2015
KATA PENGANTAR
Syukur Iwantoro
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
DAFTAR FORMAT ........................................................................... iii
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN
DAN KESEHATAN HEWAN ............................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Maksud, Tujuan dan Keluaran ............................................ 2
C. Pengertian ........................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ................................................................... 4
BAB II. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN KEGAITAN ................. 5
A. Persiapan ....................................................................... 5
B. Pelaksanaan Kegaiatan .................................................... 5
BAB III. PEMANFAATAN DANA ...................................................... 8
A. Komponen Utama ............................................................... 8
B. Komponen Pendukung ...................................................... 8
BAB IV. TEKNIS PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA ................. 9
BAB V. KEMAJUAN KEGAITAN PEMBIBITAN ............................... 10
A. Aspek Teknis ....................................................................... 10
B. Aspek Non Teknis ................................................................ 11
BAB VI. PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN ........................ 12
A. Pembinaan ........................................................................ 12
B. Pengorganisasian ................................................................ 13
BAB VII. PENGENDALIAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN ........ 16
A. Pengendalian ........................................................................ 16
B. Titik Kritis Kegiatan ............................................................... 16
C. Indikator Keberhasilan ………………………………..........… 17
BAB VIII.PEMANTAUAN DAN PELAPORAN ...................................... 18
A. Pemantauan ......................................................................... 18
B. Pelaporan ............................................................................ 18
BAB IX. PENUTUP 19
ii
DAFTAR FORMAT
Halaman
iii
iv
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN
DAN KESEHATAN HEWAN
NOMOR : 1209/Kpts/F/12/2014
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA
TAHUN 2015
v
4. Undang-undang RI Nomor 41 tahun 2014 tentang
Perubahan UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan
dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5015);
vi
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 56 / Permentan
/ OT.140 / 10/2006 tentang Pedoman Pembibitan
Kerbau yang Baik;
vii
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pedoman Pelaksanaan Pembibitan Ternak Ruminansia Tahun 2015,
seperti tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
Pedoman Pelaksanaan Pembibitan Ternak Ruminansia Tahun 2015
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagai dasar bagi para
pemangku kepentingan dalam melaksanakan Pembibitan Ternak
Ruminansia Tahun 2015.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal, 12 Desember 2014
DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN
DAN KESEHATAN HEWAN,
SYUKUR IWANTORO
viii
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN
DAN KESEHATAN HEWAN
NOMOR : 1209/Kpts/F/12/2014
TANGGAL : 12 Desember 2014
PEDOMAN PELAKSANAAN
PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Maksud
2. Tujuan
3. Keluaran
C. Pengertian
2
4. Rumpun ternak adalah segolongan ternak dari suatu spesies yang
mempunyai ciri-ciri fenotipe yang khas dan dapat diwariskan pada
keturunannya.
5. Tim Pusat adalah kelompok kerja yang terdiri atas unsur Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan pakar yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan.
12. Ternak asli adalah ternak yang kerabat liarnya berasal dari
Indonesia, dan proses domestikasinya terjadi di Indonesia.
13. Ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari
luar negeri yang telah dikembangbiakkan di Indonesia sampai
generasi kelima atau lebih yang telah beradaptasi pada lingkungan
dan/atau manajemen setempat.
D. Ruang Lingkup
4
BAB II
A. Persiapan
1. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional pembibitan ternak ruminansia tahun
2015 dituangkan ke dalam Pedoman Pelaksanaan yang disusun
oleh Tim Pusat. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh
Tim Pembina Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan oleh
Tim Teknis Kabupaten/Kota mengacu pada Pedoman Pelaksanaan.
2. Sosialisasi Kegiatan
Sosialisasi kegiatan pembibitan ternak ruminansia tahun 2015
dilakukan oleh pelaksana Pusat kepada Provinsi dan ditindaklanjuti
oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada kelompok yang menjadi
sasaran; yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sosialisasi secara langsung dilaksanakan melalui rapat
koordinasi dan pembinaan kegiatan secara intensif dan berjenjang
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten sampai tingkat lapangan.
