Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

MSMEs in Indonesia are currently the safety valve for the national economy. Currently, MSMEs
are the dominant economic sector in Indonesia. MSMEs certainly have an obligation to the state,
namely conducting tax transactions. This tax transaction includes making tax invoices, paying
taxes, and reporting taxes. Tax transactions carried out by MSMEs are already in the tax system.
But now there is an online tax website that is the main system in the taxation process for both
businesses and individuals. From the results of the research, it was found that the online tax
website is quite effectively applied and used by MSMEs. This is because the online tax website
contains all the features of tax transactions from e-Invoices to tax reporting. Therefore, the online
tax website is considered quite effective because it is in line with the government's vision and
mission to digitize the system.

UMKM di Indonesia saat ini menjadi katup pengaman perekonomian nasional. Saat ini UMKM
menjadi sektor perekonomian yang dominan di Indonesia. UMKM tersebut tentu memiliki
kewajiban terhadap negara yaitu melakukan transaksi perpajakan. Transaksi perpajakan ini
meliputi pembuatan faktur pajak, pembayaran pajak, dan pelaporan pajak. Transaksi perpajakan
yang dilakukan pihak UMKM sudah berada di dalam sistem perpajakan. Tetapi saat ini muncul
website online pajak yang menjadi sistem utama dalam proses perpajakan baik bagi usaha
maupun perorangan. Dari hasil yang dilakukan penelitian didapatkan bahwa website online pajak
cukup efektif diterapkan dan digunakan oleh pihak UMKM. Hal ini karena website online pajak
memuat semua fitur transaksi perpajakan dari e-Faktur hingga pelaporan pajak. Oleh sebab itu
website online pajak dianggap cukup efektif karena sejalan dengan visi dan misi pemerintah untuk
digitalisasi sistem.

