Anda di halaman 1dari 9

Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.

id

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT


PENGANGGURAN DI KOTA KENDARI

Dhea Hervina Subiyakta1, Kiki Novitasari2,


1
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Jawa Timur, 65144
Email : dheahervs@gmail.com
21
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Jawa Timur, 65144
Email : kikinovita1511@gmail.com

ABSTRACT

Unemployment is a problem that is not foreign experienced by developing


countries,for example indonesia, which currently has a population of at most fourth in the
world. The cause of the occurrence of unemployment caused by population growth is
increasing year increased but the amount of field effort is still minimal and in addition also
the rate of economic growth is increasing. In the city of Kendari, the relationship between
economic growth and the unemployment rate in the year 2017-2019 contrast as that
between the unemployment rate has a relation which is negative. Furthermore, to determine
the relationship between the education level and the unemployment rate in the City of
Kendari in the year 2017-2019 which states that the level of education is not constant against
the increase in employment.

Keywords : Unemployment; Economic Growth; Education Level; City of Kendari.

Pendahuluan
Indonesia memiliki penduduk paling banyak keempat di dunia, yaitu
sebanyak 269,5 Juta orang penduduk. Indonesia sebagai negara berkembang
dengan jumlah penduduk sebanyak itu, tentu tidak mudah dalam menciptakan
lapangan pekerjaan, dikarenakan jumlah lapangan kerja yang ada tidak sebanding
dengan jumlah penduduk usia produktif yang siap untuk bekerja. Sehingga
menyebabkan banyak terjadi persaingan dalam mencari lapangan pekerjaan serta
sering terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam pekerjaan sehingga
membuat tingkat pengangguran di Indonesia semakin bertambah.
Pada makroekonomi, tingkat pengangguran berfungsi sebagai salah satu
aspek dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi. Apabila tingkat
pengangguran di suatu negara cukup tinggi, maka akan membuat laju
pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Sehingga membuat negara menjadi

Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….490


Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

jauh dari kata sejahtera dan memunculkan berbagai macam dampak pada
kehidupan sosial masyarakat.
Di Indonesia sendiri masalah pengangguran menjadi masalah utama yang
sulit di pecahkan. Pada beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia berhasil
menurunkan angka pengangguran yang ada di Indonesia, sehingga membuat
pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik. Dan beberapa dampak yang
muncul dari adanya pegangguran perlahan mulai teratasi.
Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi
oleh setiap negara, khususnya di negara berkembang seperti indonesia. masalah
pengangguran ini memang selalu menjadi suatu persoalan yang perlu dipecahkan
dalam perekenomian negara khususnya di negara indonesia. Jumlah Penduduk
yang setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan berdampak kepada jumlah
angkatan kerja.
Tingginya tingkat penganggguran dalam suatu negara dapat membawa
dampak negatif terhadap perekonomian negara tersebut. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) pengangguran di definisikan sebagai orang yang masuk kedalam
angka kerja (15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan masih belum
mendapatkan pekerjaan yang layak atau sesuai dengan keinginannya (Nastiti Novia
Ayuningtyas, 2018). Pengangguran terjadi karena pertumbuhan angkatan kerja
lebih tinggi daripada pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada.
Adanya kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan kriteria dengan pasar
kerja. Fenomena pengangguran ini juga berkaitan dengan terjadinya pemutusan
hubungan kerja yang disebabkan oleh; perusahaan yang sedang mengalami
penurunan produksi akibat dari krisis ekonomi atau keamanan yang kurang
maksimal, hambatan yang muncul seperti kegiatan ekspor-impor, peraturan yang
menghabat investasi, dan lain-lain. Pengangguran merupakan salah satu indikator
penting di bidang ketenagakerjaan, dimana tingkat pengagguran dapat mengukur
sejauh mana angkatan kerja mampu diserap oleh lapanangan kerja yang tersedia.
Pengangguran yang tinggi dapat menjadi sumber utama kemiskinan, yang
dapat memicu kriminalitas yang tinggi serta dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat
pengangguran di indonesia, antara: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari
jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Kedua,
kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan
oleh pasar kerja (mis-match).
Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang
tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan
yang mamadai (unskill labour). Keempat, terjadinya pemutusan hubungan kerja
Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….491
Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

(PHK) karena krisis global, dan Kelima, terbatasnya sumber daya alam dikota yang
tidak memungkinkan lagi bagi masyarakat untuk mengolah sumber daya alam
menjadi mata pencaharian. Dari kelima faktor yang telah dijelaskan tersebut
indonesia tampak dominan di faktor pertama dan kedua (Sanisah, 2010).

