa;
e. Menyampaikan informasi teknis pertanian dan
kebijakan pemerintah khususnya Kementerian
Pertanian;
f. Berbadan hukum.

Output
Meningkatnya kompetensi dan kapasitas penyuluh dalam
melaksanakan pengawalan dan pendampingan terhadap
pelaku utama.

Penyelenggara
Satker provinsi.

Laporan
a. Laporan hasil kegiatan Langganan Tabloid
Pertanian;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 41


9. Langganan Majalah Kebijakan Pertanian bagi
Kelembagaan Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan
Majalah Kebijakan Pertanian merupakan bentuk media
cetak yang berisi informasi pertanian, yang dapat
digunakan sebagai bahan peningkatan kapasitas
penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan
funngsinya.

Tujuan
Memberikan alternatif informasi yang berkaitan dengan
teknologi yang dapat digunakan sebagai bahan
peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.

Sasaran
BP4K/Kelembagaan Penyuluhan/dinas lingkup pertanian
kabupaten/kota dan Balai Penyuluhan Kecamatan.

Pelaksanaan
1 (satu) paket.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Pengadaan langsung dengan mempertimbangkan issue
yang berkembang sebagai materi yang dibutuhkan.

Untuk materi yang berisikan tentang kebijakan sektor


pertanian didistribuskan sampai kabupaten/kota.
Sedangkan materi yang berisikan teknologi dan
informasi pemasaran, pengolahan hasil didistribusikan
sampai kecamatan.

Persyaratan tabloid pertanian sebagai materi


penyuluhan adalah sebagai berikut:

42 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


a. Terbit minimal 1 kali dalam sebulan;
b. Memuat rubrik penyuluhan pertanian;
c. Mampu melayani pendistribusian sampai ke tingkat
kabupaten/kota;
d. Menyampaikan informasi teknis pertanian dan
kebijakan pemerintah khususnya Kementerian
Pertanian;
e. Berbadan hukum.

Output
Meningkatnya kompetensi dan kapasitas penyuluh dalam
melaksanakan pengawalan dan pendampingan terhadap
pelaku utama.

Penyelenggara
Satker provinsi.

Laporan
a. Laporan hasil kegiatan Langganan Tabloid
Pertanian.
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

10. Administrasi Kegiatan

Administrasi kegiatan di provinsi dilaksanakan di 34


provinsi untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian dalam mendukung Pemantapan
Sistem Penyuluhan Pertanian.

Tujuan
a. Menyediakan honorarium petugas yang terkait
dengan operasional Satker, petugas SAI dan petugas
SIMONEV;
b. Menyediakan bahan dan alat tulis kantor,
penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapat-

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 43


rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan
provinsi ke pusat; dan
c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi.
Sasaran
Pelaksana Satker Dana Dekonsentrasi lingkup Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Pelaksanaan
1 (satu) Tahun.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
a. Penyaluran honorarium petugas yang terkait dengan
Operasional Satker, Petugas SAI dan Petugas
SIMONEV;
b. Pengadaan bahan dan ATK; dan
c. Koordinasi dan Konsultasi.

Output
a. Diterimanya honorarium petugas yang terkait
dengan operasional Satker, petugas SAI dan petugas
SIMONEV;
b. Tersedianya bahan dan alat tulis kantor,
penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapat-
rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan
provinsi ke pusat; dan
c. Terlaksananya koordinasi dan konsultasi.

Penyelenggara
Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian provinsi.

44 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Laporan
a. Perjalanan dinas dalam rangka perencanaan,
koordinasi dan konsultasi ke pusat disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan dana di tingkat
provinsi.
b. Laporan Bulanan, Triwulanan, dan Tahunan Tingkat
Provinsi (format terlampir) paling lambat diterima
tanggal 10 pada periode/bulan berikutnya, yang
meliputi rekapitulasi kegiatan di kabupaten/kota
dan kegiatan di provinsi dengan alamat e-mail:
penyuluhan@pertanian.go.id. Pusat Penyuluhan
Pertanian akan menginformasikan keragaan
penerimaan laporan bulanan/triwulanan/tahunan
kepada Satker Provinsi setiap 6 bulan sekali yang
selanjutnya sebagai bahan penilaian dan
pemberlakuan "punishment"pada tahun berikutnya.

B. Kegiatan di Kabupaten/Kota

1. Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Tingkat


Kabupaten/Kota
Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota
dilaksanakan di 514 Kabupaaten/Kota, kegiatan ini
dilakukan untuk membangun persamaan persepsi,
meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinergitas antar
instansi lingkup pertanian dan SKPD terkait.
Tujuan
a. Sinkronisasinya kegiatan dan anggaran Pemantapan
Sistem Penyuluhan Pertanian yang bersumber dari
APBN dan APBD bersama-sama dengan dinas teknis

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 45


lingkup pertanian kabupaten/kota, Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP3K);
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian yang disinergikan dengan
kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian
kabupaten/kota dan BP3K.
Sasaran
Kepala Dinas Kabupaten/Kota Lingkup Pertanian, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), BP3K,
Komisi Penyuluhan Pertanian Kabupaten dan Penyuluh
Pertanian Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan
1 (satu) kali.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - Februari 2016.
Metode Pelaksanaan
Pertemuan.

Output
a. Terciptanya sinkronisasi kegiatan dan anggaran
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang
bersumber dari APBN dan APBD dengan dinas teknis
lingkup pertanian kabupaten/kota, Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP3K);
b. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian yang disinergikan dengan
kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian
kabupaten/kota, Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian dan Kehutanan (BP3K);
c. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan tahun
berjalan (Januari Desember 2016).

46 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Penyelenggara
Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota.

Laporan
a. Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Temu
Teknis Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

2. Temu Evaluasi Penyuluhan Pertanian Tingkat


Kabupaten/Kota

Tujuan
a. Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan di kabupaten/kota dan kecamatan yang
bersumber dari APBN;
b. Mengetahui realisasi fisik dan keuangan pada tahun
berjalan;
c. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi saat
pelaksanaan kegiatan;
d. Merencanakan rencana tindak lanjut pelaksanaan
kegiatan penyuluhan di kabupaten/kota dan
kecamatan yang bersumber dari APBN.

Sasaran
Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsenttrasi di
kabupaten/kota dan kecamatan.

Pelaksanaan
1 (satu) kali

Waktu Pelaksanaan
Bulan Juli 2016

Metode Pelaksanaan
Pertemuan.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 47


Output
Melakukan konsolidasi terhadap perkembangan pelaksa-
naan kegiatan yang bersumber dari APBN serta
permasalahan yang terjadi sehingga dapat diambil suatu
kebijakan dalam rangka perbaikan pelaksanaan pada
tahun berjalan.
Penyelenggara
Sekretariat Bapeluh di kabupaten/kota.

Laporan
a. Membuat Laporan Penyeleggaraan Hasil Pelaksa-
naan Kegiatan Temu Evaluasi Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian kabupaten/kota;
b. Mengirimkan ke Provinsi.

