Abstract
There are 23,000 units of business activities based on micro, small and medium enterprises
(SMEs) listed in Surakarta Pratama Tax office, but only about 5,000 SMEs units in Surakarta
that pay and report tax due to the low compliance of the SMEs taxpayer. The purpose of this
study is to analyze the effect of tax knowledge, tax socialization, tax supervision, and
turnover on tax compliance of SMEs taxpayer listed at the Surakarta Pratama Tax Office.
This study is a quantitative research. The numbers of samples used in the study were 100
respondents that were calculated using Slovin formula and using random sampling method.
The data collection method using questionnaire and the data were analyzed using multiple
regressions by means of SPSS. The results of this study show that tax knowledge, tax
socialization, and tax supervision have significant positive effects on taxpayer compliance,
while turnover has no effect on the taxpayer compliance.
Keywords: Tax Compliance, Tax knowledge, Tax socialization, Tax supervision, Turnover
1. Pendahuluan
Penerimaan pajak di Indonesia didominasi oleh kegiatan usaha yang berbasis pada usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dalam studi tentang UMKM, terdapat dua peran penting
UMKM terhadap perekonomian negara. yaitu, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan
lapangan pekerjaan. Namun kenyataannya kontribusi penerimaan pajak dari sektor UMKM jumlahnya
masih rendah. Hal itu terjadi karena pengawasan yang dilakukan Direktorat jenderal pajak terhadap
sektor UMKM masih belum dilakukan secara optimal. Di sisi lain, kepatuhan pajak pelaku UMKM
Berdasarkan informasi dari media online harianjogja.com, terdapat 23.000 UMKM yang ada
di Solo baru sekitar 5.000 pelaku UMKM yang melaporkan pajak final 1%. Masih terdapat sekitar
17.000 pelaku UMKM yang perlu disadarkan untuk membayar dan melaporkan pajaknya.
Ketidakpatuhan UMKM untuk membayar dan melaporkan pajaknya dipengaruhi beberapa faktor baik
faktor internal wajib pajak sendiri maupun faktor eksternal. Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh
pihak Direktorat Jendral Pajak (DJP) antara lain, bekerjasama dengan berbagai asosiasi dan instansi,
salah satunya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo. Akan tetapi, target penerimaan pajak di
Sebelumnya, pemerintah juga telah merilis Peraturan Pemerintah yang mengatur perlakuan
khusus Pajak Penghasilan untuk usaha kecil, mikro dan menengah. Peraturan Pemerintah tersebut
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Peraturan ini diadakan untuk mempermudah
para Wajib Pajak dalam membayar pajak. Peraturan ini mempermudah mereka sehingga para Wajib
Pajak tidak perlu menghitung laba mereka, pajak yang harus dibayar langsung dikalikan 1% dari
omset saja. Namun masyarakat beranggapan bahwa pengenaan pajak terhadap UKM sebesar 1% dari
omset dinilai tidak adil bagi pengusaha UMKM (Susilo dan Sirajuddin 2013).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, Sosialisasi pajak, Pengawasan pajak
dan Omset Penghasilan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada sektor usaha mikro, kecil
dan menengah. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mukzam,
Sudjana, Pamuji (2014) yang menyatakan bahwa pengetahuanpajak, pengawasan dan sosialisasi
berpengaruh terhadap kepatuhan UMKM dalam membayar pajaknya di wilayah Malang. Adapun
perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah adanya penambahan variabel independen
berupa omset penghasilan Wajib Pajak dan lokasi penelitian ini berada di wilayah Surakarta.