Kata kunci: website online pajak, UMKM, efektivitas, tingkat kepatuhan


1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang [Arial, 11, Bold, Capitalize Each Word, single space]
Perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi barang ataupun jasa
yang nantinya akan dipakai oleh konsumen. Sudah pasti tujuan dari perusahaan didirikan
yaitu untuk mendapatkan keuntungan atau penghasilan. Dalam suatu perusahaan, ada
banyak jenis kegiatan ekonomi yang terjadi. Salah satu kegiatan ekonomi yang terjadi pada
perusahaan yaitu transaksi jual beli produk atau jasa. Transaksi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan tercatat sebagai income atau dana masuk bagi perusahaan.
Sedangkan bagi negara, salah satu contoh bentuk dana masuk atau pendapatan
negara bersumber dari pajak. Menurut ahli pajak menjadi sumber pendapatan negara baik
untuk keperluan belanja rutin negara maupun pembangunan bagi negara tersebut (Suryadi,
2006). Di Indonesia, perusahaan yang terdaftar dan aktif melakukan transaksi jual beli wajib
dikenakan bayar pajak. Hal ini sesuai dengan PERPU RI Nomor 9 Tahun 1994 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Semakin banyak jumlah penerimaan pajak
oleh Negara, maka semakin banyak sarana dan prasarana yang dapat dibangun. Oleh
karena itu, khususnya di Indonesia, pajak menjadi ujung tombak pembangunan nasional.
Saat ini sektor Usaha Kecil dan Menengah, tengah menguasai pangsa pasar di
Negara Indonesia. Hal ini dapat ditinjau berdasarkan data jumlah sektor Usaha Mikro, Kecil,
dan Menegah yang tercatat pada website Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan
Menengah (KUKM) bahwa pada tahun 2018-2019 jumlah UMKM di Indonesia sekitar 64,2
juta atau 99,9% dari jumlah keseluruhan pelaku usaha di Indonesia. Oleh sebab itu, UMKM
menjadi basis ekonomi nasional terkuat. UMKM menurut M. Kwartono (2007) menjelaskan
bahwa usaha yang bisa disebut sebagai UMKM adalah usaha yang memiliki kekayaan
bersih minimal Rp200.000.000,00 atau yang memiliki omset penjualan maksimal
Rp1.000.000.000,00 pertahunnya. Oleh sesbab itu, Pemerintah memandang bahwa UMKM
juga bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian
masyarakat. Hal ini sesuai dengan data nasional dari website Kementerian Koperasi, Usaha
Kecil, dan Menengah (KUKM) bahwa sebesar 61,1% UMKM menyumbangkan sumber
pendapatan nasional (PDB).
UMKM bukan hanya sektor ekonomi yang memberikan kontribusi paling besar bagi
pembangunan negara, tetapi juga menciptakan peluang kerja yang besar bagi pekerja
dalam negeri dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi pengangguran.
UMKM memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi tidak hanya di negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga di negara maju. Di
Indonesia, UMKM tidak hanya berperan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,
tetapi juga berperan sangat penting dalam mengatasi masalah pengangguran. Pertumbuhan
UMKM merupakan sumber kesempatan kerja yang terus berkembang, terutama di kota-kota
besar seperti Surabaya. Hal ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan penduduk Surabaya.
Karena UMKM juga merupakan salah satu badan usaha yang dikenai pajak, maka
pihak pemilik wajib menyetorkan pajaknya pada pemerintah. Saat ini proses penyetoran
pajak dapat dilakukan melalui website online pajak dengan berbagai fitur yang disediakan
bagi UMKM Indonesia. Namun tetap saja, masih ada UMKM yang tidak menyetor dan
melaporkan pajaknya dikarenakan prosedur pelaporannya cukup kompleks dan rumit. Tetapi
Pemerintah terus berupaya menempuh berbagai kebijakan perpajakan untuk menarik wajib
pajak UMKM. Peraturan perpajakan yang kompleks dan tarif pajak yang tinggi menjadi
alasan utama wajib pajak UMKM tidak ikut serta dalam kepatuhan pajak.
Ditinjau dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noviana, Agus
dan Abrar (2017) menjelaskan bahwa tidak ada kaitannya antara persepsi kebermanfaatn
dan persepsi kemudahan dengan kepatuhan wajib pajak bagi orang atau pribadi. Serta
menurut Edward dan Ambrose (2017) melakukan penelitian dengan hasil bahwa online tax
filling berpengaruh negative signifikansi terhadap kepatuhan wajib pajak di Kenya.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rinaldi dkk (2020) mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak bagi UMKM
yaitu, kesadaran wajib pajak akan kewajibannya.
Tetapi saat ini, Deputi Pajak memberikan banyak informasi dan pengetahuan bagi
pemilik UMKM untuk melakukan proses transaksi perpajakan. Transaksi ini meliputi
pembuatan faktur, pembayaran, dan pelaporan. Solusi yang ditawarkan pemerintah yaitu
menyediakan website online pajak. Sejak website online pajak tersedia, UMKM lebih
terbantu dalam proses perpajakannya, sehingga pihak UMKM meningkat dalam melakukan
pemayaran pajak. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah website online
pajak memudahkan pihak UMKM di daerah Surabaya dalam melakukan proses transaksi perpajakan.
Sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas penerapan website online pajak bagi UMKM di daerah
Surabaya.
2. KERANGKA TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pada penelitian ini, peneliti sebelumnya melakukan tinjauan atas dasar teori yang saling
berkesinambungan terhadap pokok pembahasan saat ini. Berikut ini beberapa teori yang
sudah ditinjau oleh peneliti.

