Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................... vii
i
4.4. Bantuan Lainnya Yang Memiliki
Karakteristik Bantuan Pemerintah Yang
Ditetapkan Oleh PA .............................. 49
iii
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 9. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah
Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan Tahun 2017
v
DAFTAR LAMPIRAN
3
1.2. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2012 tentang Pangan.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2017.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentang
Alat dan Mesin Budidaya Tanaman.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang
Usaha Budidaya Tanaman.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Pangan dan Gizi.
4
12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2012
tentang Perubahan Kedua Atas Perubahan Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010.
13. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
14. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja.
15. Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
16. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang
Milik Negara.
5
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga.
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015
tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung
Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada
Pengguna Barang.
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga.
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/
2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
23. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 1 Tahun 2015
tentang e-Tendering.
24. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 6 Tahun 2016
tentang Katalog Elektronik dan e-Purchasing.
25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/
OT.140/1/2007 tentang Syarat dan Tata Cara
Pengujian dan Pemberian Sertifikat Alat dan Mesin
Budidaya Tanaman.
6
26. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/
OT.140/8/2007 tentang Pelaksanaan Sistem
Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian.
27. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/
PL.130/5/2008 tentang Pedoman Pengembangan
Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian.
28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/
OT.140/7/2008 tentang Persyaratan dan Penerapan
Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan
Yang Baik (Good Manufacturing Practices).
29. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010
tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan
Pelaporan Pembangunan Pertanian.
30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/
OT. 140/6 Tahun 2010 tentang Pedoman Perijinan
Usaha Budidaya Tanaman Pangan.
31. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/
OT.140/3/2013 tentang Pedoman Administrasi
Keuangan Kementerian Pertanian.
32. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64 Tahun 2013
tentang Sistem Pertanian Organik.
33. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/
OT.140/12/2013 tentang Pedoman Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
34. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/
HK.140/4/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
7
Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/
10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen
Hasil Pertanian Asal Tanaman (Good Handling
Practices).
35. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/
RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.
36. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/
OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian.
37. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
62/Permentan/RC.110/12/2016 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun
Anggaran 2017.
1.3. Tujuan
Tujuan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2017 ini adalah untuk:
1. Memberikan acuan dalam melaksanakan penyaluran
program/kegiatan bantuan pemerintah program
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bagi petugas dan
stakeholders lainnya baik di Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
8
2. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana belanja
Bantuan Pemerintah kepada penerima bantuan.
3. Memberikan petunjuk bagi petugas dalam
pelaksanaan pekerjaan dan pertanggungjawaban
keuangan.
1.4. Sasaran
Sasaran Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2017 ini adalah terlaksananya penyaluran
bantuan pemerintah kepada penerima bantuan.
1.7. Pengertian
Beberapa pengertian yang perlu dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah kepada perseorangan, kelompok
masyarakat atau lembaga Pemerintah/Non
10
Pemerintah.
2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung
jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.
3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari
PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban APBN.
5. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang
selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh Kuasa PA untuk melakukan
pengujian atas Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan
menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM).
6. Bendahara adalah orang atau badan yang diberi tugas
untuk dan atas nama negara, menerima, menyimpan,
dan membayar/menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang-barang negara.
7. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang oleh
karena negara, dan tugasnya menerima, menyimpan,
11
membayarkan, menatausahakan, dan memper-
tanggungjawabkan uang dan/atau surat-surat
berharga dalam rangka pelaksanaan belanja APBN
oleh Kementerian Negara/Lembaga dan atau satuan
kerja selaku PA/KPA.
8. Pembukuan adalah kegiatan pencatatan baik
penerimaan maupun pengeluaran uang atau barang.
9. Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disebut
SPP adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan
oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan/PPK dan disampaikan kepada PP-SPM.
10. Verifikasi adalah kegiatan pengujian terhadap suatu
dokumen untuk memperoleh kebenaran sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
11. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA
atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersumber dari Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen lain
yang dipersamakan.
12. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara
(BUN) untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
12
13. Bank Pemerintah adalah bank/pos mitra kerja
sebagai tempat dibukanya rekening atas nama
satuan kerja untuk menampung Dana Bantuan
Pemerintah yang akan disalurkan kepada penerima
Bantuan Pemerintah.
14. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang
dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang
dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah.
15. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan tugas pembantuan.
16. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut BMN
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.
17. Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya
disebut CPCL adalah kelompok tani/Gapoktan
penerima bantuan benih dan lokasi lahan yang akan
ditanami dengan menggunakan benih bantuan.
13
18. Petani adalah orang perseorangan atau korperasi,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum.
19. Kelompok Tani (poktan) adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan
sosial, ekonomi, sumberdaya; kesamaan komoditas;
dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota.
20. Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) adalah
kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung
dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi
dan efisiensi usaha.
21. UPJA adalah lembaga ekonomi perdesaan yang
bergerak dibidang pelayanan jasa dalam rangka
optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian
untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam
maupun di luar kelompok tani/gapoktan.
22. Brigade adalah satuan mobilisasi sarana/alat mesin
pertanian prapanen dan pascapanen yang dikelola
dalam struktur organisasi yang jelas dan berfungsi
mengkoordinir kegiatan prapanen dan pascapanen di
wilayahnya.
23. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan
berlaku secara nasional.
14
24. Laporan Uji (Test Report) adalah keterangan hasil
pengujian dari uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji beban
berkesinambungan, uji pelayanan dan uji kesesuaian
terhadap alat dan mesin pertanian.
25. Monitoring dan Evaluasi adalah kegiatan pemantauan
dari awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan.
26. Penyelesaian pembayaran tertunda adalah
penyelesaian pembayaran terhadap kegiatan tahun
2016 yang telah selesai pekerjaanya sesuai
kontrak/perjanjian namun belum terbayarkan
sebagian atau keseluruhan yang disebabkan
pemotongan/penghematan anggaran tahun 2016
sesuai dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26
Agustus 2016, dan pembayaran dibebankan pada
DIPA Tahun Anggaran 2017.
15
BAB II
TUJUAN PENGGUNAAN BANTUAN PEMERINTAH
2.1. Tujuan
Mendukung peningkatan produksi padi, jagung, kedelai
nasional dalam rangka pencapaian swasembada padi
berkelanjutan, swasembada jagung, dan percepatan
peningkatan produksi kedelai tahun 2017.
2.2. Sasaran
1. Mempercepat peningkatan produksi padi, jagung
kedelai untuk mempertahankan swasembada padi,
dan mencapai swasembada jagung, serta mengurangi
impor kedelai.
2. Menyediakan sarana produksi budidaya padi, jagung,
kedelai, berupa benih, pupuk, alat mesin pasca
panen, pestisida bagi kelompok tani/Gapoktan/
LMDH/Koperasi/AsosiasiProfesi/Lembaga Pemerintah
/Non Pemerintah, dan masyarakat/ lembaga lainnya.
3. Meringankan beban biaya usaha tani padi, jagung,
kedelai bagi kelompok tani/Gapoktan/LMDH/
Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga Pemerintah/Non
Pemerintah, dan masyarakat/lembaga lainnya peserta
program.
4. Meningkatkan minat dan motivasi petani
berusahatani tanaman padi, jagung, kedelai
16
5. Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya
padi, jagung, kedelai sesuai rekomendasi untuk
mencapai tingkat produktivitas tinggi.
6. Memperbaiki sistem perbenihan dalam upaya
penyediaan benih bermutu.
7. Mengamankan pertanaman dan produksi dari
gangguan OPT dan dampak perubahan iklim.
8. Mengamankan produksi dari susut hasil melalui
pengelolaan pascapanen.
9. Meningkatkan produksi tanaman pangan yang
bermutu.
10. Menambah lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
17
Indikator keberhasilan pemberian Bantuan Pemerintah
program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
hasil tanaman pangan :
1) Indikator Output
Tersalurnya Bantuan Pemerintah bentuk sarana dan
prasarana berupa benih, pupuk, pestisida, alat dan
mesin pascapanen, serta bantuan lainnya.
2) Indikator Outcome
Meningkatnya produktivitas dan areal tanam padi,
jagung dan kedelai.
3) Indikator Impact
Meningkatnya produksi padi, jagung dan kedelai dan
pendapatan petani.
18
BAB III
KEGIATAN, PERSYARATAN DAN PENETAPAN PENERIMA
BANTUAN PEMERINTAH
23
3.2. Persyaratan Penerima Bantuan
Secara umum, persyaratan penerima bantuan
pemerintah sangat tergantung pada karakteristik di
lapangan dan diberikan kepada kelompok tani/gapoktan
dan/atau pihak lain yang diatur secara eksplisit.
Pemberian bantuan pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan memiliki persyaratan teknis
sebagai berikut:
1. Penerapan Budidaya Padi
Penerima bantuan pemerintah pada kegiatan
produksi padi dan pengembangan UPPO adalah
Kelompok Tani/Gapoktan/lembaga lainnya yang
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang memiliki
keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang
berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas
Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan
oleh KPA.
Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal
dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan
diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan
atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/
Penyuluh.
Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu
24
minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara
serta memiliki lahan atau pun penggarap/
penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan.
Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan
kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia
menambah biaya pembelian sarana produksi dan
biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana
bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh
bantuan yang telah diterima petani pelaksana
kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.
Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha
budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya
melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya
sesuai peraturan perundangan.
Penggunaan bantuan diutamakan pada lahan
Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dan/atau
Perluasan Areal Tanam (PAT) tanaman pangan
(lahan sawah irigasi, lahan sawah rawa, lahan
sawah tadah hujan, dan lahan kering) dan lahan
non tanaman pangan seperti lahan inhutani,
lahan transmigrasi, dan lain-lain, sedangkan
untuk beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota yang
arealnya sangat terbatas dan tidak
memungkinkan pelaksanaan kegiatan pada lokasi
25
PIP dan atau PAT, maka dimungkinkan kegiatan
tersebut di alokasikan pada areal eksisting dengan
syarat peningkatan produktivitas menjadi tujuan
utama kegiatan dan memberikan kontribusi yang
signifikan.