3. Pengembangan Database Sistem Informasi Penyuluhan


Pertanian/SMIPP Tingkat Kabupaten/Kota

Kegiatan Pengolahan Database Penyuluhan Pertanian


Kabupaten/Kota dilakukan dengan melakukan review
dan verifikasi updating data yang dilakukan oleh Admin
Kecamatan. Admin Kabupaten/Kota memberikan
bimbingan dan advokasi kepada Admin Kecamatan.
Selanjutnya Admin Kabupaten/Kota memberikan
laporan tertulis kepada pimpinan kelembagaan
penyuluhan kabupaten/kota yang berisikan tentang
rekapitulasi data yang tercantum dalam SMIPP. Adapun
data yang dimaksud meliputi: data dan informasi
tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian,
Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan Petani,
dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan Materi
Penyuluhan.
Review data dan informasi dilakukan oleh petugas
admin kabupaten/kota yang telah dilatih.

48 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Tujuan
Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian
kabupaten/kota yang akurat dan mutakhir.
Sasaran
Admin SMIPP Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan
1 (satu) Paket.

WaktuPelaksanaan
Bulan Januari - Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
a. Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan
penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan
petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat
kecamatan;
b. Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita;
c. Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan;
d. Penyusunan profil database penyuluhan pertanian
tingkat kecamatan;
e. Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap
triwulan dalam 1 tahun.

Output
a. Tersedianya data kelembagaan penyuluhan,
ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan
kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan
yang akurat dan mutakhir;
b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita.
Penyelenggara
Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 49


Laporan
a. Laporan hasil pengolahan database Penyuluhan
Pertanian di kabupaten/kota;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

4. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan


Penyuluhan Pertanian di Kecamatan/BP3K

Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan


Pertanian dilaksanakan oleh 514 kabupaten/kota kepada
kecamatan dalam rangka peningkatan kualitas
penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Pembinaan
dilaksanakan melalui pendekatan kepada BP3K/
Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kecamatan
agar mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan
pertanian secara efektif dan efisien.
Tujuan
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di BP3K/Kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian dengan memberikan pembinaan,
masukan, pemecahan masalah dan rencana tindak
lanjut pelaksanaan kegiatan.
Sasaran
BP3K Kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian dan Kelembagaan Petani.

Pelaksanaan
1 (satu) Paket.
Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Kunjungan dan Pertemuan.

50 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Output
BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian dan Kelembagaan Petani memperoleh
bimbingan dan pembinaan dari Satker Kelembagaan
Penyuluhan Kabupaten/Kota.

Penyelenggara
Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota.

Laporan
a. Membuat Laporan Pelaksanaan Pembinaan dan
Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
Kabupaten/Kota;
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

5. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan


Pertanian di Kabupaten/Kota
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan
Penyuluhan Tingkat Provinsi dilaksanakan di 514
kabupaten/kota yang merupakan bagian dari proses
manajemen dalam suatu kegiatan pertanggungjawaban.

Tujuan
a. Mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di
kecamatan;
b. Mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan
yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksana-
kan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/
tindakan yang diperlukan;
c. Menyediakan umpan balik dari seluruh stakeholders
dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 51


Sasaran
BP3K baik yang mendapatkan fasilitasi dari Dana
Dekonsentrasi maupun yang tidak.
Pelaksanaan
1 (satu) Tahun.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Februari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Kunjungan, survey dan Focus Group Disscusion (FGD).
Output
a. Diketahuinya tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di
kecamatan;
b. Diketahuinya tingkat kemajuan pelaksanaan
kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah
dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan
kebijakan/tindakan yang diperlukan;
c. Tersedianya umpan balik dari seluruh stakeholders
dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian.

Penyelenggara
Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota.

Laporan
a. Membuat Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi di
Kabupaten/Kota;
b. Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan
yang harus diserahkan ke Pusat Penyuluhan
Pertanian.

52 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


6. Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan
Kabupaten/Kota
Penyusunan materi penyuluhan dimaksudkan untuk
memantapkan peran dan fungsi kelembagaan
penyuluhan pertanian dalam memberikan layanan
kepada petani agar tercapai kualitas hidup secara sosial
maupun ekonomi (better farming, better business dan
better living).
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan inovasi
baru untuk mengatasi permasalahan atau memperkenal-
kan informasi yang berkaitan dengan teknologi dalam
pengembangan agribisnis yang mencakup lintas
kecamatan dalam satu kabupaten/kota.
Sasaran
Petani, Gapoktan, Kelembagaan Petani, Penyuluh
Pertanian.
Pelaksanaan
1 (satu) Paket.
Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
a. Partisipatif;
b. Berorientasi pada kebutuhan petani/pelaku usaha
dalam peningkatan produktivitas komoditas
unggulan;
c. Berorientasi pada pemecahan masalah;
d. Menggunakan media yang efektif.
Tahapan Kegiatan
a. Penetapan topik;
b. Pengumpulan bahan materi yang dibutuhkan;

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 53


c. Penyusunan materi;
d. Pencetakan.

Output
a. Tersedianya materi penyuluhan yang dapat
mengatasi permasalahan atau memperkenalkan
informasi inovatif dalam pengembangan agribisnis
mencakup lintas kecamatan dalam satu kabupaten/
kota;
b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita.
Penyelenggara
Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota.

Laporan
a. Laporan judul materi dan bentuk media (leaflet,
brosur, poster, dll.);
b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian.

7. Administrasi Kegiatan

Administrasi kegiatan di kabupaten/kota dilaksanakan di


514 kabupaten/kota untuk menunjang pelaksanaan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam men-
dukung Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian.
Tujuan
a. Menyediakan honorarium petugas yang terkait
dengan operasional kegiatan;
b. Menyediakan bahan dan alat tulis kantor,
penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapat-
rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan
kabupaten/kota ke provinsi; dan
c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi.

54 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Sasaran
Pimpinan Balai Penyuluhan di kecamatan/Koordinator
Penyuluh Pertanian Kecamatan.
Pelaksanaan
1 (satu) Tahun.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
a. Penyaluran honorarium petugas yang terkait dengan
operasional kegiatan;
b. Pengadaan bahan dan ATK; dan
c. Koordinasi dan konsultasi.

Output
a. Diterimanya honorarium petugas yang terkait
dengan operasional kegiatan;
b. Tersedianya bahan dan alat tulis kantor,
penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapat-
rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan
kabupaten/kota ke provinsi; dan
c. Terlaksananya koordinasi dan konsultasi.

Penyelenggara
BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota.

Laporan
a. Perjalanan dinas dalam rangka perencanaan,
koordinasi dan konsultasi ke provinsi;
b. Laporan Bulanan, Triwulanan, dan Tahunan
Kabupaten/Kota (format terlampir) paling lambat
diterima tanggal 10 pada periode/bulan berikutnya,
yang meliputi rekapitulasi kegiatan di kecamatan

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 55


dan kegiatan di kabupaten/kota kepada Kepala
Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian provinsi.

C. Kegiatan di Kecamatan (BP3K)

1. Administrasi dan Pengelolaan Data Base

a. Administrasi
Administrasi di Balai Penyuluhan Kecamatan diguna-
kan untuk mengintegrasikan segala sumberdaya
penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan
memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
dalam rangka mengoperasionalkan kegiatan yang
telah direncanakan.
Tujuan
Menyediakan bahan dan alat tulis kantor,
penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat
serta penyusunan dan pengiriman laporan ke
kabupaten/kota.

Sasaran
Camat, Penyuluh Pertanian Lapangan, POPT, Mantri
Tani, Poktan dan Gapoktan.

Pelaksanaan
1 (satu) tahun.

Waktu Pelaksanaan
Bulan April Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
1) Pengadaan bahan dan ATK pelaksana
penyuluhan pertanian tingkat Kecamatan;

56 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


2) Perjalanan dinas dalam rangka perencanaan,
koordinasi dan konsultasi ke kabupaten/kota.