Teori atribusi menyatakan bahwa bila individu-individu mengamati perilaku seseorang, mereka
mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal (Robbins dan
Judge,2008). Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah
kendali pribadi individu itu sendiri atau berasal dari faktor internal seperti ciri kepribadian, kesadaran,
dan kemampuan. Hal tersebut merupakan atribusi internal. Sedangkan, perilaku yang disebabkan
secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar atau dari faktor eksternal seperti peralatan
atau pengaruh sosial dari orang lain, artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi, ini
Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa orang – orang dapat belajar melalui pengamatan
dan pengalaman secara langsung. Teori Pembelajaran sosial berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah
fungsi dari konsekuensi dan teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan
(observasional) dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran. Individu merespon pada bagaimana
mereka merasakan dan mendefinisikan konsekuensi, bukan pada konsekuensi objektif itu sendiri.
Empat proses untuk menentukan pengaruh sebuah model pada seorang individu (Robbins dan Judge
2008) antara lain : Proses perhatian, proses penyimpanan, proses reproduksi motorik,dan proses
penguatan.
2.3 Pengetahuan Wajib Pajak danKepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
Pengetahuan terhadap peraturan perpajakan melalui pendidikan formal maupun non formal
akan berdampak positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Pengetahuan
peraturan perpajakan dalam sistem perpajakan, Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk
Teori atribusi menyatakan bahwa Pengetahuan Wajib Pajak tentang peraturan pajak UMKM
merupakan penyebab internal yang dapat mempengaruhi Wajib Pajak dalam membayar pajak. Jika
Wajib Pajak memiliki pemahaman tentang perpajakan, Wajib Pajak menjadi lebih mengerti
pentingnya membayar pajak dan manfaat yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan begitu, tingkat Kepatuhan Pajak dapat meningkat. Pernyataan tersebut didukung
oleh hasil penelitian Susilawati dan Budiartha (2013) yang menunjukkan bahwa pengetahuan Pajak
H1: Pengetahuan Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM)
2.4 Sosialisasi Pajak danKepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah(UMKM)
Sosialisasi perpajakan dapat diartikan sebagai suatu upaya dari Direktorat Jendral Pajak untuk
memberikan pengertian, informasi, dan pembinaan kepada masyarakat pada umumnya dan Wajib
Pajak khususnya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perpajakan.Berdasarkan teori
perilaku yang dicontohkan model jika tersedia insentif positif atau penghargaan. Sosialisasi pajak
akan memberikan pemahaman kepada Wajib Pajak mengenai prosedur, peraturan, manfaat dan sanksi
perpajakan. Hal ini akan memberikan motivasi bagi Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar pajak.
Sehingga sosialisasi pajak dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Mukzam, Sudjana, Pramuji (2014) yang
H2: Sosialisasi berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM)
2.5 Pengawasan Pajak danKepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
Pengawasan terkait dengan pajak terdiri dari Intensifikasi dan Ekstensifikasi. Intensifikasi
adalah memaksimalkan apa yang sudah ada yang berarti usaha menambah penerimaan pajak tanpa
menambah objek pajak. Sementara Ekstensifikasi adalah menambah objek pajak yang berarti usaha
menambah penerimaan pajak dengan menambah objek pajak yang sebelumnya tidak ada (Djuanda
2012). Dalam teori atribusi menyatakan bahwa pengawasan pajak yang dilakukan oleh petugas kantor
pajak merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak UMKM. Semakin tinggi
tingkat pengawasan yang dilakukan oleh fiskus, maka diharapkan kepatuhan pajak UMKM semakin
meningkat. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mukzam,
Sudjana, Pramuji (2014) yang menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
H3: Pengawasan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan wajib pajak usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM)
2.6 Omset Penghasilan dan Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
perpajakan, semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang yang diterima maka tentu saja semakin
tinggi pula pajak yang harus dibayar. Teori atribusi menjelaskan bahwa individu melakukan
pengamatan terhadap perilaku yang dilakukan seseorang karena pertimbangan internal maupun
eksternal. Pertimbangan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi
individu itu sendiri atau berasal dari faktor internal seperti ciri kepribadian, kesadaran, dan
kemampuan. Omset penghasilan dalam penelitian ini merupakan salah satu faktor internal yang dapat
omset penghasilan wajib pajak maka diharapkan kepatuhan pajak juga akan meningkat.Pernyataan
tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Carvallo dan Agusino (2016) yang menunjukkan bahwa PP
No.46 tahun 2013 tentang tingkat penghasilan/omset penghasilan berpengaruh terhadap Kepatuhan
H4: Omset Penghasilan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM)
3. Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM yang ada di Surakarta. Adapun jumlah
pemilik UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Surakarta adalah 23.000, jumlah tersebut akan
dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini. Dari populasi tersebut dapat diambil sampel sebanyak
100 responden yang berasal dari penggunaan Probability Sampling (secara acak) dengan metode
random sampling yang dipilih oleh peneliti dalam pengambilan sampel. Berikut adalah perhitungan
rumus slovin:
=
1+
Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
= ( , )
= 99,56 Dibulatkan menjadi 100
Data yang digunakan pada penelitian ada 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari para respondenberupa kuesioner.