2.1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak


Seorang warga negara yang baik tentunya harus sadar akan kewajibannya terhadap
negara. Salah satunya adalah kewajiban untuk membayar pajak. Kewajiban ini penting
disadari oleh seseorang atau pelaku yang masuk dalam kriteria wajib membayar pajak. Oleh
sebab itu, muncullah istilah tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak tepat
waktu. Tingkat kepatuhan wajib pajak menurut Rahman (2010) yaitu orang atau badan yang
terkena wajib pajak harus melakukan semua kewajiban perpajakannya dan mendapatkan
hak atas perpajakannya.
Dalam hal ini, UMKM yang merupakan salah satu jenis pelaku usaha juga wajib
melakukan semua kewajiban perpajakannya. Kewajiban perpajakan UMKM yaitu, membuat
faktur atas penjualan produk, membayar pajak sesuai ketentuan, dan melaporkan pajaknya
di sistem perpajakan. Semakin tinggi rasa kesadaran pelaku UMKM terhadap kewajiban
pajaknya, semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak.
2.2. Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan saat ini yang terintegrasi merupakan salah satu bentuk penerapan e-
government di Indonesia. E-Government dilansir dari website Diskominfo Bandung (2017)
merupakan penerapan pemakaian teknologi informasi yang digunakan oleh pemerintah
dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, serta hal-hal lain
yang berkaitan dengan pemerintahan. E-Government saat ini di Indonesia sudah mulai
diterapkan pada segala bidang baik itu Lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif serta
administrasi publik.
Penerapan E-Government tersebut, sejalan dengan visi dan misi pemerintah saat ini,
yaitu untuk memberikan informasi mengenai proses kepemerintahan yang demokratis serta
memberikan pelayanan terbaik bagi warga negaranya. Oleh sesbab itu, saat ini di Indonesia,
hamper semua system pemerintahan serta proses-prosesnya dilakukan dengan bantuan
teknologi informasi. Salah satu contohnya yaitu pada penerapan system perpajakan, yang
saat ini system tersebut sudah sepenuhnya dionlinekan dan terintegrasi secara realtime.
Pada dasarnya sistem perpajakan ini dibagi menjadi tiga (Mardiasmo, 2009). Sistem
pertama yaitu, Official Assessment System merupakan sistem pemungutan yang
memungkinkan wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayarnya.
Sistem kedua yaitu, Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
memungkinkan wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Sistem
yang ketiga yaitu, With Holding System merupakan sistem pemungutan pajak yang memungkinkan
setiap pihak ketiga (baik otoritas pajak maupun wajib pajak) untuk menentukan jumlah pajak wajib
pajak.
2.3. Website Online Pajak
Dilansir dari laman www.online-pajak.com Pengertian pajak online yaitu sistem
elektronik yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atau pihak lain yang
ditunjuk oleh DJP yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan transasksi perpajakan.
Website ini mencakup tiga sistem jenis sistem perpajakan yaitu, Official Assessment
System, Self Assessment System, dan With Holding System. Di dalam website tersebut,
sudah tersedia fitur-fitur transaksi perpajakan sesuai jenisnya. Baik itu pajak pribadi maupun
pajak badan usaha kecil, menengah, maupun besar semua sudah tersedia pada website
online pajak.
Website online pajak ini menjadi pembaharuan sistem dari DJP terkait sistem lama yang
dulu diluncurkan yaitu e-Filling. Selain itu juga terdapat fitur khusus yang dulunya tidak ada
dalam sistem pajak, yaitu fitur konsultan pajak. Fitur ini disediakan bagi pemilik badan usaha
yang membutuhkan konsultan pajak bagi perusahaannya. Pastinya salah satu badan usaha
tersebut yakni UMKM yang membutuhkan pihak konsultan pajak untuk menjalankan proses
transaksi perpajkan bagi usaha mereka.
2.4. Teori Efektivitas
Efektivitas (Ulum, 2012) pada dasarnya berhubungan dengan ketepatan target dengan
hasil pelaksanaan. merupakan kesesuaian antara output dengan tujuanatau sasaran yang
harus dicapai. Aspek-aspek pada efektivitas (Muasaroh, 2010) yaitu aspek tugas atau
fungsi, dan aspek program. Kedua aspek ini menjadi tolak ukur dari pemenuhan teori
efektivitas.
Jika dikaitkan dengan sistem perpajakan yang dilakukan pemerintah, maka teorinya
sebagai berikut. Aspek fungsi pemerintah terhadap perpajakan yaitu untuk mengetahui data
dan informasi mengenai wajib pajak yang sudah memenuhi kewajiban perpajakannya.
Sedangkan untuk aspek program yaitu, menyediakan sistem berbasis teknologi informasi
untuk digunakan warga negaranya guna melakukan kewajiban perpajakannya. Dalam hal
ini, sistem tersebut berupa wesite online pajakyang sudah disediakan pemerintah untuk
digunakan dalam pemenuhan kewajiban pajak bagi warganya yang kena wajib pajak.
Ditinjau dari latar belakang dan teori yang sudah dianalisis oleh peneliti, maka muncul
beberapa hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini. Hipotesis pertama yaitu H 1:
Website Online Pajak lebih mudah digunakan UMKM dalam melakukan pemenuhan
kewajiban pajak daripada sistem sebelumnya. Hipotesis kedua yaitu, H2: Website Online
Pajak meningkatkan kesadaran UMKM sebagai wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
pajaknya. Dan hipotesis ketiga yaitu, H 3: Website Online Pajak mendukung tujuan
pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik dan tanggap terhadap UMKM yang
melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen
pengambilan data yakni pengisian angket atau survey melalui platform google form yang disebar
kepada para pemilik UMKM di Surabaya. Berikut ini gambaran mengenai kerangka berpikir
penelitian kali ini.