Output
Tersedianya bahan dan alat tulis kantor,
penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat
serta penyusunan dan pengiriman laporan ke
kabupaten/kota.

Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.
Laporan
1) Laporan hasil kegiatan administrasi di
kecamatan;
2) Laporan hasil perjalanan dinas dalam rangka
perencanaan, koordinasi dan konsultasi ke
kabupaten/kota dan provinsi disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan dana di
kecamatan.

b. Pengolahan Data Base


Kegiatan Pengelolaan Database Sistem Informasi
Penyuluhan Pertanian/SMIPP tingkat BP3K
dilaksanakan melalui pemutakhiran data dan
informasi penyuluhan pertanian (data dan informasi
tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian,
Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan
Petani, dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan
Materi Penyuluhan) melalui SMIPP yang meliputi
SIMLUHTAN dan Cyber Extension. Pemuktakhiran
data dan informasi dilakukan oleh petugas admin
yang telah dilatih.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 57


Tujuan
Menyediakan data dan informasi penyuluhan
pertanian yang akurat dan mutakhir, khususnya
database yang dibutuhkan untuk mendukung
program swasembada padi, jagung, dan kedelai
(luas sawah, luas tanam, luas panen, produksi dan
produktivitas).

Sasaran
Balai Penyuluhan Kecamatan.
Pelaksanaan
1 (satu) Paket.

Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
1) Kompulasi, verifikasi dan input data kelemba-
gaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan,
kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi
petani tingkat kecamatan;
2) Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita;
3) Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan;
4) Penyusunan profil database penyuluhan per-
tanian tingkat kecamatan;
5) Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap
triwulan dalam 1 tahun.

Output
1) Tersedianya data kelembagaan penyuluhan,
ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani
dan kelembagaan ekonomi petani tingkat
kecamatan yang akurat dan mutakhir;
2) Tersedianya materi penyuluhan spesifik
lokalita.

58 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan.

Laporan
Laporan hasil pengolahan database Penyuluhan
Pertanian di kecamatan.

2. Temu Teknis Penyuluhan di Kecamatan

Temu Teknis Penyuluhan Pertanian di kecamatan


dilakukan untuk meningkatkan koordinasi dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan Pertanian di
kecamatan. Hasil dari koordinasi ini dituangkan dalam
programa penyuluhan yang dilaksanakan di WKBPP dan
WKPP.

Tujuan
BP3K mampu merencanakan dan mensinergikan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di
kecamatan.

Sasaran
Camat, Petugas POPT, Mantri Tani, Pengurus Poktan/
P3A, Pengurus Gapoktan/GP3A, Pengurus KEP, Penyuluh
Pertanian Lapangan, Mantri Statistik, Babinsa, dan atau
petugas terkait lainnya.

Pelaksanaan
1 (satu) kali.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Maret April 2016 atau sesuai kebutuhan di
lapangan.
Metode Pelaksanaan
Pertemuan dan diskusi.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 59


Output
Rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi
pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang
memberikan daya ungkit tinggi.

Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.
Laporan
Laporan hasil pelaksanaan dan rencana tindak lanjut
Kegiatan Temu Teknis Penyuluhan di Kecamatan.

3. Rembug Tani, Kursus Tani dan Farmers Field Day


(FFD)

a. Rembug Tani
Rembug Tani sebagai salah satu metode
pemberdayaan petani melalui pertemuan yang
dilakukan secara rutin oleh Poktan dan Gapoktan
dalam menjalankan usahataninya yang difasilitasi
oleh penyuluh yang berada di wilayah kerja Balai
Penyuluhan Kecamatan.

Tujuan
1) BP3K melalui Penyuluh Pertanian masing-masing
WKPP mampu memfasilitasi poktan dalam
melaksanakan rembug tani untuk menyepakati
rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran
dari rencana kegiatan percepatan peningkatan
produksi pangan strategis nasional dan kegiatan
penyuluhan yang memberikan daya ungkit
tinggi;
2) Menyampaikan informasi tentang rencana
kegiatan penyuluhan sesuai dengan programa

60 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


penyuluhan dan rencana pengembangan
usahatani tingkat kecamatan.

Sasaran
Penyuluh Pertanian Urusan Programa dan Penyuluh
Pertanian masing-masing WKPP.

Pelaksanaan
1 (satu) Kegiatan.

Waktu Pelaksanaan
Paling lambat April 2016.
Metode Pelaksanaan
Pertemuan/Rembug.

Output
1) Rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran
dari rencana kegiatan percepatan peningkatan
produksi pangan strategis nasional dan kegiatan
penyuluhan yang memberikan daya ungkit
tinggi;
2) Terinformasikannya rencana kegiatan
penyuluhan sesuai dengan programa penyuluhan
dan rencana pengembangan usahatani tingkat
kecamatan.
Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.

Laporan
Laporan hasil pelaksanaan Rembug Tani.

b. Kursus Tani
Kursus Tani di Kecamatan dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan kemampuan petani dalam
menerapkan teknologi sesuai dengan rekomendasi.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 61


Tujuan
Meningkatkan kemampuan petani dalam menerap-
kan teknologi sesuai dengan rekomendasi.
Sasaran
Gapoktan.

Pelaksanaan
1 (satu) tahun.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Februari - Desember 2016 sesuai dengan
jadwal dan materi yang telah disepakati oleh
kelompoktani.

Metode Pelaksanaan
1) Melakukan pembelajaran mencakup materi
teknis;
2) Pengembangan jejaring dan kemitraan dalam
agribisnis;
3) Metode lain secara spesifik yang dibutuhkan
dalam mendukung pelaksanaan di lapangan.

Output
Meningkatnya kemampuan petani dalam menerap-
kan teknologi (padi, jagung dan kedelai) sesuai
dengan rekomendasi.

Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.

Laporan
Laporan hasil kegiatan kursus tani di kecamatan.

c. Farmers Field Day (FFD)


Kegiatan Farmers Field Day (Hari Temu Lapangan
Petani) sebagai salah satu metode pemberdayaan

62 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


petani melalui pertemuan antara para petani,
peneliti dan penyuluh untuk saling tukar-menukar
informasi tentang teknologi pertanian yang
diterapkan dan umpan balik dari petani. Kegiatan
ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau
setiap tahapan proses budidaya untuk menyampai-
kan pesan terkait dengan teknologi yang
diterapkan, khususnya yang berkaitan dengan upaya
peningkatan produksi dan produktivitas 7 (tujuh)
komoditas pangan strategi (padi, jagung, kedelai,
aneka cabai, bawang merah dan daging sapi).

Tujuan
Menyampaikan informasi tentang teknologi
pertanian terapan serta umpan balik dari petani.

Sasaran
Petani, peneliti dan penyuluh pertanian.

Pelaksanaan
1 (satu) kegiatan.

Waktu Pelaksanaan
Bulan April Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Pertemuan dan pameran, demonstrasi hasil, dan
demonstrasi cara.

Output
Terinformasikannya teknologi pertanian terapan
serta umpan balik dari petani.
Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.

Laporan
Laporan hasil pelaksanaan Farmers Field Day.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 63


4. Latihan Kunjungan dan Monitoring Evaluasi

a. Latihan Kunjungan (LAKU)


Kegiatan Latihan bagi penyuluh pertanian di Balai
Penyuluhan Kecamatan secara rutin 2 (dua) minggu
sekali. Sedangkan kunjungan dilaksanaan oleh
Penyuluh Pertanian secara rutin kepada Poktan dan
Gapoktan di wilayah binaannya (Permentan Nomor
82 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan
Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani yang
telah ditindaklanjuti dengan Pedoman Pelaksanaan
Sistem Kerja LAKU SUSI Tahun 2014).

