id
ABSTRACT
Pendahuluan
Indonesia memiliki penduduk paling banyak keempat di dunia, yaitu
sebanyak 269,5 Juta orang penduduk. Indonesia sebagai negara berkembang
dengan jumlah penduduk sebanyak itu, tentu tidak mudah dalam menciptakan
lapangan pekerjaan, dikarenakan jumlah lapangan kerja yang ada tidak sebanding
dengan jumlah penduduk usia produktif yang siap untuk bekerja. Sehingga
menyebabkan banyak terjadi persaingan dalam mencari lapangan pekerjaan serta
sering terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam pekerjaan sehingga
membuat tingkat pengangguran di Indonesia semakin bertambah.
Pada makroekonomi, tingkat pengangguran berfungsi sebagai salah satu
aspek dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi. Apabila tingkat
pengangguran di suatu negara cukup tinggi, maka akan membuat laju
pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Sehingga membuat negara menjadi
jauh dari kata sejahtera dan memunculkan berbagai macam dampak pada
kehidupan sosial masyarakat.
Di Indonesia sendiri masalah pengangguran menjadi masalah utama yang
sulit di pecahkan. Pada beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia berhasil
menurunkan angka pengangguran yang ada di Indonesia, sehingga membuat
pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik. Dan beberapa dampak yang
muncul dari adanya pegangguran perlahan mulai teratasi.
Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi
oleh setiap negara, khususnya di negara berkembang seperti indonesia. masalah
pengangguran ini memang selalu menjadi suatu persoalan yang perlu dipecahkan
dalam perekenomian negara khususnya di negara indonesia. Jumlah Penduduk
yang setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan berdampak kepada jumlah
angkatan kerja.
Tingginya tingkat penganggguran dalam suatu negara dapat membawa
dampak negatif terhadap perekonomian negara tersebut. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) pengangguran di definisikan sebagai orang yang masuk kedalam
angka kerja (15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan masih belum
mendapatkan pekerjaan yang layak atau sesuai dengan keinginannya (Nastiti Novia
Ayuningtyas, 2018). Pengangguran terjadi karena pertumbuhan angkatan kerja
lebih tinggi daripada pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada.
Adanya kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan kriteria dengan pasar
kerja. Fenomena pengangguran ini juga berkaitan dengan terjadinya pemutusan
hubungan kerja yang disebabkan oleh; perusahaan yang sedang mengalami
penurunan produksi akibat dari krisis ekonomi atau keamanan yang kurang
maksimal, hambatan yang muncul seperti kegiatan ekspor-impor, peraturan yang
menghabat investasi, dan lain-lain. Pengangguran merupakan salah satu indikator
penting di bidang ketenagakerjaan, dimana tingkat pengagguran dapat mengukur
sejauh mana angkatan kerja mampu diserap oleh lapanangan kerja yang tersedia.
Pengangguran yang tinggi dapat menjadi sumber utama kemiskinan, yang
dapat memicu kriminalitas yang tinggi serta dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat
pengangguran di indonesia, antara: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari
jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Kedua,
kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan
oleh pasar kerja (mis-match).
Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang
tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan
yang mamadai (unskill labour). Keempat, terjadinya pemutusan hubungan kerja
Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….491
Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id
(PHK) karena krisis global, dan Kelima, terbatasnya sumber daya alam dikota yang
tidak memungkinkan lagi bagi masyarakat untuk mengolah sumber daya alam
menjadi mata pencaharian. Dari kelima faktor yang telah dijelaskan tersebut
indonesia tampak dominan di faktor pertama dan kedua (Sanisah, 2010).
Kajian Literatur
Pengangguran dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menggambarkan
bahwa terdapatnya sumber daya manusia yang tidak dipekerjakan (Hasyim, 2016).
Selain itu, terdapat pengertian bahwa pengangguran merupakan kondisi seseorang
yang termasuk dalam angkatan kerja, ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum
bisa mendapatkannya (Sukirno, 2013). Pengangguran memiliki 2 (dua) macam
golongan yang dibagi berdasarkan sumber dan pengangguran dan ciri
pengangguran.