Untuk Gapoktan atau Kelompok Tani penerima
bantuan budidaya padi organik/desa pertanian
organik, harus memiliki komitmen mengikuti
proses sesuai dengan SNI 6729 : 2016 tentang
Sistem Pertanian Organik.
Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk
Organik (UPPO) diutamakan pada lahan Desa
Pertanian Organik tahun 2016, 2017 dan rencana
tahun 2018, Desa Organik Swadaya, Desa Organik
di Daerah Perbatasan, lokasi lainnya yang
mendukung peningkatan produksi padi, jagung
dan kedelai (pajale) atau lokasi lainnya sesuai
rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota/Provinsi.
Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk
Organik (UPPO) harus menyediakan lahan sebagai
tempat bangunan/rumah kompos dan kandang
yang dikukuhkan dengan surat pernyataan Hibah
Tanah/Hak Guna Pakai atau dengan perjanjian
lainnya.
26
Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui
Mekanisme Transfer Uang maka kelompok
tani/gapoktan, harus memiliki rekening yang
masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah
(BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat.
Rekening bank dimaksud adalah rekening
kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika
menggunakan rekening gapoktan, mekanisme
pengaturan antar kelompok tani agar diatur lebih
lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
Kelompok tani/gapoktan pelaksana kegiatan,
membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup
menggunakan dana bantuan tersebut sesuai
peruntukannya dan sanggup mengembalikan
dana apabila tidak sesuai peruntukannya.
Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya
tersebut pada musim tanam berikutnya, jika
kegiatan tersebut mencapai tujuan, secara
swadaya atau pendanaan lainnya sesuai
peraturan yang berlaku.
27
2. Penerapan Budidaya Jagung
Persyaratan penerima bantuan budidaya jagung
sebagai berikut:
Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi
Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non
Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/
LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan)
dari instansi yang berwenang dan
direkomendasikan oleh dinas pertanian, yang
ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA.
Kelompok penerima bantuan yang sudah
terdaftar pada Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi, dapat
membeli pupuk bersubsidi sesuai harga pupuk
bersubsidi.
Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal
dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan
diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD
dan/atau Kepala UPTD dan atau Petugas
Lapangan/Penyuluh.
Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu
minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara
serta memiliki lahan atau pun penggarap/
28
penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan.
Kelompok penerima bantuan dapat di lahan
perkebunan (BUMN, swasta, perkebunan
rakyat), kawasan hutan (perhutani/inhutani),
lahan milik lembaga pemerintah/lembaga Non
pemerintah, lahan adat/ulayat, lahan
masyarakat, lahan Perluasan Areal Tanam (PAT)
baru/lahan pengembangan 2016 dan lain-lain.
Apabila lahan yang digunakan milik
perusahaan/HGU swasta atau BUMN/BUMD
atau Perum Perhutani/Inhutani, maka Badan
Hukum pemilik lahan tidak berhak mendapat
bantuan benih jagung dan sarana produksi.
Bantuan hanya boleh diberikan kepada petani/
pelaksana.
Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui
Mekanisme Transfer Uang
Kelompok tani/gapoktan dan lembaga lainnya,
harus memiliki rekening yang masih
berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN
atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat.
Rekening bank dimaksud adalah rekening
kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika
menggunakan rekening gapoktan, mekanisme
pengaturan antar kelompok tani agar diatur
29
lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian
Provinsi.
Kelompok tani/gapoktan atau lembaga lainnya
pelaksana kegiatan, membuat surat pernyataan
bersedia dan sanggup menggunakan dana
bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan
sanggup mengembalikan dana apabila tidak
sesuai peruntukannya. Mekanisme
pengembalian, sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
3. Penerapan Budidaya Kedelai
Penerima Bantuan Pemerintah pengelolaan produksi
kedelai dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
adalah kelompok tani/Gapoktan yang telah
ditetapkan sebagai pelaksana program pengelolaan
produksi kedelai. Dana bantuan akan diberikan
dalam bentuk transfer uang. Kelompok tani/
Gapoktan penerima Bantuan Pemerintah diseleksi
dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) melalui Surat Keputusan penerima Bantuan
Pemerintah dan disahkan oleh KPA sebagai dasar
untuk pemberian bantuan.
Persyaratan kelompok tani/Gapoktan/LMDH/
Lembaga lainnya penerima Bantuan Pemerintah
30
pelaksana kegiatan pengelolaan produksi kedelai
adalah sebagai berikut:
Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi
Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non
Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/
LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan)
dari instansi yang berwenang dan
direkomendasikan oleh dinas pertanian.
Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal
dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan
diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan
atau Kepala UPTD dan/atau Petugas
Lapangan/Penyuluh.
Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu
minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara
serta memiliki lahan ataupun penggarap/
penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan.
Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan
kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia
menambah biaya pembelian sarana produksi
dan biaya operasional/pendukung lainnya,
bilamana bantuan yang diberikan tidak
mencukupi. Seluruh bantuan yang telah
31
diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk
diperjualbelikan.
Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha
budidaya tersebut pada musim tanam
berikutnya melalui swadaya atau sumber
pendanaan lainnya sesuai peraturan
perundangan.
Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga
lainnya diutamakan yang dapat melaksanakan
perluasan areal tanam baik di lahan bukaan
baru atau melalui Peningkatan Indeks
Pertanaman (PIP) karena penggunaan lahan
tersebut masih belum optimal dan berpeluang
untuk dapat ditingkatkan.
Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga
lainnya dengan kemampuan penerapan teknologi
usaha taninya masih belum optimal sehingga
produktivitas yang dihasilkan rendah bila
dibandingkan dengan potensi hasil dari varietas
yang ditanam, namun masih berpeluang untuk
ditingkatkan dengan penerapan teknologi
usahatani yang lebih baik.
Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga
lainnya penerima Bantuan Pemerintah, harus
mampu mengelola dana Bantuan Pemerintah
32
meliputi pengelolaan keuangan, pengadaan
barang secara transparan, efektif dan efisien,
penyaluran bantuan kepada anggotanya, penata
usahaan uang dan barang, penyetoran pajak,
pembuatan laporan dan pertanggung jawaban
pemanfaatan bantuan. Bersedia mengadakan
perjanjian kerjasama dengan Pejabat Pembuat
Komitmen, membuat berita acara serah terima
barang, menyusun laporan, menyetorkan pajak
dan sisa uang yang tidak dimanfaatkan.
Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan
mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi
spesifik lokasi sesuai petunjuk teknis.
4. Desa Mandiri Benih
Persyaratan pemberian bantuan desa mandiri benih
sebagai berikut:
Kelompok penerima bantuan adalah kelompok
tani, kelompok penangkar atau gabungan
kelompok tani dengan kelompok penangkar
penerima kegiatan Desa Mandiri Benih Tahun
Anggaran 2015, 2016 dan 2017 yang memiliki
keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang
berwenang dan direkomendasikan oleh dinas
pertanian, ditetapkan PPK dan disahkan oleh
KPA.
33
Bersedia melaksanakan kegiatan ini dengan
sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya
sarana produksi apabila bantuan yang diberikan
tidak mencukupi.
Bersedia menyediakan lahan untuk tempat
membangun gudang dan lantai jemur dan lahan
tersebut bukan lahan sengketa.
Memiliki rekening kelompok di Bank Pemerintah
(BUMN, BUMD atau Bank Daerah) terdekat, dan
bagi yang belum memiliki harus membuka
rekening kelompok di Bank tersebut.
Membuat surat pernyataan bersedia dan
sanggup menggunakan dana bantuan sesuai
peruntukannya dan sanggup mengembalikan
dana tersebut apabila tidak sesuai dengan
peruntukannya.
Benih dari hasil kegiatan ini dimanfaatkan oleh
petani/kelompok tani setempat sehingga desa
yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan
benihnya secara mandiri. Mekanisme
pemanfaatan benih tersebut agar
dimusyawarahkan bersama petani/kelompok
tani setempat.
5. Bantuan Benih Padi Inbrida
Persyaratan lokasi dan penerima bantuan benih padi
inbrida sebagai berikut:
34
Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang
memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi
yang berwenang dan direkomendasikan oleh
Dinas Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan
disahkan oleh KPA.
Kelompok tani/gapoktan/Lembaga Pemerintah/
Lembaga Non Pemerintah mendapatkan
rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota.
Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok
yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal
dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan
diusulkan oleh Kepala Desa, KCD dan/atau
Petugas Lapangan/Penyuluh.
Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan
mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu
minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara
serta memiliki lahan ataupun penggarap/
penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan.
Kelompok tani/gapoktan/lembaga pemerintah/
Lembaga non Pemerintah bersedia
melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya
dan bersedia menambah biaya pembelian sarana
produksi dan biaya operasional/pendukung
lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak
35
mencukupi. Seluruh bantuan yang telah
diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk
diperjualbelikan.
Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan
kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha
budidaya tersebut pada musim tanam
berikutnya melalui swadaya atau sumber
pendanaan lainnya sesuai peraturan
perundangan.
6. Pemberian Penghargaan Petugas Perbenihan,
Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi
Persyaratan penerima Pemberian Penghargaan
Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai
Benih Berprestasi sebagai berikut:
Diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi
yang membidangi tanaman pangan kepada
Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai
Benih yang diusulkan adalah petugas
perbenihan yang mempunyai prestasi tertinggi
dalam melaksanakan pengawasan mutu benih,
serta produsen benih dan balai benih lingkup
UPTD Balai Benih Tanaman Pangan yang
berprestasi di bidang produksi dan penyaluran
benih.
36
Belum pernah menjadi juara tingkat nasional
dan tidak sedang dicalonkan dalam lomba
lainnya lingkup Kementerian Pertanian pada
waktu yang bersamaan.