Tujuan
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh
pertanian melalui pelatihan dan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani
melalui kunjungan penyuluh pertanian ke Poktan
dan Gapoktan.

Sasaran
Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh
Pertanian, Poktan dan Gapoktan.

Pelaksanaan
1 (satu) paket.

Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Pelatihan di Balai Penyuluhan Kecamatan dan
kunjungan ke Poktan dan Gapoktan, khususnya
dalam penerapan pendampingan teknologi yang
direkomendasikan dalam percepatan peningkatan
produksi dan produktivitas 7 (tujuh) komoditas

64 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


pangan strategi (padi, jagung, kedelai, aneka cabai,
bawang merah dan daging sapi).

Metode Pelaksanaan
Pelatihan di Balai Penyuluhan Kecamatan dan
kunjungan ke Poktan dan Gapoktan.

Output
1) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi
penyuluh pertanian;
2) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan
sikap petani dalam penerapan.

Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.

Laporan
Laporan hasil pelaksanaan latihan dan kunjungan.

b. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan
Penyuluhan Tingkat Provinsi dilaksanakan di 34
provinsi yang merupakan bagian dari proses
manajemen dalam suatu kegiatan pertanggung-
jawaban.
Tujuan
Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan
dan dapat mengawal serta mendampinginya lebih
optimal untuk mencapai suatu tujuan.

Sasaran
Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh
Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya.

Pelaksanaan
1 (satu) paket.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 65


Waktu Pelaksanaan
Bulan April - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Kunjungan lapangan, analisis materi atau sesuai
kebutuhan

Output
1) meningkatnya kualitas kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan;
2) meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan
sikap petani.

Penyelenggara
BP3K yang difasilitasi.

Laporan
1) Membuat Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi
di provinsi;
2) Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, dan
Tahunan yang harus diserahkan ke Pusat
Penyuluhan Pertanian.

5. Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan


Kelompoktani
a. Penumbuhan Kelompoktani
Penumbuhan dan pengembangan Poktan dilakukan
melalui pemberdayaan petani untuk merubah pola
pikir petani agar mau meningkatkan usahataninya
dan meningkatkan kemampuan poktan dalam
melaksanakan fungsinya. Pemberdayaan petani
dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
penyuluhan dengan pendekatan kelompok.

Hingga saat ini masih banyak petani yang belum


bergabung dalam kelompoktani, hal ini disebabkan

66 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


oleh kurangnya pemahaman akan manfaat
berkelompok. Selain itu, bagi kelompoktani yang
telah tumbuh masih banyak yang belum mengelola
kelompoknya sesuai dengan fungsinya sebagai kelas
belajar, wahana kerjasama dan unit produksi.

Tujuan
1) Meningkatnya jumlah petani yang tergabung
dalam kelompoktani;
2) Meningkatnya kemampuan manajemen
kelompoktani.

Sasaran
Petani yang belum berkelompok; Kelompoktani.

Pelaksanaan
1 (satu) paket kegiatan.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Februari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Pertemuan secara rinci terdapat pada petunjuk
pelaksanaan tersendiri.

Output
1) Peningkatan jumlah kelompoktani;
2) Peningkatan kualitas manajemen kelompoktani.

Laporan
Laporan hasil kegiatan penumbuhan dan
pengembangan kelompoktani di seluruh Balai
Penyuluhan Kecamatan se-Indonesia.

b. Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani


Kegiatan penilaian kelas kemampuan kelompoktani
dilakukan untuk mengetahui perkembangan

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 67


klasifikasi kemampuan kelompoktani yang telah
tumbuh minimal 2 tahun di setiap kecamatan.

Tujuan
Meningkatkan kelas kemampuan kelompoktani.

Sasaran
Kelompok tani, kepala desa/lurah, camat, penyuluh
pertanian dan pimpinan BP3K.

Pelaksanaan
1 (satu) paket kegiatan.
Waktu Pelaksanaan
Bulan Februari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Pertemuan secara rinci terdapat pada petunjuk
pelaksanaan tersendiri.

Output
Jumlah kelompoktani yang meningkat kelas
kemampuannya.

Laporan
Laporan hasil kegiatan penilaian kelas kemampuan
kelompoktani di seluruh Balai Penyuluhan
Kecamatan se-Indonesia.

6. Pemberdayaan Kelompoktani di Lokasi Sentra Pangan

a. Rembug Tani Desa


Rembug Tani Desa sebagai salah satu metode
pemberdayaan petani melalui pertemuan yang
dilakukan secara rutin oleh Poktan dan Gapoktan
dalam menjalankan usahataninya yang di fasilitasi
oleh penyuluh yang berada di wilayah kerja Balai
Penyuluhan Kecamatan.

68 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Tujuan
1) Merencanakan kegiatan usahatani dan
menyusun jadwal pelaksanaan pengolahan
lahan, penanaman, pemeliharaan dan panen
sesuai dengan paket bantuan dan rekomendasi
teknologi untuk mencapai sasaran peningkatan
IP dan produktivitas padi, jagung dan kedelai;
2) Mengidentifikasi masalah dan pemecahannya,
serta mengevaluasi hasil usahatani.
Sasaran
Poktan dan Gapoktan.

Pelaksanaan
3 (tiga) kegiatan.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - November 2016 atau sesuai
kebutuhan lapangan.

Metode Pelaksanaan
Pertemuan/Rembug.

Output
1) Tersusunnya rencana kegiatan usahatani dan
jadwal pelaksanaan;
2) Teridentifikasinya masalah dan pemecahannya,
serta terevaluasinya hasil usahatani.

Penyelenggara
Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi.

Laporan
Laporan hasil pelaksanaan Rembug Tani.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman
petunjuk pelaksanaan Pemberdayaan Kelompoktani
di Lokasi Sentra Produksi Pangan.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 69


b. Kursus Tani
Kursus Tani Desa dilaksanakan desa dalam rangka
meningkatkan kemampuan petani dalam menerap-
kan teknologi (Komoditas Strategis Nasional) sesuai
dengan rekomendasi.

Tujuan
Meningkatkan kemampuan petani dalam menerap-
kan teknologi (padi, jagung dan kedelai) sesuai
dengan rekomendasi.
Sasaran
Poktan dan Gapoktan.

Pelaksanaan
1 (satu) tahun.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Februari - Desember 2016 sesuai dengan
jadwal dan materi yang telah disepakati oleh
kelompoktani.

Metode Pelaksanaan
1) Melakukan pembelajaran mencakup materi
teknis;
2) Pengembangan jejaring dan kemitraan dalam
agribisnis;
3) Metode lain secara spesifik yang dibutuhkan
dalam mendukung pelaksanaan di lapangan.

Output
Meningkatnya kemampuan petani dalam menerap-
kan teknologi 7 (tujuh) komoditas pangan strategi.
Penyelenggara
Penyuluhan Pertanian di WKPP.

70 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Laporan
Laporan hasil kegiatan kursus tani di Desa.