Kajian Literatur
Pengangguran dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menggambarkan
bahwa terdapatnya sumber daya manusia yang tidak dipekerjakan (Hasyim, 2016).
Selain itu, terdapat pengertian bahwa pengangguran merupakan kondisi seseorang
yang termasuk dalam angkatan kerja, ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum
bisa mendapatkannya (Sukirno, 2013). Pengangguran memiliki 2 (dua) macam
golongan yang dibagi berdasarkan sumber dan pengangguran dan ciri
pengangguran.
Golongan pengangguran berdasarkan sumber terjadinya pengangguran
dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu sebagai beriku :
a. Pengangguran Friksional atau Normal, yaitu kondisi dimana seseorang telah
memliki pekerjaan, akan tetapi memilih meninggalkan pekerjaannya untuk
mencari pekerjaan baru yang memiliki gaji dan keahlian yang lebih sesuai.
b. Pengangguran Siklikal, yaitu kondisi dimana pengangguran ada karena adanya
siklus permintaan perekonomian yang tidak stabil pada suatu negara.
c. Pengangguran Struktural, yaitu suatu kondisi dimana para pemilik usaha
memerlukan keterampilan yang baru pada pekerjanya, sehingga menimbulkan
perubahan struktur kegiatan ekonomi dan membuat beberapa pekerja terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK).
d. Pengangguran Teknologi, yaitu suatu kondisi dimana dengan adanya kemajuan
teknologi di Dunia, maka tenaga kerja manusia mulai di gantikan dengan
teknologi tersebut.
Selanjutnya ada golongan pengangguran berdasarkan cirinya, yang dimana
pengangguran berdasarkan ciri dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Pengangguran Terbuka, yaitu kondisi dimana kurangnya lapangan kerja
dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang siap untuk bekerja.
b. Pengangguran Tersembunyi, yaitu kondisi dimana jumlah pekerja yang ada
pada suatu kegiatan perekonomian lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
pekerja yang sebenarnya dibutuhkan.
c. Pengangguran Musiman, yaitu kondisi dimana pengangguran ini banyak terjadi
di daerah pedesaan, dikarenakan apa yang dikerjakan di lakukan sesuai dengan
musimnya.
Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….492
Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

d. Setengah Menganggur, yaitu kondisi yang sering terdapat di negara-negara


bekembang,. Hal ini dikarenakan para pekerja memiliki pekerjaan, namun jam
kerja yang dapat dilakukan pekerja hanya sedikit atau kurang dari 35
Jam/Minggu (Sukirno, 2013).
Penyebab terjadinya pengangguran ada banyak, akan tetapi ada 6 (enam)
hal yang cukup mendasari terjadinya pengangguran pada suatu negara, yaitu
sebagai berikut :
a. Rendahnya pengeluaran agregat;
b. Mencari jenis pekerjaan yang lebih sesuai;
c. Kemajuan pada teknologi
d. Ketidaksesuaian keterampilan yang dibutuhkan;
e. Sedikitnya lapangan kerja;
f. PHK
Terdapat beberapa dampak dari adanya pengangguran yang meningkat di
suatu negara, diantaranya yaitu :
a. Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat;
b. Berkurangnya tingkat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
c. Memunculkan efek psikologis yang buruk untuk dirinya dan keluarganya;
d. Munculnya kekacauan pada sektor politik dan sektor sosial;
e. Menghambat proses pembangunan ekonomi negara
Pertumbuhan ekonomi memiliki arti bahwa adanya reaksi atas transisi
kondisi perekonomian negara menuju ke arah yang lebih baik selama periode
tertentu. Pada pertumbuhan ekonomi terdapat komponen dasar yang dapat
membantu pertumbuhan perekonomian suatu negara, diantaranya yaitu :
a. Peningkatan atas persediaan barang secara terus menerus;
b. Peningkatan teknologi untuk menyajikan beraneka macam barang kepada
penduduk’
c. Peningkatan pemakaian teknologi secara meluas dan efisien.
Pada pertumbuhan ekonomi, terdapat indikator berupa Gross Domestic
Product (GDP) dan Gross National Product (GNP) yang dimana kedua indikator
tersebut dipergunakan untuk mengukur tingkat pendapatan penduduk pada
perekonomian (GDP) dan untuk mengetahui batas pendapatan setiap wilayah
(Hasyim, 2016). Relasi antara tingkat pertumbuhan ekonomi Gross Domestic
Product (GDP) dengan tingkat pegangguran mempunyai relasi yang negatif. Apabila
disuatu negara tingkat pertumbuhan ekonomi (GDP) meningkat, maka tingkat
pengangguran yang ada pada negara tersebut menurun. Apabila tingkat
pertumbuhan ekonomi (GDP) tidak mengalami kenaikan, maka tingkat

Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….493


Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

pengangguran tetap berada ditempat dengan kemungkinan akan mengalami


kenaikan sebesar 1,5% dari situasi sebelumnya (Gregory, 2006).
Tingkat Pendidikan merupakan suatu sistem pembelajaran yang dapat
menciptakan kapabilitas atas fundamental secara intelektual maupun secara
emosional ang menuju kepada sesama mahkluk sosial dan alam. Selain itu terdapat
pengertian lain yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan suatu
sistem jangka panjang yang memakai metode sistematis dan terorganisir untuk
menelaah pengetahuan yang ada (Mangkunegara, 2003). Tingkat pendidikan
memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi.
Relasi antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengangguran itu cukup
berketerkaitan, dikarenakan pendidikan pada saat ini merupakan alat dalam
memperoleh target yang berkelanjutan. Adanya tingkat pendidikan yang tinggi
membuat lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja menjadi meningkat,
sehingga membantu mengurangi pengangguran yang ada pada sebuah negara.
Serta dengan adanya tingkat pendidikan yang membuat manusia mampu untuk
mempergunakan tekonologi modern secara efektif dan efisien sehingga mampu
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Smith, 2004).

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penilitian studi literatur dan penelitian
deskriptif kuantitatif. Studi literatur merupakan penelitian dengan menggunakan
teknik berupa pengumpulan data yang relevan baik itu pada buku, literatur atau
jurnal, serta laporan dan catatan yang berketerkaitan dengan penelitian tersebut
(Nazir, 2013). Sedangkan penelitian dengan pendekatan kuantitiatif merupakan
sautu penlitian menggunakan kumpulan data-data yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam angka (numerik) (Kuncoro, 2003). Pada penelitian ini terdapat
beberapa variabel bebas, daintaranya yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi (X1) sdan
tingkat pendidikan (X2). Sedangkan untuk variabel terikat yaitu tingkat
pengangguran (Y1). Teknik untuk pengumpulan data yaitu menggunakan teknik
pengumpulan data berupa dokumen. Pada penelitian ini sumber data diperoleh dari
hasil telaah jurnal/ literatur yang serupa dan juga data dari BPS Kota Kendari. Data
yang telah ada akan dikerjakan dengan metode analisis jalur (path analysis) dengan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Pada penelitian dengan menggunakan
metode analisis jalur ini diigunakan untuk menuraikan pola relasi antar variabel.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui impresi langsung maupun tidak langsung
yang ada pada variabel bebas dengan varibael terikat. Dari kedua variabel tersebut,
terdapat bentuk persamaan sebagai berikut :

Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….494


Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Y=α1X1+α2X2+e1

Ket :
X1 = Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari
X2 = Tingkat Pendidikan Kota Kendari
Y = Tingkat Pengangguran Kota Kendari
α = Koefisien Regresi
e = Error
Taraf Signifikansi α = 10% atau 0.10
Fokus pembahasan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat
pengangguran yang ada di Kota Kendari pada Tahun 2017-2019.
2. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengangguran yang ada di Kota Kendari pada Tahun 2017-2019.