Golongan pengangguran berdasarkan sumber terjadinya pengangguran
dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu sebagai beriku :
a. Pengangguran Friksional atau Normal, yaitu kondisi dimana seseorang telah
memliki pekerjaan, akan tetapi memilih meninggalkan pekerjaannya untuk
mencari pekerjaan baru yang memiliki gaji dan keahlian yang lebih sesuai.
b. Pengangguran Siklikal, yaitu kondisi dimana pengangguran ada karena adanya
siklus permintaan perekonomian yang tidak stabil pada suatu negara.
c. Pengangguran Struktural, yaitu suatu kondisi dimana para pemilik usaha
memerlukan keterampilan yang baru pada pekerjanya, sehingga menimbulkan
perubahan struktur kegiatan ekonomi dan membuat beberapa pekerja terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK).
d. Pengangguran Teknologi, yaitu suatu kondisi dimana dengan adanya kemajuan
teknologi di Dunia, maka tenaga kerja manusia mulai di gantikan dengan
teknologi tersebut.
Selanjutnya ada golongan pengangguran berdasarkan cirinya, yang dimana
pengangguran berdasarkan ciri dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Pengangguran Terbuka, yaitu kondisi dimana kurangnya lapangan kerja
dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang siap untuk bekerja.
b. Pengangguran Tersembunyi, yaitu kondisi dimana jumlah pekerja yang ada
pada suatu kegiatan perekonomian lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
pekerja yang sebenarnya dibutuhkan.
c. Pengangguran Musiman, yaitu kondisi dimana pengangguran ini banyak terjadi
di daerah pedesaan, dikarenakan apa yang dikerjakan di lakukan sesuai dengan
musimnya.
Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….492
Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penilitian studi literatur dan penelitian
deskriptif kuantitatif. Studi literatur merupakan penelitian dengan menggunakan
teknik berupa pengumpulan data yang relevan baik itu pada buku, literatur atau
jurnal, serta laporan dan catatan yang berketerkaitan dengan penelitian tersebut
(Nazir, 2013). Sedangkan penelitian dengan pendekatan kuantitiatif merupakan
sautu penlitian menggunakan kumpulan data-data yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam angka (numerik) (Kuncoro, 2003). Pada penelitian ini terdapat
beberapa variabel bebas, daintaranya yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi (X1) sdan
tingkat pendidikan (X2). Sedangkan untuk variabel terikat yaitu tingkat
pengangguran (Y1). Teknik untuk pengumpulan data yaitu menggunakan teknik
pengumpulan data berupa dokumen. Pada penelitian ini sumber data diperoleh dari
hasil telaah jurnal/ literatur yang serupa dan juga data dari BPS Kota Kendari. Data
yang telah ada akan dikerjakan dengan metode analisis jalur (path analysis) dengan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Pada penelitian dengan menggunakan
metode analisis jalur ini diigunakan untuk menuraikan pola relasi antar variabel.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui impresi langsung maupun tidak langsung
yang ada pada variabel bebas dengan varibael terikat. Dari kedua variabel tersebut,
terdapat bentuk persamaan sebagai berikut :
Y=α1X1+α2X2+e1
Ket :
X1 = Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari
X2 = Tingkat Pendidikan Kota Kendari
Y = Tingkat Pengangguran Kota Kendari
α = Koefisien Regresi
e = Error
Taraf Signifikansi α = 10% atau 0.10
Fokus pembahasan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat
pengangguran yang ada di Kota Kendari pada Tahun 2017-2019.
2. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengangguran yang ada di Kota Kendari pada Tahun 2017-2019.
Hasil
Setelah dilakukan analisis menggunakan aplikasi SPSS 25, diperoleh hasil
yaitu sebagai berikut :
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari (X1) terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Kendari (Y)
Berdasarkan nilai t-hitung variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) yaitu 0.520,
sedangkan untuk nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 10% yaitu 6.314, maka
memiliki arti bahwa t-hitung<t-tabel (0.520<6.314). dapat dinterpretasikan
bahwa variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Selanjutnya, nilai signifikansi yang diperoleh
memberikan hasil 0,695, yang jika dibandingkan dengan taraf signifikansi
sebesar 0.10, maka 0.695>0.10 yang memiliki arti bahwa variabel X1
(pertumbuhan ekonomi) tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di
kota Kendari.