7. Pemberdayaan Kelembagaan Petani

a. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan


Ekonomi Petani
Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
ekonomi petani merupakan upaya pemberdayaan
petani yang berorientasi pasar yang ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas mereka dalam penguasaan
teknis budidaya/produksi, manajemen usahatani
dan pemasaran dengan mengoptimalkan rantai nilai
untuk produk pertanian dengan nilai ekonomis
tinggi.

Tujuan
1) memberikan acuan bagi pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan dalam
melaksanakan kegiatan Pemberdayaan
Kelompoktani di Lokasi Sentra Pangan;
2) Meningkatnya pengembangan kegiatan usaha
agribisnis yang dilakukan oleh kelembagaan
ekonomi petani berbasis komoditas unggulan
sesuai potensi wilayah;
3) meningkatkan kinerja Penyuluh Pertanian
dalam melakukan pengawalan dan pendam-
pingan kepada para petani dalam upaya
pencapaian swasembada dan swasembada
berkelanjutan komoditas pangan strategis
nasional.

Sasaran
1) Penyuluh pendamping di 24.000 WKPP di lokasi
sentra pangan;

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 71


2) Kelompoktani di lokasi sentra pangan;
3) Para penyelenggara penyuluhan di pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan yang
menangani kegiatan pemberdayaan kelompok-
tani di lokasi sentra pangan.

Pelaksanaan
1 (satu) paket kegiatan.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Februari - Desember 2016.
Metode Pelaksanaan
Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani.
Output
1) meningkatnya produksi dan produktivitas
komoditas pangan strategis nasional melalui
Gerakan Pemberdayaan Kelompoktani di Lokasi
Sentra Pangan;
2) meningkatnya kinerja penyuluh pertanian dalam
melakukan pengawalan dan pendampingan
kepada petani guna mencapai swasembada dan
swasembada berkelanjutan komoditas pangan
strategis nasional;
3) terfasilitasinya tim pengawalan dan pendam-
pingan di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan guna mewujudkan pemberdayaan
petani di lokasi sentra pangan.

Laporan
Laporan hasil kegiatan penumbuhan kelembagaan
ekonomi petani.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman


petunjuk pelaksanaan penumbuhan dan pengem-
bangan kelembagaan ekonomi petani.

72 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


D. Ketenagaan Penyuluhan yang Difasilitasi

1. Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS


Biaya Operasional Penyuluh (BOP) PNS dan THL-TB
Penyuluh Pertanian dimaksudkan untuk memfasilitasi
operasional penyuluh di tingkat provinsi dan kabupaten/
kota untuk melakukan kunjungan/pembinaan penyu-
luhan di wilayah binaannya masing-masing. Besaran BOP
setiap bulan dibedakan dalam 3 (tiga) wilayah dengan
rincian sebagai berikut:

No. Wilayah BOP (Rp)


1 Wilayah Barat 320.000
2 Wilayah Tengah 400.000
3 Wilayah Timur 480.000

Penyuluh pertanian yang berhak menerima BOP, yaitu:


a. Penyuluh pertanian PNS yang telah diangkat
menjadi pejabat fungsional penyuluh pertanian
sesuai dengan PERMENPAN Nomor PER/02/MENPAN/
2/2008 (dibuktikan dengan SK pengangkatan
jabatan fungsional penyuluh pertanian);
b. Bertugas dan melakukan pembinaan penyuluhan
pertanian di wilayah kerjanya (dibuktikan dengan
Surat Keputusan Pejabat Berwenang);
c. Untuk penyuluh pertanian PNS dengan keahlian
perikanan dan telah diangkat kembali sebagai
pejabat fungsional penyuluh pertanian (dibuktikan
dengan SK pengangkatan kembali kedalam jabatan
fungsional penyuluh pertanian).

Penyuluh pertanian yang tidak berhak menerima BOP,


yaitu:

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 73


a. Penyuluh Pertanian sedang dalam tugas belajar
lebih dari 6 (enam) bulan berturut-turut;
b. Penyuluh Pertanian telah mengalami mutasi jabatan
dari fungsional ke struktural;
c. Penyuluh Pertanian mendapat tugas khusus di luar
tugas sebagai penyuluh;
d. Penyuluh Pertanian tidak menyusun Rencana Kerja
Tahunan (RKT) Penyuluh Pertanian berdasarkan
Programa Penyuluhan sesuai lokasi penugasan;
e. Penyuluh Pertanian tidak menyusun Laporan
Bulanan Kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian berdasarkan RKT;
f. Penyuluh Pertanian yang dalam melaksanakan
tugasnya tidak mendapat persetujuan dari
Koordinator Penyuluh atau atasan langsung
penyuluh pertanian.

Tahapan pelaksanaan pencairan dan pendistribusian BOP


bagi Penyuluh Pertanian, adalah sebagai berikut:

a. Satker pengelola Dana Dekonsentrasi Pemantapan


Sistem Penyuluhan Pertanian Provinsi melakukan
verifikasi ulang terhadap Penyuluh Pertanian calon
penerima BOP, baik Penyuluh Pertanian di provinsi
maupun kabupaten/kota;

b. KPA pada satker Pengelola Dana Dekonsentrasi


Pemantapan Sistem penyuluhan Pertanian Provinsi
menerbitkan SK Penyuluh Pertanian Penerima BOP
di Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan usulan
dari Bakorluh/kelembagaan yang menangani penyu-
luhan di Provinsi dan BP4K/kelembagaan yang
menangani penyuluhan di Kabupaten/Kota;

74 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


c. KPA pada satker Pengelola Dana Dekonsentrasi
Pemantapan Sistem penyuluhan Pertanian Provinsi,
berdasarkan Surat Keputusan Penyuluh Pertanian
penerima BOP dan Rekomendasi dari kabupaten/
kota melakukan pencairan BOP;
d. Pencairan BOP dilakukan oleh bendahara
pengeluaran Satker Provinsi yang selanjutnya
ditransfer ke rekening Penyuluh Pertanian penerima
BOP, atas dasar persetujuan/rekomendasi dari
Koordinator Penyuluh Pertanian atau atasan
langsung penyuluh pertanian;
e. Persetujuan/rekomendasi yang diberikan untuk
pencairan BOP pertama kali oleh provinsi dan
Kabupaten/kota diawali dengan menyerahkan
programa penyuluhan pertanian, RKT penyuluh
pertanian, serta laporan bulanan kegiatan
pelaksanaan penyuluhan pertanian, dan untuk
persetujuan/rekomendasi selanjutnya Penyuluh
Pertanian menyerahkan laporan kegiatan
penyuluhan setiap bulan berikutnya;
f. Kinerja setiap penyuluh pertanian akan dievaluasi
berdasarkan 9 (sembilan) Indikator Keberhasilan
Penyuluh Pertanian oleh atasan langsung Penyuluh
Pertanian;
g. Koordinator penyuluh atau atasan langsung
Penyuluh Pertanian agar segera melaporkan kepada
Satker provinsi, apabila terjadi alih tugas, pensiun,
wafat, dan tindak indisipliner lainnya, untuk
dilakukan pemberhentian terhadap penyaluran BOP.
Apabila penyuluh tersebut tetap menerima BOP,
maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 75


h. Pencairan dana BOP dilakukan paling lambat setiap
3 bulan sekali;
i. Terhadap BOP tidak dikenakan pemotongan,
termasuk pemotongan pajak;
j. Dana BOP Penyuluh Pertanian PNS yang tidak
terserap, tidak dapat direvisi dan harus disetorkan
ke Kas Negara.
k. Pencairan BOP setelah para penyuluh telah
mengirimkan:
1) Laporan realisasi
2) Data Produksi
3) Laporan Produktivitas
4) Laporan Luas Tanam

Mengingat keterbatasan dana dekonsentrasi yang


tersedia di tingkat pusat, maka daerah dapat
menambahkan dukungan dana operasional bagi
penyuluh pertanian, antara lain melalui penyediaan
Uang Kerja Bimbingan (UKB) dan bentuk-bentuk
pendanaan lain yang bersumber dari APBD provinsi,
kabupaten/kota atau sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.

