Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Menganalisis dan Mengurangi Gambaran Makro

Perekonomian Indonesia

Oleh :
MAHIRUDDIN

   

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE ) YAPMAN MAJENE

TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MENGANALISIS
DAN MENGURANGI GAMBARAN MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
SYAMSURYATI. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang PEREKONOMIAN INDONESIA bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada IBU yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Majene, 2021

Mahiruddin

 Gambaran Makro Dan Indikator Perekonomian Indonesia


1. Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

BPS catat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74% pada kuartal I-2021

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih negatif pada kuartal I-2021. Badan


Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian di tiga bulan pertama tahun ini minus
0,74% yoy. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas
dasar harga berlaku (ADHB) tercatat Rp 3.969,1 triliun. Kemudian, bila dilihat atas
dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp 2.683,1 triliun. 

"Dengan begitu, maka ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih mengalami
kontraksi 0,74% yoy, dan secara kuartalan turun 0,96% qtq," ujar SUhariyanto, Rabu
(5/5) via video conference. 

Meski begitu, Suhariyanto melihat adanya tanda pemulihan yang semakin nyata.
Pasalnya, bila dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi konsisten
mengalami perbaikan. 

Dimulai dari kuartal II-2020 yang pada waktu itu ekonomi tertekan hingga minus 5,32%
yoy, mulai membaik pada kuartal III-2020 yang minus 3,49% yoy, dan kuartal IV-2020
kontraksi kembali mengecil menjadi minus 2,19% yoy. 

"Ini menunjukkan tanda pemulihan ekonomi akan semakin nyata, dan berharap ke
depan pemulihan ekonomi terjadi di 2021 betu-betul bisa terwujud," tandasnya. 

2. Pengangguran di Indonesia
Pengertian dan Penyebab Pengangguran

Pengangguran (tunakarya) ialah istilah yang diberikan untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Umumnya,
pengangguran disebabkan karena jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang ada.

Sejak lama, pengangguran sudah menjadi masalah bagi perekonomian negara. Sebab,
karena adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat berkurang.
Akibatnya, timbullah kemiskinan dan masalah sosial lainnya. 

Secara umum, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pengangguran:

 Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.


 Rendahnya keterampilan dan tingkat pendidikan.
 Kemajuan teknologi.
 Resesi ekonomi.
 Pemanfaatan tenaga kerja antardaerah tidak seimbang.
 Kebijakan pemerintah menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri.

Nah, Quipperian, tentunya pengangguran tidak hanya berdampak negatif bagi orang
yang bersangkutan, tetapi juga bagi masyarakat sekitarnya. 

Berkurangnya kesempatan kerja menyebabkan kelesuan ekonomi, turunnya potensi


diri, hilang keterampilan kerja, menurunnya pajak penghasilan, serta menurunnya
tingkat kesejahteraan masyarakat. 

Jenis-jenis Pengangguran

Nah, jenis-jenis pengangguran sebenarnya dibagi ke dalam beberapa kelompok,


Quipperian. Apa saja? Yuk, simak!

1. Berdasarkan Faktor Penyebabnya

Berdasarkan faktor penyebabnya, pengangguran dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Pengangguran musiman: pengangguran yang terjadi akibat pergantian atau


perubahan musim.
2. Pengangguran siklis: pengangguran yang terjadi akibat krisis ekonomi sehingga
terjadi pemutusan hubungan kerja.
3. Pengangguran de asioner: pengangguran terjadi akibat jumlah tenaga kerja lebih
tinggi dari lowongan yang tersedia.
4. Pengangguran voluntary: pengangguran yang terjadi akibat orang memilih tidak
bekerja padahal masih mampu bekerja.
5. Pengangguran struktural: pengangguran yang terjadi akibat perubahan struktur
ekonomi suatu negara.
6. Pengangguran teknologi: pengangguran yang terjadi akibat kemajuan teknologi
sehingga tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin.
7. Pengangguran friksioner: pengangguran terjadi akibat perbedaan permintaan
tenaga kerja dengan penawaran yang tersedia.

2. Berdasarkan Lama Waktu Bekerja

Pengangguran juga bisa dibagi berdasarkan lama waktu bekerja, yakni: 

a. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)


Pengangguran terbuka ialah situasi di mana orang sama sekali tidak bekerja dan tidak
berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka bisa disebabkan oleh
ketidaktersediaan lapangan kerja, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar
belakang pendidikan, dan tidak mau bekerja. 