b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka, literatur serta referensi yang
Adapun definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan
1. Pengetahuan Pajak
Pengetahuan Pajak adalah persepsi atau pendapat Wajib Pajak mengenai perpajakan.
Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah Pemahaman terhadap peraturan dan ketentuan
perpajakan UMKM dan kewajiban serta Hak Wajib pajak. Instrumen pengukuran variabel ini diukur
dengan menggunakan skala interval dengan nilai 1 sampai dengan 4 yaitu, dari sangat tidak setuju (1),
2. Sosialisasi Pajak
Sosialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana orang-orang mempelajari sistem nilai,
norma dan pola perilaku yang diharapkan oleh kelompok sebagai bentuk transformasi dari orang
tersebut sebagai orang luar menjadi organisasi yang efektif. Adapun indikator yang digunakan oleh
variabel ini adalah Pelaksanaan sosialisasi pajak UMKM dari kantor pajak dan pemahaman terkait
dengan materi sosialisasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan Skala Interval dengan nilai 1
sampai dengan 4 yaitu dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju (3), sampai sangat setuju
(4).
3. Pengawasan Pajak
Pengawasan adalah suatu usaha sistematis yang dilakukan oleh aparat pajak untuk
melakukan pengawasan untuk menganalisis kinerja Wajib Pajak, rencana, atau tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan rencana. Indikator yang
digunakan dalam variabel Pengawasan pajak ini meliputi pelaksanaan pengawasan yang dilakukan
oleh kantor pajak. Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval
dengan nilai 1 sampai dengan 4 yaitu dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju (3), sampai
4. Omset Penghasilan
Omset penghasilan adalah jumlah pendapatan atau jumlah yang diterima oleh wajib pajak
dalam kurun waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang, maka tentu saja semakin
besar pula jumlah pajak terhutang yang harus dilaporkan oleh wajib pajak. Adapun indikator yang
digunakan dalam variabel ini adalah pemahaman wajib pajak tentang pemajakan UMKM berdasarkan
omset penghasilan.Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dengan nilai 1 sampai
dengan 4 yaitu dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju (3), sampai sangat setuju (4).