7. Penerapan Penanganan DPI
Persyaratan pemberian bantuan penerapan
penanganan DPI sebagai berikut:
Kelompok Tani/Gapoktan yang memiliki
keabsahan (pengukuhan) dari instansi berwenang
yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan
memiliki motivasi di bidang penanganan DPI.
Kelompok Tani/Gapoktan diutamakan memiliki
5 anggota yang memahami penanganan dampak
perubahan iklim dan menguasai lahan minimal
10 Ha.
Kelompok Tani/Gapoktan diprioritaskan di lokasi
hamparan sawah yang berpotensi mengalami
kebanjiran/kekeringan sebagai akibat Dampak
Perubahan Iklim.
8. Penerapan PHT
Persyaratan pemberian bantuan penerapan PHT
sebagai berikut:
Kelompok Tani yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi berwenang yang
direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan
memiliki motivasi di bidang penanganan PHT.
37
Kelompok Tani penerima diprioritaskan di lokasi
endemis atau potensi serangan OPT dengan
luasan minimal 25 Ha untuk padi, 15 Ha untuk
jagung dan 10 Ha untuk kedelai.
Kelompok tani yang memiliki peserta alumni
SLPHT/PPHT minimal 5 orang yang berperan
sebagai petani pengamat.
Berada di daerah potensi tanaman pangan dan
potensi serangan OPT.
9. Pestisida
Persyaratan pemberian bantuan pestisida sebagai
berikut:
Petani/Kelompok Tani/Gapoktan/Dinas Pertanian
Provinsi/Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman
Pangan dan Hortikultura.
Bantuan pestisida disediakan sebagai stok dan
dikeluarkan apabila ada permintaan dan atau
keadaan lapangan yang membutuhkan
penanganan segera dan diperkuat dengan laporan
serta rekomendasi petugas POPT-PHP.
Bantuan Herbisida diberikan kepada kelompok
tani yang sudah dikukuhkan oleh Dinas Pertanian
Provinsi pada lokasi percepatan tanam.
38
10. Bantuan Sarana Pascapanen dan Sertifikasi
a. Persyaratan Penerima Bantuan Sarana
Pascapanen
Pemberian bantuan sarana pascapanen
memperhatikan aspek lokasi dan jenis penerima
bantuan. Hal ini sangat penting karena terkait
dengan persyaratan tata kelola dari bantuan
tersebut.
1. Persyaratan Lokasi
- Memenuhi persyaratan teknis untuk
operasional sarana pascapanen disesuaikan
kondisi spesifikasi lokasi.
- Mendukung program dan kegiatan
pengembangan budidaya padi, jagung dan
kedelai di daerah sentra produksi dan atau
wilayah pengembangan kawasan tanaman
pangan.
- Memperhatikan ketersediaan dan
kebutuhan sarana di wilayah tersebut
dengan prioritas tingkat kejenuhan sarana
pascapanen tanaman pangan yang masih
rendah (< 80%).
- RMU Beras Organik berlokasi di daerah
potensi beras organik untuk meningkatkan
mutu dalam rangka mendukung ekspor
beras organik.
39
- RMU wilayah perbatasan berlokasi di daerah
perbatasan untuk mendukung kemandirian
pangan di wilayahnya dan ekspor beras ke
negara tetangga yang berbatasan dengan
wilayah tersebut.
2. Persyaratan Penerima
Penerima bantuan sarana pascapanen meliputi
Kelompok tani/Gapoktan, UPJA, Lembaga
Lainnya, dan Pemerintah Daerah dalam bentuk
Brigade dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Kelompok tani/Gapoktan/UPJA/Lembaga
Lainnya
- Kelompok Tani/Gapoktan/UPJA atau
Lembaga Lainnya yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi yang berwenang,
dan direkomendasikan oleh Dinas
Pertanian.
- Bersedia memanfaatkan, mengelola dan
mampu mengoptimalkan bantuan, serta
bertanggungjawab dalam memanfaatkan
dan merawat bantuan sarana pascapanen
yang diterimanya dengan baik.
- Kelompok penerima dalam memanfaatkan
bantuan harus berintegrasi dengan unit
pengelola alsintan/UPJA dalam atau di luar
40
kelompok dan bersedia memobilisasi sarana
yang diterima secara bersama untuk
mendukung panen secara serentak.
- Khusus penerima bantuan sarana pengering
(dryer) dan RMU harus mampu
menyediakan lahan untuk menempatkan
dryer dan RMU, yang dikukuhkan dengan
surat pernyataan hibah atau hak guna
pakai.
- Penerima RMU beras organik harus
menyusun RUK sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
- Memiliki komitmen yang kuat dalam
mendukung program peningkatan produksi
pertanian.
- Penerima bantuan bersedia memasarkan
sebagian hasil produksi kepada Pemerintah
untuk mendukung stok pangan nasional.
- Bersedia menandatangani Pakta Integritas
dalam rangka mempergunakan dan
mempertanggungjawabkan hibah dari
Pemerintah.
b) Pemerintah Daerah
- Penerima dan pengelola sarana alsintan
adalah Pemerintah Daerah Provinsi/
41
Kabupaten/Kota dalam hal ini Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
- Pengelolaan alsintan dalam bentuk
Brigade dan harus dilengkapi struktur
organisasi pengelolaan brigade.
- Bantuan alsintan mendukung Brigade
dalam operasionalnya diatur lebih lanjut
dalam Petunjuk Pelaksanaan yang
diterbitkan oleh Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota.
- Pengelolaan Brigade oleh Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dilaksanakan
berkoordinasi dengan Dinas Pertanian
Provinsi.
- Bersedia menyediakan biaya operasional
pelaksanaan brigade alsintan baik di tingkat
Provinsi maupun Kabupaten/Kota antara
lain:
(1) gudang/garasi penyimpanan dan
perawatan alsintan; (2) kemampuan
memobilisasi alsintan dan (3) kemampuan
membiayai pemeliharaan alsin.
- Pengelolaan sarana pascapanen oleh
Brigade diatur oleh Dinas Pertanian Provinsi
/Kabupaten/Kota sesuai peraturan yang
berlaku.
42
b. Persyaratan Penerima Bantuan Sertifikasi
Kelompoktani yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi yang berwenang
dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian
Bersedia, mau dan mampu mendorong akses
pasar, baik domestik maupun ekspor.
Memiliki komitmen untuk mengembangkan
sistem pertanian organik diwilayah sekitarnya.
Memiliki komitmen dalam melakukan
kerjasama atau kemitraan.
11. Pemberian Penghargaan Mantri Tani Berprestasi
Kriteria dan persyaratan pemberian penghargaan
mantri tani berprestasi yaitu :
Mantri Tani yang berprestasi dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya terutama dalam
koordinasi pelaksanaan pembangunan pertanian
di wilayahnya, pengumpulan, pencatatan dan
pelaporan data statistik pertanian. Dalam
melaksanakan tugas, mantri tani dikukuhkan
berdasarkan Surat Keputusan pejabat yang
berwenang di wilayahnya.
Telah menduduki jabatan sebagai mantri tani
minimal 3 tahun terakhir.
Tidak sedang diusulkan sebagai calon penerima
penghargaan yang sejenis pada saat yang
bersamaan.
43
3.3. Penetapan Penerima Bantuan
Tahapan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
Tahapan penetapan penerima Bantuan Pemerintah
meliputi:
a. PPK melakukan seleksi penerima Bantuan Pemerintah
berdasarkan kriteria /persyaratan yang telah
ditetapkan. Seleksi penerima Bantuan Pemerintah
dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran
berjalan.
b. PPK menetapkan Surat Keputusan penerima Bantuan
Pemerintah yang disahkan oleh KPA. Surat keputusan
tersebut merupakan dasar pemberian Bantuan
Pemerintah.
c. Surat Keputusan dibuat dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk
barang/jasa paling sedikit memuat :
Identitas penerima bantuan
Jumlah barang/jasa
Nilai nominal barang/jasa
- Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang
paling sedikit memuat :
Identitas penerima bantuan.
Nominal uang
44
Nomor rekening penerima bantuan untuk
Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang yang
disalurkan melalui mekanisme transfer.
45
BAB IV
BENTUK BANTUAN PEMERINTAH
49
Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan
Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dapat dimanfaatkan
petani/kelompok tani sebagai stimulan usaha, motor
penggerak utama dalam mengatasi akses pembiayaan
dan permodalan produksi pertanian serta pemulihan
atas resiko usaha tani yang dialami karena bencana
kekeringan dan Puso.
Bantuan lainnya tersebut dapat digunakan untuk usaha
ekonomi produktif kelompok sasaran baik di hulu, on
farm, hilir, maupun jasa penunjang terkait pertanian.
Penggunaan disesuaikan dengan tahapan kebutuhan
pengembangan usaha kegiatan kelompok, yang
dituangkan dalam proposal RUK. Diarahkan untuk
menggerakkan usaha tani (on-farm), jaringan usaha
kelompok tani, kelembagaan SDM, pemanfaatan
sumberdaya lokal secara optimal, dan pemenuhan
tambahan pangan dan gizi keluarga dengan
mengutamakan efisiensi usaha produksi pertanian.
Pengembangan manajemen usaha kegiatan kelompok
diarahkan pada peningkatan kemampuan pengurus
kelompok dalam mengelola usaha/kegiatan dan
menumbuhkan partisipasi aktif para anggotanya
sehingga tercapai kemandirian kelompok tani.
Bantuan Pemerintah berupa bantuan lainnya yang
memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang
ditetapkan oleh PA meliputi peningkatan produksi
50
kedelai, peningkatan produksi kedelai melalui budidaya
jenuh air (BJA), bantuan budidaya pengembangan padi
khusus, bantuan budidaya padi hazton, bantuan
budidaya padi salibu, bantuan budidaya mina padi,
bantuan budidaya pengembangan desa pertanian padi
organik, Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO),
bantuan budidaya jagung hibrida, bantuan budidaya
jagung komposit, sertifikasi organik, dan sertifikasi non
organik (beras non organik).