Untuk menghitung tingkat pengangguran terbuka, dapat dilakukan dengan rumus:

b. Setengah Menganggur (Underemployment)

Setengah menganggur ialah situasi di mana orang bekerja tetapi tenaganya kurang
termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang
diperoleh. Sebagai contoh orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance)
dimana tidak ada kepastian mengerjakan pada waktu tertentu. 

Untuk menghitung besar tingkat setengah menganggur dapat dilakukan dengan rumus:

c. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)

Pengangguran terselubung terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal.
Kondisi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan
kemampuan dari tenaga kerja. Dampak ketidakcocokan ini tentu akan berpengaruh
pada produktivitas kerja dan penghasilan yang rendah. 

Sebagai contoh seorang lulusan D-3 keperawatan bekerja sebagai sekretaris pada
suatu perusahaan. Dia tidak bisa menjalankan fungsi kesekretariatan dengan baik
sehingga menghambat proses kerja yang ada.

Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran ialah perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah


angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

Apabila peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu negara tidak diimbangi dengan
peningkatan daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut
tergolong tinggi. 
Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah angkatan kerja diimbangi dengan peningkatan
daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut tergolong rendah.

Cara Mengatasi Pengangguran

Pengangguran tidak hanya jadi masalah bagi orang yang bersangkutan, tapi juga bagi
negara dan pemerintah. Untuk itu, penting bagi pemerintah agar membuat kebijakan
yang bisa mengurangi angka pengangguran. Misalnya saja kebijakan seperti:

1. Perluasan kesempatan kerja melalui perluasan produksi, peningkatan investasi,


penyediaan prasarana  sik, peningkatan ekspor, dan penggalakkan program
padat karya (melibatkan banyak tenaga kerja dalam melakukan suatu proses
produksi).
2. Mengurangi urbanisasi guna mencegah pengangguran di kota besar.
3. Penggunaan teknologi yang tepat yang disesuaikan dengan teknologi yang
sifatnya padat karya.
4. Memperbaiki mutu pendidikan yang menciptakan keseimbangan antara dunia
kerja dan dunia pendidikan.
5. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana
(KB).
6. Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja melalui kerja sama
dengan perusahaan dan kampus dalam melaksanakan kegiatan job fair dan
magang.

3. Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. 

Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif,


sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Permasalahan yang tengah
dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan lahir bersamaan dengan
keterbatasan sebagian manusia dalam  mencukupi kebutuhannya. Kemiskinan telah
ada sejak lama. Pada setiap belahan dunia dapat dipastikan adanya golongan atas dan
golongan bawah. Dimana golongan atas selalu bisa memenuhi kebutuhannya,
sedangkan golongan bawah hidup dalam keterbatasan materi yang membuatnya
semakin terpuruk.
  Ruang lingkup kemiskinan identik dengan kawasan  kumuh, kotor, malas, sulit
diatur, tidak disiplin, sumber penyakit, kekacauan bahkan kejahatan. Sehingga timbul
pandangan negatif di masyarakat terhadap kemiskinan. Ada pula contoh yang ikut
mengambarkan sisi negatif dari kemiskinan, yaitu seperti gubuk kumuh dibawah
jembatan layang yang nampak tidak indah, pengamen yang membuat pengguna jalan
tidak merasa nyaman, penjambretan, penodongan, dan pencurian. Hal tersebut kadang
meresahkan masyrakat. Permasalahan ini membuat isu –isu global di setiap negara
berkembang karena seharusnya masalah kemiskinan dan pemberantasnya haruslah
menjadi agenda wajib bagi para pemerintah pemimpin negara.

Indonesia merupakan negara berkembang didunia dan kemiskinan merupakan


salah satu permasalahan yang terjadi di indonesia dengan tingkatan yang mulai tinggi.
Salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang kemiskinannya tinggi adalah Kabupaten
Pacitan. Di Pacitan jumlah desanya yaitu 166 desa, 5 Kelurahan, dan 12 Kecamatan.
Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalam melihat
berdasarkan persoalan real dalam masyarakat tersebut.

Persoalan real dalam masyarakat biasanya karena adanya kecacatan individual


dalam bentuk kondisi dari kelemahan biologis, psikologis, maupun kultural sehingga
dapat menghalanginya untuk memperoleh peruntungan untuk dapat memajukan
hidupnya. Kelompok yang masuk dalam golongan yang tidak beruntung, yaitu
kemiskinan fisik yang lemah, kerentaan, keterisolasian dan ketidakberdayaan.Pada
umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan seperti kurangnya
lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia, Seperti kita ketahui lapangan pekerjaan
yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada dimana
lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya.

Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh


penghasilan dan  menyebabkan kemiskinan di Indonesia. Tidak meratanya pendapatan
penduduk Indonesia Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan  yang
mereka lakukan relative tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada
sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. 

Ini yang disebut tidak meratanya pendapatan penduduk di Indonesia. Tingakat


pendidikan masyarakat yang rendah banyak terjadi di masyarakat Indonesia. Pada
umumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang
tinggi pula atau minimal mempunyai memiliki keterampilan yang memadai sehingga
dapat memperoleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga
kemakmuran penduduk dapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan dapat di
tanggulangi.

Secara politik, kemiskinan dilihat dari tingkat akses terhadap kekuatannya.


Kekuasaan dalam pengertian ini mencangkup tatanan sistem politik yang dapat
menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan
Sumber Daya. Sehingga masyarakat miskin biasanya adalah yang jauh dari pusat
kekuasan karena kekuasaan adalah tangan baja untuk mengurus sumber daya yang
tersedia.

Dilihat dari aspek politik ini pula ada kaitannya dengan kecilnya akses terhadap
berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif posisi lemah dalam proses
pengambilan keputusan, serta lemahnya posisi untuk menuntut hak. Oleh karena itu
pemberantasan kemiskinan yang paling bepengaruh merupakan pemberantasan yang
dimulai oleh para pemerintah dalam membuat kebijakan atau program Beberapa
program yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain
dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2008 pada pengentasan
kemiskinan.

Fokus program tersebut meliputi 5 hal antara lain :

 Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok


 Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin
 Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis
masyarakat.
 Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar
 Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi  masyarakat
miskin.

Dari lima fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang
ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang dilakukan
pemerintah terkait lima program tersebut antara lain:

 Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.


 Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin.

Selain program-program diatas, pemerintah juga mempunyai beberapa program


lainnya. Berikut ini adalah program-pogram pemerintah dalam menanggulagi
kemiskinan di Indonesia:

 Pemerintah melakukan pemerataan pendapatan

Pemerataan pendapatan ini bisa dilakukan dengan cara meratakan gaji UMR di setiap
kota. Kebanyakan masyarakat sudah bekerja dengan keras hingga larut malam tetapi
tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan kerja kerasnya. Itu yang membuat
masyarakat memilih untuk tidak bekerja atau bekerja tetapi dengan niat yang malas-
malasan dan membuat semakin banyaknya jumlah pengangguran.

 Pemerintah melakukan pemerataan pendidikan


Pendidikan juga tidak kalah penting dengan pendapatan. Sebab, jika masyarakat ingin
mendapatkan gaji yang tinggi masyarakat juga harus mempunyai pendidikan yang
tinggi pula. Pemerintah harus bisa meratakan pendidikan di daerah-daerah terpencil
atau tertinggal. Dengan cara membuat sekolah gratis, atau mengirimkan relawan untuk
menjadi guru desa tersebut. Sekarang di Indonesia pendidikan belum sepenuhnya
berjalan dengan baik dan benar. Maka dari itu banyak masyarakat yang kurang
berpendidikan dan tidak mengetahui perkembangan zaman.

 Membuka lapangan pekerjaan

Banyaknya jumlah masyarakat di Indonesia membuat semakin banyak juga


pengangguran yang terjadi. Dikarenakan antara lapangan pekerjaan dengan
masyarakat tidak seimbang jumlahnya. Pemerintah juga harus memperhatikan hal ini
supaya pengangguran bisa berkurang. Banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan oleh
pemerintah, contohnya dengan mengirimkan relawan yang pandai berwirausaha untuk
mengajarkan masyarakat agar pandai dalam berwirausaha. Hal ini akan mampu
mengurangi pengangguran, karena di setiap usaha-usaha yang di dirikan
membutuhkan banyak karyawan.

 Stop eksploitasi atau pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing.

Pemerintah harus memperhatikan hal ini, karena perusahaan di Indonesia sebagain


besar adalah perusahaan asing. Ini yang membuat banyaknya pengangguran di negara
kita. Perusahaan asing merajalela di Indonesia dikarenakan, masyarakat indonesia
kurang sekali dalam hal pendidikan dan keahlian maka dari itu sangat mudah sekali
untuk perusahaan asing mengambil kekayaan alam indonesia dan mendirikan
bangunan-bangunan dengan megah dan mewahnya.