Hasil
Setelah dilakukan analisis menggunakan aplikasi SPSS 25, diperoleh hasil
yaitu sebagai berikut :
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari (X1) terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Kendari (Y)
Berdasarkan nilai t-hitung variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) yaitu 0.520,
sedangkan untuk nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 10% yaitu 6.314, maka
memiliki arti bahwa t-hitung<t-tabel (0.520<6.314). dapat dinterpretasikan
bahwa variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Selanjutnya, nilai signifikansi yang diperoleh
memberikan hasil 0,695, yang jika dibandingkan dengan taraf signifikansi
sebesar 0.10, maka 0.695>0.10 yang memiliki arti bahwa variabel X1
(pertumbuhan ekonomi) tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di
kota Kendari.
Berdasarkan uji signifikansi dapat diambil keputusan bahwa hipotesis
pertama (H1) pada penelitian ini yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan
perekonomian memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Kota Kendari, ditolak. Berdasarkan hasil pengaruh tingkat
pertumbuhan perekonomian secara langsung, terhadap tingkat pengangguran
tidak signifikan di Kota Kendari memiliki nilai sebesar 0.271. Hasil dari penelitian
yang telah dilakukan ini bertolak belakang dengan teori tingkat pertumbuhan
ekonomi yang menyatakan bahwa relasi antara tingkat pertumbuhan ekonomi

Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….495


Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Gross Domestic Product (GDP) dengan tingkat pegangguran mempunyai relasi


yang negatif.
Apabila disuatu negara tingkat pertumbuhan ekonomi (GDP) meningkat,
maka tingkat pengangguran yang ada pada negara tersebut menurun. Apabila
tingkat pertumbuhan ekonomi (GDP) tidak mengalami kenaikan, maka tingkat
pengangguran tetap berada ditempat dengan kemungkinan akan mengalami
kenaikan sebesar 1,5% dari situasi sebelumnya (Gregory, 2006). Pada hasil
lapang mengenai pengaruh dari tingkat pertumbuhan perekonomian di Kota
Kendari memiliki nilai positif akan tetapi tidak signifikan dengan tingkat
pengangguran di Kota Kendari.
Adanya pengaruh yang memiliki nilai positif akan tetapi tidak signifikan
tersebut disebabkan karena menurunnya pertumbuhan ekonomi Kota Kendari
pada tahun 2017 hingga 2019. Menurunnya tingkat perumbuhan ekonomi kota
Kendari membawa dampak terhadap tingkat pengangguran yang ada, yang
dimana pada tahun 2017 hingga 2019 tingkat pengangguran di Kota Kendari
pun ikut menurun. Oleh sebab itu hasil dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan
tingkat pengangguran di Kota Kendari memiliki hasil berupa relasi yang positif
akan tetapi tidak signifikan.
2. Pengaruh Tingkat Pendidikan di Kota Kendari (X2) terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Kendari (Y)
Berdasarkan nilai t-hitung variabel X2 (tingkat pendidikan) yaitu 0.109,
sedangkan untuk nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 10% yaitu 6.314, maka
memiliki arti bahwa t-hitung<t-tabel (0.109<6.314). dapat dinterpretasikan
bahwa variabel X2 (tingkat pendidikan) tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Selanjutnya, nilai signifikansi yang diperoleh
memberikan hasil 0,931, yang jika dibandingkan dengan taraf signifikansi
sebesar 0.10, maka 0.931>0.10 yang memiliki arti bahwa variabel X2 (tingkat
pendidikan) tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di kota Kendari.
Berdasarkan uji signifikansi dapat diambil keputusan bahwa hipotesis kedua
(H2) pada penelitian ini yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki
pengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kota
Kendari, ditolak. Berdasarkan hasil pengaruh tingkat pendidikan secara
langsung, terhadap tingkat pengangguran tidak signifikan di Kota Kendari
memiliki nilai sebesar 0.012. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini
bertolak belakang dengan teori adanya tingkat pendidikan yang tinggi
membuat lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja menjadi
meningkat, sehingga membantu mengurangi pengangguran yang ada pada
sebuah negara. Serta dengan adanya tingkat pendidikan yang membuat
Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….496
Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