Kepatuhan memiliki arti suatu tindakan yang sesuai aturan serta berperilaku disiplin dengan
mematuhi norma-norma yang berlaku. Hal ini sama dengan perlakuan pada perpajakan. Wajib Pajak
dapat dikatakan patuh jika Wajib Pajak tersebut tidak melanggar dan menerapkan secara disiplin
peraturan perpajakan yang berlaku Mukzam, Sudjana, dan Pamuji (2014). Indikator Kepatuhan Pajak
dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak menjalankan peraturan pajak yang berlaku, pembayaran pajak
yang sesuai dengan prosedur, tepat waktu, tidak pernah mendapatkan denda. Pengukuran variabel
Kepatuhan Wajib Pajak menggunakan hasil penelitian dari Choiriyatuz Zahidah (2010) yang terdiri
dari 5 pertanyaan dengan menggunakan skala interval dengan nilai 1 sampai dengan 4 yaitu dari
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju (3), sampai sangat setuju (4).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik random sampling. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda dengan menggunakan sofware SPSS. Model regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Keterangan:
a = konstanta
X2 = Sosialisasi
X3 = Pengawasan
X4 = Omset Penghasilan
e = error
Sebelum dilakukukan uji hipotesis, data-data tersebut dilakukan beberapa analisis yaitu 1)
Analisis statistik deskriptif yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap
obyek yang diteliti,2) Uji kualitas data yang berfungsi untuk mengetahui sejauh mana kualitas
keabsahan data tersebut digunakan dalam penelitian. Pengujian kualitas data menggunakan dua alat
uji yaitu uji reabilitas dan validitas, 3) Uji asumsi klasik yang berfungsi untuk menguji apakah data
memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias, karena
tidak semua data dapat diterapkan regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
Responden dalam penelitian ini yaitu Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta dengan jumlah responden sebanyak 100 UMKM. Dari data karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin, maka mayoritas responden berjenis kelamin Laki-Laki yaitu
sebanyak 62 orang atau 62%. Sedangkan data karakteristik responden berdasarkan usia, maka jumlah
responden terbesar adalah responden yang berusia ≥ 40 tahun yaitu sebanyak 57 orang atau 57% dan
mayoritas jenjang pendidikan terakhir responden adalah Sekolah Menengah Atas sebanyak 55 orang
atau 55%.
Adapun karakteristik responden berdasarkan lama usaha yang dijalani dan laba bersih usahanya
53%.
minimum dan standar deviasi untuk menggambarkan deskripsi statistik. Penilaian terhadap variabel
tertinggi 4 (sangat tinggi). Untuk menentukan kriteria penilaian Kepatuhan Wajib Pajak, maka
Interval = = 0,75
Tabel 1. tersebut menunjukkan bahwa rata–rata responden setuju terhadap variabel dependen
Kepatuhan Pajak. Hasil tersebut dapat dikatakan setuju karena mean dari jawaban responden berada
pada batas taraf tinggi (2,50 – 3,25). Variabel independen semuanya termasuk kedalam taraf tinggi
(2,50 – 3,25) dengan nilai standar deviasi yang cukup tinggi sehingga data dari para responden
cenderung homogen.
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji
coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris pertama
menunjukkan konstanta dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berikut
adalah hasil dari regresi linier berganda sehingga diperoleh nilai stastistik sebagai berikut :
B Std. Beta
Error
a. Dependent Variabel: K
Berdasarkan tabel 2 maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan model regresi dan tabel di atas maka hasil regresi berganda dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Persamaan regresi linear berganda pada tabel 2 diketahui mempunyai konstanta sebesar 0,599 dengan
tanda positif. Sehingga besaran konstanta menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen
Pengetahuan Pajak, Sosialisasi Pajak, Pengawasan Pajak dan Omset Penghasilan diasumsikan
konstan, maka variabel dependen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak UMKM akan naik sebesar 0,599%.
2. Koefisien variabel Pengetahuan Pajak adalah 0,209 yang artinya jika Pengetahuan Pajak mengalami
kenaikan setiap 1% maka Kepatuhan Wajib Pajak UMKM akan meningkat sebesar 0,209%.
3. Koefisien variabel Sosialisasi Pajak adalah 0,361 yang artinya jika Sosialisasi Pajak mengalami
kenaikan setiap 1% maka Kepatuhan Wajib Pajak UMKM akan meningkat sebesar 0,362%
4. Koefisien variabel Pengawasan Pajak adalah 0,300 yang artinya jika Pengawasan Pajak mengalami
kenaikan setiap 1% maka Kepatuhan Wajib Pajak UMKM akan meningkat sebesar 0,300%.