Sosialisasi secara tidak langsung dilaksanakan melalui bahan
publikasi dilaksanakan oleh Tim Pusat, Tim Provinsi dan Tim Teknis
Kabupaten sesuai dengan tingkatannya
B. Pelaksanaan Kegiatan
6
kelompok pembibitan sapi potong, sapi perah dan kerbau);
sedangkan untuk kelompok kambing/domba minimal memiliki
60 ekor induk dengan rumpun yang sama.
PEMANFAATAN DANA
A. Komponen Utama
B. Komponen Pendukung
8
BAB IV
A. Aspek Teknis
Untuk aspek teknis kemajuan kegiatan pembibitan dapat dipantau dari
sisi penerapan prinsip-prinsip pembibitan, manajemen, perkembangan
populasi, produktivitas dan reproduktivitas.
1. Penerapan prinsip-prinsip pembibitan
a. Pengukuran dan penimbangan ternak
b. Pencatatan individu ternak
c. Pengaturan perkawinan
d. Seleksi
2. Manajemen
a. Perkandangan
b. Pemeliharaan
c. Pengelolaan limbah
d. Pengendalian penyakit dll
3. Perkembangan populasi
a. Struktur populasi
b. Kelahiran dan kematian
c. Mutasi
4. Produktivitas
a. ADG pedet
b. Bobot lahir pedet
c. Bobot sapih
d. Umur sapih
10
5. Reproduktivitas
a. Umur pertama beranak
b. S/C
c. Jarak beranak
d. Frekwensi beranak
A. Pembinaan
a. BPTHPT Indrapuri
b. BPTHPT Siborong-Borong
c. BPTHPT Padang Mengatas
d. BPTHPT Sembawa
e. BPTHPT Baturraden
f. BPTHPT Denpasar
g. BPTHPT Pelaihari
Bimtek dapat pula dilaksanakan di Unit Pembibitan lainnya yang
memiliki kompetensi dalam pembibitan ternak ruminansia.
B. Pengorganisasian
Untuk kelancaran kegiatan ini di tingkat Pusat dibentuk Tim Pusat
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, di tingkat
Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/
Kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota.
14
Provinsi serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan.
4. Kelompok Peternak
Kelompok peternak mempunyai kewajiban sebagai berikut :
A. Pengendalian
16
C. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Output
a. Jumlah kelompok yang menjadi kelompok pembibit
b. Jumlah ternak yang memenuhi SNI/PTM dan memiliki Surat
Keterangan Layak Bibit/Sertifikat.
2. Indikator Outcome
a. Meningkatnya produktivitas sapi potong, sapi perah, kerbau,
kambing/domba melalui penerapan prinsip-prinsip pembibitan.
b. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok
di bidang pembibitan.
c. Meningkatnya kelembagaan kelompok pembibit
A. Pemantauan
B. Pelaporan
1. Kelompok wajib membuat laporan realisasi fisik dan keuangan
setiap 3 (tiga) bulan kepada Dinas Kabupaten/Kota.
2. Dinas Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi seluruh laporan yang
diterima dari kelompok dan melaporkan setiap 3 (tiga ) bulan kepada
Dinas Provinsi.
3. Dinas Provinsi melaporkan setiap 3 (tiga) bulan kepada Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan c.q. Direktur Perbibitan
Ternak.
18
BAB IX
PENUTUP
Hal-hal yang bersifat spesifik dan yang belum diatur dalam pedoman ini
dituangkan lebih lanjut di dalam Juklak dan Juknis dengan memperhatikan
potensi dan kondisi masing-masing wilayah.
SYUKUR IWANTORO
Nama Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Cotact Person :
Telp/Hp/Email :
Rumpun : Sapi Potong
Jumlah Kepemilikan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Dewasa Anak
Jtn Btn Jtn Btn
20
Format 2. Kartu Rekording Sapi Potong
Umur
Tanggal PB (cm) LD (cm) TP (cm) BB (kg) Keterangan*)
(bln)
Keterangan :
PB : panjang badan
LD : lingkar dada
TP : tinggi pundak
BB : bobot badan
*) : diisi apakah dalam status kering/bunting...bln/menyusui..bln
Kawin Anak
Nomor Tgl Bera-
Tgl Kawin
Pejantan Rumpun nak Nomor BL (kg) JK
*)
/straw
Keterangan :
BL : bobot lahir
JK : jenis kelamin (J = jantan; b = betina)
*) : untuk kawin dengan IB adalah nomor/kode straw. Induk yg lebih dari 3 kali kawin, perlu
dicurigai adanya kemajiran, rendahnya kualitas semen, atau prosedur IB yg tidak tepat.