51
BAB V
RINCIAN JUMLAH BANTUAN PEMERINTAH
ANGGARAN
NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN
Rp.(000)
1 Peningkatan Produksi Kedelai 200.000 Hektar 310.000.000
Peningkatan Produksi Kedelai
2 Melalui Penerapan Budidaya 10.000 Hektar 42.700.000
Jenuh Air (BJA)
Fasilitasi Penyelesaian Tunda
3 9.431.177
Bayar Tahun 2016 *)
Jumlah 362.131.177
*) Nilai yang dibayarkan sesuai hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementan
52
Untuk Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan
produksi kedelai diberikan berupa bantuan paket sarana
produksi meliputi benih, Rhizobium dan pupuk organik
dan atau kapur pertanian yang disalurkan melalui
transfer uang ke rekening kelompok tani. Jenis, volume
dan harga patokan bantuan sarana produksi per hektar
per kegiatan disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) Satuan Kerja (Satker) masing-masing daerah,
sesuai kebutuhan dan berdasarkan rekomendasi teknis
setempat (spesifik lokasi), dengan nilai maksimal per
hektar sesuai alokasi pada DIPA dan POK. Sebagai bahan
acuan/referensi, penyusunan jenis, volume, harga
bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan.
53
5.2. Pengelolaan Produksi Serealia
Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan
pengelolaan produksi serealia tahun 2017 senilai
Rp3.742.436.486.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
54
Tabel 4. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan per hektar
Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan
Produksi Padi dan Jagung Tahun 2017
BIAYA SATUAN
NO JENIS VOLUME JUMLAH (Rp)
(Rp)
1 Budidaya Padi Inbrida
55
Rincian jumlah bantuan pemerintah yang diberikan kepada
penerima bantuan, disesuaikan dengan budidaya yang akan
dilaksanakan. Secara umum sebagai berikut :
1. Budidaya Padi Inbrida (Sawah/Tadah Hujan/Lahan
Kering)
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi inbrida
sebesar Rp270.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan benih padi inbrida bermutu (varietas unggul
dan bersertifikat) dengan harga non subsidi (tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang
disediakan Pemerintah).
Untuk benih padi inbrida yang ditanam di lahan
kering apabila varietas unggul padi gogo bersertifikat
tidak tersedia maka dapat menggunakan varietas
unggul lainnya yang biasa ditanam di lahan kering,
sesuai dengan kebiasaan petani dan diketahui oleh
Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas
Provinsi atau BPTP atau UPTD BPSBTPH.
Jika benih bermutu dari padi varietas unggul lainnya
tidak tersedia maka dapat digunakan varietas unggul
lokal namun anggaran yang disediakan tidak dapat
digunakan untuk itu.
56
2. Budidaya Padi Hibrida
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi hibrida
sebesar Rp1.125.000,00/ha untuk pembelian/
pengadaan benih padi hibrida.
3. Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi sub
optimal/teknologi hazton sebesar Rp2.392.000,00/ha,
untuk pembelian/pengadaan benih padi bermutu
(varietas unggul dan bersertifikat) dengan harga non
subsidi (tidak diperkenankan membeli benih
bersubsidi yang disediakan Pemerintah). Disamping
itu digunakan pula untuk pembelian/pengadaan
sarana produksi lainnya yaitu: pupuk organik, pupuk
hayati, agensia hayati, pupuk organik cair/POC dan
pembenah tanah/dekomposer.
4. Budidaya Padi Teknologi Salibu
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi teknologi
salibu sebesar Rp2.600.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan pupuk Urea dan NPK serta alat bantu
multiguna yang digunakan untuk memotong bagian
tanaman padi untuk disalibukan. Untuk 1 (satu) unit
alat bantu multiguna digunakan untuk areal seluas
5 (lima) hektar. Untuk itu perencanaan dan
57
identifikasi calon penerima dan calon lokasi menjadi
hal yang penting untuk diperhatikan guna
memudahkan operasional di lapangan.
Pertanaman yang akan diterapkan dengan teknologi
salibu dapat menggunakan pertanaman swadaya
petani/poktan/gapoktan dan atau pertanaman yang
mendapatkan bantuan pemerintah sebelumnya.
5. Budidaya Mina Padi
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya mina padi
sebesar Rp5.115.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan: benih padi bermutu (varietas unggul dan
bersertifikat dengan harga non subsidi/tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang
disediakan Pemerintah), bibit ikan, pakan ikan,
pupuk Urea, pupuk organik dan atau insektisida, jika
diperlukan. Bibit ikan yang digunakan adalah bibit
ikan yang bersertifikat atau mempunyai surat
keterangan sehat dari Balai Benih/Instansi lembaga
yang memproduksi benih (Pemerintah/Swasta).
Ukuran benih ikan yang digunakan disesuaikan
dengan kondisi spesifik lokasi baik secara teknis,
ekonomis dan budaya masyarakat setempat.
Pemilihan varietas padi untuk kegiatan tersebut harus
memperhatikan beberapa hal seperti: perakaran
dalam, cepat beranak/bertunas, batang kuat/tidak
58
mudah rebah, tahan genangan, daun tegak dan tahan
OPT.
6. Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi
organik/desa pertanian organik sebesar
Rp2.498.000,00/ha, untuk pembelian/pengadaan benih
padi bermutu dengan harga non subsidi (tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang
disediakan Pemerintah).
Penggunaan benih padi pada budidaya padi organik
mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016.
Penggunaan benih diuraikan sebagai berikut:
a) Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat
organik dan memiliki izin edar.
b) Bila benih sertifikat organik tidak tersedia dapat
menggunakan benih hasil budidaya tanaman
organik.
c) Bila benih hasil budidaya tanaman organik tidak
tersedia, dapat menggunakan benih non organik
untuk tahap awal, selanjutnya harus
menggunakan benih organik.
d) Bila butir (a), (b) dan (c) tidak tersedia, dapat
menggunakan benih yang diperdagangkan. Benih
dimaksud selanjutnya harus dilakukan pencucian
untuk menghilangkan kontaminan pada benih.
59
e) Benih hasil rekayasa genetik (GMO) tidak
diperkenankan.
Disamping itu, fasilitasi dana bantuan pemerintah
digunakan pula untuk pembelian sarana produksi
lainnya yaitu: pupuk organik, pestisida organik dan
MOL (Mikro Organisme Lokal). Penggunaan pupuk
organik dan pestisida pada budidaya padi organik
mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016.
Penggunaan pupuk organik yang berasal dari produk
pupuk organik komersil yang beredar di pasaran
harus bersertifikat organik dan memiliki izin edar.
Pupuk organik yang proses pembuatannya dengan
pemanasan buatan dan sulit terurai pada aplikasinya
(granul) tidak diizinkan digunkan dalam sistem
pertanian organik. MOL yang digunakan bukan hasil
rekayasa genetik (GMO). Pupuk organik atau pupuk
organik produksi petani (in situ) dan atau hasil UPPO
yang memanfaatkan bahan baku di sekitar lokasi,
dapat digunakan sepanjang proses pembuatan pupuk
organik tersebut mengikuti ketentuan pada SNI
6729:2016.
Apabila komponen sarana produksi tersebut diatas
dapat disediakan sendiri oleh Kelompok Tani/
Gapoktan penerima bantuan dan sepanjang proses
produksinya/cara perolehannya mengikuti ketentuan
pada SNI 6729:2016 maka fasilitasi dana bantuan
60
tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lain
sesuai spesifik lokasi dan secara teknis disesuaikan
dengan tingkat perkembangan pertanian organik di
lokasi masing-masing dengan terlebih dahulu
disetujui dan atau diketahui oleh Petugas
Lapangan/Penyuluh, Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan atau BPTP
setempat.
7. Budidaya Padi/Beras Khusus
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi khusus
sebesar Rp2.615.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan benih padi bermutu dengan harga non
subsidi (tidak diperkenankan membeli benih
bersubsidi yang disediakan Pemerintah).
Varietas padi yang dibudidayakan adalah varietas
untuk konsumen tertentu, atau varietas lainnya yang
selama ini kebutuhan padi/beras tersebut
didatangkan dari luar negeri seperti Thai Hom Mali,
Kwao Dwak Mali, Basmati, Japonica, ketan hitam dan
beras kukus atau lainnya. Jika benih bermutu
(bersertifikat) dari varietas tersebut belum tersedia
maka dapat digunakan benih lainnya dengan
sepengetahuan dari Balai Besar Padi Sukamandi dan
atau BPTP setempat. Untuk itu, koordinasi dan
61
kerjasama dengan instansi tersebut sangat
diharapkan dalam upaya penyediaan benihnya.
Disamping itu, fasilitas dana bantuan pemerintah
digunakan pula untuk pembelian/pengadaan sarana
produksi lainnya yaitu: pupuk organik padat, pupuk
Urea dan NPK.
8. Budidaya Jagung Hibrida
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya jagung hibrida
sebesar Rp810.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan benih jagung hibrida dan pupuk Urea.
9. Budidaya Jagung Komposit
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan budidaya jagung hibrida
sebesar Rp465.000,00/ha, untuk pembelian/
pengadaan benih jagung komposit dan pupuk Urea.
10. Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah
untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan unit
pengolahan pupuk organik sebesar Rp175.000.000,00
per unit, untuk pembelian/pengadaan: rumah kompos,
mesin alat pengolah pupuk organik (APPO), ternak dan
obat-obatan, kandang komunal dan bak permentasi,
pakan ternak dan atau kendaraan roda tiga, jika
anggaran memungkinkan.
62
Pengadaan bangunan, peralatan dan ternak dan
pendukung lainnya disesuaikan dengan
standar/spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang sedangkan pengadaan
ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan
Hewan dari instansi yang berwenang/Dinas
Peternakan setempat.
Disamping itu, penerima bantuan UPPO harus
menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/rumah
kompos dan kandang, yang dikukuhkan dengan surat
pernyataan Hibah/Hak Guna Pakai atau perjanjian
lainnya.