5. Koefisien variabel Omset Penghasilan adalah 0,120 yang artinya jika Omset Penghasilan mengalami
kenaikan setiap 1% maka Kepatuhan Wajib Pajak UMKM akan meningkat sebesar 0,120%.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang dibagikan
kepada responden. Untuk mengetahui suatu kuesioner dapat dikatakan valid maka nilai r hitung > r
tabel. Dalam penelitian ini, jumlah data yang dapat digunakan sebanyak 100 kuesioner, maka
diperoleh nilai (dF) = 100-2 dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%), maka nilai (dF) dari 98 adalah
0.1348. uji validitas ini menggunakan aplikasi SPSS 20. Berikut adalah hasil uji validitas
Corrected Item-Total
Variabel Item r-tabel Keterangan
Correlation
PP.5 0.540 0.1654 Valid
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui besarnya koefisien korelasi dari seluruh butir pertanyaan
variabel-variabel penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi seluruh butir pertanyaan
memiliki signifikansi pearson correlation lebih besar dari r tabel, dimana r tabel sebesar 0,1654 (r
hitung > r tabel). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan tersebut valid dan
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
diandalkan. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner
yang dibagikan kepada responden memenuhi syarat reliable. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable
jika nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,5 atau 50%. Uji reliabilitas ini menggunakan aplikasi
Berdasarkan tabel 4, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini dapat
dikatakan reliable karena koefisien cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan dapat digunakan sebagai instrumen untuk penelitian
selanjutnya.
Uji normalitas dilakukan untuk melihat suatu data terdistribusi secara normal atau tidak. Suatu
data dapat dikatakan berdistribusi normal, apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Model
analisis regresi yang bagus hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian
ini, uji normalitas ini menggunakan aplikasi SPSS versi 20. Berikut adalah hasil dari uji normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 5. dapat disimpulkan bahwa model regresi ini
berdistribusi normal, karena nilai probabilitasyang dihasilkan dari tiap-tiap variabel lebih besar dari
0,05. Maka model regresi ini layak untuk digunakan analisis selanjutnya.
Uji multikolinieritas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Dengan menggunakan nilai tolerance, nilai yang
terbentuk harus di atas 10% dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Faktor), nilai yang
terbentuk harus kurang dari 10, bila tidak maka akan terjadi multikolinieritas dan model regresi tidak
Tolerance VIF
(Constant)
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 6 dapat dilihat bahwa tolerance dan VIF dari
variabel Pengetahuan Pajak adalah sebesar 0,343 dan 2,912, untuk variabel Sosialisasi Pajak adalah
sebesar 0.522 dan 1.917, untuk variabel Pengawasan Pajak adalah sebesar 0,407 dan 2,456, sedangkan
variabel Omset Penghasilan adalah sebesar 0,329 dan 3,038. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa persamaan model regresi tidak mengandung masalah multikolinearitas yang artinya tidak ada
korelasi diantara variabel-variabel bebas sehingga layak digunakan untuk analisis lebih lanjut karena
nilai tolerance berada di bawah 1 dan nilai VIF jauh dibawah angka 10.
Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas, artinya varians
variabel dalam model tidak sama (konstan). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan grafik scatterplots, jika grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di
atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastistas pada model regresi.
menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y. Hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi dan dapat digunakan
Koefisen determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung
koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 20. Dari hasil analisis data diperoleh hasil
sebagai berikut :
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), PP
b. Dependent Variabel : K
Berdasarkan tabel 8, diperoleh hasil bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,515 yang artinya
Pengetahuan Pajak, Sosialisasi Pajak, Pengawasan dan Omset Penghasilam mampu menjelaskan
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM sebesar 51,5%, sedangkan sisanya 48,5% dijelaskan oleh variabel
lain diluar penelitian.