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
22
KARTU REKORDING SAPI POTONG ANAK – MUDA
*)
coret salah satu
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
24
KARTU REKORDING SAPI POTONG PEJANTAN
Keterangan :
PB : panjang badan
LD : lingkar dada
TP : tinggi pundak
BB : bobot badan
LS : lingkar scrotum
Tanggal Nomor Keterangan (diisi a.l. kondisi sapi betina saat dikawini (kurus,
mengawini Betina sedang, gemuk), kawin pada pagi, siang, sore hari, dll)
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
26
Format 3 : Laporan Perkembangan Ternak
28
Format 5. Data Kepemilikan Ternak Sapi Perah
Nama Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Cotact Person :
Telp/Hp/Email :
Rumpun :
Jumlah Kepemilikan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Dewasa Anak
Foto sapi (sisi kiri) Foto sapi (depan) Foto sapi (sisi kanan)
Nama Peternak :
Nama Kelompok :
Alamat : RT : RW :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nomor ternak :
Rumpun :
Tanggal lahir :
Nomor induk :
Nomor bapak/straw :
Status reproduksi : kawin/belum kawin *)
*)
Bentuk ambing : simetris/tidak simetris/puting>4
*)
Warna tubuh dominan : hitam-putih/merah-putih
Umur TP *)
Tanggal PB (cm) LD (cm) BB (kg) Keterangan
(bln) (cm)
Keterangan :
PB : panjang badan; LD : lingkar dada; TP : tinggi pundak
BB : bobot badan; *) : diisi apakah dalam status kering/ bunting...bln/menyusui..bln
30
28
KARTU REKORDING SAPI PERAH INDUK
Kawin Anak
Keterangan :
BL : bobot lahir
JK : jenis kelamin (J = jantan; b = betina)
*) : untuk kawin dengan IB adalah nomor/kode straw. Induk yg lebih dari 3 kali kawin, perlu
dicurigai adanya kemajiran, rendahnya kualitas semen, atau prosedur IB yg tidak tepat.
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
Bulan – 1
Bulan – 2
Bulan – 3
Bulan – 4
Bulan – 5
Bulan – 6
Bulan – 7
Bulan – 8
Bulan – 9
Bulan – 10
Produksi per Laktasi
( 305 hari )
32
KARTU REKORDING SAPI PERAH ANAK – MUDA
Foto sapi (sisi kiri) Foto sapi (depan) Foto sapi (sisi kanan)
Nama Peternak :
Nama Kelompok :
Alamat : RT : RW :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nomor ternak :
Rumpun :
Tanggal lahir :
Nomor induk :
Nomor bapak/straw :
lahir
12
18
Keterangan :
PB : panjang badan; LD: lingkar dada; TP: tinggi pundak
BB : bobot badan; LS : lingkar scrotum, hanya untuk sapi jantan
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
34
KARTU REKORDING SAPI PERAH PEJANTAN
Nama Peternak : Foto sapi (sisi kiri)
Nama Kelompok :
Alamat : RT : RW :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nomor ternak : Foto sapi (sisi kanan)
Rumpun :
Tanggal lahir :
Nomor induk :
Rumpun induk :
Nomor bapak/straw :
Rumpun bapak :
Warna tubuh dominan
:
Keterangan :
PB : panjang badan
LD : lingkar dada
TP : tinggi pundak
BB : bobot badan
LS : lingkar scrotum
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
36
34
Format : 7 Laporan Perkembangan Ternak
Logo
Surat Keterangan Layak Bibit
Instansi Ternak Sapi Perah
Rumpun murni :
No. Identitas :
Tanggal lahir :
Foto ternak (tampak samping,
kepala disebelah kanan) Jenis Kelamin :
No straw (untuk ternak hasil IB):
No. Induk :
PEMILIK : …………………
ALAMAT : …………………
………………, …………..
Kepala Dinas …………..