Gambar 1.Kerangka Berpikir

Untuk jenis data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari pengambilan survey atau angket terhadap beberapa
UMKM yang berada di Wilayah Surabaya Utara. Sedangkan untuk Data Sekunder diperoleh
dari pencarian melalui internet terkait hal-hal yang bersangkutan. Dalam penelitian ini hanya
ada satu variable bebas yaitu, variable efektivitas. Sedangkan untuk variable yang terikat
adalah variable tingkat kepatuhan wajib pajak. Untuk metode yang digun akan penulis dalam
melakukan analisis data yaitu menggunakan bantuan aplikasi SPSS 20 serta untuk
penjelasannya, penulis menggunakan pendekatan deskriptif teoritis guna mengambil
kesimpulan dari hasil analisis data.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data yang diambil berasal yaitu sebesar 30 UMKM yang ada di daerah Surabaya Utara.
Pihak UMKM yang diminta untuk mengisi survey memiliki kriteria khusus yakni UMKM yang
sudah memiliki NPWP dan telah melakukan transaksi pajak. Dari 30 UMKM yang dijadikan
sampel pada penelitian ini, terdapat beberapa UMKM yang sistem perpajakannya dilakukan
oleh pemilik UMKM itu sendiri. Jumlah data UMKM dengan pihak yang melakukan proses
transaksi perpajakan tertera pada diagram di bawah ini.

Gambar 2. Diagram Peran yang melakukan sistem perpajakan pada UMKM di Surabaya
Utara

4.1. Hasil Penelitian


Untuk mengukur tingkat efiktivitas, terlebih dahulu peneliti menentukan indikator-
indikator yang disusun untuk membuat pertanyaan pada survey yang dilakukan. Indikator-
Indikator ini diperoleh berdasarkan variable efektivitas dengan memperhatikan 3 hipotesis
yang sebelumnya sudah dikemukakan. Indikator-indikatornya yaitu, untuk hipotesa pertama,
perbandingan aspek kemudahan dalam pemakaian sistem e-filling dengan website online
pajak. Sedangkan untuk hipotesa kedua, indikatornya yaitu, perbandingan aspek
kebermanfaatan dalam pemakaian sistem e-filling dengan website online pajak. Untuk
hipotesa ketiga, indikatornya yaitu, tingkat kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan
website online pajak.
Indikator pertama yaitu melakukan perbandingan hasil penilaian aspek kemudahan
dalam pemakaian sistem e-filling dan website online pajak. Proses penilaian aspek
kemudahan ini menggunakan skala likert 1-5 dengan penjelasan skala sebagai berikut.
Tabel 1 Acuan Skala likert
Skala Keterangan
1 Sangat Sulit
2 Sulit
3 Mudah
4 Lebih Mudah
5 Sangat Mudah