4.7 Uji t
Wajib Pajak, Sosialisasi Pajak, Pengawasan Pajak, Omset Penghasilan) terhadap variabel dependen
(Kepatuhan Wajib Pajak UMKM). Untuk menguji pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan cara
berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan menunjukkan
arah positif maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Jika nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 atau 5% dan menunjukkan arah negatif maka hipotesis yang diajukan gagal
diterima atau dikatakan tidak signifikan. Hasil uji analisis regresi coefficients dengan menggunakan
Tabel 7. Uji t
Coefficientsa
B Std. Beta
Error
PP (Pengetahuan Wajib
.209 .096 .212 2.176 .032
Pajak)
a. Dependent Variabel: K
Berdasarkan tabel 7, semua variabel independen menunjukkan arah yang positif. Dari
keempat variabel terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM yaitu Pengetahuan Wajib Pajak, Sosialisasi Pajak dan Pengawasan Pajak, karena nilainya
lebih kecil dari 0,05, sedangkan variabel Omset Penghasilan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM karena nilainya lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan tabel 7,diperoleh hasil p-value hasil uji-t dari variabel Pengetahuan Pajak sebesar
0,032 dan memiliki koefisien sebesar 0,209 yang menunjukkan arah yang positif. Dikarenakan p-
value lebih kecil dari tingkat signifikasi = 5% atau (0,032 < 0,05) dan memiliki koefisien sebesar
0,209 yang menunjukkan arah yang positif, maka hipotesis diterima yaitu Pengetahuan Wajib Pajak
berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki wajib pajak maka wajib pajak semakin paham tentang pajak
UMKM, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak UMKM, begitu
pula sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan tanpa pengetahuan yang cukup tentang perpajakan akan
membuat wajib pajak merasa ragu untuk membayar pajak dan cendurung untuk mengabaikannya.
Sesuai dengan teori atribusi yang menyatakan bahwa pengetahuan pajak merupakan penyebab internal
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Susilawati dan Budiartha (2013) dan Inasius
(2015) bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.
Namun, tidak sejalan dengan penelitian Andinata (2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan pajak
Berdasarkan tabel 7, diperoleh hasil p-value hasil uji-t dari variabel Sosialisasi Pajak sebesar
0,000 dan memiliki koefisien sebesar 0,361 yang menunjukkan arah yang positif. Dikarenakan p-
value lebih kecil dari tingkat signifikasi = 5% atau (0,000 < 0,05) dan memiliki koefisien sebesar
0,361 yang menunjukkan arah yang positif, maka hipotesis diterima yaitu Sosialisasi Pajak
berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Artinya semakin sering
dilakukan sosialisasi pajak maka kepatuhan wajib pajak UMKM akan semakin meningkat,
begitu juga sebaliknya. Sesuai dengan teori pembelajaran sosial, dijelaskan bahwa individu-
individu akan termotivasi untuk menampilkan perilaku yang dicontohkan model jika tersedia
insentif positif atau penghargaan. Sosialisasi pajak akan memberikan pemahaman kepada Wajib Pajak
mengenai prosedur, peraturan, manfaat dan sanksi perpajakan. Hal ini akan memberikan motivasi bagi
Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar pajak. Sehingga sosialisasi pajak dapat meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Menurut Vedhayana (2012) sosialisasi dapat dinilai
melalui 4 dimensi, yaitu penyuluhan berupa ketepatan pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh
oleh kantor pajak, penyelenggaraan dapat berupa intensitas waktu pelaksanaan sosialisasi, cara
sosialisasi seperti pemaparan materi yang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan Wajib Pajak UMKM,
dan media yang digunakan berupa pemanfaatan media cetak maupun elektronik dalam memberikan
sosialisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adiyati (2009) dan Mukzam, Sudjana, Pramuji
(2014) bahwa Sosialisasi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Namun, tidak
sejalan dengan penelitian Rohmawati, Prasetyono dan Rimawati (2013) yang menyatakan bahwa
Berdasarkan tabel 7, diperoleh hasil p-value hasil uji-t dari variabel Pengawasan Pajak
sebesar 0,001 dan memiliki koefisien sebesar 0,300 yang menunjukkan arah yang positif.