Catatan :
Nama jelas & stempel
Surat keterangan ini tidak boleh hilang/rusak dan mengikuti
setiap perpindahan ternak
38
36
Format : 9. Data Kepemilikan Ternak Kerbau
Nama Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Cotact Person :
Telp/Hp/Email :
Rumpun : Kerbau
Jumlah Kepemilikan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Dewasa Anak
37
Format 10. Kartu Rekording Ternak Kerbau
*)
Umur (bln) tanggal PB (cm) LD (cm) TP (cm) BB (kg) Keterangan
Keterangan :
PB : panjang badan
LD : lingkar dada
TP : tinggi pundak
BB : bobot badan
*) : diisi apakah dalam status kering/bunting...bln/menyusui..bln
40
KARTU REKORDING KERBAU INDUK
Kawin Anak
Tgl Kawin *) Tgl Bera-nak
Nomor Pejantan /straw Rumpun Nomor BL (kg) JK
Keterangan :
BL : bobot lahir
JK : jenis kelamin (J = jantan; b = betina)
*) : untuk kawin dengan IB adalah nomor/kode straw. Induk yg lebih dari 3 kali kawin, perlu
dicurigai adanya kemajiran, rendahnya kualitas semen, atau prosedur IB yg tidak tepat.
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya.
*)
coret salah satu
Keterangan :
PB : panjang badan
LD : lingkar dada
TP : tinggi pundak
BB : bobot badan
LS : lingkar scrotum, hanya untuk kerbau jantan
42
KARTU REKORDING KERBAU ANAK – MUDA
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
Keterangan :
PB : panjang badan
LD : lingkar dada
TP : tinggi pundak
BB : bobot badan
LS : lingkar scrotum
44
KARTU REKORDING KERBAU PEJANTAN
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
46
Format 12. Surat Keterangan Layak Bibit Kerbau
Nama Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Cotact Person :
Telp/Hp/Email :
Rumpun : Kambing/Domba
Jumlah Kepemilikan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Dewasa Anak
48
Format : 14 Kartu Rekording Kambing/Domba
Nama Peternak :
Foto sisi kiri)
Nama Kelompok :
Alamat : RT : RW :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nomor ternak :
Rumpun :
Tanggal lahir : Foto sisi kanan
**)
Tipe lahir : 1/2/3/4/5
Nomor induk :
Rumpun induk :
Nomor bapak :
Rumpun bapak :
Warna tubuh dominan
:
*) **)
pilih sesuai jenis ternak ; pilih sesuai tipe lahir
TK Pjt TB JL Nomor BL JK JS BS
(ek) Anak (kg) (j/b) (ek) (kg)
Kawin Anak
Nomor Tgl Bera-
Tgl Kawin
Pejantan Rumpun nak Nomor BL (kg) JK
*)
/straw
Keterangan :
BL : bobot lahir
JK : jenis kelamin (J = jantan; b = betina)
*) : untuk kawin dengan IB adalah nomor/kode straw. Induk yg lebih dari 3 kali kawin, perlu
dicurigai adanya kemajiran, rendahnya kualitas semen, atau prosedur IB yg tidak tepat.
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
50
KARTU REKORDING KAMBING/DOMBA*) ANAK–MUDA
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
52
KARTU REKORDING KAMBING/DOMBA*) PEJANTAN
lahir
12
18
Keterangan :
PB : panjang badan; LD : lingkar dada; TP : tinggi pundak
BB : bobot badan; LS : lingkar scrotum
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan
hasil pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi
pakan; lainnya
54
KARTU REKORDING KAMBING PERAH INDUK
Nama Kelompok :
Alamat : RT : RW :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nomor ternak :
Rumpun :
Tanggal lahir : Foto kamb sisi kanan
**)
Tipe lahir : 1/2/3/4/5
Nomor induk :
Rumpun induk :
Foto sis i kanan
Nomor bapak :
Rumpun bapak :
Warna tubuh dominan :
*)
pilih sesuai jenis ternak ; **) pilih sesuai tipe lahir
TK Pjt TB JL Nomor BL JK JS BS
(ek) Anak (kg) (j/b) (ek) (kg)
Kawin Anak
Nomor Tgl Bera-
Tgl Kawin
Pejantan Rumpun nak Nomor BL (kg) JK
*)
/straw
Keterangan :
BL : bobot lahir
JK : jenis kelamin (J = jantan; b = betina)
*) : untuk kawin dengan IB adalah nomor/kode straw. Induk yg lebih dari 3 kali kawin,
perlu dicurigai adanya kemajiran, rendahnya kualitas semen, atau prosedur IB yg tidak tepat.