Hasil perhitungan data survey yang diberikan kepada 30 UMKM diolah dengan bantuan
aplikasi SPSS 20. Dengan hasil pengolahan sebagai berikut.
Tabel 2 Hasil perbandingan aspek kemudahan dalam pemakaian sistem e-filling dan
website online pajak
A1 A2 Persentase
(Kemudahan e-filing) (Kemudahan website)
Valid 30 30
N Missin 0 0 100%
g
Mean 3,6 4,2 60%
Dilihat pada tabel 1 menunjukkan hasil bahwa penilaian aspek kemudahan UMKM
dalam pemakaian sistem e-filling sebesar 3,6 yang menunjukkan bahwa sebenarnya sistem
e-filling tersebut dinilai mudah untuk digunakan bagi UMKM dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Sedangkan untuk penilaian aspek kemudahan UMKM dalam pemakaian
website online pajak sebesar 4,2 yang menunjukkan bahwa sebenarnya website online
pajak tersebut dinilai lebih mudah untuk digunakan bagi UMKM dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Dengan nilai presentase kenaikan aspek penilaian kemudahan yaitu
sebesar 60%.
Untuk indikator kedua, yaitu perbandingan aspek kebermanfaatan dalam pemakaian
sistem e-filling dengan website online pajak. Proses penilaian aspek kebermanfaatan ini
juga menggunakan skala likert 1-5 dengan penjelasan skala sebagai berikut.
Tabel 1 Acuan Skala likert
Skala Keterangan
1 Sangat tidak bermanfaat
2 Tidak bermanfaat
3 Cukup bermanfaat
4 Lebih bermanfaat
5 Sangat bermanfaat

Hasil perhitungan data survey yang diberikan kepada 30 UMKM diolah dengan bantuan
aplikasi SPSS 20. Dengan hasil pengolahan sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil perbandingan aspek kebermanfaatan dalam pemakaian sistem e-filling
dan website online pajak
A1 A2 Persentase
(Kebermanfaatan (Kebermanfaatan
e-filing) website)
Valid 30 30
N 100%
Missing 0 0
Mean 3,1 3,9 80%
Dilihat pada tabel 2 menunjukkan hasil bahwa penilaian aspek kebermanfaatan UMKM
dalam pemakaian sistem e-filling sebesar 3,1 yang menunjukkan bahwa sebenarnya sistem
e-filling tersebut dinilai cukup bermanfaat untuk digunakan bagi UMKM dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Hal tersebut juga dinilai sama pada pemakaian website online
pajak dengan nilai 3,9 yang berarti bahwa website online pajak cukup bermanfaat untuk
digunakan bagi UMKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Akan tetapi, hal ini
mengalami kenaikan dengan presentase kenaikan yaitu 80% dari aspek kebermanfaatan e-
filling dengan website online pajak.
Untuk indikator ketiga, yaitu tingkat kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan
website online pajak. Dengann hasil perolehan data sebagai berikut.
Gambar 3. Data UMKM yang melakukan pembayaran pajak tepat waktu

Gambar 4. Data UMKM yang melakukan pelaporan pajak tepat waktu

Berdasarkan data yang diperoleh dari dua grafik diatas, maka tingkat kepatuhan wajib
pajak UMKM, baik dalam melakukan proses pembayaran pajak maupun pelaporan pajak
mengalami kenaikan saat menggunakan website online pajak. Tingkat kenaikannya sebesar
25% dari penggunaan e-filling.
4.2. Pembahasan