2. Honorarium dan Biaya Operasional Penyuluh


Pertanian THL-TB Penyuluh Pertanian

Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu (THL-TB) Penyuluh


Pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian
sejak tahun 2007, sampai dengan Juni 2015 tercatat
masih sebanyak 19.417 orang yang tersebar di
kabupaten/kota seluruh Indonesia, dengan rincian
berdasarkan Angkatan dan Pendidikan, seperti tabel
berikut:

76 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


No. Pendidikan Jumlah (Orang) Honor (RP)
1 S1/D4 7.437 2.000.000
2 D3 2.037 1.500.000
3 SLTA 9.943 1.200.000
Jumlah 19.417
Lebih rinci diatur tersendiri dalam Pedoman
Pelaksanaan Pengelolaan Honorarium dan BOP THL-TB
Penyuluh Pertanian.

3. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian


Swadaya
Tujuan
a. Meningkatkan peran dan motivasi penyuluh
pertanian swadaya sebagai mitra kerja Penyuluh
Pertanian PNS dalam pendampingan kelompoktani.
b. Meningkatkan wawasan dan kemampuan penyuluh
pertanian swadaya dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian.
c. Meningkatkan kualitas pendampingan penyuluh
pertanian swadaya guna mendukung pencapaian
program prioritas pembangunan pertanian;
Sasaran
Penyuluh Pertanian Swadaya di 34 provinsi seluruh
Indonesia.

Pelaksanaan
1 (satu) paket.

Waktu Pelaksanaan
Bulan Januari - Desember 2016.

Metode Pelaksanaan
Pembinaan dan Kunjungan Lapangan.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 77


Output
a. Meningkatnya peran dan motivasi penyuluh
pertanian swadaya dalam sebagai mitra kerja
Penyuluh Pertanian PNS dalam pendampingan
kelompoktani;
b. Meningkatnya wawasan dan kemampuan penyuluh
pertanian swadaya dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian;
c. Meningkatnya kualitas pendampingan penyuluh
pertanian swadaya guna mendukung pencapaian
program prioritas pembangunan pertanian.

Penyelenggaraan
Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan.

Laporan
Laporan hasil kegiatan Penumbuhan dan Pemberdayaan
Penyuluh Pertanian Swadaya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman


petunjuk pelaksanaan Penumbuhan dan Pemberdayaan
Penyuluh Pertanian Swadaya.

78 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


BAB V
KEGIATAN PUSAT MENDUKUNG
PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN
DI DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

Agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui dana


dekonsentrasi dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai
dengan yang direncanakan diperlukan dukungan kegiatan
penyuluhan di pusat. Kegiatan-kegiatan pusat yang mendukung
penyelenggaraan penyuluhan pertanian di daerah adalah sebagai
berikut:

A. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Provinsi


1. Temu Koordinasi Penyuluhan Provinsi;
2. Administrasi Kegiatan;
3. Pengembangan Data Base Sistem Informasi Penyuluhan
Pertanian;
4. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan
pertanian;
5. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan
Provinsi;
6. Penyusunan dan Penyebaran Materi Provinsi;
7. Langganan Tabloid dan Majalah Pertanian.

B. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan


Kabupaten/Kota
1. Temu Teknis Penyuluhan Kabupaten/Kota;
2. Pengembangan Data Base Simluhtan;

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 79


3. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian;
4. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan;
5. Administrasi Kegiatan;
6. Penyusunan dan Penyebaran Materi;
7. Langganan Tabloid Pertanian.

C. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Balai Penyuluhan


(BP3K)
1. Temu Teknis Penyuluhan Tingkat Kecamatan;
2. Penyusunan Programa Kecamatan;
3. Rembug Tani;
4. Farmer Field Days;
5. Supervisi;
6. Penyusunan Rencana Kerja Tingkat Kecamatan;
7. Administrasi BP3K;
8. Pengelolaan Database dan Cyber Extension;
9. Kursus Tani;
10. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik
Lokasi;
11. Peningkatan Kapasitas Penyuluh;
12. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
Swadaya;
13. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani;
14. Penilaian dan Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok
Tani.

80 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


D. Dukungan Penyelenggaraan Penyuluhan di BP3K
1. Supervisi;
2. Administrasi BP3K;
3. Pengelolaan Database dan Cyber Extension.

E. Ketenagaan Penyuluhan Pertanian yang Difasilitasi


1. Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS;
2. Honorarium dan BOP Tenaga Harian Lepas Bantu
Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) Selama 10 Bulan.

F. Kelembagaan Petani yang Difasilitasi


1. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi
Petani;
2. Pemberdayaan Petani di Sentra Produksi Pangan.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 81


82 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan
BAB VI
DUKUNGAN PEMBIAYAAN
KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
OLEH PEMERINTAH DAERAH

Agar penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan secara efektif


dan efisien, juga diperlukan dukungan pembiayaan oleh
pemerintah daerah terhadap kegiatan-kegiatan yang dibiayai
melalui dana dekonsentrasi dan/atau tidak dialokasikan pada
dana dekonsentrasi tahun 2016, seperti:

A. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluh Provinsi


1. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian;
2. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan
Provinsi;
3. Penyusunan dan Penyebaran Materi Provinsi;
4. Langganan Tabloid dan Majalah Pertanian;
5. Apresiasi Cyber Extension;
6. Pertemuan Rembug Tani Tingkat Provinsi;
7. Fasilitasi Kegiatan Komisi Penyuluhan Pertanian
Provinsi;
8. Penilaian Kelas dan Peningkatan Kelas Kemampuan
Kelompok Tani;
9. Penilaian Penghargaan Tingkat Provinsi.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 83


B. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan
Kabupaten/Kota
1. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian;
2. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan;
3. Penyusunan dan Penyebaran Materi;
4. Rembug Tani;
5. Apresiasi SMIPP bagi BP3K;
6. Fasilitasi Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani;
7. Fasilitasi Penilaian Klasifikasi BP3K;
8. Eksploitasi dan Biaya Berlangganan Internet Cyber
Extension;
9. Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten;
10. Advokasi Penumbuhan dan Pengembangan Posluhdes.

C. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Balai Penyuluhan


(BP3K)
1. Latihan dan Kunjungan;
2. Rembug Tani;
3. Farmer Field Days;
4. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik
Lokasi (di BP3K);
5. Peningkatan Kapasitas Penyuluh (Bimtek);
6. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
Swadaya;
7. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani;
8. Penumbuhan dan Pengembangan Posluhdes.

84 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


D. Dukungan Penyelenggaraan Penyuluhan di BP3K
1. Temu Teknis Penyuluhan Tingkat Kecamatan;
2. Penyusunan Programa Kecamatan;
3. Percontohan/Demplot;
4. Latihan dan Kunjungan;
5. Rembug Tani;
6. Farmer Field Days;
7. Supervisi;
8. Pengelolaan Data Base dan Cyber Extension;
9. Kursus Tani;
10. PendampinganPenyusunan RDK/RDKK;
11. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik
Lokasi (di BP3K);
12. Peningkatan Kapasitas Penyuluh (Bimtek);
13. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
Swadaya;
14. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani;
15. Penumbuhan dan Pengembangan Posluhdes.