Dikarenakan p-value lebih kecil dari tingkat signifikasi = 5% atau (0,001 < 0,05) dan memiliki
koefisien sebesar 0,300 yang menunjukkan arah yang positif, maka hipotesis
diterimaartinyapengawasan pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Hal
ini menunjukkansemakin tinggi atau seringnya pengawasan yang dilakukan oleh kantor pajak, maka
semakin tinggi pula tingkat kepatuhan yang dimiliki oleh Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya, begitu pula sebaliknya.Dalam teori atribusi menyatakan bahwa pengawasan pajak
yang dilakukan oleh petugas kantor pajak merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak UMKM. Harapannya semakin tinggi intensitas pengawasan yang dilakukan pegawai
pajak maka akan semakin tinggi pula tingkat Kepatuhan Pajak UMKM.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianDjuanda (2012) dan Mukzam, Sudjana, Pramuji
(2014) yang menyatakan bahwa Pengawasan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM.
Berdasarkan tabel 7, diperoleh hasil p-value hasil uji-t dari variabel Omset Penghasilan
sebesar 0,212 dan memiliki koefisien sebesar 0,120 yang menunjukkan arah yang positif.
Dikarenakan p-value lebih besar dari tingkat signifikasi = 5% atau (0,212 > 0,05) dan memiliki
koefisien sebesar 0,120 yang menunjukkan arah yang positif, maka hipotesis gagal diterima yaitu
Omset penghasilan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Hal ini menunjukkan
bahwa Omset Penghasilan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajibpajak UMKM. Artinya bahwa
semakin tinggi tingkat penghasilan atau Omset Penghasilan Wajib Pajak UMKM belum tentu tingkat
kepatuhan dalam membayar pajak semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. Hal ini dimungkinkan
karena semakin tinggi penghasilan atau Omset Penghasilan Wajib Pajak tentu saja semakin tinggi
pula jumlah pajak yang harus dibayar sehingga Wajib Pajak merasa terbebani untuk membayar pajak
tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yusrinillah (2006) bahwa Omset Penghasilan
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Namun, tidak sejalan dengan penelitian
Arviana dan Sadjiarto (2014) dan Carvallo dan Agusino (2016)yang menyatakan bahwa Omset
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengaruh Pengetahuan Pajak, Sosialisasi Pajak, Pengawasan Pajak
dan Omset Penghasilan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
a. Variabel Pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM. Artinya semakin tinggi pengetahuan tentang pajak, maka semakin tinggi pula Kepatuhan
b. Variabel Sosialisasi Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM. Artinya semakin sering sosialisasi yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta maka semakin tinggi pula Kepatuhan Wajib Pajak UMKM, begitu pula sebaliknya.
c. Variabel Pengawasan Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM. Artinya semakin tinggi pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta maka semakin tinggi pula Kepatuhan Wajib Pajak UMKM, begitu pula sebaliknya.
d. Variabel Omset Penghasilan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Artinya
besar kecilnya omset penghasilan yang diperoleh wajib pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat
1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya wawasan dalam bidang
perpajakan terutama dalam hal tingkat kepatuhan wajib pajak, dimana hasil penelitian ini
berkontribusi dalam menambah bukti empiris mengenai pengaruh Pengetahuan Pajak, Sosialisasi
Pajak, Pengawasan Pajak dan Omset Penghasilan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
2. Bagi KPP Pratama Surakarta diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi terkait dengan pajak UMKM
kepada masyarakat di Surakarta. Selain itu juga, KPP Pratama Surakarta diharapkan lebih
meningkatnya sosialisasi dan pengawasan diharapkan dapat meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di Surakarta.
3. Bagi wajib pajak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lebih meningkatkan pengetahuan
tentang pajak UMKM. Sehingga dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan pajak UMKM diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada wajib pajak UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta.
2. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel bebas yaitu Pengetahuan Pajak, Sosialisasi Pajak,
5.4 Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan memperluas objek penelitian tidak hanya
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa disarankan untuk melakukan
penelitian dengan metode wawancara. Selain itu, peneliti dapat menggunakan variabel-variabel lain
DAFTAR PUSTAKA
Adiyati .2009. Pengaruh sosialisasi Perpajakan terhadap Kepatuhan. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Jakarta
Andinata, M. C. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
Membayar Pajak. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(2), 1–15.