Berdasarkan uji signifikansi dapat diambil keputusan bahwa hipotesis
pertama (H1) pada penelitian ini yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan
perekonomian memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Kota Kendari, ditolak. Berdasarkan hasil pengaruh tingkat
pertumbuhan perekonomian secara langsung, terhadap tingkat pengangguran
tidak signifikan di Kota Kendari memiliki nilai sebesar 0.271. Hasil dari penelitian
yang telah dilakukan ini bertolak belakang dengan teori tingkat pertumbuhan
ekonomi yang menyatakan bahwa relasi antara tingkat pertumbuhan ekonomi
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan diatas adalah
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kota Kendari (X1) terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Kendari (Y), pada variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) apabila
berdasarkan nilai t-hitung variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) yaitu 0.520,
sedangkan untuk nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 10% yaitu 6.314, maka
memiliki arti bahwa t-hitung<t-tabel (0.520<6.314). dapat dinterpretasikan bahwa
variabel X1 (pertumbuhan ekonomi) tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Dan apabila nilai signifikansi yang diperoleh
memberikan hasil 0,695, maka jika dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar
0.10, maka akan menunjukka hasil 0.695>0.10 yang memiliki arti bahwa variabel X1
(pertumbuhan ekonomi) tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di kota
Kendari. Sedangkan apabila berdasarkan uji signifikansi dapat diambil keputusan
bahwa hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini yang menyatakan bahwa tingkat
pertumbuhan perekonomian memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap
tingkat pengangguran di Kota Kendari, ditolak. Berdasarkan hasil pengaruh tingkat
pertumbuhan perekonomian secara langsung, terhadap tingkat pengangguran
tidak signifikan di Kota Kendari memiliki nilai sebesar 0.271. Adanya dampak yang
dihasilkan baik itu positif maupun negatif. Pengaruh nilai positif yang diberikan
tidak signifikan karena adanya penurunan pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari
pada tahun 2017-2019.
Pengaruh Tingkat Pendidikan di Kota Kendari (X2) terhadap Tingkat
Pengangguran Kota Kendari (Y), Berdasarkan nilai t-hitung variabel X2 (tingkat
pendidikan) yaitu 0.109, sedangkan untuk nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 10%
yaitu 6.314, maka memiliki arti bahwa t-hitung<t-tabel (0.109<6.314). dapat
dinterpretasikan bahwa variabel X2 (tingkat pendidikan) tidak berpengaruh
terhadap tingkat pengangguran di Kota Kendari. Sedangkan, nilai signifikansi yang
Dhea Hervina, Kiki Novitasari (Faktor Tingkat Pengangguran)……………………….497
Volume: 11 Issue 2 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id
diperoleh memberikan hasil 0,931, yang jika dibandingkan dengan taraf signifikansi
sebesar 0.10, maka 0.931>0.10 yang memiliki arti bahwa variabel X2 (tingkat
pendidikan) tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di kota Kendari.
Berdasarkan uji signifikansi dapat diambil keputusan bahwa hipotesis kedua (H2)
pada penelitian ini yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh
langsung dan signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kota Kendari, ditolak.
Berdasarkan hasil pengaruh tingkat pendidikan secara langsung, terhadap tingkat
pengangguran tidak signifikan di Kota Kendari memiliki nilai sebesar 0.012. Maka
dapat dilihat dari hasil lapang mengenai pengaruh dari tingkat pendidikan di Kota
Kendari memiliki nilai positif akan tetapi tidak signifikan dengan tingkat
pengangguran di Kota Kendari. Dan untuk itu pemerintah seharusnya mempunyai
kebijakan terhadap penduduk khususnya untuk masyarakat yang ingin mencari
kerja agar tingkat pengangguran dapat berkurang khususnya di Kota Kendari.
Daftar Pustaka
Ayuningtyas, N. N. (2018). Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Tingkat Pengangguran di Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Ekonomi Mulawarman.
Dahma Amar Ramdhan, D. S. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengangguran dan kemiskinan di kota samarinda . INOVASI, Volume 13 (1),
1-18.
Gregory, M. N. (2006). Makroekonomi. Edisi Keenam, Terjemahan Haris Munandar.
Jakarta: Erlangga.
Hasyim, A. I. (2016). Ekonomi Makro. Depok: Kencana.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mangkunegara, A. A. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sanisah, S. (2010). PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGANGGURAN TERBUKA: Sebuah
Dilema Oleh: Siti Sanisah *. PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGANGGURAN
TERBUKA: Sebuah Dilema, 13, 147–159.
Smith, M. P. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia. Edisi, Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.