E. Penilaian dan Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok-


tani Ketenagaan Penyuluhan Pertanian yang Difasilitasi
1. Tambahan Honorarium dan BOP Tenaga Harian Lepas
Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) Selama 2
Bulan;
2. Penyesuaian Honorarium Sesuai Dengan UMP Provinsi.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 85


F. Kelembagaan Petani yang Difasilitasi
1. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi
Petani;
2. Pemberdayaan Petani di Sentra Produksi Pangan.

G. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Pertanian


1. Pembangunan dan Renovasi/Rehabilitasi BP3K;
2. Sarana dan Prasarana BP3K (Sarana, Perkantoran,
Meubelair, dll);
3. Sarana Keinformasian bagi BP3K (PC, Laptop, Printer,
Modem, Alat Penguat Sinyal, GPS Point, dll);
4. Kendaraan Roda-2 Bagi Penyuluh Pertanian;
5. Alat Bantu Percontohan;
6. Mobil Unit Penyuluhan;
7. Sarana Operasional Penyuluh (Jas Hujan).

86 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


BAB VII
PENUTUP

Pedoman Penggunaan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan


Penyuluhan Pertanian Tahun 2016 disusun untuk dapat digunakan
sebagai acuan bagi Satker Provinsi dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian di provinsi dan kabupaten/kota. Ini
khususnya dalam mendukung percepatan pencapaian
swasembada padi, jagung, dan kedelai. Untuk lebih operasional
lagi kegiatan penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi,
Satker Provinsi diwajibkan menyusun dan menerbitkan Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
melalui rapat sinkronisasi kegiatan tahun 2016.

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 87


88 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan
LAMPIRAN

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 89


90 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan
Lampiran 1.
REKAP KEGIATAN DAN ANGGARAN [PAGU TETAP]
PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN
TA. 2016
THL-TB PP Pemberdayaan Petani
Penyuluh Pengawalan Pemberdayaan
No Provinsi KAB BP3K Penumbuhan Pengembangan
PNS S1 D4 D3 SLTA TOTAL Sentra Penyuluh
KEP KEP
Pangan Swadaya
1 ACEH 23 128 1.053 501 98 85 1.068 1.752 1152 420 30
2 SUMATERA UTARA 33 140 1.145 654 52 156 822 1.684 1260 450 50 10
3 SUMATERA BARAT 19 65 733 191 28 77 332 628 585 210 50 20
4 RIAU 12 67 600 150 6 46 157 359 603 210 20
5 JAMBI 11 73 839 133 - 41 152 326 657 300 40
6 SUMATERA SELATAN 17 100 1.064 228 42 75 314 659 900 300 10
7 BENGKULU 10 59 569 133 - 24 190 347 531 240
8 LAMPUNG 15 110 843 289 12 101 296 698 990 450 40
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 7 13 146 47 3 6 62 118 117 60
10 KEPULAUAN RIAU 7 6 35 4 - 2 8 14 54 60
11 DKI JAKARTA 6 1 65 13 7 2 11 33 9 0
12 JAWA BARAT 27 139 1.613 605 112 213 689 1.619 1390 1050 90 40
13 JAWA TENGAH 35 293 2.035 994 30 346 1.174 2.544 2880 1330 60 30
14 DI YOGYAKARTA 5 30 278 88 7 29 109 233 270 150 50 25
15 JAWA TIMUR 38 277 2.125 1.010 46 242 1.106 2.404 2711 1050 50 20
16 BANTEN 8 61 182 144 10 39 205 398 549 240 20 10
17 BALI 9 26 546 90 - 4 92 186 234 120 20 10
18 NUSA TENGGARA BARAT 10 83 726 193 16 80 286 575 747 240 50 20
19 NUSA TENGGARA TIMUR 22 116 1.297 302 - 114 493 909 1044 360 50 10
20 KALIMANTAN BARAT 14 62 739 88 36 43 218 385 558 240 30 10
21 KALIMANTAN TENGAH 14 47 730 80 - 37 178 295 423 150 20
22 KALIMANTAN SELATAN 13 51 879 139 26 44 239 448 459 210 40 10
23 KALIMANTAN TIMUR 10 59 610 59 4 20 107 190 531 120
24 KALIMANTAN UTARA 5 7 106 12 2 3 57 74 63 60
25 SULAWESI UTARA 15 79 778 29 11 2 73 115 711 330 50 20
26 SULAWESI TENGAH 13 65 780 125 3 13 209 350 585 210 20 10
27 SULAWESI SELATAN 24 131 1.724 218 - 75 445 738 1179 390 50 20
28 SULAWESI TENGGARA 17 90 706 154 - 37 162 353 810 360 50 15

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


29 GORONTALO 6 55 331 8 2 11 80 101 495 180 50
30 SULAWESI BARAT 6 40 359 11 7 3 57 78 360 120
31 MALUKU 11 32 343 58 - 3 97 158 288 120
32 MALUKU UTARA 10 40 290 24 - 15 117 156 360 120
33 PAPUA BARAT 13 15 337 24 3 19 78 124 135 30
34 PAPUA 29 40 590 72 4 30 260 366 360 120
JUM LAH DEKON 514 2.600 25.196 6.870 567 2.037 9.943 19.417 24.000 10.000 940 280
PUSAT
TOTAL