manusia mampu untuk mempergunakan tekonologi modern secara efektif dan


efisien sehingga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan (Smith, 2004).
Pada hasil lapang mengenai pengaruh dari tingkat pendidikan di Kota
Kendari memiliki nilai positif akan tetapi tidak signifikan dengan tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Adanya pengaruh yang memiliki nilai positif
akan tetapi tidak signifikan tersebut disebabkan karena meningkatnya tingkat
pendidikan Kota Kendari pada tahun 2017 hingga 2019. Meningkatnya tingkat
pendidikan di Kota Kendari tidak berkesinambungan dengan meningkatnya
lapangan pekerjaan.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan diatas adalah
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari (X1) terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Kendari (Y), pada variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) apabila
berdasarkan nilai t-hitung variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) yaitu 0.520,
sedangkan untuk nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 10% yaitu 6.314, maka
memiliki arti bahwa t-hitung<t-tabel (0.520<6.314). dapat dinterpretasikan bahwa
variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Dan apabila nilai signifikansi yang diperoleh
memberikan hasil 0,695, maka jika dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar
0.10, maka akan menunjukka hasil 0.695>0.10 yang memiliki arti bahwa variabel X1
(pertumbuhan ekonomi) tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di kota
Kendari. Sedangkan apabila berdasarkan uji signifikansi dapat diambil keputusan
bahwa hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini yang menyatakan bahwa tingkat
pertumbuhan perekonomian memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap
tingkat pengangguran di Kota Kendari, ditolak. Berdasarkan hasil pengaruh tingkat
pertumbuhan perekonomian secara langsung, terhadap tingkat pengangguran
tidak signifikan di Kota Kendari memiliki nilai sebesar 0.271. Adanya dampak yang
dihasilkan baik itu positif maupun negatif. Pengaruh nilai positif yang diberikan
tidak signifikan karena adanya penurunan pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari
pada tahun 2017-2019.
Pengaruh Tingkat Pendidikan di Kota Kendari (X2) terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Kendari (Y), Berdasarkan nilai t-hitung variabel X2 (tingkat
pendidikan) yaitu 0.109, sedangkan untuk nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 10%
yaitu 6.314, maka memiliki arti bahwa t-hitung<t-tabel (0.109<6.314). dapat
dinterpretasikan bahwa variabel X2 (tingkat pendidikan) tidak berpengaruh
terhadap tingkat pengangguran di Kota Kendari. Sedangkan, nilai signifikansi yang
Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….497
Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

diperoleh memberikan hasil 0,931, yang jika dibandingkan dengan taraf signifikansi
sebesar 0.10, maka 0.931>0.10 yang memiliki arti bahwa variabel X2 (tingkat
pendidikan) tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di kota Kendari.
Berdasarkan uji signifikansi dapat diambil keputusan bahwa hipotesis kedua (H2)
pada penelitian ini yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh
langsung dan signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kota Kendari, ditolak.
Berdasarkan hasil pengaruh tingkat pendidikan secara langsung, terhadap tingkat
pengangguran tidak signifikan di Kota Kendari memiliki nilai sebesar 0.012. Maka
dapat dilihat dari hasil lapang mengenai pengaruh dari tingkat pendidikan di Kota
Kendari memiliki nilai positif akan tetapi tidak signifikan dengan tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Dan untuk itu pemerintah seharusnya mempunyai
kebijakan terhadap penduduk khususnya untuk masyarakat yang ingin mencari
kerja agar tingkat pengangguran dapat berkurang khususnya di Kota Kendari.

Daftar Pustaka
Ayuningtyas, N. N. (2018). Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Tingkat Pengangguran di Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Ekonomi Mulawarman.
Dahma Amar Ramdhan, D. S. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengangguran dan kemiskinan di kota samarinda . INOVASI, Volume 13 (1),
1-18.
Gregory, M. N. (2006). Makroekonomi. Edisi Keenam, Terjemahan Haris Munandar.
Jakarta: Erlangga.
Hasyim, A. I. (2016). Ekonomi Makro. Depok: Kencana.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mangkunegara, A. A. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sanisah, S. (2010). PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGANGGURAN TERBUKA: Sebuah
Dilema Oleh: Siti Sanisah *. PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGANGGURAN
TERBUKA: Sebuah Dilema, 13, 147–159.
Smith, M. P. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia. Edisi, Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.

Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….498

Anda mungkin juga menyukai