Arviana, N., dan Sadjianto, A. (2014). Pengaruh pemahaman Peraturan, Omset, Pemeriksaan, Sanksi, Relasi Sosial,
dan Persaingan Usaha Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Restoran di Mojokerto Tahun 2014, 4(1).
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basalamah, A. S. (2004). Perilaku Organisasi Memahami dan Mengelola Aspek Humaniora dalam Organisasi.
Depok: Usaha Kami.
Carvallo dan Bartholomeus, A. (2016). Pengaruh penerapan pp no.46 tahun 2013 terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak badan umkm ( studi kasus pada kpp pratama bandung cibeunying)
Choiriyatuz zahidah. (2010). Pengaruh tingkat pemahaman, kepatuhan dan ketegasan sanksi perpajakan terhadap
kewajiban perpajakan pengusaha usaha kecil dan menengah (ukm) di wilayah jakarta selatan.
Direktorat jenderal pajak. Merawat Potensi Pajak Sektor UMKM Melalui
Kehumasan.2015.http://www.pajak.go.id/content/article/merawat-potensi-pajak-sektor-umkm-melalui-
kehumasan-0
Djuanda, I. N. 2012. Fungsi Pengawasan. http://kpp802.itgo.com
Fahluzy, F. M., Agustina L. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak Umum Di
Kabupaten Kendal”. Accounting Analysis Journal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Negeri Semarang
Fitriandi, P., Birowo, T., dan Aryanto, Y. (2008). Kompilasi Undang-undang Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan Pen erbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Multivariate Program SPSS. Semarang.
Harianjogya.com. Pajak Solo, Masih ada 17.000 UMKM di Solo yang belum Melaporkan Pajak. 25 maret 2016.
Inasius, F. (2015). Tax Compliance of Small Medium Enterprises in Indonesia : a Case of Retailer. Global Conference
on Business and Finance Proceedings, 10(1), 87–93.
Indonesian Tax Review. 2010. “Fasilitas PPh Untuk UMKM“, Jakarta.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta.
Jaya, I Gede Nyoman Mindra, I. M. S. (2008). Pemodelan Persamaan Struktural dengan Partial Least Square. Semnas
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 118–132.
Kristanty, N., Khairani, S., dan Fajriana, I. (2015). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Tarif Pajak, Dan Penyuluhan
Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang, 1–12.
Mahmudi, H., dan Kusmuriyanto. (2014). Integritas moral wajib pajak, pemilihan bentuk badan usaha, dan
pengetahuan tentang perpajakan terhadap tindakan penghindaran paja, 3(4), 524–532.
Mardiasmo. (2006). Akuntansi Perpajakan (Andi Yogya). Yogyakarta.
Mukzam, M. D., Sudjana, N., dan Pamuji, A. R. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pemilik
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Pada Wajib
Pajak Pemilik UMKM Di Kpp Pratama Malang Selatan), 1, 1–9.
Nurmantu, S. (2005). Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit
Qomaria, S. (2008). Analisis Pengaruh Pengetahuan Tentang Pajak dan Tingkat Pendidikan Wajib Pajak Terhadap
Kesadaran Membayar Pajak. Skripsi Strata-1.Jakarta:Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Resmi, S. (2012). Perpajakan (2nd ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Rohmawati, L., Prasetyono, & Rimawati, Y. (2013). Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Tingkat Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan
Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama Gresik Utara). Prosiding Simposium Nasional
Perpajakan, 4(1), 1–16
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Siahaan, M. P. (2013). Edisi Revisi Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Suandi, E. (2005). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2009). Statistikauntuk Penelitian. Alfabeta, Jakarta
Susilawati, K. E., dan Budiartha, K. (2013). Pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan pajak, sanksi perpajakan
dan akuntabilitas pelayanan publik pada kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, 2, 345–357.