91
Lampiran 1. Lanjutan REKAP KEGIATAN DAN ANGGARAN [PAGU TETAP]

92
PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN
TA. 2016
PAGU PER KEGIATAN
FASILITASI FASILITASI BP3K PAKET BOP PENYULUH HONOR DAN BOP PEMBERDAYAAN PENUMBUHAN PENGEMBANGAN PENGAWALAN
NO. PROVINSI PAGU TETAP
PROVINSI KAB/KOTA FULL PNS THL-TB PP PENYULUH KEP KEP SENTRA
SWADAYA
1 ACEH 2.083.838.000 2.473.900.000 6.400.000.000 4.043.520.000 31.677.400.000 1.260.000.000 120.000.000 - 5.760.000.000 53.818.658.000
2 SUMATERA UTARA 1.741.000.000 3.096.100.000 7.000.000.000 4.396.800.000 31.712.800.000 1.350.000.000 200.000.000 60.000.000 6.300.000.000 55.856.700.000
3 SUMATERA BARAT 1.095.508.000 1.613.700.000 3.250.000.000 2.814.720.000 11.528.600.000 630.000.000 200.000.000 120.000.000 2.925.000.000 24.177.528.000
4 RIAU 884.260.000 1.123.600.000 3.350.000.000 2.304.000.000 6.842.800.000 630.000.000 80.000.000 - 3.015.000.000 18.229.660.000
5 JAMBI 983.044.000 1.170.800.000 3.650.000.000 3.221.760.000 6.142.200.000 900.000.000 160.000.000 - 3.285.000.000 19.512.804.000
6 SUMATERA SELATAN 1.271.584.000 1.676.500.000 5.000.000.000 4.085.760.000 12.401.800.000 900.000.000 40.000.000 - 4.500.000.000 29.875.644.000
7 BENGKULU 810.124.000 969.400.000 2.950.000.000 2.184.960.000 6.410.400.000 720.000.000 - - 2.655.000.000 16.699.884.000
8 LAMPUNG 1.146.448.000 1.807.500.000 5.500.000.000 3.237.120.000 13.320.600.000 1.350.000.000 160.000.000 - 4.950.000.000 31.471.668.000
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 459.916.000 428.100.000 650.000.000 560.640.000 2.211.600.000 180.000.000 - - 585.000.000 5.075.256.000
10 KEPULAUAN RIAU 395.440.000 316.500.000 300.000.000 134.400.000 250.800.000 180.000.000 - - 270.000.000 1.847.140.000
11 DKI JAKARTA 377.140.000 239.400.000 50.000.000 249.600.000 667.600.000 - - - 45.000.000 1.628.740.000
12 JAWA BARAT 1.819.948.000 3.761.900.000 6.950.000.000 6.193.920.000 30.983.800.000 3.150.000.000 360.000.000 240.000.000 6.950.000.000 60.409.568.000
13 JAWA TENGAH 2.493.940.000 4.583.300.000 14.650.000.000 7.814.400.000 47.898.800.000 3.990.000.000 240.000.000 180.000.000 14.400.000.000 96.250.440.000
14 DI YOGYAKARTA 509.608.000 515.700.000 1.500.000.000 1.067.520.000 4.388.600.000 450.000.000 200.000.000 150.000.000 1.350.000.000 10.131.428.000
15 JAWA TIMUR 2.594.620.000 4.659.600.000 13.850.000.000 8.160.000.000 45.714.800.000 3.150.000.000 200.000.000 120.000.000 13.555.000.000 92.004.020.000
16 BANTEN 593.452.000 1.001.200.000 3.050.000.000 698.880.000 7.398.600.000 720.000.000 80.000.000 60.000.000 2.745.000.000 16.347.132.000
17 BALI 773.066.000 816.500.000 1.300.000.000 2.620.800.000 3.708.000.000 360.000.000 80.000.000 60.000.000 1.170.000.000 10.888.366.000
18 NUSA TENGGARA BARAT 996.242.000 1.290.400.000 4.150.000.000 3.484.800.000 11.112.000.000 720.000.000 200.000.000 120.000.000 3.735.000.000 25.808.442.000
19 NUSA TENGGARA TIMUR 1.768.948.000 3.477.800.000 5.800.000.000 7.470.720.000 18.029.200.000 1.080.000.000 200.000.000 60.000.000 5.220.000.000 43.106.668.000
20 KALIMANTAN BARAT 1.064.102.000 1.810.000.000 3.100.000.000 3.547.200.000 7.281.000.000 720.000.000 120.000.000 60.000.000 2.790.000.000 20.492.302.000
21 KALIMANTAN TENGAH 1.029.938.000 1.414.400.000 2.350.000.000 3.504.000.000 5.471.000.000 450.000.000 80.000.000 - 2.115.000.000 16.414.338.000
22 KALIMANTAN SELATAN 1.079.894.000 1.559.700.000 2.550.000.000 4.219.200.000 8.620.000.000 630.000.000 160.000.000 60.000.000 2.295.000.000 21.173.794.000
23 KALIMANTAN TIMUR 895.250.000 1.109.800.000 2.950.000.000 2.928.000.000 3.604.000.000 360.000.000 - - 2.655.000.000 14.502.050.000
24 KALIMANTAN UTARA 431.198.000 417.300.000 350.000.000 508.800.000 1.305.000.000 180.000.000 - - 315.000.000 3.507.298.000
25 SULAWESI UTARA 1.141.958.000 1.974.300.000 3.950.000.000 3.734.400.000 2.166.000.000 990.000.000 200.000.000 120.000.000 3.555.000.000 17.831.658.000
26 SULAWESI TENGAH 1.347.006.000 1.809.100.000 3.250.000.000 3.744.000.000 6.663.000.000 630.000.000 80.000.000 60.000.000 2.925.000.000 20.508.106.000
27 SULAWESI SELATAN 1.911.578.000 3.349.800.000 6.550.000.000 8.275.200.000 13.777.000.000 1.170.000.000 200.000.000 120.000.000 5.895.000.000 41.248.578.000
28 SULAWESI TENGGARA 1.183.178.000 1.967.500.000 4.500.000.000 3.388.800.000 6.991.000.000 1.080.000.000 200.000.000 90.000.000 4.050.000.000 23.450.478.000
29 GORONTALO 655.994.000 874.000.000 2.750.000.000 1.588.800.000 1.729.000.000 540.000.000 200.000.000 - 2.475.000.000 10.812.794.000
30 SULAWESI BARAT 638.702.000 745.000.000 2.000.000.000 1.723.200.000 1.401.000.000 360.000.000 - - 1.800.000.000 8.667.902.000

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


31 MALUKU 834.444.000 1.134.100.000 1.600.000.000 1.975.680.000 3.127.400.000 360.000.000 - - 1.440.000.000 10.471.624.000
32 MALUKU UTARA 796.204.000 1.160.600.000 2.000.000.000 1.670.400.000 2.857.800.000 360.000.000 - - 1.800.000.000 10.645.004.000
33 PAPUA BARAT 907.948.000 929.900.000 750.000.000 1.941.120.000 2.356.200.000 90.000.000 - - 675.000.000 7.650.168.000
34 PAPUA 1.454.880.000 1.931.500.000 2.000.000.000 3.398.400.000 6.846.800.000 360.000.000 - - 1.800.000.000 17.791.580.000
JUMLAH DEKON 38.170.400.000 57.208.900.000 130.000.000.000 110.891.520.000 366.596.600.000 30.000.000.000 3.760.000.000 1.680.000.000 120.000.000.000 858.307.420.000
PUSAT 32.917.964.000
TOTAL 891.225.384.000
Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 93
Lampiran 2. Lanjutan JADWAL RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016

94
BULAN

NO. KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

B. KELEMBAGAAN PETANI
1 Pemberdayaan Kelompoktani di Sentra Produksi Pangan
1. Kursus Tani Desa (ATK, Bahan Pembelajaran, Konsumsi):
(400; 2,1jt; 5kali 500)
2. Rembug Tani/Gerakan Serentak di Desa

3. Bantuan Transport Penyuluh

2 Pemberdayaan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP/BUMP)

a. Penumbuhan KEP/BUMP

b. Pengembangan KEP/BUMP

C. KETENAGAAN PENYULUHAN

1 BOP Penyuluh Pertanian PNS (12 Bulan) (Orang)

Honorarium THL-TB PP (10 Bulan) (Orang)


2
S1: 2 Jt; D3: 1.5 Jt; SLTA: 1.2 Jt

3 Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan


Lampiran 3. Format Laporan Perjalanan Dinas

OUT LINE
LAPORAN PERJALANAN DINAS

I. LATAR BELAKANG
II. TUJUAN
III. SASARAN
IV. PEJABAT YANG DITEMUI
V. HASIL KUNJUNGAN
VI. REALISASI :

Pagu Target
No. Kegiatan Realisasi %
Anggaran Realisasi

VII. PERMASALAHAN
VIII. RENCANA TINDAK LANJUT

Jakarta,
Yang melaporkan,

1. Nama ...................
2. Nama ...................

Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 95


96 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan
PEDOMAN

TA. 2016

Pusat Penyuluhan Pertanian


Kanpus Kementerian Pertanian
Gedung D Lantai 6
Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan
Jakarta Selatan 12550

Anda mungkin juga menyukai