Komponen sarana produksi (benih padi, benih ikan,
benih jagung hibrida, benih jagung komposit, pupuk
anorganik, pupuk organik, alat dan mesin pertanian,
ternak, bangunan dan lain sebagainya), hendaknya
digunakan sesuai SOP teknologi masing-masing
kegiatan agar hasil yang diperoleh sesuai yang
diharapkan.
Khusus jumlah dan varietas padi dan ikan serta
jumlah sarana produksi lainnya yang akan digunakan
disesuaikan dengan kondisi setempat (spesifik lokasi)
dan secara teknis disesuaikan dengan anjuran
teknologi di masing-masing lokasi, tercantum dalam
blanko Rencana Usaha Kelompok (RUK), disetujui
dan/atau diketahui oleh Petugas Lapangan/Penyuluh
63
/Mantri Tani, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
dan/atau BPTP setempat. Sedangkan untuk benih
jagung hibrida sebanyak 15 kg/ha, benih jagung
komposit 25 kg/ha serta pupuk urea disesuaikan
dengan ketersediaan anggaran.
RUK disusun oleh penerima bantuan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat
serta hasil survei.
Benih, bibit dan sarana produksi lainnya dapat
diperoleh di kios, penangkar benih/bibit, produsen
(BUMN/BUMD/ Swasta), distributor dan atau tempat-
tempat lain yang jelas keberadaannya. Selanjutnya
kemasan dan label agar disimpan dengan baik untuk
keperluan monitoring/pemeriksaan.
Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya
yang tidak dapat difasilitasi melalui bantuan
pemerintah (APBN Tahun 2017) maupun
kekurangannya, agar ditanggung dan diusahakan
secara swadaya oleh anggota kelompok
tani/gabungan kelompok tani atau dari sumber
lainnya yang sah dan tidah saling tumpangtindih
dengan maksud mendapatkan hasil pekerjaan yang
lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar
petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani
mempunyai rasa ikut memiliki sehingga mempunyai
tanggung jawab moral untuk menyukseskan kegiatan
64
tersebut dalam rangka mendukung upaya
peningkatan produksi padi tahun 2017. Apabila
terdapat sisa penggunaan dana yang berasal dari
DIPA APBN Tahun 2017 tersebut, maka sisa dana
dikembalikan ke kas Negara melalui mekanisme dan
peraturan perundangan yang berlaku.
65
Tabel 6. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan
Pemerintah Kegiatan Desa Mandiri Benih,
Penguatan Desa Mandiri Benih dan Bantuan
Benih Padi Inbrida Tahun 2017
BIAYA
NO JENIS VOLUME JUMLAH (Rp)
SATUAN (Rp)
1 Desa Mandiri Benih
a Sarana Produksi dan Lainnya 10 Ha 37.000.000
(Benih Pokok, Biaya Sertifikasi, Pupuk,
Bantauan Biaya Prosesing, Ongkos
Tenaga Kerja/Prosesing)
Benih Pokok 250 Kg 15.000 3.750.000
Biaya sertifikasi 10 Ha 35.000 350.000
66
5.4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari
Gangguan OPT dan DPI
Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan
Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan
OPT dan DPI tahun 2017 senilai Rp83.105.375.000,00
dengan rincian sebagai berikut:
ANGGARAN
NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN
Rp.(000)
1 PPHT Padi, Jagung dan Kedelai 16.750 Hektar 12.712.000
PPDPI Pembuatan Biopori dan
2 350 Hektar 389.825
Sumur Pantek
3 Pestisida -
- Insectisida 297.512 Kg/Ltr 22.550.159
- Fungisida 68.475 Kg/Ltr 8.346.764
- Bakterisida 78.500 Kg/Ltr 10.028.629
- Rodentisida 1.062.900 Kg/Box 9.074.449
- Herbisida 400.000 Kg/Ltr 20.000.000
Jumlah 83.101.825
67
Tabel 8. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan
Pemerintah Kegiatan PPHT, PPDPI dan Pestisida
Tahun 2017
BIAYA
NO JENIS VOLUME JUMLAH (Rp)
SATUAN (Rp)
1 PPHT Padi
Pupuk Organik 25.000 Kg 600 15.000.000
Agens Pengendali Hayati (APH) 100 Kg 35.000 3.500.000
Benih Refugia 25 Kg 20.000 500.000
Total Biaya per 25 Hektar 19.000.000
2 PPHT Jagung
Pupuk Organik 15.000 Kg 600 9.000.000
Agens Pengendali Hayati (APH) 60 Kg 35.000 2.100.000
Total Biaya per 15 Hektar 11.100.000
3 PPHT Kedelai
Pupuk Organik 10.000 Kg 600 6.000.000
Agens Pengendali Hayati (APH) 40 Kg 35.000 1.400.000
Total Biaya per 10 Hektar 7.400.000
PPDPI (Pembuatan Biopori)
Pipa PVC (4") 50 271.000 13.550.000
Pipa Fiting Cup PVC 200 10.000 2.000.000
Total Biaya per 10 Hektar 15.550.000
PPDPI (Pembuatan Sumur Pantek)
Paralon (2,5") 25 110.000 2.750.000
Slang Hisap 15 m 15 67.000 1.005.000
Paralon (2") 20 61.000 1.220.000
Elbow 30 11.000 330.000
Lem Paralon 10 11.000 110.000
Slang Paralon 25 46.000 1.150.000
Pompa Air 1 3.660.000 3.660.000
Total Biaya per 10 Hektar 10.225.000
4 PPDPI (Pembuatan Sumur Pantek Maluku)
Paralon (2,5") 25 165.000 4.125.000
Slang Hisap 15 m 15 73.000 1.095.000
Paralon (2") 20 125.000 2.500.000
Elbow 30 12.000 360.000
Lem Paralon 10 17.000 170.000
Slang Paralon 25 53.000 1.325.000
Pompa Air 1 4.200.000 4.200.000
Total Biaya per 10 Hektar 13.775.000
5 Pestisida 70.000.000.000
a Insektisida 22.550.158.500
Karbofuran 59.452 kg/L 869.245.900
Imidakloprid 11.820 kg/L 1.317.602.000
Dimehipo 27.750 kg/L 1.663.822.500
Buprofezin 80.300 kg/L 7.501.935.500
BPMC 56.100 kg/L 1.926.014.300
MIPC 42.500 kg/L 1.781.228.500
Fipronil 15.750 kg/L 3.244.001.300
Flubendiamida 3.840 kg/L 4.246.308.500
b Fungisida 8.346.763.500
Metil Tiofanat 50.525 kg/L 2.957.896.000
Mankozeb dan Trisiklazol 17.950 kg/L 5.388.867.500
c Bakterisida 10.028.629.000
Tembaga Oksi Sulfat 40.550 kg/L 4.727.664.000
Tembaga Oksida 37.950 kg/L 5.300.965.000
d Rodentisida 9.074.449.000
Brodifakum 174.000 kg/L 5.074.399.000
Bahan Asap 888.900 kg/L 4.000.050.000
e Herbisida 20.000.000.000
Parakuat Diclorida kg/L
Ametrin kg/L
Isopropil Amina Glifosat kg/L
68
5.5. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan tahun
2017 senilai Rp1.525.680.408.000,00 dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 9. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan
Pemerintah Kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017
ANGGARAN
NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN
Rp.(000)
1 Combine Harvester Kecil 610 Unit 71.691.750
2 Combine Harvester Sedang 672 Unit 98.638.000
3 Combine Harvester Besar 2.702 Unit 1.158.107.500
4 Corn Combine Harvester 100 Unit 33.000.000
5 Corn Sheller 1.506 Unit 38.519.000
6 Power Thresher Multiguna 605 Unit 14.734.200
7 Vertical Dryer Padi+Bangunan 2 Paket 1.500.000
RMU dan Packing Daerah
8 20 Paket 11.600.000
Perbatasan+Bangunan
9 RMU Beras Organik 1 Paket 1.780.000
Sarana Penanganan dan
10 Pengemasan Beras Bermutu 6 Paket 1.800.000
(Grading dan Packing)
11 Sertifikasi Organik 30 Unit 900.000
Sertifikasi Non Organik (Beras
12 6 Unit 180.000
Non Organik
Fasilitasi Penyelesaian Tunda
13 93.229.958
Bayar Tahun 2016 *)
Jumlah 1.525.680.408
*) Nilai yang dibayarkan sesuai hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementan
69
Tabel 10. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan
Pemerintah Kegiatan Alsintan Pascapanen dan
Sertifikasi Tahun 2017
BIAYA SATUAN
NO JENIS SATUAN KETERANGAN
(Rp)
Combine Harvester Kecil (Daya
Harga rata-rata (range
1 Motor minimal 7 kW atau 9,38 Unit 124.400.000
107.250.000 s/d 153.250.000)
HP)
Combine Harvester Sedang
Harga rata-rata (range
2 (Daya Motor minimal 11,1 kW Unit 151.171.000
133.000.000 s/d 179.000.000)
atau 14,87 HP)
Combine Harvester Besar
Harga rata-rata (range
3 (Daya Motor minimal 31,1 kW Unit 406.171.000
352.500.000 s/d 476.000.000)
atau 41,67 HP)
Corn Combine Harvester
4 (Daya Motor minimal 20 kW Unit 330.000.000
atau 28 HP)
Corn Sheller (kapasitas min. 1
ton/jam) dengan kelengkapan Harga rata-rata (range
5 Unit 27.200.000
2 unit terpal ukuran minimal 23.500.000 s/d 36.000.000)
6x6m
Power Thresher Multiguna
(kapasitas min. 500 kg/jam) Harga rata-rata (range
6 Unit 25.540.000
dengan kelengkapan 2 unit 21.000.000 s/d 36.033.000)
terpal ukuran minimal 6 x 6 m
Dryer Padi (3-6 ton/proses) +
7 Paket 750.000.000
Bangunan
RMU Wilayah Perbatasan +
8 Paket 580.000.000
Bangunan
RMU Beras Organik +
9 Paket 1.780.000.000
Bangunan
10 Sarana Grading & Packing Paket 300.000.000
11 Sertifikasi Organik Unit 30.000.000
Sertifikasi Non Organik (Beras
12 Unit 30.000.000
Non-Organik)
70
5.6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen
Tanaman Pangan
Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen
Tanaman Pangan senilai Rp73.750.000,00 dengan rincian
sebagai berikut:
ANGGARAN
NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN
Rp.(000)
Pemberian Penghargaan Mantri
1 5 Orang 73.750
Tani/KCD Berprestasi
Jumlah 73.750
71
BAB VI
TATA KELOLA PENCAIRAN DANA
BANTUAN PEMERINTAH
72
c. Jenis dan spesifikasi barang yang akan
dihasilkan/dibeli;
d. jangka waktu penyelesaian pekerjaan;
e. tata cara dan syarat penyaluran;
f. pernyataan kesanggupan penerima bantuan
untuk menghasilkan/membeli barang sesuai
dengan jenis dan spesifikasi;
g. pengadaan akan dilakukan secara transparan
dan akuntabel;
h. pernyataan kesanggupan penerima bantuan
untuk menyetorkan sisa dana yang tidak
digunakan ke Kas Negara;
i. sanksi; dan
j. penyampaian laporan pertanggungjawaban
bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai
atau akhir tahun anggaran.
4. Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam
bentuk uang, untuk barang bantuan yang dapat
diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima
bantuan yang nilai bantuannya
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) ke atas,
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari
keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana
setelah perjanjian kerjasama ditandatangani oleh
penerima bantuan dan PPK.
73
b. Tahap II sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana,
apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50%
(lima puluh persen).
75
prasarana sesuai dengan petunjuk teknis
penyaluran Bantuan Pemerintah.
PPK mengesahkan bukti penerimaan uang
untuk pembayaran tahap II serta
menerbitkan SPP setelah pengujian telah
sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran
Bantuan Pemerintah.
Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan
petunjuk teknis penyaluran Bantuan
Pemerintah, PPK menyampaikan informasi
kepada penerima bantuan untuk melengkapi
dan memperbaiki dokumen permohonan.
SPP disampaikan kepada PP-SPM dilampiri:
- kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan
dan disahkan oleh PPK;
- laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan
yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan
penerima bantuan.
5. Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan dibuat
sesuai format yang tertera pada lampiran 4.
6. Penerima bantuan sarana/prasarana dalam bentuk
uang secara sekaligus untuk barang yang nilai per
jenis barang bantuan yang dapat dilaksanakan oleh
penerima bantuan sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
76
barang bantuan yang dapat diproduksi dan/atau
dihasilkan nilainya sampai dengan
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) mengajukan
permohonan pencairan dana kepada PPK dengan
dilampiri:
a. perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani
oleh penerima bantuan; dan
b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan.
7. PPK melakukan pengujian permohonan yang
diajukan penerima bantuan sesuai petunjuk teknis
penyaluran Bantuan Pemerintah.
8. PPK menandatangani perjanjian kerjasama dan
mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta
menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai
dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan
Pemerintah.
9. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan petunjuk
teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK
menyampaikan informasi kepada penerima bantuan
untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen
permohonan.
10. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan dilampiri:
a. perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani
oleh penerima bantuan dan PPK;
77
b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan dan
disahkan oleh PPK.
81
a. LS ke rekening penyedia barang/jasa; atau
b. Uang Persediaan (UP).
7.1.2.Bantuan Sarana/Prasarana
1. Bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang
diberikan dengan ketentuan :
a. Barang bantuan dapat diproduksi dan/atau
dihasilkan oleh penerima bantuan; atau
b. Nilai per jenis barang bantuan di bawah
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang
dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan.
2. Pemberian bantuan sarana/prasarana dalam
bentuk uang dilaksanakan dengan ketentuan :
a. Secara bertahap, untuk barang bantuan yang
dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh
penerima bantuan.
83
b. Secara sekaligus, untuk barang yang nilai per
jenis barang bantuan yang dapat dilaksanakan
oleh penerima bantuan sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
3. Dalam hal barang bantuan yang dapat diproduksi
dan/atau dihasilkan oleh penerima bantuan,
nilainya sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah), pemberian bantuan sarana/prasarana
dilakukan secara sekaligus.
85
6. Penerima bantuan mengajukan permohonan
pembayaran dengan dilampiri dokumen pencairan
dana sesuai perjanjian kerjasama.
7. Pengajuan permohonan pembayaran secara
sekaligus atau tahap I dilampiri perjanjian
kerjasama dan kuitansi bukti penerimaan uang
yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan.
8. Pengajuan permohonan pembayaran tahap II dan
selanjutnya dilampiri kuitansi bukti penerimaan
uang yang telah ditandatangani penerima bantuan
dan laporan kemauan penyelesaian pekerjaan yang
ditandaatangani oleh ketua/pimpinan penerima
bantuan.
9. PPK melakukan pengujian permohonan
pembayaran, menandatangani perjanjian
kerjasama, mengesahkan kuitansi bukti
penerimaan uang serta menerbitkan SPP untuk
kemudian disampaikan kepada PP-SPM.
10. Laporan penerima bantuan harus menyampaikan
laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah
pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran
dengan dilampiri :
a. Berita Acara Serah Terima
b. Foto/film hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan.
86
11. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban PPK
melakukan verifikasi dan kemudian mengesahkan
BAST setelah hasil verifikasi sesuai dengan
perjanjian kerjasama.
88
kontrak pengadaan barang dengan penyedia
barang.
2. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan
Perundang-undangan yang mengatur mengenai
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
89
penyedia barang dan/atau jasa melalui mekanisme
LS.
5. Pelaksanaan penyaluran bantuan dilakukan oleh
PPK atau penyedia barang dan/atau jasa sesuai
kontrak.
90
BAB VIII
PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH,
KETENTUAN PERPAJAKAN DAN SANKSI
91
c. Ketua kelompok tani diwajibkan membuat laporan rutin
penggunaan barang kepada PPK;
d. Seluruh aset kelompok dirawat dan dikelola dengan baik.
8.3. Sanksi
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat
merugikan Negara dan/atau Kementerian dan/atau kelompok
tani/Gapoktan akan diberikan oleh aparat/pejabat yang
berwenang atau penanggungjawab kegiatan. Sanksi kepada
oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam
berbagai bentuk sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dana bantuan pemerintah yang diterima Kelompok
tani/gapoktan atau lembaga lainnya apabila tidak digunakan
sesuai peruntukannya dan tidak mengembalikan sisa dana
bantuan tersebut, maka kelompok penerima tersebut akan
dipertimbangkan untuk tidak mendapatkan bantuan
pemerintah pada tahun berikutnya dan atau sanksi lainnya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
92
Apabila dalam pelaksanaannya terdapat sarana yang
tidak dimanfaatkan oleh penerima bantuan, maka Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dapat merealokasi sarana tersebut
ke kelompok lainnya di wilayah kecamatan yang sama/antar
kecamatan. Apabila diperlukan realokasi antar
Kabupaten/Kota, maka menjadi kewenangan Kepala Dinas
Pertanian Provinsi. Kelompok penerima bantuan dapat
dikenakan sanksi apabila melanggar pakta integritas yang
sudah ditandatangani.
93
BAB IX
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
9.1. Pembinaan
Pembinaan kepada penerima bantuan harus dilakukan
secara berjenjang dan berkelanjutan sehingga penerima
bantuan mampu mengembangkan usahanya atau fungsi yang
dimiliki secara mandiri. Untuk mengoptimalkan keberhasilan
pembinaan tersebut, diperlukan komitmen dan dukungan
dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah
pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang
baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean
government), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi
prinsip-prinsip, sebagai berikut:
a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundang-undangan;
b. Membebaskan diri dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN);
c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi
dan demokratisasi;
d. Memenuhi asas efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas.
95
2. Tim Pembina Provinsi
Tim Pembina Provinsi terdiri atas unsur Dinas Pertanian, dan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Pertanian seperti Balai
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), Balai
Benih, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB),
perguruan tinggi, asosiasi profesi, serta organisasi petani
dan masyarakat sesuai kebutuhan dan ketersediaan
anggaran.
Tim Pembina tersebut ditunjuk dan ditetapkan oleh
Gubernur setempat atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi
yang mempunyai tugas yaitu:
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada
pedoman atau petunjuk teknis yang disusun oleh
Pusat;
b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antar instansi
ditingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan;
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis
Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan
pengendalian, serta membantu mengatasi
permasalahan dilapangan; dan
d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan
pengendalian serta menyampaikan laporan
pelaksanaan program dan kegiatan ke tingkat Pusat.
96
3. Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan Dinas
Pertanian, lembaga penyuluhan pertanian
Kabupaten/Kota, perguruan tinggi, organisasi
petani/petani ahli/asosiasi petani, serta instansi terkait
lainnya sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran.
Tim Teknis tersebut ditunjuk dan ditetapkan oleh
Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas Pertanian.
Tugas Tim Teknis Kabupaten/Kota yaitu:
a. Menyusun petunjuk teknis (juknis) dengan
mengacu pada petunjuk teknis penyaluran bantuan
pemerintah atau pedoman pelaksanaan kegiatan
yang disusun oleh Pusat, dan petunjuk pelaksanaan
(juklak) yang disusun oleh Provinsi disesuaikan
dengan kondisi sosial budaya setempat dan usaha
yang dikembangkan;
b. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok
sasaran;
c. Melakukan bimbingan teknis, pengendalian, dan
evaluasi;
d. Membuat laporan hasil pelaksanaan program dan
kegiatan ke Pemerintah Pusat dan Provinsi.
2. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat
penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan pelaporan
sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi
yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku
kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai
dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan
yang relevan.