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
56
KARTU REKORDING PRODUKSI SUSU KAMBING PERAH
Nama peternak :
Nomor ternak :
Laktasi ke :
lahir
12
18
Keterangan :
PB : panjang badan; LD : lingkar dada; TP : tinggi pundak
BB : bobot badan; LS : lingkar scrotum, hanya untuk kambing jantan
58
KARTU REKORDING KAMBING PERAH ANAK – MUDA
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya
Nama Peternak :
Foto sisi kiri
Nama Kelompok :
Alamat : RT : RW :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nomor ternak :
Jenis kelamin : Jantan/betina*)
Rumpun :
Tanggal lahir : Foto sisi kanan
Tipe kelahiran : 1/2/3/4/5*)
Tipe sapih **) : 1/2/3/4/5*)
Nomor induk :
Rumpun induk :
Nomor bapak/straw :
Rumpun bapak :
Warna tubuh
:
dominan
*)
coret salah satu
**)
ditulis pada saat kambing anak berumur 3 bulan
lahir
12
18
Keterangan :
PB : panjang badan; LD : lingkar dada; TP: tinggi pundak
BB : bobot badan; LS : lingkar scrotum
60
KARTU REKORDING KAMBING PERAH PEJANTAN
Tanggal Keterangan
Keterangan :
Diisi dengan kejadian seperti : penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan apa, dan hasil
pengobatan); keguguran; dijual dan harga jual; mati; dipotong; digaduhkan; kondisi pakan;
lainnya.
Pedoman Pelaksanaan Pembibitan Ternak Ruminansia Tahun 2015 61
Format : 15. Laporan Perkembangan Ternak
62
Format : 16 Contoh Surat Keterangan Layak Bibit Kambing
64
FORMAT 18. Materi Pelatihan Peningkatan SDM Peternak
WAKTU (Jam)
N KE
MATERI TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTE
O TEORI JML T
K
1. Pemahaman Bibit Ternak : - Peternak memahami jenis
a. Pengenalan Rumpun rumpun ternak
Ternak - Peternak mengetahui dan
b. Melihat silsilah ternak memahami cara
dan performan. mendapatkan bibit ternak
c. Pengukuran ternak - Peternak mengetahui dan 3 12 15
d. Pencatatan ternak memahami tentang silsilah
Ternak, asal usul,
perkawinan, kesehatan dll
bibit ternak yang baik dan
benar
2. Manajemen Pemeliharaan - Peternak mengetahui dan
a. Perkandangan memahami tata cara
b. Pakan memelihara bibit ternak
3 12 15
c. Kesehatan Ternak yang baik
d. BCS
e. Umur ternak
3. Manajemen Reproduksi - Peternak mengetahui dan
meliputi ; memhami kondisi
a. Umur sapih reproduksi individu dan
b. Umur pertama masa produktif ternak. 3 5 8
dikawinkan
c. Masa kering
d. Kesehatan reproduksi
4. Kapita selekta 2 - 2
Jumlah jam (Teori dan Praktek) 11 29 40
Keterangan ;
66
64
b. Umur mulai bisa dikawinkan pertama kali :
1) umur dan berat badan berapa ternak bisa dikawinkan
2) mulai kapan ternak tersebut bisa dikawinkan
c. Masa kering kandang, meliputi :
1) kapan mulai seekor ternak mulai dikeringkan.
2) tata cara kering kandang.
d. Kesehatan Reproduksi, meliputi :
1) siklus dan interval berahi
2) inseminasi buatan/kawin alam
3) pemeriksaan kebuntingan
4) pemeriksaan alat reproduksi
5) terapi secara hormonal/untuk pengobatan.
68
Tabel -2. Berat kerbau jenis lumpur jantan dan betina pada ragam umurnya.
70
Kanpus Kementerian Gd. C Lt. 8, Jl. RM Harsono No.3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 Telp. +62.21.7815781 Fax. +62.21.7811385