Untuk proses pembahasan dan pembuktian hipotesis, dilakukan dengan meninjau hasil
olah data pada tiap-tiap indikator yang mewakili tiap-tiap hipotesis dengan skala efektivitas.
Berdasarkan Indikator pertama, hasil data survey terkait aspek kemudahan dalam
penggunaan website online pajak untuk UMKM dalam melakukan pemenuhan kewajiban
perpajakannya yaitu 4,2 atau 60%. Sehingga jika ditinjau dari skala efektivitas menurut
Litbang Depdagri (1991) jika rasio efektivitas diantara 60% hingga 80%, maka website
tersebut dinyatakan cukup efektif dalam aspek kemudahan pemakaiannya bagi UMKM.
Sehingga untuk hipotesa pertama yaitu, H1: Website Online Pajak lebih mudah digunakan
UMKM dalam melakukan pemenuhan kewajiban pajak daripada sistem sebelumnya dapat
diterima dan dinyatakan valid.
Berdasarkan Indikator kedua, hasil data survey terkait aspek kebermanfaatan dalam
penggunaan website online pajak untuk UMKM dalam melakukan pemenuhan kewajiban
perpajakannya yaitu 3,9 atau 80%. Sehingga jika ditinjau dari skala efektivitas menurut
Litbang Depdagri (1991) jika rasio efektivitas diantara 60% hingga 80%, maka website
tersebut dinyatakan cukup efektif dalam aspek kebermanfaatan pemakaiannya bagi UMKM.
Sehingga untuk hipotesa kedua yaitu, H2: Website Online Pajak meningkatkan kesadaran
UMKM sebagai wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya dapat diterima dan
dinyatakan valid.
Berdasarkan Indikator ketiga, hasil data survey terkait yaitu tingkat kepatuhan wajib
pajak dengan menggunakan website online pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM
saat menggunakan website online pajak mengalami peningkatan sebesar 25% dibandingkan
dengan penggunaan e-filling. Sehingga untuk hipotesa ketiga yaitu, Website Online Pajak
mendukung tujuan pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik dan tanggap terhadap
UMKM yang melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya dapat diterima dan
dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, mengenai pernayataan kebenaran tiga hipotesa, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa website online pajak dinilai efektif untuk digunakan UMKM
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini disebabkan oleh fitur-fitur yang
disediakan website online pajak sangat membantu pihak UMKM yang masih belum mengerti
dan paham mengenai kewajiban perpajakannya. Hal ini meliputi pembuatan faktur pajak,
pembayaran pajak, dan pelaporan pajak UMKM.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil data yang diperoleh di atas, menyatakan bahwa website online pajak
menjadi salah satu rekomendasi aplikasi utama untuk pihak UMKM dalam melakukan
proses transaksi perpajakan. Yang berarti bahwa website online pajak dinilai cukup efektif
dalam membantu UMKM melakukan proses transaksi perpajakan. Hal ini sejalan dengan
visi dan misi pemerintah untuk memberlakukan proses digitalisasi dan integrasi sistem.
Karena selama ini, sistem perpajakan dibedakan berdasarkan jenis proses transaksinya.
Sehingga saat ini website online pajak menjadi sistem yang memuat seluruh fitur untuk
semua jenis proses transaksi perpajakan. Selain itu, disana juga terdapat fitur konsultasi
perpajakan bagi pemilik UMKM yang kurang memahami proses transaksi perpajakan.
Sehingga Pemilik UMKM dapat bertanya kepada konsultan pajak mengenai proses
perpajakan dimanapun dan kapanpun

6. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN


Keterbatasan dari penilitian ini terletak pada ruang lingkup area pengambilan sampel
yang hanya terbatas pada wilayah Surabaya Utara. Selain itu juga masih belum
lengkapnya indikator untuk penilaian tingkat. efektivitas website online pajak. Maka
dari itu, peneliti berharap untuk penelitian berikutnya, dapat menambahkan indikator
untuk menghitung tingkat efektivitas website online pajak. Serta memperluas wilayah
cakupan pengambilan sampel, sehingga kevalidan data dianggap sah dapat lebih
diterima oleh khalayak umum.

Anda mungkin juga menyukai