Mengingat kebutuhan saat ini dan perkembangan teknologi
saat ini, pelaksanaan kegiatan pelaporan dilakukan secara
102
berkala dan berjenjang yaitu bulanan, triwulanan,
semesteran dan tahunan. Sedangkan, pelaporan berjenjang
dimaksudkan adalah dari satu unit kerja paling bawah
dalam suatu organisasi sampai kepada pucuk pimpinan
organisasi, dengan alur sebagai berikut:
Penerima bantuan Dinas Kabupaten/Kota Dinas
Provinsi Pemerintah Pusat
104
Barang Milik Negara, dalam hal ini Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 111/2016.
2.2.1. Bantuan Pemerintah Berupa Barang pada DIPA
Kantor Pusat
Untuk Bantuan Pemerintah (Akun 526) dalam
bentuk barang yang bersumber dari DIPA Pusat,
mekanismenya sebagai berikut:
1. Pada saat penyerahan barang, kelompok penerima
menandatangani:
a. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah
BMN bermaterai (Lampiran 7);
b. Naskah Perjanjian Hibah BMN (Lampiran 8);
c. Berita Acara Serah Terima Hibah BMN
(Lampiran 9);
d. Foto Fisik Barang.
2. Petugas Penerima dan Pemeriksa Hasil Pekerjaan
(PPHP) di daerah memeriksa kelengkapan dan
kesesuaian pengisian formulir tersebut diatas,
selanjutnya disampaikan kepada PPK Pusat
bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima
Barang (BAST).
3. PPK Pusat berkoordinasi dengan Sekretaris
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan c.q. Bagian
Keuangan dan Perlengkapan untuk proses
penandatanganan oleh Direktur Jenderal Tanaman
Pangan pada formulir (Lampiran 7,8,9 yang sudah
105
ditandatangani Kelompok Penerima). Selanjutnya
Pengajuan proses hibah ke Sekretariat Jenderal
Cq. Biro Keuangan dan Perlengkapan.
4. Petugas SIMAK BMN dan SAIBA Satker Pusat
melakukan pencatatan pada neraca Laporan
Keuangan dari mulai proses pencairan SP2D
sampai persetujuan Hibah/ Serah Terima BMN.
107
BAB X
MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN TERTUNDA
KEGIATAN TAHUN 2016
110
BAB XI
PENUTUP
112
Lampiran 1. Matrik Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA. 2017
Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Pemerintah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Program Peningkatan Produksi, 1 Pengelolaan Produksi 1. Fasilitas penerapan Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Inbrida Sawah/Tdh Ha 270 33 Prov/388 Kab
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Serealia budidaya padi Hujan/Lahan Kering - - -
Tanaman Pangan
Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Pengembangan Padi Khusus Ha 2.615 1 Prov/3 Kab
- - - -
Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Hibrida Ha 1.125 21 Prov/83 Kab
- - -
Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Sub Optimal/Hazton Ha 2.392 23 Prov/129 Kab
- - - -
Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Salibu Ha 2.600 6 Prov/26 Kab
- - - -
Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Mina Padi Ha 5.115 6 Prov
- - - -
Desa Organik Padi Bantuan Budidaya Pengembangan Desa Pertanian Ha 2.498 31 Prov/162 Kab
Organik Untuk Padi - - - -
Gapoktan / Poktan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) Unit 175.000 33 Prov/276 Kab
- - - -
2. Fasilitas penerapan Gapoktan /Poktan /LMDH / Bantuan Budidaya Jagung Hibrida Ha 810 31 Prov
budidaya jagung Koperasi /Asosiasi / Profesi /
Lembaga Pemerintah / Lembaga - - -
Non Pemerintah
Gapoktan / Poktan / LMDH / Bantuan Budidaya Jagung Komposit Ha 465 27 Prov/4 Kab
Koperasi /Asosiasi / Profesi /
Lembaga Pemerintah / Lembaga - - -
Non Pemerintah
2 Pengelolaan Produksi Fasilitas penerapan Petani/Poktan Peningkatan Produksi Kedelai Ha 1.550 18 Prov/127 Kab
Tanaman Aneka Kacang budidaya kedelai - - - -
dan Umbi
Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Teknologi Ha 4.270 7 Prov/14 Kab
Budidaya Jenuh Air (BJA) - - - -
111
Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Pemerintah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3 Pengelolaan Sistem Fasilitas penyediaan benih Kelompok Tani/Kelompok Penguatan Desa Mandiri Benih
Penyediaan Benih bersertifikat Penangkar atau Gabungan
Tanaman Pangan Kelompok Tani dengan
Kelompok Penangkar
- bantuan benih sumber Kg 15
- - - -
- bantuan biaya sertifikasi Ha 350
- - - -
Pengembangan Desa Mandiri Benih 31 Prov
4 Penguatan Perlindungan Fasilitas penguatan Petani/Poktan/Gapoktan yang Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Padi Hektar 19.000 31 Prov
Tanaman Pangan dari perlindungan tanaman wilayahnya berpotensi terkena
Gangguan OPT dan DPI pangan dari gangguan OPT serangan OPT - -
dan DPI
Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Jagung Hektar 11.100 19 Prov
- -
Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Kedelai Hektar 7.400 13 Prov
- -
Petani/Poktan/Gapoktan yang Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi Hektar 10.225 13 Prov
wilayahnya di daerah rawan DPI (Pembuatan sumur pantek dan pompa air) - -
(banjir/kekeringan)
Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi Hektar 15.550 2 Prov
(Pembuatan Biopori) - -
Petani/Poktan/ Bantuan Sarana Pestisida/Herbisida Paket 70.000.000 33 Prov
Gapoktan/BPTPH/ Dinas - -
Pertanian Provinsi
112
Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Pemerintah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
5 Pengolahan dan Fasilitas sarana Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Combine Harvester Kecil (Pusat) Unit 125.000 16 Prov
Pemasaran Hasil pascapanen tanaman /Lembaga Lainnya - -
Tanaman Pangan pangan
Poktan/Gapoktan Combine Harvester Kecil Unit 115.884 15 Prov/130 Kab
- -
Poktan/Gapoktan Combine Harvester Sedang Unit 146.783 24 Prov/124 Kab
- -
Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Combine Harvester Besar (Pusat) Unit 450.000 28 Prov
/Lembaga Lainnya - -
Poktan/Gapoktan Combine Harvester Besar Unit 408.779 22 Prov/196 Kab
- -
Poktan/Gapoktan Vertikal Dryer Padi + Bangunan Kap 6 Ton/Proses Paket 770.000 1 Prov/2 Kab
-
Gapoktan RMU Beras Organik Unit 1.800.000 1 Prov/1 Kab
-
Poktan/Gapoktan RMU + Packing Daerah Perbatasan Unit 600.000 11 Prov/15 Kab
-
Poktan/Gapoktan Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras Paket 300.000 6 Prov
Bermutu (Grading dan Packing) - -
Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Corn Combine Harvester (Pusat) Unit 330.000 16 Prov
/Lembaga Lainnya - -
Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Corn Sheller (Pusat) Unit 28.000 16 Prov
/Lembaga Lainnya - -
Poktan/Gapoktan Corn Sheller Unit 25.206 23 Prov/175 Kab
- -
Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Power Thresher Multiguna (Pusat) Unit 28.000 15 Prov
/Lembaga Lainnya - -
Poktan/Gapoktan Power Thresher Multiguna Unit 22.554 13 Prov/73 Kab
- -
Fasilitas penerapan Poktan/Gapoktan Sertifikasi Organik Paket 30.000 17 Prov
standardisasi dan mutu - -
hasil tanaman pangan
Poktan/Gapoktan Sertifikasi Non Organik (Beras Non Organik) Paket 30.000 6 Prov
- -
6 Dukungan Manajemen Layanan Dukungan Mantri Tani Penghargaan Mantri Tani berprestasi bidang Paket 73.750 5 Orang
dan Teknis Lainnya Manajemen Eselon I Tanaman Pangan
pada Ditjen Tanaman
Pangan
113
Lampiran 2. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
.........................................
.........................................
Materai
Rp. 6.000
.........................................
114
Lampiran 3. Format Lampiran Pertanggung Jawaban Bantuan Operasional
<KOP SURAT>
115
Lampiran 4. Format Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan
<KOP SURAT>
.........................................
Pimpinan/Ketua Lembaga .......
Materai
Rp. 6.000
.........................................
116
Lampiran 5. Format Berita Acara Serah Terima
<KOP SURAT>
............................. .................................
NIP ...........................
Keterangan : *) angka nomor 5 dicoret apabila tidak terdapat sisa dana
117
Lampiran 6. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
TENTANG
2. Nama : ................................
Jabatan : Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan Bantuan
Pemerintah pada Kelompok Tani/Gapoktan ..............
selaku penanggungjawab keuangan untuk mendukung
kegiatan ............., dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Kelompok Tani/Gapoktan
...........................................
Alamat : .................................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 3
LOKASI PEKERJAAN
PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 5
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
PASAL 7
PEMBAYARAN
PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCEMAJEURE
PASAL 9
SANKSI
PASAL 10
PERSELISIHAN
PASAL 11
LAIN LAIN
PASAL 12
PENUTUP
( ...............................................) ( ................................. )
NIP ........................
Mengetahui :
Ketua Gapoktan/Kelompok Tani Kepala Dinas Pertanian
Provinsi/Kaupaten/Kota
( ........................................ ) ( ................................ )
NIP ...........................
Lampiran 7. Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA
Nomor :..
MERK /
KODE JENIS NILAI NILAI
NO TYPE / TAHUN JUMLAH KONDISI
BARANG BARANG PEROLEHAN BUKU
VARIETAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BAIK
Materai
Rp. 6.000
.
Lampiran 8. Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN
II. Nama :
Jabatan :
dengan memperhatikan :
1. Surat Permohonan .. Kabupaten Nomor :
tanggal . hal Permohonan Persetujuan
hibah berupa .. Kepada Penerima
2. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah Barang Milik Negara yang
berasal dari Kegiatan Pengadaan. APBN TA.