Apabila hal ini diterapkan atau di jalankan oleh pemeritah dan masyarakat maka
kemungkinan besar permasalahan kemiskinan di indonesia akan berkurang setiap
tahunnya dan kesejahtraan masyarakat akan tercipta dengan seiring berjalannya waktu.
Kehidupan di desa-desa juga pasti akan lebih maju dan lebih baik. Semakin baik dan
mau kehidupan di desa juga akan membawa pengaruh baik untuk Indonesia
kedepannya. Jika kemiskinan di Indonesia bisa menurun setiap tahunnya Indonesia
bisa saja menjadi negara maju.

  Pemerintah juga kurang memperhatikan kesehatan-kesehatan masyarakat yang


kurang mampu atau miskin. Banyak sekali di wilayah-wilayah desa yang sangat jauh
sekali untuk menuju ruma sakit. Bahkan ada beberapa desa juga yang tidak
mempunyai puskesmas, jadi masyarakat hanya bisa berobat ke mantri atau dukun-
dukun saja.

Dengan ini, pemerintah bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk
membangun puskesmas atau rumah sakit untuk bisa dipakai oleh masyarakat
setempat. Tetapi, disisi lain masyarakat masih banyak yang belum percaya terhadap
rumah sakit atau puskesmas. Mereka lebih percaya terhadap mantri dan dukun.
Pemikiran masyarakat di pedesaan atau desa terpencil kalau berobat dirumah sakit
pasti membutuhkan biaya yang sangat mahal maka dari itu mereka tidak mau untuk
berobat dirumah sakit.

Pendapatan masyarakat yang tidak seberapa hanya pas untuk makan sehari-hari saja.
Untuk biaya pendidikan saja kebanyakan dari mereka tidak mampu untuk
membayarnya. Hal ini yang membuat warga desa kurang maju dan terbelakang.
Pemerintah seharusnya membangun infrastruktur yang memadai untuk bisa digunakan
oleh masyarakat. Pemerintah seharusnya lebih bisa meratakan jaminan kesehatan
untuk masyarakat yang kurang mampu. Seperti, memberi asuransi yang ringan dan
mudah dibayar oleh masyarakat.

Selain pendidikan dan kesehatan, teknologi juga sangat penting masuk di dalam
tengah-tengah masyarakat pedesaan. Teknologi yang masuk ke dalam pedesaan itu
untuk menunjang kemajuan didesa-desa. Alat komunikasi elektronik juga seharusnya
sudah bisa masuk kedalam pedesaan, karena agar mudah untuk menghubungi
saudara-saudara atau anaknya yang sedang merantau. Pemerintah desa setempat
harus bisa memberi penjelasan tentang penggunannya. Pemerintah juga harus tetap
mengawasi bagaimana berjalannya teknologi yang masuk kedalam pedesaan.
Pengawasan itu sangat penting  agar tidak disalah gunakan oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab.

            Selain masalah kemiskinan di desa terpencil, tidak menutup kemungkinan hal ini
juga bisa terjadi di ibukota. Jakarta adalah tujuan utama masyarakat pedesaan untuk
merantau. Mereka datang ke Jakarta dengan harapan agar kehidupan mereka jauh
lebih baik lagi. Tetapi, mereka tidak memperhatikan keahlian dan bakat yang mereka
punya. Pikiran mereka hidup di ibukota itu bisa mengubah segalanya dengan cepat.
Pada akhirnya mereka tidak dapat mengikuti persaingan yang ketat dan membuat
mereka frustasi dan putus asa. Pilihan terakhir mereka adalah menjadi pengemis,
pengamen yang tinggal dikolong jembatan. Itu sangat mengganggu pemandangan,
apalagi itu terjadi di ibukota Indonesia.

Pemerintah Dki Jakarta seharusnya lebih bisa membuat kebijakan dan peraturan
supaya masyarakat yang ingin merantau ke Jakarta memikirkan lebih matang lagi apa
yang harus mereka lakukan dan apa yang mereka harus kerjakan di Jakarta.

            Saran saya, pemerintah harus lebih bisa memperhatikan kota-kota mana saja
yang jumlah kemiskinan nya tinggi dan bisa memperbaiki itu semua untuk bisa
memajukan kota tersebut.  Pemerintah juga bisa memberikan tunjangan-tunjangan,
seperti di Jakarta sudah ada tunjangan yaitu Kartu Jakarta Pintar.

Anda mungkin juga menyukai