2017 dari Kelompok Tani/Gapoktan Nomor :
3. Surat Menteri Pertanian Nomor : .. tanggal hal
Persetujuan Hibah Barang Milik Negara berupa Peralatan dan Mesin
Pada Kementerian Pertanian R.I. Kepada Dalam rangka menindaklanjuti
persetujuan Hibah Barang Milik Negara dari Menteri Pertanian Nomor
:... tanggal ... dan Sesuai
ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan Penghapusan dan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor
50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang
Milik Negara, PIHAK KESATU menerangkan dengan ini menghibahkan
kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini
menerima hibah dari PIHAK KESATU, Barang Milik Negara Kementerian
Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
(081.03.0199.238251.000.KP) Kegiatan .. APBN
Pusat TA. 2017 berupa . Senilai Rp .-
(. ) sebagaimana terlampir.
PASAL 1
JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH
PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU
PASAL 3
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
PASAL 4
SERAH TERIMA
PASAL 5
LAIN-LAIN
.. .
NIP.
Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara
Nomor :
Tanggal :
MERK /
KODE JENIS NILAI NILAI
NO TYPE / TAHUN JUMLAH KONDISI
BARANG BARANG PEROLEHAN BUKU
VARIETAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BAIK
.. .
NIP.
Lampiran 9. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara
II. Nama :
Jabatan :
Yang bertandatangan untuk dan atas nama
berkedudukan di Jalan .. selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
.. .
NIP.
Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara
Nomor :
Tanggal :
MERK /
KODE JENIS NILAI NILAI
NO TYPE / TAHUN JUMLAH KONDISI
BARANG BARANG PEROLEHAN BUKU
VARIETAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BAIK
.. .
NIP.
Lampiran 10. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara
Pengadaan Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
DARI
KEPADA
BUPATI KABUPATEN/KOTA ..
C.Q KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA (KODE SATKER)
NOMOR :
II. Nama :
NIP :
Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota .
bertindak untuk dan atas nama Bupati ..
berkedudukan di Jalan selanjutnya
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan diatas, PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA telah saling setuju untuk melaksanakan serah terima
Barang Milik Negara pengadaan Dinas . yang
diperoleh dari belanja MAK 526 yang berasal dari DIPA TA. 2017 dengan
syarat-syarat dan ketentuan seperti diuraikan pada pasal-pasal berikut :
PASAL 1
PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA Barang Milik Negara
Pengadaan Satker Dinas .... Kabupaten/Kota .
(kode satker) yang dihasilkan dari belanja MAK 526 yang berasal dari DIPA
TA. 2017 sebagaimana tersebut dalam lampiran Berita Acara ini
PASAL 2
PIHAK KEDUA menerima penyerahan Barang Milik Negara Pengadaan
Satker Dinas Dinas .... Kabupaten/Kota . (kode
satker) yang dihasilkan dari belanja MAK 526 yang berasal dari DIPA TA.
2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dari PIHAK KESATU untuk
digunakan bagi kepentingan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
.
PASAL 3
(1) Kementerian Pertanian melalui Satker Dinas Dinas ....
Kabupaten/Kota . (kode satker) selaku Kuasa Pengguna
Barang Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengeluarkan barang
tersebut dari Aplikasi Persediaan serta melaporkan mutasi kurang
kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan
(2) Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
menatausahakan barang tersebut dan melaporkan pada neraca
Kabupaten/Kota ..
PASAL 4
Dengan ditandatangani Berita Acara Serah Terima ini oleh kedua belah
pihak, maka tanggung jawab penggunaan dan pengelolaan barang tersebut
beralih dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA.
PASAL 5
Berita Acara Serah Terima ini dibuat dalam rangkap 4 (Empat), masing-
masing 1 (Satu) rangkap untuk PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dan Kepala Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang .
PENINGKATAN PRODUKSI
PENINGKATAN
KEDELAI MELALUI BUDIDAYA
PRODUKSI KEDELAI
NO PROVINSI JENUH AIR (BJA)
VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN
(HEKTAR) (Rp.000) (HEKTAR) (Rp.000)
3 BALI - 6 43.500
14 KALTARA 2 420.000 -
PENGEMBANGAN DESA MANDIRI FASILITAS PENGUATAN DESA PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
BENIH BARU MANDIRI BENIH BENIH
NO PROVINSI
VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN
(UNIT) (Rp.000) ( UNIT) (Rp.000) (HEKTAR) (Rp.000)
1 ACEH 2 1.160.000
2 BABEL
3 BALI 2 60.000
4 BANTEN 1 30.000
5 BENGKULU
6 DI YOGYAKARTA 1 30.000
7 GORONTALO 1 30.000
8 JABAR 7 210.000 1 30.000 1 1.800.000
9 JAMBI
10 JATENG 3 90.000 1 30.000
11 JATIM 2 60.000 1 30.000
12 KALBAR 1 30.000 5 2.900.000
13 KALSEL 1 30.000
14 KALTARA 1 30.000 1 580.000
15 KALTENG
16 KALTIM
17 KEPRI 1 400.000
18 LAMPUNG 1 30.000
19 MALUKU 2 1.160.000
20 MALUT 2 1.160.000
21 NTB
22 NTT 2 60.000 1 580.000
23 PAPUA 2 1.200.000
24 PAPUA BARAT 1 600.000
25 RIAU 2 1.200.000
26 SULBAR
27 SULSEL 1 30.000 1 30.000
28 SULTENG 1 30.000
SERTIFIKASI ORGANIK PENERAPAN SNI BERAS NON ORGANIK RMU DAN PACKING DAERAH PERBATASAN RMU BERAS ORGANIK
NO PROVINSI
VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN
(PAKET) (Rp.000) (PAKET) (Rp.000) (UNIT) (Rp.000) (UNIT) (Rp.000)
29 SULTRA
30 SULUT 1 30.000 1 600.000
31 SUMBAR 2 60.000
32 SUMSEL 2 60.000 1 30.000
33 SUMUT 1 30.000
34 Pusat
TOTAL 30 900.000 6 180.000 20 11.540.000 1 1.800.000
BAHAN DAN/ATAU ALAT BAHAN DAN/ATAU ALAT BAHAN DAN/ATAU ALAT
BANTUAN SARANA BANTUAN SARANA
PENDUKUNG PPHT PENDUKUNG PPHT PENDUKUNG PPDPI PADI
PESTISIDA/ HERBISIDA PESTISIDA/HERBISIDA
JAGUNG KEDELAI (PEMBUATAN BIOPORI)
NO PROVINSI
VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN
(Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Paket) (Rp.000)
1 ACEH
825 627.000 15 11.100 30 22.200 20 31.100 - -
2 SUMUT
625 475.000 15 11.100 - - 10 10.225 - -
3 SUMBAR
875 665.000 45 33.300 - - 40 40.900 - -
4 RIAU
300 228.000 45 33.300 - - 10 10.225 - -
5 JAMBI
500 380.000 - - 10 7.400 10 10.225 - -
6 SUMSEL
825 627.000 - - 10 7.400 30 30.675 1 20.000.000
7 BENGKULU
175 133.000 - - - - 10 10.225 - -
8 LAMPUNG
575 437.000 - - 10 7.400 20 20.450 - -
9 BABEL
50 38.000 - - - - - - - -
10 KEPRI
- - - - - - - - - -
11 BANTEN
400 304.000 15 11.100 20 14.800 20 20.450 - -
12 DKI JAKARTA
- - - - - - - - - -
13 JABAR
1.350 1.026.000 45 33.300 30 22.200 30 30.675 - -
BAHAN DAN/ATAU ALAT BAHAN DAN/ATAU ALAT BAHAN DAN/ATAU ALAT
BANTUAN SARANA BANTUAN SARANA
PENDUKUNG PPHT PENDUKUNG PPHT PENDUKUNG PPDPI PADI
PESTISIDA/ HERBISIDA PESTISIDA/HERBISIDA
JAGUNG KEDELAI (PEMBUATAN BIOPORI)
NO PROVINSI
VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN
(Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Paket) (Rp.000)
14 JATENG
1.350 1.026.000 45 33.300 40 29.600 40 62.200 - -
15 DI.YOGYAKARTA
325 247.000 - - 10 7.400 10 10.225 - -
16 JATIM
1.525 1.159.000 45 33.300 30 22.200 40 40.900 - -
17 BALI
300 228.000 - - - - - - - -
18 NTB
325 247.000 30 22.200 30 22.200 - - - -
19 NTT
275 209.000 45 33.300 - - - - - -
20 KALBAR
625 475.000 15 11.100 - - - - - -
21 KALTENG
175 133.000 - - - - - - - -
22 KALSEL
675 513.000 45 33.300 - - - - - -
23 KALTIM
300 228.000 - - - - - - - -
24 SULUT
400 304.000 15 11.100 10 7.400 - - - -
25 SULTENG
525 399.000 30 22.200 - - - - - -
26 SULSEL
1.100 836.000 30 22.200 20 14.800 40 40.900 - -
BAHAN DAN/ATAU ALAT BAHAN DAN/ATAU ALAT BAHAN DAN/ATAU ALAT
BANTUAN SARANA BANTUAN SARANA
PENDUKUNG PPHT PENDUKUNG PPHT PENDUKUNG PPDPI PADI
PESTISIDA/ HERBISIDA PESTISIDA/HERBISIDA
JAGUNG KEDELAI (PEMBUATAN BIOPORI)
NO PROVINSI
VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN VOLUME ANGGARAN
(Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Ha) (Rp.000) (Paket) (Rp.000)
27 SULTRA
400 304.000 90 66.600 20 14.800 20 20.450 - -
28 GORONTALO
150 114.000 30 22.200 - - - - - -
29 SULBAR
400 304.000 15 11.100 - - - - - -
30 MALUKU
150 114.000 - - - - - - - -
31 MALUKU UTARA
100 76.000 - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT
125 95.000 15 11.100 - - - - - -
33 PAPUA
125 95.000 - - - - - - - -
34 PENGADAAN PUSAT
1 50.000.000
Jumlah
15.850 12.046.000 630 466.200 270 199.800 350 389.825 2 70.000.000